Gambar
3 : aktivitas paradesa
penambang
emasmasuk
tradisional
di
Secara
administrative,
Kajamai
dalam
kecamatan Bukit
sepanjang sungai
Raya, kabupaten Katingan. Kecamatan Bukit Raya sendiri merupakan
kecamatan baru atau daerah pemekaran dari kecamatan Katingan Hulu
sejak tahun 2007 dengan ibu kota kecamatannya desa Kajamai. Desa
Kajamai termasuk dalam salah satu desa binaan PT. SBK bersama
dengan desa Tanjung Batik, desa Karuei, dan desa Tumbang Kaburai.
Sarana
transportasi
Waktu
tempuh
Biaya
Keterangan
Darat :
- Sepeda
motor
4 jam
3 jam
6 - 8 liter
Rp. 80.000
-----
Tb. Samba
kec.
Marikit
(Tb. Hiran)
- Travel
Air
- Taksi air
Darat :
- Travel
Marikit Senamang
Air
- Taksi air
Senamang
Tb
Kajamai
Tb Kajamai
- Kaburai
Air
- Klotok
Air :
- Klotok
45
jam
@ Rp 70.000
@ Rp
100.000
Berdasar
ada/tidaknya
penumpang
2-3
jam
@ Rp 50.000
3-4
jam
@ Rp
100.000
Tempat istirahat
klotok
Tujuan terakhir dari
klotok/speed boat.
1-2
jam
@ Rp.
500.000
2-3
jam
Pendidikan
Tempat
ibadah
Kantor
pemerintah
an
Bentuk
- SD
- SLTP & SLTA
- Gereja
- Balai Basarah
- Masjid/mushol
la
- Kecamatan
Jumla
h
1 buah
--------1 buah
- Kelurahan
---
Transportasi
- Dermaga
- Taksi air
1 buah
1 kali
Kesehatan
- Polkesdes
1 buah
Keterangan
----tersedia di
Hanya
Tumbang
Samba
Warga biasanya beribadah di
rumahnya masing-masing atau
di rumah salah satu warga
Jarang ditempati/camat jarang
berada di tempat.
Pernah ada bantuan dari PT. SBK
tapi kemudian dijual kades
sebelumnya
----Baru setahun ini ada sarana
taksi air
-----
Hal ini berarti istilah desa binaan yang selama ini disematkan terhadap
beberapa desa di sekitar PT. SBK merupakan slogan atau formalitas
semata.
kenyataannya
tidak adayang
peningkatan
tarafoleh
kehidupan
Gambar Sebab
7 : Bangunan
jembatan penghubung
tidak diselesaikan
PT. SBK di desa
Kajamai
yang dirasakan warga selama PT. SBK beroperasi di sekitar tempat
tinggal mereka.
Termasuk di dalamnya berbagai aktivitas monitoring, evaluasi, audit,
sertivikasi, dan aktivitas pemantauan lainnya yang dilakukan berbagai
pihak terasa hambar dan kental aroma formalitasnya. Sebab, bukannya
peningkatan kualitas kinerja yang dapat dilihat warga, melainkan
warga desa selama ini. Khusus untuk kantor desa, kepala desa
sekarang (sejak tahun 2007) tidak dapat lagi menikmati fasilitas
tersebut karena kantor desa tersebut telah dijual oleh kepala desa
sebelumnya. Tapi sampai saat ini tidak ada tindakan atau respon
apapun dari warga maupun kepala desa yang baru untuk coba
meminta pertanggungjawaban dari kepala desa sebelumnya. Saat
persoalan ini coba dikonfirmasi, tidak ada alasan yang terang kenapa
warga dan kepala desa tidak juga menyelesaikan soal ini. Walau yang
bersangkutan sampai sekarang juga tetap tinggal di desa Kajamai.
Pihak perusahaan pun tidak mau peduli karena merasa bukan
tanggungjawabnya dan menganggap bahwa dia sudah membantu. Jadi
jika timbul masalah seperti demikian, maka pihak perusahaan tidak
mau ikut campur.
d. Harapan dan keinginan warga
Secara umum harapan warga desa Kajamai adalah mendapatkan
peningkatan
kesejahteraan
hidup
yang
dibarengi
dengan
bertambahnya tingkat ilmu pengetahuan. Salah satu indikasinya ialah
tersedianya pembangunan sarana dan prasarana publik (seperti:
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi) secara berkelanjutan.
Tanpa menggangu dan merusak tatanan kebudayaan yang ada serta
senantiasa menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Untuk itu diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah sebagai
pihak yang paling bertanggungjawab menangani masalah ini. Walau
sebagian besar warga sudah menaruh rasa pesimis terhadap kinerja
pemerintah, tapi harapan itu saat ini masih disandarkan pada mereka.
Tindakan untuk benar-benar mengedepankan kepentingan rakyatnya,
teguh membela kebenaran dan berani menindak segala yang salah
merupakan idaman setiap warga kepada pemerintahnya dan bukan
yang selama ini dilihat dan dirasakan warga. Yaitu, Pemerintah menjadi
pihak terdepan dalam penyelesaian soal yang menyangkut perusahaan
dan bertindak paling belakang dan bahkan merasa tidak tahu jika
muncul soal yang menyangkut hajat hidup rakyatnya yang secara
terang-terangan ditindas dan ditekan perusahaan.
Semua itu memang hanya dapat dibuktikan dalam perkembangannya
ke depan. Apakah harapan & keinginan warga desa Kajamai tersebut
dapat segera diwujudkan pemerintah atau sebaliknya. Jika pun tetap
saja seperti selama ini yang terjadi maka warga pasti punya cara
sendiri untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak-haknya yang
dirampas dengan caranya sendiri tanpa mengharap bantuan yang
selama ini tidak juga bisa diharapkan.