Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Didalam bab ini Penulis memaparkan tentang istilah-istilah dan teori-teori yang
mendukung dan berhubungan dengan pembahasan karya tulis ini, yang bersumber
dari referensi buku-buku dan juga observasi selama penulis melaksanakan praktek
.

1.Bidang Keagenan
Keagenan adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaran
lain di Indonesia atau asing di luar negeri untuk mengurus segala sesuatu yang
berkaitan dengan kepentingan dengan kapalnya. Jadi perusahaan pelayaran
dapat menunjuk agen dalam hal membutuhkan pelayanan kapal, tetapi dapat
juga ditunjuk sebagai agen yang dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan
lain (Soedjono Kramadibrata, 2002 : 18).
Ruang lingkup kerja agen sangat berkaitan dengan perusahaan pelayaran dan
pelabuhan. Menurut peraturan Republik Indonesia No. 28 tahun 2011 tentang
angkutan di perairan. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegitan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi agen di pelabuhan tertentu.
Menurut Banu Santoso (2003 : 49), pengertian perusahaan pelayaran adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan ruang kapal. Maka ruang
lingkup perusahaan pelayaran meliputi penyediaan ruang kapal untuk barang,
penumpang atau hewan, untuk kegiatan keagenan dan sebagai kegiatan
ekspedisi khusus barang-barang yang dibongkar atau muat dari atau ke kapal.

6
7

2. Macam-macam Agen dan Tugas Agen

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 46 tahun 2011 Tentang tata cara
dan persyaratan pemberian ijin penggunaan kapal asing untuk kegiatan lain
yang tidak termasuk kegiatan mengangkut penumpang dan barang dalam
kegiatan angkutan laut dalam ataupun luar negeri.
1. Macam-macam agen pelayaran
a. General agen
General agen adalah perusahaan angkutan laut nasional yang ditunjuk
oleh perusahaan angkutan laut asing di luar negeri untuk mengurus
segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapalnya (baik
kapal milik, carter maupun kapal yang dioperasikan).
b. Sub agen
Sub agen adalah perusahaan angkutan laut nasional yang ditunjuk oleh
agen umum untuk melayani keperluan-keperluan kapal keagenannya
di masing-masing pelabuhan yang disinggahi kapal tersebut dimana
perusahaan itu berada.

2. Tugas agen pelayaran


Keagenan sebagaimana dimaksud dalam pasal 51, pasal 52 dan pasal 53,
untuk mengurus kepentingan kapal yang diageni selama berada di
pelabuhan meliputi :
a. Melaporkan kedatangan atau keberangkatan kapal, dan menyerahkan
dokumen kapal kepada administrator pelabuhan atau kepala kantor
pelabuhan setempat.
b. Berkenan dengan jasa-jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh kapal
tersebut.
c. Penunjukan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) untuk kepentingan
pemilik kapal.
8

d. Menyelesaikan kebutuhan nahkoda dan anak buah kapal tentang


proposion.
e. Menyelesaikan dokumen kapal yang habis masa berlakunya atas
beban pemilik kapal.
f. Memungut uang jasa angkut (Freight) atas perintah pemilik kapal.
g. Melakukan pembukuan dan pencairan muatan (Canvasssing).
h. Menerbitkan konosement (Bill of Lading) dan atas nama pemilik
kapal.
i. Menyelesaikan tagihan (Disbursement) dan Claim untuk nama
pemilik kapal.
j. Menyelesaikan pengisian bunker Bahan Bakar Minyak dan Air tawar.
k. Memberikan informasi yang diperlukan oleh pemilik kapal.
l. Membuat laporan kepada administrator pelabuhan atau kepada kantor
pelabuhan tentang kegiatan kerja di pelabuhan.

3. Persiapan-persiapan yang Harus Dilaksanakan oleh Agen Pelayaran

Dalam menjalankan tugas sebagai agen, perlu memperhatikan juga segala sesuatu
peraturan agar kapal yang hendak berlabuh tidak menimbulkan kejadian yang
mengganggu keefektifan kerja di lingkungan pelabuhan.
Menurut Raja Oloan Gurning dan Eko Hariyadi Budiyanto (2007:49-51).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh agen pelayaran sebelum
penyandaran kapal adalah sebagai berikut :
1. Pastikan dermaga sudah kosong dan tidak ada kapal lain yang akan
menggunakan dermaga yang dimaksud.
2. Jika sudah kosong, tempatkan dua buah tanda (bendera) pada posisi muka
dan belakang kapal di dermaga sesuai dengan panjang kapal.
3. Hubungi bagian pemanduan untuk meminta pelayanan pandu.
4. Siapkan petugas karantina, kesehatan pelabuhan dan petugas imigrasi
untuk pemeriksaan di dermaga. Pemeriksaan oleh petugas bea dan cukai
dilakukan atas dasar kepentingan kedinasan.
5. Siapkan peralatan bongkar muat yang diperlukan di sisi dermaga.
9

6. Peraiaran di sepanjang dermaga harus dibersihkan dari kapal-kapal kecil,


motor boat, dan sebagainya.
7. Siapkan buruh/TKBM yang disesuaikan dengan kebutuhan dan jadwal
kegiatan bongkar muat.
8. Pada saat kapal mendekati dermaga harus diperhatikan apakah untuk
mendaratkan tros kapal pertama ke demaga digunakan tali buang atau
dibantu dengan kapal kepil.
9. Siapkan orang atau petugas untuk menerima tros kapal di dermaga.
10. Posisi kapal harus tepat berada di antara dua bendera di dermaga.
11. Pada saat memasukan tros kapal ke bolder yang sudah terdapat tros kapal
lain, maka harus dicegah terjadinya tros kapal menghalangi tros kapal lain
tersebut seandainya kapal tersebut akan meninggalkan dermaga awal.
12. Lubang-lubang air pembuangan yang keluar melalui dinding kapal harus
dihindari jatuh ke atas dermaga dan harus ditutup dengan baik.
13. Sebelum petugas karantina atau kesehatan pelabuhan turun dari kapal,
tidak diperkenankan satu orang pun naik di atas kapal.
14. Untuk menghindari tikus (naik atau turun kapal), maka ujung tangga tidak
boleh menyentuh tanah dan agar diberikan jarak kurang lebih 50 cm dari
dasar dermaga dan tros-tros kapal harus diberi “penutup anti tikus”.
15. Perhatikan apakah jangkar kapal yang berada di sebelah sisi dermaga
tidak membahayakan atau telah dimasukkan di dalam ulup jangkar.
Selain itu, agen pelayaran juga harus mengerti tentang beberapa fungsi saran di
pelabuhan. Menurut A. Abbas Salim (2004 : 173-175). Sarana-sarana
pelabuhan antara lain :
1. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan, yakni sebagai jalan raya perairan
untuk keluar masuk lalu lintas kapal-kapal ke atau dari pelabuhan,
sedangkan kolam pelabuhan adalah tempat parkir kapal-kapal.
2. Dermaga pelabuhan, maupun kolam pelabuhan, tempat-tempat labuh serta
buang jangkar, maupun yang diikat pada bui pelampung merupakan
perairan tempat penambatan kapal-kapal menunggu kesempatan merapat
ke dermaga.
10

3. Daerah tepian laut yang dipergunakan sebagai tempat-tempat kegiatan


pemeliharaan dan reparasi-reparasi kapal, guna menjaga kapal-kapal dan
alat-alat apung sarana angkutan laut terpelihara, tetap layak laut.
4. Tempat peraiaran yang digunakan untuk membongkar atau memuat dan
bersandar kapal-kapal tanker yang disebut pelabuhan minyak. Area ini
merupakan kolam pelabuhan khusus jadi perlu dipelihara jasa
pengerukannya pula.

4. Instansi yang Terkait dalam Clearence

Dikutip dari peraturan Menteri Perhubungan No. PM 46 Tahun 2011 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan. Dalam
menangani kegiatan clearence seorang agen akan berhadapan dengan
beberapa instansi, diantaranya :
1. Karantina Kesehatan Pelabuhan
a. Tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan
Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan
kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan atau bandara dan lintas
batas, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan.
b. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Dalam mengemban tugasnya, KKP melaksanakan fungsi :
1) Pelaksanaan kekarantinaan.
2) Pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit
menular potensial wabah.
3) Pelaksanaan sentra atau simpul jejaring surveilans epidemiologi
regional, nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu
lintas nasioanal.
4) Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan haji.
11

5) Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan


pelabuhan bandara dan lintas batas darat.
6) Pelaksanaan pemberian Sertifikat Obat, Makanan, Kosmetika dan
Alat Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dan
dokumen kesehatan OMKA impor.
7) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut.
8) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah
kerja pelabuhan atau bandara dan lintas batas darat.
9) Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan pelabuhan atau
bandara dan lintas batas darat.
10) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan
pelabuhan atau bandara lintas batas darat.
11) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
2. Pusat Pelayanan Satu Atap
Sebuah instansi pelayaran yang disingkat PPSA ini sebagai pola pelayanan
terpadu pada satu instansi pemerintahan yang bersangkutan sesuai
kewenangan dan diperlukan untuk memudahkan pengurusan serta dalam
hal aspek keselamatan dan keamanan di pelabuhan.
3. Kantor PELINDO
Sebagai pengendali atau pengawas segala kegiatan yang ada di pelabuhan
serta bertanggung jawab atas segala masalah yang ada.

4. Syahbandar
Kantor Syahbandar mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pemeriksaan, pegujian dan sertifikasi kelaiklautan kapal
sesuai dengan kewenangannya.
b. Pengawasan bongkar muat barang berbahaya, limbah bahan
berbahaya dan beracun, dan pengisian bahan bakar.
12

c. Pengawasan baik layar dan kepelautan, alih muat di perairan


pelabuhan, keselamatan pengerukan, reklamasi dan pembangunan
fasilitas pelabuhan sesuai dengan kewenangannya serta penerbitan
Surat Persetujuan Berlayar.
d. Koordinasi dan pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan
pemadaman kebakaran di pelabuhan serta pengawasan perlindungan
lingkungan maritim.
e. Pelaksanaan bantuan pencarian dan penyelamatan (Search and
Rescue/SAR), di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan (DKLp) pelabuhan.
f. Pelaksanaan Ketertiban dan Pratoli, penyidikan tindak pidana
pelayaran pelayaran di dalam Daerah Lingkunagan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan, serta
pengawasan Pekerjaan Bawah Air (PBA), salvage, penundaan dan
pemanduan kapal.

2.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Apa itu pengoperasian

Pengoperasian adalah proses, cara, perbuatan mengoperasikan sesuatu benda,


dalam karya tulis ilmia ini penulis akan membahas cara atau proses
penggunaan atau pengoperasian radar adapun cara atau proses
pengoperasiannya sebagai berikut :
a. Tekan tombol “POWER” untuk menghidupkan Radar
b. Tunggu 3 menit, sampai lampu indicator menyala di STANDBY
c. Kemudian Tekan “TX/STANDBY” untuk mulai menggunakan Radar
sehingga target dapat terdeteksi. Pada proses ini, lampu indikator akan
menyala ke posisi Transmit yang berarti bahwa radar mulai melacak target
sekitar kapal sesuai dengan jarak yang disetel. Biasanya ketika mematikan
Radar maka Renge yang diijinkan adalah 3, 6, 9, 12, hingga 24 Mile.
13

Apabila Range / Jarak pemancaran pulsa Radar kurang dari 3 Mile dapat
menyebabkan Radar cepat mengalami kerusakan pada sistem fungsionalnya
d.Selanjutnya aturlah tombol “GAIN” sedemikian rupa untuk menentukan
kepekaan Radar, “RAIN CLUTTER” untuk memperjelas tampilan
Radar yang berfungsi untuk memperkecil gangguan pada signal di
udara seperti kabut, gerimis hingga hujan deras dan “SEA CLUTTER”
untuk memperjelas tampilan pada Radar yang berfungsi untuk
memperkecil gangguan di permukaan laut yang dapat mengganggu
daya tangkap pulsa Radar sehingga tampilan Radar tampak jelas.
Dari cara atau proses penggunaan atau penggoperasian di atas kita dapat
mengetahui arti dari penggoperasian apa arti penggoperasian

2. Apa itu Radar

Radar (yang dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Radio


Detectionand Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah
suatu sistemgelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi,
mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang,
berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter
hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan
dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan
menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat
ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan
jenisnya.Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio
sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.
Radar adalah deteksi objek sistem yang menggunakan gelombang radio untuk
menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan benda. Hal ini
dapatdigunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, pesawat ruang
angkasa, peluru kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan.
Hidangan radar atau antena mentransmisikan pulsa gelombang radio atau
14

gelombang mikro yangmemantul dari benda di jalan mereka. Tujuannya


mengembalikan sebagian kecil dari energi gelombang untuk hidangan
atau antena yang biasanya terletakdi tempat yang sama dengan pemancar.
Radar diam-diam dikembangkan oleh beberapa negara sebelum dan selama
Perang Dunia II. The RADAR Istilah ini diciptakan pada tahun 1940 oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai akronim untuk radio dan
Deteksi. Radar istilah sejak memasuki bahasa Inggris dan lainnya sebagai
radarkata benda umum, kehilangan kapitalisasi semua.
Radar laut yang digunakan untuk mengukur bantalan dan jarak dari kapal
untuk mencegah tabrakan dengan kapallain, untuk menavigasi, dan untuk
memperbaiki posisi mereka di laut ketika dalam jangkauan pantai atau
referensi tetap lainnya seperti pulau, pelampung, danlightships.Di
pelabuhan atau di pelabuhan, kapalsistem pelayanan lalu lintas radar
yang digunakan untuk memonitor dan mengatur pergerakan kapal di
perairanyang sibuk.Pasukan polisi menggunakan senjata radaruntuk
memantau kecepatan kendaraan di jalan-jalan.
Meteorologi menggunakan radar untuk memonitor curah hujan.Hal ini telah
menjadi alat utama untuk jangka pendek prakiraan cuaca dan menonton
untuk cuaca burukseperti badai, tornado, badai musim dingin, jenis curah
hujan, dll Ahli geologi menggunakan khusus tanah-menembus radar
untuk memetakan komposisi dari kerakbumi.
Berdasarkan bentuk gelombang Continuous Wave/CW (Gelombang
Berkesinambungan), merupakan radar yang menggunakan transmitter
dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini
terus menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW
yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta
posisi sudut target secara akurat.Radar CW yang tidak termodulasi
biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi
pemandu rudal (missile guidance).
Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang gelombang
elektromagnetiknya diputus secara berirama.Frekuensi denyut radar
15

(Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3


bagian, yaitu PRF high, PRF medium dan PRF low.
1.Jenis-jenis Radar
1.Doppler Radar
Doppler radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial
dari sebuah objek yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar
dengan menggunakan Efek Doppler. Hal ini dilakukan dengan
memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu
menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya.
Doppler radar merupakan jenis radar yang sangat akurat dalam
mengukur kecepatan radial.Contoh Doppler radar adalah Weather
Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.
2.Bistatic Radar
Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya
terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal
(receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah.Kedua
komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan
dengan jarak target/objek.Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal
yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena.Contoh
Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah sistem
radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi
dari sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti
penyiaran komersial dan sistem komunikasi
3.Sistem radar
Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu
antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima
sinyal) .
A. Antena
Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor
berbentuk piring parabola yang menyebarkan energi
elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan melalui
16

permukaan yang berbentuk parabola.Antena radar memiliki du


akutub (dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam
bentuk phased-array (bertingkat atau bertahap). Ini merupakan
sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan kemudian
diteruskan ke pusat sistem RADAR.
B. Pemancar sinyal (transmitter)
Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk
memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor
antena.Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah
tangkapan radar dapat dikenali.Pada umumnya, transmitter
memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar.Transmitter
juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya,
ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta
mudah dalam hal perawatannya.
C. Penerima sinyal (receiver)
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai
penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari
sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor
antena.Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk
menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan
pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek
yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses
data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian
menampilkan gambarnya di layarmonitor (display).
4.Selain tiga komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa
komponen pendukung lainnya, yaitu
a.Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan
transmitter.
b.Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan
antara antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena
digunakan dalam kedua situati tersebut.
17

c.Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi


mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika
melakukan tugasnya masing-masing.
5.Prinsip pengoperasian radar
Umumnya, radar beroperasi dengan cara menyebarkan tenaga
elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena. Tujuannya
adalah untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas di daerah
tangkapan antena yang bersudut 20o – 40o. Ketika ada benda yang
masuk ke dalam daerah tangkapan antena tersebut, maka sinyal dari
benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke pusat sistem radar
untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya akan
tampak dalam layar monitor/display.

Anda mungkin juga menyukai