area Desa sekitarnya di Kab. Seruyan dan Kab. Kota Waringin Timur Propinsi
Kalimantan Tengah.
A.
Latar Belakang
Kelapa sawit sangat bermanfaat mulai dari industri makanan hingga industri kimia.
Industri berat dan ringan, industri kulit (untuk membuat kulit halus dan lentur dan tahan
terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri
perak, dan juga sebagai bahan pemisah dari material cobalt dan tembaga di industri logam
juga membutuhkan bahan baku dari hasil kelapa sawit. Bahkan minyak sawit dibutuhkan juga
untuk industri kimia seperti detergen, sabun, dan minyak. Sisa-sisa dari industri minyak sawit
dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furniture dan bahan anggur.
Produk turunan CPO bisa dipasarkan untuk perusahaan yang memproduksi minyak
goreng kelapa sawit, margarine, shortening, vanaspati (Vegetable ghee), ice creams, bakery
fats, instans noodle, sabun dan detergent, cocoa butter extender, chocolate dan coatings,
specialty fats, dry soap mixes, sugar confectionary, biskuit cream fats, filled milk, lubrication,
textiles oils dan bio diesel.
Produk turunan minyak inti sawit dapat dipasarkan untuk perusahaan yang
memproduksi shortening, cocoa butter substitute, specialty fats, ice cream, coffee
whitener/cream, sugar confectionary, biscuit cream fats, filled mild, imitation cream, sabun,
detergent, shampoo hingga kosmetik.
Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium dan
berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi (pengomposan) aerob
dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan. Bahkan,
tandan kosong kelapa sawit (TKKS) bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk organik,
pupuk kompos maupun pupuk kalium. Fungsi lain TKKS juga sebagi bahan serat untuk
bahan pengisi jok mobil dan matras, dan polipot. Pelepah pohon dan CPO dapat dijadikan
ekstrak untuk Vitamin E. Batang pohon dapat dijadikan fiber board untuk bahan baku
mebel, kursi, meja, lemari dan sebagainya. Ampas tandan/buangan sisa pabrik dapat
dijadikan serbuk pengisi kasur, bantalan kursi, dan sebagainya.
Melihat kegunaan dan manfaatnya, usaha perkebunan kelapa sawit skala besar dan
pabrik pengolahannya, tentunya sangat menggiurkan bagi pemodal(investor) asing untuk
meng-investasikan dananya dalam usaha perkebunan kelapa sawit sekaligus pengolahannya
karena keuntungan berlipat ganda dari usaha tersebut.
Untuk menghindari dan mengurangi pihak-pihak yang dapat dirugikan dengan adanya
usaha produksi minyak sawit berkelanjutan serta menekan dampak negatif yang dapat timbul,
terutama dari pihak masyarakat yang kehilangan hak atas tanahnya, kerusakan lingkungan
dan hancurnya keanekaragaman hayati, maka seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit
skala besar diharuskan memenuhi dan menjalankan prinsip dan kriteria RSPO.
Prinsip dan Kriteria RSPO ditujukan untuk membatasi pihak perusahaan kelapa
sawit, terutama berskala besar dan bermodal besar agar tidak melakukan tindakan semenamena dan mengutamakan kepentingan perusahaan semata karena prinsip meraih super profit
dengan tidak mengindahkan masyarakat, lingkungan dan keanekaragaman hayati di area
perkebunan, pabrik maupun area di sekitarnya.
Wilmar telah menjadi anggota RSPO sejak September 2005 dan berkomitmen secara
penuh sesuai dengan Prinsip dan Kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO P & C)
dan mensertifikasi penuh dalam semua wilayah operasinya di mana ia memiliki saham
mayoritas (> 51%) .
Sejalan dengan persyaratan sistem sertifikasi RSPO,telah dibuat tata waktu rencana
yang terikat untuk mensertifikasi seluruh perkebunan dan pabrik dimana Wilmar memiliki
saham lebih dari 51% yang berakhir pada tahun 2013.
Wilmar mengumumkan PT Mustika Sembuluh untuk menjadi yang pertama dari
seluruh Pabrik Kelapa Sawit(PKS) dibawah grup Wilmar di Indonesia yang akan dinilai
terhadap kerangka standar global RSPO. Terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, PT Mustika
Sembuluh memiliki total lahan 22.011 ha, yang seluas 15.604 ha diantaranya telah ditanami.
Terdiri dari tiga perkebunan: Mustika 1 dan 3 berlokasi di Kabupaten Kotawaringin, Mustika
2 terletak di Kabupaten Seruyan. PT Mustika Sembuluh juga memiliki pabrik minyak kelapa
sawit dengan total kapasitas produksi 363,000 ton / tahun.
Luas Propinsi Kalimantan Tengah mencapai 153.564 Km2 yang merupakan Propinsi
ketiga terbesar di Indonesia setelah Propinsi Irian Jaya dan Propinsi Kalimantan Timur. Luas
wilayah terdiri dari hutan belantara: 126.200 km2, Rawa-rawa : 18.115 km2, sungai, danau
dan genangan : 4.563 Km2 dan Tanah lainya : 4.686 Km2.
Luas Propinsi Kalimantan Tengah setara dengan 15.356.800 Ha. Dari luas tersebut,
diproyeksikan lahan yang sesuai untuk pengembangan perkebunan adalah seluas 3.139.500
Ha. Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Tengah tercatat 14 jenis
tanaman, dengan karet dan kelapa sebagai tanaman utama perkebunan rakyat (342.011
Ha/50%, 68.938 Ha/10,2%) dan kelapa sawit sebagai komoditi utama perkebunan skala besar
yang dikelola oleh para pengusaha perkebunan baik sebagai Perkebunan Besar Swasta
Nasional/Asing ataupun PIR-Bun KKPA (Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya). Para
pengusaha perkebunan juga mengembangkan tanaman karet, kakao dan lada, namun tidak
berkembang sejak tahun 1995. Sehingga, lahan yang tersedia dalam perkembangannya
berganti menjadi perkebunan kelapa sawit skala besar.
Sebaran Perkebunan dan Pabrik kelapa sawit di propinsi Kalimantan tengah, paling
luas terdapat di Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin timur. Di kedua kabupaten
tersebut, terdapat pabrik dan perkebunan kelapa sawit milik wilmar grup yang memang
mengandalkan usaha bisnis dan meraih keuntungan luar biasa besar dari industry hulu hingga
hilir kelapa sawit.
B.
Singapura. Wilmar memiliki lebih dari 300 pabrik dan jaringan distribusi yang luas yang
mencakup Cina, India, Indonesia dan sekitar 50 negara lain. Serta tercatat dalam lantai Bursa
Efek Singapura.
Pada akhir 1980-an, Martua Sitorus menjalin kemitraan dagang dengan Kuok Khoon
Hong yang merupakan keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia.
Keduanya sepakat untuk mengembangkan bisnis bersama-sama. Nama Wilmar sendiri
disebut-sebut sebenarnya adalah singkatan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama
panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus.
Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan
holding Wilmar International Ltd). Keduanya berbagi tugas, Kuok Khoon Hong sebagai
chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International
Ltd. Wilmar sendiri dikendalikan oleh keponakan Kuok Khoon Hong ini, warga Singapura
yang menjadi orang terkaya berkat kepemilikannya sebesar 10 persen di Wilmar.
Berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan konsultan Belanda Profundo, Bersama
Kuok, Martua Sitorus melalui Wilmar Holdings Ltd memiliki saham Wilmar International
sebesar 83,8%. Martua Sitorus merupakan orang terkaya ke-14 di Indonesia, versi Forbes
Asia, dengan kekayaan sekitar US$ 475 juta.( 10-10-2006 Sumber :Investordaily)
Di pentas bisnis skala nasional, nama kelompok usaha ini mungkin kurang familier.
Padahal, Wilmar termasuk perusahaan agrobisnis terbesar di Asia, mulai dari penguasaan
lahan, pabrik pengolahan, hingga perdagangannya. Walaupun berbasis di Singapura, sejatinya
sebagian besar aktivitas produksinya berada di Indonesia.
Perusahaan yang bermarkas di Singapura tersebut bergerak di bisnis perkebunan
kelapa sawit, pengolahan minyak sawit mentah (CPO), ekspor importir CPO, minyak nabati,
inti sawit, dan specialty fats serta biodiesel. Bisnis terbesar adalah minyak kelapa sawit yang
kini memiliki lebih dari 350 ribu hektare (ha) perkebunan. Wilmar berencana meningkatkan
kebun sawit hingga 500 ribu ha sampai 1 juta beberapa tahun mendatang dengan komitmen
investasi US$ 500 juta.
Untuk menjalankan bisnis kebun sawit di indonesia, Wilmar telah mendirikan lebih
dari 36 perusahaan, antara lain PT Agrindo Indah Persada, PT Musi Banyuasin Indah, PT
Agro Masang Perkasa, dan PT Selatan Jaya Permai. Kebun sawit berlokasi di Sumatera
Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera Barat.
Sedangkan bisnis inti sawit dilakukan lewat empat anak usahanya, yakni PT Bukit
Kapur Reksa, PT Karya Prajona Nelayan, PT Sinar Alam Permai, dan PT Mekar Bumi
Andalas. Lokasi usaha terletak di Riau, Kuala Tanjung (Sumut), Palembang, dan Padang.
Kapasitas produksi dari empat pabrik tersebut mencapai 800,000 ton per tahun dan akan
dinaikkan menjadi 1,5 juta ton di masa mendatang. Dengan kapasitas sebesar itu, Wilmar
menjadi produsen inti sawit terbesar di Indonesia.
Kapasitas produksi pengolahan CPO kini mencapai 3,3 juta ton per tahun. Selain
mendapat pasokan dari kebun sendiri, perusahaan masih membeli dari perusahaan kebun lain
di Indonesia. Beberapa perusahaan lokal yang memasok CPO ke Wilmar yakni Astra Agro
Lestari, Ivo Mas Tunggal, dan PP London Sumatera Indonesia Tbk.
Untuk bisnis minyak nabati, usahanya dijalankan lewat PT Karya Putrakreasi
Nusantara yang berlokasi di Medan. Produk ini banyak digunakan oleh industri makanan,
detergen dan kosmetik sebagai bahan baku. Selain itu, Wilmar kini menjadi pemegang saham
mayoritas di PT Cahaya Kalbar Tbk, produsen bahan baku minyak dan kakao.
Martua menjabat sebagai komisaris utama. Sedangkan Hendri Saksti yang juga
menjabat sebagai dirut Cahaya Kalbar kini dipercayai mengendalikan seluruh bisnis Wilmar
di Indonesia. Sebelumnya, bisnis dikendalikan oleh Martua.
Selain Wilmar, Martua mendirikan Grup Karya Prajona Nelayan (KPN) pada 28
Oktober 1978. KPN merupakan salah satu pemain besar di industri CPO nasional yang
mempunya terminal CPO. Terminal tersebut dibangun senilai Rp 15 miliar di Sabak, Jambi.
Bidang bisnis yang ditekuni KPN meliputi perkebunan sawit, minyak goreng dengan Sania
dan Fortune, ekspedisi,dan pupuk
Dalam mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia, grup
Wilmar juga diketahui telah mengantongi persetujuan dari otoritas pemerintah Ghana untuk
melakukan akuisisi perkebunan kelapa sawit milik Benso Oil Ltd. Desember 2010, Wilmar
dan Cussons meneken kotrak kerjasama pembangunan pabrik kelapa sawit di Nigeria.
Wilmar International, perusahaan raksasa di bidang minyak sawit mentah (crude palm
oil/CPO) dan penghasil biodiesel terbesar di dunia, juga melakukan investasi sektor hilir
(turunan) sawit. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini berniat memindahkan enam
pabriknya dari Malaysia dan China ke Indonesia mulai tahun 2011. Nilai pabrik pengolahan
minyak sawit mentah (CPO) tersebut mencapai US$ 900 juta.
Tidak hanya perkebunan kelapa sawit dan produk-produk olahannya. Wilmar dalam
usahanya menjadi perusahaan monopoli juga akan membangun pabrik terigu di Indonesia
mulai tahun 2012 serta telah mengantongi ijin pemanfaatan lahan di merauke sejak
September 2010 dengan luas 200.000 ha yang akan diperuntukkan untuk membangun
perusahaan gula terpadu dengan nilai investasi US$ 2 miliar.
Pada tahun 2010, wilmar membukukan laba bersih senilai US$ 1.32 billion. Khusus
untuk Perkebunan dan pabrik Kelapa sawitnya, Wilmar mengalami peningkatan laba yang
signifikan dari 212% sebelum dipotong pajak dibandingkan dengan tahun kuartal ke-4 tahun
2009. Pada kuartal pertama tahun 2011, wilmar telah membukukan laba bersih sebesar US$
387 Million.
Terkait dengan Prinsip dan kriteria RSPO, Wilmar dalam laporan sustanibility-nya
yang pertama, Seluruh pabrik dan perkebunan kelapa sawitnya yang berada di Indonesia akan
menyelesaikan sertifikasi Prinsip & Critieria (P & C) audit pada tahun 2013.
C.
Profil Pabrik dan Perkebunan Kelapa Sawit milik Wilmar Grup di Propinsi
Kalimantan Tengah
Lahan yang masih luas yang tersedia di propinsi Kalimantan tengah, tentunya juga tak
luput dari sasaran Wilmar untuk meng-investasikan modalnya dalam usaha perkebunan dan
pabrik kelapa sawit, terutama di kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin timur.
Di kedua kabupaten tersebut, terdapat 7 perusahaan dari 18 perusahaan milik wilmar
grup yang sudah melakukan penanaman kelapa sawit, bahkan sudah mulai memanen, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kelapa sawit, adalah pada saat Wilmar mengambil alih keseluruhan kebun-kebun kelapa sawit
milik PPB Oil Palm Bhd-Malaysia pada tahun 2007.
PPB Oilpalm Bhd sebelum merger dengan Wilmar tidak memiliki pabrik pengolahan
kelapa sawit. Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) baru beroperasi dan menghasilkan
minyak sawit dari kebun-kebun PPB Op. Bhd, yaitu pada tanggal 14 Juli 2007 di PT Mustika
Sembuluh (MS).
5
Daftar Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) milik Wilmar Grup di propinsi
kalimantan tengah :
PKS
PT. Mustika Sembuluh
PT. Bumi Sawit Kencana
PT. Kerry Sawit Indonesia
PT. Sarana Titian Permata
1
2
3
4
Saat ini, Wilmar juga telah menyiapkan PKS gun terus-menerus meningkatkan
kapasitas produksinay yang akan resmi operasional di PT. Mentaya Sawit Mas pada bulan
oktober 2011 dengan kapasitas produksi 45 ton per jam. Dalam tiap PKS yang ada, terdapat
buruh dengan jumlah rata-rata 60 orang.
Setiap perkebunan, terdapat rata-rata 3 estate, yang masing-masingnya bertanggung
jawab atas lahan seluas 6.000 - 8.000 ha. Pada setiap estate terdiri dari beberapa divisi dan
tiap divisi terbagi lagi menjadi beberapa sub divisi.
Daftar Perusahaan Milik WILMAR GRUP di Kalimantan Tengah :
Perusahaan
Kabupaten
Luas (ha)
Seruyan
16,160
Seruyan
15,000
Seruyan
16,160
Seruyan
15,000
Seruyan
20,000
Seruyan
20,000
Seruyan
19,860
Seruyan
19,000
Seruyan
21,770
Seruyan
19,000
Kotawaringin Timur
11,050
Kotawaringan Timur
19,680
Kotawaringin Timur
19,400
Kotawaringin Timur
10,400
Kotawaringin Timur
15,500
16 PT Mustika Sembuluh
17,500
Kotawaringin Timur
32,000
Kotawaringin Timur
n.a.
Total
307,480
D.
1.
Kabupaten Kotawaringin Timur. Desa ini berbatasan dengan Tanjung Bentur di bagian Utara,
Baampah bagian Selatan, Pemantang bagian Barat dan Ka Buasau bagian Timur. Di area desa
ini berdiri kokoh Perusahaan PT. Mentaya Sawit Mas(MSM) dan area perluasan PT Karunia
Kencana PermaiSejati III(KKP III) milik Wilmar Group.
Jumlah penduduk 1200 jiwa, terdiri dari 505 perempuan dan 595 laki-laki dimana
komposisi penduduk berasal dari 309 kepala keluarga yang tersebar di 9 rukun tetangga atau
(RT). Komposisi Etnis di desa Kawan Batu adalah penduduk asli Dayak Pantai dan Sumatera,
Dukuh Ipuh Kalabau di dominasi oleh penduduk asli Dayak Tamuan, Dukuh Tajur Beras,
Dukuh Biring Kapuk, Dukuh Pasir Putih di dominasi oleh penduduk Banjarmasin dan Dayak
Pantai, Dukuh Alahempang di dominasi oleh pendatang dari Jawa.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Dayak umumnya dulu beragama
Kaharingan. Mayoritas beragama Islam untuk suku dayak pantai, suku jawa, sumatera
selatan, banjar yang berjumlah 1124 orang, Kristen 4 orang dan Kaharingan 72 orang (Dukuh
Ipuh Kalabau) dari 1200 jiwa.
Sarana-prasarana fasilitas umum yang dapat dinikmati masyarakat masih sangat
minim seperti penerangan/ listrik dan air bersih. Sedangkan sarana pendidikan hanya terdapat
Sekolah Dasar (SD) dengan tenaga pengajar 4 orang, Madrasah, Pustu dengan jumlah tenaga
medis 3orang yang terdiri dari 2 orang Mantri dan 1 orang Bidan, Majid, Balai Desa.
Aktivitas mencuci pakaian serta mengambil air bersih dan MCK masih dilakukan di
Sungai Mentaya. Desa Kawan Batu dapat di capai dengan menggunakan perahu klotok dan
speedboad. Jarak desa Kawan Batu dengan Ibu Kota Kecamatan kurang lebih sejauh 47 km
dengan waktu tempuh 1 jam dengan menggunakan speedboad. Untuk menjangkau desa
Kawan Batu dari Kota Palangka Raya terlebih dahulu menggunakan transportasi darat dari
Palangka Raya sampai Sampit 224 km. Dari kota Sampit kemudian perjalan dilanjutkan
dengan menggunakan speedboad 135 km dengan waktu tempuh 3 jam menuju desa Kawan
Batu.
Saat ini setelah dibukanya areal perkebunan kelapa sawit, transportasi menuju desa
Kawan Batu bisa langsung ditempuh melewati jalan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan
untuk menuju ke Desa Kawan Batu masih tetap menggunakan kelotok dan mesin cess karena
desa ini berada di daerah aliran sungai dan di kelilingi oleh danau.
Aktifitas perekonomian masyarakat Kawan Batu sejak tahun 1925 di dominasi oleh
nelayan/mencari ikan, perkebunan karet, rotan, perladangan dan berburu. Selain
10
mengandalkan kehidupan dari sungai dan danau yang melimpah ruah masyarakat juga
dimanjakan hidupnya dari sektor hutan kayu dan dari pertambangan emas.
Maraknya kegiatan illegal loging tahun 1990-1997 membuat semua masyarakat ikut
terlibat dalam kegiatan ini, masyarakat juga dimanjakan dengan mudahnya mencari uang
tanpa mempertimbangkan akibat yang akan dirasakan mereka sehingga semua hasil hutan
yang bernilai tinggi di sekitar desa habis ditebang. Sejak tahun 1997 kegiatan ini ditinggalkan
oleh masyarakat dengan terpaksa, selain karena kayu yang semakin sulit dan jauh dijangkau
juga karena razia yang semakin rutin dari Tim Polri dan Polsus dinas Kehutanan.
Tahun 2004 perkebunan kelapa sawit mulai memasuki kawasan desa Kawan Batu,
lahan masyarakat semakin lama semakin sempit dikarenakan semakin meluasnya areal
perkebunan kelapa sawit dan karena menyempitnya lahan usaha, maka sebagian kecil
masyarakat menggantungkan hidupnya dengan menjadi buruh harian lepas. Illegal loging
dilarang, masyarakat kembali lagi beraktifitas sebagai nelayan sungai dan danau, perkebunan
karet dan rotan.
Tahun 2005 kegiatan pertambangan zirkon mulai marak, masyarakat tidak mau
ketinggalan dengan ikut serta dalam kegiatan ini. Sampai saat ini pertambangan zirkon masih
terus ditekuni tanpa meningkalkan pekerjaan mencari ikan dan perkebunan karena jenis
pekerjaan ini mereka anggap sebagai musiman.
2.
Desa Baampah
Desa Baampah terletak di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin
Timur. Desa ini berbatasan dengan Kawan Batu di bagian Utara, Tangar bagian Selatan, PT.
MSM di bagian Barat dan PT. Makin bagian Timur. Di desa ini berdiri perusahaan PT.
Mentaya Sawit Mas (PT. MSM) dan PT. Karunia Kencana PermaiSejati (PT.KKP) milik
Wilmar Grup.
Jumlah penduduk 394 jiwa, terdiri dari 146 perempuan dan 248 laki-laki dimana
komposisi penduduk berasal dari 94 kepala keluarga. Desa Baampah mayoritas penduduknya
merupakan asli Dayak Pantai dan Banjarmasin.
Sarana-prasarana fasilitas umum yang dapat dinikmati masyarakat masih sangat
minim seperti penerangan/ listrik dan air bersih. Sedangkan sarana pendidikan hanya terdapat
Sekolah Dasar (SD) dengan tenaga pengajar 2 orang, Madrasah 1 orang (swadaya
masyarakat), Pustu dengan jumlah tenaga medis 2 orang yang terdiri dari 1 orang mantri dan
1 orang bidan, dan Majid.
Tingkat pendidikan masyarakat rata-rata lulusan SD dengan jumlah 84 orang, lulus
SLTP 6 orang dan SLTA 4. Karena biaya yang cukup besar untuk melanjutkan kejenjang yang
11
lebih tinggi maka dari umur 12 tahun anak-anak desa baampah sudah dibiasakan bekerja
untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tenaga kesehatan dirasa masih sangat
kurang karena mantri kadang tidak berada di tempat, masyarakat juga masih banyak yang
menggunakan bidan kampung (dukun beranak) jika melahirkan. Alternatif yang biasa mereka
ambil ketika ada yang sakit dan mantri tidak ada ditempat, mereka segera membawa ke
Parenggean yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam.
Aktivitas serta mengambil air bersih dan MCK masih dilakukan di sungai mentaya.
Sistem transportasi yang digunakan adalah melalui Sungai Mentaya karena tidak ada jalan
alternatif untuk masuk ke desa selain melalui sungai dan danau.
Desa Baampah dapat di capai dengan menggunakan perahu klotok dan speedboad.
Jarak desa baampah dengan ibu kota kecamatan kurang lebih 60 km dengan waktu tempuh
1, jam dengan menggunakan speedboad. tetapi Untuk menjangkau desa baampah dari kota
palangka raya terlebih dahulu menggunakan transportasi darat dari palangka raya sampai
sampit 224 km. Dari kota sampit kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan
speedboad dengan waktu tempuh 2 jam menuju desa baampah.
Setelah dibukanya areal perkebunan kelapa sawit, terutama PT. Makin transportasi
menuju desa Baampah bisa langsung ditempuh melewati jalan perusahaan dengan jarak
tempuh hanya 1 jam dari parenggean,tetapi untuk menuju ke baampah masih tetap
menggunakan speedboad, kelotok dan mesin cess karena desa ini berada di daerah aliran
sungai Mentaya
Sejak desa Baampah berdiri, kepercayaan yang dianut oleh masyarakat mayoritas
islam. Tetapi seiring dengan berdirinya sarana pendidikan dan postur pemeluk agama
bertambah yakni suku dayak pantai agama kristen berjumlah 8 orang dan masih didominasi
oleh suku dayak pantai dan banjar pemeluk agama islam yang berjumlah 386 orang. Setiap
hari jumat aktifitas kerja masyarakat yang biasa di luar desa seperti mencari ikan, berladang,
kebun dan mencari kayu mereka lakukan hanya setengah hari saja. Hari jumat biasa
digunakan masyarakat untuk melakukan pertemuan-pertemuan untuk membahas masalah
desa
Aktifitas perekonomian masyarakat Baampah sejak tahun 1945 di dominasi oleh
nelayan/mencari ikan, perkebunan karet, rotan, perladangan dan berburu. Selain
mengandalkan kehidupan dari sungai dan danau yang melimpah ruah masyarakat juga
dimanjakan hidupnya dari sektor hutan kayu.
Maraknya kegiatan illegal loging, masyarakat ikut merasakan akibat yang
ditimbulkan antara lain sektor hutan kayu yang habis di jarah tidak dapat lagi dinikmati oleh
masyarakat Desa Baampah untuk mengambil kayu dan di manfaatkan untuk memperbaiki
12
rumah ataupun membuat rumah. Masyarakat juga tidak pernah terlibat dalam kegiatan illegal
loging, mereka masih tetap menjalankan pekerjaan yang sudah turun temurun dilakukan.
Tahun 2001 perusahaan kelapa sawit masuk ke daerah baampah dan sebagian
masyarakat ada yang bekerjasama untuk meminjamkan lahannya kepada perusahaan PT.
Makin untuk membuat perkebunan plasma, dimana masyarakat tidak perlu ikut terlibat dalam
pemeliharaan dan pengelolaan melainkan tinggal menunggu hasil panennya saja. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari dirasakan semakin sulit diperoleh dari sektor
perikanan, perkebunan karet dan rotan sebagian masyarakat bekerja diperusahaan sawit.
Masyarakat Baampah beraktifitas sebagai nelayan, hasil dari tangkapan ikan dirasa
sangat memuaskan ketika musim kemarau tiba, tidak jarang masyarakat yang mendapat 100
kg perhari. Ketika musim kemarau tiba selain mengandalkan ikan dari sungai masyarakat
pergi ke ladang (huma), dan perkebunan karet serat rotan. Tidak ada perbedaan yang
ditonjolkan disana, laki-laki maupun perempuan melakukan pekerjaan yang sama. Untuk
perkebunan karet dan rotan sebagian masyarakat hanya menikmati hasilnya saja karena sudah
lama ditanam dengan cara menyuruh orang lain memungut hasilnya dan menggunakan sistem
bagi hasil. Dalam pembagian wilayah masyarakat Baampah dan kawan batu mempunyai
kesamaan dalam membagi peruntukan ruang menjadi beberapa bentuk yang pemanfaatannya
meliputi :
1.
2.
5.
memiliki kebun karet dan rotan, kegiatan itu mulai berlangsung karena mereka
mulai menyadari bahwa hasil alam sudah mulai berkurang.
3.
Desa Tangar
13
4.
Desa Sebabi
Desa Sebabi terletak di Kecamatan Telawang(d/h Kec Kota Besi), Kabupaten
Kotawaringin Timur. Desa ini merupakan pusat kecamatan dan merupakan desa dengan
jumlah penduduk paling banyak jika dibandingkan dengan desa-desa lain yang berada di
kecamatan telawang. Di desa ini berdiri perusahaan PT. Bumi Sawit Kencana (PT. BSK)
milik Wilmar Grup.
Jumlah penduduk 2597 jiwa, dimana komposisi penduduk berasal dari 736 kepala
keluarga. Desa Sebabi mayoritas penduduknya merupakan asli Dayak Tamuan (80%), dan
etnis lain yang ada di desa ini yaitu : Pembuang (6%), Jawa (5%), Banjar (5%), Maayan
(2%), Batak (2%) dan Madura (1%). Penduduk Desa sebabi memeluk agama islam (23%),
kaharingan (66%) dan Kristen (12%).
Masyarakat desa sebabi menumpukan aktivitas perekonomiannya dengan beragam
mata pencaharian yang tediri dari : Petani Karet / Peladang, Penambang emas dan pasir,
Pedagang, Nelayan dan Buruh perkebunan sawit.
Dari luasan wilayah desa yang ada, masyarakat membagi lahan dalam
peruntukannya yang meliputi : Areal Pemukiman, Sungai dan danau yang dimanfaatkan
untuk aktivitas kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan juga sekaligus sebagai
14
mata pencaharian bagi pencari ikan, Perkebunan Sawit, Perladangan, Hutan Tanaman
Campuran yang diperuntukkan sebagai mata pencaharian dengan berburu, menyadap karet,
Area Keramat (kaleka), Area Pekuburan dan Semak Belukar
5.
Kotawaringin Timur. Desa sumber Makmur merupakan desa transmigrasi sesuai dengan
Surat Keputusan Pemerintah Kalimantan Tengah yang membuka areal dengan luas 3.731 ha
untuk dijadikan menjadi Desa Transmigrasi.
Perpindahan penduduk didominasi dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah,
dari Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat kemudian dari Sumatera, Lombok,
Lampung dan Kalimantan Selatan. Pemerintah memberikan lahan 2 ha untuk setiap kepala
keluarga, terdiri dari lahan pekarangan ha, lahan usaha 1 ha di luar lahan pekarangan,
lahan usaha 2 1 ha untuk usaha perkebunan dan perladangan Desa ini berbatasan dengan PT.
BAS di bagian Utara, PT. Klaban Timber bagian Selatan, PT. Bina Sawit Kencana Barat dan
PT. Suka Jadi bagian Timur.
Jumlah penduduk 978 jiwa, terdiri dari 491 perempuan dan 487 laki-laki dimana
komposisi penduduk berasal dari 326 kepala keluarga (KK). Penduduk berasal dari Jawa
Barat 147 KK, Jawa Tengah 146 KK, Jawa Timur 185 KK, Kalimantan Tengah 80 KK,
Kalimantan Selatan 5 KK, Sumatera Utara 18 KK, Lampung 5 KK, Lombok 12 KK dan Nusa
Tenggara Barat 58 KK.
Berdasarkan asal dan jumlah penduduk, penganut kepercayaan di Desa Sumber
Makmur di dominasi oleh agama Islam sebanyak 75% terdiri dari Suku Jawa, Lampung,
Banjar dan Lombok, 10% kristen Katholik untuk Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Dayak
Tamuan(Kalteng)dan Dayak Tamuan (Kalteng) 15% Kaharingan.
Aktifitas perekonomian masyarakat Sumber Makmur di dominasi oleh buruh sawit
sebanyak 75% (perempuan lebih banyak dari pada laki-laki), pertanian (sayur-sayuran,
singkong), perkebunan buah-buahan, pedagang 7%, pertambangan 7% dan perikanan 3% .
Sejak tahun 1996 masyarakat transmigrasi yang tinggal di desa Sumber Makmur merasa
semakin terpuruk ini terlihat dari hasil pertanian, perkebunan yang dilakukan kurang
memuaskan, disebabkan karena tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah..
15
Kegiatan illegal loging tahun 1996-2000 masyarakat 70% ikut melakukan kegiatan
tersebut karena dirasa sangat mudah untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan.
Keterlibatan masyarakat dibidang ini disebabkan karena pengolahan tanah yang sudah
disediakan pemerintah tidak bisa menghasilkan, kondisi saat itu benar-benar dimanfaatkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin sulit. Kegiatan
Illegal loging dilarang oleh pemerintah dan pihak kepolisian melakukan patroli serta
menindak keras siapa saja yang terlibat di bidang tersebut, maka masyarakat kembali lagi
beraktifitas pada pekerjaan mereka semula.
Tahun 2002 pertanian dan perkebunan masyarakat habis diserang oleh hama belalang,
banyak masyarakat yang trauma untuk kembali kepekerjaan itu. Tahun 2004 pertambangan
zirkon mulai berkembang, masyarakat sumber makmur ikut melakukan kegiatan ini. Lakilaki maupun perempuan hampir 80% ikut melakukan pekerjaan ini. Hasil dari pertambangan
semakin hari semakin sedikit, sebagian masyarakat meninggalkan pekerjaan tersebut dan
kembali menekuni kegiatan pertanian dan perkebunan. Kebutuhan hidup yang semakin lama
semakin besar, ada masyarakat yang beralih di bidang home industri (tempe, kerupuk, tahu,
kue dan es) dan ada juga yang bekerja di perusahaan kelapa sawit sebagai buruh harian lepas.
6.
Seruyan. Di desa ini berdiri area perkebunan PT. Mustika Sembuluh 1 (MS1) dan PT.
Mustika Sembuluh 2 (MS2) milik Wilmar Grup. PKS dan kantor regional PT. MS terhubung
langsung melalui jalan yang dikuasai oleh perusahaan.
Komposisi penduduk berasal dari 215 kepala keluarga yang terbagi dalam 4 RT,
tidak termasuk penduduk yang berada didalam area perkebunan. Desa Pondok Damar
mayoritas penduduknya merupakan asli Katingan (42.5%), dan etnis lain yang ada di desa ini
yaitu : Dayak Tamuan (42.5%), Jawa (9%), Bali (2%), Cina (2%), Batak (2%) dan Flores
(1%). Penduduk Desa Pondok Damar memeluk agama islam (30%), kaharingan (70%). Di
desa ini juga terdapat SMP Negeri yang menjadi tempat sekolah bagi anak-anak penduduk
dan anak-anak buruh perkebunan PT MS.
Masyarakat desa Pondok Damar menumpukan aktivitas perekonomiannya dengan
beragam mata pencaharian yang tediri dari : Peladang Padi, Petani Karet/rotan, Pedagang
kecil, Nelayan dan Buruh perkebunan sawit.
Dari luasan wilayah desa yang ada, masyarakat membagi lahan dalam
peruntukannya yang meliputi : Areal Pemukiman, Sungai dan danau yang dimanfaatkan
16
untuk aktivitas kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan juga sekaligus sebagai
mata pencaharian bagi pencari ikan, Perkebunan Sawit, Perladangan, Hutan Tanaman
Campuran yang diperuntukkan sebagai mata pencaharian dengan berburu, menyadap karet,
Area Keramat (kaleka), Area Pekuburan dan Semak Belukar
7.
Desa Tabiku
Desa Tabiku terletak di Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Provinsi
Kalimantan Tengah. Desa ini berbatasan dengan Desa Bangkal di bagian Utara, Desa
Sembuluh bagian Selatan, Danau Sembuluh Barat dan Pondok Damar bagian Timur. Di desa
ini terdapat PT. Kerry Sawit Indonesia (PT. KSI) yang merupakan salah satu perusahaan
kelapa sawit milik Wilmar Group.
Jumlah penduduk 507 jiwa, terdiri dari 254 perempuan dan 253 laki-laki dimana
komposisi penduduk berasal dari 161 kepala keluarga (KK). Penduduk mayoritas masyarakat
tabiku adalah orang sembuluh, ada juga etnis lain seperti Bugis 2 KK dan Jawa 1 KK.
Mayoritas penduduk desa tabiku beragam islam (100%)
Sejak tahun 1965 masyarakat desa Tabiku menekuni pola perladangan berpindah
(huma), perkebunan karet, rotan dan selain itu mengambil hasil hutan antara lain karet, rotan,
buah-buahan hutan, pakis hutan, gembor (kulit kayu yang digunakan untuk bahan kosmetik).
Maraknya kegiatan illegal loging tahun 1996-2000 masyarakat ikut melakukan
kegiatan tersebut karena dirasa sangat mudah untuk mendapatkan uang. Dengan adanya
kegiatan illegal loging masyarakat tidak meninggalkan pekerjaan perladangan dan
perkebunan, yang bekerja di ladang dan kebun saat itu kaum ibu-ibu dan anak perempuannya
sedangkan sebagian dari bapak-bapak dan anak muda ikut melakukan kegiatan illegal loging.
Tahun 1997 akibat dari perbuatan illegal loging terjadi kebakaran beras-besaran
yang merugikan masyarakat. Perkebunan dan ladang (huma) habis terbakar, selain itu
dampak yang mereka rasakan hingga saat ini adalah sumber daya alam yang melimpah tidak
lagi bisa diambil.
terbuka tahun itu juga PT. KSI di bidang perkebunan kelapa sawit masuk ke desa tabiku,
lahan perladangan dan perkebunan masyarakat banyak yang terbakar dan kebutuhan hidup
yang semakin banyak maka sebagian masyarakat bekerja sebagai buruh harian lepas dan
sebagian mengolah lahan yang masih tersisa.
17
Tahun 2007 masyarakat yang berjumlah 100 orang yang bekerja di PT. KSI banyak
yang mengundurkan diri dan yang tetap bertahan 20 orang saja. Saat ini mereka mulai
menggarap perkebunannya dan menanaminya dengan tanaman karet, sebagian lagi ada yang
mengumpulkan buah sawit untuk di jual ke perusahaan, nelayan dan berburu.
8. Desa Bangkal
Desa Bangkal kec. Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan merupakan salah satu desa
yang berada di daerah dataran rendah dan berada di sekitar danau Sembuluh. Ketersediaan air
yang cukup dan tanah yang subur sangat menunjang bagi aktivitas bercocok tanam dan
perikanan. Sebagian besar wilayah desa Bangkal ( 80%) telah dijadikan areal perkebunan
milik PBS atau perusahaan pengolahan kelapa sawit dan hanya sedikit sekali tanah-tanah
yang dimiliki dan diolah oleh warga. Di desa ini terdapat area perkebunan milik PT. Mustika
Sembuluh(PT.MS)
Jumlah penduduk 2118 jiwa, komposisi penduduk berasal dari 582 kepala keluarga
(KK). Penduduk mayoritas masyarakat desa Bangkal adalah dayak tamuan/kuhin (65%), ada
juga etnis lain seperti Jawa (25%), Banjar (5%), Sunda (1%), Bugis dan flores masing-masing
2 %. Mayoritas penduduk desa bangkal memeluk kaharingan (80%), Islam (10%) dan Kristen
10%.
Tanaman karet merupakan jenis komoditas utama yang dikembangkan warga di
areal lahan yang dimiliki. Meski dekat dengan sumber air, jenis tanaman pangan seperti padi
dan sayur-sayuran tidak banyak dikembangkan di desa ini. Kalaupun ada hanya sebatas
diperuntukkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga tanpa diperdagangkan.
Masyarakat desa bangkal menumpukan aktivitas perekonomiannya dengan beragam
mata pencaharian yang tediri dari : Penambang zircon, Peladang, Pedagang kecil, Nelayan
dan Buruh perkebunan sawit.
Dari luasan wilayah desa yang ada, masyarakat membagi lahan dalam
peruntukannya yang meliputi : Areal Pemukiman, Sungai dan danau yang dimanfaatkan
untuk aktivitas kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan juga sekaligus sebagai
mata pencaharian bagi pencari ikan, Perkebunan Sawit, Perladangan, Hutan Tanaman
18
Campuran yang diperuntukkan sebagai mata pencaharian dengan berburu, menyadap karet,
Area Keramat (kaleka), Area Pekuburan dan Semak Belukar
9.
Timur merupakan salah satu desa yang berada di daerah dataran rendah dan berada di sekitar
sungai seruyan. Ketersediaan air yang cukup dan tanah yang subur sangat menunjang bagi
aktivitas bercocok tanam dan perikanan. Di desa ini terdapat area perkebunan milik PT.
Mustika Sembuluh III (PT.MS III)
Penduduk desa Tanah Putih berjumlah 487 KK atau sebanyak 1958 jiwa dan tersebar
di 8 (delapan) RT, dimana keberadaan pemukiman warga terpisah. Khususnya letak RT 7 dan
8 yang berada di tengah perkebunan atau ladang milik warga. Hal ini disebabkan oleh
kebutuhan warga untuk menjaga kebunnya.
Jenis agama & kepercayaan yang menjadi keyakinan dari mayoritas warga desa
adalah Hindu Kaharingan, berikutnya disusul Islam dan Kristen. Jika kita persentasekan
jumlah pemeluk agama & kepercayaan tersebut adalah Hindu Kaharingan sebesar 66%, Islam
22% dan Kristen 12 % dari jumlah total penduduk.
Banyaknya jumlah suku bangsa yang mendiami desa Tanah Putih secara persentase
sebagai berikut. Pertama, suku bangsa Dayak Tamuan sejumlah 82%. Berikutnya suku
bangsa Banjar sebanyak 12% dan terakhir suku bangsa Jawa berkisar 6% dari jumlah
populasi. Masyarakat desa bangkal menumpukan aktivitas perekonomiannya dengan beragam
mata pencaharian yang tediri dari : Penambang zircon, Peladang, Pedagang kecil, Nelayan
dan Buruh perkebunan sawit.
Berkebun karet merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar penduduk.
Sementara pekerjaan sampingan untuk menambah sumber pendapatan keluarga, beberapa
warga juga berprofesi sebagai penambang emas tradisional, nelayan, dan berdagang.
Meskipun di sekeliling desa Tanah Putih banyak terdapat perusahaan pengolahan
kelapa sawit berskala besar secara nasional dan internasional tapi kesempatan warganya
untuk dapat bekerja di dalamnya sangat kecil. Kalaupun ada warga yang dapat pekerjaan di
perusahaan, gaji dan tunjangan yang didapat pun sangat tidak mencukupi.
19
Dari luasan wilayah desa yang ada, masyarakat membagi lahan dalam
peruntukannya yang meliputi : Areal Pemukiman, Sungai dan danau yang dimanfaatkan
untuk aktivitas kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan juga sekaligus sebagai
mata pencaharian bagi pencari ikan, Perkebunan Sawit, Perladangan, Hutan Tanaman
Campuran yang diperuntukkan sebagai mata pencaharian dengan berburu, menyadap karet,
Area Keramat (kaleka), Area Pekuburan dan Semak Belukar
E.
Metode Investigasi
Berdasarkan latar belakang, profil singkat Wilmar, profil singkat perkebunan dan
pabrik kelapa sawit milik Wilmar serta gambaran umum desa-desa di sekitar area perkebunan
milik wilmar, peneliti memutuskan untuk menggunakan metode investigasi sbb :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
F.
Wawancara dengan kontak buruh yang ada sebagai sumber informasi dalam
pabrik
Wawancara dengan tokoh masyarakat atau perangkat desa
Pertemuan dengan masyarakat yang dirugikan oleh perusahaan
Pengumpulan berita dari media massa yang dapat dijadikan bahan pendukung
Dokumentasi fakta di lapangan
iii.
G.
G.1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Mustika Sembuluh (PT. MS)
Lokasi PT. Mustika Sembuluh
21
Proses investigasi lapangan oleh peneliti langsung dilakukan di dalam area komplek
Pabrik Kelapa Sawit PT. Mustika Sembuluh yang sekaligus menjadi pusat kantor regional
PKS dan seluruh perkebunan maupun pabrik kelapa sawit milik wilmar grup yang terletak di
propinsi Kalimantan tengah. Peneliti tidak menggunakan jalur legal formal karena
dikhawatirkan akan menemui hambatan teknis dan prosedural yang akan dihadapi oleh
peneliti.
Selain investigasi lapangan secara langsung, peneliti juga menggunakan kontakkontak yang ada sebagai sumber informasi, terutama untuk men-dokumentasikan
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kontak-kontak tersebut bekerja di
22
dalam PKS PT. MS dan sedang dalam masa training kerja selama 3 (tiga) bulan sebelum
dipindahkan ke pabrik baru PT. MSM.
Foto Pabrik Kelapa Sawit PT. Mustika Sembuluh
Dari hasil wawancara dengan kontak dan dokumentasi yang tersedia, peneliti
mendapatkan beberapa fakta tentang pelanggaran prinsip dan kriteria RSPO, diantaranya :
Pelanggaran atas Aturan Hukum
a. Tidak adanya Serikat Pekerja dalam pabrik, kantor maupun di perkebunan.
Buruh maupun karyawan pernah berusaha untuk melakukan inisiasi untuk
membentuk sebuah serikat pekerja guna memperjuangkan hak-hak normatifnya
sebagai pekerja sesuai dengan aturan Undang-undang Ketenagakerjaan (UUK)
no. 13 tahun 2003.
Namun usaha tersebut selalu dihalang-halangi oleh perusahaan dan
penggerak/inisiatornya biasanya mendapatkan teror atau intimidasi dari
manajemen perusahaan.
Fakta lain adalah pada saat tim penilai RSPO melakukan penilaian dan
kunjungan pada bulan Juni 2011, pihak perusahaan telah melakukan
23
penipuan dengan secara sepihak membuat serikat pekerja tanpa pernah ada
perundingan dengan buruh yang hanya diperuntukkan sesaat(hanya pada
b.
c.
d.
Harian Tetap).
Dinding kolam limbah pembuangan pabrik yang tidak dibangun sesuai dengan
standar sehingga memungkinkan untuk jebol.
Dari foto yang berhasil diambil, tampak dinding kolam limbah tidak dilapisi
dengan dinding beton dan jika musim hujan dapat meluber..
24
G.3 Desa Pondok Damar Kec. Mentaya Hilir Utara Kab. Seruyan
Proses investigasi di desa ini difokuskan pada perangkat desa yang selama ini aktif
memperjuangkan hak masyarakat yaitu Bapak. Mingadi selaku Kaur Umum. Berikut
beberapa hasil petikan wawancara yang direkam oleh peneliti.
i.
25
26
Secara umum relatif sama dengan desa pondok damar, seperti pemortalan yang telah
dilakukan oleh PT. MS1-MS2 telah menyebabkan akses antar desa menjadi
terhambat.
Pembebasan lahan milik masyarakat masih banyak menggantung namun perusahaan
tetap saja melakukan penanaman sawit.
ii. Kerusakan Lingkungan
27
Kerusakan Lingkungan
Bapak Lingai selaku sekdes menyatakan, beberapa waktu yang lalu banyak
ikan mati di hulu sungai seranau karena limbah dari PT. KKP, sungai di
pondok damar juga tercemar limbah pabrik.
Fakta lain dari hasil pemantauan sungai seranau yang membelah desa tanah
putih saat ini tak dapat lagi dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari
masyarakat karena telah tercemar oleh limbah.
iii.
Konflik Sosial
Masyarakat seakan terpecah-belah, tidak ada lagi persatuan. Bahkan sudah
sampai pada taraf sangat benci pada perusahaan. Terbukti sewaktu ada
pertandingan sepak bola 17 agustus-an melawan perusahaan. Terjadi
perkelahian walapun tim perusahaan juga sama-sama satu desa dan masih ada
ikatan keluarga.
H.
29
Berikut beberapa pernyataan dari Bapak Karnedy, warga desa Kenyala yang memiliki
tanah ulayat yang dicaplok oleh PT. KKP 3.
Sebelum ada pembebasan lahan yang dilakukan oleh KKP 3 awal tahun
2009 melalui tim inventaris desa yang berjumlah 6 orang yang merupakan
orang yang ditugaskan oleh perusahaan untuk membebaskan lahan
masyarakat. Saya bersama keluarga pada saat itu membuka lahan seluas
120 ha di desa palangan yang sekarang telah ditanami perusahaan KKP 3.
Tahun 2010, setelah melalui proses mediasi di kecamatan dilakukan
pengukuran oleh tim inventaris desa dan diakui tanah sisa 93 ha. Sebelum
mediasi, berbagai cara dilakukan oleh tim untuk menunda-nunda dengan
banyak alasan diantaranya nanti, belum ada alat ukur, belum ada tim
pengukur, pengukuran diukur oleh pengukur lain sehingga saya tidak bisa
segera mengurus SKT. Tapi, ada surat kesepakatan bersama dengan tim
inventaris dengan isi pengakuan kepemilikan tanah ulayat.(cat.
Permintaan pengukuran sudah diajukan sejak tahun 2008).
Tim inventaris sendiri meminta bagian 50% dari total lahan sebagai
imbalan pengurusan dan saya tidak mau. Akhirnya membuat berita acara
ke perusahaan untuk melakukan pengukuran.
Tanpa sepengetahuan saya, tiba-tiba perusahaan menanami sawit di lahan
saya yang ternyata Lahan saya telah dijual oleh tim inventaris desa
seharga 123 juta(1 ha = 1 juta). Lahan saya dijual oleh tim desa dengan
diam-diam dan atas sepengetahuan perusahaan.
Seluruh perusahaan Wilmar selalu menggunakan cara-cara seperti itu
(menggunakan tim desa) untuk mengambil tanah masyarakat, walaupun
sering juga muncul cekcok dan sengketa antar tim desa soal batas desa.
Perusahaan Wilmar seperti Mentaya Sawit Mas (MSM), PT. Karunia
Kencana PermaiSejati(KKP) sekarang menggunakan aparat kepolisian
30
31
masyarakat maksimal 1 juta per ha. Kebanyakan nilainya jauh dari itu
sehingga disebut uang toleransi.
MS 3 juga melakukan pemortalan jalan sehingga menyulitkan akses
masyarakat dalam sehari-harinya. Bahkan jalan Negara juga ditutup dan
ditanami sawit pada tahun 2003. Sempat dibongkar oleh masyarakat tapi
ditanami lagi. Jalan Negara itu menghubungkan desa tanahputih dan
muara bangkal. Tidak hanya itu, lahan pasir pun juga ditanami sawit oleh
perusahaan, tepatnya di daerah padang agung(kami menyebutnya).
I.
I.1
Kesimpulan
Prinsip dan Kriteria RSPO bagi Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
bertujuan untuk menjamin Perusahaan:
Tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan hukum yang berlaku
Bertanggungjawab atas perlindungan lingkungan hidup
Bertanggungjawab terhadap Konservasi keanekaragaman hayati
Membuka akses peluang untuk kerja, perolehan upah yang layak, lembur, dan
tunjangan lainnya.
Memiliki kepedulian dan berkontribusi secara langsung dalam pengembangan
sosial ekonomi masyarakat.
Menyediakan fasilitas perumahan, kebersihan dan dukungan pendidikan bagi
pekerjanya
Bertindak sesuai prosedur, terbuka dan adil dalam proses akuisisi lahan,
terutama menyangkut penyelesaian sengketa dengan masyarakat
Berdasarkan Data dan Fakta yang berhasil didapatkan oleh peneliti melalui investigasi
lapangan dan serangkaian wawancara dengan tokoh masyarakat, perangkat desa, kontakkontak maupun pertemuan bersama warga tentang Pelanggaran Prinsip dan Kriteria RSPO
oleh Perusahaan Kelapa Sawit milik Wilmar Grup, khususnya PT. Mustika Sembuluh dan PT.
Karunia Kencana PermaiSejati menunjukkan bahwa perusahaan milik Wilmar tersebut telah
melakukan pelanggaran Prinsip dan Kriteria RSPO. Pelanggaran tersebut secara umum
terbagi dalam kategori :
1. Pelanggaran atas aturan hukum
32
Terdiri dari :
-
Pelanggaran ketentuan yang termuat dalam ijin prinsip dan ijin lokasi
yaitu tentang Aksesibilitas bagi masyarakat
3. Dampak Sosial
Terdiri dari :
-
Punahnya nilai-nilai adat, budaya dan moral yang selama ini menjadi
pegangan hidup bagi masyarakat untuk membangun sistim kehidupan
yang lebih baik, seperti tradisi bahandep dalam membuka,
mengelola lahan.
I.2
Rekomendasi
1. Meningkatkan Partisipasi aktif dan Peran serta Masyarakat dalam memperjuangkan
hak-hak masyarakat terkait kewajiban perusahaan untuk memenuhi prinsip dan
kriteria RSPO melalui proses pendidikan luas yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat.
2. Membangun sebanyak-banyaknya komunitas dan organisasi-organisasi masyarakat
desa sebagai alat perjuangan merebut haknya.
3. Meningkatkan intensitas Publikasi dan Kampanye anti Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit milik Wilmar Grup karena terbukti melakukan pelanggaran atas prinsip dan
criteria RSPO yang menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan.
34
Lampiran 1
(Hasil rekap rekaman wawancara dan pertemuan dengan masyarakat)
Lampiran 2
Kliping Berita Media tentang pelanggaran ijin oleh Wilmar di Kalimantan tengah
HOME // BERITA
VHRmedia, Jakarta Indonesia Corruption Watch dan Dewan Etik Kontak Rakyat Borneo menduga 18
perusahaan perkebunan sawit melakukan korupsi izin usaha. Sebanyak 13 perusahaan yang melakukan
pelanggaran, memiliki sertifikat lestari dari Rountable Sustainable
Palm Oil (RSPO).
Ada sekitar 13 perusahaan yang melakukan pelanggaran hukum
serius. Padahal, perusahaan tersebut telah mendapat sertifikat
lestari RSPO, kata Dewan Etik Kontak Rakyat Borneo,
Hermawansyah, Kamis (11/11).
Menurut Hermawansyah, perusahaan yang melanggar adalah
Sime Darby, Wilmar International, PT Mustika Sembuluh, PT
Milano, PT Musim Mas, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk,
SIPEF, HOPL, Cargill, PT Hindoli, PT Hindoli SS, PT Bakeri Sumatera SS, PT Agrowiratama, PT Berkat Sawit
Sejati, PT Perkebunan Nusantara III, PT Sukajadi Sawit Mekar, PT Inti Indosawit Subur, dan PT First Mujur
Plantation & Industry.
"Pelanggaran melakukan penebangan tanpa izin penebangan kayu (IPK) oleh United Platation di Kalimantan
Tengah dan Cargill di Kalimantan Barat, serta pendudukan kawasan hutan secara ilegal oleh IOI di Kalbar.
Indikasi korupsi izin oleh Wilmar di Kalteng, penggusuran lokasi GERHAN oleh Sukajadi Sawit Mekar atau
Musim Mas di Kalteng, kata Hermawan.
Menurut Hermawan, ratusan perkebunan sawit belum melakukan proses sertifikasi RSPO. Kami yakin tanpa
seleksi dan evaluasi yang ketat, RSPO hanya akan menjadi arena legitimasi atau legalisasi perkebunan sawit
ilegal.
Indonesia Corruption Watch akan melaporkan kasus ini akan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Wakil
Koordinator ICW, Emerson Junto, mengatakan banyak kasus korupsi bidang sumber daya alam belum tersentuh
hukum. Kami akan laporkan ke KPK agar mereka segera menyelidiki, kata Emerson. (E1)
Foto: VHRmedia/ Nina Suartika
35
http://www.vhrmedia.com/13-Anggota-RSPO-Diduga-Korupsi-Izin-Perkebunan-berita6520.html
Lebih lanjut dia menjelaskan, hasil audit BPK RI (Februari 2009) secara jelas menyebutkan
bahwa perusahaan-perusahaan perkebunan sawit yang tidak memiliki IPKH dengan alasan
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Tengah, telah
dinyatakan tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Kehutanan. Bahkan, audit BPK RI tersebut merekomendasikan kepada Menhut
agar meminta bupati menghentikan kegiatan operasional perkebunan di kawasan hutan untuk
menghindari kerugian negara dan/atau kerusakan lingkungan yang lebih besar, ujarnya.
Awal Februari 2011, Menteri Kehutanan dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum
mengungkapkan, terdapat 352 perusahaan perkebunan sawit dengan luas setidaknya 4,6 juta
ha, namun hanya 67 perusahaan yang memiliki izin pelepasan kawasan hutan.
Sementara itu, Lektor Kepala Kebijakan Kehutanan Fakultas Kehutanan IPB, Dodik Ridho
Nurrochmat mengatakan, banyaknya perusahaan sawit yang tidak memiliki IPKH di Kalteng
kemungkinan disebabkan karena gubernur atau kepala daerah yang melepaskan kawasan
hutan tidak sesuai prosedur perundang-undangan. Banyak gubernur yang melepaskan
kawasan hutan seenaknya, terutama di wilayah Kalteng. Ini harus ditertibkan, kata Dodik
kepada Neraca, kemarin.
Menurut dia, untuk mengetahui permasalahannya harus diuraikan satu persatu duduk
perkaranya dan dimensinya. Disebutkannya, hal tersebut bisa saja karena ada dimensi
kejahatan, korban regulasi yang tumpang tindih atau ketidakakuratan peta. Kalau
dimensinya kejahatan harus diselidiki melalui jalur hukum pidana, ucap Dodik.
Sedangkan bila pelanggaran tersebut karena adanya regulasi yang tumpang tindih dan ketidak
akuran peta harus ditata ulang dan diverifikasi kembali. Memang bisa ada pengusaha yang
nakal. Tapi kan bisa juga pengusaha merasa sudah mengikuti aturan dan ternyata regulasinya
yang tumpang tindih atau petanya tidak akurat, ujarnya.
Penataan ulang dan verifikasi kembali tersebut, terang Dodik, harus dilakukan dengan cara
duduk bersama antar lintas sektor seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian,
Badan Pertanahan Nasional, pengusaha dan pemilik perkebunan rakyat dan pemda selaku
pembuat tata ruang daerah. Tata ruang ini memang jadi permasalahan di daerah, terutama
Kalteng. Di Kalteng, tata ruangnya nggak beres-beres, tandasnya.
Sedangkan ekonom FEUI, Ninasapti Triaswati mengatakan belum sampai dari sepertiga
provinsi yang ada di Indonesia menyelesaikan ratifikasi Rencana Tata Ruang Rencana
Wilayah (RTRW).
Menurut dia, memang sudah seharusnya perusahaan sawit untuk mengikuti aturan. Hanya
saja, kata dia, proses penegakan hukum tidak bisa dilakukan secara cepat. Penegakan hukum
tidak gampang. Di situ kita harus hati-hati siapa yang diuntungkan, katanya.
Terkait kontribusi industri sawit dan kehutanan terhadap perkonomian, Nina tidak
mengetahui angka pastinya. Di dalam PDB, share pertanian tidak terlalu besar, sekira 20 %.
Namun, secara spesipik per sektor lebih bervariasi lagi, tandasnya. ruhy/cahyo
http://www.neraca.co.id/2011/02/23/grup-bisnis-sawit-besar-diduga-terlibat/
37
38
39
http://hukumonline.com/berita/baca/lt4da3c68d16244/kemenhut-diminta-beri-kesempatan
40