Anda di halaman 1dari 93

RULE 11 – APPLICATION

ATURAN 11 - PENERAPAN

Rules in this section apply to vessels in sight of one another


Aturan-Aturan dalam seksi ini berlaku bagi kapal-kapal yang saling melihat.

PENJELASAN
Aturan 3(k) menyebutkan bahwa kapal-kapal saling melihat apabila kapal yang satu
dapat teramati oleh yang lainnya secara visual. Aturan seksi II ini tidak berlaku bagi
kapal lain yang terlihat pada layar radar dan akan menimbulkan bahaya tubrukan,
tanpa terlihat dengan penglihatan (visual)
RULE 12 – SAILING VESSELS
ATURAN 12 – KAPAL-KAPAL LAYAR

a) When two sailing vessels are approaching one another, so as to involve risk of collision, one of
them shall keep out of the way of the other as follows :
i. When each has the wind on different side, the vessel which has the wind on the port
side shall keep out of the way of the other,
ii. When both have the wind on the same side, the vessel which is to windward shall keep
out of the way of the vessel which is to leeward,
iii. If a vessel with the wind on the port side sees a vessel to windward and cannot
determine with certainty whether the other vessel has the wind on the port or on the
starboard side, she shall keep out of the way of the other.

a) Apabila dua buah kapal layar saling mendekat satu sama lain sehingga mengakibatkan bahaya
tubrukan, salah satu dari padanya harus menyimpangi yang lain dengan cara sebagai berikut:
i. Jika masing-masing mendapat angin pada lambung yang berlainan maka kapal yang
mendapat angin dari lambung kiri, harus menyimpangi kapal yang lain,
ii. Jika keduanya mendapat angin pada lambung yang sama, maka kapal yang berada
diatas angin, harus menyimpangi kapal yang berada dibawah angin,
iii. Jika kapal yang mendapat angin dlambung kiri melihat kapal yang berada diatas angin
dan tidak dapat dipastikan apakah kapal yang lain itu mendapat angin pada lambung kiri
atau kanannya, maka ia harus menyimpangi kapal yang lain itu.
RULE 12 – SAILING VESSELS
ATURAN 12 – KAPAL-KAPAL LAYAR

b) For the purpose of this rule, the windward side shall be deemed to be the side
opposite to that on which the mainsail is carried or, in the case of a squared-rigged
vessel, the side opposite to that on which the largest fore-and-aft sail is carried
b) Untuk memenuhi maksud-maksud aturan ini yang dimaksud disini yang
berlawanan dengan sisi di mana layar utama, atau bagi sebuah kapal dengan layar
segi empat, adalah sisi yang berlawanan dengan sisi dimana layar membujur itu
berada.
RULE 13 – OVERTAKING
ATURAN 13 – PENYUSULAN

a) Notwithstanding anything contained in the Rules of part B sections I and II, any
vessel overtaking any other shall keep out of the way of the vessel being overtaken.
b) A vessel shall be deemed to be overtaking when coming up with another vessel
from a direction mire than 22.5° abaft her beam, that is, in such a position with
reference to the vessel she is overtaking that at night she would be able to see only
the sternlight of that vessel but neither of her sidelights.
a) Lepas dari apapun yang tercantum dalam Aturan-Aturan Bagian B seksi I dan II,
setiap kapal yang sedang menyusul setiap kapal lain, harus menyimpangi jalannya
kapal yang sedang disusul.
b) Sebuah kapal dianggap sedang menyusul, apabila sedang mendekati kapal lain dari
arah lebih dari 22.5° lebih ke belakang dari arah melintangnya, yakni dalam posisi
yang sedemikian, sehingga terhadap kapal yang sedang disusul itu pada malah hari
ia hanya melihat lampu buritan kapal lain itu, tetapi tidak satupun dari lampu-
lampu lambungnya.
RULE 13 – OVERTAKING
ATURAN 13 – PENYUSULAN

c) When a vessel is in any doubt as to whether she is overtaking another she shall
assume that this is the case and act accordingly.
d) Any subsequent alteration of the bearing between the two vessel shall not make
the overtaking vessel a crossing vessel within the meaning of these Rules or relieve
her duty of keeping clear of the overtaken vessel until she is finally past and clear.
c) Jika sebuah kapal dalam keragu-raguan apakah ia sedang menyusul kapal lain, ia
harus menganggap bahwa demikian halnya dan bertindak sesuai.
d) Setiap perobahan baringan secara beruntun antara kedia kapal itu tidak akan
menyebabkan kapal yang sedang menyusul itu menjadi sebuah kapal yang
menyilang dalam pengertian Aturan-Aturan ini atau membebaskannya dari
kewajiban-kewajibannya untuk menjauhi kapal yang disusul sampai ia melewatinya
dan bebas sama sekali.
RULE 14 – HEAD-ON SITUATION
ATURAN 14 – SITUASI BERHADAPAN

a) When two power-driven vessels are meeting in reciprocal or nearly reciprocal


course so as to involve risk of collision each shall alter her course to starboard so
that each shall pass on the port side of the other.
b) Such a situation shall be deemed to exist when a vessel sees the other ahead or
nearly ahead and by night she could see the masthead lights of the other in a line or
nearly in a line and/or both sidelights and by day she observer the corresponding
aspect of the other vessel.
a) Jika dua buah kapal tenaga sedang bertemu dengan haluan tepat berlawanan atau
hampir berlawanan sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, masing-masing haru
berobah haluannya ke kanan sedemikan rupa sehingga masing-masing akan
berpapasan pada lambung kirinya,
b) Situasi semacam ini harus dianggap ada, juka sebuah kapal melihat kapal lainnya
tepat atau hamper tepat didepannya dan pada waktu malam hari ia dapat melihat
lampu-lampu tiang kapal yang lain itu segaris dan/atau kedua lampu lambung dan
pada siang hari melihat aspek yang sama dari kapal itu.
RULE 14 – HEAD-ON SITUATION
ATURAN 14 – SITUASI BERHADAPAN

c) When a vessel is in any doubt as to whether such a situation exist she shall assume
that it does exist and act accordingly.
c) Jika suatu kapal dalam keraguan apakah terdapat situasi semacam itu, maka harus
menganggap bahwa memang demikan halnya dan bertindak semestinya.
RULE 15 – CROSSING SITUATION
ATURAN 15 – SITUASI MENYILANG

When two power-driven vessels are crossing so as to involve risk of collision, the
vessel which has the other on her own starboard side shall keep out of the way and
shall, if the circumstances of the case admit, avoid crossing ahead of the other vessel.
Jika dua buah kapal tenaga sedang berlayar dengan haluan saling menyilang sehingga
dapat menimbulkan bahaya tubrukan, maka kapal yang mendapatkan kapal lain pada
lambung kanannya, harus menyimpang dan jika keadaan mengijinkan harus
menghindari untuk memotong di depan kapal lain.
RULE 15 – CROSSING SITUATION
ATURAN 15 – SITUASI MENYILANG

Bersilangan dialur sempit dan jalur pemisah lalu-lintas


Kapal-kapal tenaga yang bersilangan diperairan sempit atau jalur lalu-lintas, umumnya
harus didasarkan Aturan 15, akan tetapi harus menghindarkan diri untuk memotong
alur sempit itu bila tindakan tersebut akan menghalangi jalannya kapal yang hanya
dapat berlayar dengan aman dalam alur itu (Aturan 9(d)) dan kapal tenaga yang
panjangnya kurang dari 20m, tidak boleh menghalangi kapal tenaga yang sedang
menjalani alur laLu-lintas itu (Aturan 10(i)).

Meskipun kapal yang mendekati tikungan dengan arah yang berlawanan, mungkin
saja terjadi suatu situasi menyilang. Dalam hal ini maka Aturan 15 dan 17 tidak
berlaku, dan kedua kapal harus mengikuti Aturan 10(a) dan harus bertahan pada
haluan sedekat mungkin dengan batas luar pada sisi kanan alur, jika dapat
dilakukannya dengan aman.
RULE 15 – CROSSING SITUATION
ATURAN 15 – SITUASI MENYILANG

Menghindari untuk memotong di depan kapal lain


Keharusan untuk menghindari memotong di depan kapal lain, hanya berlaku dalam
situasi menyilang di mana ada bahaya tubrukan. Hal ini tidak berlaku pada jarak jauh,
sebelum bahaya tubrukan mulai timbul, atau jika baringannya banyak berobah. Jika
ada kemungkinan terjadi bahaya tubrukan, maka kapal yang harus menyimpangi harus
menghindari untuk tidak memotng kapal yang disimpangi.
Kapal dalam keadaan berhenti
Sebuah kapal tenaga yang sedang berlayar tapi berhenti dan dapat mengolah gerak,
harus menyimpangi terhadap kapal lain yang sedang mendekat yang akan
menimbulkan bahaya tubrukan, yang dating dari arah lurus kemuka sampai 22.5° di
belakang arang melintang sisi kanannya. Kapal yang sedang mendekat itu jangan
diharapakan akan bertindak untuk menghindari tubrukan. Kapal yang dalam keadaan
berhenti dengan mesin siap untuk olah herak tidak diharuskan memperlihatkan
lampu-lampu khusus atau sosok benda, sebagai tanda agar disimpangi dan harus
bertindak sesuai aturan 14, 15 dan 18.
RULE 16 – ACTION BY GIVE-AWAY VESSEL
ATURAN 16 – TINDAKAN OLEH KAPAL YANG MENYIMPANG

Every vessel which is directed to keep out of the way of another vessel shall, so far as
possible, take early and substantial action to keep clear.

Setiap kapal yang diharuskan oleh Aturan-Aturan ini untuk menyimpangi kapal lain,
sedapat mungkin mengambil tindakan secara dini dan tegas untuk tetap bebas sama
sekali.
RULE 17 – ACTION BY STAND ON-VESSEL
ATURAN 17 – TINDAKAN KAPAL LAIN YANG BERTAHAN

a) (i). Where one of two vessel is to keep out of the way, the other shall keep her
course and speed.
(ii). The latter vessel may, however, take action to avoid collision by her maneuver
alone, as soon as it becomes apparent to her that the vessel required to keep out of
the way is not taking appropriate action in compliance with these rules.

a) (i). Apabila salah satu dari dua buah kapal diharuskan menyimpang, maka kapal
yang lainnya harus tetap mempertahankan haluan dan kecepatannya.
(ii). Bagaimanapun, kapal yang tersebut belakangan boleh mengambil tindakan
untuk menghindari tubrukan dengan olah geraknya sendiri, segera setelah jelas
baginya bahwa kapal yang diwajibkan menyimpang tidak mengambil tindakan yang
sesuai dalam memenuhi Aturan-Aturan ini.
RULE 17 – ACTION BY STAND ON-VESSEL
ATURAN 17 – TINDAKAN KAPAL LAIN YANG BERTAHAN

b) When, from any cause, the vessel required to keep her course and speed find herself so close
that collision cannot be avoided by the action of the give-way vessel alone, she shall take such
action as will best aid to avoid collision.
c) A power-driven vessel which take action in a crossing situation in accordance with
subparagraph (a)(ii) of this Rule to avoid collision with another power-driven vessel shall, if the
circumstances of the case admit, not alter course to port for a vessel on her own port side.
d) This Rule does not relieve the give-way vessel of her obligation to keep out of the way.

b) Bilamana oleh suatu sebabm kapal yang diwajibkan mempertahankan haluan dan
kecepatannya mengetahui dirinya berada begitu dekat, sehingga tubrukan tidak dapat
dihindari oleh tindakan kapal yang menyimpang itu saja, maka kapal tersebut harus
melakukan tindakan sedemikan rupa sehingga akan sangat membantu untuk menghindari
tubrukan dengan sebaik-baiknya.
c) Kapal tenaga yang bertindak dalam situasi berpotongan sesuai dengan sub ayat (a)(ii) Aturan
ini, untuk menghindari tubrukan dengan kapal tenaga lain, jika keadaan mengijinkan tidak
boleh merobah haluannya kekiri bagi kapal yang berada di lambung kirinya.
d) Aturan-Aturan ini tidak membebaskan kapal yang menyimpang akan kewajibannya untuk
menghidari jalan.
RULE 18- RESPOSIBILITIES BETWEEN VESSEL
ATURAN 18 – TANGGUNG JAWAB ANTARA KAPAL-KAPAL

Except where Rules 9, 10 and 13 otherwise require:


a) A power-driven vessel underway shall keep out of the way of:
i. A vessel not under command,
ii. A vessel restricted in her ability to maneuver,
iii. A vessel engaged in fishing,
iv. A sailing vessel.
b) A sailing vessel underway shall keep out of the way of:
i. A vessel not under command,
ii. A vessel restricted in her ability to maneuver,
iii. A vessel engaged in fishing.
Kecuali dalam hal Aturan-Aturan 9,10 dan 13 mensyaratkan lain:
a) Kapal tenaga yang sedang berlayar harus menghindari jalannya:
i. Kapal yang tidak terkendalikan,
ii. Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas,
iii. Kapal yang sedang menangkan ikan,
iv. Kapal layar.
b) Kapal layar sedang berlayar harus menghindari jalannya:
i. Kapal yang tidak terkendali,
ii. Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas,
iii. Kapal yang sedang menangkap ikan.
RULE 18- RESPOSIBILITIES BETWEEN VESSEL
ATURAN 18 – TANGGUNG JAWAB ANTARA KAPAL-KAPAL

c) A vessel engaged in fishing when underway shall, so far as possible, keep out of the way of:
i. A vessel not under command,
ii. A vessel restricted in her ability to maneuver.
d) (i). Any vessel other than a vessel not under command or a vessel restricted in her ability to
maneuver shall, if the circumstances of the case admit, avoid impeding the safe passage of a
vessel constrained by her draught, exhibiting the signals in Rule 28,
(ii). A vessel constrained by her draught shall navigate with particular caution having full
regard to her special condition.

c) Kapal yang sedang menangkap ikan yang sedang berlayar, sedapat mungkin menghindari
jalannya:
i. Kapal yang tidak terkendali,
ii. Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas.
d) (i). Setiap kapal, selain kapal yang tidak terkendali atau kapal kemampuan olah geraknya
terbatas, jika keadaan mengijinkan, harus menghindari agar tidak menghalangi jalan yang
aman bagi kapal yang terkekang oleh saratnya yang memperlihatkan isyarat-isyarat Aturan 28.
(ii). Kapal yang terkekang oleh saratnya harus melakukan navigasi dengan sangat hati-hati
dengan memberikan perhatian penuh atas keadaan khusus.
RULE 18- RESPOSIBILITIES BETWEEN VESSEL
ATURAN 18 – TANGGUNG JAWAB ANTARA KAPAL-KAPAL

e) A seaplane on the water shall, in general, keep well clear of all vessels and avoid
impeding their navigation. In circumstances, however, where risk of collision exists,
she shall comply with the Rules of this part.
f) (i). A WIG craft, when taking off, landing and in flight near the surface, shall keep
well clear of all other vessels and avoid impeding their navigation,
(ii). A WIG craft operating in the water surface shall comply with the Rules of this
part as a power-driven vessel.

e) Pesawat terbang laut di atas air, pada umumnya harus menjauhi semua kapal dan
menghindar agar tidak menghalang-halangi navigasi mereka.
Dalam keadaan bagaimanapun juga, dimana terdapat bahaya tubrukan, ia harus
memenuhi Aturan-Aturan dalam bagian ini.
RULE 19 – CONDUCT OF VESSELS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 19 – SIKAP KAPAL DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

a) This Rule applies to vessel not in sight of one another when navigating in
or near an area of restricted visibility.
b) Every vessel shall proceed at a safe speed adapted to the prevailing
circumstances and conditions of restricted visibility. A power-driven vessel
shall have her engines ready for immediate maneuver.
c) Every vessel shall have due regard to the prevailing circumstances and
conditions of restricted visibility when complying with the rules of section I
of the part.

a) Aturan ini berlaku bagi kapal-kapal yang tidak saling melihat jika sedang
bernavigasi di, atau dekat suatu daerah dengan penglihatan terbatas.
b) Setiap kapal harus bergerak dengan kecepatan aman disesuaikan dengan
keadaan-keadaan dan suasana penglihatan terbatas. Kapal tenaga
mesinnya harus siap untuk segera mengolah gerak.
c) Setiap kapal harus memperlihatkan dengan seksama keadaan-keadaan
dan suasana penglihatan terbatas yang ada, dalam memenuhi Aturan-
Aturan dari seksi I bagian ini.
RULE 19 – CONDUCT OF VESSELS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 19 – SIKAP KAPAL DALAM PENGLIHATAN TERBATAS
d) A vessel which detects by radar alone the presence of another vessel shall
determine if a close-quarters situation is developing and/or risk of collision
exists. If so, she shall take avoiding action in ample time, provided that
when such action consists if an alteration of course, so far as possible the
following shall be avoided:
i. An alteration of course to port for a vessel forward of the beam,
other that for a vessel being overtaken,
ii. An alteration of course towards a vessel abeam or abaft the beam.
d) Sebuah kapal yang mendetekasi adanya kapal lain hanya dengan radar saja harus
menentukan apakah sedang berkembang keadaan terlalu dekan dan/atau ada resiko
tubrukan. Jika demikian dia harus melakukan tindakan yang demikian itu terdiri dari
suatu perobahan haluan, maka sejauh mungkin yang berikut ini harus dihindari:
i. Suatu perobahan haluan kekiri untuk kapal yang berada di muka arah
melintang, selain daripada kapal yang sedang disusul.
ii. Suatu perubahan haluan ke arah kapal tepat melintang atau dibelakang arah
melintang.
e) Kecuali apabila telah yakin bahwa tidak ada bahaya tubrukan, setiap kapal yang
mendengar isyarat kabut kapal lain yang menurut pertimbangannya berada di depan
arah melintangnya, atau yang tidak dapat menghindari situsasi saling mendekat
terlalu rapat sehingga kapal yang ada didepan arah melintangnya, harus mengurangi
kecepatannya serendah mungkin yang dengan kecepatan itu kapal tersebut dapat
mempertahankan haluannya. Jika dianggap perlu, kapal itu harus meniadakan
kecepatannya sama sekali dan bagaimanapun juga berlayar dengan kewaspadaan
khusus hingga bahaya tubrukan telah berlalu.
RULE 20 - APPLICATION
ATURAN 20 - PEMBERLAKUAN

a) Rules in this part shall be complied with in all weathers.


b) The Rules concerning lights shall be complied with from sunset to
sunrise, and during such times no other lights shall be exhibited,
except such lights as cannot be mistaken for lights specified in
these Rules or do not impair their visibility or distinctive character,
or interfere with the keeping of a proper look-out.

a) Aturan-Aturan dalam bagaian ini harus dipenuhi dalam segala


keadaan cuaca.
b) Aturan-Aturan tentang lampu-lampu harus dipenuhi semenjak
saat matahari terbenam sampai matahari terbit, dan selama
jangka waktu tersebut lampu-lampu lain tidak boleh
diperlihatkan, kecuali lampu-lampu demikan itu tidak terkelirukan
dengan lampu-lampu yang ditetapkan dalam aturan-aturan ini
atau tidak melemahkan daya tampak atau sifat khususnya, atau
mengganggu pengamatan yang baik.
RULE 20 - APPLICATION
ATURAN 20 - PEMBERLAKUAN

c) The lights prescribed by these Rules shall, if carried, also be


exhibited from sunrise to sunset in restricted visibility and may be
exhibited in all other circumstances when it is deemed necessary.
d) The Rules concerning shapes shall be complied with by day.
e) The lights and shapes specified in these Rules shall comply with
the provision of annex I to these Regulations.

c) Lampu-lampu yang disyaratkan dalam Aturan-Aturan ini, jika


dipasang, harus juga diperlihatkan sejak saat matahari terbit
sampai matahari terbenam dalam keadaan penglihatan terbatas
dan boleh diperlihatkan dalam semua keadaan lain apabila
dianggap perlu.
d) Aturan-Aturan mengenai sosok-sosok benda harus dipenuhi pada
siang hari.
e) Lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang disebutkan secara
terperinci di dalam Aturan-Aturan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan Lampiran I Peraturan ini.
RULE 21 - DEFINITION
ATURAN 21 - DEFINISI

a) Masthead light means a white light placed over the fore-and-aft centerline
of the vessel showing an unbroken light over an arc of the horizon of 225°
and so fixed as to show the light from right ahead to 22.5° abaft the beam
on either side of the vessel.
b) Sidelight means a green light on starboard side and a red light on the port
side each showing an unbroken light over an arc of the horizon of 112.5°
and so fixed as to show the light from right ahead to 22.5° abaft the beam
on its respective side. In a vessel of less than 20m in length the sidelights
may be combined in one lantern carried on fore-and-aft centerline of the
vessel.
a) “Lampu Tiang” berarti lampu putih yang ditempatkan di atas sumbu membujur kapal
yang memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-putus meliputi busur cakrawala 225°
dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cahaya dari arah lurus
kemuka sampai 22.5° lebih kebelakang dari arah melintang pada setiap sisi kapal.
b) “Lampu-lampu Lambung” berarti lampu hijau dilambung kanan dan merah dilambung
kiri masing-masing memperlihatkan cahaya yang tidak terputus meliputi busur
cakrawala sebesar 112.5° dan dipasang sedemikan rupa sehingga memperlihatkan
cahaya dari arah lurus kemuka sampai 22.5° lebih kebelakang dari arah melintang pada
sisi masing-masing.
Dikapal yang panjangnya kurang dari 20m, lampu-lampu lambung itu boleh
digabungkan dalam satu lentera yang ditempatkan di sumbu dibujur kapal.
RULE 21 - DEFINITION
ATURAN 21 - DEFINISI

c) Sternlight means a white light placed as nearly as practicable at the stern


showing an unbroken light over an arc of the horizon of 135° and so fixed as
to show the light 67.5° from right aft on each side if the vessel.
d) Towing light means a yellow light having the same characteristics as the
sternlight defined in paragraph (c) of this Rule.
e) Flashing light means a light flashing at regular intervals at a frequency of
120 flashes or more per minute.
f) All-round light means a light showing an unbroken light over an arc of the
horizon of 360°.
c) “Lampu Buritan” berarti lampu putih yang ditempatkan sedekat mungkin
dngan buritan, memperlihatkan cahaya yang tidak terputus-putus yang
meliputi busur cakrawala 135° dan dipasang sedemikian rupa hingga
memperlihatkan cahaya dari arah lurus kebelakang sampai 67.5° pada
masing-masing sisi kapal.
d) “Lampu Tunda” berarti lampu kuning yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan “Lampu Buritan” yang ditentukan dalam paragraph (c) Aturan ini.
e) “Lampu Kedip” berarti lampu-lampu yang berkedip-kedip dengan selang
waktu yang teratur dengan frekuensi 120 kedipan atau lebih tiap menit.
f) “Lampu Keliling” berarti sebuah lampu yang memperlihatkan cahaya yang
tidak terputus meliputi busur cakrawala 360°.
RULE 22 – VISIBILITY OF LIGHTS
ATURAN 22 – JARAK TAMPAK LAMPU-LAMPU

The light prescribed in these Rules shall have an intensity as specified


in section 8 of annex I to these Regulations so as to be visible at
following minimum ranges:
a)In vessels of 50m or more in length:
A masthead light, 6 miles,
A sidelight, 3 miles,
A strenlight, 3 miles,
A towing light, 3 miles,
A white, red, green, or yellow all-round light, 3 miles.
Lampu-lampu yang disyaratkan dalam aturan ini harus mempunyai
kuat cahaya seperti yang sidebutkan secara terperinci dalam Seksi B
Lampiran I supaya dapat dilihat pada jarak minimum sebagai berikut:
a)Dikapal-kapal dengan panjang 50m atau lebih:
•Lampu tiang 6 mil,
•Lampu lambung 2 mil,
•Lampu buritan 3 mil,
•Lampu tunda 3 mil,
•Lampu keliling putih, merah, hijau atau kuning 3 mil.
RULE 22 – VISIBILITY OF LIGHTS
ATURAN 22 – JARAK TAMPAK LAMPU-LAMPU

b) In vessels of 12m or more in length but less than 50m in length:


A masthead light, 5 miles; except that where the length of the
vessel is less than 20m, 3 miles,
A sidelight, 2 miles,
A strenlight, 2 miles,
A towing light, 2 miles,
A white, red, green, or yellow all-round light, 2 miles.
b) Dikapal-kapal dengan panjang 12m atau lebih tetapi kurang dari
50m:
•Lampu tiang 5 mil, kecuali kalau panjang kapal itu kurang dari
20m 3mil,
•Lampu lambung 2 mil,
•Lampu buritan 2 mil,
•Lampu tunda 2 mil,
•Lampu keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.
RULE 22 – VISIBILITY OF LIGHTS
ATURAN 22 – JARAK TAMPAK LAMPU-LAMPU

c) In vesses of less than 12m in length:


A masthead light, 2 miles,
A sidelight, 1 miles,
A strenlight, 2 miles,
A towing light, 2 miles,
A white, red, green, or yellow all-round light, 2 miles.

c) Dikapal-kapal dengan panjang kurang dari 12m:


•Lampu tiang 2 mil,
•Lampu lambung 1 mil,
•Lampu buritan 2 mil,
•Lampu tunda 2 mil,
•Lampu keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.
RULE 22 – VISIBILITY OF LIGHTS
ATURAN 22 – JARAK TAMPAK LAMPU-LAMPU

d) In inconspicuous, partly submerged vessels or objects being


towed:
A white all-round light, 3 miles.
d) Di kapal atau benda yang ditunda yang terbenam dan tidak
kelihatan dengan jelas:
•Lampu keliling putih 3 mil

PENJELASAN:
Definisi “tampak” disini ialah tampak pada waktu malam gelap dan
cuaca terang.
RULE 23 – POWER-DRIVEN VESSELS UNDERWAY
ATURAN 23 – KAPAL TENAGA YANG SEDANG BERLAYAR

a) A power-driven vessel underway shall exhibit:


i. A masthead light forward,
ii. A second masthead light abaft of and higher than the forward one;
except that a vessels of less than 50m in length shall not be obliged to
exhibit such light but may do so,
iii. Sidelights,
iv. A sternlight.
b) An air-cushion vessel when operating in the non-displacement mode
shall, in addition to the lights prescribed in paragraph (a) of this Rule,
exhibit an all-around flashing yellow light.

a) Kapal tenaga yang sedang berlayar harus memperlihatkan:


i. Lampu tiang depan,
ii. Lampu tiang kedua dibelakang dan lebih tinggi daripada lampu tiang
depan, kecuali kapal yang panjangnya kurang dari 50m tidak
diwajibkan memperlihatkan lampu demikian, tetapi boleh
memperlihatkannya,
iii. Lampu-lampu lambung,
iv. Lampu buritan.
b) Kapal bantalan udara jika sedang beroperasi tanpa berat benaman
disamping lampu-lampu yang telah ditentukan dalam paragrap (a) Aturan
ini, harus memperlihatkan lampu keliling kuning kedip.
RULE 23 – POWER-DRIVEN VESSELS UNDERWAY
ATURAN 23 – KAPAL TENAGA YANG SEDANG BERLAYAR

c) A WIG craft only when taking off, landing and in flight near the
surface shall, in addition to the lights prescribed in paragraph (a) of
this Rule, exhibit a high-intensity all-round flashing red light.
d) (i). A power driven vessel of less than 12m in length may in lieu of the
lights prescribed in paragraph (a) of this Rule exhibit an all-round white
light and sidelights.
(ii). A Power-driven vessel of less than 7m in length whose maximum
speed does not exceed 7 knots may in lieu of the lights prescribed in
paragraph (a) of this Rule exhibit an all-round white light and shall, if
practicable, also exhibit sidelight,
(iii). The masthead light or all-round white light on a power-driven vessel
of less than 12m in length may be displaced from the fore-and-aft
centerline of the vessel if centerline fitting is not practicable, provided that
the sidelights are combined in one lantern which shall be carried on the
fore-and-aft centerline of the vessel or located as nearly as practicable in
the same fore-and-aft line as the masthead light or the all-round white
light.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG
a) A power-driven vessel when towing shall exhibit:
i. Instead of the light prescribed in Rule 23(a)(i) or (a)(ii), two masthead lights in
a vertical line. When length of the tow, measuring from the stern of the
towing vessel to the after end of the tow, exceeds 200m, three such lights in a
vertical line,
ii. Sidelights,
iii. A sternlight,
iv. A towing light in a vertical line above the sternlight,
v. When the length of the tow exceeds 200m, a diamond shape where it can
best be seen.

a) Kapal tenaga bilamana sedang menunda, harus memperlihatkan:


i. Sebagai pengganti lampu yang ditentukan di dalam Aturan (23)(a)(i) atau (a)
(ii), dua lampu tiang yang bersusun tegak lurus. Bilamana panjang tundaan,
diukur dari buritan kapal yang sedang menunda sampai keujung belakang
tundaan lebih dari 200m, tiga lampu yang demikian itu, bersusun tegak lurus,
ii. Lampu-lampu lambung,
iii. Lampu buritan,
iv. Lampu tunda, tegak lurus diatas lampu buritan,
v. Bilamana panjang tundaan lebih dari 200m, sosok belah ketupat disuatu
tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
b) Bilamana kapal yang sendang mendorong dan kapal yang sedang didorong maju
diikat erat-erat dalam suatu unit berangkai, kapal-kapal itu harus dianggap sebagai
sebuah kapal tenaga dan memperlihatkan lampu-lampu yang ditentukan di dalam
Aturan 23.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

b) A power-driven vessel when pushing ahead or towing alongside, except in


the case of composite unit, shall be exhibit:
i. Instead of the light prescribed in Rule 23(a)(i) or (a)(ii), two
masthead lights in a vertical line,
ii. Sidelights
iii. A sternlight.
c) A power-driven vessel to which paragraph (a) or (c) of this Rule applies
shall also comply with Rule 23 (a)(ii).

c) Kapal tenaga bilamana sedang mendorong maju atau sedang


menggandeng kecuali didalam hal suatu unit berangkai, harus
memperlihatkan:
i. Sebagai pengganti lampu yang ditentukan di dalam Aturan 23(a)(i)
atau (a)(ii), dua lampu tiang yang bersusun tegak lurus,
ii. Lampu-lampu lambung,
iii. Lampu buritan.
d) Kapal tunda yang dikenal paragraph (a) atau (c) Aturan ini harus juga
memenuhi Aturan 23(a)(ii).
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

d) A vessel or object being towed, other than those mentioned in paragraph (g) of this rule, shall
exhibit:
i. Sidelights,
ii. A sternlight,
iii. When the length of the tow exceeds 200m, a diamond shape where it can best be seen.
e) Provided that any number of vessels being towed alongside or pushed in a group shall be lighted
as one vessel,
i. A vessel being pushed ahead, not being part of a composite unit, shall exhibit at the
forward end, sidelights,
ii. A vessel being towed alongside shall exhibit a sternlight and at the forward end, sidelights.

e) Kapal atau benda yang sedang ditunda, selain daripada yang dinyatakan didalam paragraph (g)
Aturan ini harus memperlihatkan:
i. Lampu-lampu lambung,
ii. Lampu buritan,
iii. Bilamana panjang tundaan lebih dari 200m, sosok belah ketupat di suatu tempat yang dapat
kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
f) Dengan ketentuan bahwa berapapun jumlah kapal yang sedang digandeng atau didorong dalam
suatu kelompok, harus diberi lampu sebagai satu kapal.
i. Kapal yang sedang didorong maju yang bukan merupakan bagian dari suatu unit berangkai,
harus memperlihatkan lampu-lampu lambung diujung kapal.
ii. Kapal yang sedang digandeng harus memperlihatkan lampu buritan dan di ujung depan,
lampu-lampu lambung.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

f) An inconspicuous, partly submerged vessel or object, or combination of such vessels or objects


being towed, shall exhibit:
i. If it is less than 25m in breadth, one all-round white light at or near the forward end and one
at or near the after end except that dracones need not exhibit a light at or near the forward
end,
ii. If it is 25m or more in breadth, two more additional all round white lights at or near the
extremities of its breadth,
iii. If it exceeds 100m in length, additional all-round white lights between the lights prescribed
in subparagraphs (i) and (ii) so that the distances between the lights shall not exceed 100m,
iv. A diamond shape at or near the aftermost extremity of the last vessel or object being towed
and if the length of the tow exceeds 200m an additional diamond shape where it can best be
seen and located as far as it practicable.

g) Kapal atau benda yang terbenam sebagian, atau gabungan dari kapal-kapal atau benda-benda
demikian yang sedang ditunda yang tidak kelihatan dengan jelas, harus memperlihatkan:
i. Jika lebarnya kurang dari 25m, atau lampu keliling putih di ujung depan atau didekatnya dan
satu di ujung belakang atau didekatnya, kecuali apabila naga umbang itu tidak perlu
memperlihatkan lampu diujung depan atau didekatnya.
ii. Jika lebarnya 25m atau lebih, dua lampu keliling putih tambahan di ujung-ujung paling luar
dari lebarnya atau didekatnya.
iii. Jika panjangnyalebih dari 100m, lampu-lampu keliling putih tambahan diantara lampu-
lampu yang ditentukan di dalam subparagraph (i) dan (ii) sedemikian rupa hingga jarak
antara lampu-lampu tidak boleh lebih dari 100m.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

g) Where from any sufficient cause it is impracticable for a vessel or object being towed to exhibit the
lights or shapes prescribed in paragraph (e) or (g) of this Rule, all possible measure shall be taken to
light the vessel or object towed or at least to indicate the presence of such vessel or object.
h) Where form any sufficient cause it is impracticable for a vessel not normally engaged in towing
operations to display the lights prescribed in paragraph (a) or (c) of this Rule, such vessel shall not
be required to exhibit those lights when engaged in towing another vessel in distress or otherwise
in need of assistance. All possible measures shall be taken to indicate the nature of the relationship
between the towing vessel and the vessel being towed as authorized by Rule 36, in particular by
illuminating the towline.
h) Apabila karena suatu sebab yang cukup beralasan sehingga tidak memungkinkan kapal atau benda
yang sedang ditunda memperlihatkan lampu-lampu atau sosok benda yang ditenttukan di dalam
paragraph (c) atau (g) Aturan ini, semua upaya mungkin harus ditempuh untuk menerangi kapal
atau benda yang ditunda itu atau setidak-tidaknya menunjukkan adanya kapal atau benda demikian
itu.
i) Apabila oleh suatu sebab yang cukup beralasan sehingga tidak memungkinan kapal yang tidak biasa
melakukan operasi-operasi penundaan untuk memperlihatkan lampu-lampu yang ditentukan di
dalam paragraph (a) atau (c) Aturan ini, maka kapal demikian itu tidak diisyaratkan untuk
memperlihatkan lampu-lampu itu bilamana sedang menunda kapal lain dalam bahaya atau dalam
keadaan lain yang membutuhkan pertolongan. Segala upaya yang mungkin harus ditempuh untuk
menunjukkan sifat hubungan antara kapal yang sedang menunda dan kapal yang sedang ditunda
sebagaimana yang diharuskan dan dibolehkan oleh Aturan 36 terutama untuk menerangi tali tunda.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

PENJELASAN:

Lampu-lampu Tiang
Penempatan tegak dari lampu-lampu tiang bagi kapal-kapal yang menunda atau
mendorong, perincian ada dalam Seksi 2 Lampiran 1 ayat (e) dan (i) jika sebuah kapal
tenaga menggandeng kapal lain, mampu lampu tiang tambahannya biasanya dipasang
dibawah lampu tiang depannya asalkan terletak diatas lampu-lampu lainnya dan bebas
dari halangan. Jika harus memasang tiga lampu tiang dalam arah tegak, maka jarak
antaranya harus sama dan diatas kapal yang panjangnya lebih dari 20m, jarak antara itu
tidak boleh kurang dari 2m.

Lampu Tunda
Lampu tunda berwarna kuning harus dipasang diatas lampu butiran, dan ini hanya
diharuskan bagi kapal-kapal yang panjang tundaannya 200m atau lebih. Kegunaan dari
lampu ini ialah agar kapal yang sedang menunda itu dapat ditandai jika sedang disusul.
Dengan demikian kapala yang menyusul harus memperhitungkan bahwa dibelakangnya
ada kapal yang ditunda.

Satuan Gabungan
Beberaoa jenis kapal tunda dan tongkangnya dapat disatukan secara mekanis sedemikian
rupa, hingga dapat beroperasi dalam satu unit pendorong, meskipun di laut yang
bergelombang. Pushing Tug seperti ini hanya diharuskan memperlihatkan lampu-lampu
yang diharuskan bagi satu kapal saja.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

Menggandeng Disamping
Aturan 1972 sekarang mengharuskan khusus bagi kapal yang menggandeng di
samping untuk memasang lampu-lampu yang diharuskan bagi kapal-kapal yang
mendorong. Kapal yang digandeng samping harus memasang lampu-lampu dan
buritannya.
Lampu Tiang Belakang
Pemasangan “Lampu Tiang Kedua” tersebut dalan Aturan 23(a)(ii) oleh kapal
yang menunda atau mendorong ke depan, diharuskan bagi kapal-kapal yang
panjangnya lebih dari 50m dan diperbolehkan bagi kapal yang kurang dari 50m.
Harus ditempatkan lebih tinggi daripada lampu tiang yang depan.

Kapal Atau Benda Yang Ditunda


Tongkang atau rakit yang tidak diawaki yang ditunda, sepanjang dapat
dilaksanakan harus dipasangi lampu-lampu atau sosok benda yang diharuskan
oleh Aturan. Ini berlaku juga pada rakit-rakit kayu.
RULE 24 – TOWING AND PUSHING
ATURAN 24 – MENUNDA DAN MENDORONG

Tanda Siang Hari


Bila panjang tundaan diukur dari buritan kapal tunda sampai buritan kapal yang
ditunda lebih dari 200m, maka kapal yang menunda dan ditunda harus
memperlihatkan sebuah belah ketupat hitam. Apabila gandengannya kurang
dari 200m, maka kedua kapal itu tidak diharuskaan memasangnya.

Kegunaan Dari Lampu-Lampu Khusus


Lampu-lampu tambahan yang diharuskan bagi kapal yang menggandeng atau
mendorong ialah untuk memberitahu kepada kapal lain bahwa kapal itu tidak
dapat mengolah gerak seperti kapal biasa.
Sedangkan bagi kapal yang menggandeng di belakang, maka lampu-lampu itu
menunjukkan bahwa dibelakangnya ada benda/kapal lain, dan antara kedua
kapal itu terdapat tali tunda yang menghubungkan keduanya.
Kapal yang sedang menunda digolongkan pada yang diberi keringanan hanya
bila tidak mampu untuk merubah haluannya, dan memperlihatkan lampu atau
sosok benda yang diharuskan oleh Aturan 27(b).
RULE 25 – SAILING VESSELS UNDERWAY AND VESSELS UNDER OARS
ATURAN 25 – KAPAL LAYAR YANG SEDANG BERLAYAR DAN KAPAL YANG SEDANG
BERLAYAR DENGAN DAYUNG

a) A sailing vessel underway shall exhibit:


i. Sidelights,
ii. A sternlight.
b) In a sailing vessel of less than 20m in length the lights prescribed in
paragraph (a) of this Rule may be combined in one lantern carried at or near
the top of the mast where it can best be seen.
a) Kapal layar yang sedang berlayar harus memperlihatkan:
i. Lampu-lampu lambung,
ii. Lampu buritan.
b) Di kapal layar yang panjangnya kurang dari 20m, lampu-lampu yang
ditentukan di dalam paragraph (a) Aturan ini boleh digabungkan di dalam
satu lentera yang dipasang di puncak tiang atau di dekatnya di suatu tempat
yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
RULE 25 – SAILING VESSELS UNDERWAY AND VESSELS UNDER OARS
ATURAN 25 – KAPAL LAYAR YANG SEDANG BERLAYAR DAN KAPAL YANG SEDANG
BERLAYAR DENGAN DAYUNG

c) A sailing vessel of underway may, in addition to the lights prescribed in


paragraph (a) of this Rule, exhibit at or near the top of the mast, where they
can best be seen, two all-round lights in a vertical line, the upper being red
and the lower green, but these lights shall not be exhibited in conjunction
with the combined lantern permitted by paragraph (b) of this Rule.

c) Kapal layar yang sedang berlayar, di samping lampu-lampu yang ditentukan


didalam paragraph (a) Aturan ini, boleh memperlihatkan di puncak tiang atau
didekatnya, di suatu tempat yang dapat kelihatan sejelas-jelasnya, dua lampu
keliling bersusun tegak lurus, yang diatas merah dan yang dibawah hijau,
tetapi lampu-lampu ini tidak boleh diperhatikan bersama-sama dengan
lentera kombinasi yang dibolehkan paragraph (b) Aturan ini.
RULE 25 – SAILING VESSELS UNDERWAY AND VESSELS UNDER OARS
ATURAN 25 – KAPAL LAYAR YANG SEDANG BERLAYAR DAN KAPAL YANG SEDANG
BERLAYAR DENGAN DAYUNG

d) (i). A sailing vessel if less than 7m in length shall, if practicable, exhibit the lights prescribed in
paragraph (a) or (b) of this Rule, but if she does not, she shall have ready at hand an electric torch
or lighted lantern showing a white light which shall be exhibited in sufficient time to prevent
collision.
(ii). A vessel under oars may exhibit the lights prescribed in this Rule for sailing vessels, but if she
does not, she shall have ready at hand an electric torch or lighted lantern showing a white light
which shall be exhibited in sufficient time to prevent collision.
e) A vessel proceeding under sail when also being propelled by machinery shall exhibit forward where
it can best be seen a conical shape, apex downwards.
d) (i). Kapal layar yang panjangnya kurang dari 7m, jika mungkin harus memperlihatkan lampu-lampu
yang ditentukan di dalam paragraph (a) atau harus selalu siap dengan sebuah lampu senter atau
lentera yang menyala yang memperlihatkan cahaya putih yang harus ditunjukkan dalam waktu
yang memadai untuk mencegah tubrukan.
(ii). Kapal yang sedang berlayar dengan dayun boleh memperlihatkan lampu-lampu yang
ditentukan di dalam Aturan ini bagi kapal-kapal layar, tetapi jika tidak memperlihatkannya, kapal
yang sedang berlayar dengan dayung itu harus selalu siap dengan sebuah lampu senter atau lentera
yang menyala yang memperlihatkan cahaya putih yang harus ditunjukkan dalam waktu yang
memadai untuk mencegah tubrukan.
e) Kapal yang sedang berlayar dengan layar bilamana sedang digerakkan juga dengan mesin, harus
memperlihatkan sosok benda benda berbentuk kerucut dengan puncak ke bawah, di bagian depan
kapal di suatu tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
RULE 26 – FISHING VESSELS
ATURAN 26 – KAPAL IKAN

a) A vessel engaged in fishing, whether underway or at anchor, shall exhibit only lights and shape
prescribed in this Rule.
b) A vessel when engaged in trawling, by which is meant the dragging through the water of a dredge
net or other apparatus used as a fishing appliance, shall exhibit:
i. Two all-round lights in a vertical line, the upper being green and the lower white, or a shape
consisting of two cones with their apexes together in a vertical line one above the other,
ii. A masthead light abaft of and higher than the all-round green light; a vessel of less than 50m
in length shall not be obliged to exhibit such a light but may do so,
iii. When making way through the water, in addition to the lights prescribed in this paragraph,
sidelights an a sternlight.

a) Kapal yang sedang menangkap ikan, apakah sedang berlayar atau berlabuh jangkar, hanya boleh
memperlihatkan lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang ditentukan oleh Aturan ini.
b) Kapal yang sedang mendogol, maksudnya sedang menarik pukat tari atau alat lain didalam air yang
digunakan sebagai alat menangkap ikan harus memperlihatkan:
i. Dua lampu keliling bersusun tegak lurus, yang diatas hijau dan yang dibawah putih, atau
sosok benda yang terdiri dari dua kerucut yang titik-titik puncaknya berimpit bersusun tegak
lurus, kapal yang panjangnya kurang dari 20m, sebagai ganti sosok benda ini boleh
memperlihatkan keranjang,
ii. Lampu tiang belakang dan lebih tinggi daripada lampu hijau keliling, kapal yang panjangnya
kurang dari 50m tidak wajib memperlihatkan lampu yang demikian itu akan tetapi boleh
memperlihatkannya,
iii. Bilamana mempunyai lajudiair, sebagai tambahan atas lampu yang ditentukan dalam
paragrap ini, lampu-lampu lambung dan lampu buritan.
RULE 26 – FISHING VESSELS
ATURAN 26 – KAPAL IKAN

c) A vessel engaged in fishing, other than trawling shall exhibit:


i. Two all-round lights in a vertical line, the upper being red and the lower white,
or a shape consisting of two cones with apexes together in a vertical line one
above the other,
ii. When there is outlying gear extending more than 150m horizontally from the
vessel, an all-round white light or a cone apex upwards in the direction of the
gear,
iii. When making way through the water, in addition to the lights prescribed in this
paragraph, sidelights and a sternlight.

c) Kapal yang sedang menangkap ikan, kecuali yang sedang mendogol harus
memperlihatkan:
i. Dua lampu keliling bersusun tegak lurus, yang diatas merah dan yang dibawah
putih, atau sosok benda yang terdiri dari dua kerucut yang titik-titik puncaknya
berimpit bersusun tegak lurus, kapal yang panjangnya kurang dari 20m, sebagai
pengganti sosok benda ini boleh memperlihatkan keranjang,
ii. Bila ada alat penangkap ikan yang menjulur mendatar dari kapal lebih dari
150m, lampu putih keliling atau kerucut yang titik puncaknya keatas kearah alat
penangkap ikan itu.
iii. Bilamana mempunyai kecepatan diair, disamping lampu-lampu yang
ditentukan dalam paragraph ini lampu-lampu lambung dan lampu buritan.
RULE 26 – FISHING VESSELS
ATURAN 26 – KAPAL IKAN

d) The additional signal described in annex II to these Regulations apply to a vessel


engaged in fishing in close proximity to other vessels engaged in fishing.
e) A vessel when not engaged in fishing shall not exhibit the lights or shape prescribed
in this Rule, but only those prescribed for a vessel of her length.

d) Kapal yang sedang menangkap ikan berdekatan sekali dengan kapal-kapal lain yang
menangkap ikan, boleh memperlihatkan isyarat-isyarat tambahan yang diuraikan
dengan jelas didalam Lampiran II Peraturan ini.
e) Bilamana sedang tidak menangkap ikan tidak boleh memperlihatkan lampu-lampu
atau sosok benda yang ditentukan dalam Aturan ini, tetapi hanya lampu-lampu atau
sosok-sosok benda yang ditentukan bagi kapal yang sesuai dengan panjangnya.
RULE 26 – FISHING VESSELS
ATURAN 26 – KAPAL IKAN

Melaju Di Atas Air


Semua kapal yang sedang menangkap ikan diharuskan memasang lampu lambung dan
buritannya apabila sedang berlayar tetapi berhenti. Sebuah kapal ikan yang panjangnya
kurang dari 20m, maka pemasangan lampu-lampu lambungnya boleh menjadi satu dalam
lentera kombinasi.
Satu lampu putih dalam hubungannya dengan lampu merah diatas lampu putih bersusun
tegak, merupakan tanda kapal yang sedang menangkap ikan yang tidak menggunakan
trawler, ataukah mempunyai laju atau sedang berhenti, yang alatnya menjulur kelaut
lebih dari 150m kearah dari lampu putih itu. (Gambar 39 dan 40)

Lampu Tiang Waktu Melakukan Trawling


Lampu tiang diharuskan bagi kapal yang panjangnya lebih dari 50m dan bagi kapal yang
lebih kecil boleh memasangnya. Lampu ini harus dipasang dibelakang lampu hijau putih
dan lebih tinggi dan Nampak paling sedikit 6 mil. Jadi lebih jauh dari lampu-lampu yang
Nampak keliling dan lampu lambungnya.
RULE 26 – FISHING VESSELS
ATURAN 26 – KAPAL IKAN

Kapal Yang Sedang Menangkap Ikan Yang Saling Berdekatan


Menurut ayat (d), maka kapal-kapal yang sedang menangkap ikan dan saling
berdekatan dengan kapal lain diperbolehkan memperlihatkan isyarat-isyarat
tambahan dalam Lampiran II (Gambar 24 - 26) lampu-lampu tambahan ini
harus dipasang lebih rendah, dan Nampak pada jarak yang lebih dekat
dibandingkan dengan lampu-lampu yang Nampak keliling yang diisyaratkan
oleh Aturan 26 (b)(i) dan (c)(i).

Semboyan-Semboyan Untuk Menarik Perhatian


Setiap kapal, termasuk yang sedang menangkap ikan, boleh menggunakan
cahaya/lampu atau suara-suara untuk menarik perhatian, jika hal itu diperlukan
menurut Aturan 36, dan boleh menggunakan lampu sorotnya ke arah posisi
yang membahayakan.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

a) A vessel not under command shall exhibit:


i. Two all-round red lights in a vertical line where they can best be seen,
ii. Two balls or similar shapes in a vertical lines where they can best be
seen,
iii. When making way through the water, in addition to the lights prescribed
in this paragraph, sidelights and a sternlight.
a) Kapal yang tidak terkendali harus memperlihatkan:
i. Dua lampu merah keliling bersusun tegak lurus di suatu tempat yang
dapat kelihatan sejelas-jelasnya,
ii. Dua bola atau sosok benda yang serupa, bersusun tegak lurus disuatu
lempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya,
iii. Bilamana mempunyai laju di air, sebagai tanbahan atas lampu-lampu
yang ditentukan didalam paragraph ini, lampu-lampu lambung dan
lampu buritan.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

b) A vessel restricted in her ability to maneuver, except engaged in mine clearance operations, shall exhibit:
i. Three all-round lights in a vertical line where they can best be seen. The highest and lowest of
these lights shall be red and the middle light shall be white,
ii. Three shapes in a vertical line where they can best be seen. The highest and lowest of these shapes
shall be balls and the middle one a diamond,
iii. When making way through the water, a masthead light or lights, sidelights and a sternlight, in
addition to the lights prescribed in subparagraph (i),
iv. When at anchor, in addition to the lights or shape prescribed in subparagraph (i) and (ii), the light,
lights or shape prescribed in Rule 30.
b) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, kecuali kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan
pembersihan ranjau, harus memperlihatkan:
i. Tiga lampu keliling bersusun tegak lurus disuatu tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-
jelasnya. Lampu yang tertinggi dan yang terendah harus merah, sedangkan lampu yang tengan
harus putih,
ii. Tiga sosok benda bersusun tegak lurus disuatu tempat yang dapal kelihatan sejelas-jelasnya. Sosok
benda yang tertinggi dan yang terendah harus bola, sedangkan yang tengah harus belah ketupat,
iii. Bilamana mempunyai laju diair, lampu atau lampu-lampu tiang, lampu-lampu lambung dan lampu
buritan, sebagai tambahan atas lampu-lampu yang ditentukan dalam sub paragraph (i),
iv. Bilamana berlabuh jangkar, sebagai tambahan atas lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang
ditentukan di dalam sub patagrap (i) atau (ii) lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang
ditentukan di dalam Aturan 30.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

c) A power-driven vessel engaged in a towing operation such as severely


restricts the towing vessel and her tow in their ability to deviate from their
course shall, in addition to the lights or shape prescribed in Rule 24(a),
exhibit the lights or shape prescribed in subparagraphs (b)(i) and (ii) of this
Rule.
c) Kapal tenaga yang sedang melakukan penundaan sedemikian rupa sehingga
sangat membatasi kemampuan kapal yang sedang menunda dan
tundaannya itu untuk menyimpang dari haluannya yang ditentukan didalam
Aturan 24(a) harus memperlihatkan lampu-lampu atau sosok-sosok yang
ditentukan di dalam sub paragrap (b)(i) dan (ii) Aturan ini.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

d) A vessel engaged in dredging or underwater operations, when restricted in her ability to


maneuver, shall exhibit the lights and shapes prescribed in subparagraphs (b)(i), (ii) and (iii) of this
Rule and shall in addition, when an obstruction exists, exhibit:
i. Two all-round red lights or to balls in a vertical line to indicate the side on which the
obstruction exists,
ii. Two all-round green lights or two diamonds in a vertical line to indicate the side on which
another vessel may pass,
iii. When at anchor, the lights or shape prescribed in this paragraph instead of the lights or
shape prescribed in Rule 30.

d) Kepal yang sedang melaksanakan pengerukan atau pekerjaan di dalam air, bilamana kemampuan
olah geraknya terbatasm harus memperlihatkan lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang
ditentukan di dalam sub paragraph (b)(i), (ii) dan (iii) Aturan ini dan sebagai tambahan bilamana
ada rintangan harus memperlihatkan:
i. Dua lampu merah keliling atau dua bola bersusun tegak lurus untuk menunjukkan sisi
tempat rentangan itu berada,
ii. Dua lampu hijai keliling atau dua sosok belah ketupat bersusun tegak lururs untuk
menunjukkan sisi yang boleh dilewati kapal lain,
iii. Bilamana berlabuh jangkar, lampu atau sosok-sosok benda yang ditentukan di dalam
paragraph ini sebagai ganti lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan dalam aturan
30.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

e) Whenever the size of a vessel engaged in diving operations makes it impracticable to


exhibit all lights and shapes prescribed in paragraph (d) of this Rule, the following shall
be exhibited:
i. Three all-round lights in a vertical line where they can best be seen. The highest
and lowest of theses lights shall be red and the middle light shall be white,
ii. A rigid replica of the International Code flag “A” not less than 1m in height.
Measures shall be taken to ensure its all-round visibility.

e) Bila ukuran kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan penyelaman itu


membuatnya tidak mampu memperlihatkan semua lampu dan sosok benda yang
ditentukan di dalam paragraph (d) Aturan ini, harus memperlihatkan yang berikut ini:
i. Tiga lampu keliling bersusun tegak lurus disuatu tempat yang diperlihatkan
sejelas-jelasnya. Lampu yang tertinggi dan yang terendah harus merah,
sedangkan lampu yang ditengah putiih,
ii. Tiruan bendera kaku “A” dari Kode Internasional yang tingginya tidak kurang
dari 1m. Langkah-langkah harus dilakukan untuk menjamin agar tiruan itu dapat
kelihatan keliling.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

f) A vessel engaged in mine clearance operations shall in addition to the lights prescribed
for a power-driven vessel in Rule 23 or to the lights or shape prescribed for a vessel at
anchor in Rule 30 as appropriate, exhibit three all-round green lights or three balls. One
of these lights or shapes shall be exhibited near the foremast head and one at each end
of the fore yard. These lights or shapes indicate that it is dangerous for another vessel
to approach within 1000m of the mine clearance vessel.
f) Kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan pembersihan ranjau, sebagai tambahan
atas lampu-lampu yang ditentukan bagi kapal tenaga di dalam Aturan 23 atau atas
lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan bagi kapal yang berlabuh jangkar di
dalam Aturan 20, mana yang sesuai, harus memperlihatkan tiga lampu hijau keliling
atau tiga bola. Salah satu dari lampu-lampu atau sosok-sosok benda ini harus
diperlihatkan di puncak tiang depan atau didekatnya dan satu masing-masing ujung
andang-andang depan. Lampu-lampu atau sosok benda ini menunjukan bahwa
berbahayalah kapal lain yang mendekat dalam jarak 1000m dari penyapu ranjau itu.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

g) Vessels of less than 12m in length, except those engaged in diving


operations, shall not be required to exhibit the lights and shapes prescribed
in this Rule.
h) The signals prescribed in this Rule are not signals of vessels in distress and
requiring assistance, such signals are contained in annex IV to these
Regulation.
g) Kapal-kapal yang panjangnya kurang daru 12m, kecuali kapal-kapal yang
sedang menjalankan pekerjaan penyelaman, tidak wajib memperlihatkan
lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang ditentukan dalam Aturan ini.
h) Isyarat-isyarat yang ditentukan di dalam Aturan ini bukan isyarat-isyarat dari
kapal dalam bahaya dan membutuhkan pertolongan
Isyarat-isyarat demikian tercantum di dalam Lampiran IV Peraturan ini.
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

PENJELASAN
Kapal Yang Tidak Dapat Diolah Gerak
Definisi kapal yang tidak dapat diolah gerak atau tidak dapat mengolah gerak diberikan
pada Aturan 3(f). tentu saja berlaku bagi kapal yang sedang berlayar. Kapal tenaga atau
kapal layar yang dikarenakan sesuatu keadaan yang tidak dapat mengolah gerak seperti
yang diisyaratkan oleh Aturan-Aturan ini, hanya harus memperlihatkan lampu-lampu dan
sosok-sosok benda yang diisyaratkan dalam Aturan 27(a).

Kapal Yang Sedang Bekerja Dan Berlabuh


Kapal yang sedang berlabuh yang terbatas olah geraknya tidak dapat digolongkan dalam
kapal yang sedang melalukan pemindahan perbekalan waktu berlayar atau golongan kapal
induk yang sedang meluncurkan kapal terbang.
Kapal yang sedang melakukan pemindahan perbekalan, jika sedang berlabuh tidak
dimasukkan golongan Aturan 3(g)(iii) yang hanya berlaku bagi kapal yang sedang berlayar.
Jadi kapal tersebut tidak perlu memperingatkan kapal lain untuk berhati-hati.
Sebuah kapal yang sedang melakukan operasi bawah air atau pengerukan tidak boleh
memperlihatkan tanda-tanda labuh apabila memeasang lampu tambahan atau sosok
benda tersebut dalam Aturan 27(d)(i) dan (ii).
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS
Kapal Yang Mengalami Penundaan Yang Sulit
Kapal yang sedang menunda uang mengalami kesukaran olah geraknya maupun olah diharuskan
memasang lampu-lampu dan soso benda tersebut dalam Aturan 27(b)(i) dan (ii). Ini berlaku bagi
kapal yang menggandeng dan yang digandeng. Dalam hal kapal yang mengalami tundaan yang sulit,
maka kapal yang digandenglah yang mengalami kesulitan lebih besar dan lebih besar bahayanya
terhadap kapal lain. Umumnya satu lampu lambung merupakan satu-satunya lampu yang
diperlihatkan oleh kapal yang ditunda. Pada malam hari dalam situasi bersilang maka diperlukan
lampu tambahan apabila tidak dapat menyimpang. Kapal yang menunda mungkin memasang tiga
lampu tiang putting bersusun tegak dan lampu tiang tambahan diatasnya, sehingga lampu merah
putih yang jarak tampaknya lebih dekat menjadi tidak jelas.

Kapal Yang Sedang Melakukan Pengerukan Atau Operasi Bawah Air


Kapal yang sednag melakukan operasi bawah air hanya harus memperlihatkan lampu-lampu dan
sosok benda yang diisyaratkan oleh Aturan 27(b) (Gambar 80) apabila kemampuan olah geraknya
terbatas. Lampu-lampu dan sosok benda tambahan dalam Aturan 27(d) hanya diperlihatkan bila
terdapat halangan garus dipasang terdapat dalam Lampiran I(4)(b).
Kapal yang sedang melaksanakan survey boleh memperlihatkan Semboyang Internasional “IR” atau
“PO” dan pada malam hari satu lampu merah sebagai tambahan pada lampu-lampu yang
diisyaratkan.
Pada ayat (e) Aturan 27 merupakan hal baru, bagi sebuah kapal kecil yang melakukan operasi
penyelaman yang tidak dapat memasang sosok benda yang diisyaratkan dlam ayat (d) (Gambar 73).
RULE 27 – VESSELS NOT UNDER COMMAND OR RESTRICTED IN THEIR ABILITY TO
MANEUVER
ATURAN 27 – KAPAL YANG TIDAK TERKENDALI ATAU YANG KEMAMPUAN OLAH
GERAKNYA TERBATAS

Kapal Yang Sedang Menyapu Ranjau


Lampu-lampu dan sosok benda yang diisyaratkan dalam Aturan 27(F) bagi kapal yang
sedang menyapu ranjau ialah tiga lampu hijau atau tiga bola hitam.

Sedangkan Aturan 1(e) mengijinkan kepada setiap Negara untuk memberikan aturan
khusus bagi kapal yang mempunyai bentuk khusus.

Untuk jelasnya lampu-lampu dan sosok benda seperti Gambar 74 dengan ayat (f) Aturan
ini ialah:
1.Bahwa adalah berbahaya bagi kapal lain untuk mendekatinya dalam jarak kurang dari
1000m dibelakangnya atau 500m pada setiap sisi kapal penyapu ranjau itu.
2.Karena kerjanya kapal tersebut menjadi terbatas kemampuan olah geraknya dan tidak
dapat menyimpangi kapal lain sesuai dengan Aturan yang ada untuk menghindari
tubrukan.
RULE 28 – VESSELS CONTRAINED BY THEIR DRAUGHT
ATURAN 28 – KAPAL YANG TERKENDALA OLEH SARATNYA

A vessel constrained by her draught may, in addition to the lights


prescribed for power-driven vessels in Rule 23, exhibit where they
can best be seen three all-round red lights in a vertical line, or a
cylinder.
Kapal yang terkendala oleh saratnya, sebagai tambahan atas lampu-
lampu yang ditentukan bagi kapal-kapal tenaga di dalam Aturan 23,
boleh memperlihatkan tiga lampu merah keliling bersusun tegak
lurus, atau sebuah silinder di tempat yang dapat kelihatan sejelas-
jelasnya.
RULE 29 – PILOT VESSELS
ATURAN 29 – KAPAL PANDU

a) A vessels engaged on pilotage duty shall exhibit:


i. At or near the masthead, two all-round lights in a vertical line, the
upper being white and the lower red,
ii. When underway, in addition, sidelights and a sternlight,
iii. When at anchor, in addition to the lights prescribed in subparagraph
(i), the light, lights or shape prescribed in Rule 30 for vessels at
anchor.
b) A pilot vessel when not engaged on pilotage duty shall exhibit the lights or
shapes prescribed for similar vessel of her length.

a) Kapal yang sedang bertugas kepanduan harus memperlihatkan:


i. Dipuncak tiang atau didekatnya, dua lampu keliling bersusun tegak
lurus yang diatas putih dan yang dibawah merah,
ii. Bilamana sedang berlayar, sebagai tambahan, lampu-lampu
lambung dan lampu buritan,
iii. Bilamana berlabuh jangkar, sebagai tambahan atas lampu-lampu
yang ditentukan di dalam sub paragraph (i), lampu-lampu atau
sosok benda yang ditentukan di dalam Aturan 30 bagi kapal-kapal
yang berlabuh jangkar.
b) Kapal pandu bilamana tidak sedang bertugas kepanduan harus
memperlihatkan lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang ditentukan
bagi kapal yang serupa sesuai dengan panjangnya.
RULE 29 – PILOT VESSELS
ATURAN 29 – KAPAL PANDU

PENJELASAN

Dalam Aturan 29, ini tidak dibedakan apakah kapal pandu itu kapal tenaga atau layar.
Apabila sedang bertugas kepanduan harus memasang lampu seperti disyaratkan
Aturan 29 ini.
Disini dibedakan antara:
1.Kapal pandu yang sedang bertugas kepanduan, yang sedang berlayar,
2.Kapal pandu yang sedang bertugas kepanduan, yang sedang berlabuh,
3.Kapal pandu yang tidak melakukan tugas kepanduan.

Semboyan kapal pandu yang sedang bertugas boleh memperlihatkan lampu kedip
menjulang dengan selang waktu tidak lebih dari 10 menit, atau lampu kedip putih,
atau lampu yang sama dengan itu untuk menarik perhatian bagi kapal yang mendekat,
sesuai Aturan 36.
RULE 30 – ANCHORED OF VESSELS AND VESSELS AGROUND
ATURAN 30 – KAPAL-KAPAL YANG BERLABUH JANGKAR DAN KAPAL-KAPAL TANDAS

a) A vessel at anchor shall exhibit where it can best be seen:


i. In the fore part, an all-round white light or one ball,
ii. At or near the stern and at lower level than the light prescribed in
subparagraph (i) an all-round white light.
b) A vessel of less than 50m in length may exhibit an all-round white light where it
can best be seen instead of the lights prescribed in paragraph (a) of this Rule.
c) A vessel at anchor may, and a vessel of 100m and more in length shall, also use
the available working or equivalent lights to illuminate her decks.
a) Kapal yang sedang berlabuh jangkar harus memperlihatkan ditempat yang paling
baik dapat dilihat:
i. Dibangun depan, lampu keliling putih atau sebuah bola,
ii. Di atau dekat buritan pada ketinggian yang lebih rendah daripada lampu
yang disyaratkan oleh ayat (i), sebuah lampu keliling putih.
b) Kapal dengan panjang kurang dari 50m boleh memperlihatkan sebuah lampu
keliling putih ditempat yang paling baik dapat dilihat sebagai pengganti lampu-
lampu yang disyaratkan dalam ayat (a) Aturan ini.
c) Kapal yang berlabuh jangkar boleh, dan kapal dengan panjang 100m atau lebih
harus juga menggunakan lampu-lampu kerja atau lampu-lampu yang serupa
untuk menerangi geladak-geladaknya.
RULE 30 – ANCHORED OF VESSELS AND VESSELS AGROUND
ATURAN 30 – KAPAL-KAPAL YANG BERLABUH JANGKAR DAN KAPAL-KAPAL TANDAS

d) A vessel aground shall exhibit the lights prescribed in paragraph (a) or (b) of this Rule and in
addition where they can best be seen:
i. Two all-round red lights in a vertical line,
ii. Three balls in a vertical line.
e) A vessel of less than 7m in length, when at anchor, not in or near a narrow channel, fairway
or anchorage, or where other vessels normally navigate shall not be required to exhibit the
lights or shape prescribed in paragraph (a) and (b) of this Rule.
f) A vessel of less than 12m in length, when aground, shall not be required to exhibit the lights
or shapes prescribed in subparagraphs (d)(i) and (ii) of this Rule.
d) Kapal kandas harus memperlihatkan lampu-lampu yang disyaratkan dalam ayat (a) atau (b)
dan sebagai tambahan ditempat yang paling bak dapat dilihat.
i. Dua lampu keliling merah yang bersusun tegak,
ii. Tiga bola yang bersusun tegak.
e) Kapal dengan panjang kurang dari 7m, jika sedang berlabuh jangkar, tidak didalam atau
dekat alur pelayaran sempit, air pelayaran atau tempat berlabuh jangkar, atau dimana
kapal-kapal lain biasanya berlayar, tidak diharuskan memperlihatkan lampu-lampu atau
tanda-tanda yang disyaratkan dalam ayat-ayat (a), (b) atau (d).
f) Kapal yang panjangnya kurang dari 12m, bilamana kandas, tidak disyaratkan
memperlihatkan lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan di dalam Ayat (d)(i) dan (ii)
Aturan ini.
RULE 31 - SEAPLANES
ATURAN 31 – PESAWAT-PESAWAT TERBANG LAUT

Where it is impracticable for a seaplane or a WIG craft to exhibit lights


and shapes of the characteristics or in the positions described in the
Rules of this part she shall exhibit lights and shapes as closely similar
in characteristics and position as is possible.
Apabila pesawat terbang laut tidak memungkinkan untuk
memperlihatkan lampu-lampu dan sosok benda dengan sifat-sifat
atau letak-letaknya sebagaimana yang disyaratkan dalam Aturan dari
bagian ini, pesawat terbang laut itu harus memperlihatkan lampu-
lampu dan sosok-sosok benda yang sifat-sifat dan penempatannya
semirip dengan lampu-lampu dan sosok-sosok benda.
RULE 32 – DEFINITIONS
ATURAN 32 – DEFINISI

a) The word whistle means any sound signaling appliance capable of


producing the prescribed blasts and which complies with the
specifications in annex III to these Regulations.
b) The term short blast means a blast of about 1 seconds duration.
c) The term prolonged blast means a blast of from 4-6 seconds
duration.
a) Kata “suling” berarti setiap alat isyarat bunyi yang dapat
menghasilkan tiupan-tiupan yang ditentukan dan yang memenuhi
perincian-perincian dalam Lampiran III dri Peraturan-Peraturan
ini.
b) Istilah “tiup pendek” berarti tiupan yang lamanya kurang lebih 1
detik.
c) Istilah “tiup panjang” berarti tiupan yang lamanya 4-6 detik.
PENJELASAN

Sering terjadi tubrukan karena isyarat atau semboyan bunyi itu salah
membunyikannya. Oleh karena itu penting sekali agar isyarat-isyarat bunyi itu
diberikan dengan tepat, sehingga tidak akan menimbulkan kesalaha pahaman
antara bunyi “tiup pendek” dan “tiup panjang”.
RULE 33 – EQUIPMENT FOR SOUND SIGNALS
ATURAN 33 – PERLENGKAPAN UNTUK ISYARAT-ISYARAT BUNYI

a) A vessel of 12m or more in length shall be provided with a whistle, a vessel


of 20m or more in length shall be provided with a bell in addition to a
whistle, and a vessel of 100m or more in length shall, in addition, be
provided with a gong, the tone and sound of which cannot be confused
with that of the bell. The whistle, bell and gong shall comply with the
specifications in annex III to the Regulations. The bell or gong or both may
be replaced by other equipment having the same respective sound
characteristics, provided that manual sounding of the required signals
shall always be possible.

a) Kapal yang panjangnya 12m atau lebih harus dilengkapi dengan dan genta
serta kapal yang panjangnya 100m atau lebih, sebagai tambahan, harus
dilengkapi dengan gong yang nada dan bunyinua tidak mungkin
terkelirukan dengan nada dan bunyi genta tersebut di atas. Suling, genta
dan gong itu harus memenuhi perincian-perincian dalam Lampiran III dari
Peraturan-Peraturan ini. Genta atau gong itu atau kedua-duanya boleh
diganti dengan alat lain yang ciri-ciri bunyinya sama dengan ketentuan
bahwa dengan alat-alat isyarat yang ditentukan itu harus selalu mungkin
dibunyikan dengan manual.
RULE 33 – EQUIPMENT FOR SOUND SIGNALS
ATURAN 33 – PERLENGKAPAN UNTUK ISYARAT-ISYARAT BUNYI

b) A vessel of less than 12m in length shall not be obliged to carry the sound
signaling appliances prescribed in paragraph (a) of this Rule but if she does
not, she shall be provided with some other means of making an efficient
sound signal.

b) Kapal yang panjangnya kurang dari 12m tidak diwajibkan memasang alat
isyarat bunyi yang disyaratkan dalam ayat (a) Aturan ini, tetapi jika tidak,
ia wajib dilengkapi dengan alat lain yang menghasilkan isyarat bunyi yang
efisien.
RULE 33 – EQUIPMENT FOR SOUND SIGNALS
ATURAN 33 – PERLENGKAPAN UNTUK ISYARAT-ISYARAT BUNYI
PENJELASAN
Sebuah kapal yang panjangnya 12m atau kurang harus dilengkapi dengan:
Sebuah suling, dan
Sebuah genta.
Bagi kapal yang panjangnya 100m atau lebih harus dilengkapi dengan:
Sebuah suling,
Sebuah genta, dan
Sebuah gong.

Sebuah kapal yang panjangnya kurang dari 12m tidak diwajibkan memasang alat-alat bunyi seperti
diatas, tetapi harus dilengkapi dengan alat bunyi yang menghasilkan bunyi pendek atau panjang.
Aturan ini tidak ada pembedaan antara kapal tenaga dan layar mengenai perlengkapan bunyi yang
diharuskan. (Gambar 33)

Jarak Pendengaran
Dalam lampiran-lampiran itu tidak ada yang menyebutkan jarak minimum pendengaran dari suling
dalam keadaan tenang. Jarak dengan bagi kapal yang panjangnya 200m atau lebih kira-kira 2 mil
dalam keadaan tenang. Dengan beberapa percobaan ternyata bahwa keadaan cuaca akan
mempengaruhi jarak dengan suling itu. Pada udara yang lembab jarak dengarnya 6 mil, tetapi pada
udara yang kering jarak dengarnya sekitar 1.5 saja.

Menurut Lampiran III(e), maka suling harus ditempatkan dengan kekuatan maksimumnya
mengarah ke depan, dan di tempat yang setinggi mungkin dapat dilaksanakan di kapal, agar tidak
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

a) When vessels are in sight of one another, a power-driven vessel


underway, when maneuvering as authorized or required by these
Rules, shall indicate that maneuver by the following signals on her
whistle:
•One short blast to mean “I am altering my course to starboard”,
•Two short blast to mean “I am altering my course to port”,
•Three short blast to mean “I am operating astern propulsion”.
a) Jika kapal-kapal dalam penglihatan satu sama lain, kapal tenaga
yang sedang berlayar, jika mengolah gerak sebagaimana yang
diperbolehkan atau diharuskan oleh Aturan-Aturan ini, harus
menunjukkan olah gerak itu dengan isyarat-isyarat suling sebagai
berikut:
•Satu tiup pendek berarti “Saya sedang merubah haluan
kekanan”,
•Dua tiup pendek berarti “Saya sedang merubah haluan kekiri”,
•Tiga tiup pendek berarti “Mesin saya sedang bergerak mundur”.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

b) Any vessel may supplement the whistle signals prescribed in paragraph (a) of this Rule by light signals,
repeated as appropriate, whilst the maneuver is being carried out:
i. These light signals shall have the following significance:
•One flash to mean “I am altering my course to starboard”,
•Two flash to mean “I am altering my course to port”,
•Three flash to mean “I am operating astern propulsion”.
ii. The duration of each flash shall be about one second, the interval between flashes shall be about
one second, and the interval between successive signals shall be not less than ten seconds.
iii. The light used for this signal shall, if fitted, be an all-round white light, visible at minimum range of 5
miles, and shall comply with the provisions of annex I to these Regulations.

b) Setiap kapal boleh menambah isyarat-isyarat suling yang disyaratkan dalam ayat (a) dengan isyarat-isyarat
cahaya, diulang secukupnya, sementara olah gerak itu sedang dilaksanakan:
i. Isyarat-isyarat cahaya ini mempunyai pengertian sebagai berikut:
•Satu kedip berarti “Saya sedang merubah haluan kekanan”,
•Dua kedip berarti “Saya sedang merubah haluan kekiri”,
•Tiga kedip berarti “Mesin saya sedang bergerak mundur”.
ii. Lamanya tiap kedip itu harus kira-kira satu detik, selang waktu antara kedip-kedip itu kira-kira satu
detik, dan selang waktu antara isyarat-isyarat yang berurutan tidak kurang dari sepuluh detik.
iii. Lampu yang digunakan untuk isyarat ini, jika dipasang harus berupa lampu putih keliling, yang dapat
kelihatan paling sedikit pada jarak 5 mil, dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan Lampiran 1.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

c) When in sight of one another in a narrow channel or fairway:


i. A vessel intending to overtake another shall in compliance with Rule 9 (e)(i) indicate her
intention by the following signals on her whistle:
•Two prolonged blast followed by one short blast to mean “I intended to overtake you
on your starboard side”,
•Two prolonged blast followed by two short blasts to mean “ I intended to overtake
you on your port side”.
ii. The vessel about to be overtaken when acting in accordance with Rule 9(e)(i) shall
indicate her agreement by the following signal on her whistle:
•One prolonged, one short, one prolonged and one short blast, in that order.
c) Jika saling melihat, di dalam alur pelayaran atau air pelayaran sempit:
i. Kapal yang bermaksud menyusul kappa sesuai dengan Aturan 9(e)(i) harus
menunjukkan masudnya dengan isyarat-isyarat sulingnya sebagai berikut:
•Dua tiup panjang diikuti satu tiup pendek berarti “Saya hendak menyusul dari sisi
kanan anda”,
•Dua tiup panjang diikuti dua tuip pendek berarti “Saya hendak menyusul dari sisi kiri
anda”.
ii. Kapal yang akan disusul bilamana bertindak sesuai dengan Aturan 9(e)(i) harus
menunjukkan persetujuannya dengan isyarat-isyarat sulingnya sebagai berikut:
•Satu tiup panjang, satu tiup pendek, satu tiup panjang dan satu tiup pendek secara
berurutan.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

d) When vessel in sight of one another are approaching each other and from any cause either
vessel fails to understand the intentions or actions of the other, or is in doubt whether
sufficient action is being taken by the other to avoid collision, the vessel in doubt shall
immediately indicate such doubt by giving at least five short and rapid blast on the whistle.
Such signal may be supplemented by a light signal of at least five short and rapid blast.
e) A vessel nearing a bend or an area of channel or fairway where other vessels may be obscured
by an intervening obstruction shall sound one prolonged blast. Such signal shall be answered
with a prolonged blast by any approaching vessel that may be within hearing around the bend
or behind the intervening obstruction.

d) Apabila kapal yang saling melihat sedang mendekat dank arena suatu sebab, apakah salah
satu dari kapal-kapal itu atau keduanya tidak berhasil memahami maksud-maksud atau
tindakan-tindakan kapal yang lain, atau dalam keadaan ragu-ragu apakah kapal yang lain
sedang melakukan tindakan yang memadai untuk menghindari tubrukan, kapal yang dalam
keadaan ragu-ragu itu harus segera menyatakan keragu-raguannya dengan memperdengarkan
sekurang-kurangnya 5 tiup pendek dan cepat dan suling. Isyarat demikian boleh ditambah
dengan isyarat cahaya yang sekurang-kurangnya terdiri dari 5 kedip pendek dan cepat.
e) Kapal yang sedang mendekati tinkungan atau daerah alur pelayaran yang ditempat kapal-kapal
lain dapat terhalang oleh rintanganm harus memperdengarkan satu tiup panjang. Isyarat
demikian itu harus disambut dengan tiup panjang oleh setiap kapal yang sedang mendekat
yang mungkin dalam jarak dengar disekitar tikungan atau dibalik rintang itu.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

f) If whistles are fitted on a vessel at a distance apart of more than 100m, one
whistle only shall be used for giving maneuvering and warning signals.

f) Apabila suling-suling dipasang dikapal terpisah dengan jarak antara lebih dari 100m,
hanya satu suling saja yang harus digunakan untuk memberikan isyarat-isyarat oleh
gerak dan isyarat peringatan.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

PENJELASAN
Isyarat-isyarat dalam ayat (a), (b), (c) dan (d) hanya diberikan oleh kapal-kapal yang
saling melihat. Saling melihat artinya dapat terlihat dengan mata telanjang.
Sedangkan ayat (c) berlaku dalam cuaca cerah.

Isyarat isyarat olah gerak jika untuk menghindari tubrukan pada jarak dekat dengan
kapal yang hanya dilihat dalam radar saja.

Kapal-Kapal Layar
Aturan 34(a) hanya berlaku bagi kapal-kapal tenaga. Kapal layar tidak diharuskan
memberikan isyarat-isyarat olah gerak jika akan melakukan tindakan untuk
menghindari tubrukan. Ayat selebihnya dari aturan 34 berlaku bagi seuma kapal.
Sekarang kapal layar diharuskan memberikan paling sedikit lima tiup pendek dengan
cepat apabila merasa ragu-ragu terhadap tindakan kapal lain.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

Diperbolehkan Atau Diharuskan


Isyarat suling yang disyaratkan dalan Aturan 34(a) harus diberikan apabila melakukan
olah gerak yang diperbolehkan hanya untuk membalas karena adanya arus, maka
tidak perlu membunyikan suling isyarat untuk menandai perubahan haluannya, atau
kalau hanya mengecek gerakan kapal sewaktu mundur. Sebuah kapal yang
memundurkan mesinnya waktu akan memutar disungai tanpa ada gerakan mundur,
tidak diharuskan untuk membunyikan tiga tiup pendek.

Perubahan haluan yang kecil, secara umum harus ditandai juga dengan suling jika
diperbolehkan atau diharuskan oleh Aturan. Namun demikian jika merubah haluan,
umpamanya 5° kekiri kemudian beberapa menit merubah kembali 5°kekanan ke
haluan semula, maka sebetulnya tidak merubah haluannya dalam arti yang
sesungguhnya, hingga tidak perlu membunyikan isyarat bunyi. Kita diperbolehkan
megikuti tindakan yang tidak diharuskan oleh Aturan seperti penyimpangan dari
Aturan untuk menghindari bahaya yang mendadak, atau tindakan-tindakan yang
diharuskan oleh kecakapan pelaut yang baik, menurut Aturan-Aturan.
RULE 34 – MANEUVERING AND WARNING SIGNALS
ATURAN 34 – ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK DAN PERINGATAN

Seorang perwira jaga dianjungan, dengan alasan apapun, memilih untuk melalaikan
kewajibannya terhadap aturan itu, maka hanya dialah yang disalahkan apabila terjadi
tubrukan.
Isyarat-Isyarat Bagi Tindakan Yang Tidak Diperbolehkan
Apabila sebuah kapal tenaga yang saling melihat, atau dalam jarak pendengaran kapal
lain, melakukan tindakan yang tidak diperbolehkan atau diharuskan oleh Aturan,
bagaimanapun juga harus membunyikan isyarat-isyarat tersebut dalam Aturan 34(a).
Bergerak Mundur (Gambar 31)
Isyarat tiga tiup pendek tidak perl berarti bahwa kapal itu bergerak mundur terhadap
air. Mungkin memerlukan beberapa menit untuk memeriksa apakah sudah bergerak
mundur atau belum. Jadi kalau mendengar tiga tiup pendek mungkin melihat kapal itu
haluannya berubah kekanan.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

In or near an area of restricted visibility, whether by day or night, the signals prescribed in this
Rule shall be used as follows:
a)A power-driven vessel making way through the water shall sound at intervals of not more than
2 minutes one prolonged blast.
b)A power-driven vessel underway but stopped and making no way through the water shall
sound at intervals of not more than 2 minutes two prolonged blasts in succession with an interval
of about 2 seconds between them.
Di dalam atau dekat daerah penglihatan terbata, baik pada waktu siang atau malam hari, isyarat-
isyarat yang disyaratkan dalam Aturan ini harus digunakan sebagai berikut:
a)Kapal tenaga yang mempunyai laju di air memperdengarkan satu tiup panjang dengan selang
waktu tidak lebih dari 2 menit.
b)Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti dan tidak mempunyai laju di air harus
memperdengarkan dua tiup panjang beruntun dengan selang waktu tidak lebih dari 2 menit dan
selang waktu tiup-tiup panjang itu kira-kira 2 detik.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

c) A vessel not under command, a vessel restricted in her ability to maneuver, a vessel
constrained by her draught, a sailing vessel, a vessel engaged in fishing and a vessel engaged
in towing or pushing another vessel shall, instead of the signals prescribed in paragraph (a) or
(b) of this Rule, sound at intervals of not more than 2 minutes three blast in succession,
namely one prolonged followed by two short blasts.
d) A vessel engaged in fishing, when at anchor, and a vessel restricted in her ability to maneuver
when carrying out her work at anchor, shall instead of the signals prescribed in paragraph (g)
of this Rule sound the signal prescribed in paragraph (c) of this Rule.

c) Kapal yang tidak terkendalikan, kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, kapal yang
terkendala oleh saratnya, kapal layar, kapal yang sedang menangkap ikan dan kapal yang
sedang menunda atau mendorong kapal lain, sebagai pengganti isyarat-isyarat yang
ditentukan di dalam ayat (a) atau (b) Aturan ini harus memperdengarkan tiga tiup beruntun,
yakni satu tiup panjang diikuti oleh dua tiup pendek dengan selang waktu tidak lebih dari 2
menit.
d) Kapal yang sedang menangkap ikan bilamana berlabuh jangkar dan kapal yang kemampuan
olah geraknya terbatas bilamana sedang menjalankan pekerjaannya dalam keadaan berlabuh
jangkar sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditentukan di dalam paragraph (g) Aturan ini,
harus memperdengarkan isyarat yang ditentukan di dalam ayat (c) Aturan ini.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

e) A vessel towed or if more than one vessel is towed the last vessel of the tow, if
manned, shall at intervals of not more than 2 minutes sound four blast on
succession, namely one prolonged followed by three short blast. When
practicable, this signal made by the towing vessel.
f) When a pushing vessel and a vessel being pushed ahead are rigidly connected in a
composite unit they shall be regarded as a power-driven vessel and shall give the
signals prescribed in paragraph (a) or (b) of this Rule.
e) Kapal yang ditunda atau jika kapal yang ditunda itu lebih dari satu, maka kapal
yang paling belakang dari tundaan itu jika diawaki, harus memperdengarkan 4 tiup
berurutan, yakni satu tiup panjang diikuti 3 tiup pendek, dengan selang waktu
tidak lebih dari 2 menit. Bilamana mungkin, isyarat ini harus diperdengarkan
segera setelah isyarat yang diperdengarkan oleh kapal yang menunda.
f) Bilamana kapal yang sedang mendorong dan kapal yang sedang didorong maju
diikat erat-erat dalam kesatuan gabungan kapal-kapal itu harus dianggap sebagai
sebuah kapal tenaga dan harus memperdengarkan isyarat-isyarat yang ditentukan
di dalam ayat (a) atau (b) Aturan ini.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

g) A vessel at anchor shall at intervals of not more than one minute ring the bell
rapidly for about 5 seconds. In a vessel of 100m or more in length the bell shall be
sounded in the forepart of the vessel and immediately after the ringing of the ball
the gong shall be sounded rapidly for about 5 seconds in the after part of the
vessel. A vessel at anchor may in addition sound three blasts in succession, namely
one short, one prolonged and one short blast, to give warning of her position and
of the possibility of collision to an approaching vessel.
g) Kapal berlabuh jangkar harus membunyikan genta dengan cepat selama kira-kira 5
detik dengan selang waktu tidak lebih dari 1 menit. Di kapal yang panjangnya 100m
atau lebih genta itu harus dibunyikan di bagian depan kapal dan segera setelah
pembunyian genta, gong harus dengan cepat selama kira-kira 5 detik d bagian
belakang kapal. Kapal yang berlabuh jangkar, sebagai tambahan, boleh
memperdengarkan 3 tiup beruntun, yakni 1 tiup pendek, 1 tiup panjang dan 1 tiup
pendek, untuk mengingatkan kapal lain yang mendekat mengenai kedudukannya
dan kemungkinan tubrukan.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

h) A vessel aground shall give the bell signal and if required the gong signal prescribed in
paragraph (g) of this Rule and shall, in addition, give three separate and distinct strokes on
the bell immediately before and after the rapid ringing of the bell. A vessel aground may in
addition sound an appropriate whistle signal.
i) A vessel of 12m or more but less than 20m in length shall not be obliged to give the bell
signals prescribed in paragraphs (g) and (h) of this Rule. However, if she does not, she shall
make some other efficient sound signal at intervals of not more than 2 minutes.
j) A vessel of less than 12m in length shall not be obliged to give the above-mentioned signals
but, if she does not, shall make some other efficient sound signal at intervals of not more
than 2 minutes.
h) Kapal yang tandas harus memperdengarkan isyarat genta dan jika dipersyaratkan, isyarat
gong yang ditentukandi dalam ayat (g) Aturan ini, dan sebagai tambahan, harus
memperdengarkan 3 ketukan terpisah dan jelas dengan genta sesaat sebelum dan segera
setelah membunyikan genta yang cepat itu. Kapal yang kandas, sebagai tambahan boleh
memperdengarkan isyarat suling yang sesuai.
i) Kapal yang panjangnya kurang dari 12m tidak wajib memperdengarkan isyarat-isyarat
tersebut di atas, tetapi jika tidak memperdengarkannya, kapal itu harus memperdengarkan
isyarat bunyi lain yang efisien dengan selang waktu tidak lebih dari 2 menit.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

k) A pilot vessel when engaged on pilotage duty may in addition to the signals
prescribed in paragraphs (a), (b) or (g) of this Rule sound an identity signal
consisting of four short blasts.
j) Kapal pandu bilamana sedang bertugas kepanduan, sebagai tambahan atas
isyarat-isyarat yang ditentukan di dalam ayat (a), (b) atau (g) Aturan ini, boleh
memperdengarkan isyarat pengenal yang terdiri dari 4 tiup pendek.

PENJELASAN

Dalam Atau Dekat Daerah Penglihatan Terbatas


Semboyan kabut tidak hanya harus dibunyikan di dalam daerah kapbut saja tetapi juga oleh kapal
yang berada di dekat daerah penglihatan terbatas, khususnya jika mendekati daerah tersebut.
Ukuran jarak penglihatan terbatas atau ketebalan dari kabut sampai seberapa hingga diperlukan
untuk membunyikan isyarat kabut, tidaklah ditentukan. Logikanya tidaklah perlu membunyikan
isyarat kabut bila jarak penglihatan lebih besar dari jarak sengan suling itu. Karena jarak dengan
suling sekitar 2 mil, maka kalau jarak penglihatan sekitar 2 mil atau kurang sudah perlu
membunikan isyarat kabut.

Tetapi dalam praktek adalah sukar menentukan jarak penglihatan itu dengan tepat.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Selang Waktu Dari Isyarat Suling


Semua isyarat harus dibunyikan dengan selang waktu (interval) tidak lebih dari 2
menit. Jika kita ketahui ada kapal lain yang berdekatan maka selang waktunya harus
kurang dari 2 menit. Dengan membunyikan isyarat-isyarat lebih sering pada umumnya
akan lebih menguntungkan terutama bagi kapal lain yang mungkin sedang membaring
posisi anda.

2 Tiup Panjang
Jika sebuah kapal mesinnya berhaenti, maka 2 tiup pendek tidak boleh dibunyikan
sebelum kapal itu berhenti betul-betul. Jadi kalau anda dalam cuaca berkabut dengan
“half ahead” kemudian karena ining agar lebih baik pendengarannya terhadap suara
dai kapal lain kemudian “stop engine”.

Selama kapal masih mempunyai laju kapal membunyikan 1 tiuo panjang. Kalau
Nampak kapal mulai berhaenti baru dibunyikan 2 tiup panjang, karena ayat (b)
berbunyi “berhenti dan tidak melaju”
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Kapal-Kapal Layar
Pada ayat 35(c), kapal-kapal layar sekarang diharuskan untuk membunyikan isyarat-isyarat
seperti kapal-kapal yang terbatas dengan kekuatan layar. Kalau layar atau kapal pesiar jika
sedang berlabuh jangkar harus membunyikan genta dengan cepat selama kurang lebih 5 detik
dengan selang waktu tidak lebih dari 1 menit, sesuai ayat 35(f).
Kapal Yang Sedang Menunda
Semboyan suling dalam Aturan 35(c) pada umumnya diberikan oleh kapal-kapal yang tergolong
Aturan 18. Akan tetapi tidak terbatas pada kapal yang mengalami kesulitan dalam tundaannya
saja, karena setiap kapal yang sedang menunda harus membunyikan jika berada dalam atau di
dekat daerah penglihatan terbatas.

Menurut Aturan 35(d) tiap kapal yang ditunda paling belakang, jika diawaki, harus membunyikan
engan selang waktu tidak lebih dari 2 menit segera setelah mendengar bunyi dari kapal yang
menunda.

Namun demikan berdasarkan kecakapan pelaut yang baik, maka harus diusahalan agar dapat
membunyikan isyarat bunyi tadi pleh kapal yang ditunda paling belakang, terutama jika
tundaannya panjang, karena dalam kabut sukat untuk ditandai banyak oleh bunyi kapal yang
menunda saja.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Kapal Yang Sedang Berlabuh Jangkar


Kapal yang panjangnya kurang dari 100m:
1.Memukul genta (bel) dengan cepat selama kira-kira 5 detik,
2.Selang waktu tidak boleh lebih dari 1 menit.

Bagi kapal yang panjangnya 100m atau lebih harus:


1.Memukul genta dengan cepat selama kira-kira 5 detik dibagian depan kapal, dan
segera setelah itu
2.Membunyikan gong dengan cepal selama kira-kira 5 detik dibagian depan kapal

Jika nampak atau mendengar ada kapal lain yang mendekat, maka sebagai tambahan
boleh membunyikan untuk memberikan tanda akan:
•Posisi anda,
•Agar kapal lain berhati-hati, karena isyarat artinya “Kapal saya tidak melaju
(tidak mempunyai laju), anda dapat melewati saya dengan hati-hati”.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Semboyan ini tidaklah perlu dibunyikan secara terus-meneru. Bagi kapal yang sedang
berlabuh semboyan ini diberikan pada waktu mendengan isyarat kabut kapal lain yang
Nampak tidak berubah arahnya (pada layar radar), atau suaranya makin lama makin
keras, maka perlu membunyikan isyarat tadi, sipaya kapal yang mendekat itu
mengetahui bahwa ada kapal lain yang sedang tidak mempunyai laju/berlabuh. Suara
bel dan gongnya mungkin terhalang oleh bangunan-bangunan yang tinggi (super
structure), hingga suaranya tidak dapat terdengar jauh jika dibandingkan dengan
suara sulingnya, sehingga dapat terjadi bahwa kapal yang mendekat tidak dapat
mendengar suara gong dan bel itu pada waktu yang cukup untuk menghindari bahaya
tubrukan.
Jika kapal yang sedang berlabuh juga sedang menangkap ikan, maka menurut Aturan
35(c), harus membunyikan dengan menit, sama seperti kapal-kapal yang tidak dapat
mengolah gerak, terbatas kemampuan olah geraknya atau kapal yang sedang
menunda. Akan tetapi jika kapal ikan yang sedang berlabuh, tetapi tidak sedang
menangkap ikan, maka harus memberikan isyarat bunyi seperti kapal biasa seperti
yang disyaratkan oleh Aturan 35(f).
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Kapal yang sedang melakukan tugas khusus, jika sedang berlabuh, menurut Aturan 27
(b), harus memasang tiga lampu bersusun tegak, merah putih merah, umpamanya
kapal yang sedang memasang atau menghibob kabel laut, atau melakukan operasi di
bawah air. Jika sedang berlabuh, maka tidak ada penjelasan isyarat bunyi apa yang
harus dibunyikan. Akan tetapi yang tepat ialah membunyikan isyarat seperti Aturan
35(c) untuk memperingatkan kapal lain untuk menyimpangi.
Kapal Yang Sedang Kandas
Sebuah kapal yang sedang kandas, harus membunyikan isyarat seperti kapal yang
berlabuh, dan disamping itu ditambah 3 ketuk pendek pada genta (bel) beruntun
dengan jelas, segera sebelum dan sesudah bunyi genta tadi.

Mungkin hal ini akan menimbulkan keraguan jika diingan bunyi Aturan 35(g), apakah
disamping isyarat itu gongnya juga harus diketuk 3 kali. Jelasnya bagi kapal yang
panjangnya 100m atau lebih jika sedang kandas, didepan membunyikan 3 ketuk pada
bel disusul bunyi bel dengan cepat selama paling sedikit 5 detik lalu disusul 3 ketuk bel
lagi kemudian disusul bunyi gong dengan cepat selama paling sedikit 5 detik, lalu 3
ketuk pada bel didepan dan seterusnya. Jadi gongnya dipukul seperti kapal yang
berlabuh, dan tidak perlu dipukul 3 kali.
RULE 35 – SOUND SIGNALS IN RESTRICTED VISIBILITY
ATURAN 35 – ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM PENGLIHATAN TERBATAS

Pada ayat (h) disebutkan bahwa sebagai tambahan untuk kapal yang kandas boleh
membunyikan isyarat suling yang sesuai. Bagaimana yang sesuai ini tidak disebutkan
dalam Aturan ini.

Jika ada kapal lain yang mendekat boleh membunyikan semboyan yang sesuai ialah
Isyarat Internasional huruf “U” (••—) artinya “Haluan anda berbahaya”.

Kapal Pandu
Setiap kapal pandu yang sedang bertugas kepanduan termasuk kapal pandu layar,
sebagai tambahan boleh membunyikan ••••• untuk tanda pengenal kapal lain. Jika
sedang berlabuh maka membunyikan isyarat-isyarat labuh seperti ayat (a), (b) dan (f).
Kalau kandas, ditambah suling yang sesuai.
RULE 36 – SIGNAL TO ATTRACT ATTENTION
ATURAN 36 – ISYARAT UNTUK MENARIK PERHATIAN

If necessary to attract the attention of another vessel any vessel may make light or
sound signals that cannot be mistaken for any signal authorized elsewhere in these
Rules, or may direct the beam of her searchlight in the direction of danger, in such a
way as not to embarrass any vessel. Any light to attract the attention of another
Bessel shall be such that it cannot be mistake for any aid to navigation. For the
purpose of this Rule the use of high-intensity intermittent or revolving lights, such as
strobe lights, shall be avoided.
Jika untuk menarik perhatian kapal lain, setiap kapal boleh menggunakan isyarat
cahaya atau isyarat bunyi yang tidak dapat terkelirukan di dalam Aturan-Aturan ini,
atau boleh mengarahkan berkas cahaya lampu sorotnya kejurusan manapun.
Sembarang cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian kapal lain harus
sedemikan rupa sehingga tidak dapat terkelirukan dengan alat bantu navigasi apapun.
Untuk memenuhi maksud Aturan ini, penggunaan lampu berselang-seling atau lampu
berputar dengan intensitas tinggi, misalnya lampu-lampu Stroba, harus dihindarkan.
RULE 37 – DISTRESS SIGNALS
ATURAN 37 – ISYARAT-ISYARAT BAHAYA

When a vessel is in distress and requires assistance she shall use or exhibit the signals
described in annex IV to these Regulations.
Apabila sebuah kapal dalam keadaan bahaya dan memerlikan pertolongan, ia harus
menggunakan atau memperlihatkan isyarat-isyarat yang disyaratkan dalam Lampiran
IV Peraturan ini.

Pada konferensi 1972 beberapa Negara mengusulkan agar isyarat bahaya itu
dihapuskan saja, karena tidak ada hubungannya dengan pencegahan tubrukan dilaut.
Namun demikian sebagian peserta konferensi masih mempertahankannya. Maka
dengan kesepakatan akhirnya terjadilah kalimat pendek pada Aturan 37 ini, yang
mengharuskan kapal-kapal yang berada dalam bahaya, menggunakan isyarat-isyarat
tersebut dalam Lampiran IV.
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

Any vessel (or class of vessels) provided that she complies with the requirements of
the International Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1960, the keel of which
is laid of which is at a corresponding stage of construction before the entry into force
of these Regulations may be exempted from compliance therewith as follows:
a)The installation of lights with range prescribed in Rule 22, until four years after the
date of entry in force of these Regulations.
b)The installation of lights with colour specifications as prescribed in section 7 of
annex I to these Regulations.
Setiap kapal (atau kelas kapal-kapal) dengan ketentuan bahwa kapal itu memenuhi
syarat-syarat Peraturan Internasional tentang Pencegahan mulai berlaku atau yang
pada tanggal itu dalam Tahapan Pembangunan yang sesuai, dibebaskan dari
kewajiban untuk memenuhi peraturan ini sebagai berikut:
a)Pemasangan lampu-lampu dengan jarak yang ditentukan di dalam Aturan 22,
sampai 4 tahun setelah tanggal mulai berlakunya peraturan ini.
b)Pemasangan lampu-lampu dengan perincian warna sebagaimana yang ditentukan di
dalam Seksi 7 Lampiran I Peraturan ini, sampai 4 tahun setelah tanggal mulai
berlakunya peraturan.
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

c) The repositioning of lights as a results of conversion from Imperial to metric units


and rounding off measurement figures, permanent exemption.
d) (i). The repositioning of masthead lights on vessels of less than 150m in length,
resulting from the prescriptions of section 3(a) of annex I to these Regulations,
permanent exemption.
(ii). The repositioning of masthead lights on vessel of 150m or more in length,
resulting from the prescriptions of section 3(a) of annex I to these Regulations, until
9 years after the date of entry into force of these Regulations.
c) Penempatan kembali lampu-lampu sebagai akibat dari pengubahan satuan-satuan
imperial ke satuan-satuan metric dan pembulatan-pembulatan angka-angka
ukuran, merukapan pembebasan tetap.
d) (i). Penempatan kembali lampu-lampu tiang dikapal-kapal yang panjangnya kurang
dari 150m, sebagai akibat dari ketetapam Seksi 3(a) Lampiran I Peraturan ini,
sampai 9 tahun setelah tanggal mulai berlakunya Peraturan ini.
(ii). Penempatan kembali lampu-lampu tiang di kapal-kapal yang panjangnya 150m
atau lebih sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan Seksi 3(a) Lampiran I Peraturan
ini, sampai 9 tahun setelah tanggal mulai berlakunya Peraturan ini.
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

e) The repositioning of masthead lights resulting from the prescriptions of section 2(b)
of annex I to these Regulations, until 9 years after the date of entry into force of
these Regulations.
f) The repositioning of sidelights resulting from the prescriptions of sections 2(g) and
3(b) of annex I to these Regulations, until 9 years after the date of entry into force
of these Regulations.
e) Penempatan kembali lampu-lampu tiang, sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan
Seksi 2(b) Lampiran I Peraturan ini, sampai 9 tahun setelah tanggal mulai
berlakunya Peraturan ini.
f) Penempatan kembali lampu-lampu tiang, sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan
Seksi 2(g) dan 3(b) Lampiran I Peraturan ini, sampai 9 tahun setelah tanggal mulai
berlakunya Peraturan ini.
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

g) The requirements for sound signal appliances prescribed in annex III to these
Regulations, until nine years after the date of entry into force of these Regulations.
h) The repositioning of all-round lights resulting from the prescription of section 9(b)
of annex I to these Regulations, permanent exemption.

g) Syarat-syarat tentang alat-alat isyarat bunyi yang ditentukan didalam Lampiran III
Peraturan ini, sampai 9 tahun setelah tanggal mulai berlakunya Peraturan ini.
h) Penempatan kembali lampu-lampu keliling, sebagai akibat dari ketetapan-
ketetapan Seksi 9(b) Lampiran I Peraturan ini, pembebasan tetap.
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

PENJELASAN

Aturan ini mengijinkan dalam jangka waktu tertentu dalam memenuhi perubahan
dalam posisi dan sifat lampu-lampu yang disyaratkan, dan membunyikan alat-alat
bunyi.

Namun demikan tidak ada pembebasan sehubungan dengan pemasangan lampu-


lampu dan sosok benda yang diperkenalkan untuk pertama kali pada Peraturan 1972.

Lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang baru, yang diharuskan diperlihatkan atau
dipasan pleh kapal-kapal tertentu ialah:
a)Lampu kuning yang disyaratkan oleh Aturan 24(a)(iv) bagi kapal tenaga yang sedang
menggandeng kapal lain,
b)Lampu kuning kedip Nampak kelilingyang disyaratkan o;eh Aturan 23(b) bagi kapal-
kapal berbantalan udara yang beroperasi tanpa berat benaman,
c)Lampu-lampu yang disyaratkan oleh Aturan 27(c) bagi kapal yang mengalami
tundaan yang sukar,
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

d) Lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang disyaratkan oleh Aturan 27(d) bagi
kapal-kapal yang sedang melakukan pengerukan atau operasi dibawah air jika
terdapat reintangan,
e) Bendera Semboyan Internasional “A” yang kaku yang disyaratkan oleh Aturan
27(e) bagi kapal-kapal kecil yang melakukan operasi penyelaman sedemikian ruoa,
sehingga dapal segala keadaan trim biasa, pada jarak 1000m dari tinggi muka, jika
dilihat lebih permukaan jarak,
f) Lampu tiang kapal tenaga yang panjangnya lebih dari 12m tetapi kurang dari 20m,
harus ditempatkan pada ketinggian diatas tutup tajuk tidak kurang dari 2.5m,
RULE 38 – EXEMPTION
ATURAN 38 - PEMBEBASAN

g) Kapal tenaga yang panjangnya kurang dari 12m boleh memasang lampu yang
paling tinggi itu pada ketinggian kurang dari 2.5m diatas tutup tajuk.
Bagaimanapun juga jika memasang lampu tiang demikian itu harus dipasang
sekurang-kurangnya 1m lebih tinggi daripada lampu-lampu lambungnya.
h) Satu dari dua lampu atau lampu-lampu tiang, yang disyaratkan bagi kapal tenaga
jika sedang menunda atau mendorong kapal lain harus ditempatkan pada
kedudukan yang sama dengan lampu tiang depan kapal tenaga.
i) Dalam semua keadaan, lampu-lampu tiang, harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga berada diatas dan bebas dari semua lampu lain dan rintangan lain.
j) Lampu-lampu lambung kapal tenaga harus dittempatkan sedemikan rupa sehingga
tidak terhalang oleh lampu-lampu geladak.
k) Lampu-lampu lambung, jika dalan lentera gabungan dan jika dipasang dikapal
tenaga yang panjangnya kurang dari 20m, harus ditempatkan sedemikan sehingga
tidak terhalang.

Anda mungkin juga menyukai