Nautika 2 B
IKHTISAR P2TL - 1972
( PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT )
● BAGIAN UMUM
Aturan 1 – 3
● BAGIAN PEMBEBASAN
Aturan 38
IKHTISAR LAMPIRAN - LAMPIRAN
• LAMPIRAN. I
Penempatan dan rincian teknik lampu-lampu dan sosok-sosok benda
• LAMPIRAN. II
Isyarat tambahan bagi kapal nelayan yang menangkap ikan
• LAMPIRAN. III
Rincian teknis alat isyarat bunyi
• LAMPIRAN. IV
Isyarat mara bahaya
( 38 + 4 ) = 38 Aturan dan 4 Lampiran
20. PENERAPAN
1.
PENERAPAN 21. DEFINISI
2.
PERTANGGUNG JAWABAN
22. DAYA TAMPAK LAMPU-LAMPU KAPAL
3. 23. TENAGA SEDANG BERLAYAR
DEFINISI UMUM
4. 24. MENUNDA MENDORONG
PENERAPAN
5. 25. KAPAL LAYAR SEDANG DAN KAPAL DAYUNG
PENGAMATAN KAPAL NELAYAN
6. 26.
LAJU AMAN KAPAL TAK DAPAT DIOLAH GERAK ATAU
27.
7.
BAHAYA TUBRUKAN TERBATAS KEMAMPUAN OLAH GERAKNYA
8. 28. KAPAL YANG TERKEKANG OLEH SARATNYA
TINDAKAN UNTUK MENGHINDARI TUBRUKAN
9.
ALUR PELAYARAN SEMPIT 29. KAPAL PANDU
10.
BAGAN PEMISAH LALU LINTAS 30. KAPAL BERLABUH JANGKAR DAN KAPAL
11. KANDAS
PENERAPAN 31.
12.
PESAWAT TERBANG LAUT
KAPAL LAYAR 32. DEFINISI
13.
PENYUSULAN 33. PERLENGKAPAN ISYARAT BUNYI
14.
SITUASI BERHADAPAN 34. ISYARAT OLAH GERAK DAN ISYARAT
15. PERINGATAN
SITUASI SILANG
16. 35. ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS
TINDAKAN OLEH KAPAL YANG MEMBERI JALAN
17. 6. ISYARAT UNTUK MENARIK PERHATIAN
TINDAKAN OLEH KAPAL YANG BERTAHAN
18.
TANGGUNG JAWAB ANTAR KAPAL 37. ISYARAT MARA BAHAYA
19.
SIKAP KAPAL DALAM PENGLIHATAN TERBATAS 38. PEMBEBASAN
ATURAN. 1
Penerapan
Aturan ini berlaku bagi semua kapal di…
● Laut lepas
● Perairan yang ada hubungannya dengan laut
● Dan setiap perairan yang dapat dilayari oleh kapal
“Kapal yang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang menangkap ikan dengan jaring, tali, pukat atau
alat penangkap ikan lainnya, yang membatasi kemampuan olah geraknya, tetapi tidak termasuk
kapal yang menangkap ikan dengan tali pancing atau alat penangkap ikan lain yang tidak
membatasi kemampuan olah gerak.
“Pesawat terbang laut” mencakup tiap pesawat terbang yang dirancang untuk dapat mengolah gerak
di air.
“Kapal tidak dapat diolah gerak” berarti kapal yang oleh karena sesuatu keadaan istimewa tidak
mampu berolah gerak sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan- aturan ini dan oleh karenanya
tidak mampu menyimpang kapal lain
ATURAN. 3
Definisi Umum
“Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang dari sifat
pekerjaannya, mengakibatkan terbatas kemampuan olah gerakanya sebagaimana yang
ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal
lain
“Kapal yang terkekang oleh saratnya” berarti kapal tenaga yang oleh karena saratnya,
sehubungan dengan kedalaman air yang ada.
“Sedang berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh jangkar atau tidak terikat pada
daratan atau tidak kandas.
kata “Panjang” dan “lebar”, berarti panjang seluruhnya dan lebar terbesar.
Kapal-kapal diartikan sebagi melihat satu sama lain hanya apabila kapal yang satu dapat
diamati secara visual oleh kapal yang lain.
“Penglihatan terbatas” berarti tiap keadaan yang mengakibatkan penglihatan terbatas oleh
kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir, atau keadaan lain yang serupa.
ATURAN. 4
Penerapan
penerapan yang berlaku dalam seksi pada setiap kondisi penglihatan
ATURAN. 5
Penerapan
Pengamatan yang baik yaitu pengamatan yang menggunakan
penglihatan, pendengaran, maupun semua sarana yang tersedia
dalam suasana dan keadaan yang ada. Sehingga dapat membuat
penilaian sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan.
ATURAN. 6
Laju Aman
Laju aman adalah kecepatan terkendali kapal sehingga dapat menghindari
bahaya tubrukan secara cepat, tepat dan efisien.
• Tingkat penglihatan
• Kepadatan lalu lintas
• Daya olah gerak pada
malam hari
• Keadaan angin,
• Arus dan bahaya navigasi Sarat
ATURAN. 7
Bahaya Tubrukan
Aturan 12-18 hanya diberlakukan bagi kapal kapal yang sedang berlayar dan
apabila saling lihat
Apabila ada 2 kapal saling mendekat dan ada resiko tubrukan,
salah satu harus menghindar dengan ketentuan sebagai berikut
• Apabila masing masing kapal mendapat angin pada
lambung yang berbeda, kapal yang mendapat angin di
lambung kirinya harus menghindari lintasan kapal lain
• Apabila kapal mendapat angin dilambung kiri melihat
ATURAN 12 kapal di atas angin dan tidak dapat menentukan kapal
tersebut mendapat angin di lambung kanan atau kiri, ia
Kapal-kapal layar harus menghindari lintasan kapal lain tersebut
• Untuk kepentingan aturan ini, yang dimaksud dengan sisi
di atas angin adalah sisi yang berlawanan dengan arah
kemana layar utama terbawa, atau dalam hal kapal layar
dengan layar segi empat, sisi yang berlawanan dengan arah
terbawanya layar yang terbesar
Kapal dianggap sedang menyusul
bilamana mendekati kapal lain dari
jurusan lebih dari 22,5 derajat
dibelakang arah melintang, yakni
dalam kedudukan demikian, sehingga
ATURAN. 13 terdapat kapal yang sedang
disusulnya itu, pada malam hari
Penyusulan hanya melihat lampu buritannya,
tetapi tidak satupun lampu-lampu
lambungnya.
ATURAN. 14 : Situasi berhadapan
Kapal bertahan
Kapal
memberi
jalan
ATURAN. 17
Tindakan oleh kapal “yang bertahan”
Kapal layar
ATURAN. 19
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas
Setiap kapal harus bergerak dengan laju aman dan harus mempersiapkan
mesinnya untuk dapat berolah gerak dengan segera.
ATURAN. 20
Penerapan
● “Lampu tiang” lampu putih ditempatkan diatas garis pertengahan muka-belakang kapal
dengan cahaya tetap, meliputi busur cakrawala 225 derajat.
● “Lampu lambung” lampu hijau dilambung kanan dan lampu merah dilambung kiri, masing-
masing memperlihatkan cahaya tetap, meliputi busur cakrawala 112,5 derajat.
● “Lampu buritan” lampu putih yang ditempatkan di sedekat mungkin di buritan, memperlihatkan
cahaya tetap, meliputi busur cakrawala 135 derajat.
● “Lampu tunda” lampu kuning dengan ciri-ciri sama dengan L.Buritan
● “Lampu keliling” lampu yang memperlihatkan cahaya tetap, meliputi busur cakrawala 360 derajat
● “Lampu Cerlang” lampu yang berkelip-kelip dengan selang waktu teratur pada frekuensi 120
kelipan/menit.
ATURAN 22 : Daya Tampak Lampu - Lampu
Kapal penangkap ikan selama tidak beroperasi maka statusnya sama sebagai kapal
tenaga
Kapal trawl (dogol) memperlihatkan :
● 2 lampu keliling, atas warna hijau dan bawah putih.
● Sosok benda “2 kerucut dengan ujung saling bertemu” > 50m, Keranjang, panjang <
20 m.
● 2 Lampu tiang ( > 50 m)
● Lampu-lampu lambung
● Lampu buritan
Kapal tidak dapat diolah gerak atau yang
ATURAN 27 : terbatas kemampuan olah geraknya.
Kapal kandas :
● 2 lampu merah keliling
● Sosok benda. 3 bola hitam
ATURAN 31 : Pesawat Terbang Laut
● Pesawat terbang laut harus memperlihatkan lampu-lampu dan sosok benda yang sifat- sifat dan kedudukannya
semirip mungkin dengannya.
ATURAN 32 : Definisi
• “suling”, sembarang alat isyarat bunyi yang mampu menghasilkan tiupan-tiupan yang ditetapkan dalam
aturan ini.
• “tiup pendek”, tiupan yang lamanya 1 detik “tiup panjang”, tiupan yang lamanya 4-6 detik
BUNYI-BUNYI
●Satu tiup pendek ( . ) = “saya sedang merubah haluan saya ke kanan”
● Dua tiup pendek ( .. ) = “saya sedang merubah haluan saya ke kiri”
●Tiga tiup pendek ( ... ) = “saya sedang menggerakan mundur mesin”
CAHAYA
• Satu cerlang ( . ) Dua = “saya sedang merubah haluan saya ke kanan”
cerlang ( .. ) Tiga = “saya sedang merubah haluan saya ke kiri”
cerlang ( ... ) = “saya sedang menggerakan mundur mesin”
Penyusulan:
2 tiup panjang dan 1 tiup pendek ( --. ) = “menyusul di lambung kananmu”
2 tiup panjang dan 2 tiup pendek ( --.. ) = “menyusul di lambung kirimu”
1 panjang, 1 pendek, 1 panjang, 1 pendek ( -.-. ) = “ setuju disusul”
Isyarat Bunyi dalam Penglihatan
ATURAN 35 : Terbatas
Definisi-definisi
• Audit berarti proses yang sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya
• Audit Scheme berarti Skema Audit Negara Anggota IMO sesuai dengan ketentuan Organisasi dan memperhatikan
• Code for Implementation (Koda Pelaksanaan) berarti Koda Penerapan Instrumen IMO (III Code) yang diadopsi oleh
o Setiap negara pihak harus tunduk kepada ketentuan audit berkala yang
dibuat oleh Organisasi sesuai dengan standard audit untuk mem-
verifikasi kesesuaian dan pelaksanaanya sesuai dengan Konvensi ini.
o Sekretaris Jendral Organisasi bertanggung jawab untuk
mengadministrasikan Skema Audit, berdasarkan petunjuk yang dibuat
oleh Organisasi.
ATURAN 41
Verifikasi Kesesuaian
o Setiap negara pihak bertanggung jawab memfasilitasi pelaksanaan
audit dan implementasi rencana aksi terhadap adanya temuan,
berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh organisasi
o Audit terhadap semua negara pihak harus :
o Didasarkan pada jadwal yang dibuat oleh Sekretaris Jenderal
Organisasi, dengan memerhatikan petunjuk yang di berikan oleh
Organisasi
o Dilaksanakan dengan interval secara berkala, dengan memerhatikan
petunjuk yang diberikan oleh organisasi.