Anda di halaman 1dari 16

OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Pengalihan dan/atau penggantian alat terkait lainnya; n. pemantauan dan log book penangkapan ikan kepada
penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan evaluasi. syahbandar atau petugas log book
alat penangkapan ikan pukat tarik (seine penangkapan ikan
nets) dilakukan melalui langkah-langkah Pengalihan dan/atau penggantian
implementasi: a. pengukuran ulang dan pemanfaatan alat penangkapan ikan pukat
grosse akte; b. pendaftaran dan hela (trawls) dan alat penangkapan ikan
penandaan kapal perikanan (buku kapal pukat tarik (seine nets) dan
perikanan); c. pemeriksaan fisik kapal penempatannya pada WPPNRI hanya
perikanan; d. pelatihan penggunaan alat dapat dilakukan pada kapal penangkapan
penangkapan ikan baru; e. pengadaan dan ikan berukuran 30 gross tonnage (GT)
penggantian alat penangkapan ikan; f. sampai dengan 200 GT.
fasilitasi percepatan perizinan usaha Setiap orang yang melakukan pengalihan
perikanan tangkap melalui penyediaan dan/atau penggantian pemanfaatan alat
gerai perizinan di lokasi; g. pemberian penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) alat penangkapan ikan pukat tarik (seine
berdasarkan peluang perizinan per nets) wajib: a. memiliki Nomor Pokok Wajib
WPPNRI; h. pengendalian [Surat Pajak; b. tidak menggunakan kapal
Persetujuan Berlayar (SPB)]; i. perikanan yang terindikasi melakukan IUU
pengawasan [Surat Laik Operasi Kapal Fishing; c. melakukan penangkapan ikan
Perikanan (SLO) dan Hasil Pemeriksaan pada WPPNRI sesuai dengan SIPI; d.
Kapal (HPK); j. penempatan syahbandar mendaratkan ikan hasil tangkapan di
atau petugas log book penangkapan ikan di
pelabuhan pangkalan sesuai SIPI/SIKPI; e.
pelabuhan perikanan; k. fasilitasi rantai melaporkan hasil kegiatan penangkapan
dingin, antara lain penyediaan mesin dan/atau pengangkutan ikan pada
pembuat es berjalan; l. sosialisasi; m. pelabuhan masuk/keluar sesuai yang
penyusunan nota ditetapkan dalam SIPI/SIKPI; f.
kesepahaman/memorandum of
mengaktifkan transmitter Vessel Monitoring
understanding (MoU) dengan Badan System (VMS) dan dapat dipantau secara
Usaha Milik Negara (BUMN) atau pihak online; dan g. mengisi dan menyampaikan
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Setiap orang dilarang menggunakan alat a. pukat hela dasar berpalang (beam Alat penangkapan ikan pukat tarik (seine

penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan trawls); nets) sebagaimana dimaksud dalam Pasal

alat penangkapan ikan pukat tarik (seine b. pukat hela dasar berpapan (otter trawls); 2 terdiri dari:

nets) di seluruh Wilayah Pengelolaan c. pukat hela dasar dua kapal (pair trawls); a. pukat tarik pantai (beach seines); dan

Perikanan Negara Republik Indonesia. d. nephrops trawls; dan b. pukat tarik berkapal (boat or vessel

Alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) e. pukat hela dasar udang (shrimp trawls), seines).

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berupa pukat udang.

terdiri dari: Pukat hela pertengahan (midwater trawls), Pukat tarik berkapal (boat or vessel seines)

a. pukat hela dasar (bottom trawls); sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b. pukat hela pertengahan (midwater b, terdiri dari: b terdiri dari:

trawls); a. pukat hela pertengahan berpapan (otter a. dogol (danish seines);

c. pukat hela kembar berpapan (otter twin trawls), berupa pukat ikan; b. scottish seines;

trawls); dan d. pukat dorong. b. pukat hela pertengahan dua kapal (pair c. pair seines;

trawls); dan d. payang;

Pukat hela dasar (bottom trawls) c. pukat hela pertengahan udang (shrimp e. cantrang; dan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf trawls). f. lampara dasar.

a, terdiri dari:
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Peraturan Menteri ini berlaku untuk: a. book penangkapan ikan sebagaimana Syahbandar; atau c. Petugas log book
Setiap kapal penangkap ikan berbendera dimaksud pada ayat (2), sebagaimana penangkapan ikan untuk pelabuhan yang
Indonesia berukuran diatas 5 GT yang tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, bukan merupakan pelabuhan perikanan.
beroperasi di WPPNRI; dan b. Setiap kapal dan Lampiran III yang merupakan bagian (2) Pendaratan ikan hasil tangkapan
penangkap ikan berbendera Indonesia tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang beroperasi di laut lepas. dilakukan di pelabuhan pangkalan
KEWAJIBAN LOG BOOK sebagaimana tercantum dalam SIPI.
Log book penangkapan ikan merupakan PENANGKAPAN IKAN
salah satu informasi hasil tangkapan ikan
dalam sistem manajemen penangkapan Setiap kapal perikanan yang memiliki SIPI
ikan. dan melakukan operasi penangkapan ikan
wajib dilengkapi dengan log book
JENIS LOG BOOK PENANGKAPAN IKAN penangkapan ikan. (2) Log book
penangkapan ikan sebagaimana dimaksud
(1) Log book penangkapan ikan disusun pada ayat (1) diisi di atas kapal dan menjadi
berdasarkan jenis alat penangkapan ikan. tanggung jawab Nakhoda. (3) Pengisian
(2) Log book penangkapan ikan log book penangkapan ikan sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimaksud pada ayat (2) wajib dilakukan
terdiri dari: a. log book alat penangkapan sesuai dengan data yang sebenarnya
ikan rawai tuna dan pancing ulur; b. log (objective) dan tepat waktu (up to date).
book alat penangkapan ikan pukat cincin
grup pelagis besar, huhate, huhate MEKANISME PENYAMPAIAN DAN
mekanis, dan pancing tonda; dan c. log PELAPORAN LOG BOOK
book alat penangkapan ikan lainnya sesuai PENANGKAPAN IKAN
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (3) Log book penangkapan ikan Setiap nakhoda kapal penangkap ikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib menyerahkan log book penangkapan
memuat informasi mengenai: a. data kapal ikan sebelum mendaratkan ikan hasil
penangkap ikan; b. data alat penangkapan tangkapan kepada: a. Syahbandar di
ikan; c. data operasi penangkapan ikan; pelabuhan perikanan; b. Petugas log book
dan d. data ikan hasil tangkapan. (4) penangkapan ikan untuk pelabuhan
Bentuk, format, dan tata cara pengisian log perikanan yang belum mempunyai
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Menghentikan sementara perizinan usaha Risiko hilang atau rusaknya sarana Garam sebagaimana dimaksud dalam
perikanan tangkap di Wilayah Pengelolaan Penangkapan Ikan yang dihadapi Nelayan Pasal 4 ayat (2) huruf a meliputi:
Perikanan Negara Republik Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat a. bahan bakar minyak dan sumber energi
Penghentian sementara sebagaimana (2) huruf a meliputi: lainnya;
dimaksud pada ayat (1) diberlakukan bagi a. kapal penangkap ikan yang laik laut, laik b. pompa air;
kapal perikanan yang pembangunannya tangkap ikan, dan laik simpan ikan; c. kincir angin;
dilakukan di luar negeri. b. alat penangkapan ikan dan alat bantu d. geoisolator;
Penghentian sementara perizinan penangkapan ikan; e. alat ukur salinitas;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 c. bahan bakar minyak dan sumber energi f. mesin pemurnian/pencucian garam;
dilakukan sebagai berikut: lainnya; dan/atau d. air bersih dan es. g. alat angkut sederhana;
a. tidak dilakukan penerbitan izin baru bagi Risiko hilang atau rusaknya sarana h. alat iodisasi;
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Pembudidayaan Ikan yang dihadapi i. alat pengemas;
Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Pembudi Daya Ikan sebagaimana j. alat perata tanah;
Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI); dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a k. alat ukur suhu (termometer); dan
b. terhadap SIPI dan SIKPI yang telah meliputi: l. alat ukur kekentalan air laut (boume-
habis masa berlakunya tidak dilakukan a. induk, benih, dan bibit; hydro-meter)
perpanjangan; b. pakan;
c. bagi SIPI atau SIKPI yang masih berlaku c. obat Ikan;
dilakukan analisis dan evaluasi sampai d. geoisolator;
dengan masa berlaku SIPI atau SIKPI e. air bersih;
berakhir; dan f. laboratorium kesehatan Ikan;
d. apabila berdasarkan hasil analisis dan g. pupuk;
evaluasi sebagaimana dimaksud pada h. alat pemanen;
huruf c ditemukan pelanggaran, dikenakan i. kapal pengangkut Ikan hidup;
sanksi administrasi sesuai dengan j. bahan bakar minyak dan sumber energi
ketentuan peraturan perundang-undangan. lainnya;
Jaminan Perlindungan Atas Risiko Hilang k. pompa air
atau Rusaknya Sarana Penangkapan Ikan, l. kincir; dan m. keramba jaring apung.
Sarana Pembudidayaan Ikan, dan Usaha (Risiko hilang atau rusaknya sarana Usaha
Pergaraman Pergaraman yang dihadapi Petambak
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Jenis usaha di bidang pembudidayaan ikan Setiap orang yang melakukan usaha b. SIKPI–A, untuk kapal pengangkut ikan
meliputi: pembudidayaan ikan di wilayah berbendera asing.
a. usaha pembenihan ikan; pengelolaan perikanan Negara Republik
b. usaha pembesaran ikan; Indonesia wajib memiliki izin usaha Kriteria pembudidaya ikan kecil
c. usaha pengangkutan ikan hasil perikanan di bidang pembudidayaan. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
pembudidayaan; ayat (1) huruf a:
d. usaha pembenihan ikan dan Izin usaha perikanan di bidang a. melakukan pembudidayaan ikan dengan
pembesaran ikan; pembudidayaan sebagaimana dimaksud menggunakan teknologi sederhana; dan
e. usaha pembenihan ikan dan pada ayat (1) meliputi: b. melakukan pembudidayaan ikan dengan
pengangkutan ikan hasil pembudidayaan; a. izin usaha perikanan, yang diterbitkan luas lahan:
f. usaha pembesaran ikan dan dalam bentuk SIUP; dan 1) usaha pembudidayaan ikan di air tawar:
pengangkutan ikan hasil pembudidayaan; b. izin kapal pengangkut ikan, yang a) pembenihan, tidak lebih dari 0,75 ha;
dan diterbitkan dalam bentuk SIKPI. atau
g. usaha pembenihan ikan, pembesaran b) pembesaran, tidak lebih dari 2 ha.
ikan, dan pengangkutan ikan hasil SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 2) usaha pembudidayaan ikan di air payau:
pembudidayaan. huruf a, terdiri atas: a) pembenihan, tidak lebih dari 0,5 ha; atau
a. SIUP Pembenihan; b) pembesaran, tidak lebih dari 5 ha.
Usaha pembenihan ikan sebagaimana b. SIUP Pembesaran; dan 3) usaha pembudidayaan ikan di air laut:
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, meliputi c. SIUP Pembenihan dan Pembesaran. a) pembenihan, tidak lebih dari 0,5 ha; atau
kegiatan pemeliharaan calon induk/induk, b) pembesaran, tidak lebih dari 2 ha.
pemijahan, penetasan telur dan/atau SIKPI sebagaimana dimaksud pada ayat
pemeliharaan larva/benih/bibit. (2) huruf b, terdiri atas:
a. SIKPI–I, untuk kapal pengangkut ikan
Jenis Perizinan dan Masa Berlaku berbendera Indonesia; dan
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Jalur Penangkapan Ikan di WPPNRI terdiri (2) Karakteristik kedalaman perairan 4. WPPNRI 715, yang meliputi Perairan
dari: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut
a. Jalur Penangkapan Ikan I; dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau;
b. Jalur Penangkapan Ikan II; dan a. Perairan dangkal (≤ 200 meter) yang 5. WPPNRI 716, yang meliputi Perairan
c. Jalur Penangkapan Ikan III terdiri dari: Laut Sulawesi dan Sebelah Utara Pulau
1. WPPNRI 571, yang meliputi Perairan Halmahera; dan
Jalur Penangkapan Ikan I sebagaimana Selat Malaka dan Laut Andaman; 6. WPPNRI 717, yang meliputi Perairan
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, terdiri 2. WPPNRI 711, yang meliputi Perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik.
dari: Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Cina
a. Jalur Penangkapan Ikan IA, meliputi Selatan; API di WPPNRI menurut jenisnya terdiri
perairan pantai sampai dengan 2 (dua) mil 3. WPPNRI 712, yang meliputi Perairan dari 10 (sepuluh) kelompok, yaitu:
laut yang diukur dari permukaan air laut Laut Jawa; a. jaring lingkar (surrounding nets);
pada surut terendah; dan 4. WPPNRI 713, yang meliputi Perairan b. pukat tarik (seine nets);
b. Jalur Penangkapan Ikan IB, meliputi Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, c. pukat hela (trawls);
perairan pantai di luar 2 (dua) mil laut dan Laut Bali; dan d. penggaruk (dredges);
sampai dengan 4 (empat) mil laut. 5. WPPNRI 718, yang meliputi Perairan e. jaring angkat (lift nets);
(2) Jalur Penangkapan Ikan II Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor f. alat yang dijatuhkan (falling gears);
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Bagian Timur. g. jaring insang (gillnets and entangling
huruf b, meliputi perairan di luar Jalur b. Perairan dalam (> 200 meter) yang terdiri nets);
Penangkapan Ikan I sampai dengan 12 dari: h. perangkap (traps);
(dua belas) mil laut diukur dari permukaan 1. WPPNRI 572, yang meliputi Perairan i. pancing (hooks and lines); dan
air laut pada surut terendah. Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera j. alat penjepit dan melukai (grappling and
(3) Jalur Penangkapan Ikan III dan Selat Sunda; wounding).
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 2. WPPNRI 573, yang meliputi Perairan
huruf c, meliputi ZEEI dan perairan di luar Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa ABPI terdiri dari:
Jalur Penangkapan Ikan II. hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, a. rumpon; dan
Laut Sawu, dan Laut Timor Bagian Barat; b. lampu.
(1) Jalur Penangkapan Ikan di WPPNRI 3. WPPNRI 714, yang meliputi Perairan
ditetapkan berdasarkan karakteristik Teluk Tolo dan Laut Banda;
kedalaman perairan.
OLEH :

DWI FAJRIANTI, S.Pi


PENYULUH PERIKANAN BANTU
Andon penangkapan ikan hanya dapat a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; pelaksanaannya dilakukan oleh kepala dinas
dilakukan oleh kapal penangkap ikan b. alat penangkap ikan, ukuran kapal, dan atau pejabat yang ditunjuk.
berukuran paling besar 30 (tiga puluh) GT. jumlah kapal;
SIPI ANDON c. jumlah anak buah kapal (ABK) yang akan Setiap orang yang melakukan andon
Andon penangkapan ikan dilakukan setelah melakukan andon penangkapan ikan, termasuk penangkapan ikan wajib memiliki SIPI Andon.
adanya perjanjian penangkapan ikan dalam nelayan kecil; Kewajiban memiliki SIPI Andon sebagaimana
satu provinsi oleh: d. tempat pendaratan ikan; dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
a. antar bupati; e. prosentase ikan hasil tangkapan yang nelayan kecil dan kewajiban tersebut diganti
b. antar wali kota; atau didaratkan; dengan bukti pencatatan kapal andon.
c. antara bupati dengan wali kota; f. tanggung jawab para pihak;
g. jangka waktu perjanjian penangkapan ikan; SIPI Andon berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
Andon penangkapan ikan dilakukan setelah h. musim ikan; dan Masa berlaku SIPI Andon sebagaimana
adanya perjanjian penangkapan ikan antar i. evaluasi. dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
provinsi oleh: mempertimbangkan estimasi potensi dan
a. antar bupati; Perjanjian penangkapan ikan sebagaimana jumlah tangkapan sumber daya ikan yang
b. antar wali kota; dimaksud pada ayat (1) harus diketahui oleh diperbolehkan
c. antara bupati dengan wali kota; atau gubernur di wilayahnya. Perjanjian
d. antar gubernur. penangkapan ikan sebagaimana dimaksud PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN
pada ayat (2) harus didahului dengan SIPI ANDON
Perjanjian penangkapan ikan sebagaimana kesepakatan bersama antar gubernur.
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), paling Perjanjian penangkapan ikan sebagaimana Setiap orang untuk memiliki SIPI Andon harus
sedikit memuat: dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam mengajukan permohonan kepada kepala dinas
atau pejabat yang ditunjuk tujuan andon, bagian yang tidak terpisahakan dari Peraturan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
dengan melampirkan persyaratan: Menteri ini Menteri
a. STKA asli;
b. fotokopi SIPI dengan menunjukan aslinya; Bukti Pencatatan Kapal Andon
dan (1) Nelayan kecil untuk memiliki Bukti
c. rencana andon yang meliputi: Pencatatan Kapal Andon harus mengajukan
1) ukuran kapal; permohonan kepada kepala dinas
2) jumlah ABK yang akan melakukan andon kabupaten/kota dengan melampirkan
penangkapan ikan; persyaratan:
3) jenis alat penangkapan ikan; dan a. fotokopi KTP dengan menunjukkan aslinya;
4) daerah penangkapan ikan. dan
b. fotokopi bukti pencatatan kapal dengan
Apabila permohonan SIPI Andon sebagaimana menunjukan aslinya.
dimaksud pada ayat (1) disetujui diterbitkan (2) Berdasarkan permohonan sebagaimana
SIPI Andon. (3) SIPI Andon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala dinas
dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada kabupaten/kota paling lama 2 (dua) hari kerja
pemohon dan dalam waktu bersamaan menerbitkan Bukti Pencatatan Kapal Andon.
pemohon menyerahkan SIPI asli kepada kepala (3) Penerbitan Bukti Pencatatan Kapal Andon
dinas atau pejabat yang ditunjuk tujuan andon. tidak dipungut biaya. (4) Bentuk dan format
Bukti Pencatatan Kapal Andon sebagaimana
Bentuk dan format SIPI Andon sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan

Anda mungkin juga menyukai