UTAMI
PENDAHULUAN
Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang terletak di Sumatera
Barat. Danau ini wajib dikunjungi karena memiliki keindahan yang luar biasa.
Selain itu, danau ini juga terletak di lokasi yang strategis, dekat dengan
pemukiman penduduk, penginapan, dan berbagai fasilitas pariwisata lainnya.
Untuk dapat sampai ke Danau Maninjau, kita bisa menggunakan berbagai
transportasi, seperti mobil ataupun motor. Sebelum menuju ke Danau Maninjau,
kita harus melewati kelok 44. Jalannya juga sudah bagus dan sudah diaspal.
Di bawah 800 m dpl yang masih tersisa dari hutan asli adalah spesies
lapisan atas seperti jenis-jenis Burseraceae (Canarium, Santiria, Dacryodes),
Fagaceae (Lithocarpus, Quercus), beberapa sisa Dipterocarpaceae (Shorea
sumatrana, S. sororia, Hopea mengarawan, Parashorea lucida), dan sejenis
Mimosaceae khas (Acrocarpus fraxinifolius). Vegetasi lapisan bawah terdiri dari
Meliaceae (Aglaia argentea, A. gango, Chisocheton spp., Disoxylon
macrocarpum, D. cauliforum, Toona sinensis), Lauraceae (Cinnamomum
parthenoxylon, Litsea spp., Actinodaphne sp.) Annonaceae, Euphorbiaceae, dan
Myristicaceae. Spesies pohon dari formasi yang lebih awal dalam suksesi adalah
Octomeles sumatrana (Datiscaceae), Alstonia angustiloba (Apocynaceae),
Terminalia spp (Combretaceae), Pisonia umbellifera (Nyctaginaceae),
Artocarpus spp. (Moraceae). Kebanyakan spesies hutan ini juga sering
ditemukan pada sistem agroforestri dan dipertahankan serta dikelola oleh petani
untuk berbagai tujuan.
3. Pencemaran Perairan
Kematian Ikan (overturn) dalam dua tahun terakhir, Danau Maninjau telah
mengalami beberapa kali peristiwa bencana kematian ikan secara masal yang
menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dalam perkembangannya berbagai
aktivitas di Danau Maninjau ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air
danau, terutama akibat aktivitas budidaya perikanan dengan menggunakan
keramba jaring apung (KJA).
Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang luas dan terletak pada
0°19′LS 100°12′BT berada dalam wilayah Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam dengan ketinggian 461,50 m dpal. Luas permukaan Danau Maninjau ± 99,5
km2 dengan luas daerah tangkapan air mencapai 24.800 ha. Sementara
kedalaman maksimum mencapai ± 165 m.
Bentuk Danau Maninjau memanjang dari arah utara ke selatan dengan
panjang ± 17 km & lebar sekitar 8 km, danau ini memiliki sebuah outlet alami
yaitu Sungai Batang Antokan yang mengalir ke arah barat. Sementara sumber lain
menyebutkan bahwa bagian tengah Gunung Maninjau ditempati oleh kaldera
dengan ukuran panjang ± 20 km & lebar ± 8 km. Di dalam Danau Maninjau ini
terdapat beberapa buah pulau kecil dengan luas hanya ratusan m 2. Semakin
kearah bagian selatan danau, kedalaman semakin tinggi dengan lereng (slope)
yang semakin curam. Titik-titik terdalam dari danau ini berada di wilayah bagian
selatan.
Kondisi Iklim kawasan Danau Maninjau ini adalah tropis basah. Di wilayah
Kabupaten Agam, pola curah hujan sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat &
topografinya. tingkat curah hujannya mencapai 345,58 mm/bulan. Rata-rata hari
hujan di kawasan Danau Maninjau ini adalah 164 hari/tahun. Suhu Danau
Maninjau rata-rata maksimal 31,27oC dan rata-rata minimal 22,66oC.
Kelembaban rata-rata 95,20%. Kecepatan angin yang berada disekitar Danau
Maninjau rata-rata sebesar 23,5 km/hr.
Di kawasan danau terdapat 88 buah sungai besar & kecil dengan
lebar maksimum 8 m yang mengalir ke danau. (61,4%) dari sungai tersebut
kering pada waktu musim kemarau, sedangkan sungai-sungai yang berair
sepanjang tahun hanya 34 buah sungai. Sungai-sungai tersebut mengalir dengan
debit yang relatif kecil. Sungai-sungai yang bermuara ke Danau Maninjau
memiliki pola linier (lurus atau tidak bercabang), sedangkan sungai di sebelah
barat danau pada umumnya berpola dendritik (bercabang). Dengan demikian
maka inflow air Danau Maninjau sebagian besar bersumber dari aliran sungai
dan dari dasar danau.
Secara keseluruhan, penggunaan tanah hutan masih mendominasi (sekitar
hampir 50%). Kemudian berturut-turut pemanfaatan untuk kegiatan perkebunan
(termasuk kebun campuran), dan sawah (perairan dan tadah hujan). Total ketiga
penggunaan tanah tadi masih mendominasi penggunaan tanah disekitar Danau
Maninjau. Sementara itu pengguna tanah lainnya cukup menonjol & cukup
signifikan perkembangannya adalah kegiatan permukiman, pariwisata, &
perikanan. Perikanan kelihatannya yang cukup progresif dan Danau Maninjau di
bagian terbagi outlet Danau Maninjau menempati lahan yang cukup luas.