Anda di halaman 1dari 48

KOTA

PALANGKA RAYA
Isen Mulang
(Pantang Mundur)

Kota Palangka Raya merupakan Kota


terluas ke-3 di Indonesia .Secara umum
dapat dilihat sebagai sebuah Kota yang
memiliki 3 (tiga) wajah yaitu wajah
perkotaan, wajah pedesaan dan wajah
hutan .
GAMBARAN UMUM

LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS


Secara geografis Kota Palangka Raya terletak pada 113 0 30-1140 04’ Bujur Timur dan 1 0 30’-2 0 30’
Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas
Sebelah Timur : Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat : Kabupaten Katingan
Luas Wilayah Kota Palangka Raya adalah 284.250 Ha. Secara administrasi Kota Palangka Raya
dibagi menjadi 5 Kecamatan dan 30 Kelurahan, yaitu Kecamatan Pahandut dengan 6 Kelurahan, Kecama-
tan Sabangau dengan 6 kelurahan, Kecamatan Jekan Raya dengan 4 kelurahan, Kecamatan Bukit Batu
dengan 7 desa/kelurahan dan Kecamatan Rakumpit dengan 7 Kelurahan.

ASPEK FISIK DASAR


Wilayah Kota Palangka Raya bentukan bentang alam atau morfologi yang memiliki kondisi datar
hingga landai dan tidak dijumpai per-
bukitan tajam melainkan perbukitan ha-
lus (tanpa ada perbukitan curam) den-
gan Tingkat kemiringan lahan di daerah
berbukit kurang dari 40%. Sedangkan
daerah dataran terdapat di bagian sela-
tan Wilayah Kota Palangka Raya yang
terdiri dari dataran rendah dan rawa, dengan ketinggian kurang dari 40 m dari permukaan laut dengan
kemiringan 0 – 8%.
Air permukaan yang ada di wilayah Kota Palangka Raya sebagian besar merupakan air permu-
kaan dari sungai. Sungai yang melintasi wilayah Kota Palangka Raya, yaitu sungai Ranungan/Kahayan
dan sungai Sabangau, serta sungai-sungai kecil yang masih dalam cakupan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kahayan. Seluruh wilayah Kota Palangka Raya adalah wilayah yang posisinya berada pada DAS Kahayan.
Hingga saat sekarang pemanfaatan air baku bagi kepentingan kebutuhan air bersih/air minum seluruhnya
di pasok dari air permukaan atau air sungai, terutama sungai Kahayan.
Cakupan air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah
air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur timba atau
sumur pompa, baik pompa
tangan maupun pompa
tenaga listrik. Secara umum
rata-rata kedalaman sumur
yang tersebar di sebagian
masyarakat Kota Palangka
Raya, terutama di daerah
terbangun PPK dan Sub
PPK, yaitu rata-rata mini-
mal pada kedalaman sumur
2 meter dan maksimum 5
meter sudah di peroleh air
sumur pada masa musim
penghujan. Dan pada masa musim penghujan rata pada kedalaman sumur minimal 5 m hingga maksimal
7 meter dapat diperoleh air sumur.
GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM

ASPEK KEPENDUDUKAN
GAMBARAN UMUM

POTENSI EKONOMI WILAYAH

Pertanian
GAMBARAN UMUM
Perkebunan dan Kehutanan
Secara umum bahwa sumber daya hutan dan kebun adalah potensi yang sangat strategis untuk
wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar bagi perkembangan daerah Kota
Palangka Raya, yang diindikasikan dengan peranan Kehutanan dan Perkebunan dalam memberikan
kontribusi bagi daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja,
dan fungsi lain sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan yang memungkinkan untuk
diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.

Perikanan

Potensi perikanan di Kota Palangka Raya didukung oleh lebih kurang 104 buah danau, dengan
total luas sekitar 636,10 Ha. Danau–danau ini tersebar di berbagai wilayah Kota palangka Raya. Pada
Kecamatan Bukit Batu terdapat 45 buah danau (281,5 Ha), Kecamatan Rakumpit 42 buah (167,6 Ha),
Kecamatan Sabangau 10 buah (62 Ha), Kecamatan Pahandut 4 buah (90 Ha), dan Kecamatan Jekan
Raya 3 buah (35 Ha).

Peternakan
GAMBARAN UMUM

Pertambangan
Eksploitasi mineral golongan C di dalam memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material ban-
gunan untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya dan daerah sekitarnya, selama
ini disuplai oleh usaha tambang perorangan maupun badan usaha, yang saat ini masih aktif berproduksi
(memiliki ijin) adalah sebanyak 14 usaha pertambangan. Endapan batubara yang terdapat di Kecamatan
Rakumpit tersebar di Kelurahan Mungku-
baru, Kelurahan Gaung Baru dan
Kelurahan Sei Raung. Di Kelurahan
Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan
batubara dengan ketebalan 0,5 m dan
sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan
Gaung Baru dan Sei Raung tebal
batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m, dan singkapan lainnya tidak diketahui
ketebalannya karena terdapat di dasar anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar
hingga sekitar 40 miring ke arah Timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam hingga kecoklatan, dan
setempat masih terlihat adanya struktur sisa tanaman berupa ranting atau kayu.
GAMBARAN UMUM

Industri
Perkembangan industri di Kota Palangka Raya saat
ini sudah mulai memasuki industri skala besar, hal
ini ditandai dengan mulai beroperasinya industri
pabrik karet yang berlokasi di jalan Tjilik Riwut Km.
47 pada bulan Oktober 2009 yang lalu. Pabrik ka-
ret yang berada di bawah naungan PT. Borneo
Makmur Lestari ini, saat ini mampu memproduksi
Karet SIR 20/Crumb Rubber kurang lebih 600-800
ton per bulan (Kapasitas produksi rencana 1.500—
2.000 ton per bulan). Semua hasil produksinya di
ekspor ke negeri China. Perusahaan yang menem-
pati lahan seluas kurang lebih 20 Ha ini, mendapat suplai bahan baku selain dari wilayah Kalimantan
Tengah juga berasal dari wilayah Kalimantan Selatan.
Jumlah perusahaan Industri Kecil di Kota Palangka Raya tahun 2004 sebanyak 57 perusahaan sedangkan
pada tahun 2009 bertambah menjadi 713 perusahaan. Rata-rata pertumbuhan jumlah perusahaan industri
kecil selama 6 tahun sebesar 134 %. Pertumbuan yang luar biasa tinggi ini dikarenakan adanya kenaikan
yang luar biasa dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar 602 %.
GAMBARAN UMUM

Pariwisata
1. Museum Balanga
Museum Balanga terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 dengan luas kurang
lebih 5 (lima) Ha. Museum ini berada di dalam kota Palangka Raya dan
mudah untuk dikunjungi karena dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 12.00
WIB, dan ada petugas pemandu. Museum Belanga berkiprah sebagai
lembaga pelestarian, pendokumentasian, serta penyajian berbagai koleksi
peninggalan budaya suku Dayak dan segala yang berkaitan dengan se-
jarah kehidupan suku dayak, seperti ethnografika, barang-barang warisan
leluhur dayak yang banyak memiliki kekuatan megic. Di museum ini ter-
simpan juga berbagai alat tradisonal yang biasa dipakai oleh suku Dayak
pada jaman dahulu seperti Mihing (sebuah penangkap ikan tradisional), baju sakarut atau baju Ka-
rungkong Sulau, atau juga baju Basurat yang biasa dipakai pada upacara ritual, senjata-senjata suku
Dayak seperti Mandau, Sumpitan, Duhung, dan sebagainya.

2. Batu Banama
Obyek wisata ini terletak sekitar 35 Km dari pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh sekitar 50
menit dengan meng-gunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasi obyek wisata ini terletak
di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Jalan menuju obyek
wisata Batu Banama ini semua sudah diaspal sehingga mudah dicapai
baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Obyek wisata Batu Banama ini selain menawarkan panorama alam
yang indah juga dikategorikan sebagai wisata budaya, karena pada
areal lokasi ini terdapat situs Kaharingan, Pura Agung Sali Paseban/
Satya Dharma. Disamping itu, legenda mengenai cerita terjadinya
Batu Banama itu sendiri yang bila dilihat dari samping bentuknya mirip sebuah bahtera yang
terdampar. Di sekitar Cagar Budaya Alam Batu Banama ini terdapat Huma Patah (rumah Patahu) dan
pura integrasi antara agama Hindu Bali dan Agama Kaha-ringan masyarakat Dayak. Cagar Budaya Alam
Batu Banama ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat
GAMBARAN UMUM

3. Kum-kum
Lokasi wisata ini berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Palangka Raya,
dengan menggunakan kendaraan roda 2 (dua) atau 4 (empat) hanya
ditempuh dalam waktu kurang dari 10 (sepuluh) menit sudah sampai di
lokasi wisata tersebut. Lokasi wisata ini cocok sekali bagi mereka yang
sudah berkeluarga karena disediakan pondok-pondok peristirahatan yang
dapat disewa sambil menikmati suasana alam di tepian Sungai Kahayan.
Di lokasi kum-kum ini, selain terdapat beberapa jenis binatang seperti
buaya, beruang, monyet dan beberapa jenis burung, juga disediakan
beberapa permainan untuk anak-anak, dan pada hari-hari libur ditambah dengan suguhan pertunjukan
hiburan musik oleh artis-artis lokal Kota Palangka Raya.

4. Danau Tahai
Danau terletak di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, 29 Km arah Barat Kota Palangka
Raya ini adalah salah satu obyek wisata yang banyak mendapat kunjungan dari penduduk Palangka
Raya yang ingin bersantai dan rekreasi. Tersedia beberapa fasilitas hiburan, seperti pemancingan, sepeda
air, perahu motor, karaoke, jembatan gantung dan rumah makan. Danau Tahai merupakan danau tadah
hujan yang tidak besar, namun dihubungi oleh beberapa sungai-sungai kecil yang cocok bagi mereka yang
gemar memancing.
GAMBARAN UMUM

Danau Tahai

5. Arboretum Nyaru Menteng


Arboretum Nyaru Menteng terletak di sebelah Timur Jalan Tjilik Riwut
Km 28 dari Kota Palangka Raya menuju Kota Sampit. Secara adminis-
tratif terletak di wilayah Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit
Batu. Arboretum ini dibangun pada tahun 1988 merupakan bekas areal
HPH yang telah dieksploitasi pada tahun 1974. Luasnya 65,2 Ha, meru-
pakan kawasan pelestarian plasma nuftah ekosistem hutan rawa, terma-
suk ke type hutan tropika dataran rendah dengan kondisi tanah berawa
dan bergambut. Di Arboretum ini terdapat berbagai jenis tumbuhan
yang dapat digolongkan kedalam 43 famili dengan jumlah species 139 jenis, termasuk jenis tumbuhan
langka. Disamping itu, di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis burung, biawak, ular, monyet dan juga
orang utan.
GAMBARAN UMUM

6. Rumah Betang
Rumah Betang (rumah panjang, rumah besar) merupakan
rumah adat Dayak. Sesuai dengan namanya rumah ini beru-
kuran besar yang mampu menampung puluhan orang atau ke-
luarga yang mempunyai ikatan keluarga. Rumah betang sudah
jarang ditemui, namun di Kota Palangka Raya terdapat satu
rumah betang yang sengaja dibangun sebagai percontohan di Jl.
D.I Penjaitan Kota Palangka Raya. Pada momen-momen ter-
tentu, di rumah betang ini sering dijadikan lokasi pertunjukan/
festival budaya Dayak. Rumah betang ini juga sering dijadikan
tempat/objek foto bagi sebagian masyarakat baik warga pen-
datang maupun lokal.
Walaupun rumah betang sudah semakin jarang dipergunakan
oleh masyarakat Dayak, namun falsafah hidup rumah betang
masih tertanam dan berkembang di dalam kehidupan masyara-
kat Dayak. Masyarakat
Dayak misalnya, sangat
menghargai perbedaan
dan itu cermin dalam ke-
hidupan rumah betang
dimana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari berbagai macam
kepercayaan atau agama. Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharin-
gan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun
berbeda-beda kepercayaan dan agama. Kekeluargaan, kegotong
royongan, persatuan dan kesatuan merupakan sikap dan prilaku ke-
hidupan sehari-hari masyarakat Dayak yang tercermin dalam falsa-
fah hidup rumah betang.

7. Perahu Wisata Susur Sungai


Perahu wisata yang diberi nama Rahai’i Pangun ini, merupakan perahu wisata yang dibuat dengan konsep
tradisionil-modern (hasil rancangan pembuat perahu lokal dan arsitek kapal dari perancis). Perahu wisata
ini memiliki 5 (lima) dobel kabin yang terletak di bawah dek dengan 3 (tiga) kamar mandi (western style)
yang sangat nyaman. Dek tengah di bagian belakang dengan dapur, ruang makan, dan tempat duduk
yang dilengkapi dengan perpustakaan dan snack-bar. Dek atas dengan atap terpaulin, kursi lipat dan sofa
rotan untuk bersantai dan melihat keunikan sungai di Kalimantan Tengah.
Kapal wisata ini melayani berbagai paket wisata seperti, paket liburan keluarga, jamuan makan siang,
pesta ulang tahun, pertemuan/rapat, dll.
Terdapat 4 (empat) rute wisata susur sungai yang ditawarkan, yaitu:
^ Rute Pemancingan (lokasi Danau Tundai, Sungai Rungan dan sekitarnya)
^ Rute Wisata, atraksi burung elang (lokasi Sungai Kahayan)
^ Rute Wisata Orang Utan (lokasi Pulau Kaja Tangkiling)
^ Rute Wisata Pilihan (lokasi Bukit Rawi-Sandung Tmg. Surapati; lokasi pulau monyet, dll.)
GAMBARAN UMUM

8. Monumen Tugu Soekarno


Monumen ini, merupakan lokasi pemancangan tiang
pertama Pembangunan Kota Palangka Raya yang
dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia
SOEKARNO pada tanggal 17
Juli 1957. Monumen yang
terletak di jantung Kota
Palangka Raya ini tepatnya
di J alan S. P ar man,
menempati areal seluas 2,5
ha, dibuka bagi semua pengunjung setiap hari.
Lokasi monumen ini sangat mudah dijangkau
karena dilintasi jalur angkutan kota, semua jenis kendaraan dapat mencapai lokasi tersebut juga bagi para
pejalan kaki.

9. Sand- ung
Ngabe Sukah
Di Kota

Palangka Raya terdapat Sandung Ngabe Sukah, terletak di Jl.


GAMBARAN UMUM

10. Taman Nasional Sabangau


Taman Nasional Sabangau yang terletak di antara Sungai Katingan dan Sungai Sebangau ini memiliki luas
sekitar 568.700 Ha. Kawasan Taman Nasional ini mencakup 3 (tiga) wilayah administrasi, yaitu Kabupaten
Katingan, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. Ditunjuk melalui Keputusan Menteri
Kehutanan No. 423/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Kawasan ini merupakan salah satu
perwakilan ekosistem hutan rawa gambut yang masih tersisa di Kalimantan Tengah setelah Proyek
Pertanian Lahan Gambut Sejuta Hektar yang telah gagal, daerah ini juga memiliki keanekaragaman
hayati yang sangat bernilai bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Menurut data CIMTROP, badan
peneliti hutan rawa gambut dari Universitas Palangka Raya ada sekitar 166 jenis flora, 106 jenis burung, 36
jenis ikan dan 35 jenis mamalia dengan spesies kunci orang utan yang diperkirakan berjumlah 2.500–4.500
ekor.
ISU STRATEGIS

1. Kota Palangka Raya Sebagai PKN dan Pusat KAPET-DAS KAKAB


Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Papua dan Kaliman-
tan Timur, dengan luas kurang lebih 153.564 Km2 atau 1,5 kali luas Pulau Jawa. Ibukota Provinsi Kaliman-
tan Tengah ini adalah Kota Palangka Raya. Kota Palangka Raya adalah suatu kota pusat pemerintahan
provinsi dan kota yang letaknya juga berada di pedalaman daratan Kalimantan Tengah, persisnya simetris
berada pada perwilayah sistem Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni diantara sungai-sungai yang melintasi
wilayah Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Atas pertimbangan kondisi, dan keberadaan letak maupun
posisi ini, maka Kota Palangka Raya dinyatakan sebagi kota yang difungsikan sebagai pusat DAS KAKAB
(Kapuas, Kahayan dan Barito).

KAPET DAS-KAKAB yang ditetapkan di Kota Palangka Raya ini, memberikan dampak besar bagi di-
namika pertumbuhan ekonomi wilayah, khususnya Kota Palangka Raya. Hal ini, dapat dicerminkan pada
kenyataan Kota Palangka Raya jadi pusat kegiatan ekonomi regional bahkan buat kawasan -kawasan
yang terkait dengan pengaruh seluruh kota-kota yang letaknya pada Wilayah Aliran Sungai (WAS) atau
DAS tersebut, baik yang ada di wilayah Kalimantan Tengah maupun di sebagian wilayah di luar wilayah
Kalimantan Tengah.

Sesuai dengan pada umumnya potensi dasar bagi kota-kota atau kawasan cepat tumbuh yang ada di
DAS untuk seluruh wilayah Kalimantan adalah potensi Perkebunan dan Kehutanan. Potensi Kehutanan
cenderung berada pada sebagan besar di daerah hulu sungai dan potensi perkebunan berada pada daerah
tengah dan hilir DAS.

Pada kenyataannya KAPET DAS-KAKAB ini mengalami penurunan, karena potensi kehutanan yang no-
tasinya produksi kayu-kayuan jadi menurun setelah adanya isu global warming serta maraknya tuduhan
illegal logging. Oleh karena itu Kota Palangka Raya sebagai Pusat DAS-KAKAB ini perlu dilakukan inovasi
baru, yaitu bukan lagi terfokus kepada eksploitasi potensi kehutanan, namun perlu adanya inovasi baru
guna menggali potensi lain di luar potensi kehutanan tersebut, potensi ini diantaranya adalah potensi pe-
manfaatan lahan gambut (PLG), dengan demikian kota Palngka Raya sebagai pusat diharapkan sebagaio
kota penggerak ekonomi baru dari kegiatan PLG, serta inovasi pemanfaatan kawasan sumberdaya hutan
yang tidak difokuskan ke kayu-kayuan melainkan ke aspek potensi lainnya yang terkait dengan hutan
sesuai dengan inovasi manajemen kehutanan dan pola penanganan hutan bersama rakyat setempat
(hutan rakyat, hutan produksi, dan jenis pemanfaatan hutan lainnya yang dapat menyokong ekonomi
warga khususnya serta umumnya untuk ekonomi wilayah.

Sebagai rangsangsang bagi menggeliatnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan difokuskan ke kegiatan
non kehutanan namun ke perkebunan dan pertambangan yang terkendali maka sewajarnya Kota
Palangka Raya ditetapkan sebagai PKN yang sudah ditunjang oleh inlet dan out let melalui infrastruktur
sarana transportasi udara, yakni keberadaan Bandara Tjilik Riwut, dan keberadaan pelabuhan-pelabuhan
sungai maupun pelabuhan-pelabuhan laut di daerah pesisir pantai laut Jawa.
ISU STRATEGIS

2. Kota Palangka Raya Alternatif Ibukota NKRI


Sebagai Menindak lanjuti gagasan serta imajiner dari Presiden RI Pertama Ir. Soekarno tahun 1957, maka
Kota Palangka Raya ditetapkan sebagai kota pilihan untuk pusat pemerintahan NKRI atau Ibukota RI.
Kota Palangka Raya yang semula dinamika perkembangan dan pertumbuhannya tertumpu pada trans-
portasi perairan sungai Kahayan dan Sabangau, maka sekarang kota Palngka Raya tumbuh dan berkem-
bang yang cukup pesat selain karena transportasi sungai tersebut, juga karena telah terealisasinya rencana
fisik jalan trans Kalimantan dan jalan lintas Kalimantan (JLK) yang sudah mencapai 75 % jaringan jalan na-
sional menghubungkan antar berbagai pusat-pusat kota provinsi dan pusat-pusat kegiatan PKN maupun
PKW di seluruh daratan Kalimantan.

Kota Palangka Raya dengan berbagai masalah fisik karena kondisi gambut ini, masih tetap jadi perhatian
para teknorat, pelaku pembangunan, dan politisi untuk jadi wacana pilihan lokasi Ibukota NKRI masa de-
pan. Kota Palngka Raya yang disiapkan jadi pusat pemerintahan NKRI ditinjau dari kesediaan lahan me-
mang cukup besar, namun seluru lahan atau ruang yang ada masih tetap dalam status lahan kendali
karena karakteristik tanahnya rapuh serta bergambut yang dapat mempengaruhi harga pembangunan
yang cukup besar. Jadi seandainya jadi pilihan utama untuk Kota Palangka Raya sebagai Ibukota NKRI di
masa mendatang, perlu disiapkan seluruh infratrukturnya yang mendukung terselenggaranya Ibukota
NKRI, meski dengan biaya yang cukup tinggi untuk mengadakan riset dan teknologi yang memadai. Dan
tidak semuanya komponen ibukota NKRI itu difokuskan di wilayah Kota Palangka Raya, namun hanya
beberapa komponen saja yang dapat kotanya menampung, seperti halnya kegiatan industri itu ada di
kota Palangka Raya, melainkan hanya komponen kegiatan administrasi negara seperti istana negara dan
beberapa kementrian.
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:
mewujudkan Kota Palangka Raya menjadi kota pusat pendidikan dan penelitian, pemeliharaan
kelestarian alam, pusat jasa dan wisata budaya dengan falsafah budaya bentang menuju masyarakat
sejahtera.

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Kota


Pengembangan pusat pelayanan Kota Palangka Raya dirumuskan ke dalam tiga kebijakan, yaitu
penetapan Pusat Pelayanan Kota, penetapan Sub-pusat Pelayanan Kota, dan penetapan Pusat Unit
Lingkungan. Adapun strategi-strategi dari penetapan pusat dan sub-pusat pelayanan tersebut adalah:
^ Penetapan Pusat Pelayanan Kota
Meningkatkan fungsi pemerintahan regional di wilayah Kecamatan Pahandut ;
Merevitalisasi kawasan pusat perdagangan sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa regional
di PPK Pahandut dan sekitarnya;
Pengembangan kawasan perdagangan di kelurahan Langkai, Kelurahan Menteng dan Kelurahan
Palangka,
Meningkatkan dan mengembangkan fungsi pendidikan tinggi dan penelitian di Kelurahan Tumbang
Rungan Kecamatan Pahandut.
Membangun, merehabilitasi, serta memelihara sistem transportasi, fasilitas, dan utilitas kota yang
mendukung fungsi kawasan serta fungsi pelayanan kota
^ Penetapan Sub-Pusat Pelayanan Kota
Meningkatkan fungsi pemerintahan skala kecamatan di 5 (lima) kecamatan yang ada di wilayah
Kota Palangka Raya ;
Pusat Pelayanan Kota di Kecamamatan Pahandut;
Sub Pusat Pelayanan Kota Kalampangan di Kecamatan Sabangau;
Sub Pusat Pelayanan Kota Bereng Bangkirai di Kecamatan Sabangau;
Sub Pusat Pelayanan Kota Tangkiling di Kecamatan Bukit Batu;
Sub Pusat Pelayanan Kota Petuk Bukit di Kecamatan Rakumpit;
Sub Pusat Pelayanan Kota Mungku Baru di Kecamatan Rakumpit.
Mendorong pembangunan pasar skala kecamatan
^ Penetapan Pusat Lingkungan
Strategi yang dilakukan dalam menetapkan pusat lingkungan di Kota Palangka Raya adalah
membentuk pusat unit lingkungan yang mendukung pusat pelayanan kota dan Sub Pusat Pelayanan
Kota baik di bidang sosial dan ekonomi

Sedangkan, kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah Kota Palangka Raya, meliputi:
1. pengembangan sistem jaringan transportasi;
2. pengembangan sistem jaringan sumber daya air;
3. pengembangan sistem jaringan drainase
4. pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
5. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
6. pengembangan sistem jaringan persampahan;
7. pengembangan sistem jaringan prasarana sanitasi.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Strategi-strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah tersebut adalah:
^ Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Jalan adalah:
Mengembangkan jaringan jalan dalam Kota Palangka Raya untuk meningkatkan aksesibilitas
antar kawasan;
Merestrukturisasi pola jalan utama kota dengan pola linier yang disesuaikan dengan morfologi
kota;
Meningkatkan dan/atau membangun jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder untuk
meningkatkan aksesibilitas antara Pusat Pelayanan dengan Sub Pusat Pelayanan dan Pusat Unit
Lingkungan
Mengembangkan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan dan/atau persimpangan.
Strategi Pengembangan Terminal Angkutan adalah:
Mempertahankan keberadaan Kota Palangka Raya sebagai pusat regional dan atau Provinsi Ka-
limantan Tengah, karena Kota Palangka Raya memiliki simpul dan moda pertemuan transportasi
regional darat, sungai, dan udara;
Membangun tempat-tempat pemberhentian kendaraan umum di lokasi-lokasi strategis yang
memiliki bangkitan lalu lintas yang tinggi ;
Meniadakan terminal-terminal bayangan angkutan umum untuk kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor.
Strategi Pengembangan Rute Angkutan adalah:
Merencanakan rute-rute angkutan umum yang melintasi beberapa jalur dan kawasan pusat
kegiatan yang memiliki bangkitan lalulintas yang padat;
Membangun sistem transportasi massal untuk meningkatkan pelayanan publik untuk menghindari
kemacetan lalu lintas, seperti bus, angkutan umum yang memiliki ukuran dan kelas daya angkut
lebih banyak bagi pelayanan interaksi antar kawasan;
Menyediakan transportasi massal untuk melayani mobilitas dari dan ke Bandara Kota Palangka
Raya, serta kawasan kegiatan pendidikan tinggi dan penelitian yang telah di rencanakan baik di
Pusat Pelayanan Kota (PPK) maupun di setiap SPPK yang telah ditetapkan
Strategi Pengembangan Kawasan Pelabuhan adalah:
Mengembangkan Pelabuhan Rakyat Bereng Bangkirai dan pelabuhan di daerah Kelampangan
untuk meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana jalan, pergudangan dan kelengkapan
pelaksanaan pelabuhan sungai di wilayah kecamatan Sabangau;
Merencanakan, menata dan mengendalikan kawasan-kawasan sektor informal maupun formal
yang tersebar di Kawasan Pelabuhan menjadi kawasan yang dapat mendorong percepatan tum-
buhnya daerah setempat guna mendukung terwujudnya kota Palangka Raya sebagai kota jasa
dan perdagangan
^ Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Merehabilitasi instalasi dan membangun jaringan pipa air bersih untuk meningkatan kapasitas dan
mengurangi tingkat kebocoran;
Konservasi yang ketat untuk kawasan lindung yang berfungsi sebagai konservasi air dan tanah, serta
menjaga dan melestarikan kawasan-kawasan tangkapan air, hutan lindung dan sempadan sungai;
Meningkatkan kualitas air pada sumber-sumber mata air dan sungai beserta ekosistemnya;
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
^ Pengembangan Sistem Jaringan Drainase
Membangun sistem drainase baru pada kawasan permukiman padat;
Merawat dan memelihara saluran secara berkala;
Memprioritaskan pelayanan drainase pada kawasan terbangun dan kawasan rawan genangan air
hujan atau air buangan akibat limpasan debit air yang berlebihan dari jaringan drainase yang ada.

^ Pengembangan Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan


Percepatan pemenuhan kebutuhan listrik dan perluasan jangkauan pelayanan jaringan listrik
dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya energi;
Pengembangan jaringan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap energi tak
terbarukan.

^ Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi


Pengembangan jaringan dan peningkatan pelayanan telekomunikasi secara merata dan seimbang;
Penyediaan ruang untuk menara telepon seluler secara kolektif.

^ Pengembangan Sistem Jaringan Persampahan


Pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan;
Memperbaiki sistem pengelolaan sampah terpadu di setiap pusat unit lingkungan;
Pengelolaan sampah skala individu langsung pada sumbernya.

^ Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi


Pengembangan sistem penanganan limbah;
Pengembangan sistem perpipaan air limbah;
Pengembangan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL);
Pelayanan sistem penanganan limbah.

^ Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana


Membuka jalur-jalur evakuasi bencana pada kawasan yang rawan bencana;
Meyediakan sarana dan prasarana evakuasi bencana pada jalur evakuasi;
Menyediakan hidran umum di kawasan yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan bangunan
yang rapat

^ Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pejalan kaki


Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pejalan kaki berupa trotoar di kiri dan kanan jalan;
Menyediakan sarana dan prasarana pejalan kaki di tepi Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai
Sabangau .
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Kota
Kebijakan pengelolaan kawasan lindung di Kota Palangka Raya, yakni penetapan, pengelolaan, dan pe-
meliharaan kawasan lindung untuk kelestarian lingkungan hidup dengan strategi pengelolaan pada
masing-masing jenis kawasan lindung adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Kawasan Resapan Air
Mencegah alih fungsi lahan kawasan resapan air terhadap kegiatan budidaya;
Mengembangkan kegiatan penghijauan pada kawasan resapan air.
2. Pengendalian Kawasan Sempadan Sungai
Mencegah pengembangan kegiatan budidaya di sepanjang sempadan sungai yang dapat meng-
ganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik, serta dasar sungai dan alirannya;
Mengembangkan jalur hijau pada kawasan sempadan sungai;
Menyediakan jalan inspeksi di sepanjang sempadan sungai.
3. Pemeliharaan Kawasan Sekitar Mata Air
Memperhatikan dan menerapkan standar pengelolaan air permukaan dan pedoman konservasi air
yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Daerah;
Membangun bangunan perlindungan mata air pada lokasi-lokasi mata air yang belum dilindungi.
4. Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya
Memantapkan fungsi perlindungan pada kawasan cagar budaya;

Memperbaiki dan merehabilitasi kawasan cagar budaya yang telah mengalami kerusakan;
Melarang kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan cagar budaya;
Mempertahankan dan mengembangkan bangunan dan lingkungan cagar budaya untuk kepentingan
sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kepariwisataan.
5. Pengendalian Kawasan Rawan Bencana
Mengarahkan pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana untuk kegiatan non budidaya yang
mempunyai resiko bahaya yang rendah,
Menetapkan bangunan atau fasilitas umum atau bangunan tertentu untuk tempat evakuasi bencana;
Mengurangi resiko bencana melalui penataan ulang kawasan, penerapan teknologi dan rekayasa
pada kawasan yang terlanjur sudah berkembang; dan
Meyiapkan jalur dan ruang evakuasi bencana.
6. Penetapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Mencegah terjadinya alih fungsi ruang terbuka hijau yang ada;
Menetapkan secara jelas batas-batas kawasan ruang terbuka hijau;
Mengembangkan ruang terbuka hijau berupa lahan konservasi dan resapan air, hutan kota, taman
kota, tempat pemakaman umum, lapangan olah raga, garis sempadan sungai dan danau, hutan
penelitian, serta lahan budidaya pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
Mengembangkan ruang terbuka hijau secara berjenjang mulai dari pusat unit lingkungan terkecil
hingga skala kota dengan standar kebutuhan ruang terbuka hijau;
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Meningkatkan aksesibilitas antarkawasan ruang terbuka hijau dengan kawasan permukiman, kawa-
san perdagangan, pendidikan, dan kawasan sosial lainnya;
Membangun fasilitas parkir kendaraan yang memadai pada kawasan-kawasan ruang terbuka hijau
yang difungsikan sebagai taman kota;
Mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan-kawasan rawan bencana alam;
Mempertahankan jalur-jalur hijau yang berada di sepanjang jaringan jalan sebagai salah satu unsur
perancangan kota kawasan Kota Palangka Raya;
Menerapkan ketentuan luas kawasan ruang terbuka hijau sebesar 30 persen dari total luas kawasan
Kota Palangka Raya yang terdiri dari 20 persen ruang terbuka hijau publik dan 10 persen ruang ter-
buka hijau privat;

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, yaitu pengembangan kawasan budidaya yang terpadu
sesuai dengan daya dukung lingkungan dengan strategi pengembangan pada masing -masing kawasan
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Peruntukan Permukiman
Meningkatkan kualitas kawasan permukiman perkotaan;
Penataan kawasan kumuh di wilayah perkotaan;
Pengembangan sarana dan prasarana permukiman: rumah hunian sederhana, dan KPR, BTN;
Membatasi perkembangan pola permukiman linier dan mengembangkan pola permukiman memusat
dengan pola intensifikasi maupun ekstensifikasi pemanfaatan lahan yang ada;
Menghindari pengembangan permukiman pada ruang terbuka hijau yang berada di kawasan perba-
tasan maupun luar pusat kota;
Menyediakan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang pada kawasan
permukiman dan mengoptimalkan fungsinya;
Menerapkan ketentuan-ketentuan teknis pembangunan permukiman terutama menyangkut inten-
sitas pemanfaatan lahan serta sempadan bangunan, dan sempadan sungai;
Mengatur dan menata kembali permukiman di sepanjang sempadan sungai yang sesuai dengan keari-
fan budaya lokal (budaya Betang).
2. Pengembangan Peruntukan Perkantoran
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan perkantoran yang sudah ada serta mengembang-
kan bangunan perkantoran di Kota Palangka Raya di setiap koridor jalur jalan utama kota pada Ke-
lurahan Menteng, Panarung, Palangka, dan Kelurahan Bukit Tunggal;
Menyediakan prasarana listrik, air bersih, telekomunikasi, drainase, persampahan, dan prasarana sani-
tasi yang memadai;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan perkantoran;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan perkantoran;
Membatasi pembangunan perkantoran pada kawasan ruang terbuka hijau;
Menghindari penetrasi kegiatan perkantoran pada kawasan permukiman;
Menetapkan zona kawasan permukiman, batas dan zona kawasan perkantoran, perdagangan dan
bisnis
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3. Pengembangan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Melakukan penataan ruang, zona-zona kawasan perdagangan dan jasa;
Mengembangkan pusat perdagangan, bisnis dan atau niaga skala internasional, nasional, regional,
dan lokal;
Meningkatkan aksesibilitas dari dan ke kawasan perdagangan dan jasa;
Mengembangkan aktivitas perdagangan dan jasa di tempat baru sebagai pusat -pusat pertumbuhan;
Memberikan ruang yang memadai untuk menampung aktivitas pedagang kaki lima di pusat -pusat
keramaian maupun kawasan perdagangan skala besar;
Menyediakan ruang parkir yang memadai di setiap kawasan perdagangan;
Meminimalisir penetrasi kegiatan perdagangan pada kawasan permukiman;
Menyediakan prasarana listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, persampahan, dan prasarana
sanitasi yang memadai pada kawasan pusat-pusat perdagangan;
Menyediakan sarana dan prasarana memadai bagi para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermo-
tor di kawasan-kawasan perdagangan dan jasa;
Mengoptimalkan fungsi-fungsi ruang terbuka hijau pada kawasan perdagangan.
4. Pengembangan Peruntukan Industri
Mengembangkan industri pengolahan berbasis pertanian;
Mengembangkan industri kerajinan penunjang kegiatan pariwisata;
Mengembangkan teknologi industri pengolahan yang berwawasan lingkungan;
Membangun kawasan pusat industri pengolahan maupun pusat-pusat industri kerajinan;
Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri;
Merelokasi dan/atau meminimalisir dampak lingkungan yang terjadi akibat industri pengolahan dan
industri kerajinan yang berada di sekitar kawasan permukiman;
Mengembangkan zona penyangga antara kawasan industri dengan kawasan permukiman maupun
aktivitas perkotaan lainnya
5. Pengembangan Peruntukan Pelayanan Umum
Strategi pengembangan peruntukan pendidikan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan pendidikan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan pendidikan;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan pendidikan.
Strategi pengembangan peruntukan kesehatan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan kesehatan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan kesehatan;
Menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan kesehatan.
Strategi pengembangan peruntukan peribadatan adalah:
Meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan peribadatan yang sudah ada;
Menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai serta mengoptimalkan ruang terbuka hi-
jau di setiap kawasan peribadatan.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
6. Pengembangan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
Menyediakan ruang parkir dan untuk kegiatan sektor informal /PKL pada kawasan -kawasan yang
mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Menetapkan kawasan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk berdagang;
Menentukan waktu berdagang siang dan malam hari.
Melarang kegiatan sektor informal/PKL pada badan jalan, trotoar, dan tempat parkir.

7. Pengembangan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana


Menyiapkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada setiap bangunan dan/atau kawasan publik;
Menyediakan tempat, ruang terbuka dan/atau bangunan-bangunan yang akan digunakan sebagai
ruang evakuasi bencana.

8. Pengembangan Peruntukan Pariwisata


Melakukan penataan ruang kawasan pariwisata;
Menyediakan ruang publik yang memadai di setiap destinasi pariwisata;
Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata (DTW) baru;
Mengembangkan inovasi dalam promosi pariwisata;
Mengembangkan paket-paket pariwisata terpadu serta sarana dan prasarana tour pariwisata kota;
Membangun kawasan pariwisata yang menarik dengan dukungan sarana dan prasarana yang me-
madai;
Mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pariwisata;
Menerapkan Sapta Pesona;
Memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata;
Mengembangkan seni, budaya, dan kepurbakalaan daerah sebagai aset pariwisata;
Mengembangkan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri kerajinan untuk mendukung kegiatan
pariwisata.
9. Pengembangan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau
Menyediakan ruang terbuka non hijau, sebagai fasilitas umum pada pusat-pusat kegiatan permuki-
man dan non permukiman;
Menyediakan ruang terbuka non hijau pada kawasan keterpaduan sarana dan prasarana transpor-
tasi terbuka;
Mengembangkan kawasan ruang terbuka non hijau secara berjenjang pada berbagai kawasan;
Mengembangkan pemanfaatan bahan material atau desain dari kawasan ruang terbuka non hijau
dengan tetap memperhatikan daya serap air permukaan;
Pelarangan kegiatan atau bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan;
Kawasan ruang terbuka non hijau dilengkapi dengan elemen pelengkap dan sarana untuk kegiatan
di dalamnya secara memadai.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

10. Pengembangan Peruntukan Pertanian


Meminimalisir konversi lahan pertanian irigasi teknis menjadi lahan terbangun dan/atau aktivitas
budidaya non pertanian;
Mengembangkan lahan pertanian menjadi lahan dengan komoditas hortikultura, taman kota, dan/
atau hutan kota pada kawasan pertanian yang tidak memiliki dukungan prasarana irigasi me-
madai untuk mempertahankan fungsi kawasan sebagai ruang terbuka hijau;
Mengembangkan sarana prasarana irigasi pertanian;
Mengembangkan produk pertanian unggulan yang berorientasi agro industri.
11. Strategi pengembangan peruntukan ruang bagi kegiatan pendidikan tinggi dan penelitian, meliputi:
Memanfaatkan Kawasan Suaka Alam dan atau Taman Sabangau;
Memanfaatkan keberadaan lahan rawa gambut dan membudidayakan potensi rawa gambut

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota


Adapun strategi pengembangan kawasan strategis di wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Cepat
Mengembangkan pembangunan kawasan dengan KLB tinggi dan KDB rendah dengan pola
pemanfaatan ruang;
Mengembangkan peningkatan jaringan jalan yang terpadu pada kawasan ini;
Menyediakan kawasan-kawasan sektor informal yang prospektif dan berdaya tarik tinggi pada lokasi
-lokasi yang mendukung terwujudnya kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa, dan
Wisata Berkualitas, Tertata dan Berwawasan Lingkungan, Menuju Masyarakat Sejahtera sesuai den-
gan Falsafah Budaya Bentang: pusat perdagangan grosir/wholeshale, dan retail (eceran) skala re-
gional dan kota;
Pembangunan kawasan yang memiliki fungsi pelayanan internasional, nasional, regional, dan lokal;
Mengembangkan sentra-sentra bisnis berwawasan budaya;
Mengembangkan Kawasan Bukit Tangkiling sebagai kawasan pariwisata yaitu wisata alam, religi,
dan buatan;
Mengembangkan Kawasan Kota Tepian Sungai Kahayan sebagai kawasan pariwisata buatan;
Mengembangkan sebagian kelurahan Bukit Tunggal sebagai kawasan pemerintahan;
Mengembangkan sebagian Kelurahan Langkai, Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka sebagai ka-
wasan perdagangan dan jasa;
Mengembangkan sebagian Kelurahan Panarung sebagai kawasan bandara.
Mengembangkan sebagian Kelurahan Kalampangan, Kameloh Baru dan Bereng Bengkel sebagai ka-
wasan industri
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
2. Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Mengembangkan kawasan pendidikan dan penelitian di sebagian Kelurahan Pahandut dan Kelura-
han Tumbang Rungan
Mengembangkan daerah Tugu Monument sejarah kota Palangka Raya di Kelurahan Pahandut dan
sekitarnya;
Mengembangkan dan menata kembali kota lama Pahandut, ke arah Selatan (SPPK Kereng Bang-
kirai dan SPPK Kalampangan Kecamatan Sabangau) dan ke arah Utara, yaitu ke PUL Bukit Tunggal
di wilayah Kecamatan Jekan Raya;
Mengembangkan hutan wisata dan Bandar Budaya Dayak (Marang) di Kecamatan Jekan Raya
3. Pengembangan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Strategi pengembangan sempadan sungai dan danau, adalah:
Menata sempadan sungai dan danau di sepanjang Sungai kahayan, Sungai Sebangau, sebagai
upaya pengendali banjir;
Menyediakan ruang terbuka hijau;
Mendorong program peremajaan lingkungan hilir sungai tersebut menjadi kawasan konservasi
dengan peremajaan terbatas terhadap beberapa kegiatan pembangunan yang direncanakan di
dalamnya;
Menyediakan jalan inspeksi pada kiri kanan sempadan sungai.
Strategi pengembangan kawasan lindung adalah menjaga konsistensi kawasan dengan meminimalisir
kegiatan budidaya di sekitar kawasan lindung.
Strategi pengembangan kawasan hutan kota dan hutan penelitian adalah menjaga konsistensi kawa-
san hutan kota dengan mengembangkan kegiatan budidaya untuk kelestarian sumberdaya dan ling-
kungan.

Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang untuk Struktur Ruang


Kebijakan pemanfaatan ruang untuk struktur ruang di wilayah Kota Palangka Raya meliputi:
Kebijakan pembangunan pusat-pusat pelayanan Kota Palangka Raya secara merata didasarkan pada
kesesuaian fungsi pusat-pusat pelayanan, sebaran permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa,
pelayanan umum, serta dukungan sistem transportasi;
Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan transportasi, sistem jaringan
sumberdaya air, sistem jaringan drainase, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomu-
nikasi, sistem jaringan persampahan, sistem jaringan prasarana sanitasi.

Adapun strategi pemanfaatan ruang untuk struktur ruang di wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai
berikut:
1. Strategi untuk pembangunan pusat-pusat pelayanan Kota Palangka Raya secara merata didasarkan
pada kesesuaian fungsi pusat-pusat pelayanan, sebaran perumahan dan dukungan sistem transportasi,
meliputi:
Mengembangkan pusat pelayanan kota yang memiliki fungsi primer maupun fungsi sekunder melalui
revitalisasi pusat pelayanan kota (lama) dan pembangunan pusat pelayanan kota (baru);
Mengembangkan sub pusat pelayanan kota yang didukung oleh pusat pelayanan lingkungan dengan
upaya pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan Kota Palangka Raya;
Mengembangkan permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, pelayanan umum perkotaan
secara merata sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan;
Mengembangkan sistem transportasi yang berjenjang menghubungkan pusat -pusat pelayanan Kota
Palangka Raya.
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
2. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan sumberdaya air, sistem jaringan drainase, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan persampahan, sistem jaringan prasarana sanitasi, jalur evakuasi bencana,
dan penyediaan sarana prasarana pejalan kaki, meliputi:
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang terpadu
antara jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur evakuasi bencana, dan transportasi massal yang berbasis
moda jalan;
Meningkatkan kualitas dan jaringan telekomunikasi yang mencapai seluruh pusat kegiatan dan
permukiman di Kota Palangka Raya;
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi dan kelistrikan untuk memenuhi
kebutuhan lapisan masyarakat Kota Palangka Raya;
Meningkatkan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya
rusak air berbasis pengelolaan wilayah sungai secara terpadu;
Meningkatkan kualitas dan pelayanan air bersih, drainase, persampahan, dan sistem sanitasi secara
terpadu dengan berbasis kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat;
Memanfaatkan jalan-jalan utama sebagai jalur evakuasi bencana;
Menyediakan sarana dan prasarana pejalan kaki di kanan-kiri jalan dan tepi sungai

Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang untuk Pola Ruang


Kebijakan pemanfaatan ruang untuk pola ruang di wilayah Kota Palangka Raya meliputi:
Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung;
Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya.

Kebijakan pemanfaatan ruang kawasan lindung di Kota Palangka Raya, yakni melindungi,
mempertahankan, dan mengelola kawasan lindung untuk kelestarian lingkungan hidup dengan strategi
pada masing-masing jenis kawasan lindung adalah sebagai berikut:
1. Melindungi Kawasan Resapan Air
Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan untuk mendukung ketersediaan air tanah dan
penanggulangan banjir.
2. Mempertahankan Sempadan sungai
Membangun kawasan hijau yang memberikan perlindungan terhadap ekosistem sungai dan danau;
Menjaga kelestarian kawasan penyangga kanan dan kiri sempadan sungai serta danau.
3. Mempertahankan Kawasan Konservasi dan Cagar Budaya
Menjaga dan melestarikan situs-situs peninggalan sejarah serta kegiatan budaya Betang;
Melakukan pemugaran dan pemeliharaan kawasan cagar budaya untuk mendukung
pengembangan pariwisata
GAMBARAN UMUM
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4. Mengelola Kawasan Rawan Bencana
Mengelola kawasan rawan bencana untuk pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana
alam agar terlindungi dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara langsung dan tidak
langsung oleh manusia;
Mengelola kawasan rawan bencana diprioritaskan untuk perlindungan kawasan permukiman dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi perkotaan.
5. Mempertahankan Kawasan Ruang Terbuka
Menyediakan 30 persen ruang terbuka hijau dari luas Kota Palangka Raya;
Merevitalisasi dan memantapkan kualitas ruang terbuka hijau yang ada;
Melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan, peningkatan kualitas,
dan pemeliharaan ruang terbuka hijau baik publik maupun privat.

Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota


Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang kota meliputi:
Meningkatkan perencanaan dan pengawasan penataan ruang;
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
Intensifikasi dan ekstensifikasi perizinan seperti: ijin lokasi, ijin pemanfaatan air tanah, ruang terbuka
umum dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);
Meningkatkan sistem pengawasan dan penertiban bangunan.
Strategi peningkatan perencanaan dan pengawasan penataan ruang meliputi:
Membentuk tim pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang kota;
Mengadakan razia secara berkesinambungan terhadap pemanfaatan ruang kota;
Mengadakan pelatihan teknis pemanfaatan ruang kota;
Memperbanyak referensi mengenai penataan fisik kota melalui studi banding ke kota-kota yang le-
bih maju.
Strategi peningkatan pelayanan kepada masyarakat meliputi:
Menyederhanakan persyaratan;
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam hal teknis maupun pelayanan;
Meningkatkan sarana kerja dan fasilitas pelayanan.
Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi perijinan mendirikan bangunan meliputi:
Melakukan program pemutihan perijinan;
Meningkatkan kualitas pelayanan pengurusan perijinan;
Mengintensifkan sosialisasi perijinan;
Meningkatkan koordinasi antar dinas instansi terkait.
Strategi peningkatan sistem pengawasan dan penertiban bangunan meliputi:
Pengendalian pemanfaatan lahan dengan cara menertibkan ijin lokasi;
Diwajibkan memenuhi persyaratan adanya IMB sehingga bangunan yang akan dibangun sesuai seca-
ra administrasi dan teknis
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
HIRARKI PUSAT PELAYANAN WILAYAH KOTA
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
SISTEM JARINGAN PRASARANA
Transportasi Darat
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah Kota Palangka Raya selanjutnya akan dibedakan
sesuai dengan tingkat pelayanan, yaitu:
a. Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer,meliputi:
Dari Arah jalan Tjilik Riwut ke arah jalan RTA Milono melalui rencana lingkar luar.
b. Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor primer, meliputi:
Persimpangan Jl.Lingkar Luar-Jl. Tjilik Riwut-Jl. Imam Bonjol-Jl. Kapten Tendean-Jl. S Parman-Jl. A Yani-Jl.
Dr Murjani-Jl. Diponogoro-Jl. Suprapto-Jl. RTA Milono hingga persimpangan jalan lingkar luar;
c. Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder, meliputi:
Jl. G. Obos-Jl. Terusan G. Obos;
Rencana Pengembangan jalan lingkar kolektor baru yang menghubungkan terusan lingkar Dalam-
jalur jalan arteri sekunder, yaitu Jl. RTA. Milono;
Jl. Yos Sudarso-Jl. Terusan Yos Sudarso sampai jalan Lingkar Luar;
Jl. Garuda- Jl. Terusan Jalan Garuda sampai jalan lingkar dalam;
Jl. Tingang-Jl. Terusan Jalan Tingang hingga Arteri Primer (lingkar Luar);
Jl. Seth Adji-Jl. Ganis A;
Jl. Damang Batu-Jl. Beruk Angis-Jl. Lambung Mangkurat-Jl. Sangga Buana-Jl. Bukit Raya-Jl. Rajawali
sampai Arteri Primer (lingkar Luar);
Jl. Temanggung Tilung-Terusan Jalan Temanggung Tilung melingkar melalui persimpangan dengan
jalan lingkar dalam sampai persimpangan jalan lingkar luar.
Pengembangan sistem jaringan jalan lokal dikembangkan pada setiap ruas jalan.
Pengembangan sistem jaringan jalan lingkungan dikembangkan pada jalan tiap-tiap lingkungan

Rencana Penanganan Jalan sebagaimana dilakukan melalui:


a. Pembangunan Jalan
Pembangunan jalan Outer Ring Road:
Pembangunan Poros Jalan Bukit Sua-Petuk Berunai.
Pembangunan Poros Jalan Simp Bukit Sua-Sungai Rungan (takaras camp):
Pembangunan Poros Jalan Petuk Barunai-Panjehang:
Pembangunan Poros Jalan Panjehang-Gaung Baru;
b. Peningkatan Jalan
Peningkatan Poros Jalan Tumbang Taleken km 71-sungai rungan
Peningkatan jalan Poros Petuk Katimpun
Peningkatan jalan Bengaris-Pelabuhan Tj Pinang
Peningkatan Jalan Karanggan Simpang-Kasiba
Peningkatan Jalan Kalampangan-Bereng Bengkel
c. Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan jalan di prioritaskan pada jalur-jalur jalan yang kondisinya rusak/ rusak berat.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Pengembangan terminal di Kota Palangka Raya terdiri dari :
Terminal Regional, di Gerbang masuk km.8. terminal ini juga difungsikan sebagai terminal dalam kota.
Terminal Kota, direncanakan di gerbang masuk kota km.8 bersatu dengan terminal regional.
Sub-sub terminal di simpang jalan RTA. Milono dengan jalan lingkar luar dan jalan Darmo Sugondo
Adapun titik-titik yang direncanakan untuk pengembangan terminal di Kota Palangka Raya adalah
sebagai berikut :
Kota Palangka Raya sebagai terminal utama karena merupakan kawasan pusat pengembangan
utama titik pertemuan transportasi regional darat dan sungai
Kota Tangkiling sebagai pusat terminal ke dua dan titik pertemuan transportasi darat dan sungai
Kawasan petuk bukit sebagai titik pertemuan transportasi jalan dan sungai menuju kawasan permuki-
man
Kawasan bereng bangkirai sebagai titik pertemuan transportasi regional darat yang melayani kawasan
permukiman
Kawasan bereng bengkel sebagai titik pertemuan transportasi jalan darat sengai menuju kawasan per-
mukiman.
Alternatif penanganan sirkulasi di kawasan pusat kegiatan Kota Palangka Raya, adalah :
1. Memanfaatkan grid jalan lokal untuk menuju jalan utama di jalur Jln Jend.l A. Yani dan Jln Tjilik Riwut,
2. Mempercepat penyelesaian peningkatan pembangunan trace jalan yang tembus ke jalur jalan alternatif
di Jln. Lingkar Selatan.
3. Penanganan sirkulasi dan pergerakan arus lalu lintas antara Kota Palangka Raya dengan kota-kota
lainnya, secara umum ditimbulkan oleh tarikan atau bangkitan kegiatan di kawasan pusat kota, dengan
demikian sirkulasi regional dikembangkan melalui jalur jalan arteri primer atau jalan kolektor primer
yang direncanakan.

Terminal AKAP W.A. Gara


GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Transportasi Sungai
Moda transportasi sungai khususnya sungai Kahayan perlu dikembangkan dan ditingkatkan, terutama un-
tuk Sub PPK di Mungku Baru dan sekitarnya yang saat sekarang sarana transportasi daratnya masih ter-
batas, serta beberapa desa yang umumnya di bagian Utara kota, transportasnya yang memanfaatkan
perairan sungai Kahayan masih dominan dimanfaatkan bagi kegiatan mobilisasinya.

Transportasi air di wilayah Kota Palangka Raya yang memanfaatkan alur sungai Kahayan ini, sudah didu-
kung oleh adanya pelabuhan sungai, yaitu: Pelabuhan sungai di Rembang pada PPK Pahandut Kota
Palangka Raya, dan Pelabuhan Tangkiling Sub PPK Tangkiling Kecamatan Bukit Batu.

Dermaga Tanjung Pinang

Dermaga Rambang

Transportasi Udara
Pengembangan transportasi udara diarahkan untuk
mendukung arus pergerakan yang sifatnya eksternal
kota, baik antar pulau, antar ibukota provinsi, maupun
antar wilayah yang lebih luas lagi guna memposisikan
fungsi Kota Palangka Raya sebagai PKN dan kota
pusat daratan Pu-
lau Kalimantan
(Center Borneo)
yang kerap jadi per-
hatian masyarakat internasional, ter-
utama dalam masalah global worn-
ing dan paru-paru dunia, serta isu
Kota Palangka Raya sebagai alter-
natif jadi Ibukota NKRI, khususnya untuk jadi kota pemerintahan dan
administrasi NKRI yang akan datang. Prasarana transportasi udara yang
ada di wilayah Kota Palangka Raya berupa pelabuhan udara
(bandara) Tjilik Riwut yang mampu untuk leanding/ mendaratnya
pesawat Boing 737/400 dan 737/500.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Saat sekarang pelayanan Bandara Tjilik Riwut tersebut untuk melayani pergerakan regional baik dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, maupun antar provinsi. Beberapa kota dalam provinsi yang mem-
punyai kaitan penerbangan dengan Kota Palangka Raya adalah Muara Tewe, Buntok, Sampit, dan Pang-
kalan Bun. Sementara kota di luar provinsi adalah Jakarta, Balikpapan, Bandung, Semarang, Surabaya,
dan Makasar.

Bandara Tjilik Riwut

Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan


Rencana pengembangan jaringan listrik sampain tahun 2030 mendatang dilakukan dengan :
Pengembangan jaringan dan instalasi listrik ke wilayah-wilayah yang belum terlayani oleh sumber listrik
yang ada;
Pengembangan sistem tenaga diesel untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan perekonomian seperti Industri di
kawasan bagian Selatan Kota (Bereng Bengkel,
Kameloh Baru, dan kelurahn-kelurahan lainnya sebagai
kawasan baru untuk pengembanga fisik pusat kota
Palangka Raya;
Pengembangan sumber energy panas sinar matahari
bagi kawasan-kawasan yang sulit dijangkau oleh
Instalasi dan jaringan listrik yang ada;
Penambahan dan atau penggantian gardu-gardu distribusi listrik tegangan menengah.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pengembangan jaringan telepon ditujukan untuk mengakomodasikan meningkatnya kebutuhan sambun-
gan telepon. Pengembangan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan tuntutan suatu kota, yaitu
pemenuhan kebutuhan konsumen bagi kegiatan yang bersifat sosial, dan ekonomi. Dan Rencana pengem-
bangan jaringan telepon ditujukan untuk menunjang
kebutuhan kegiatan sosial ekonomi kota Palangka
Raya seperti industri, pariwisata, jasa perdagangan,
perkantoran dan fasilitas pelayanan sosial lainnya me-
lalui peningkatan jaringan distribusinya. Pengembangan
jaringan masih akan mempertahankan sistem jaringan
udara dan mengikuti pola jaringan jalan.
Untuk beberapa wilayah yang mempunyai keterbata-
san fisik, seperti jarak dan dan yang terbatas, maka
pengembangan jaringan telekomunikasi dapat dilaku-
kan sebagai berikut:
Pemanfaatan sistem telekomunikasi yang dipusatkan di kantor kelurahan;
Peningkatan frekwensi pelayanan perhubungan seperti pos surat bagi daerah-daerah yang sulit
dijangkau dari kantor pos di Palangka Raya dan Tangkiling;

Sistem Jaringan Sumberdaya Air


Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di wilayah Kota Palangka Raya diarahkan me-
lalui :
Konservasi dan pengelolaan secara terpadu : Wilayah Sungai (WS)/ Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas
Kabupaten yang meliputi : Kuala Kapuas, Kuala Kurun, Pulang Pisau dan Barito Utara yang merupakan
cakupan DAS-KAKAB;
Konservasi dan pengelolaan secara terpadu, serta pengamanan abrasi : sungai Sebangau, danau dan
atau sungai Sebangau, Ranungan dan Kahayan;
Rencana pemeliharaan dan pengelolaan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) yang ada di Wilayah
Kota Palangka Raya, meliputi Daerah Irigasi seperti di Bukit Tunggal, Petuk Katimpun, dan di sei
Gohong

Sistem Prasarana Pengelola Lingkungan


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Palangka Raya terdiri dari sistem perpipaan dan non perpi-
paan.Sistem penyediaan air minum perpipaan yang dikelola oleh pemerintah melalui PDAM, bantuan pe-
merintah pusat melalui WSLIC, SAB, PABPLP dan oleh masyarakat, sedangkan sistem non perpipaan yang
ada merupakan merupakan bantuan pemerintah pusat melalui program WSLIC dan secara individu oleh
masyarakat yang pada umumnya tidak dilayani oleh perpipaan.Pelayanan SPAM di Kota Palangka Raya
dikelola langsung oleh PDAM Palangka Raya. Pada prinsipnya untuk wilayah Kota Palangka Raya sumber
air berasal dari dalam wilayah kota Palangka Raya.
Tingkat pelayanan SPAM yang ada di Kota Palangka Raya saat ini sebesar 41.89% yang meliputi sistem
perpipaan sebanyak 27.13% dan non perpipaan yang terlindungi sebanyak 14.76%. Target pelayanan Air
minum dari PDAM Palangka Raya hingga 2030 adalah 60-70%. Denga cakupan wilayah pelayanan di
perioritaskan di kawasan pusat kegiatan kota dan sekitarnya.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana pemenuhan kebutuhan air bersih Kota Palangka Raya diarahkan sebagai berikut :
Domestik/ Rumah Tangga
Jaringan pipa utama mengikuti jaringan jalan arteri
Jaringan pipa sekunder mengikuti jalan kolektor
Jaringan pipa tersier mengikuti jaringan jalan lingkungan
Pembangunan hidran umum dengan radius ± 500 meter,
ditempatkan pada kawasan yang belum terlayani oleh sis-
tem perpipaan.
Kawasan Industri
Mengarahkan jaringan pipa utama secara terbatas ke
kawasan industri
Pengembangan sumber air di kawasan industri yang dikel-
ola oleh badan pengelolaan kawasan industri, dan mem-
berikan kelebihannya kepada masyarakat yang berada di
sekitar kawasan industri
Pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber air ber-
sih dan memperkecil tingkat kebocoran, serta memperbaiki
sistim pengolahannya.
Mencegah pencemaran atau pengotoran pada sumber air bersih

Untuk penanganan masalah air limbah diprioritaskan pada :


Kawasan Pusat Kegiatan Kota di PPK Pahandut, dan Sub PPK Kalampangan dan Kereng Bangkirai yg
dekat dengan kawasan pusat kota Palangka Raya;
Kawasan di tiga (3) Sub PPK yag ada di wilayah utara kota, yakni Kecamatan Bukit Batu dan
Rakumpit;
Kawasan utaran kota pada sebagian Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit. Pada kawa-
san ini banyak terdapat perumahan-perumahan perdesaan yang penanganan masalah air limbahnya
masih tradisional, yaitu dibuang langsung ke sungai terdekat;

Penataan pengelolaan sistem persampahan diarahkan untuk penataan 3R atau 3M (mengurangi,


menggunakan kembali dan mendaur ulang), peningkatan cakupan pelayanan, pengadaan pengelolaal
alat angkut, alternatif kerjasama pemerintah dan swasta. Lokasi TPA di Kota Palangka Raya
direncanakan terletak di Kecamatan Jekan Raya yaitu pada Kelurahan Petuk katimpun Jl. Tjilik Riwut
km.14 dengan luas ± 15 hektar. Untuk menetapkan secara lebih pasti lokasi TPA tersebut perlu dilakukan
kajian studi kelayakan lebih lanjut.
Melihat kondisi eksisting yang ada dapat dirumuskan beberapa arahan program untuk pengelolaan
persampahan diantaranya :
Perluasan cakupan layanan bidang persampahan.
Pembangunan TPA Regional dan TPA Wilayah.
Program pemanfaatan limbah sampah.
GAMBARAN UMUM
RENCANA STRUKTUR RUANG
Berdasarkan arahan program tersebut, kegiatan yang dapat menunjang program penanggulangan sam-
pah di Kota Palangka Raya antara lain :
Penambahan jumlah truck sampah
Pembangunan TPA di wilayah selatan Kota Palangka Raya, yaitu di Kecamatan Jekan Raya daerah
Petuk Aktimun dan Tumbang Rungang;.
Pembangunan TPA Regional di Petuk Katimpun, dan alternatif di Bukit Batu dan atau di wilayah
Kabupaten Pulang Pisau dengan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau.
Penambahan jumlah truck tinja
Pengadaan Arm Roll.
Pembangunan TPS terutama pada daerah pemukiman.
Pembangunan pabrik pengolahan sampah (kompos)

Penataan jaringan drainase dan pengendalian banjir diarahkan untuk mendukung pemeliharaan jalan
agar tidak cepat rusak dan menciptakan sistem jaringan yang terhirarki yang meliputi saluran primer,
saluran sekunder dan saluran tersier. Prinsip pengembangan drainase adalah bagaimana mengalirkan air
permukaan secepat mungkin dari wilayah tangkapan airnya ke badan air pembuang. Aliran air dapat
diatur sedemikian rupa sehingga arahnya tepat mengikuti kemiringan, melayani seluruh wilayah
pelayanan, terpadu, meyeluruh dan terintegrasi antara saluran tersier sampai saluran primer. Untuk itu
perumusan masterplan drainase menjadi sangat penting dilakukan sehingga dapat dijadikan pedoman
untuk mengantisipasi persoalan drainase dimasa yang akan datang
Pembangunan saluran air hujan secara terbuka diarahkan di daerah dengan kerapatan bangunan rendah
karena murah dalam pembangunan dan mudah dalam pengoperasiannya. Sedangkan di daerah
perkotaan yang memiliki kerapatan bangunan tinggi diarahkan menggunakan saluran tertutup

Secara umum Rencana Pengembangan pedestrian di Kawasan PerkotaanPalangka Raya mempertim-


bangkan dimensi fasilitas yang dibutuhkan terutama penyandang cacat. Misalnya, pengguna kursi roda
memerlukan ruang aktifitas lebih besar, tuna netra memerlukan jalur khusus atau guiding block , dan seba-
gainya. Ruang publik haruslah mengakomodasi keduanya, baik pengguna kursi roda maupun tuna netra.
Sehingga kebutuhan fasilitas yang perlu direncanakan komponen-komponen pedestrian seperti jalur pe-
jalan, ramp, handrail, grab bars, rambu-rambu, dan fasilitas pendukung lainnya.

Untuk wilayah Kota Palangka Raya kawasan rawan bencana yang sering terjadi, adalah bencana banjir
yang lokasinya sebagian besar di sepanjang sempadan sungai Kahayan dan sungai-sungai kecila lainnya
serta daerah cekungan. Hal ini sangat berkaitan dengan sistem drainase kota yang dipengaruhi oleh perbe-
daan elevasi tanah/lahan yang ada. Untuk itu arahan langkah-langkah pengelolaannya dilakukan melalui
pengaturan kegiatan warga masyarakat di kawasan rawan bencana alam guna melindungi warga dari
bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota
yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial
ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota serta mengatur
keseimbangan dan keserasian Peruntukan ruang.
Kegiatan budidaya yang berada pada kawasan lindung dan mengganggu fungsi lindung, maka fungsinya
dikembalikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan untuk kegiatan -kegiatan
baru yang dapat menganggu fungsi lindung perlu dibatasi.

KAWASAN LINDUNG
Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang direncanakan dengan fungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di
Kota Palangka Raya meliputi :
Area sempadan sungai Rungan/Kahayan dan sungai Sabangau,
Kawasan resapan air dan atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air, seperti halnya di
daerah utara kota di wilayah Kecamatan Rakumpit;
kawasan hutan rawa gambut di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan
Bereng Bengkel, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan
Tanjung Pinang, kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan Marang, kelurahan Danau Tahai, Kelurahan
Habaring Hurung, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan
Petuk Bukit, Kelurahan Pager, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Panjehang, dan Kelurahan Petuk
Barunai.
Luas keseluruhan yang direncanakannya untuk Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawa-
hannya mencapai 137.807,0 Ha atau 48,50 %. Pada kondisi eksisting kawasan yang dikatagorikan sebagai
kawasan untuk perlindungan daerah bawahannya ada 42,51 %, sehingga pencapaian luasan yang direnca-
nakan kedepannya kawasan ini menambah kurang lebih 5 - 6% dari total luas wilayah Kota Palangka
Raya (284.250 Ha).
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya sebagian besar terkonsentrasi di kawasan
sempadan sungai Rungan, dan beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sunga dan danau. Perlindungan terhadap sempadan sungai dan
danau dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dan danau dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu, merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.
Besaran luas GSS sebagai bagian dari kawasan lindung untuk perlindungan setempat di wilayah Kota
Palangka Raya, direncanakan 18.563 Ha atau 6.50 %. Sementara kawasan perlindungan setempat pada
kondisi eksisting seluas 11.832 Ha atau 4,16 %. Dari kondisi dan perbedaan yang ada merupakan hal yang
harus dicapai guna mewujudkan pola ruang mencapai 2,34 % atau perlu ada penambahan sebasar 6.731
Ha melalui upaya zonasi serta mendeliniasi kawasan yang memiliki fungsi serta peran perlindungan
setempat.

Kawasan Cagar Budaya


Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota Palangka Raya diarahkan pada kawa-
san Bukit Tangkiling dan sekitarnya dengan cakupan luas 352 Ha atau 0,1 % dari luas keseluruhan wilayah
kota Palangka Raya.

Kawasan Rawan Bencana


Secara terperinci kawasan Peruntukan ruang evakuasi bencana ditetapkan berdasarkan jenis bencananya
adalah sebagai berikut:
Bencana Banjir
Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada kawasan yang dekat dengan lokasi
rawan/ lokasi Sepanjang sungai rungan dan Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru, Berengbengkel,
Danau Tundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut Seberang, Tumbang Rungan, Petuk Katimpun,
Marang, Tumbang Tahai, Sei Gohong, Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, Dan Kereng Bangkirai), seperti
banjir dievakuasi pada kawasan yang memiliki bangunan-bangunan tinggi, seperti rumah sakit, gedung
-gedung pemerintahan dan fasilitas sosial yang berlantai dua atau lebih, dan bangunan -bangunan fasili-
tas umum lainnya yang terdekat atau yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan evakuasi bencana
banjir.
Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada bangunan tempat ibadah, ruang
serbaguna kantor kelurahan, dan lain-lain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk
bencana kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran umum dan Pos
Pemadam Kebakaran dengan pertimbangan kepadatan penduduk; kepadatan bangunan; kondisi
bangunan; proporsi kegiatan terbangun dengan luas lahan; ketersedian air. Wilayah-wilayah yang
masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi adalah wilayah pusat kegiatan
kota di wilayah Kecamatan Pahandut, Kecamatan Sebangau, Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan
Bukit Batu.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Ruang Terbuka Hijau
Hutan Kota di wilayah Kota Palangka Raya yang akan direncanakan, umumnya memusat di bagian kelu-
rahan Tumbang Rungan, yakni yang tidak jauh dengan kawasan sempadan sungai Rungan Adapun luas
lahan yang sudah tersedia mencapai 1.810 Ha atau 0,60 % dari luas keseluruhan wilayah kota. Luasan ini
direncanakan sebagai luasan untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan lokasi
yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan atau setara dengan pusat -pusat unit
lingkungan yang ada .
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Perumahan
Penerapan konsep pembangunan wilayah Kota Palangka Raya sebagai Kota Perdagangan, jasa,
pendidikan dan pariwisata menuntut adanya kualitas lingkungan kota yang baik dan nyaman. Oleh sebab
itu, sebaiknya luas peruntukan lahan permukiman dimaksimalkan hingga 22 % dari luas keseluruhan Kota
Palangka Raya atau sebesar 62.535 Ha untuk menampung ± 423.036 jiwa pada tahun 2030.
Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Tinggi
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada sekitar
wilayah pengembangan PPK di Kecamatan Pahadut atau pusat wilayah pengembangan dengan luas
rata-rata 150 m²/unit persil rumah hunian yang disebar pada kawasan-kawasan berikut ini:
Kelurahan Panarung hingga ke kawasan Bandara Tjilik Riwut dan kawasan koridor jalan lingkar
dalam sebagai bagian pembatas wilayah kecamatan Pahadut dan Sabangau;
Kelurahan Menteng yang tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman mengikuti linier jalur
dan jaringan jalan yang ada maupun yang akan direncanakan. Jalan utama kota pada Koridor Jln G.
Obos dan Jln Yos Sudarso merupakan jalur jalan yg dianggap magnit bagi kecenderungan untuk
tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman baru
Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Sedang
Kawasan perumahan dengan tingkat kepadatan sedang sebagian besar areal dan lokasinya di wilayah
Kelurahan Palangka dan sekitarnya pada wilayah Kecamatan Jekan Raya. Wilayah adiminstrasi
Kecamatan Jekan Raya merupakan wilayah bagian utara PPK Pahandut yang berdekatan dan akses
karena adanya jalur jalan JLK lintas Selatan. Rata-rata pengembangan unit persil unit lahan
permukiman yang terjadi di wilayah pengembangan ini adalah pada kisaran 150 -200 m 2 per unit persil

rumah hunian. Pengembangan kawasan permukiman baru lainnya diarahkan sesuai dengan rencana
kawasan kegiatan Industri serta kegiatan lainya, seperti di:
Sub PPK di kelurahan Kelampangan Kecamatan Sabangau, sebagai rencana peruntukan kawasan
kegiatan industri yang dikembangkan seiring dengan upaya pengembangan kawasan permukiman
ke arah pengisian secara intensifikasi untuk mendukung kegiatan industri dengan permukiman yang
memadai dan tetap aksesibilitasnya karena ada jalur jalan regional JLK dan pengembangan rencana
jaringan jalan lainnya (jalan lingkungan dan jalan sekunder) yang menghubungkan antar pusat -
pusat lingkngan di sekitarnya;
Sub PPK di kelurahan Kereng Bangkirai kecamatan Sabangau, ditetapkannya sebagai Sub PPK di di
kelurahan Kereng Bangkirai ini didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan eksisting yang
dominan oleh kegiatan kota. Kawasan ini sebagai kawasan penyangga serta kawasan arah
pengembangan PPK ke bagian selatan, hingga ke jalur sungai Sabangau, yang mencakup beberapa
pusat lingkungan kelurahan Sabaru dan sekitarnya.
Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Rendah
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan rendah diarahkan pada pinggiran
pusat-pusat lingkungan (PL) di setiap kelurahan sebagian besar untuk Hinterland serta penyangga Sub
PPK yang direncanakan, dengan rata-rata luas 200 m² per persil unit hunian perumahan.
Sub PPK Tangkiling yang mencakup beberapa PL diantaranya adalah kelurahan Marang, Tumbang
Tahai, Banturung, Sei Gohong dan kelurahan Kanarakan;
Sub PPK Petuk Bukit Kecamatan Rakumpit, meliputi pusat-pusat lingkungan di kelurahan Kanarakan,
Pager, Gaung Baru dan kelurahan Panjehang;
Sub PPK Mungku Baru yang meliputi pusat-pusat lingkungan permukiman di kelurahan Panjehang,
Petuk Barunai, Bukit Sua dan kelurahan Mungku Baru itu sendiri.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG

Kawasan permukiman khas di tepian dan daerah rawa Sungai maupun danau yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya khususnya dan pada umumnya di daratan pulau Kalimantan. Sudah menjadi bagian
penting yang perlu dilakukan penataan serta penertiban.
Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat kaitannya dengan penetapan areal sempadan
sungai dan danau. Untuk itu kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat lingkungan
kelurahan yang linier dengan jalur sungai Ranungan, Kahayan dan sungai Sabangau masih tetap di
berlakukan ketentuan lebar sempadannya 10-50 m dari air pasang tertinggi ke daratan, atau dari tepian
sungai dengan kedalam minimal 3 m ke arah daratan yang mencapai tingkat kedalaman kurang dari 3
minimal. Adapun kelurahan-kelurahan yang memiliki kawasan lanting yang akses dengan PPK Pahadut,
terutama dengan pusat kegiatan ekonomi adalah Kelurahan Pahandut Seberang dan kelurahan
Pahandut. Kelurahan Pahandut yang direncanakan sebagai kawasan water front city dan rencana
detailnya perlu dilakukan penyusunan RDTR kawasan.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
Perdagangan dan Jasa

Perkantoran
Secara keseluruhan rencana kawasan peruntukan perkantoran di wilayah Kota Palangka Raya sampai
tahun 2030 mencapai luas 527 Ha atau kurang lebih 0,20 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka
Raya.

Industri
Secara keseluruhan pengembangan kawasan kegiatan industri direncanakan dengan luas 2.738 Ha atau 1,0
% dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya yang menempati kawasan Sub PPK di Kelampangan
dan pusat lingkungan kelurahan bereng Bengkel dan Tanjung Pinag Kecamatan Pahandut bagian selatan.

Pariwisata
Secara keseluruhan peruntukan pariwisata dalam rencana pola ruang wilayah Kota Palangka Raya diren-
canakan pada luasan lahan 13.353,00 Ha atau 4.7 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.

Bandar Udara
Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional dan fungsi maupun peranan yang telah ditetapkan
dalam RTRW Nasional sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah didu-
kung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan sarana penunjang yang sudah ada.
Pengembangan Bandara Tjilik Riwut kedepannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau
0,10 % dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
GAMBARAN UMUM
RENCANA POLA RUANG
GAMBARAN UMUM
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis Kota Palangkaraya adalah:
KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI CEPAT
^ Palangka Raya Metropolitan Area (PMA)

KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL BUDAYA


^ Kawasan Water Front City di Flamboyan Bawah Kecamatan Pahandut

KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
^ Kawasan Hutan Penelitian di Kecamatan Sebangau
^ Kawasan Rehabilitasi Hewan dan Kebun Binatang di Kecamatan Bukit Batu

KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT PEMERINTAHAN


^ Kawasan Perkantoran Pemerintah Kota dan Hutan Kota di Lingkar Dalam Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekan Raya
GAMBARAN UMUM
PERATURAN PEMANFAATAN RUANG
GAMBARAN UMUM
KELEMBAGAAN

Anda mungkin juga menyukai