Oleh:
Nama : Yasinta Rahmaningtyas
NIM : 195080200111036
Kelas : P03
Dosen Pengampu : Mihrobi Khalwatu Rihmi, S.Pi, M.Si
Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Proses Kelahiran dan Kematian Sel T Naif................................................................... 10
2. Entry Flow Diagram Antrian Kapal Perikanan ............................................................. 11
3. Simulasi Proses Antrian ................................................................................................ 11
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Perhitungan Replikasi ....................................................................................... 12
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
stokastik parameter tertentu merupakan variable stokastik yang mempunyai
beberapa distribusi probability kontinu atau diskrit.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Ruang Lingkup Model Stokastik
Ruang lingkup dari metode stokastik dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
sebagai berikut :
4
kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk
menyelenggarakan pelayanan. Keputusan-keputusan yang berkenaan dengan jumla
kapasitas iniharus dapat ditentukan, walaupun sebenarnya tidak mungkin dapat
dibuat suatu prediksi yang tepat mengenai kapan unit-unit yang membutuhkan
pelayanan itu akan datang dan atau berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pelayanan itu.
Menurut Tutuarima (2016), Antrian merupakan fenomena dinamis
Kemungkinan yang terjadi adalah pelanggan menunggu untuk suatu pelayanan atau
suatu fasilitas pelayanan. Bila antrian dilihat dari pendekatan sistem, maka bila
jumlah pelanggan yang datang atau meninggalkan sistem adalah konstan atau pada
tingkat kecepatan yang sama, maka tidak akan terbentuk suatu antrian. Teori antrian
diciptakan pada tahun 1909 oleh ahli matematika dan insinyur berkebangsaan
Denmark bernama A.K Erlang yang melakukan percobaan dengan
mengembangkan model antrian untuk jumlah yang optimal dari fasilitas telephone
switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model
antrian meluas sejak akhir Perang Dunia ke-2.Di dalam dunia usaha saat ini banyak
perusahaan beroperasi dengan sumberdaya yang relatif terbatas dan seringkali
terjadi pelanggan yang perlu menunggu untukmendapatkan pelayanan. Secara
umum teori antrian adalah teori yang berhubungan dengan analisa suatu antrian dan
perilakunya yang akan terjadi apabila jumlah pelanggan atau sesuatu yang harus
dilayani lebih besar dari tingkat jumlah dari pada tingkat jumlah pelayanannya,
sehingga fasilitas pelayanan tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara
bersamaan. Tujuan dasar model antrian adalah untuk meminimumkan total dua
biaya, yaitubiaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung
yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani. Bila suatu sistem
mempunyai fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan
investasi modalyang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya
adalah tertundanya pelayanan.
2.4.3 CPM dan PERT
CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review
Technique) merupakan suatu alat analisis proyek yang sudah banyak dikenal pada
bidang manajemen. Proyek tersebut terdiri atas seragkaian kegiatan dan beberapa
5
diantara kegiatan tersebut saling terkait. Suatau kegiatan hanya dapat dilakukan
setelah kegiatan sebelumnya selesai dilakukan. Serangkaian kegiatan tersebut dapat
digambarkan melalui sebuah diagram.
Menurut Dewi dan Inne (2018), metode PERT (Program Evaluation and
Review Technique) adalah metode penjadwalan proyek yang berdasarkan jaringan
yang memerlukan tiga dugaan waktu untuk setiap kegiatan. Dengan menggunakan
tiga dugaan waktu ini, peluang penyelesaian proyek pada tanggal yang ditetapkan
dapat dihitung, bersama dengan waktu mulai dan akhir standar untuk flap kegiatan
atau kejadian. Maksud dari ketiga dugaan waktu tersebut yakni :
1. Waktu optimis (a), waktu kegiatan jika semuanya berjalan dengan baik
tanpa hambatan atau penundaan.
2. Waktu paling mungkin (m), waktu kegiatan yang akan terjadi jika suatu
kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan tertentu
yang dapat diterima.
3. Waktu pesimis (b), waktu keiatan jiak terjadi hambatan atau penundaan
lebih semestinya.
Menurut Dewi dan Inne (2018), CPM (Critical Path Method) adalah metode
berdasarkan jaringan yang menggunakan keseimbangan waktu-biaya linear. Setiap
legiatan dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas
kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu. Dengan demikian, jika waktu penyelesaian
proyek tidak memuaskan, beberapa kegiatan tentu dapat dipintas untuk dapat
menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit. Dalam operasinya CPM
(Critical Path Method) adalah suatu metode dengan menggunakan diagram anak
panah untuk menentukan lintasan kritis sehingga disebut juga metode lintasan
kritis. CPM menggunakan suatu angka estimasi durasi kegiatan yang tertentu.
2.4.4 Perbedaan CPM dan PERT
Menurut Imam (1999) CPM adalah Teknik analisis untuk perencanaan
penjadwalan, dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran
tunggal untuk lama satu aktivitas. Arah perhitungan CPM adalah peritungan maju
dan mundur, sedangkan PERT merupakan Teknik anaisis untuk mengasumsikan
ketidakpastian lama wakti aktivitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu
dan memerlukan tiga waktu taksiran untuk satu aktivitas. PERT juga
6
memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut
secara kuantitatif seperti standar deviasi dan varians.
Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menerapkan rantai Markov
ke dalam suatu kasus yakni :
1. Jumlah probabilitas transisi untuk suatu keadaan awal dari sistem sama
dengan satu.
2. Probabilitas-probabilitas tersebut berlaku untuk semua partisipan dalam
sistem.
3. Probabilitas transisi konstan sepanjang waktu.
4. Kondisi merupakan kondisi bebas sepanjang waktu.
7
secara rasional. Visualisasi ini memungkinkan kita untuk memahami proses
pembuatan keputusan yang terstruktur, bertahap, dan rasional.
Kelebihan dari metode pohon keputusan adalah sebagai berikut :
1. Daera pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat
global dapat diubah menjadi lebih simple dan spesifik.
2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika
menggunakan metode pohon keputusan maka sampel diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
3. Fleksibel untuk memilih fitur dari node internal yang berbeda, fitur yang
terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain
dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan
meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan
ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih
konvensional.
4. Dalam analisis multivariant, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya
sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu mengestimasikan
distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribudi kelas
tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari kemunculan
masalah ini dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih sedikit
pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan
yang dihasilkan.
Kekurangan dari mode pohon keputusan :
1. Terjadi overlapping terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang
digunakan jumlahnya banyak, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya
waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.
2. Pengakumulasian jumlah kesalahan dari setiap tingkat dalam sebuat
pohon keputusan yang besar.
3. Kesulitan dalam mendesain pohon eputusan yang optimal.
4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan
sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.
8
2.4.7 Simulasi
Menurut Novani (2014), Simulasi merupakan metode dengan menghindari
teknik trial dan proses mahal yang memakan waktu. Dengan menggunakan bantuan
komputer untuk memodelkan, maka model imitasi dapat menyerupai sistem nyata.
Kekuatan simulasi terletak dalam hal menyediakan metode analisis yang tidak
hanya bersifat formal dan prediktif, tapi juga dapat memprediksi secara akurat
bagaimana kinerja sebuah sistem yang kompleks sekalipun.
Adapun karakteristik simulasi yang menjadikannya sebagai alat pembuat
keputusan yang kuat dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Mengidentifikasi ketergantungan dalam sistem
2. Bersifat fleksibel untuk jenis sistem manapun
3. Menunjukkan perilaku terhadap waktu
4. Tidak memakan banyak biaya, banyak waktu dan error yang lebih besar
dibandingkan dengan metode kuantitatif lain
5. Menghasilkan informasi pada pengukuran beberapa kinerja sistem
6. Menghasilkan analisis yang mudah dipahami dan dijelaskan.
Tahapan-tahapan simulasi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian sistem dan entitas-entitasnya
2. Pengumpulan Data
3. Identifikasi Jenis-jenis data
2.5 Implementasi Model Stokastik
2.5.1 Secara Umum
Menurut Paris (2011), Model lengkap untuk jumla sel-sel T dalam
clonotype i sebagai berikut :
λ0 = 0
9
λn = λn, n ≥1
µn = µn, n ≥ 0
10
(Sumber : Fahrun, 2012)
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa kapal tangkap hanya masuk untuk
melakukan bongkar muat di tambatan yang telah ditetapkan, dan begitu pula kapal
tamping, hanya bisa melakukan bongkar muat pada tambatan yang telah ditetapkan.
11
Hasil simulasi dari kondisi awal dilakukan sebanyak 5 kali replikasi, berikut table
yang menunjukkan hasil perhitungan jumlah replikasi.
Replikasi Utilitas
T.P 1 T.P 2 T.P 3 T.T 1 T.T 2 T.T 3
1 27.84 20.65 21.47 97.06 95.99 95.7
2 36.77 29.1 24.55 97.94 95.49 95.57
3 32.81 27.66 22.9 97.73 94.99 96.72
4 51.89 47.29 44.57 94.6 96.33 94.91
5 37.75 36.04 28.21 96.8 95.92 93.87
Rata-Rata 37.41 32.16 28.34 98.83 95.75 95.36
Satdev 8.99 10.07 9.41 1.33 0.52 1.06
Koef.Variasi 0.24 0.31 0.33 0.01 0.005 0.01
Jumlah Replikasi 10.36 17.59 19.78 0.03 0.005 0.02
Keterangan :
TP = Tambatan Pengumpul
TT = Tambatan Tangkap
Berdasarkan table tersebut terlihat bahwa koefisien variasi mendekati 0,
yang mengindikasikan bahwa solusi dari tiap replikasi dapat dikatakan satbil.
12
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bersasarkan uraian yang telah dibahas pada bab sebelumya maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
3.2 Saran
Saran dari penulis adalah supaya dilakukan banyak penelitian yang
menggunakan metode stokastik ini. Dalam praktiknya penelitian yang
menggunakan metode stokastik ini lebih banyak dalam bidang social humaniora
ketimbang bidang sains teknologi. Semoga kedepannya lebih banyak penelitian
bidang sains dan teknologi yang menggunakan metode stokasik ini sehingga dapat
memperbanyak referensi bagi mahasiswa ataupun orang yang membutuhkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi E.Y. & Inne S. 2018. Penerapan Metode PERT dan CPM dalam Pelaksanaan
Proyek Pembangunan Jalan Paving untuk Mencapai Efektivitas
Waktu Penyelesaian Proyek. Jurnal Manajemen dan Bisnis
ALMANA. 2 (3) : 20-30
Dimyati, Tarliah, Tjutju. Dimyati, Ahmad. 1992. Operations research : Model-
model pengambilan keputusan. (Sinar Baru Algensindo)
Fahrun E.N. 2012. Analisis Model Stokastik pada Proses Kelahiran dan Kematian
Sel T Naif dengan Waktu Kontinu Rantai Markov. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
Jakarta.
Novani, Ghea. 2014. Simulasi Proses Poisson Nonhomogen pada Pelayanan
Permintaan Darah di Bank Darah RSUD Dr. HasanSadikin
Bandung. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
Paris, Carmen Molina. 2011. Mathematical Models and Immune Cell Biology. New
York. Springer.
Siagian, Sondang P, 2006, Organisasi Kepemimpinan Dan Prilaku Administrasi,
Penerbit Gunung Agung, Jakarta.
Sonnenberg P, Glynn JR, Fielding K. 2005. How soon after infection with HIV does
the risk of tuberculosis start to increase? A retrospective cohort
study in South African gold miners. J Infect Dis. Jan 15;191(2):150-
8.
Tanthatemee. (2012). Fuzzy Inventory Control System for Uncertain Demand and
Supply .
Tutuarima D. & D.B. Pailin. 2016. Analisis Kinerja Sistem Antrian pada Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ambon. ARIKA . 10 (1) : 15-29
14