BAGIAN A : UMUM
BAGIAN B : ATURAN-ATURAN MENYIMPANG DAN BERLAYAR
SEKSI - I : Sikap kapal-kapal dalam setiap keadaan Penglihatan.
SEKSI - II : Sikap kapal-kapal yang saling melihat satu sama lain.
SEKSI - III : Sikap kapal-kapal dalam daya tampak terbatas.
BAGIAN C : LAMPU-LAMPU DAN TANDA-TANDA
BAGIAN D : ISYARAT-ISYARAT BUNYI DAN CAHAYA
BAGIAN E : PENGECUALIAN-PENGECUALIAN
LAMPIRAN - I : Penempatan dan perincian teknis lampu-lampu dan tanda-tanda.
LAMPIRAN - II : Isyarat-isyarat tambahan untuk kapal-kapal ikan yang
menangkap ikan pada jarak sangat dekat.
LAMPIRAN - III : Perincian teknis dari pada alat-alat isyarat bunyi.
LAMPIRAN - IV : Isyarat-isyarat Bahaya
RESOLUSI - I
RESOLUSI - II
BAGIAN A : UMUM
ATURAN - 1
PENERAPAN
a. Aturan-aturan ini berlaku untuk semua kapal dilaut lepas dan disemua
perairan yang dihubungkan dengannya yang dapat dilayari oleh kapal
laut.
bahwa suatu kapal dengan konstruksi atau maksud khusus tidak dapat
sepenuhnya memenuhi ketentuan-ketentuan dari salah satu Aturan-
aturan ini sehubungan dengan jumlah, letak, jarak atau busur daya
tampak daripada lampu-lampu atau tanda-tanda, demikian pula dengan
penempatan dan ciri-ciri daripada alat-alat yang mengisyaratkan bunyi,
tanpa mencampuri tugas khusus kapal, maka kapal demikian harus
memenuhi ketentuan-ketentuan lain demikian mengenai jumlah, letak,
jarak atau busur daya tampak daripada lampu-lampu atau tanda-tanda,
demikian pula dengan penempatan dan ciri-ciri daripada alat-alat yang
mengisyaratkan bunyi, yang oleh Pemerintahnya telah ditentukan sebagai
pemenuhan daripada Aturan-aturan ini sehubungan dengan kapal itu, yang
sedekat mungkin.
ATURAN - 2
TANGGUNG JAWAB
a. Tidak ada dalam Aturan-aturan ini membebaskan setiap kapal atau pemilik,
b. Istilah “ Kapal yang digerakkan dengan tenaga” berarti setiap kapal yang
digerakkan dengan mesin.
c. Istilah “ Kapal Layar” berarti setiap kapal yang sedang berlayar dengan
menggunakan layar, dengan syarat bahwa mesin penggeraknya, jika
dipasang, tidak digunakan.
d. Istilah “ Kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan “ berarti setiap
kapal yang menangkap ikan dengan jala-jala, tali-tali, pukat-pukat tarik
atau alat penangkap ikan lainnya yang membatasi daya olah gerak, tetapi
tidak meliputi kapal yang menangkap ikan dengan tali-tali tunda dengan
umpan atau alat penangkap ikan yang tidak membatasi daya olah gerak.
f. Istilah “ Kapal yang tidak dapat diolah gerak “ berarti kapal yang karena
beberapa keadaan luar biasa tidak mampu untuk mengolah gerak seperti
yang diisyaratkan oleh Aturan-aturan ini dan kerenanya tidak mampu
menyimpang untuk kapal lain.
i. Istilah “ Sedang berlayar ” berarti bahwa kapal tidak berlabuh jangkar, atau
diikat pada daratan atau kandas.
j. Kata “ Panjang ” dan “ Lebar “ Kapal berarti panjang seluruhnya dan lebar
terbesar.
k. Kapal-kapal harus dianggap melihat satu sama lain hanya apabila kapal
yang satu dapat dilihat oleh kapal yang lain.
l. Istilah “ Penglihatan terbatas “ berarti setiap keadaan dalam hal mana daya
tampak dibatasi oleh kabut, cuaca redup, hujan salju, hujan dan bayu lebat,
angin ribut, pasir atau setiap sebab lain yang sama.
BAGIAN B : ATURAN-ATURAN MENYIMPANG
DAN BERLAYAR
ATURAN - 4
PENERAPAN
ATURAN - 6
KECEPATAN AMAN
Tiap kapal senantiasa harus bergerak dengan kecepatan yang aman sehingga
dapat mengambil tindakan yang tepat dan efektip untuk menghindari tubrukan
dan dapat dihentikan dalam jarak yang sesuai dengan keadaan-keadaan dan
suasana yang lazim terdapat.
Dalam menentukan kecepatan aman, faktor-faktor berikut ini termasuk
faktor-faktor yang harus diperhitungkan ;
ATURAN 9
ALUR PELAYARAN SEMPIT
ATURAN 10
TATA PEMISAHAN LALU - LINTAS
a) Aturan ini berlaku bagi tata pemisahan lalu lintas yang diterima
secara sah oleh Organisasi.
b) Kapal yang sedang menggunakan tata pemisahan lalu lintas harus ;
(i) berlayar didalam jalur lalu lintas yang sesuai dengan arah lalu
lintas umum untuk jalur itu;
(ii) sedapat mungkin tetap bebas dari garis pemisah atau zona
pemisah lalu lintas;
(iii) jalur lalu-lintas dimasuki atau ditinggalkan pada umumnya dari
ujung jalur, tetapi bilamana tindakan memasuki atau
meninggalkan jalur itu dilakukan dari salah satu sisi,
tindakan itu harus dilakukan sedemikian rupa hingga
membentuk sudut sekecil-kecilnya terhadap arah arus
lalu-lintas umum.
c) Sedapat mungkin, kapal harus menghindari memotong jalur lalu-lintas,
tetapi jika terpaksa melakukannya, harus memotong arah arus lalu-
lintas umum dengan sudut yang paling mendekati sudut siku-siku.
d) Zona-zona lalu lintas dekat pantai pada umumnya tidak boleh
digunakan oleh lalu lintas umum yang dengan aman dapat
menggunakan jalur lalu lintas yang sesuai di dalam tata pemisahan
yang berbatasan. Tetapi kapal-kapal yang panjangnya kurang dari 20
meter dan kapal-kapal layar dalam setiap keadaan boleh berada
didalam zona-zona lalu lintas dekat pantai.
e) Kapal, kecuali sebuah kapal yang sedang memotong atau kapal yang
sedang memasuki atau atau sedang meninggalkan alur, pada umumnya
tidak boleh memasuki zona pemisah atau memotong garis pemisah,
kecuali ;
(i) dalam keadaan darurat untuk menghindari bahaya mendadak ;
(ii) untuk menangkap ikan di zona pemisah.
• Kapal yang sedang berlayar di daerah- daerah dekat ujung tata
pemisahan lalu lintas harus berlayar dengan sangat hati-hati.
• Sedapat mungkin, kapal harus menghindarkan dirinya berlabuh
jangkar di dalam tata pemisahan lalu lintas atau di daerah – daerah
dekat ujung-ujungnya.
• Kapal yang tidak menggunakan tata pemisahan lalu lintas harus
menghindarinya dengan ambang batas selebar-lebarnya.
• Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi jalan setiap
kapal lain yang sedang mengikuti jalur lalu-lintas.
j) Kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau kapal layar tidak
boleh merintangi jalan aman kapal tenaga yang sedang mengikuti jalur
lalu-lintas.
k) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, bilamana sedang
melakukan operasi untuk merawat sarana pelayaran didalam tata
pemisahan lalu lintas dibebaskan dari kewajiban untuk memenuhi
aturan ini karena pentingnya penyelenggaraan operasi itu.
l) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas , bilamana sedang
melakukan operasi untuk meletakkan, memperbaiki atau mengangkat
kabel laut, di dalam tata pemisahan lalu lintas dibebaskan dari
kewajiban untuk memenuhi aturan ini sekedar untuk melakukan
operasi itu.
SEKSI II – PERILAKU KAPAL – KAPAL DALAM KEADAAN
SALING MELIHAT
ATURAN 11
PEMBERLAKUAN
Aturan – aturan di dalam seksi ini berlaku bagi kapal – kapal yang dalam
keadaan saling melihat.
ATURAN 12
KAPAL LAYAR
ATURAN 13
PENYUSULAN
ATURAN 14
SITUASI BERHADAP-HADAPAN
ATURAN 15
SITUASI MEMOTONG
ATURAN 17
TINDAKAN KAPAL YANG BERTAHAN
ATURAN 19
PERILAKU KAPAL DALAM PENGLIHATAN TERBATAS
ATURAN 20
PEMBERLAKUAN