Anda di halaman 1dari 18

Tentang

Oleh :
Capt.D.Ismuwiranto MMar
Sejarah terbentuknya P2TL
James Watt tahun1765 menemukan Mesin Uap shg muncul Kapal
Uap yang lebih cepat dari kapal layar dan operasinya
keseluruh dunia maka perlu adanya Peraturan Pencegah
Tubrukan di Laut yang seragam. Mula2 tahun 1863 diakui
oleh Inggris dan Perancis. 29 April 1864 Amerika mengikuti.
1885 Belgia, Denmark, Jerman, Jepang & Norwegia.
Tahun 1889 Presiden Amerika mengundang negara2 tsb untuk
conference, menelorkan P2TL 1889 (Pertama) Diperbarui
Th.1948 di London dg dimasukkannya Pswt terbang laut
diantara kapal2, yg mulai berlaku th.1954
- 1960 IMCO (Inter-Governmental Marine Consultative
Organization) mengundang negara2 maritim di London,
menelorkan SOLAS ‘60 dihadiri 45 negara, Indonesia hadir
sbg peninjau. Mulai berlaku Sept ’65.
- 4-20 Okt 1972 di London, IMCO mengundang lagi conference
menghasilkan P2TL 1972, Indonesia sbg peserta. Mulai
berlaku 15 Juli 1977
PERATURAN INT.PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT 1972
BAGIAN A UMUM ATURAN2
1. PENERAPAN
a) Berlaku utk semua kapal, dilaut lepas dan diperairan yg berhubungan dg laut yg
dpt dilayari oleh kapal laut.
b) Tidak mencampuri peraturan khusus bandar2, sungai2, danau dll.
c) Tidak mencampuri peraturan kapal perang, konvoi, armada kapal ikan dsb.
d) Pemisahan lalu-lintas dapat diterima.
e) Tapi peraturan khusus itu hendaknya mendekati peraturan2 ini.
2. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
a. Tidak membebaskan pemilik, nakhoda/awak kapal dari setiap kelalaian.
b. Perhatian sepenuhnya pada bahaya navigasi, tubrukan & keadaan khusus.
3. DEFINISI2 UMUM
a. Kapal : Kendaraan air yg (dapat) dipergunakan sbg alat angkutan di laut.
b. Kapal tenaga ; Kapal yg digerakkan dengan mesin.
c. Kapal layar : Kapal yg digerakkan dengan layar.
d. Sedang menangkap ikan ; Kapal yg menangkap ikan dg alat yg membatasi daya
olah-geraknya.
e. Pesawat terbang laut : Pesawat terbang yg dibuat untuk mengolah gerak di air.
f. Kapal tak dapat olah garak : Karena keadaan tertentu shg tdk mampu menyimpang.
g. Terbatas kemampuan olah-geraknya : Karena sifat pekerjaannya shg tidak mampu
menyimpang.
Contohnya sbb : 1. Pasang kabel/markah navigasi. 2. Kapal keruk & hidrografi
3. Bongkar/muat dengan tender (ship to ship) sambil berlayar. 4. Kapal induk dalam
peluncuran/landing pesawatnya. 5. Kapal sapu ranjau 6. Kapal sedang menunda.
h. Dibatasi oleh saratnya : Karena saratnya shg tdk mampu menyimpang
i. Sedang berlayar : Tidak berlabuh jangkar, terikat pada daratan atau kandas.
j. Panjang/lebar : panjang seluruhnya & lebar terbesar.
k. Saling melihat : Kapal yg satu dapat dilihat oleh yang lain.
l. Daya tampak terbatas : Daya tampak dibatasi oleh kabut, hujan lebat, salju dsb.
Bagian B “ATURAN2 MENYIMPANG & BERLAYAR”
SEKSI I : DALAM SEMUA KEADAAN TAMPAK
4. Aturan2 ini berlaku dalam setiap keadaan daya tampak ( Kelihatan
maupun daya tampak terbatas )
5.PENGAMATAN (LOOK OUT) : Harus senantiasa mengadakan
“pengamatan yg baik” baik dg penglihatan, pendengaran dan alat2 yg
ada, shg dpt dipakai untuk menilai ada/tidaknya bahaya tubrukan.
6. KECEPATAN AMAN (SAFE SPEED) : Harus bergerak dengan kecepatan
aman sesuai dg keadaan setempat, shg dapat mengambil tindakan yg
tepat untuk menghindari tubrukan.
Dengan menilai faktor2 sbb :
i. Daya tampak / tingkat penglihatan
ii. Kepadatan lalulintas
iii. Daya olahgerak kapal
iv. Gangguan lampu2 darat
v. Angin, arus dan bahaya2 navigasi
vi. Draft, kedalaman laut & lebar perairan
Jika menggunakan radar hrs memperhitungkan :
1. Koreksi2 yg ada 2. Range Rings yg digunakan 3. Gema2 palsu
4. Benda2 yg mungkin tdk tertangkap 5.Jumlah, tempat & gerakan kapal2
Yang tertangkap radar 6. Penilaian yg lebih tepat dengan visual.
7.BAHAYA TUBRUKAN
a. Gunakan semua alat yg ada, jika ragu2 anggaplah bahaya itu ada.
b. Gunakan radar jauh2 sebelum ada bahaya tubrukan.
c. Radar yg tidak benar jangan dipakai (jangan men-duga2)
d. Ada bahaya tubrukan jika :
1. Baringan kapal yang mendekat tidak berubah
2. Mendekati kapal besar atau kapal gandeng pd jarak dekat

8. TINDAKAN MENGHINDARI TUBRUKAN


a. Dalam waktu yang cukup
b. Rubah haluan dengan sudut yang besar
c. Tidak menimbulkan situasi berhadapan yang lain
d. Ambil jarak yang aman dengan kapal lain
e. Bilamana perlu : ease her, stop her and go astern !

9. ALUR SEMPIT
a. Sedapat mungkin disisi kanan
b. Kapal yg p<20m / k.layar tdk boleh merintangi kapal yg lebih besar
c. Kapal2 ikan tdk boleh menghalangi lalulintas kapal2 lain
d. Tidak boleh menyilang alur shg menghalangi lalulintas
e. i) Menyusul & disusul harus membunyikan isyarat : 34c
ii) Bagi yg menyusul tetap dikenai Aturan 13
f. Mendekati belokan hrs hati2 & bunyikan isyarat 34e
g. Hindarkan berlabuh jangkar di alur sempit
10. SISTIM PEMISAHAN LALULINTAS
a. Berlaku untuk Sistim Pemisah.LL yang disetujui oleh Badan
b. Kapal2 yg menggunakannya harus :
1. Berlayar di jalur yg sesuai
2. Menjauhi garis pemisah
3. Masuk/keluar jalur dg sudut sekecil mungkin
c. Jangan menyilang jalur, kalau terpaksa usahakan dg sudut 90°
e. Tidak boleh memasuki daerah pemisah, kecuali :
1. Keadaan darurat 2. Menangkap ikan
f.Berlayar dekat ujung jalur harap hati2
g.Jangan labuh jangkar di jalur maupun dekat ujung jalur
h.Kalau tidak dapat menggunakan sistem ini harap menepi
i.Kapal ikan tidak boleh menghalangi kapal lain
j.Kapal yg p<20m tdk boleh menghalangi kapal tenaga yg lbh besar

SEKSI II SALING MELIHAT ( SIGHT OF ONE ANOTHER )


11. PENERAPAN : Aturan dlm seksi ini berlaku bagi kapal2 yg saling melihat
12. KAPAL LAYAR
a.Jika dua buah kapal layar saling mendekat shg dapat mengakibatkan bahaya
tubrukan, salah satu hrs menyimpang sbb :
i) Angin dari lambung berbeda : Kapal yg mendapat angin dari lambung kiri
harus menyimpang
ii) Angin dari lambung yg sama : Kapal yg ada diatas angin harus menyimpang
iii) Kapal yg mendapat angin pada lambung kiri hrs menyimpangi kapal diatas
angin yg tak dpt menentukan dg pasti.
b. Lambung diatas angin : Lambung yg tdk ditempati oleh layar besar.
a. Setiap kapal yg menyusul kapal lain, hrs menyimpang
b. Menyusul ialah : Mendekati kapal lain dari arah > 22.5° lebih
kebelakang dari arah melintang kpl tsb. Sehingga pada malam hari
hanya melihat lampu buritannya tapi tdk satupun dari lampu2
lambungnya
c. Jika ragu2 anda hrs menganggap diri anda menyusul
d. Kapal yg semula menyusul, walaupun baringan kemudian berubah
tetap dianggap menyusul; sampai ia melewatinya.

22.5°

22.5°
a. - Jika dua buah kapal tenaga
- bertemu pada haluan yg berlawanan/hampir berlawanan
- sehingga dpt mengakibatkan bahaya tubrukan
- masing2 hrs merubah haluannya ke kanan
- sehingga akan berpapasan pada masing2 lambung kirinya
b. Situasi Berhadapan harus dianggap ada : Jika suatu kapal melihat kapal lainnya tepat
/ hampir tepat didepan, dan pada malam hari ia dpt melihat 2 lampu puncaknya pada
satu garis lurus dan/atau kedua buah lampu lambungnya; dan pada siang hari ia
melihat aspek2 semacam itu.
c. Jika ragu2 anda harus menganggap situasi berhadapan itu ada, dan bertindak yang
sesuai.
Jika dua kapal tenaga bertemu pada haluan yang berpotongan / saling
menyilang, sehingga dapat mengakibatkan bahaya tubrukan, kapal yg
melihat kapal lain ada di lambung kanannya, harus menyimpang; dan
sedapat mungkin hindari memotong garis haluan kapal lain tsb.
16.Tindakan Kapal yang harus menyimpang
Tiap kapal yg diwajibkan untuk menyimpang, harus mengambil
tindakan sedini mungkin , secara tegas dan mengambil jarak yg
cukup.

17. Kapal yang mempertahankan haluan & laju


a. (i) Bila salah satu kapal harus menyimpang, maka yang lain harus
mempertahankan haluan dan kecepatannya.

(ii) Tapi jika kapal yg harus menyimpang tidak mengambil tindakan, maka
kapal yg harusnya bertahan boleh mengolah-gerak utk menghindari
tubrukan.

b. Jika karena suatu hal, kapal yg harus bertahan mengetahui adanya


bahaya yg sangat dekat, maka ia harus mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya tubrukan.

c. Jika situasi bersilangan, jangan merobah haluan kekiri untuk


menghindari kapal dilambung kiri anda.

d. Aturan ini tidak membebaskan “kapal yg harus menyimpang” untuk


tetap menyimpang
18.TANGGUNG JAWAB DIANTARA KAPAL-KAPAL

Kecuali dalam Aturan 9(Alur sempit), 10(TSS) dan 13(Menyusul) disyaratkan :


a) Kapal tenaga yg sedang berlayar harus menyimpangi :
1. Kapal yang tak dapat Olah-gerak
2. Kapal yg terbatas kemampuan Olah-geraknya
3. Kapal penangkap ikan
4. Kapal layar
b) Kapal Layar yg sedang berlayar harus menyimpangi :
1. Kapal yg tak dapat Olah-gerak
2. Kapal yg terbatas kemampuan Olah-geraknya
3. Kapal penangkap ikan
c) Kapal Penangkap ikan yg sedang berlayar harus menyimpangi :
1. Kapal yg tak dapat Olah-gerak
2. Kapal yg terbatas kemampuan Olah-geraknya
d) 1. Setiap kapal selain kapal Tak dapat O/G dan kapal Terbatas O/Gnya, tidak boleh
menghalangi jalannya kapal yg Terkekang oleh Saratnya, yg memasang isyarat sesuai
Aturan 28.
2. Kapal yg terkekang oleh saratnya harus berlayar dengan sangat hati-hati.
e) Pesawat terbang laut harus tidak menghalangi semua kapal.
Bila terdapat bahaya tubrukan, ia harus memenuhi Aturan-aturan ini.
SEKSI III KAPAL DALAM TAMPAK TERBATAS
Aturan 19
a. Aturan ini berlaku bagi kapal2 yg tidak saling melihat, di daerah
daya tampak terbatas (kabut,hujan lebat dsb)

b. Harus bergerak dg kecepatan aman yg sesuai dg sekitarnya. Utk


kpl tenaga hrs siap utk olah-gerak.

c. Harus mengadakan pengamatan dg baik

d. Jika dg radar dapat menangkap adanya kapal lain, dan ada bahaya
tubrukan, ia hrs mengambil tindakan dlm waktu yg cukup; jika harus
dengan menyimpang maka hindari :
1) Menyimpang kekiri utk kapal yg lebih kedepan dari arah
melintang, kecuali anda sedang menyusul.
2) Menyimpang kearah kapal lain yg sedang menyusul anda.

e. Kecuali dpt mengetahui dg pasti bhw tidak terdapat bahaya


tubrukan, maka tiap kapal yg mendengar isyarat kabut dari arah
depan harus mengurangi laju hingga cukup untuk mempertahankan
haluannya; jika perlu ia menghentikan kapalnya/berlayar dg hati2.
BAGIAN C LAMPU2 DAN SOSOK BENDA
PEMBERLAKUAN Aturan 20
a. Harus dipenuhi dalam segala keadaan cuaca
b. Untuk lampu2 hrs dipenuhi dari matahari terbenam sampai
matahari terbit. Dan tidak boleh diperlihatkan lampu2 lain yg dapat
mengganggu daya tampak lampu2 dalam aturan ini.
c. Lampu tsb juga harus diperlihatkan saat daya tampak terbatas.
d. Sosok2 benda hrs dipasang pada siang hari.
e. Lampu2 dan sosok2 benda harus memenuhi ketentuan2 dalam
Lampiran 1

DEFINISI-DEFINISI Aturan 21
a. Lampu Tiang (Mast Head Light) : Lampu putih, cahaya tetap/tdk
terputus dg sector 225° kearah depan.
b. Lampu Lambung (Side Light) : Lampu Hijau di kanan dan Merah di
kiri, cahaya tetap dg sector 112.5° Untuk kapal dg p<20m lampu
lambung boleh digabung .
c. Lampu Buritan (Stern Light) : Lampu Putih di buritan, cahaya tetap dg
sector 135° arah kebelakang

112.5°

225° 135°

112.5°

d. Lampu Tunda (Towing Light) : Lampu Kuning dengan ciri2 sama dg


Lampu Buritan.
e. Lampu Keliling (Allround Light) : Lampu dg nyala tetap dg sector 360°
f. Lampu Cerlang (Flashing Light) : Lampu berkedip ≥ 120/menit.
ATURAN 22
DAYA TAMPAK LAMPU2 (VISIBILITY OF LIGHTS)

Lampu2 dlm Aturan ini hrs mempunyai kekuatan cahaya


(intensitas) seperti yg diperinci dalam Lampiran I seksi-8, shg
kelihatan pada jarak :

a. Kapal dengan panjang ≥ 50 meter : Lampu Tiang 6 NM (Nautical


Mile), Lampu Lambung, Lampu Buritan, Lampu Tunda, Lampu
Keliling 3 NM .
b. Kapal dengan p ≥ 12 meter tapi < 50 meter : Lampu Tiang 5 NM
(Untuk p < 20 meter : Lampu Tiang 3 NM), Lampu Lambung, Lampu
Buritan, Lampu Tunda, Lampu Keliling 2 NM.
c. Kapal dengan p < 12 meter : Lampu Tiang, Lampu Buritan, Lampu
Tunda, Lampu Keliling 2 NM, Lampu Lambung 1 NM.
d. Kapal atau benda yg ditunda, yg tidak kelihatan dg jelas : Lampu
Keliling Putih 3 NM
a. Harus memperlihatkan :
1. Lampu Puncak Tiang
2. Lampu Puncak Tiang kedua (untuk kapal dg p ≥ 50 meter)
3. Lampu2 Lambung
4. Lampu Buritan

Anda mungkin juga menyukai