Anda di halaman 1dari 29

Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

A. MODUL
B. PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK

A. Tujuan:
1 Kompetensi Dasar (KD)
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta diharapkan dapat
memahami tentang penumbuhkembangan kelompok, penguatan
dan pembinaan kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha di
bidang kelautan dan perikanan, serta dapat menerapkannya dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2 Indikator Keberhasilan (IK)
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat :
1. Menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta
tentang kelembagaan pelaku utama dan/atau pelaku usaha;
2. Menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta
tentang penumbuhan kelompok;
3. Menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta
tentang peran dan fungsi kelompok; dan
4. Menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta
tentang bimbingan dan pemberdayaan kelompok.

B. Alat dan Bahan:


3 Infocus
4 Bahan Tayang
5 ATK
6 Materi/Modul
C. Metode:
7 Ceramah Singkat
8 Tanya Jawab
9 Diskusi
10 Praktek
D. Waktu: 3 X 45 menit = 135 menit

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

E. Langkah Kegiatan:

No Urutan Kegiatan Waktu


1 Menyiapkan kesiapan berlatih 5 menit
2 Menjelaskan TPK 5 menit
3 Memberi Ceramah 30 menit
4 Memberi Kesempatan Bertanya 20 menit
5 Memberi Kesempatan Berdiskusi 30 menit
6 Praktek 30 menit
7 Mengakhiri kegiatan berlatih 5 menit

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

BAB I. KELEMBAGAAN KELOMPOK PELAKU UTAMA


DAN/ATAU PELAKU USAHA PERIKANAN

A. Pengertian Kelompok
Pengertian kelompok sangatlah beragam, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005) disebutkan antara lain bahwa yang dimaksud
dengan Kelompok: adalah:
a. Golongan (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb);
b. Kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan
adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi
antara manusia itu;
c. Kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama atau
hubungan dengan pihak yang sama.
H. Smith menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok
adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan
atas dasar kesatuan persepsi. Kelompok adalah suatu unit yang
merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu
sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu
(Pranoto dan Suprapti, 2006).
Apabila kita berbicara tentang kelompok dibidang kelautan dan
perikanan, maka harus kita batasi pembahasannya pada kelembagaan
pelaku utama yang bergerak/berusaha dibidang kelautan dan
perikanan. Menurut UU No. 16 tahun 2006, BAB V pasal 19 bahwa
Kelembagaan pelaku utama, yang beranggotakan : pembudidaya ikan,
pengolah ikan, dan/atau nelayan. Kelembagaan ini dapat bersifat
formal maupun non formal. Fungsi dari kelembagaan pelaku utama ini
adalah sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit
penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit
pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa penunjang. Kelembagaan
dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok, asosiasi, atau
korporasi.

B. Karakteristik Kelembagaan kelompok


Karakteristik kelembagaan kelompok pelaku utama dapat dilihat
dari kondisi masyarakat serta pengelolaan sumberdaya alam yang
meliputi ;
1. Penerapan tekonologi perikanan dikembangkan dengan
memperhatikan kondisi spesifik lokasi.
2. Kelembagaan pelaku utama lebih bersifat pendekatan partisipatif
dan kekeluargaan.
3. Penanganan bidang perikanan dipengaruhi oleh sumberdaya
perikanan yang dinamis, kompleksitas fisik perairan.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

4. Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada digunakan


pendekatan kawasan dan pendekatan wilayah.
5. Pelaku utama perikanan mayoritas pada usaha skala kecil sehingga
kurang mendapat akses pembangunan dan model kelembagaan
lebih ditujukan kepada peran aktif masyarakat sebagai subyek
pembangunan diwilayahnya.
Kelompok pelaku utama yang efektif dan baik harus memiliki ciri-
ciri antara lain:
1) Merupakan wadah yang efektif untuk bekerja sama, berupa:
Penerapan teknologi, manajemen usaha perikanan, dan
sebagainya.
Mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas
pelaksanaannya.
Berproduksi dan memelihara kelestarian sumber daya alam.
Kegiatan lain yang menyangkut kepentingan bersama.
2) Mempunyai minat dan kepentingan yang sama terutama dalam
bidang kelautan dan perikanan.
3) Para anggota biasanya memiliki kesamaan-kesamaan dalam
tradisi/kebiasaan, domisili, lokasi usahatani, status ekonomi,
bahasa, pendidikan dan usia.
4) Bersifat informal, artinya :
Kelompok terbentuk atas keinginan dan permufakatan mereka
sendiri.
Memiliki peraturan sanksi dan tanggung jawab, baik tertulis
maupun tidak tertulis.
Ada pembagian kerja atau tugas.
Hubungan antar anggota luwes, wajar, saling mempercayai dan
terdapat solidaritas.

Dengan kata lain, sebuah kelompok pelaku utama adalah


merupakan wadah kebersamaan para pelaku utama dibidang
perikanan dalam upaya untuk mencapai pelaku utama yang tangguh,
yaitu yang mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri
dalam upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi
tantangan dan mengatasi kendala yang ada.

C. Jenis Kelembagaan Kelompok

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

Kelembagaan kelompok pelaku utama dibidang perikanan


sangatlah beragam, dapat berdasarkan jenis usahanya, lingkungan
tempat tinggalnya, ataupun karakteristik pelaku utama itu sendiri,
dibawah ini beberapa contoh kelembagaan kelompok pelaku utama
perikanan:
1. Kelembagaan Nelayan
a) Kelompok Nelayan menurut alat tangkap ikan:
(1) Kelompok nelayan trawl
(2) Kelompok nelayan purse seine
(3) Kelompok nelayan lampara
(4) Kelompok nelayan paying
(5) Kelompok nelayan pancing
(6) Kelompok nelayan alat tangkap lain/kombinasi alat .
b) Kelompok nelayan menurut daerah operasi:
(1) Kelompok nelayan daerah operasi 0 3 mil;
(2) Kelompok nelayan daerah operasi 3 12 mil;
(3) Kelompok nelayan daerah operasi > 12 mil;
c) Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Merupakan kelembagaan perikanan yang bergerak dalam
bidang usaha penangkapan ikan, penanganan dan pengolahan
produk perikanan, pemasaran hasil perikanan maupun usaha
pendukung kegiatan perikanan tangkap.
2. Kelembagaan Pembudidaya
a) Kelompok Pembudidaya menurut jenis usahanya :
(1) Kelompok Pembenihan Ikan
(2) Kelompok Pembesaran Ikan
(3) Kelompok
b) Kelompok Pembudidaya menurut komoditasnya :
(1) Kelompok Pembudidaya Ikan Konsumsi
(2) Kelompok Pembudidaya Ikan Hias
(3) Kelompok Pembudidaya Udang
(4) Kelompok Pembudidaya Kerang-kerangan
(5) Kelompok Pembudidaya Rumput Laut
c) Kelompok Pembudidaya menurut lahan/hamparan usahanya :
(1) Kelompok Pembudidaya perairan air tawar
(2) Kelompok Pembudidaya perairan air payau

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

(3) Kelompok Pembudidaya perairan laut


d) Kelompok Pembudidaya menurut jenis pelakunya :
(1) Kelompok Pembudidaya dewasa
(2) Kelompok Pembudidaya wanita
(3) Kelompok Pembudidaya pemuda
3. Kelembagaan Pengolah Ikan
a) Kelompok Pengolah Ikan menurut jenis olahan :
(1) Kelompok Pengolah ikan asin/kering
(2) Kelompok Pengolah ikan pindang
(3) Kelompok Pengolah terasi, petis.
(4) Kelompok Pengolah tepung ikan, silase.
(5) Kelompok Pengolah ikan kombinasi/lebih dari 1 jenis olahan
b) Kelompok Pengolah ikan menurut komoditasnya :
(1) Kelompok Pengolah Ikan Lemuru
(2) Kelompok Pengolah Ikan Tenggiri
(3) Kelompok Pengolah Udang
(4) Kelompok Pengolah Rumput Laut
c) Kelompok Pengolah menurut jenis pelakunya :
(1) Kelompok Pembudidaya dewasa
(2) Kelompok Pembudidaya wanita
(3) Kelompok Pembudidaya pemuda

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

BAB II. PENUMBUHAN KELOMPOK

A. Unsur-Unsur Yang Perlu Diperhatikan dalam Penumbuhan dan


Pengembangan Kelembagaan kelompok
1. Adanya saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya,
akrab, dan saling percaya mempercayai.
2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam
berusaha
3. Memiliki kesamaan dalam hal: tradisi/kebiasaan, pemukiman, jenis
usaha, hamaparan, jenis alat tangkap/kapal,
4. keanggotaan setiap kelompok berkisar 10-25 orang.
5. Memiliki motivasi untuk berkembang
B. Dasar Pengelompokan Kelembagaan Pelaku Utama
1. Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan
a) Segmen (pembenihan, pendederan, pembesaran, saprokan,
pemasaran, pengolah, penangkapan dll)
b) Usaha pada komoditas utama yang sama
2. Kelembagaan pelaku utama diarahkan menjadi asosiasi perikanan
(ASOKAN)
Pengelompokan dapat didasarkan pula kepada:
a) Jenis alat /usaha atau RTP (Rumah Tangga Perikanan) atau RTBP
( Rumah Tangga Buruh Perikanan)
b) Peranan anggota kelembagaan didalam RTP (apakah sebagai
juragan, penggarap, buruh) yang pada prinsipnya berperan
sebagai decision maker (penentu).
c) Lokasi atau sosiometri (anggota kelembagaan bebas memilih
kontak nelayan/pembudidaya ikan/pengolah, atau berdararkan
hubungan sejarah/famili)

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

d) Status anggota kelembagaan di dalam lingkungan keluarganya


(Bapak, Ibu, anak, Pemuda, wanita)
C. Langkah-langkah Penumbuhan Kelompok
Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya (tanpa bantuan
pihak luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar,
sehingga agar pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu
adanya rangsang dan motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :
1) Memberikan penerangan mengenai keuntungan membentuk
kelompok, melalui ceramah, diskusi, tanya-jawab, pemutaran
film/slide, siaran televisi, penyebaran brosur/leaflet dan lain-lain.
2) Mengajak para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-
kelompok lain yang sudah berhasil.
Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi potensi.
Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah
ada pelaku utama dan pelaku usaha bidang perikanan yang
berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kelembagaan
kelompok pelaku utama antara lain:
a) Keberhasilan kegiatan usahanya dalam beberapa musim atau
tahun.
b) Sering atau berani mencoba sesuatu teknologi baru.
c) Hubungan dengan aparat desa, Instansi/Dinas, lembaga lain,
tokoh masyarakat, Penyuluh atau pembina lainnya, cukup baik
untuk berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu
informasi yang berhubungan dengan pembangunan perikanan.
d) Mau dan mampu melaksanakan serta mengembangkan
program Pemerintah.
2. Pelaksanaan penumbuhan:
a) Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan
kontak pelaku utama yang ada wilayah kerja penyuluhan untuk
terlaksananya pertemuan para pelaku utama.
b) Musyawarah penumbuhan kelembagaan kelompok pelaku
utama
c) Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
Penumbuhan kelembagaan pelaku utama sebagai wahana
kerjasama antara anggota kelompok dan antara kelompok dengan
pihak lain:
(1) menciptakan suasana saling kenal, saling percaya
mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama
dalam bisnis perikanan.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

(2) menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan


pendapat dan pandangan-pandangan di antara anggota untuk
mencapai tujuan bersama dalam kegiatan bisnis perikanan.
(3) mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara
sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
(4) mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab
diantara sesama anggota kelompok dalam mencapai
keberhasilan bisnis perikanan.
(5) merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan
pertemuan-pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan
yang bermanfaat bagi kelompoknya dalam menunjang bisnis
perikanan.
(6) mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan
bersama dalam kelompok
(7) melaksanakan tukar menukar pikiran.
(8) bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana
produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
(9) mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para
anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan
kepada setiap anggota untuk megembangkan keterampilan
dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.
(10) mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan
pengembangan usaha para anggota kelompok
(11) melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia
sarana produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK,
pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan.
Bila semua pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu
saja tidak akan mampu mengembangkan usaha dengan baik.
Namun setelah digabung dalam kelompok dan masuk dalam
wadah kelembagaan kelompok maka berbagai keunggulan dan
keuntungan pasti akan diperoeh, misalnya mudah mendapatkan
modal usaha, dapat bermitra dengan lembaga keuangan serta
mempermudah dalam akses pemasarannya. Dengan manfaat
berlembaga cukup besar dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan
perikanan.
Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama bidang
kelautan dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain
dapat dibagi kedalam;
1) Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan JENIS USAHA
2) Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan SKALA USAHA
3) Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan STATUS USAHA
4) Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan KOMODITAS UTAMA

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

5) Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan TEMPAT TINGGAL/


DOMISILI.

D. Pengukuhan Kelembagaan Pelaku Utama


Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan
melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi,
pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran,
dan pendampingan serta fasilitasi. Dengan pemberdayaan tersebut
bertujuan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta
berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis
perikanan sehingga pembangunan perikanan mampu membangun
usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan
mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan
yang berkelanjutan. Salah satu upaya dalam pemberdayaan
kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan
fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan
kelompok.
Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan
kelompok pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan
atas karya dan prestasi kelompok yang telah dicapai dan merupakan
kebanggaan bagi para anggota kelompok. Kegiatan ini diharapkan
akan tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok
untuk belajar lebih giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif
dalam usaha menigkatkan produksi dan pendapatannya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara
lain:
1. Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai
prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan.
2. Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam
berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
3. Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan
yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

BAB III. PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK

A. PERAN KELOMPOK
Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan
dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1) Sebagai media komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar,
lestari dan dinamis.
2) Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3) Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.
4) Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja
sama.
5) Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

B. FUNGSI KELOMPOK
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok
seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas belajar; (2)
Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan
bersama; dan (5) Kesatuan swadaya dan swadana.
1) Kelompok Sebagai Kelas Belajar

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi


belajar antar pelaku utama. Mereka dapat melakukan proses
interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat
saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi dari
fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak
lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama
apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian
proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam
kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama akan dapat
melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat
mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan
membuat pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari
masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas
(pendamping, penyuluh dan lain-lain).
2) Kelompok Sebagai Wadah Kerja Sama
Sebagai wadah kerja sama, kelompok pelaku utama
merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.
3) Kelompok Sebagai Unit Produksi
Kelompok pelaku utama sebagai unit produksi, erat hubungan
dengan wadah kerja sama misalnya kelompok pembudidaya ikan.
Dengan melaksanakan kegiatan budidaya secara bersamasama
dapat dicapai efisiensi yang lebih tinggi misalnya, dalam
pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil.
Oleh karena itu dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi
akan dapat dicapai skala ekonomis usaha yang dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku utama.
4) Kelompok Sebagai Organisasi Kegiatan Bersama
Dengan berkelompok maka pelaku utama akan belajar
mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan
dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib
sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi
peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka belajar
bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota
merasa memiliki commitment terhadap kelompoknya. Mereka
merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan ke-
kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu
kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat
sendiri-sendiri.
5) Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan Swadana
Kelompok pelaku utama adalah kumpulan pelaku utama yang
mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya
tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu
kegiatan. Hal ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan
kelompok tersebut.
Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu
merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan,
melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat


dilakukan melalui kelompok.

BAB IV. PENGEMBANGAN KELOMPOK

A. Arah/tujuan Pengembangan Kelompok


Arah/tujuan pengembangan kelompok adalah agar kelembagaan
kelompok dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan efisien dan
efektif. Kelompok untuk bisa maju dan kuat memerlukan proses
pengembangan yang terus menerus agar tumbah dan berkembang
menjadi lembaga yang lebih maju. Kelembagaan yang telah terbentuk
dan tumbuh perlu ditingkatkan melalui kegiatan pengembangan
kelompok antara lain :
a. Peningkatan peran lembaga dalam memajukan usaha anggotanya;
b. Peningkatan kemampuan keterampilan berproduksi bagi pelaku
utama yang bergabung sebagai anggota;
c. Peningkatan kemampuan administrasi usaha, yaitu mencatat
semua transaksi bisnisnya;
d. Peningkatan kemampuan bernegosiasi dan berinteraksi dalam
bisnis bidang kelautan dan perikanan;
e. Peningkatan kemampuan berorganisasi dan bekerja sama antar
lembaga.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

B. Kegiatan Pengembangan Kelompok


Bila semua anggota kelompok masyarakat secara sadar sepakat
untuk mengikuti anjuran dan merasakan manfaat dari kegiatan
berkelompok, maka langkah selanjutnya adalah berupa bimbingan-
bimbingan. Bimbingan tersebut terus dilakukan secara berkala melalui
upaya pembinaan yang terus menerus. Pembinaan kepada para
sasaran/pelaku utama dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati
bersama.
Tentu saja pembinaan ini semata-mata tidak hanya dilakukan
oleh pendamping saja, melainkan harus ada dukungan yang kuat dari
instansi terkait lainnya. Karena dalam proses pembinaan sering
ditemui permasalahan yang dihadapi di lapangan dan harus
melibatkan institusi lain.
Pelaksanaan bimbingan/pembinaan, antara lain dapat dilakukan
dengan:
1) Pembinaan Teknis Bidang Usaha Kelompok
Pembinaan bidang usaha kelompok dapat dilakukan melalui
bimbingan mengenai:
(a) penguatan modal usaha;
(b) penangkapan ikan;
(c) budidaya ikan;
(d) Jasa dan industri perikanan;
(e) Peningkatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan aparat
(f) Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
(g) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung
kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan
(h) Pengolahan dan pemasaran hasil
(i) Penguatan kelembagaan usaha
(j) Kontribusi pelaku utama kelautan dan perikanan
(k) Identifikasi potensi wilayah dan sumberdaya perikanan yang
ada di lingkungannya
(l) Pemilihan teknologi yang dibutuhkan
(m) Peningkatan kapasitas produksi dan mutu hasil

2) Pembinaan Manajerial Kelompok


Pembinaan manajerial kelompok dapat dilakukan melalui
bimbingan mengenai:
(a) Penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK)

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

Rencana Usaha Kelompok disusun bersama berdasarkan


hasil musyawarah dan mufakat anggota. Musyawarah anggota
dipimpin oleh ketua kelompok dengan didampingi oleh
penyuluh perikanan.
Rencana Usaha Kelompok (RUK) minimal memuat tentang:
biodata kelompok, rencana kerja, kebutuhan nyata kelompok,
analisa usaha serta prospek usaha di bidang kelautan dan
perikanan.
RUK yang telah disusun kemudian ditandatangani oleh
Ketua Kelompok, tenaga pendamping dan diketahui oleh Kepala
Desa dan Kepala Dinas yang membidangi Kelautan dan
Perikanan sebagai Pembina.
RUK dibuat dengan materi/informasi sebagai berikut:
(1) Gambaran umum kelompok, berisi antara lain:
(i) Nama kelompok dan tahun berdirinya.
(ii) Alamat kelompok
(iii) Susunan pengurus dan perkembangan jumlah
anggotanya (saat berdiri sampai sekarang).
(iv) Pengakuan keberadaan kelompok oleh
masyarakat/instansi terkait
(v) Maksud dan tujuan pendirian kelompok (harus
tercantum dalam AD/ART)
(vi) Jenis kegiatan usaha yang sedang berjalan, produksi
saat ini dan pemasarannya.
(vii) Perkembangan sarana yang dimiliki dari saat ini serta
asal modal tersebut.
(viii) Administrasi kelompok (buku pendukung)
(ix) Nama Tenaga pendamping (domisili dan prestasi
pendamping)
(x) Mitra usaha (pemerintah/swasta)
(xi) Prestasi kelompok
(2) Rencana kegiatan dan pembiayaan, berisi antara lain:
(i) Investasi
(ii) Modal kerja (pembelian sarana produksi yang akan
digunakan)
(iii) Pengembangan kelembagaan (pelatihan, administrasi
kelompok, pengembangan pemasaran, dan lain-lain)
(3) Rencana produksi dan pemasaran
(i) Rencana produksi
(ii) Rencana pemasaran (harga, tujuan pasar, dsb)

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

(iii) Analisa usaha


(4) Rencana pendampingan
(i) Pendampingan teknis
(ii) Pendanpingan manajerial
(5) Keberhasilan yang ingin dicapai
(i) Peningkatan kemampuan kelompok:
- Administrasi kelompok (adanya kelengkapan
administrasi)
- Produksi dan pemasaran (terjadinya peningkatan)
(ii) Dampak kegiatan kelompok
- Dampak terhadap kelompok
- Dampak terhadap masyarakat sekitar kelompok
- Dampak terhadap lingkungan/ekologi yang dapat
dirasakan oleh anggota kelompok maupun
masyarakat
(b) Pemupukan Modal dan Keberlanjutan Usaha Kelompok
Dana yang disalurkan kepada kelompok pelaku
utama/masyarakat merupakan penguatan modal untuk terus
dipupuk menjadi dana penguatan modal kelompok untuk
pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan.
Pengadaan dan penyaluran sarana produksi perikanan
dengan jenis dan jumlah sarana yang dilakukan secara
transparan dan diputuskan oleh kelompok, yang dibuktikan
dengan berita acara serah terima barang.
Pemanfaatan dana kelompok untuk modal kerja
direncanakan bersama-sama secara transparan oleh kelompok.
Penarikan, pembelanjaan, dan pembukuan mengikuti prosedur
yang sama dengan dana pengadaan sarana/prasarana.
Untuk pengadministrasian dana kolompok, terlebih dahulu
harus disepakati mekanisme yang diterapkan untuk
menghinpun dana pengembalian dari pelaku utama perikanan.
Selanjutnya ditentukan pengurus atau pengelola dana tersebut.
Dalam hal ini perlu dicari alternatif mekanisme yang sederhana
tetapi transparan, sehingga mudah dikontrol oleh semua pihak
yang terkait.
Keuntungan dari modal kelompok disimpan dalam rekening
kelompok yang bersangkutan, yang dapat ditarik sesuai
kebutuhan dan prosedur yang disepakati.
(c) Pengembangan Usaha kelompok
Berbagai bidang usaha yang dapat dikelola oleh kelompok
masyarkat antara lain bidang usaha kios sarana produksi, usaha

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

jasa, konservasi berorientasi ekonomi, budidaya, pengolahan,


penangkapan dan pemasaran hasil perikanan.
(d) Pengembangan Pemasaran Hasil
(e) Bimbingan Manajerial Lainnya

3) Pembinaan aspek sosial;


Pembinaan aspek sosial dapat dilakukan antara lain melalui
bimbingan mengenai:
(a) Kesadaran hukum
(b) Pembinaan kader
(c) Taat perjanjian
(d) Pembinaan hubungan dengan kelembagaan lain
(e) Administrasi kelompok
Kesan pertama yang terlihat pada suatu kelompok
pelaku utama yang baik, adalah pengelolaan admnistrasi
yang baik. Sehingga kemampuan melaksanakan administrasi
dengan baik perlu dibina terus sampai mereka terbiasa
melakukannya.
Untuk dapat mengetahui keberadaan kelompok dan
tingkat maju mundurnya kelompok, dokumentasi kelompok
yang berupa pembukuan atau administrasi kelompok perlu
disusun. Beberapa buku yang harus dibuat adalah: (1) Buku
Data Anggota; (2) Buku Kas; (3) Buku Inventaris Barang; (4)
Buku Notulen; (5) Buku Kehadiran Peserta Rapat; (6) Buku
Agenda Surat; (7) Buku Tamu; (8) Buku Rencana Kegiatan; (9)
Buku Kegiatan Usaha; (10) Buku Pola Tanam/Tebar. Adapun
format buku-buku tersebut dapat dilihat pada lampiran 1-10.

BAB V. PENINGKATAN KELAS KELOMPOK

A. Stratifikasi Kemampuan dan Klasifikasi Kelembagaan


Kelompok Pelaku Utama
Stratifikasi kemampuan kelembagaan kelompok meliputi:
1. Penguasaan teknologi
2. Pengorganisasian
3. Skala Usaha
4. Kemampuan Permodalan

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

5. Kemitraan/ Kerja sama


6. Akses informasi pasar
Berdasarkan tingkat penilaian stratifikasi kemampuan
kelembagaan tersebut, kelembagaan penyuluhan perikana swadaya
dibagi dalam 3 kelas yaitu:
1. Kelas Pemula, merupakan kelas terbawah dan terendah kelas
kemampuannya, dengan batas nilai scoring penilaian 0 350
2. Kelas Madya, merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula,
kelembagaan pada kelas tersebut sudah melakkan kegiatan
perencanaan meskipun masih terbatas, dengan batas nilai scoring
351 - 650
3. Kelas Utama, merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas madya.
Kelompok pelaku utama sudah melakukan kegiatan dalam
perencanaan sampai pelaksanaan meskipun masih terbatas.
Batas nilai scoring 651-1000
Berdasarkan penilaian serta penetapan kelas kemampuan suatu
kelompok maka pengakuan terhadap kemampuan kelompok diatur
sebagai berikut;
a. Untuk Kelas Pemula, dengan piagam pengukuhan ditandatangani
oleh Kepala Desa/Lurah
b. Untuk Kelas Madya, dengan piagam pengukuhan ditandatangai
oleh Camat
c. Untuk Kelas Utama, dengan piagam pengukuhan ditandatangani
oleh Bupati/Walikota.

B. Kriteria Penilaian Kelas Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan


1. Aspek Penilaian
Aspek penilaian kelas kelembagaan pelaku utamabidang
kelautan dan perikanan diukur berdasarkan 5 (lima) jenis
kemampuan dan 50 Indikator, dengan bobot penilaian maksimal
tertentu sehingga seluruh hasil penilaian kemampuan: 1000.

Kelima jenis kemampuan dan indikator penilaian kemampuan


kelompok seperti pada Tabel dibawah ini:
No Jenis, Indikator dan Komponen Katagori KET
(1) (2) (3) (4)
I PERENCANAAN 200
A. Kemampuan mengidentifikasi potensi wilayah dan 60
Sumberdaya perikanan yang ada di lingkungannya
1. Infrastruktur 10 Nilai max

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

a. > 66 % mengetahui infrastruktur 10 Nilai max


b. 34 % - 66 % mengetahui infrastruktur 7,5 Nilai max
c. > 0 33 % mengetahui infrastruktur 5 Nilai max
d. Tidak mengetahui infrastruktur 0 Nilai max
2. Kemampuan Melestarikan Lingkungan 10
a. > 66 % mampu melestarikan lingkungan 10 Nilai max
b. 34 % - 66 % mampu melestarikan lingkungan 7,5 Nilai max
c. 0 33 % mampu melestarikan lingkungan 5 Nilai max
d. Tidak mampu melestarikan lingkungan 0 Nilai max
3. Kesadaran Hukum 15
a. > 66 % sadar hukum 15 Nilai max
b. 34% - 66 % sadar hukum 10 Nilai max
c. 0 33 % sadar hukum 5 Nilai max
d. Tidak sadar hukum 0 Nilai max
4. Kondisi tanah dan air 8
a. > 66 % mengetahui kondisi tanah dan air 8 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui kondisi tanah dan air 6 Nilai max
c. 0 33 % mengetahui kondisi tanah dan air 4 Nilai max
d. Tidak mengetahui kondisi tanah dan air 0 Nilai max
5 Iklim 7
a. > 66 % mengetahui kondisi iklim 7 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui kondisi iklim 5 Nilai max
c. 0 33 % mengetahui kondisi iklim 3 Nilai max
d. Tidak mengetahui kondisi iklim 0 Nilai max
6. Sumber Air 10
a. > 66 % mengetahui sumber air 10 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengetahui sumber air 7,5 Nilai max
c. 0 33 % mengetahui sumber air 5 Nilai max
d. Tidak mengetahui sumber air 0 Nilai max
B. Kemampuan memilih teknologi yang dibutuhkan 50
1. Teknologi proses produksi 20
a. >66 % mampu memilih teknologi proses produksi 20 Nilai max
b.34 %-66 % mampu memilih teknologi proses produksi 15 Nilai max
c. 0 33 % mampu memilih teknologi proses produksi 10 Nilai max
d. Tidak mampu memilih teknologi proses produksi 5 Nilai max
2. Teknologi Pamanenan 15
a. >66 % mampu memilih teknologi pemanenan 15 Nilai max
b. 34 %-66 % mampu memilih teknologi pemanenan 10 Nilai max
c. 0 33 % mampu memilih teknologi pemanenan 5 Nilai max

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

d. Tidak mampu memilih teknologi proses pemanenan 2,5 Nilai max


3. Tekonologi Pasca Penen 15
a. >66 % mampu memilih teknologi pasca panen 15 Nilai max
b. 34 %-66 % mampu memilih teknologi pasca panen 10 Nilai max
c. 0 33 % mampu memilih teknologi pasca panen 5 Nilai max
d. Tidak mampu memilih teknologi proses pasca panen 2,5 Nilai max

C. Kemampuan dalam menyusun RUK 40


1. Dasar pembuatan rencana usaha kegiatan 10
a. Musyawarah pengurus dan anggota 10 Nilai max
b.Disusun pengurus, dikoreksi dan disahkan oleh anggota 7,5 Nilai max
c. Disusun pengurus tanpa anggota 5 Nilai max
d. Disusun pihak lain 2,5 Nilai max
2. Kehadiran anggota dalam musyawarah penyusunan RUK 8
a. > 66 % anggota hadir 8 Nilai max
b. 34 %-66 % anggota hadir 6 Nilai max
c. 0%-33 % anggota hadir 4 Nilai max
d. Tidak ada anggota yang hadir 0 Nilai max
3. Keterikatan terhadap RUK 6
a. > 66 % ada keterikatan anggota 6 Nilai max
b. 34 %-66 % adaketerikatan anggota 4 Nilai max
c. 0%-33 % ada keterikatan anggota 2 Nilai max
d. Tidak ada keterikatan anggota 0 Nilai max
4. Penguasaan kelompok Terhadap Materi RUK 10
a. > 66 % menguasai materi 10 Nilai max
b. 34 %-66 % menguasai materi 7,5 Nilai max
c. 0%-33 % menguasai materi 5 Nilai max
d. Tidak menguasai materi 2,5 Nilai max
5. Cakupan Materi RUK 6
a. Meliputi (1) pola tanam/pola usaha, (2) kebutuhan 6 Nilai max
saprokan, (3) pengolahan hasil, (4) pemasaran, (5)
tabungan kelompok, (6) pengembalian kredit, (7)
komoditas utama
b. Hanya meliputi 5-6 butir komponen a 4 Nilai max
c. Hanya meliputi 3-4 butir komponen a 2 Nilai max
d. Hanya meliputi 0-2 butir komponen a 1 Nilai max

D. Kemampuan dalam penyusunan rencana kegiatan di 30


bidang produksi, pengolahan dan pemasaran:
1. Produksi 10
a. 76% - 100% lengkap 10 Nilai max

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

b. 51% - 75% lengkap 7,5 Nilai max


c. 26% - 50% lengkap 5 Nilai max
d. 0% - 25% lengkap 2,5 Nilai max
2. Pengolahan hasil 10
a. 76% - 100% lengkap 10 Nilai max
b. 51% - 75% lengkap 7,5 Nilai max
c. 26% - 50% lengkap 5 Nilai max
d. 0% - 25% lengkap 2,5 Nilai max
3. Pemasaran hasil 10
a. 76% - 100% lengkap 10 Nilai max
b. 51% - 75% lengkap 7,5 Nilai max
c. 26% - 50% lengkap 5 Nilai max
d. 0% - 25% lengkap 2,5 Nilai max

E. Kemampuan dalam Pembinaan kader 20


1. Dasar pembinaan kader kelompok 8 Nilai max
a. Musyawarah pengurus dan anggota 8 Nilai max
b.Disusun pengurus, dikoreksi dan disahkan oleh anggota 6 Nilai max
c. Disusun pengurus tanpa anggota 4 Nilai max
d. Disusun pihak lain 2 Nilai max
2. Kesempatan anggota menjadi pengurus 7
a. pernah ada pergantian pengurus dalam 5 tahun terakhir 7 Nilai max
b. pernah ada pergantian pengurus dalam 6-7 tahun terakhir 5 Nilai max
c. pernah ada pergantian pengurus dalam 8-9 tahun terakhir 3 Nilai max
d. tidak pernah ada atau > 10 tahun 1 Nilai max
3. Kesempatan anggota mengikuti kursus kepemimpinan 5
a. > 66 % anggota pernah mengikuti 5 Nilai max
b. 34 %-66 % anggota pernah mengikuti 3 Nilai max
c. 0-33 % anggota pernah mengikuti 2 Nilai max
d. Tidak pernah 0 Nilai max
II PERJANJIAN 200
1. Kemampuan mengidentifikasi perjanjian dengan pihak lain 60
dalam meningkatkan usaha perikanan
a. > 66 % mampu mengidentifikasi perjanjian dengan pihak 60 Nilai max
lain dalam meningkatkan usaha
b. 34-66 % mampu mengidentifikasi perjanjian dengan pihak 45 Nilai max
lain dalam meningkatkan usaha
c. 0 -33 %mampu mengidentifikasi perjanjian dengan pihak 30 Nilai max
lain dalam meningkatkan usaha
d. sama sekali tidak mampu mengidentifikasi perjanjian 0 Nilai max
dengan pihak lain dalam meningkatkan usaha

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

2. Kemampuan melibatkan anggota dalam pembuatan perjanjian 30


dengan pihak lain
a. musyawarah pengur(us dengan pihak lain 30 Nilai max
b. pengurus, dikoreksi dan disampaikan oleh anggota 22,5 Nilai max
c. pengurus tanpa anggota 15 Nilai max
d. selain a,b dan c 7,5 Nilai max
3. Kemampuan dalam melaksanakan perjanjian 60
a. > 66 % melaksanakan perjanjian 60 Nilai max
b. 34 % - 66 % melaksanakan perjanjian 45 Nilai max
c. 0% - 33 % melaksanakan perjanjian 30 Nilai max
d. Tidak melaksanakan perjanjian 0 Nilai max
4. Kemampuan dalam pelaksanaan sanksi terhadap anggota 50
yang tidak mentaati perjanjian
a. ada sanksi tertulis dan dilaksanakan 50 Nilai max
b. ada peringatan tertulis dan lisan 37,5 Nilai max
c. ada peringatan lisan 25 Nilai max
d. tidak ada peringatan/teguran 0 Nilai max

III PEMUPUKAN MODAL 150


A. Kemampuan Pelaku Utama menghimpun dana 30
1. Kemampuan Kelompok menghimpun dana 20
a. > 66 % anggota kelompok dapat menghimpun dana 20 Nilai max
b. 34 % - 66 % anggota kelompok dapat menghimpun dana 15 Nilai max
c. 0% - 33 % anggota kelompok dapat menghimpun dana 10 Nilai max
d. Tidak ada 0 Nilai max
2. Jumlah anggota yang memperoleh dana dari lembaga 10
Keuangan
a. > 66 % anggota memperoleh dana dari lembaga 10 Nilai max
Keuangan
b. 34 % - 66 % anggota memperoleh dana dari lembaga 7,5 Nilai max
Keuangan
c. 0% - 33 % anggota memperoleh dana dari lembaga 5 Nilai max
Keuangan

d. Tidak ada 0 Nilai max

B. Kemampuan dalam pengembangan modal usaha 30


kelompok
a. ada penambahan modal/kekayaan kelompok sebanyak 21% 30 Nilai max
- 30% atau lebih dalam kurun waktu 1 tahun
b. ada penambahan modal/kekayaan kelompok sebanyak 11% 22,5 Nilai max
- 20% atau lebih dalam kurun waktu 1 tahun
c ada penambahan modal/kekayaan kelompok sebanyak 1% - 15 Nilai max
10% atau lebih dalam kurun waktu 1 tahun.
d Tidak ada penambahan modal/kekayaan kelompok atau 7,5 Nilai max

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

terjadi penciutan modal/kekayaan kelompok dalam kurun


waktu 1 tahun.
C. Kemampuan dalam pemanfaatan modal milik kelompok 20
a. kepentingan bersama yang produktif 20 Nilai max
b. kepentingan bersama tidak produktif 15 Nilai max
c. kepentingan perorangan 10 Nilai max
d. tidak dimanfaatkan 5 Nilai max
D. Kemampuan dalam cara mengatasi hambatan pemupukan 40
modal/kekayaan kelompok
a. musyawarah pengurus dengan pihak lain 40 Nilai max
b. pengurus, dikoreksi dan disampaikan oleh anggota 30 Nilai max
c. pengurus tanpa anggota 20 Nilai max
d. selain a,b dan c 10 Nilai max
E. Kemampuan anggota menabung 30 Nilai max
a. > 66 % anggota menabung 30 Nilai max
b. 34 % - 66 % anggota menabung 20 Nilai max
c. 0% - 33 % anggota menabung 10 Nilai max

e. Tidak ada 0 Nilai max

IV HUBUNGAN KELEMBAGAAN 200


A. Hubungan antar kelembagaan 80
a. > 66 % mengadakan hubungan antar kelembagaan 80 Nilai max
b. 34 % - 66 % mengadakan hubungan antar kelembagaan 60 Nilai max
c. 0% - 33 % mengadakan hubungan antar kelembagaan 40 Nilai max
d. tidak pernah mengadakan hubungan antar kelembagaan 0 Nilai max
B. Hubungan dengan pihak lain 120
a. > 75% mengadakan hubungan dengan kelembagaan lain 120 Nilai max
b. 51% - 75% mengadakan hubungan dengan kelembagaan 90 Nilai max
lain
c. 26% - 50% mengadakan hubungan dengan kelembagaan 60 Nilai max
lain
d. 0% - 25% mengadakan hubungan dengan kelembagaan 30 Nilai max
lain
V PRODUKTIVITAS 250
A. Kemampuan kelembagaan dalam mencari informasi 50

a. > 75% kelompok pernah mendatangi sumber informasi 50 Nilai max


(lembaga penelitian, dinas, PPL, dll)
b. 51% - 75% kelompok pernah mendatangi sumber informasi 37,5 Nilai max
(lembaga penelitian, dinas, PPL, dll)
c. 26% - 50% anggota kelompok pernah mendatangi sumber 25 Nilai max
informasi (lembaga penelitian, dinas, PPL, dll)
d. 0% - 25% anggota kelompok pernah mendatangi sumber 12,5 Nilai max
informasi (lembaga penelitian, dinas, PPL, dll)

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

B. Kemampuan dalam pemanfaatan informasi 30


a. >75% anggota memanfatkan informasi 30 Nilai max
b. 51% - 75% anggota memanfatkan informasi 22,5 Nilai max
c. 26% - 50% anggota memanfatkan informasi 15 Nilai max
d. 0% - 25% anggota memanfatkan informasi 7,5 Nilai max
C. Kemampuan kelompok dalam pembagian tugas dan tanggung 30
jawab
a. >75% merata kepada anggota kelompok 30 Nilai max
b. 51% - 75% merata kepada anggota kelompok 22,5 Nilai max
c. 26% - 50% merata kepada anggota kelompok 15 Nilai max
d. 0% - 25% merata kepada anggota kelompok 7,5 Nilai max
D. Kemampuan kelompok dalam kerjasama 50
1. Di bidang sarana produksi 30
a. >75% anggota terlibat kerjasama aktif 30 Nilai max
b. 51% - 75% anggota terlibat kerjasama aktif 22,5 Nilai max
c. 26% - 50% anggota terlibat kerjasama aktif 15 Nilai max
d. 0% - 25% anggota terlibat kerjasama aktif 7,5 Nilai max
2. Di bidang penerapan teknologi 20
a. >75% anggota terlibat kerjasama aktif 20 Nilai max
b. 51% - 75% anggota terlibat kerjasama aktif 15 Nilai max
c. 26% - 50% anggota terlibat kerjasama aktif 10 Nilai max
d. 0% - 25% anggota terlibat kerjasama aktif 5 Nilai max
E. Kemampuan kelompok dalam peningkatan produksi dan mutu 40
hasil
1. peningkatan produksi 20
a. >75% menyamai rekomendasi setempat 20 Nilai max
b. 51% - 75% menyamai rekomendasi setempat 15 Nilai max
c. 26% - 50% menyamai rekomendasi setempat 10 Nilai max
d. 0% - 25% menyamai rekomendasi setempat 5 Nilai max
2. Peningkatan mutu produksi 20
a. >75% menyamai rekomendasi setempat 20 Nilai max
b. 51% - 75% 15 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
c. 26% - 50% 10 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
d. 0% - 25% 5 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
F. Kemampuan 50
Kelompok dalam
pengolahan dan

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

pemasaran.
1. Pengolahan hasil 20
a. >75% menyamai 20 Nilai max
rekomendasi setempat
b. 51% - 75% 15 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
c. 26% - 50% 10 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
d.0% - 25% 5 Nilai max
menyamai
rekomendasi
setempat
2. Pemasaran 30
a. >75% menyamai 30 Nilai max
rekomendasi setempat
b. 51% - 75% 22,5 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
c. 26% - 50% 15 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat
d. 0% - 25% 7,5 Nilai max
menyamai rekomendasi
setempat

2) Waktu Penilaian dan Tim Penilai


Penilaian dilaksanakan satu tahun dua kali yang dilakukan oleh tim
penilai sebagai berikut:
a. Untuk kelas pemula, penilai adalah dari tim kecamatan yang terdiri
dari, penyuluh, unsur kecamatan, unsur dinas terkait, dengan SK
sebagai tim penilai dari Camat.
b. Untuk kelas madya, penilai adalah dari tim kabupaten/kota yang
terdiri dari : penyuluh, unsur kabupaten/kota, dan unsur dinas
terkait, dengan SK sebagai tim penilai dari Bupati/walikota atau
Dinas yang membidangi perikanan
c. Untuk kelas utama, penilai adalah tim provinsi dan pusat,
penyuluh, dan unsur dinas terkait, dengan SK sebagai tim penilai
dari Gubernur/Pusat, dan dinas yang membidangi perikanan.

PRAKTEK

1. Peserta secara berkelompok menyusun:


a) Berita Acara Penumbuhan Kelompok; dan
b) Rencana Pengembangan/Pembinaan Kelompok.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

2. Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok.


3. Semua peserta dan pengajar/fasilitator mendiskusi dan
menyempurnakan hasil kerja masing-masing kelompok.

BAB VI. PENUTUP

Demikian modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok ini


kami buat, dengan harapan dapat dijadikan acuan bagi Peserta Pelatihan
Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan (PMKKP) dalam
melaksanakan pengelolaan kegiatan kelompok dalam upaya
meningkatkan efektifitas pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan
anggota kelompoknya.

Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul ini


kami ucapkan terima kasih, teriring harapan semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 9 September
2013
Ttd,
Tim Penyusun

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

DAFTAR PUSTAKA

Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun Kerjasama Tim


(Team Building). Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,
Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Tim Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan
Kelembagaan Penyuluhan Perikanan. Pusat Pengembangan
Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

TIM PENYUSUN MODUL

Fahrur Razi, S.ST


Penyuluh Perikanan Pertama pada Pusat Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan KKP.
Liasson Officer kegiatan penyuluhan perikanan antara Pusat
dan Daerah wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
HP: 0852 3739 3533
Email: fahrul.perikanan@gmail.com
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/

Tatang, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama pada Pusat Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan KKP.
Liasson Officer kegiatan penyuluhan perikanan antara Pusat
dan Daerah wilayah Provinsi Lampung, Sumatera Selatan,
Jambi, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung,
Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.
HP: 0852 1986 6648
Email: tatang.perikanan@gmail.com
http://suksesmina.wordpress.com/

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok


Pelatihan Manajerial Kelompok dan Kewirausahaan Perikanan di Kota Bontang

Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok

Anda mungkin juga menyukai