0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan4 halaman
Pengawas perikanan bertugas mengawasi kegiatan perikanan seperti penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan ikan, dan lainnya. Mereka menerbitkan Surat Laik Operasi untuk kapal perikanan setelah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Prosedur penerbitan, pemeriksaan keberangkatan, dan kedatangan kapal perikanan diatur secara ketat.
Pengawas perikanan bertugas mengawasi kegiatan perikanan seperti penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan ikan, dan lainnya. Mereka menerbitkan Surat Laik Operasi untuk kapal perikanan setelah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Prosedur penerbitan, pemeriksaan keberangkatan, dan kedatangan kapal perikanan diatur secara ketat.
Pengawas perikanan bertugas mengawasi kegiatan perikanan seperti penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan ikan, dan lainnya. Mereka menerbitkan Surat Laik Operasi untuk kapal perikanan setelah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Prosedur penerbitan, pemeriksaan keberangkatan, dan kedatangan kapal perikanan diatur secara ketat.
Pengawas perikanan bertugas mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undanngan di bidang perikanan meliputi : a) kegiatan penangkapan ikan b) pembudidayaan ikan, perbenihan c) pengolahan, distribusi keluar masuk ikan d) mutu hasil perikanan; e) distribusi keluar masuk obat ikan f) konservasi g) pencemaran akibat perbuatan manusia h) plasma nutfah i) penelitian dan pengembangan perikanan j) ikan hasil rekayasa genetik. Pengawas perikanan melaksanakan tugas di : a) wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia b) kapal perikanan c) pelabuhan perikanan dan/atau pelabuhan lainnya yang ditunjuk d) pelabuhan tangkahan e) sentra kegiatan perikanan f) area pembenihan ikan g) area pembudidayaan ikan h) unit pengolahan ikan i) kawasan konservasi perairan.
SLO (Surat Laik Operasi)
Setiap kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikana wajib memiliki SLO. SLO diterbitksn apabila telah memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan kelayakan teknis. 1. Persyaratan Administrasi Persyaratan administrasi untuk kapal penangkap ikan terdiri dari: a) SIPI (Surat Izin Penangkapan Ikan) b) SKAT asli, untuk kapal penangkap ikan dengan ukuran di atas 30 (tiga puluh) GT; c) SLO asal, untuk kapal penangkap ikan yang telah melakukan kegiatan penangkapan ikan d) kesesuaian pelabuhan pangkalan dan muat dengan SIPI. 2. Persyaratan Kelayakan Teknis Persyaratan kelayakan teknis untuk kapal penangkap ikan,terdiri dari: a) kesesuaian fisik kapal penangkap ikan dengan SIPI yang meliputi bahan kapal, merek dan nomor seri mesin utama, tanda selar, dan nama panggilan/call sign; b) kesesuaian jenis dan ukuran alat penangkapan ikan dengan SIPI; dan c) keberadaan dan keaktifan transmitter SPKP, untuk kapal penangkap ikan dengan ukuran di atas 30 (tiga puluh) GT.
Nakhoda, pemilik, operator kapal perikanan atau penanggung jawab perusahaan
perikanan yang akan melakukan kegiatan perikanan wajib melaporkan rencana keberangkatan kepada Pengawas Perikanan Pengawas Perikanan tidak menerbitkan SLO apabila kapal perikanan dalam proses hukum dan/atau diberikan sanksi administrasi pembekuan atau pencabutan SIPI/SIKPI terkait pelanggaran dibidang perikanan. SLO untuk kapal penangkap ikan, pengangkut ikan, dan kapal pendukung operasi pembudidayaan ikan diterbitkan oleh Pengawas Perikanan di pelabuhan pangkalan atau pelabuhan muat sesuai dengan SIPI atau SIKPI. SLO dapat diterbitkan oleh Pengawas Perikanan di luar pelabuhan pangkalan dan pelabuhan muat yang tertera dalam SIPI/SIKPI dalam hal kapal perikanan selesai melakukan docking yang dibuktikan dengan surat keterangan selesai docking. SLO digunakan hanya untuk 1 (satu) kali operasional kegiatan perikanan. SLO berlaku selama 2 x 24 jam sejak tanggal diterbitkan. kapal perikanan tidak mengurus Surat Persetujuan Berlayar dalam jangka waktu diatas, SLO dinyatakan tidak berlaku. Pengawas Perikanan wajib melaporkan penerbitan BA-HPK, SLO dan penolakan penerbitan SLO kepada Kepala Satuan Pengawasan /Kepala UPT. Kepala Satuan Pengawasan sebagaimana melakukan rekapitulasi dan kompilasi pelaporan penerbitan BA-HPK, SLO dan penolakan penerbitan SLO, serta melaporkannya kepada Kepala UPT pada tanggal 3 setiap bulannya. Kepala UPT melakukan rekapitulasi, kompilasi dan analisis penerbitan BA-HPK, SLO dan penolakan penerbitan SLO serta melaporkan kepada Direktur Jenderal. Kewajiban memiliki SLO dikecualikan bagi kapal perikanan yang tidak akan melakukan kegiatan perikanan yaitu: a) kapal perikanan yang baru dibeli b) kapal perikanan yang selesai dibangun atau dilakukan modifikasi c) kapal perikanan yang akan melakukan docking d) kapal perikanan yang berlayar dalam batas e) wilayah kerja dan pengoperasian pelabuhan perikanan f) kapal perikanan yang berlayar untuk memberikan pertolongan kepada kapal lain yang dalam bahaya g) kapal perikanan yang akan melakukan percobaan berlayar h) kapal perikanan yang mengalami keadaan darurat Kewajiban memiliki SLO diganti dengan Surat Keterangan Pengganti SLO yang diterbitkan oleh Pengawas Perikanan. Surat Keterangan Pengganti SLO diterbitkan berdasarkan permohonan secara tertulis dari nakhoda kapal perikanan.
PROSEDUR PENERBITAN SLO
1. Kapal mengajukan permohonan penerbitan SLO 2. Memeriksa kelengkapan dokumen, meliputi SIPI/SIKPI, SIUP, SKAT, PHP, NO. BARCODE 3. Apabila dokumen lengkap, maka cek kesesuaian dokumen fisik kapal (berdasarkan HPK), dan apabila 4. Sesuai dengan dokumen yang tercetak di HPK 5. Cetak SLO PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBERANGKATAN KAPAL 1. Pengawas perikanan menerima laporan keberangkatan kapal 2. Melakukan pemeriksaan, meliputi : a) Kesesuaian dokumen perizinan b) Kesesuaian alat tangkap penangkapan ikan c) Kesesuaian alat bantu penangkapan ikan d) Kesesuaian fisik kapal e) Kesesuaian crew list f) Kesesuaian jumlah dan jenis ikan yang diangkut untuk kapal pengankut g) Keberadaan dan keaktifan VMS h) Bahan/alat yang berada diatas kapal terkait kegiatan penangkapan atau ikan hasil tangkapan 3. Form HPK dan dianalisis 4. Apabila sesuai, maka : a) Menerbitkan SLO b) Mengisi dan Mengesahkan buku lapor 5. Apabila tidak sesuai, maka SLO tidak akan diterbitkan dan akan memerintahkan nahkoda/pemilik kapal melengkapi persyaratan administrasi dan kelayakan teknis.
PROSEDUR PEMERIKSAAN KEDATANGAN KAPAL
1. Pengawas perikanan menerima laporan kedatangan kapal 2. Pemeriksaan dokumen, meliputi : a) SLO dari pelabuhan asal b) Buku lapor pangkalan c) Dokumen perizinan perikanan 3. Pengawas wajib memeriksa kesesuaian dokumen perizinan, kesesuaian jumlah ukuran dan hasil tangkapan dengan alat tangkap yang digunakan, kesesuaina pelabuhan pangkalan, kesesuaian jenis alat tangkap, kesesuaina jalur penengkapan dan daerah penangkapan ikan, kesesuaian ikan hasil tangkapan dengan alat tankap, kesesuaian pelabuhan pangkalan. 4. Form HPK Kedatangan dan dianalisis 5. Apabila sesuai, maka kapal diizinkan bongkar muatan hasil tangkapan 6. Apabila kapal yang membawa ikan tidak sesuai dengan alat tangkap maka akan ditindak lanjuti sesuai ketentuannya dan apabila kapal yang berlaku tidak sesuai dengan pangkalan untuk ditindak lanjuti sesuai ketentuannya