PALANGKA RAYA
Isen Mulang
(Pantang Mundur)
ASPEK KEPENDUDUKAN
GAMBARAN UMUM
Pertanian
GAMBARAN UMUM
Perkebunan dan Kehutanan
Secara umum bahwa sumber daya hutan dan kebun adalah potensi yang sangat strategis untuk
wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar bagi perkembangan daerah Kota
Palangka Raya, yang diindikasikan dengan peranan Kehutanan dan Perkebunan dalam memberikan
kontribusi bagi daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja,
dan fungsi lain sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan yang memungkinkan untuk
diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.
Perikanan
Potensi perikanan di Kota Palangka Raya didukung oleh lebih kurang 104 buah danau, dengan
total luas sekitar 636,10 Ha. Danau–danau ini tersebar di berbagai wilayah Kota palangka Raya. Pada
Kecamatan Bukit Batu terdapat 45 buah danau (281,5 Ha), Kecamatan Rakumpit 42 buah (167,6 Ha),
Kecamatan Sabangau 10 buah (62 Ha), Kecamatan Pahandut 4 buah (90 Ha), dan Kecamatan Jekan
Raya 3 buah (35 Ha).
Peternakan
GAMBARAN UMUM
Pertambangan
Eksploitasi mineral golongan C di dalam memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material ban-
gunan untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya dan daerah sekitarnya, selama
ini disuplai oleh usaha tambang perorangan maupun badan usaha, yang saat ini masih aktif berproduksi
(memiliki ijin) adalah sebanyak 14 usaha pertambangan. Endapan batubara yang terdapat di Kecamatan
Rakumpit tersebar di Kelurahan Mungku-
baru, Kelurahan Gaung Baru dan
Kelurahan Sei Raung. Di Kelurahan
Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan
batubara dengan ketebalan 0,5 m dan
sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan
Gaung Baru dan Sei Raung tebal
batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m, dan singkapan lainnya tidak diketahui
ketebalannya karena terdapat di dasar anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar
hingga sekitar 40 miring ke arah Timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam hingga kecoklatan, dan
setempat masih terlihat adanya struktur sisa tanaman berupa ranting atau kayu.
GAMBARAN UMUM
Industri
Perkembangan industri di Kota Palangka Raya saat
ini sudah mulai memasuki industri skala besar, hal
ini ditandai dengan mulai beroperasinya industri
pabrik karet yang berlokasi di jalan Tjilik Riwut Km.
47 pada bulan Oktober 2009 yang lalu. Pabrik ka-
ret yang berada di bawah naungan PT. Borneo
Makmur Lestari ini, saat ini mampu memproduksi
Karet SIR 20/Crumb Rubber kurang lebih 600-800
ton per bulan (Kapasitas produksi rencana 1.500—
2.000 ton per bulan). Semua hasil produksinya di
ekspor ke negeri China. Perusahaan yang menem-
pati lahan seluas kurang lebih 20 Ha ini, mendapat suplai bahan baku selain dari wilayah Kalimantan
Tengah juga berasal dari wilayah Kalimantan Selatan.
Jumlah perusahaan Industri Kecil di Kota Palangka Raya tahun 2004 sebanyak 57 perusahaan sedangkan
pada tahun 2009 bertambah menjadi 713 perusahaan. Rata-rata pertumbuhan jumlah perusahaan industri
kecil selama 6 tahun sebesar 134 %. Pertumbuan yang luar biasa tinggi ini dikarenakan adanya kenaikan
yang luar biasa dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar 602 %.
GAMBARAN UMUM
Pariwisata
1. Museum Balanga
Museum Balanga terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 dengan luas kurang
lebih 5 (lima) Ha. Museum ini berada di dalam kota Palangka Raya dan
mudah untuk dikunjungi karena dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 12.00
WIB, dan ada petugas pemandu. Museum Belanga berkiprah sebagai
lembaga pelestarian, pendokumentasian, serta penyajian berbagai koleksi
peninggalan budaya suku Dayak dan segala yang berkaitan dengan se-
jarah kehidupan suku dayak, seperti ethnografika, barang-barang warisan
leluhur dayak yang banyak memiliki kekuatan megic. Di museum ini ter-
simpan juga berbagai alat tradisonal yang biasa dipakai oleh suku Dayak
pada jaman dahulu seperti Mihing (sebuah penangkap ikan tradisional), baju sakarut atau baju Ka-
rungkong Sulau, atau juga baju Basurat yang biasa dipakai pada upacara ritual, senjata-senjata suku
Dayak seperti Mandau, Sumpitan, Duhung, dan sebagainya.
2. Batu Banama
Obyek wisata ini terletak sekitar 35 Km dari pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh sekitar 50
menit dengan meng-gunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasi obyek wisata ini terletak
di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Jalan menuju obyek
wisata Batu Banama ini semua sudah diaspal sehingga mudah dicapai
baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Obyek wisata Batu Banama ini selain menawarkan panorama alam
yang indah juga dikategorikan sebagai wisata budaya, karena pada
areal lokasi ini terdapat situs Kaharingan, Pura Agung Sali Paseban/
Satya Dharma. Disamping itu, legenda mengenai cerita terjadinya
Batu Banama itu sendiri yang bila dilihat dari samping bentuknya mirip sebuah bahtera yang
terdampar. Di sekitar Cagar Budaya Alam Batu Banama ini terdapat Huma Patah (rumah Patahu) dan
pura integrasi antara agama Hindu Bali dan Agama Kaha-ringan masyarakat Dayak. Cagar Budaya Alam
Batu Banama ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat
GAMBARAN UMUM
3. Kum-kum
Lokasi wisata ini berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Palangka Raya,
dengan menggunakan kendaraan roda 2 (dua) atau 4 (empat) hanya
ditempuh dalam waktu kurang dari 10 (sepuluh) menit sudah sampai di
lokasi wisata tersebut. Lokasi wisata ini cocok sekali bagi mereka yang
sudah berkeluarga karena disediakan pondok-pondok peristirahatan yang
dapat disewa sambil menikmati suasana alam di tepian Sungai Kahayan.
Di lokasi kum-kum ini, selain terdapat beberapa jenis binatang seperti
buaya, beruang, monyet dan beberapa jenis burung, juga disediakan
beberapa permainan untuk anak-anak, dan pada hari-hari libur ditambah dengan suguhan pertunjukan
hiburan musik oleh artis-artis lokal Kota Palangka Raya.
4. Danau Tahai
Danau terletak di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, 29 Km arah Barat Kota Palangka
Raya ini adalah salah satu obyek wisata yang banyak mendapat kunjungan dari penduduk Palangka
Raya yang ingin bersantai dan rekreasi. Tersedia beberapa fasilitas hiburan, seperti pemancingan, sepeda
air, perahu motor, karaoke, jembatan gantung dan rumah makan. Danau Tahai merupakan danau tadah
hujan yang tidak besar, namun dihubungi oleh beberapa sungai-sungai kecil yang cocok bagi mereka yang
gemar memancing.
GAMBARAN UMUM
Danau Tahai
6. Rumah Betang
Rumah Betang (rumah panjang, rumah besar) merupakan
rumah adat Dayak. Sesuai dengan namanya rumah ini beru-
kuran besar yang mampu menampung puluhan orang atau ke-
luarga yang mempunyai ikatan keluarga. Rumah betang sudah
jarang ditemui, namun di Kota Palangka Raya terdapat satu
rumah betang yang sengaja dibangun sebagai percontohan di Jl.
D.I Penjaitan Kota Palangka Raya. Pada momen-momen ter-
tentu, di rumah betang ini sering dijadikan lokasi pertunjukan/
festival budaya Dayak. Rumah betang ini juga sering dijadikan
tempat/objek foto bagi sebagian masyarakat baik warga pen-
datang maupun lokal.
Walaupun rumah betang sudah semakin jarang dipergunakan
oleh masyarakat Dayak, namun falsafah hidup rumah betang
masih tertanam dan berkembang di dalam kehidupan masyara-
kat Dayak. Masyarakat
Dayak misalnya, sangat
menghargai perbedaan
dan itu cermin dalam ke-
hidupan rumah betang
dimana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari berbagai macam
kepercayaan atau agama. Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharin-
gan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun
berbeda-beda kepercayaan dan agama. Kekeluargaan, kegotong
royongan, persatuan dan kesatuan merupakan sikap dan prilaku ke-
hidupan sehari-hari masyarakat Dayak yang tercermin dalam falsa-
fah hidup rumah betang.
9. Sand- ung
Ngabe Sukah
Di Kota
KAPET DAS-KAKAB yang ditetapkan di Kota Palangka Raya ini, memberikan dampak besar bagi di-
namika pertumbuhan ekonomi wilayah, khususnya Kota Palangka Raya. Hal ini, dapat dicerminkan pada
kenyataan Kota Palangka Raya jadi pusat kegiatan ekonomi regional bahkan buat kawasan -kawasan
yang terkait dengan pengaruh seluruh kota-kota yang letaknya pada Wilayah Aliran Sungai (WAS) atau
DAS tersebut, baik yang ada di wilayah Kalimantan Tengah maupun di sebagian wilayah di luar wilayah
Kalimantan Tengah.
Sesuai dengan pada umumnya potensi dasar bagi kota-kota atau kawasan cepat tumbuh yang ada di
DAS untuk seluruh wilayah Kalimantan adalah potensi Perkebunan dan Kehutanan. Potensi Kehutanan
cenderung berada pada sebagan besar di daerah hulu sungai dan potensi perkebunan berada pada daerah
tengah dan hilir DAS.
Pada kenyataannya KAPET DAS-KAKAB ini mengalami penurunan, karena potensi kehutanan yang no-
tasinya produksi kayu-kayuan jadi menurun setelah adanya isu global warming serta maraknya tuduhan
illegal logging. Oleh karena itu Kota Palangka Raya sebagai Pusat DAS-KAKAB ini perlu dilakukan inovasi
baru, yaitu bukan lagi terfokus kepada eksploitasi potensi kehutanan, namun perlu adanya inovasi baru
guna menggali potensi lain di luar potensi kehutanan tersebut, potensi ini diantaranya adalah potensi pe-
manfaatan lahan gambut (PLG), dengan demikian kota Palngka Raya sebagai pusat diharapkan sebagaio
kota penggerak ekonomi baru dari kegiatan PLG, serta inovasi pemanfaatan kawasan sumberdaya hutan
yang tidak difokuskan ke kayu-kayuan melainkan ke aspek potensi lainnya yang terkait dengan hutan
sesuai dengan inovasi manajemen kehutanan dan pola penanganan hutan bersama rakyat setempat
(hutan rakyat, hutan produksi, dan jenis pemanfaatan hutan lainnya yang dapat menyokong ekonomi
warga khususnya serta umumnya untuk ekonomi wilayah.
Sebagai rangsangsang bagi menggeliatnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan difokuskan ke kegiatan
non kehutanan namun ke perkebunan dan pertambangan yang terkendali maka sewajarnya Kota
Palangka Raya ditetapkan sebagai PKN yang sudah ditunjang oleh inlet dan out let melalui infrastruktur
sarana transportasi udara, yakni keberadaan Bandara Tjilik Riwut, dan keberadaan pelabuhan-pelabuhan
sungai maupun pelabuhan-pelabuhan laut di daerah pesisir pantai laut Jawa.
ISU STRATEGIS
Kota Palangka Raya dengan berbagai masalah fisik karena kondisi gambut ini, masih tetap jadi perhatian
para teknorat, pelaku pembangunan, dan politisi untuk jadi wacana pilihan lokasi Ibukota NKRI masa de-
pan. Kota Palngka Raya yang disiapkan jadi pusat pemerintahan NKRI ditinjau dari kesediaan lahan me-
mang cukup besar, namun seluru lahan atau ruang yang ada masih tetap dalam status lahan kendali
karena karakteristik tanahnya rapuh serta bergambut yang dapat mempengaruhi harga pembangunan
yang cukup besar. Jadi seandainya jadi pilihan utama untuk Kota Palangka Raya sebagai Ibukota NKRI di
masa mendatang, perlu disiapkan seluruh infratrukturnya yang mendukung terselenggaranya Ibukota
NKRI, meski dengan biaya yang cukup tinggi untuk mengadakan riset dan teknologi yang memadai. Dan
tidak semuanya komponen ibukota NKRI itu difokuskan di wilayah Kota Palangka Raya, namun hanya
beberapa komponen saja yang dapat kotanya menampung, seperti halnya kegiatan industri itu ada di
kota Palangka Raya, melainkan hanya komponen kegiatan administrasi negara seperti istana negara dan
beberapa kementrian.
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:
mewujudkan Kota Palangka Raya menjadi kota pusat pendidikan dan penelitian, pemeliharaan
kelestarian alam, pusat jasa dan wisata budaya dengan falsafah budaya bentang menuju masyarakat
sejahtera.
Sedangkan, kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah Kota Palangka Raya, meliputi:
1. pengembangan sistem jaringan transportasi;
2. pengembangan sistem jaringan sumber daya air;
3. pengembangan sistem jaringan drainase
4. pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
5. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
6. pengembangan sistem jaringan persampahan;
7. pengembangan sistem jaringan prasarana sanitasi.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Strategi-strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah tersebut adalah:
^ Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Jalan adalah:
Mengembangkan jaringan jalan dalam Kota Palangka Raya untuk meningkatkan aksesibilitas
antar kawasan;
Merestrukturisasi pola jalan utama kota dengan pola linier yang disesuaikan dengan morfologi
kota;
Meningkatkan dan/atau membangun jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder untuk
meningkatkan aksesibilitas antara Pusat Pelayanan dengan Sub Pusat Pelayanan dan Pusat Unit
Lingkungan
Mengembangkan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan dan/atau persimpangan.
Strategi Pengembangan Terminal Angkutan adalah:
Mempertahankan keberadaan Kota Palangka Raya sebagai pusat regional dan atau Provinsi Ka-
limantan Tengah, karena Kota Palangka Raya memiliki simpul dan moda pertemuan transportasi
regional darat, sungai, dan udara;
Membangun tempat-tempat pemberhentian kendaraan umum di lokasi-lokasi strategis yang
memiliki bangkitan lalu lintas yang tinggi ;
Meniadakan terminal-terminal bayangan angkutan umum untuk kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor.
Strategi Pengembangan Rute Angkutan adalah:
Merencanakan rute-rute angkutan umum yang melintasi beberapa jalur dan kawasan pusat
kegiatan yang memiliki bangkitan lalulintas yang padat;
Membangun sistem transportasi massal untuk meningkatkan pelayanan publik untuk menghindari
kemacetan lalu lintas, seperti bus, angkutan umum yang memiliki ukuran dan kelas daya angkut
lebih banyak bagi pelayanan interaksi antar kawasan;
Menyediakan transportasi massal untuk melayani mobilitas dari dan ke Bandara Kota Palangka
Raya, serta kawasan kegiatan pendidikan tinggi dan penelitian yang telah di rencanakan baik di
Pusat Pelayanan Kota (PPK) maupun di setiap SPPK yang telah ditetapkan
Strategi Pengembangan Kawasan Pelabuhan adalah:
Mengembangkan Pelabuhan Rakyat Bereng Bangkirai dan pelabuhan di daerah Kelampangan
untuk meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana jalan, pergudangan dan kelengkapan
pelaksanaan pelabuhan sungai di wilayah kecamatan Sabangau;
Merencanakan, menata dan mengendalikan kawasan-kawasan sektor informal maupun formal
yang tersebar di Kawasan Pelabuhan menjadi kawasan yang dapat mendorong percepatan tum-
buhnya daerah setempat guna mendukung terwujudnya kota Palangka Raya sebagai kota jasa
dan perdagangan
^ Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Merehabilitasi instalasi dan membangun jaringan pipa air bersih untuk meningkatan kapasitas dan
mengurangi tingkat kebocoran;
Konservasi yang ketat untuk kawasan lindung yang berfungsi sebagai konservasi air dan tanah, serta
menjaga dan melestarikan kawasan-kawasan tangkapan air, hutan lindung dan sempadan sungai;
Meningkatkan kualitas air pada sumber-sumber mata air dan sungai beserta ekosistemnya;
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
^ Pengembangan Sistem Jaringan Drainase
Membangun sistem drainase baru pada kawasan permukiman padat;
Merawat dan memelihara saluran secara berkala;
Memprioritaskan pelayanan drainase pada kawasan terbangun dan kawasan rawan genangan air
hujan atau air buangan akibat limpasan debit air yang berlebihan dari jaringan drainase yang ada.
Memperbaiki dan merehabilitasi kawasan cagar budaya yang telah mengalami kerusakan;
Melarang kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan cagar budaya;
Mempertahankan dan mengembangkan bangunan dan lingkungan cagar budaya untuk kepentingan
sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kepariwisataan.
5. Pengendalian Kawasan Rawan Bencana
Mengarahkan pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana untuk kegiatan non budidaya yang
mempunyai resiko bahaya yang rendah,
Menetapkan bangunan atau fasilitas umum atau bangunan tertentu untuk tempat evakuasi bencana;
Mengurangi resiko bencana melalui penataan ulang kawasan, penerapan teknologi dan rekayasa
pada kawasan yang terlanjur sudah berkembang; dan
Meyiapkan jalur dan ruang evakuasi bencana.
6. Penetapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Mencegah terjadinya alih fungsi ruang terbuka hijau yang ada;
Menetapkan secara jelas batas-batas kawasan ruang terbuka hijau;
Mengembangkan ruang terbuka hijau berupa lahan konservasi dan resapan air, hutan kota, taman
kota, tempat pemakaman umum, lapangan olah raga, garis sempadan sungai dan danau, hutan
penelitian, serta lahan budidaya pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
Mengembangkan ruang terbuka hijau secara berjenjang mulai dari pusat unit lingkungan terkecil
hingga skala kota dengan standar kebutuhan ruang terbuka hijau;
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Meningkatkan aksesibilitas antarkawasan ruang terbuka hijau dengan kawasan permukiman, kawa-
san perdagangan, pendidikan, dan kawasan sosial lainnya;
Membangun fasilitas parkir kendaraan yang memadai pada kawasan-kawasan ruang terbuka hijau
yang difungsikan sebagai taman kota;
Mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan-kawasan rawan bencana alam;
Mempertahankan jalur-jalur hijau yang berada di sepanjang jaringan jalan sebagai salah satu unsur
perancangan kota kawasan Kota Palangka Raya;
Menerapkan ketentuan luas kawasan ruang terbuka hijau sebesar 30 persen dari total luas kawasan
Kota Palangka Raya yang terdiri dari 20 persen ruang terbuka hijau publik dan 10 persen ruang ter-
buka hijau privat;
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, yaitu pengembangan kawasan budidaya yang terpadu
sesuai dengan daya dukung lingkungan dengan strategi pengembangan pada masing -masing kawasan
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Peruntukan Permukiman
Meningkatkan kualitas kawasan permukiman perkotaan;
Penataan kawasan kumuh di wilayah perkotaan;
Pengembangan sarana dan prasarana permukiman: rumah hunian sederhana, dan KPR, BTN;
Membatasi perkembangan pola permukiman linier dan mengembangkan pola permukiman memusat
dengan pola intensifikasi maupun ekstensifikasi pemanfaatan lahan yang ada;
Menghindari pengembangan permukiman pada ruang terbuka hijau yang berada di kawasan perba-
tasan maupun luar pusat kota;
Menyediakan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang pada kawasan
permukiman dan mengoptimalkan fungsinya;
Menerapkan ketentuan-ketentuan teknis pembangunan permukiman terutama menyangkut inten-
sitas pemanfaatan lahan serta sempadan bangunan, dan sempadan sungai;
Mengatur dan menata kembali permukiman di sepanjang sempadan sungai yang sesuai dengan keari-
fan budaya lokal (budaya Betang).
2. Pengembangan Peruntukan Perkantoran
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan perkantoran yang sudah ada serta mengembang-
kan bangunan perkantoran di Kota Palangka Raya di setiap koridor jalur jalan utama kota pada Ke-
lurahan Menteng, Panarung, Palangka, dan Kelurahan Bukit Tunggal;
Menyediakan prasarana listrik, air bersih, telekomunikasi, drainase, persampahan, dan prasarana sani-
tasi yang memadai;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan perkantoran;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan perkantoran;
Membatasi pembangunan perkantoran pada kawasan ruang terbuka hijau;
Menghindari penetrasi kegiatan perkantoran pada kawasan permukiman;
Menetapkan zona kawasan permukiman, batas dan zona kawasan perkantoran, perdagangan dan
bisnis
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3. Pengembangan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Melakukan penataan ruang, zona-zona kawasan perdagangan dan jasa;
Mengembangkan pusat perdagangan, bisnis dan atau niaga skala internasional, nasional, regional,
dan lokal;
Meningkatkan aksesibilitas dari dan ke kawasan perdagangan dan jasa;
Mengembangkan aktivitas perdagangan dan jasa di tempat baru sebagai pusat -pusat pertumbuhan;
Memberikan ruang yang memadai untuk menampung aktivitas pedagang kaki lima di pusat -pusat
keramaian maupun kawasan perdagangan skala besar;
Menyediakan ruang parkir yang memadai di setiap kawasan perdagangan;
Meminimalisir penetrasi kegiatan perdagangan pada kawasan permukiman;
Menyediakan prasarana listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, persampahan, dan prasarana
sanitasi yang memadai pada kawasan pusat-pusat perdagangan;
Menyediakan sarana dan prasarana memadai bagi para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermo-
tor di kawasan-kawasan perdagangan dan jasa;
Mengoptimalkan fungsi-fungsi ruang terbuka hijau pada kawasan perdagangan.
4. Pengembangan Peruntukan Industri
Mengembangkan industri pengolahan berbasis pertanian;
Mengembangkan industri kerajinan penunjang kegiatan pariwisata;
Mengembangkan teknologi industri pengolahan yang berwawasan lingkungan;
Membangun kawasan pusat industri pengolahan maupun pusat-pusat industri kerajinan;
Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri;
Merelokasi dan/atau meminimalisir dampak lingkungan yang terjadi akibat industri pengolahan dan
industri kerajinan yang berada di sekitar kawasan permukiman;
Mengembangkan zona penyangga antara kawasan industri dengan kawasan permukiman maupun
aktivitas perkotaan lainnya
5. Pengembangan Peruntukan Pelayanan Umum
Strategi pengembangan peruntukan pendidikan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan pendidikan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan pendidikan;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan pendidikan.
Strategi pengembangan peruntukan kesehatan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan kesehatan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan kesehatan;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan kesehatan.
Strategi pengembangan peruntukan peribadatan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan peribadatan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai serta mengoptimalkan ruang terbuka hi-
jau di setiap kawasan peribadatan.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
6. Pengembangan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
Menyediakan ruang parkir dan untuk kegiatan sektor informal /PKL pada kawasan -kawasan yang
mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Menetapkan kawasan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk berdagang;
Menentukan waktu berdagang siang dan malam hari.
Melarang kegiatan sektor informal/PKL pada badan jalan, trotoar, dan tempat parkir.
Adapun strategi pemanfaatan ruang untuk struktur ruang di wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai
berikut:
1. Strategi untuk pembangunan pusat-pusat pelayanan Kota Palangka Raya secara merata didasarkan
pada kesesuaian fungsi pusat-pusat pelayanan, sebaran perumahan dan dukungan sistem transportasi,
meliputi:
Mengembangkan pusat pelayanan kota yang memiliki fungsi primer maupun fungsi sekunder melalui
revitalisasi pusat pelayanan kota (lama) dan pembangunan pusat pelayanan kota (baru);
Mengembangkan sub pusat pelayanan kota yang didukung oleh pusat pelayanan lingkungan dengan
upaya pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan Kota Palangka Raya;
Mengembangkan permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, pelayanan umum perkotaan
secara merata sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan;
Mengembangkan sistem transportasi yang berjenjang menghubungkan pusat -pusat pelayanan Kota
Palangka Raya.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
2. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan sumberdaya air, sistem jaringan drainase, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan persampahan, sistem jaringan prasarana sanitasi, jalur evakuasi bencana,
dan penyediaan sarana prasarana pejalan kaki, meliputi:
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang terpadu
antara jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur evakuasi bencana, dan transportasi massal yang berbasis
moda jalan;
Meningkatkan kualitas dan jaringan telekomunikasi yang mencapai seluruh pusat kegiatan dan
permukiman di Kota Palangka Raya;
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi dan kelistrikan untuk memenuhi
kebutuhan lapisan masyarakat Kota Palangka Raya;
Meningkatkan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya
rusak air berbasis pengelolaan wilayah sungai secara terpadu;
Meningkatkan kualitas dan pelayanan air bersih, drainase, persampahan, dan sistem sanitasi secara
terpadu dengan berbasis kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat;
Memanfaatkan jalan-jalan utama sebagai jalur evakuasi bencana;
Menyediakan sarana dan prasarana pejalan kaki di kanan-kiri jalan dan tepi sungai
Kebijakan pemanfaatan ruang kawasan lindung di Kota Palangka Raya, yakni melindungi,
mempertahankan, dan mengelola kawasan lindung untuk kelestarian lingkungan hidup dengan strategi
pada masing-masing jenis kawasan lindung adalah sebagai berikut:
1. Melindungi Kawasan Resapan Air
Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan untuk mendukung ketersediaan air tanah dan
penanggulangan banjir.
2. Mempertahankan Sempadan sungai
Membangun kawasan hijau yang memberikan perlindungan terhadap ekosistem sungai dan danau;
Menjaga kelestarian kawasan penyangga kanan dan kiri sempadan sungai serta danau.
3. Mempertahankan Kawasan Konservasi dan Cagar Budaya
Menjaga dan melestarikan situs-situs peninggalan sejarah serta kegiatan budaya Betang;
Melakukan pemugaran dan pemeliharaan kawasan cagar budaya untuk mendukung
pengembangan pariwisata
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4. Mengelola Kawasan Rawan Bencana
Mengelola kawasan rawan bencana untuk pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana
alam agar terlindungi dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara langsung dan tidak
langsung oleh manusia;
Mengelola kawasan rawan bencana diprioritaskan untuk perlindungan kawasan permukiman dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi perkotaan.
5. Mempertahankan Kawasan Ruang Terbuka
Menyediakan 30 persen ruang terbuka hijau dari luas Kota Palangka Raya;
Merevitalisasi dan memantapkan kualitas ruang terbuka hijau yang ada;
Melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan, peningkatan kualitas,
dan pemeliharaan ruang terbuka hijau baik publik maupun privat.
Transportasi air di wilayah Kota Palangka Raya yang memanfaatkan alur sungai Kahayan ini, sudah didu-
kung oleh adanya pelabuhan sungai, yaitu: Pelabuhan sungai di Rembang pada PPK Pahandut Kota
Palangka Raya, dan Pelabuhan Tangkiling Sub PPK Tangkiling Kecamatan Bukit Batu.
Dermaga Rambang
Transportasi Udara
Pengembangan transportasi udara diarahkan untuk
mendukung arus pergerakan yang sifatnya eksternal
kota, baik antar pulau, antar ibukota provinsi, maupun
antar wilayah yang lebih luas lagi guna memposisikan
fungsi Kota Palangka Raya sebagai PKN dan kota
pusat daratan Pu-
lau Kalimantan
(Center Borneo)
yang kerap jadi per-
hatian masyarakat internasional, ter-
utama dalam masalah global worn-
ing dan paru-paru dunia, serta isu
Kota Palangka Raya sebagai alter-
natif jadi Ibukota NKRI, khususnya untuk jadi kota pemerintahan dan
administrasi NKRI yang akan datang. Prasarana transportasi udara yang
ada di wilayah Kota Palangka Raya berupa pelabuhan udara
(bandara) Tjilik Riwut yang mampu untuk leanding/ mendaratnya
pesawat Boing 737/400 dan 737/500.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Saat sekarang pelayanan Bandara Tjilik Riwut tersebut untuk melayani pergerakan regional baik dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, maupun antar provinsi. Beberapa kota dalam provinsi yang mem-
punyai kaitan penerbangan dengan Kota Palangka Raya adalah Muara Tewe, Buntok, Sampit, dan Pang-
kalan Bun. Sementara kota di luar provinsi adalah Jakarta, Balikpapan, Bandung, Semarang, Surabaya,
dan Makasar.
Penataan jaringan drainase dan pengendalian banjir diarahkan untuk mendukung pemeliharaan jalan
agar tidak cepat rusak dan menciptakan sistem jaringan yang terhirarki yang meliputi saluran primer,
saluran sekunder dan saluran tersier. Prinsip pengembangan drainase adalah bagaimana mengalirkan air
permukaan secepat mungkin dari wilayah tangkapan airnya ke badan air pembuang. Aliran air dapat
diatur sedemikian rupa sehingga arahnya tepat mengikuti kemiringan, melayani seluruh wilayah
pelayanan, terpadu, meyeluruh dan terintegrasi antara saluran tersier sampai saluran primer. Untuk itu
perumusan masterplan drainase menjadi sangat penting dilakukan sehingga dapat dijadikan pedoman
untuk mengantisipasi persoalan drainase dimasa yang akan datang
Pembangunan saluran air hujan secara terbuka diarahkan di daerah dengan kerapatan bangunan rendah
karena murah dalam pembangunan dan mudah dalam pengoperasiannya. Sedangkan di daerah
perkotaan yang memiliki kerapatan bangunan tinggi diarahkan menggunakan saluran tertutup
Untuk wilayah Kota Palangka Raya kawasan rawan bencana yang sering terjadi, adalah bencana banjir
yang lokasinya sebagian besar di sepanjang sempadan sungai Kahayan dan sungai-sungai kecila lainnya
serta daerah cekungan. Hal ini sangat berkaitan dengan sistem drainase kota yang dipengaruhi oleh perbe-
daan elevasi tanah/lahan yang ada. Untuk itu arahan langkah-langkah pengelolaannya dilakukan melalui
pengaturan kegiatan warga masyarakat di kawasan rawan bencana alam guna melindungi warga dari
bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota
yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial
ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota serta mengatur
keseimbangan dan keserasian Peruntukan ruang.
Kegiatan budidaya yang berada pada kawasan lindung dan mengganggu fungsi lindung, maka fungsinya
dikembalikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan untuk kegiatan -kegiatan
baru yang dapat menganggu fungsi lindung perlu dibatasi.
KAWASAN LINDUNG
Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang direncanakan dengan fungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di
Kota Palangka Raya meliputi :
Area sempadan sungai Rungan/Kahayan dan sungai Sabangau,
Kawasan resapan air dan atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air, seperti halnya di
daerah utara kota di wilayah Kecamatan Rakumpit;
kawasan hutan rawa gambut di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan
Bereng Bengkel, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan
Tanjung Pinang, kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan Marang, kelurahan Danau Tahai, Kelurahan
Habaring Hurung, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan
Petuk Bukit, Kelurahan Pager, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Panjehang, dan Kelurahan Petuk
Barunai.
Luas keseluruhan yang direncanakannya untuk Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawa-
hannya mencapai 137.807,0 Ha atau 48,50 %. Pada kondisi eksisting kawasan yang dikatagorikan sebagai
kawasan untuk perlindungan daerah bawahannya ada 42,51 %, sehingga pencapaian luasan yang direnca-
nakan kedepannya kawasan ini menambah kurang lebih 5 - 6% dari total luas wilayah Kota Palangka
Raya (284.250 Ha).
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya sebagian besar terkonsentrasi di kawasan
sempadan sungai Rungan, dan beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sunga dan danau. Perlindungan terhadap sempadan sungai dan
danau dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dan danau dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu, merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.
Besaran luas GSS sebagai bagian dari kawasan lindung untuk perlindungan setempat di wilayah Kota
Palangka Raya, direncanakan 18.563 Ha atau 6.50 %. Sementara kawasan perlindungan setempat pada
kondisi eksisting seluas 11.832 Ha atau 4,16 %. Dari kondisi dan perbedaan yang ada merupakan hal yang
harus dicapai guna mewujudkan pola ruang mencapai 2,34 % atau perlu ada penambahan sebasar 6.731
Ha melalui upaya zonasi serta mendeliniasi kawasan yang memiliki fungsi serta peran perlindungan
setempat.
rumah hunian. Pengembangan kawasan permukiman baru lainnya diarahkan sesuai dengan rencana
kawasan kegiatan Industri serta kegiatan lainya, seperti di:
Sub PPK di kelurahan Kelampangan Kecamatan Sabangau, sebagai rencana peruntukan kawasan
kegiatan industri yang dikembangkan seiring dengan upaya pengembangan kawasan permukiman
ke arah pengisian secara intensifikasi untuk mendukung kegiatan industri dengan permukiman yang
memadai dan tetap aksesibilitasnya karena ada jalur jalan regional JLK dan pengembangan rencana
jaringan jalan lainnya (jalan lingkungan dan jalan sekunder) yang menghubungkan antar pusat -
pusat lingkngan di sekitarnya;
Sub PPK di kelurahan Kereng Bangkirai kecamatan Sabangau, ditetapkannya sebagai Sub PPK di di
kelurahan Kereng Bangkirai ini didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan eksisting yang
dominan oleh kegiatan kota. Kawasan ini sebagai kawasan penyangga serta kawasan arah
pengembangan PPK ke bagian selatan, hingga ke jalur sungai Sabangau, yang mencakup beberapa
pusat lingkungan kelurahan Sabaru dan sekitarnya.
Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Rendah
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan rendah diarahkan pada pinggiran
pusat-pusat lingkungan (PL) di setiap kelurahan sebagian besar untuk Hinterland serta penyangga Sub
PPK yang direncanakan, dengan rata-rata luas 200 m² per persil unit hunian perumahan.
Sub PPK Tangkiling yang mencakup beberapa PL diantaranya adalah kelurahan Marang, Tumbang
Tahai, Banturung, Sei Gohong dan kelurahan Kanarakan;
Sub PPK Petuk Bukit Kecamatan Rakumpit, meliputi pusat-pusat lingkungan di kelurahan Kanarakan,
Pager, Gaung Baru dan kelurahan Panjehang;
Sub PPK Mungku Baru yang meliputi pusat-pusat lingkungan permukiman di kelurahan Panjehang,
Petuk Barunai, Bukit Sua dan kelurahan Mungku Baru itu sendiri.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Kawasan permukiman khas di tepian dan daerah rawa Sungai maupun danau yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya khususnya dan pada umumnya di daratan pulau Kalimantan. Sudah menjadi bagian
penting yang perlu dilakukan penataan serta penertiban.
Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat kaitannya dengan penetapan areal sempadan
sungai dan danau. Untuk itu kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat lingkungan
kelurahan yang linier dengan jalur sungai Ranungan, Kahayan dan sungai Sabangau masih tetap di
berlakukan ketentuan lebar sempadannya 10-50 m dari air pasang tertinggi ke daratan, atau dari tepian
sungai dengan kedalam minimal 3 m ke arah daratan yang mencapai tingkat kedalaman kurang dari 3
minimal. Adapun kelurahan-kelurahan yang memiliki kawasan lanting yang akses dengan PPK Pahadut,
terutama dengan pusat kegiatan ekonomi adalah Kelurahan Pahandut Seberang dan kelurahan
Pahandut. Kelurahan Pahandut yang direncanakan sebagai kawasan water front city dan rencana
detailnya perlu dilakukan penyusunan RDTR kawasan.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran
Secara keseluruhan rencana kawasan peruntukan perkantoran di wilayah Kota Palangka Raya sampai
tahun 2030 mencapai luas 527 Ha atau kurang lebih 0,20 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka
Raya.
Industri
Secara keseluruhan pengembangan kawasan kegiatan industri direncanakan dengan luas 2.738 Ha atau 1,0
% dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya yang menempati kawasan Sub PPK di Kelampangan
dan pusat lingkungan kelurahan bereng Bengkel dan Tanjung Pinag Kecamatan Pahandut bagian selatan.
Pariwisata
Secara keseluruhan peruntukan pariwisata dalam rencana pola ruang wilayah Kota Palangka Raya diren-
canakan pada luasan lahan 13.353,00 Ha atau 4.7 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
Bandar Udara
Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional dan fungsi maupun peranan yang telah ditetapkan
dalam RTRW Nasional sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah didu-
kung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan sarana penunjang yang sudah ada.
Pengembangan Bandara Tjilik Riwut kedepannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau
0,10 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
GAMBARAN UMUM
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis Kota Palangkaraya adalah:
KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI CEPAT
^ Palangka Raya Metropolitan Area (PMA)
KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
^ Kawasan Hutan Penelitian di Kecamatan Sebangau
^ Kawasan Rehabilitasi Hewan dan Kebun Binatang di Kecamatan Bukit Batu