Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN PENCEGAHAN

TUBRUKAN DI LAUT (P2TL)


(Collision Regulation At Sea 1972)

BALAI PELATIHAN DAN PENYULUHAN PERIKANAN TEGAL

SEJARAH ATURAN P2TL


• 1863 Dewan Perdagangan Inggris bersama Pemerintah
SEJARAH ATURAN P2TL
Perancis. Peraturan tersebut berlaku bagi 30 negara maritim
(Amerika, Jerman dll) pada akhir tahun 1864. BURDENED • 1889 Washington. International Maritime Conference.
vessels (kapal yang menyimpang kapal lain, dlm P2TL) dan Diberlakukan penuh pada tahun 1897.
PRIVILEGED vessels (kapal yang mempertahan haluan & Kapal yang sedang bertahan harus mempertahankan haluan
kecepatan) dan kecepatannya.
• Bila sedang memotong sehingga dapat menimbulkan resiko tubrukan ,
• Kapal yang memberi jalan harus menghindari untuk menyilang di
maka kapal yang di sebelah sisi kanannya ada kapal lain, diharuskan
depan kapal lain tersebut.
menghindari kapal lain tersebut.
• Sebuah penerangan putih kedua tiang depan.
• Kapal uap yang sedang berhadapan atau mendekati situasi berhadapan
diharuskan merubah haluannya ke kanan. • 1910 Brussels. International Maritime Conference.
• Setiap kapal yang sedang menyusul kapal lain harus menghindar Membahas beberapa perbedaan kecil dari Aturan tahun
jalannya kapal yang sedang disusul. 1889.
• Bilamana oleh karena suatu aturan, sebuah kapal yang sedang
menghindar, maka kapal lain diharuskan untuk mempertahankan
haluannya.

SEJARAH ATURAN P2TL SEJARAH ATURAN P2TL


• 1929 London. International Conference on Safety of Life at
Sea(SOLAS). Tidak meratifikasi, tetapi ada rekomendasi
• 1940 London. Gedung Trinitas (Trinity House) yang disepakati :
membuat suatu aturan yang diberlakukan Parlemen pada Juru mudi dan perintah kemudi (steering order) harus
tahun 1946. diberikan secara langsung. Yang mulai diberlakukan pada
tahun 1933
• Beberapa diantaranya ialah :Di alur pelayaran sempit sebuah
• 1948 International Conference on SOLAS. Merevisi aturan
kapal uap yang sedang melewati kapal lain harus tahun 1910 dan mulai diberlakukan penuh tahun 1954.
membiarkan kapal tersebut pada sisi sebelah kanannya.
• 1960 London. International Conference on SOLAS. Inter-
• Bila situasi memotong yang dapat menimbulkan resiko tubrukan,
kapal harus merubah haluan ke kanan agar saling melewati masing-
governmental Maritime Consultative Organization (IMCO)
masing kapal pada sisi kirinya • Merekomendasikan hal-hal yang terkait dengan penggunaan radar
yang diatur dalam lampiran aturan tersebut. (mulai berlaku penuh
• Aturan kapal layar…… pada tahun 1965)

1
SEJARAH ATURAN P2TL
• 1972 London. Konferensi internasional untuk merevisi aturan-aturan yang ada.
Format dirobah. Rincian teknis yang terkait dengan isyarat penerangan, sosok
Structure of COLREG 72
benda, bunyi dipindahkan dalam lampiran.
• Aturan-aturan baru diperkenalkan : peralatan untuk pengamatan (panjarwala),
kecepatan aman, resiko tubrukan dan bagan pemisah lalu lintas.
• 1982. International Maritime Organization (IMO)
• “Beberapa tambahan dan petunjuk untuk Penerapan yang sama untuk Aturan-aturan
Tertentu (mulai berlaku penuh tahun 1983)
•5 Parts/bagian
• 1987 . International Maritime Organization (IMO)
• Petunjuk penggunaan ditambahkan dalam aturan dan ada beberapa aturan
tambahan. (mulai diberlakukan penuh pada bulan November 1989)
• 1993. International Maritime Organization (IMO)
•38 Rules /aturan
• Petunjuk penggunaan ditambahkan dalam aturan dan ada beberapa aturan

•4 Annex/lampiran
tambahan. (mulai diberlakukan penuh pada bulan November 1996)
• 2001 International Maritime Organization (IMO)
• Petunjuk penggunaan ditambahkan dalam aturan dan ada beberapa aturan
tambahan. (mulai diberlakukan penuh pada bulan November 2003)

IKHTISAR P2TL - 1972 ATURAN – ATURAN P2TL


( PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT )

• BAGIAN UMUM 1. PENERAPAN


Aturan 1 – 3 2. PERTANGGUNG JAWABAN
3. DEFINISI UMUM
• BAGIAN ATURAN MENGEMUDI DAN ATURAN BERLAYAR
Sikap kapal dalam setiap kondisi ( Aturan 4 – 10 )
4. PENERAPAN
Sikap kapal yang saling melihat ( Aturan 11 - 18 ) 5. PENGAMATAN
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas ( Aturan 19 ) 6. LAJU AMAN
• BAGIAN LAMPU-LAMPU DAN SOSOK BENDA
7. BAHAYA TUBRUKAN
Aturan 20 – 31 8. TINDAKAN UNTUK MENGHINDARI TUBRUKAN
9. ALUR PELAYARAN SEMPIT
• BAGIAN ISYARAT BUNYI DAN ISYARAT CAHAYA
Aturan 32 – 37
10. BAGAN PEMISAH LALU LINTAS

• BAGIAN PEMBEBASAN
Aturan 38

LANJUTAN ATURAN – ATURAN P2TL LANJUTAN ATURAN – ATURAN P2TL

20. PENERAPAN
11. PENERAPAN 21. DEFINISI
12. KAPAL LAYAR 22. DAYA TAMPAK LAMPU-LAMPU
13. PENYUSULAN 23. KAPAL TENAGA SEDANG BERLAYAR
14. SITUASI BERHADAPAN 24. MENUNDA MENDORONG
15. SITUASI SILANG 25. KAPAL LAYAR SEDANG DAN KAPAL DAYUNG
26. KAPAL NELAYAN
16. TINDAKAN OLEH KAPAL YANG MEMBERI JALAN
27. KAPAL TAK DAPAT DIOLAH GERAK ATAU TERBATAS
17. TINDAKAN OLEH KAPAL YANG BERTAHAN KEMAMPUAN OLAH GERAKNYA
18. TANGGUNG JAWAB ANTAR KAPAL 28. KAPAL YANG TERKEKANG OLEH SARATNYA
19. SIKAP KAPAL DALAM PENGLIHATAN TERBATAS 29. KAPAL PANDU

2
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LANJUTAN ATURAN – ATURAN P2TL
• LAMPIRAN. I
30. KAPAL BERLABUH JANGKAR DAN KAPAL KANDAS Penempatan dan rincian teknik lampu-lampu dan
sosok-sosok benda
31. PESAWAT TERBANG LAUT
32. DEFINISI
33. PERLENGKAPAN ISYARAT BUNYI • LAMPIRAN. II
34. ISYARAT OLAH GERAK DAN ISYARAT PERINGATAN Isyarat tambahan bagi kapal nelayan yang menangkap
35. ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS ikan
36. ISYARAT UNTUK MENARIK PERHATIAN
37. ISYARAT MARA BAHAYA • LAMPIRAN. III
38. PEMBEBASAN Rincian teknis alat isyarat bunyi

• LAMPIRAN. IV
Isyarat mara bahaya

ATURAN. 1 ATURAN. 2
Penerapan Pertanggung jawaban

Aturan ini berlaku bagi .… Yang diminta pertanggung jawaban atau


kelalaian…
• Semua kapal-kapal di laut lepas,
• Semua perairan yang ada hubungannya dengan laut
lepas, 1. Kapal sebagai institusi
• Dan setiap perairan yang dapat dilayari oleh kapal- 2. Pemilik kapal
kapal laut. 3. Nakhoda
4. Awak kapal ( perwira dan ABK )

ATURAN. 3
Definisi Umum

“Kapal” mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk


kapal tanpa berat benam dan pesawat terbang laut, yang
digunakan atau dapat digunakan sebagai sarana
pengangkutan di air.

“Kapal tenaga” berarti tiap kapal yang digerakan dengan


mesin

“Kapal Layar” berarti tiap kapal yang digerakan dengan


layar, dengan ketentuan bahwa mesin penggeraknya,
apabila dilengkapi tidal digunakan.

18

3
Lanjutan Aturan 3
Lanjutan Aturan. 3
“Kapal yang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang
menangkap ikan dengan jaring, tali, pukat atau alat “Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti
kapal yang dari sifat pekerjaannya, mengakibatkan
penangkap ikan lainnya, yang membatasi kemampuan olah terbatas kemampuan olah gerakanya sebagaimana yang
geraknya, tetapi tidak termasuk kapal yang menangkap ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh karenanya
ikan dengan tali pancing atau alat penangkap ikan lain tidak mampu menyimpang kapal lain
yang tidak membatasi kemampuan olah gerak.
“Kapal yang terkekang oleh saratnya” berarti kapal
“Pesawat terbang laut” mencakup tiap pesawat terbang tenaga yang oleh karena saratnya, sehubungan dengan
yang dirancang untuk dapat mengolah gerak di air. kedalaman air yang ada.

“Kapal tidak dapat diolah gerak” berarti kapal yang oleh “Sedang berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh
karena sesuatu keadaan istimewa tidak mampu berolah jangkar atau tidak terikat pada daratan atau tidak
kandas.
gerak sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan-aturan
ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal
lain

Lanjutan Aturan 3 Aturan 4


Penerapan
Kata “Panjang” dan “lebar”, berarti panjang seluruhnya
dan lebar terbesar.
Kapal-kapal diartikan sebagi melihat satu sama lain Hanya penerapan yang berlaku dalam seksi sikap
hanya apabila kapal yang satu dapat diamati secara kapal dalam setiap kondisi penglihatan
visual oleh kapal yang lain.

“Penglihatan terbatas” berarti tiap keadaan yang


mengakibatkan penglihatan terbatas oleh kabut,
halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir, atau
keadaan lain yang serupa.

ATURAN. 6
ATURAN. 5 Laju Aman
Penerapan
Laju aman…
Adalah kecepatan terkendali kapal sehingga dapat
Pengamatan yang baik…. menghindari bahaya tubrukan secara cepat, tepat dan
efisien.
Yaitu pengamatan yang menggunakan penglihatan, pendengaran, Faktor yang harus diperhatikan:
maupun semua sarana yang tersedia dalam suasana dan keadaan yang
ada. Sehingga dapat membuat penilaian sepenuhnya terhadap situasi • Tingkat penglihatan
dan bahaya tubrukan. • Kepadatan lalu lintas
• Daya olah gerak
• Pada malam hari
• Keadaan angin, arus dan bahaya navigasi
• Sarat kapal

4
ATURAN. 7
Bahaya Tubrukan

Bahaya tubrukan dianggap ada, jika …

1. Timbul keragu-raguan
2. Baringan pedoman tidak menunjukkan perubahan yang berarti
3. Mendekati sebuah tundaan
4. Mendekati kapal besar
5. Mendekati kapal dengan jarak dekat

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

Situasi Bahaya Tubrukan ATURAN. 8


Tindakan Untuk Menghindari Bahaya Tubrukan

1. Mengambil tindakan tegas dalam waktu yang tepat.


2. Perubahan haluan yang cukup besar
3. Mencegah situasi meruncing lainnya
4. Menjaga jaga aman
5. Mengurangi laju atau menghentikan laju

ATURAN. 9
Alur Pelayaran Sempit

Kapal yang berlayar di alur pelayaran sempit


1. Mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan batas luar
alur pelayaran atau air pelayaran yang berada di lambung
kanannya.
2. Tidak boleh merintangi penyebrangan kapal lain.
3. Tidak boleh memotong alur pelayaran.
4. Menghindari berlabuh jangkar

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

5
ATURAN. 10
Bagan Pemisah Lalu Lintas

Kapal yang berlayar di bagan pemisah….


Mendekati batas luar
1. Berlayar dalam arah jalur lalu lintas yang sesuai.
2. Menjauhi garis/zona pemisah
3. Memasuki/meninggalkan jalur pada ujung jalur
4. Menghindari memotong jalur-jalur lalu lintas
5. Menghindari berlabuh jangkar
Mendekati jarak aman
6. Menghindari menangkap ikan

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

ATURAN. 11
Penerapan

Aturan-aturan dalam seksi ini berlaku bagi kapal-


kapal yang melihat satu sama lain

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

ATURAN. 12 ATURAN. 13
Kapal Layar Penyusulan

Kapal dianggap sedang menyusul bilamana mendekati kapal lain


• MASING-MASING KAPAL LAYAR MENDAPAT ANGIN PADA
dari jurusan lebih dari 22,5 derajat dibelakang arah melintang, yakni
LAMBUNG YANG BERLAINAN KAPAL YANG MENDAPAT dalam kedudukan demikian, sehingga terdapat kapal yang sedang
ANGIN PADA LAMBUNG KIRI HARUS MENYIMPANG. disusulnya itu, pada malam hari hanya melihat lampu buritannya,
tetapi tidak satupun lampu-lampu lambungnya.
• KEDUA-DUANYA MENDAPAT ANGIN PADA LAMBUNG YANG
BERLAINAN KAPAL YANG BERADA DIATAS ANGIN HARUS
MENYIMPANGI KAPAL YANG BERADA DIBAWAH ANGIN.

6
ATURAN. 14
Situasi berhadapan

−∙−∙ Apabila dua buah kapal tenaga


bertemu pada haluan berlawanan
sehingga mengakibatkan bahaya
tubrukan, maka masing-masing harus
−∙∙ −−∙ merubah haluannya ke kanan,
sehingga akan berpapasan pada
lambung kirinya.

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

ATURAN. 15 ATURAN. 16
Situasi Silang Tindakan Oleh Kapal “yang memberi Jalan”

Setiap kapal harus mengambil tindakan yang cukup sedini mungkin


Syarat berlakunya aturan ini untuk menghindari bahaya tubrukan.
• Keduanya kapal tenaga
• Adanya bahaya tubrukan
• Pada posisi silang

Kapal yang mendapatkan kapal Kapal bertahan


lain pada lambung kanannya
harus menyimpang dan jangan Kapal yang
memotong di muka kapal lain. menghindar

ATURAN. 17 ATURAN. 18
Tindakan oleh kapal “yang bertahan” Tanggung jawab antar kapal
Kapal tenaga sedang berlayar harus menyimpang :
Apabila melihat kapal lain yang diwajibkan menyimpang itu tidak
mengambil tindakan yang sesuai, maka kapal yang terakhir itu Kapal yang tidak dapat diolah gerak
boleh bertindak mengambil tindakan itu dengan olah geraknya
sendiri sehingga merupakan bantuan sebaik-baiknya untuk
menghindari bahaya tubrukan. Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya

Kapal yang sedang menangkap ikan

Kapal layar

7
ATURAN. 18 (Lanjutan) ATURAN. 18 (Lanjutan)
Tanggung jawab antar kapal Tanggung jawab antar kapal
Kapal layar yang sedang berlayar harus menyimpang :
Kapal yang menangkap ikan, dan sedang berlayar, sedapat mungkin
Kapal yang tidak dapat diolah gerak harus menyimpang

Kapal yang tidak dapat diolah gerak


Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya

Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya


Kapal yang sedang menangkap ikan

ATURAN. 19 ATURAN. 20
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas Penerapan

1. Setiap kapal harus memperhatikan suasana dan keadaan


1. Lampu-lampu, dinyalakan dari saat matahari terbenam sampai
penglihatan terbatas yang ada.
matahari terbit dan pada siang hari dalam keadaan penglihatan
terbatas.
2. Setiap kapal harus bergerak dengan laju aman dan harus
mempersiapkan mesinnya untuk dapat berolah gerak dengan
segera. 2. Sosok benda, dipasang dari saat matahari terbit sampai matahari
terbenam dan tidak pada siang hari yang dalam penglihatan terbatas

ATURAN. 21
SOSOK BENDA & LAMPU-LAMPU Definisi
• “Lampu tiang” lampu putih ditempatkan diatas garis
pertengahan muka-belakang kapal dengan cahaya
Sosok benda : Lampu-lampu : tetap, meliputi busur cakrawala 225 derajat.
• “Lampu lambung” lampu hijau dilambung kanan dan
lampu merah dilambung kiri, masing-masing
memperlihatkan cahaya tetap, meliputi busur cakrawala
112,5 derajat.
• “Lampu buritan” lampu putih yang ditempatkan di
sedekat mungkin di buritan, memperlihatkan cahaya
Bola, kerucut, sIlinder, tetap, meliputi busur cakrawala 135 derajat.
keranjang

8
Lanjutan Aturan 21 ATURAN. 22
Daya tampak lampu-lampu

• “Lampu tunda” lampu kuning dengan ciri-ciri Kapal panjang > 50 meter
sama dengan L.Buritan • Lampu tiang, 6 mil
• Lampu lambung, 3 mil
• “Lampu keliling” lampu yang memperlihatkan • Lampu buritan, 3 mil

cahaya tetap, meliputi busur cakrawala 360 • Lampu tunda, 3 mil


• Lampu keliling, 3 mil
derajat
Kapal panjang 12 – 50 meter Kapal panjang < 12 meter
• “Lampu Cerlang” lampu yang berkelip-kelip ⚫ Lampu tiang, 5 mil ⚫ Lampu tiang, 2 mil
dengan selang waktu teratur pada frekuensi ⚫ Lampu lambung, 2 mil ⚫ Lampu lambung, 1 mil
⚫ Lampu buritan, 2 mil ⚫ Lampu buritan, 2 mil
120 kelipan/menit. ⚫ Lampu tunda, 2 mil ⚫ Lampu keliling, 2 mil
⚫ Lampu keliling, 2 mil

ATURAN. 23 ATURAN. 24
Kapal Tenaga Sedang Berlayar Menunda dan mendorong

Kapal tenaga harus memperlihatkan: Kapal tenaga menunda harus memperlihatkan :


• 2 Lampu tiang, panjang kapal > 50 m
• Apabila panjang tundaan ( diukur dari buritan
1. Lampu tiang di muka kapal yang menunda sampai ujung belakang
2. Lampu tiang di belakang ( >50 m ) tundaan melebihi 200 m, 3 lampu tiang )
3. Lampu lambung • Lampu-lampu lambung
4. Lampu buritan • Lampu buritan
• Lampu tunda, tegak diatas lampu “Buritan”
• Sosok benda BELAH KETUPAT

Ir. Eddy Sugriwa Husen, A.Pi, MM

ATURAN. 25 ATURAN. 26
Kapal Nelayan
Kapal layar sedang berlayar dan kapal yang digerakan dengan dayung

Kapal penangkap ikan selama tidak beroperasi maka statusnya


Kapal layar sedang berlayar memperlihatkan : sama sebagai kapal tenaga
• Lampu-lampu lambung
• Lampu buritan Kapal yang sedang mendogol (trawling) memperlihatkan :
• 2 lampu keliling, atas warna hijau dan bawah putih
• Lampu-lampu lambung
• Lampu buritan

• Sosok benda “2 kerucut dengan ujung saling bertemu”

9
ATURAN. 27
LANJUTAN ATURAN. 26 Kapal tidak dapat diolah gerak atau yang terbatas kemampuan
Kapal Nelayan olah geraknya.

Kapal yang selain mendogol harus memperlihatkan : Kapal tidak dapat diolah gerak memperlihatkan :

• 2 lampu keliling, atas warna Merah dan bawah putih • 2 lampu merah keliling
• Lampu-lampu lambung • Sosok benda, 2 bola hitam
• Lampu buritan • Lampu-lampu buritan
• Sosok benda berbentuk Keranjang • Lampu-lampu lambung

LANJUTAN ATURAN. 27
Kapal tidak dapat diolah gerak atau yang terbatas kemampuan ATURAN. 28
olah geraknya. Kapal yang terkekang oleh saratnya

Kapal yang terkekang oleh saratnya


Kapal terbatas kemampuan olah geraknya memperlihatkan :
memperlihatkan :
• Sama dengan kapal tenaga
3 lampu keliling, 2 merah tertinggi dan
terendah dan 1 putih di tengah. • 3 lampu merah keliling
• Sosok benda, selinder
Sosok benda, 2 bola hitam tertinggi dan
terendah dan 1 belah ketupat di tengah
Lampu-lampu buritan
Lampu-lampu lambung

ATURAN. 29 ATURAN. 30
Kapal pandu Kapal berlabuh jangkar dan kapal kandas

Kapal yang melakukan tugas pemanduan:


Kapal berlabuh jangkar :
2 lampu keliling, putih teratas dan merah dibawah • Di bagian muka 1 lampu putih,
• Lampu lambung • atau 1 bola
• Lampu buritan

10
ATURAN. 30 ATURAN. 31
Kapal berlabuh jangkar dan kapal kandas Pesawat Terbang Laut

Kapal kandas :
Pesawat terbang laut harus memperlihatkan lampu-lampu dan sosok
• 2 lampu merah keliling benda yang sifat-sifat dan kedudukannya semirip mungkin dengannya.
• Sosok benda. 3 bola hitam

ATURAN. 32 ATURAN. 33
Definisi Perlengkapan Isyarat Bunyi.
• “suling”, sembarang alat isyarat bunyi yang mampu menghasilkan
tiupan-tiupan yang ditetapkan dalam aturan ini.
Kapal yang panjangnya > 12 m,
• “tiup pendek”, tiupan yang lamanya 1 detik harus dilengkapi dengan SULING & GENTA
• “tiup panjang”, tiupan yang lamanya 4-6 detik Panjang > 100 m, ditambah GONG

ATURAN. 34 LANJUTAN ATURAN. 34


Isyarat Olah Gerak dan Isyarat Peringatan Isyarat Olah Gerak dan Isyarat Peringatan

BUNYI-BUNYI CAHAYA
Satu tiup pendek ( . ) = Satu cerlang ( . )
“saya sedang merubah haluan saya ke kanan” “saya sedang merubah haluan saya ke kanan”
Dua tiup pendek ( .. ) = Dua cerlang ( .. )
“saya sedang merubah haluan saya ke kiri” “saya sedang merubah haluan saya ke kiri”
Tiga tiup pendek ( ... ) = Tiga cerlang ( ... )
“saya sedang menggerakan mundur mesin” “saya sedang menggerakan mundur mesin”

11
LANJUTAN ATURAN. 34 ATURAN. 35
Isyarat Olah Gerak dan Isyarat Peringatan Isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas

• Kapal tenaga yang mempunyai laju terhadap air & mendekati tikungan,
Penyusulan: membunyikan 1 tiup panjang dengan selang waktu < 2 menit

2 tiup panjang dan 1 tiup pendek ( - - . ) • Kapal tenaga tidak bisa diolah gerak,
“menyusul di lambung kananmu” 2 tiup panjang berturut-turut, dipisahkan oleh selang waktu 2dtk
2 tiup panjang dan 2 tiup pendek ( - - . . )
“menyusul di lambung kirimu” • Kapal tidak bisa di olah gerak, terbatas kemampuan olah geraknya, terkekang
1 panjang, 1 pendek, 1 panjang, 1 pendek ( - . - . ) oleh saratnya, kapal layar, penangkap ikan, menunda&mendorong,
“ setuju disusul” 1 tiup panjang disusul 2 tiup pendek, selang waktu < 2 menit.

ATURAN. 36 ATURAN. 37
Isyarat Untuk Menarik Perhatian. Isyarat Mara Bahaya

JIKA DIANGGAP PERLU UNTUK MENARIK PERHATIAN KAPAL 1. Isyarat tembakan/isyarat ledak
LAIN, SETIAP KAPAL BOLEH MEMBERIKAN ISYARAT CAHAYA 2. Membunyikan sembarang alat isyarat kabut
ATAU ISYARAT BUNYI YANG TIDAK DAPAT DIKELIRUKAN 3. Roket-roket atau peluru-peluru yang
DENGAN ISYARAT YANG DIBOLEHKAN DIBAGIAN LAIN DALAM
menebarkan bintang-bintang merah
4. Isyarat SOS
ATURAN INI
5. Isyarat May Day

LANJUTAN ATURAN. 37 ATURAN. 38


Isyarat Mara Bahaya Pembebasan

6. Isyarat bendera NC Tiap kapal (atau kelas-kelas kapal) dengan


7. Lidah api dikapal ketentuan bahwa ia memenuhi persyaratan
8. Perling payung roket P2TL-1960, yang lunasnya diletakkan atau
dalam tahap pembangunan yang sesuai,
9. Isyarat roket sebelum peraturan ini mulai berlaku, dapat
10. Menaik-turunkan lengan dibebaskan untuk memenuhi peraturan ini
sebagai berikut :

12
ATURAN. 38 (Lanjutan) OMNE VIVUM EX OCEANIC
Pembebasan

a. Pemasangan lampu, jarak tampak dengan


rincian warna, sampai empat tahun setelah PUSAT PELATIHAN WIDYAISWARA DKP
tanggal mulai berlakunya peraturan ini (ANKAPIN DAN ATKAPIN 1-2)
b. Penempatan kembali lampu-lampu tiang
dikapal.
NAUTIKA PERIKANAN LAUT
(NPL)

13

Anda mungkin juga menyukai