!. Pendahuluan
Tujuan pengelolaan perikanan berdasarkan UU no. 31/2004 tentang
Perikanan adalah untuk menjaga sumberdaya ikan agar tetap lestari dan
tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan. Perizinan adalah
instrumen pengendalian kegiatan usaha penangkapan ikan untuk mencapai
tujuan Pengelolaan Perikanan tersebut.
Dasar Hukum
1. Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2004 tanggal 6 Oktober 2004 tentang
Perikanan;
2. PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan
dan Perikanan;
Saat ini WPP yang ada di Indonesia sudah dibagi kedalam 11 Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu sebagai berikut:
6. WPP-RI 713 : Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali
8. WPP-RI 715 : Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram
dan Teluk Berau
11. WPP-RI 718 : Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timor bagian timur
Berdasarkan UU No. 31/2004, Ps. 26, 27, 28, setiap orang atau badan
hukum Indonesia yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang
penangkapan dan/atau pengangkutan ikan di WPP Indonesia wajib
memiliki :
1. PUSAT
Ukuran kapal > 30 GT;
Menggunakan modal atau tenaga asing.
2. PROPINSI
Ukuran kapal > 10 - 30 GT;
Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;
Tidak menggunakan modal atau tenaga asing.
3. KABUPATEN/KOTA
Kapal tidak bermotor, kapal bermotor luar (outerboard engine)
atau inboard engine 5 - 10 GT;
Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;
Tidak menggunakan modal atau tenaga asing.
2.3 Persyaratan Permohonan Izin Baru Usaha Perikanan Tangkap
2.3.1 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) berdasarkan PERMEN
NOMOR PER.05/MEN/2008
Persyaratan:
a. Rencana Usaha
b. Surat Permohonan
c. Akte Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
d. Photocopy KTP yang dilegalisir
e. Pas Photo berwarna 2 lembar ukuran 4 x 6 (latar belakang biru)
f. Surat keterangan domisili usaha
g. Speciment tanda tangan
h. Photocopy SIUP Lama (untuk permohonan Perubahan/Perluasan
SIUP tanpa point c dan e)
(*) Data pendukung kesiapan kapal:
Grosse akte kapal sudah atas nama pemohon
Akte jual beli
Surat keterangan tukang pembuat kapal
Ketentuan Bagi Pemegang Siup berdasarkan PERMEN Kelautan dan Perikanan
Nomor: PER.05/MEN/2008:
1. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 tahun sejak SIUP diterbitkan,
perusahaan perikanan wajib merealisasikan seluruh alokasi yang
tercantum dalam SIUP
2. Apabila dalam jangka waktu 2 tahun tidak merealisasikan seluruh
alokasi dalam SIUP, maka pemberi izin dapat mencabut SIUP
dimaksud.
3. Apabila dalam dalam 2 tahun, pemegang SIUP hanya merealisasikan
sebagian alokasi yang diberikan, maka pemberi SIUP akan memotong
alokasi yang belum direalisasikan.
4. Perubahan SIUP diajukan sekurang-kurangnya dlm jangka waktu 6
bulan terhitung sejak tanggal penerbitan SIUP
5. Jangka waktu 6 bulan untuk perubahan SIUP, tidak berlaku terhadap
perubahan data administrasi perusahaan dan/atau untuk permohonan
perluasan usaha perikanan yang telah merealisasikan seluruh alokasi
pada siup sebelumnya.
6. Perluasan SIUP diberikan sepanjang daya dukung sumberdaya ikan
masih memungkinkan .
Daerah Penangkapan yang dimohonkan:
Dapat diberikan maksimal 3 lokasi dan pada area berdekatan (dalam 1
WPP);
Pengalokasian diberikan berdasarkan daya dukung sumberdaya ikan,
sehingga tidak diberikan pada daerah yang telah over fishing seperti
pada WPPSelat Malaka, Laut Jawa, dan Laut Banda tidak ada
penambahan izin baru untuk semua alat tangkap. Kemudian pada WPP
Laut Arafura, tidak ada penambahan izin baru untuk alat tangkap
pukat ikan dan pukat udang
Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda,Laut Flores dan
Laut Sawu tertutup untuk alat tangkap purse seine pelagis besar. (Kep
Men No. 392 th 1999)
Selat Makassar, tidak ada penambahan izin baru untuk alat tangkap
Purse seine Pelagis Kecil.
Kapal penangkap ikan berukuran 100 GT/atau lebih besar hanya
diperbolehkan menangkap ikan di ZEEI, kecuali yang telah
mendapatkan izin di perairan teritorial sebelum PERMEN NOMOR
PER.05/MEN/2008 diberlakukan.
Kapal penangkap ikan yang diperoleh dari pengadaan luar negeri
hanya diperbolehkan menangkap di ZEEI (PERMEN NOMOR
PER.05/MEN/2008 )
Alat Tangkap yang dimohonkan:
Termasuk jenis alat tangkap yang ramah lingkungan.
Sesuai ketentuan yang berlaku
Pelabuhan Pangkalan/muat singgah yang dimohonkan pada SIUP:
Untuk kapal penangkap pengadaan dalam negeri, dapat diberikan
maksimal 4 pelabuhan pangkalan.
Untuk kapal penangkap pengadaan impor dapat diberikan maksimal 2
pelabuhan pangkalan.
Untuk kapal pengangkut, jumlah pelabuhan pangkalan dan pelabuhan
muat singgah maksimal 20 pelabuhan.
2.3.2 Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI ):
- Copy SIUP;
- Copy Tanda Pendaftaran Kapal;
- Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal;
- Copy KTP pemilik/penanggungjawab;
- Copy risalah lelang (jika dari lelang);
- Rekomendasi dari asosiasi atau organisasi bidang perikanan;
2.3.3 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) :
SIKPI-OI dan SIKPI-GI
- Copy SIUP-I atau SIUP-PM
- Copy Tanda Pendaftaran Kapal
- Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal
- Copy KTP pemilik/penanggungjawab;
- Copy risalah lelang (jika dari lelang);
SIKPI-NA
- Copy Siup Atau Siupal
- Cetak Biru Kapal (General Arrangement),
- Copy Paspor Atau Buku Pelaut Nakhoda,
- Copy Penunjukan Keagenan Atau Copy Perjanjian Sewa Kapal,
- Copy Akte Pendirian Perusahaan,
- Spesifikasi Teknis Kapal,
- Copy Surat Ukur Internasional,
- Copy Surat Kebangsaan Kapal,
- Rekomendasi Cek Fisik Dan Dokumen Kapal,
- Rekomendasi Pengawakan Tka,
- Copy Ktp Atau Paspor Pemilik/Penanggung Jawab,
- Pas Photo Nakhoda
2.4 Persyaratan Permohonan Izin Perpanjangan
1. SIPI-OI, SIPI-GI, SIPI-LI
Copy SIPI lama; dan
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal.
2. SIKPI-OI, SIKPI-GI
Copy SIKPI lama; dan
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal.
3. SIKPI-NA
Copy SIKPI lama;
Rekomendasi cek fisik dan dokumen kapal;
PEB; dan
Copy sewa kapal.
2.5 Prinsip Umum Pelayanan Perizinan
Alokasi izin baru usaha penangkapan ikan harus memenuhi persyaratan di
bawah ini:
(1) Tingkat pemanfaatan SDI belum penuh / berlebih (fully/over exploited);
(2) Semua dokumen yang dipersyaratkan telah dipenuhi, dokumen yang
diajukan harus lengkap, benar dan absah;
(3) Telah membayar pungutan perikanan;
(4) First in first served.
Bila daya dukung sumberdaya ikan tidak memungkinkan penambahan izin
baru permohonan DITOLAK. Bila tidak memenuhi ketentuan (2) atau (3),
proses administrasi terhadap permohonan izin DITUNDA
Sedangkan untuk perizinan operasional kapal perikanan dan
perpanjangan masa berlaku izin harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
(1) Semua dokumen yang dipersyaratkan telah dipenuhi (termasuk
pemeriksaan fisik kapal), dokumen yang diajukan harus lengkap, benar
dan absah;
(2) Telah membayar pungutan perikanan;
(3) First in first served.
Bila tidak memenuhi ketentuan (1) atau (2), proses administrasi terhadap
permohonan izin DITUNDA.
Proses penerbitan perizinan usaha perikanan tangkap adalah sebagai
berikut:
1. Verifikasi dokumen SIUP, SIPI, SIKPI (10 Hari Kerja)
2. Surat Perintah Pembayaran (SPP)--(SPP-PPP untuk SIUP & SIKPI, SPP-
PHP untuk SIPI) (30 Hari Kerja)
3. Wajib bayar membayar SPP-PPP/SPP-PHP ke bank persepsi &
menyerahkan kembali (SSBP LEMBAR V) yang telah di validasi (5 Hari
Kerja)
4. Penerbitan izin (SIUP, SIKPI, SIPI)
2.6 Masa Berlaku Izin
30 (Tiga Puluh) Tahun
- SIUP
3 (Tiga) Tahun
- SIPI-OI dan SIPI-GI dengan alat tangkap :
Rawai Tuna (Long Line), Jaring Insang (Gill Net), Huhate (Pole and Line).
- SIKPI-OI
2 (Dua) Tahun
- SIPI-OI dan SIPI-GI dengan alat tangkap :
Pancing Cumi (Squid Jigging), Bubu, Pukat Udang, Pukat Ikan,
Bouke Ami, Pancing Prawai Dasar, Pukat Cincin (Purse Seine)
1 (Satu) Tahun
- SIKPI-NA
2.7 Kewajiban Pemegang SIUP
Melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam SIUP
Mengajukan permohonan perubahan SIUP dalam hal akan melakukan
perluasan usaha
Mengajukan permohonan penggantian apabila SIUP hilang atau rusak.
Menyampaikan laporan kegiatan usaha setiap 6 (enam) bulan sekali.
2.8 Kewajiban Pemegang SIPI/SIKPI
Melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam SIPI/SIKPI
Mengajukan permohonan perubahan atau penggantian dalam hal akan
melakukan perubahan data dalam SIPI/SIKPI
Mengajukan permohonan penggantian dalam hal SIPI/SIKPI hilang atau
rusak
Menyampaikan laporan kegiatan penangkapan/ pengangkutan ikan
setiap 3 (tiga) bulan sekali
Mematuhi ketentuan-ketentuan di bidang pengawasan dan
pengendalian sumberdaya ikan serta pembinaan dan pengawasan
sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.
2.9 PENDARATAN dan PENITIPAN IKAN
Ikan hasil tangkapan wajib didaratkan di pelabuhan perikanan
dan/atau pelabuhan pangkalan yang ditetapkan dalam SIPI/SIKPI.
Kapal penangkap ikan berbendera Indonesia dapat menitipkan ikan
hasil tangkapan ke kapal pengangkut ikan lainnya berbendera
Indonesia dalam satu kesatuan manajemen usaha termasuk yang
dilakukan melalui kerjasama usaha, dan didaratkan di pelabuhan
pangkalan di Indonesia.
Ikan hidup dan/atau ikan yang telah mendapat penanganan diatas
kapal, dan/atau ikan yang menurut sifatnya tidak memerlukan proses
pengolahan, dapat dipindahkan ke kapal lain di pelabuhan pangkalan.
Setiap kapal penangkap ikan wajib melaporkan ikan hasil
tangkapannya kepada petugas yang ditunjuk di tempat ikan
didaratkan.
2.10 PENGADAAN KAPAL
Membangun atau membeli baru/bukan baru di dalam negeri :
Kapal Penangkap : s/d ukuran 600 GT
Kapal Pengangkut : s/d ukuran 3.500 GT
Membangun atau membeli baru/bukan baru dari luar negeri :
Kapal Penangkap : 100 GT s/d 600 GT
Kapal Pengangkut : 100 GT s/d 3.500 GT
Jenis pungutan:
PHP :
PPA :
Stiker barcode;
Ukuran kapal/GT;
1. Kapal Perikanan
- Identitas Kapal (nama, tempat & tahun pembuatan, tanda selar, surat
kelaikan, type kapal)
- Palkah Ikan
- Merk Mesin
Domisili pelaku usaha yang terpencar di wilayah NKRI yang cukup luas
Bagi alat tangkap Pukat Ikan, Pukat Udang dan Kapal Eks. Asing,
pemeriksaan fisik dan dokumen kapal dilakukan oleh Petugas dari
Pusat;
SPT pemeriksaan fisik dan dokumen kapal diterbitkan oleh Kepala Dinas
atau Kepala UPT;
Untuk SDI yang sudah dimanfaatkan penuh atau berlebih tidak dilakukan
penambahan alokasi baru
- Setiap orang atau badan hukum asing yang akan melakukan Usaha
penangkapan ikan harus melakukan investasi usaha pengolahan
dengan pola usaha perikanan tangkap terpadu yang dilakukan dengan
membangun dan/atau memiliki sekurang-kurangnya berupa UPI di
dalam negeri (PERMEN No.5/PER/2008, Pasal 50)