Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN

PENGELOLAAN PERIKANAN
BERKELANJUTAN
Achmad Waliyuddin_195080201111045_P02
Pengelolaan perikanan berkelanjutan adalah menjaga
keseimbangan dari seluruh aspek utama perikanan yaitu
aspek biologi, aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek
social.
Dari aspek biologi: bagaimana menjaga sumberdaya ikan
untuk berkelanjutan produktivitasnya.

Dari aspek lingkungan: bagaimana meminimalkan dampak


penangkapan ikan terhadap lingkungan dari SDI untuk spesies
non-target dan spesies yang dilindungi.

Dari apek ekonomi: bagaimana menghasilkan keuntungan


ekonomi yang optimal bagi pelaku usaha dan masyarakat
serta menghasilkan penerimaan berkelanjutan bagi negara.

Dari aspek social: bagaimana memaksimalkan peluang


kerja/mata pencaharian para nelayan dan masyarakat,
memberdayakan perempuan serta menjaga harmoni antar
stakeholder
Prinsip pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan adalah pemenuhan kebutuhan
penduduk saat ini dengan tidak mengorbankan kebutuhan penduduk dimasa mendatang,
pemenuhan tidak melampauin daya dukung lingkungan (ekosistem) serta menyelaraskan antara
kebutuhan manusia dan kemampuan pengelolaan dengan ketersediaan sumber daya
Pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan
memerlukan komitmen Bersama dari semua elemen serta
dukungan SDM yang handal, mempunyai prinsip serta peka
dan tanggap memberikan solusi. Komitmen dan kolaborasi
dari seluruh stakeholder serta ketersediaan SDM yang
memiliki integritas, profesionalisme, dan memiliki
kepedulian menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sumber
daya perikanan secara berkelanjutan.
BEBERAPA KAIDAH INTERNASIONAL COFI YANG PENTING DAN
PERLU MENJADI LANDASAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM
MERUMUSKAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN

‘United nation fish stock agreement’ kaidah ini


mengamanahkan negara pantai dan negara penangkap ikan
jarak jauh dilaut lepas (high seas) wajib menerapkan
‘compliance agreement’ merupakan kesepakatan
pendekatan kehati-hatian, mempelajari akibat dari
internasional yang menyerukan kepada negara – negara
penangkapan ikan, menggunakan upaya-upaya konservasi
didunia untuk patuh dalam kegiatan penangkapan ikan
dan manajemen, melindungi kategori stok target,
dilaut lepas sesuai dengan hukum internasional dan
melindungi keanekaragaman organisme, menghindari
peraturan konservasi dan manajemen internasional yang
penangkapan ikan, dan kapasitas penangkapan ikan yang
berlaku.
berlebih, memperhatikan nelayan kecil, melaksanakan
upaya konservasi dan manajemen melalui observasi, dan
kontrol dan pemantauan yang efektif.
‘The code of conduct for responsible fisheries’ penerapan CCRF dalam pengelolaan dan
perencanaan pembangunan perikanan nasional suatu negara akan memberikan manfaat yang
maksimal secara berkelanjutan bagi negara tersebut dalam hal penyediaan pangan bergizi, lapangan
pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, rekreasi dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya baik untuk
generasi kini maupun mendatang.

‘The internasional plan of action for the management of fishing capacity (IPOA CAPACITY)’
mengamanahakan untuk melakukan penilaian dan pemantauan kapasitas penangkapan ikan
nasionalnya dan merumuskannya kedalam National Plan of Action (NPOA).
‘The international plan of action for the conservation and management of sharks (IPOA
SHARKS)’ kaidah ini tujuan utamanya adalah untuk perlindungan hiu dan memberi manfaat
kepada negara – negara anggota agar membuat national plan of action untuk pengetahuan hiu,
karena FAO menilai hiu sebagai spesies yang memiliki nilai penting dalam ekosistem yang
menjadi penentu dan indicator Kesehatan dan keseimbangan ekosistem perairan laut.

‘The international plan of action on illegal, unreported and unregulated (IPOA IUU)
fishing’ kaidah ini seperti: kegiatan penangkapan ikan yang tidak dilengkapi surat izin resmi,
melanggar batas kedaulatan suatu negara, tidak melaporkan atau memalsukan data hasil
tangkapannya, sea transhipment, melakukan praktik reflagging, dan lain sebagainya.
‘Implementastion of ecosystem approach
‘The FAO model scheme on port state
to fisheries management to achieve
measures to combat illegal, unreported,
responsible fisheries and to restore
and unregulated (IUU) fishing’ merupakan
fisheries resources and marine
intervensi yang dilakukan oleh negara –
environment’ kebutuhan untuk mengadopsi
negara Pelabuhan untuk memerangi IUU
kaidah ini karena mempertimbangkan isu-
fishing dengan menolak pemberian
isu yang lebih luas yang berdampak pada
pelayanan terhadap kapal perikanan yang
perikanan, seperti: dampak dari polusi dan
terindikasi melakukan IUU fishing
pembangunan wilayah pesisir.
 ‘The voluntary guidelines for securing sustainable small-scale fisheries in the context of
food security and poverty eradication (SSF Guidelines)’ adalah suatu instrument yang secara
khusus memberikan kepastian atas kewajiban setiap negara melindungi nelayan kecil, mulai
dari kegiatan produksi, pengolahan, hingga pemasaran. Instrumen ini bertujuan menuntaskan
kemiskinan dan kelaparan nelayan skala kecil di masing – masing negara.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai