Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PERIZINAN USAHA PENANGKAPAN IKAN

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

!. Pendahuluan
Tujuan pengelolaan perikanan berdasarkan UU no. 31/2004 tentang
Perikanan adalah untuk menjaga sumberdaya ikan agar tetap lestari dan
tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan. Perizinan adalah
instrumen pengendalian kegiatan usaha penangkapan ikan untuk mencapai
tujuan Pengelolaan Perikanan tersebut.

Dasar Hukum
1. Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2004 tanggal 6 Oktober 2004 tentang
Perikanan;
2. PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan
dan Perikanan;

3. Permen KP Nomor : PER 01/MEN/2009 tanggal 21 Januari 2009 tentang


Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia;

4. Permen KP Nomor : PER 05/MEN/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang


Usaha Perikanan Tangkap;

5. Kepmen KP PER 50/MEN/2008 tanggal 10 September 2008 tentang


Produktifitas Kapal Penangkap Ikan;

6. Kep Dirjen PT No. 1760/DPT.O/PI.420.S4/IV/06 tanggal 28 Maret 2006


tentang Penyelenggaraan Perbantuan Proses Pelayanan Perizinan Usaha
Penangkapan Ikan;

Sebelumnya pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang ada di


Indonesia terbagi dalam 9 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu
sebagai berikut :
1. Perairan Selat Malaka
2. Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan

3. Perairan Laut Jawa dan Selat Sunda

4. Perairan Laut Flores dan Selat Makassar

5. Perairan Laut Banda

6. Laut Maluku, Perairan Teluk Tomini dan laut Seram

7. Perairan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik

8. Perairan Laut Arafura


9. Perairan Samudera Hindia

Saat ini WPP yang ada di Indonesia sudah dibagi kedalam 11 Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu sebagai berikut:

1. WPP-RI 571 : Selat Malaka dan Laut Andaman


2. WPP-RI 572 : Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan Selat
Sunda

3. WPP-RI 573 : Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga sebelah


selatan Nusatenggara, Laut Sawu dan Laut Timor bagian barat.

4. WPP-RI 711 : Selat Karimata dan Laut Cina Selatan

5. WPP-RI 712 : Laut Jawa

6. WPP-RI 713 : Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali

7. WPP-RI 714 : Teluk Tolo dan Laut Banda

8. WPP-RI 715 : Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram
dan Teluk Berau

9. WPP-RI 716 : Laut Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera

10. WPP-RI 717 : Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik

11. WPP-RI 718 : Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timor bagian timur

2. Perizinan Usaha Perikanan Tangkap

Berdasarkan UU No. 31/2004, Ps. 26, 27, 28, setiap orang atau badan
hukum Indonesia yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang
penangkapan dan/atau pengangkutan ikan di WPP Indonesia wajib
memiliki :

1. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP)


2. Alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal (APIPM) untuk
penanaman modal

3. Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI)

4. Surat Ijin Pengangkutan Ikan (SIKPI)

2.1.Jenis-jenis Izin Usaha Perikanan Tangkap


1. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP- I) dan Surat Izin Usaha Perikanan
Penanaman Modal (SIUP- PM)
2. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
SIPI-OI : bendera Indonesia, pengoperasian tunggal
SIPI-GI : bendera Indonesia, dalam group (armada)

SIPI-LI : bendera Indonesia, kapal lampu group (armada)


3. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)
SIKPI-OI : bendera Indonesia, pengoperasian tunggal
SIKPI-GI : bendera Indonesia, dalam group (armada)

SIKPI-NA : bendera Asing, bukan perusahaan perikanan

2.2.Kewenangan Pemberian Izin

1. PUSAT
Ukuran kapal > 30 GT;
Menggunakan modal atau tenaga asing.
2. PROPINSI
Ukuran kapal > 10 - 30 GT;
Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;
Tidak menggunakan modal atau tenaga asing.
3. KABUPATEN/KOTA
Kapal tidak bermotor, kapal bermotor luar (outerboard engine)
atau inboard engine 5 - 10 GT;
Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;
Tidak menggunakan modal atau tenaga asing.
2.3 Persyaratan Permohonan Izin Baru Usaha Perikanan Tangkap
2.3.1 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) berdasarkan PERMEN
NOMOR PER.05/MEN/2008
Persyaratan:
a. Rencana Usaha
b. Surat Permohonan
c. Akte Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
d. Photocopy KTP yang dilegalisir
e. Pas Photo berwarna 2 lembar ukuran 4 x 6 (latar belakang biru)
f. Surat keterangan domisili usaha
g. Speciment tanda tangan
h. Photocopy SIUP Lama (untuk permohonan Perubahan/Perluasan
SIUP tanpa point c dan e)
(*) Data pendukung kesiapan kapal:
Grosse akte kapal sudah atas nama pemohon
Akte jual beli
Surat keterangan tukang pembuat kapal
Ketentuan Bagi Pemegang Siup berdasarkan PERMEN Kelautan dan Perikanan
Nomor: PER.05/MEN/2008:
1. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 tahun sejak SIUP diterbitkan,
perusahaan perikanan wajib merealisasikan seluruh alokasi yang
tercantum dalam SIUP
2. Apabila dalam jangka waktu 2 tahun tidak merealisasikan seluruh
alokasi dalam SIUP, maka pemberi izin dapat mencabut SIUP
dimaksud.
3. Apabila dalam dalam 2 tahun, pemegang SIUP hanya merealisasikan
sebagian alokasi yang diberikan, maka pemberi SIUP akan memotong
alokasi yang belum direalisasikan.
4. Perubahan SIUP diajukan sekurang-kurangnya dlm jangka waktu 6
bulan terhitung sejak tanggal penerbitan SIUP
5. Jangka waktu 6 bulan untuk perubahan SIUP, tidak berlaku terhadap
perubahan data administrasi perusahaan dan/atau untuk permohonan
perluasan usaha perikanan yang telah merealisasikan seluruh alokasi
pada siup sebelumnya.
6. Perluasan SIUP diberikan sepanjang daya dukung sumberdaya ikan
masih memungkinkan .
Daerah Penangkapan yang dimohonkan:
Dapat diberikan maksimal 3 lokasi dan pada area berdekatan (dalam 1
WPP);
Pengalokasian diberikan berdasarkan daya dukung sumberdaya ikan,
sehingga tidak diberikan pada daerah yang telah over fishing seperti
pada WPPSelat Malaka, Laut Jawa, dan Laut Banda tidak ada
penambahan izin baru untuk semua alat tangkap. Kemudian pada WPP
Laut Arafura, tidak ada penambahan izin baru untuk alat tangkap
pukat ikan dan pukat udang
Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda,Laut Flores dan
Laut Sawu tertutup untuk alat tangkap purse seine pelagis besar. (Kep
Men No. 392 th 1999)
Selat Makassar, tidak ada penambahan izin baru untuk alat tangkap
Purse seine Pelagis Kecil.
Kapal penangkap ikan berukuran 100 GT/atau lebih besar hanya
diperbolehkan menangkap ikan di ZEEI, kecuali yang telah
mendapatkan izin di perairan teritorial sebelum PERMEN NOMOR
PER.05/MEN/2008 diberlakukan.
Kapal penangkap ikan yang diperoleh dari pengadaan luar negeri
hanya diperbolehkan menangkap di ZEEI (PERMEN NOMOR
PER.05/MEN/2008 )
Alat Tangkap yang dimohonkan:
Termasuk jenis alat tangkap yang ramah lingkungan.
Sesuai ketentuan yang berlaku
Pelabuhan Pangkalan/muat singgah yang dimohonkan pada SIUP:
Untuk kapal penangkap pengadaan dalam negeri, dapat diberikan
maksimal 4 pelabuhan pangkalan.
Untuk kapal penangkap pengadaan impor dapat diberikan maksimal 2
pelabuhan pangkalan.
Untuk kapal pengangkut, jumlah pelabuhan pangkalan dan pelabuhan
muat singgah maksimal 20 pelabuhan.
2.3.2 Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI ):
- Copy SIUP;
- Copy Tanda Pendaftaran Kapal;
- Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal;
- Copy KTP pemilik/penanggungjawab;
- Copy risalah lelang (jika dari lelang);
- Rekomendasi dari asosiasi atau organisasi bidang perikanan;
2.3.3 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) :
SIKPI-OI dan SIKPI-GI
- Copy SIUP-I atau SIUP-PM
- Copy Tanda Pendaftaran Kapal
- Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal
- Copy KTP pemilik/penanggungjawab;
- Copy risalah lelang (jika dari lelang);
SIKPI-NA
- Copy Siup Atau Siupal
- Cetak Biru Kapal (General Arrangement),
- Copy Paspor Atau Buku Pelaut Nakhoda,
- Copy Penunjukan Keagenan Atau Copy Perjanjian Sewa Kapal,
- Copy Akte Pendirian Perusahaan,
- Spesifikasi Teknis Kapal,
- Copy Surat Ukur Internasional,
- Copy Surat Kebangsaan Kapal,
- Rekomendasi Cek Fisik Dan Dokumen Kapal,
- Rekomendasi Pengawakan Tka,
- Copy Ktp Atau Paspor Pemilik/Penanggung Jawab,
- Pas Photo Nakhoda
2.4 Persyaratan Permohonan Izin Perpanjangan
1. SIPI-OI, SIPI-GI, SIPI-LI
Copy SIPI lama; dan
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal.
2. SIKPI-OI, SIKPI-GI
Copy SIKPI lama; dan
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal.
3. SIKPI-NA
Copy SIKPI lama;
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal;
PEB; dan
Copy sewa kapal.
2.5 Prinsip Umum Pelayanan Perizinan
Alokasi izin baru usaha penangkapan ikan harus memenuhi persyaratan di
bawah ini:
(1) Tingkat pemanfaatan SDI belum penuh / berlebih (fully/over exploited);
(2) Semua dokumen yang dipersyaratkan telah dipenuhi, dokumen yang
diajukan harus lengkap, benar dan absah;
(3) Telah membayar pungutan perikanan;
(4) First in first served.
Bila daya dukung sumberdaya ikan tidak memungkinkan penambahan izin
baru permohonan DITOLAK. Bila tidak memenuhi ketentuan (2) atau (3),
proses administrasi terhadap permohonan izin DITUNDA
Sedangkan untuk perizinan operasional kapal perikanan dan
perpanjangan masa berlaku izin harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
(1) Semua dokumen yang dipersyaratkan telah dipenuhi (termasuk
pemeriksaan fisik kapal), dokumen yang diajukan harus lengkap, benar
dan absah;
(2) Telah membayar pungutan perikanan;
(3) First in first served.
Bila tidak memenuhi ketentuan (1) atau (2), proses administrasi terhadap
permohonan izin DITUNDA.
Proses penerbitan perizinan usaha perikanan tangkap adalah sebagai
berikut:
1. Verifikasi dokumen SIUP, SIPI, SIKPI (10 Hari Kerja)
2. Surat Perintah Pembayaran (SPP)--(SPP-PPP untuk SIUP & SIKPI, SPP-
PHP untuk SIPI) (30 Hari Kerja)
3. Wajib bayar membayar SPP-PPP/SPP-PHP ke bank persepsi &
menyerahkan kembali (SSBP LEMBAR V) yang telah di validasi (5 Hari
Kerja)
4. Penerbitan izin (SIUP, SIKPI, SIPI)
2.6 Masa Berlaku Izin
30 (Tiga Puluh) Tahun
- SIUP
3 (Tiga) Tahun
- SIPI-OI dan SIPI-GI dengan alat tangkap :
Rawai Tuna (Long Line), Jaring Insang (Gill Net), Huhate (Pole and Line).
- SIKPI-OI
2 (Dua) Tahun
- SIPI-OI dan SIPI-GI dengan alat tangkap :
Pancing Cumi (Squid Jigging), Bubu, Pukat Udang, Pukat Ikan,
Bouke Ami, Pancing Prawai Dasar, Pukat Cincin (Purse Seine)
1 (Satu) Tahun
- SIKPI-NA
2.7 Kewajiban Pemegang SIUP
Melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam SIUP
Mengajukan permohonan perubahan SIUP dalam hal akan melakukan
perluasan usaha
Mengajukan permohonan penggantian apabila SIUP hilang atau rusak.
Menyampaikan laporan kegiatan usaha setiap 6 (enam) bulan sekali.
2.8 Kewajiban Pemegang SIPI/SIKPI
Melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam SIPI/SIKPI
Mengajukan permohonan perubahan atau penggantian dalam hal akan
melakukan perubahan data dalam SIPI/SIKPI
Mengajukan permohonan penggantian dalam hal SIPI/SIKPI hilang atau
rusak
Menyampaikan laporan kegiatan penangkapan/ pengangkutan ikan
setiap 3 (tiga) bulan sekali
Mematuhi ketentuan-ketentuan di bidang pengawasan dan
pengendalian sumberdaya ikan serta pembinaan dan pengawasan
sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.
2.9 PENDARATAN dan PENITIPAN IKAN
Ikan hasil tangkapan wajib didaratkan di pelabuhan perikanan
dan/atau pelabuhan pangkalan yang ditetapkan dalam SIPI/SIKPI.
Kapal penangkap ikan berbendera Indonesia dapat menitipkan ikan
hasil tangkapan ke kapal pengangkut ikan lainnya berbendera
Indonesia dalam satu kesatuan manajemen usaha termasuk yang
dilakukan melalui kerjasama usaha, dan didaratkan di pelabuhan
pangkalan di Indonesia.
Ikan hidup dan/atau ikan yang telah mendapat penanganan diatas
kapal, dan/atau ikan yang menurut sifatnya tidak memerlukan proses
pengolahan, dapat dipindahkan ke kapal lain di pelabuhan pangkalan.
Setiap kapal penangkap ikan wajib melaporkan ikan hasil
tangkapannya kepada petugas yang ditunjuk di tempat ikan
didaratkan.
2.10 PENGADAAN KAPAL
Membangun atau membeli baru/bukan baru di dalam negeri :
Kapal Penangkap : s/d ukuran 600 GT
Kapal Pengangkut : s/d ukuran 3.500 GT
Membangun atau membeli baru/bukan baru dari luar negeri :
Kapal Penangkap : 100 GT s/d 600 GT
Kapal Pengangkut : 100 GT s/d 3.500 GT

Ketentuan Pengadaan Kapal Perikanan:

2.11 Pelabuhan Bagi Kapal Perikanan


Pelabuhan pangkalan diberikan pada lokasi di sekitar daerah
penangkapan ikan yang diminta;
Pelabuhan muat/singgah diberikan pada lokasi sentra nelayan yang
ikannya akan diangkut atau yang mempunyai kerjasama dengan
nelayan atau Unit Pengolahan Ikan (UPI).
Catatan :
Kapal Pengangkut Ikan berbendera asing hanya boleh melakukan
pengangkutan ikan dari pelabuhan pangkalan di Indonesia ke
pelabuhan di negara tujuan;
Kapal pengangkut ikan berbendera Indonesia boleh melakukan
pengangkutan ikan :
- Dari pelabuhan/sentra kegiatan nelayan satu ke
pelabuhan/sentra kegiatan nelayan lain sesuai SIKPI
- Dari pelabuhan/sentra kegiatan nelayan dalam negeri ke luar
negeri

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Perikanan Yang


Berasal Dari Pungutan Perikanan

Pungutan perikanan dikenakan kepada :

Perusahaan perikanan indonesia yang melakukan usaha penangkapan


ikan di wilayah perairan indonesia

Perusahaan perikanan asing di ZEEI

Jenis pungutan:

1. Berasal dari pengelolaan sumber daya alam :

- Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP)

- Pungutan Hasil Perikanan (PHP)

- Pungutan Perikanan Asing (PPA)

2. Berasal dari pengelolaan non sumberdaya alam :


- imbal jasa UPT

Rumusan Pungutan Perikanan (PP 19 tahun 2006 pasal 5 dan 6)

PPP : (Kapal diatas 30 GT)

UKURAN GT KAPAL x TARIF PER GROSS TONAGE (GT) MENURUT JENIS


KAPAL/ALAT TANGKAP YANG DIGUNAKAN

PHP :

- Perusahaan skala kecil : (kapal sampai dengan 30 GT)

1% x PRODUKTIVITAS KAPAL x HARGA PATOKAN IKAN

- Perusahaan Skala Besar (kapal diatas 30 GT dan 90 DK):

2,5 % x PRODUKTIVITAS KAPAL x HARGA PATOKAN IKAN

PPA :

UKURAN GT KAPAL x TARIF PER GROSS TONNAGE (GT) PENANGKAP


DAN KAPAL PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN

4. Kelengkapan Dokumen dan Ketentuan-Ketentua Usaha


Penangkapan Ikan Ketika Beroperasi

Dokumen-dokumen yang harus ada di atas kapal pada saat operasi :

SIPI Asli bagi kapal penangkap ikan atau kapal lampu;

SIKPI Asli bagi kapal pengangkut ikan;

Stiker barcode;

Tanda Pelunasan Pungutan Perikanan Asli;

Surat Laik Operasi (SLO)

Surat Izin Berlayar (SIB)

Jenis-jenis pelanggaran perizinan:

Alat tangkap tidak sesuai;

Pelanggaran Fishing Ground;


Penggunaan izin palsu/ganda;

Transhipment tidak dalam satu kesatuan manajeman usaha/armada;

Ukuran kapal/GT;

Dokumen SIPI/SIKPI Asli tidak berada di atas kapal;

Stiker Barcode tidak berada di atas kapal;

Tanda Pelunasan Pungutan Perikanan Asli tidak berada di atas kapal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Kapal Perikanan

- Identitas Kapal (nama, tempat & tahun pembuatan, tanda selar, surat
kelaikan, type kapal)

- Ukuran Pokok Kapal (GT,NT, Panjang, Lebar, Dalam/Tinggi)

- Bahan Kontruksi Kapal (Baja, Kayu, Fiberglass)

- Palkah Ikan

2. Mesin Induk Kapal

- Merk Mesin

- Nomor Seri Mesin

- Daya Mesin (DK/PK)

3. Alat Tangkap Ikan (Api)

- Jenis & Jumlah

- Ukuran Pokok API

- Mesh Size Jaring

Beberapa Ketentuan Ukuran Alat Penangkapan Ikan:

1. Pukat Ikan (PI), Mesh Size Kantong Min. 50 mm


2. Pukat Udang (PU), Mesh Size Kantong Min. 30 mm

3. Purse Seine Pelagis Kecil (PSPK):

A. Mesh Size Kantong Min. 25 mm


B. Mesh Size badan Min. 50 mm

4. Purse Seine Pelagis Besar (PSPB):

A. Mesh Size Kantong Min. 25 mm

B. Mesh Size badan Min 60 mm

5. Jaring Insang (Gill Net) di ZEEI (Permen No. PER.08/MEN/2008) tentang


penggunaan alat penangkapan ikan jaring insang (gill net) di ZEEI

A. Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net)

i. Mesh Size Kantong min. 10 cm

ii. Panjang Jaring max. 10. 000 meter

iii. Kedalaman Jaring max. 30 meter

B. Jaring Insang Tetap (Set Gill Net)

i. Mesh Size Kantong min. 20 cm

ii. Panjang Jaring max. 10. 000 meter

iii. Kedalaman Jaring max. 30 meter

6. Jaring Insang (Gill Net) di Periaran Teritorial


7. Untuk ukuran alat tangkap jaring insang diperairan teritorial tidak
terlalu jauh berbeda dengan jaring insang yang dioperasikan di
perairan ZEEI, kecuali ukuran panjang jaringnya dimana panjang jaring
untuk alat tangkap jaring insang (gill net) yang dioperasikan di
perairan teritorial max. 2500 meter.

5. Penyelenggaraan Perbantuan Proses Pelayanan Perizinan Usaha


Penangkapan Ikan

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor :


1760/DPT.O/PL.420.S4/IV/06 Tanggal 28 Maret 2006

5.1 Latar Belakang

Biaya operasi penangkapan ikan yang semakin meningkat

Domisili pelaku usaha yang terpencar di wilayah NKRI yang cukup luas

Kewajiban Pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada


masyarakat
Perlunya peningkatan peran daerah dalam pelayanan perizinan kapal
perikanan dengan izin pusat

5.2 Instansi Pelaksana

Dinas Provinsi yang bertanggung jawab di bidang perikanan yang


ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan

Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan yang ditetapkan oleh Direktur


Jenderal Perikanan

5.3 Lokasi Pelaksana Tahap Pertama

1. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NAD


2. Dinas Pertanian dan Pertambangan Provinsi Kepulauan Riau

3. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah

4. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali

6. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Utara

7. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua

8. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Sumatera Utara

9. Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jawa Tengah

10. Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga, Sumatera Utara

11. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah

12. Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, Maluku

13. Pelabuhan Perikanan Pantai Sorong, Irian Jaya Barat

5.4 Jenis Izin Yang Diproses

Perpanjangan Surat Izin Penangkapan Ikan Bendera Indonesia (SIPI-OI)

Perpanjangan Surat Izin Kapal Angkut Ikan Bendera Indonesia(SIKPI-OI)

Surat Perintah Pembayaran (SPP PHP Tahunan )

5.5 Perbantuan Proses Izin Tidak Berlaku Bagi :

- Perpanjangan SIPI-OI atau SIKPI-OI untuk kapal yang mengalami


Perubahan Alat Tangkap Ikan dan Perubahan Fungsi kapal
- Perpanjangan SIPI-OI atau SIKPI-OI berbendera Indonesia yang
mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang
(TKWNAP) serta menggunakan modal Asing.

- Perpanjangan SIPI-OI dan SIKPI-OI untuk kapal yang menggunakan alat


penangkap ikan Pukat Ikan, Pukat Udang dan kapal eks berbendera
asing

5.6 Ruang Lingkup Kegiatan Yang Diperbantukan

Menerima permohonan perpanjangan SIPI atau SIKPI yang telah


memenuhi persyaratan perpanjangan;

Menolak permohonan perpanjangan SIPI atau SIKPI yang tidak


memenuhi persyaratan perpanjangan dengan memberitahukan hal-hal
yang perlu dilengkapi;

Memverifikasi dokumen permohonan perpanjangan SIPI dan atau SIKPI;

Mengirim hasil verifikasi melalui e-mail ke Direktorat Pelayanan Usaha


Penangkapan Ikan untuk diproses lebih lanjut.

Mencetak dan mendistribusikan Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan


Surat Setoran Penerimaan Bukan Pajak (SSBP);

Mencetak dan mendistribusikan Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan


Surat Setoran Penerimaan Bukan Pajak (SSBP) dalam rangka
pembayaran tahunan.

6. Persyaratan Permohonan Perpanjangan SIPI OI/SIKPI OI

Fotocopy SIPI atau SIKPI yang akan diperpanjang;

Rekomendasi hasil pemeriksaan fisik dan dokumen kapal dari pejabat


yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap yang dibuat
berdasarkan hasil pemeriksaan oleh pemeriksa fisik kapal.

Pelaksanaan pemeriksaan fisik dan dokumen kapal:

Pemeriksaan fisik dan dokumen kapal dilakukan oleh Petugas yang


ditetapkan oleh DJPT;

Bagi alat tangkap Pukat Ikan, Pukat Udang dan Kapal Eks. Asing,
pemeriksaan fisik dan dokumen kapal dilakukan oleh Petugas dari
Pusat;
SPT pemeriksaan fisik dan dokumen kapal diterbitkan oleh Kepala Dinas
atau Kepala UPT;

Rekomendasi dan Ringkasan Hasil Pemeriksaan Fisik disyahkan oleh


Kepala Dinas atau Kepala UPT

7. Kebijakan Pengalokasian Di WPP Yang Dalam Kondisi Overfishing

Pengalokasian SDI dilakukan hanya bila SDI belum dimanfaatkan penuh


atau masih dibawah potensi lestarinya.

Untuk SDI yang sudah dimanfaatkan penuh atau berlebih tidak dilakukan
penambahan alokasi baru

8. Kebijakan Pengalokasian Di WPP Yang Dalam Kondisi Overfishing

Tidak dilakukan penambahan alokasi baru (Membatasi jenis, jumlah alat


tangkap, dan jumlah dan ukuran kapal yang beroperasi)

Melakukan pemantauan secara intensif terhadap status SDI sebagai


dasar penentuan kebijakan pengalokasian lebih lanjut.

9. Usaha Perikanan Tangkap Terpadu

- Setiap orang atau badan hukum asing yang akan melakukan Usaha
penangkapan ikan harus melakukan investasi usaha pengolahan
dengan pola usaha perikanan tangkap terpadu yang dilakukan dengan
membangun dan/atau memiliki sekurang-kurangnya berupa UPI di
dalam negeri (PERMEN No.5/PER/2008, Pasal 50)

- Perusahaan swasta nasional yang memiliki kapal penangkapan ikan


pengadaan dari luar negeri wajib mengolah pada UPI di dalam negeri
yang dimiliki atau melakukan kemitraan dengan UPI di dalam negeri
(PERMEN No.5/PER/2008, Pasal 51, ayat (1)).

- Perusahaan swasta nasional yang memiliki kapal penangkapan ikan yang


dibuat di galangan kapal dalam negeri dengan jumlah tonase kapal
keseluruhan sekurang-kurangnya 2000 GT diwajibkan mengolah pada
UPI di dalam negeri yang dimiliki atau melakukan kemitraan dengan
UPI di dalam negeri (PERMEN No.5/PER/2008, Pasal 51, ayat (2)).

- Kemitraan adalah kerjasama usaha di bidang perikanan antara


perorangan dengan perorangan lainnya atau antara perorangan
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok lainnya yang
didasarkan pada kesetaraan, kepentingan bersama dan saling
menguntungkan dalam kegiatan penangkapan ikan, pengangkutan,
pengolahan, dan/atau pemasaran ikan yang dituangkan dalam suatu
perjanjian dalam suatu perjanjian kerjasama yang disyahkan oleh
notaris setelah mendapatkan rekomendasi dari Direktorat Jenderal.
(PERMEN No.5/PER/2008, Pasal 1, angka 16)

Program Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan

Peningkatan pelayanan menuju pelayanan prima,

Pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan usaha penangkapan ikan;

Kolaborasi database perizinan Pusat Daerah;

Penyeragaman blanko perizinan;

Penyelarasan mekanisme pelayanan perizinan, penomoran dan


kodifikasi perizinan;

Pemantapan dan perluasan sistem perbantuan proses perizinan Pusat di


Daerah.

Anda mungkin juga menyukai