Noor Hujjatusnaini
Dosen FTIK Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
Email: noor.hujjatusnaini@gmail.com
Abstrak
Abstrak: Kawasan hutan di Lamandau mengalami beberapa kerusakan, meliputi
flora dan fauna, maupun sistem perairannya. Kerusakan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya perambahan kawasan hutan sebagai lahan industri
kelapa sawit dan sistem limbah cair industri kelapa sawit yang bermuara di sungai
yang mengakibatkan penurunan kualitas air, sedimentasi di perairan sebagai
akibat dari tambang pasir dan tambang emas di sepanjang sungai yang
mengakibatkan pendangkalan muara sungai dan pencemaran sungai berupa kadar
merkuri yang diambang batas. Untuk dapat mengatasi permasalahan agar
kerusakan tidak berlanjut, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
konservasi. Beberapa penelitian untuk mengatasi kerusakan sistem perairan
dilakukan dengan konservasi menggunakan konsep bioremidiasi. Untuk
kerusakan kawasan hutan meliputi pelestarian flora dan fauna di Lamandau,
masyarakat khas suku Dayak mempunyai upaya konservasi dengan cara Tajahan,
Kaleka, Sapan Pahewan dan Pukung Himba.
Abstract: The forest area in Lamandau suffered some damage, including flora
and fauna, as well as the system its waters. Such damage is caused by several
factors, including the encroachment of forest land as industrial land of palm oil
and waste system liquid palm oil industry which empties into the river resulting in
decreased water quality, sedimentation in water as a result of sand mining and
gold mining along the river that lead to silting of the estuary pollution of rivers
and streams in the form of mercury levels on the verge of bounds. To correct the
problem so that the damage does not continue, then the attempt to do is to do with
conservation. Some research to overcome the damage done to the conservation of
aquatic systems using bioremidiasi concept. To damage forest areas include
preservation of flora and fauna in Lamandau, Dayak communities have
conservation efforts in a way Tajahan, Kaleka, Sapan Pahewan and Pukung
Himba.
498
ISSN :2301-4678
499
ISSN :2301-4678
hidup dan berada di kawasan ekosistem tersebar di daerah yang terletak di tepi
air hitam (black water ecosystem). aliran sungai. Lahan gambut juga
“Sumber Daya Alam yang melimpah merupakan sumber plasma nutfah.
harusnya dijaga dan dikelola dengan Plasma nutfah adalah substansi
baik. pembawa sifat keturunan pada
Ekosistem yang masih tersisa tumbuhan, hewan, maupun
saat ini perlu dipelihara dan mikroorganisme. Sumber plasma
dilestarikan agar tidak sampai punah. nutfah flora yang terdapat di lahan
Kekayaan alam meliputi flora dan rawa gambut merupakan plasma nutfah
fauna serta biota perairan spesifik yang alami yang hidup di areal hutan.
terdapat di perairan dan kawasan hutan Kerusakan ekosistem akibat
Lamandau, sudah saatnya untuk eksploitasi hutan yang berlebihan
lakukan upaya konservasi. Konservasi (illegal logging), kebakaran hutan,
sistem perairan dapat dilakukan dengan serta penggunaan lahan secara tidak
cara modern, yaitu menggunakan cermat menyebabkan beberapa plasma
konsep bioremidiasi. Akan tetapi suku nutfah menjadi rawan, langka, bahkan
Dayak pada dasarnya memiliki konsep sampai punah. Beberapa jenis padi
konservasi sumber daya flora dan fauna lokal dapat dimanfaatkan sebagai
serta biota perairan yang memiliki sifat sumber genetik untuk varietas padi
kearifan lokal yang cukup kuat, yaitu yang toleran pada tanah asam dan lahan
dengan cara Tajahan, Kaleka, Sapan pasang surut. Contoh lainnya, dari
Pahewan dan Pukung Himba. Tujuan studi oleh Balittra pada Tahun 2001,
dari penulisan ini artikel ini ingin beberapa jenis tanaman palawija
menguraikan tentang kondisi kekayaan terbukti mampu beradaptasi dengan
flora dan fauna serta biota perairan kondisi lahan pasang surut seperti
kawasan hutan di Lamandau Propinsi jagung lokal, kacang tunggak, ubi jalar,
Kalimantan Tengah dan upaya dan uwi atau ubi alabio. Buah-buahan
pelestariannya. lokal berkualitas juga banyak dijumpai
dan dimanfaatkan oleh masyarakat di
KEKAYAAN FLORA DAN FAUNA sekitar lahan rawa gambut, antara lain:
DI KAWASAN HUTAN durian, manggis liar, srikaya, hingga
LAMANDAU mangga. Kualitas buah-buahan tersebut
Kawasan hutan adalah suatu pun lebih unggul, diantaranya dengan
ekosistem darat yang unik, mempunyai cita rasa yang enak dan ukuran buah
kompleksitas dan produktivitas yang lebih besar. Buah-buah eksotis lainnya
tinggi. Kekayaan flora dan fauna, serta yang termasuk buah langka yang perlu
biota air dalam sistem perairan dilestarikan dan digali potensinya
merupakan sumber daya alam yang antara lain seperti: buah kapul, lahong,
perlu dilestarikan. Dengan karakteristik balangkasuwa, ginayun, mentega,
khas propinsi Kalimantan Tengah, pitanak, mundar, gitaan, kalangkala,
kawasan hutan Lamandau mempunyai dan kopuan. Banyak buah yang dapat
beragam biodiversitas yang unik. diusahakan sebagai obat tradisional,
Lahan gambut di Indonesia sebagian seperti tanaman pasak bumi, akar
besar merupakan gambut rawa lebat kuning, sintuk madu, karamunting,
dan baru sedikit yang dimanfaatkan masisin, tapapilak, dan suli.
untuk lahan pertanian. Selain itu, Jenis flora lainnya yang bernilai
terdapat pula gambut tipis yang ekonomis cukup tinggi dan digemari
500
ISSN :2301-4678
501
ISSN :2301-4678
hutan Lamandau terjadi seiring dengan akan mencegah erosi tanah dan banjir
perambahan hutan sebagai lahan adalah. Hal itu yang sama pentingnya
industri, penambangan bahan alam, dan dengan potensi ekonomi kayu dan hasil
lainnya dalam rangka pemenuhan hutan lainnya.
kebutuhan hidup manusia. Provinsi Sungai Lamandau merupakan
Kalimantan Tengah sangat parah DAS yang paling besar di Kab.
sehingga bisa menimbulkan bencana Lamandau. Karena itu hampir seluruh
seperti banjir dan kebakaran lahan. sendi kehidupan memanfaatkan sungai
Derah Aliran Sungai (DAS) Kahayan sebagai sumber air. Di samping itu,
mengalami kerusakan seluas 4,133 juta hampir 70% masyarakat di sana
hektare, termasuk didalamnya adalah menjadikan bantaran sungai urat nadi
wilayah Lamandau (Muchtar, 2010) kehidupan. Salah satunya adalah dalam
"Dampak dari lahan kritis yang sangat bentuk memanfaatkan DAS sebagai
luas tersebut telah menimbulkan wadah pemeliharaan ikan keramba.
masalah banjir dan kebakaran hutan Pemanfaatan lain DAS Lamandau
dan lahan yang selalu mengancam kita adalah Tambang Pasir Tanpa Izin
tiap tahun. Usaha rehabilitasi lahan (illegal).
kritis yang telah dilakukan terus Kondisi fisik muara sungai
menerus melalui berbagai program. Lamandau lebih menjorok ke dalam
Kawasan hutan telah mengalami seperti teluk, alur sungainya dalam,
deforestasi dan degradasi. Hal ini sedimentasi di mulut sungai
menimbulkan terjadinya lahan sangat menyebabkan pendangkalan di keliling
kritis dan kritis hingga mencapai 5,3 sungai. Delta muara sungai Lamandau
juta hektar. berada di sepanjang sisi alur sungai.
Konversi hutan mencakup Tingginya curah hujan serta faktor
pembukaan hutan untuk membangun manusia yang menyebabkan perubahan
industri kelapa sawit (Elaeis karakteristik terutama pada daerah hulu
guineensis), dan untuk tingkat yang menjadikan air dari aliran. Sungai
lebih rendah yaitu Akasia (Acacia spp) Lamandau ini pada musim hujan sering
dan perkebunan tanaman karet (Hevea meluap, dan menyebabkan banjir pada
brasiliensis),” Pada Tahun 2010, kawasan sekitarnya. Tanah pada sungai
daerah yang ditanami untuk kawasan Lamandau umumnya memiliki
industri kelapa sawit seluas 64.943 km kedalaman 60-90cm. Tanah-tanah
persegi dan hutan tanaman seluas dangkal terdapat di bagian hulu yaitu
10.537 km persegi, yang merupakan 10 lebih kecil dari 30cm dan biasanya
persen dari luas Kalimantan.” berbatu. Di bagian tengah terdapat
Reklasifikasi konsesi kayu di hutan tanah dangkal, karena lapisan tanah
alam sebagai kawasan lindung, dan yang dapat digunakan akar sangat tipis
memperkuat undang-undang yang sekali. Di sungai Lamandau juga
mengharuskan hutan dikonservasi. ditemukan erosi akibat pengikisan
Membatasi konversi hutan primer tanah, hal ini dikarenakan sekarang
untuk perkebunan kelapa sawit telah ditemukan bekas penebangan
merupakan prioritas penting, dengan hutan serta adanya lokasi penambangan
pengembangan dan penerapan sistem emas.
hutan konservasi, termasuk peran Pendangkalan air sungai
penting hutan dalam penyerapan Lamandau diperparah lagi dengan
karbon dan penyangga aliran air, yang maraknya perambahan hutan untuk
502
ISSN :2301-4678
503
ISSN :2301-4678
504
ISSN :2301-4678
505
ISSN :2301-4678
506
ISSN :2301-4678
507
ISSN :2301-4678
508
ISSN :2301-4678
pada daerah yang lingkungan alaminya lagi memaknai konsep adat, sekiranya
sudah mengalami kerusakan, maka tetap dapat menjaga lingkungan beserta
peran dan konsep tajahan, kaleka, kekayaan alam.
sapan pahewan, ataupun pukung himba
tentunya tidak dapat diterapkan. Oleh DAFTAR RUJUKAN
karena itu, konsep yang dapat
dilakukan untuk konservasi kerusakan
tersebut adalah dengan cara Damayatanti, 2011. Upaya Pelestarian
bioremidiasi dan konsep kelimuan lain Hutan melalui Pengelolaan
yang lebih modern. Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat. Jurnal Interntional
KESIMPULAN DAN SARAN Journal of Indonesian Society and
Kesimpulan culture.Vol.3 No.1
Uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Diantoro, 2011. Perambahan Kawasan
Kawasan hutan merupakan suatu Hutan pada Konservasi Taman
ekosistem alami yang memiliki Nasional (Studi Kasus Taman
keuunikan, kompleksitas dan Nasional Tesso Nilo Riau).
produktivitas yang sangat tinggi. Universitas Gajah Mada. Mimbar
Meskipun hutan dan segenap kekayaan Hukum. Vol. 23 No.3. h. 431-645.
yang merupakan sumber daya yang
dapat diperbaharui, tetapi memerlukan Dunggio, Iswan, dan Hendra Gunawan.
waktu yang lama dan kompleks, (2) 2009. Telaah Sejarah Kebijakan
Kawasan hutan dan sistem perairan Taman Nasional diIndonesia.
Lamandau Kalimantan Tengah Jurnal Analisis kebijakan
menyimpan banyak spesies unik dank Kehutanan . Vol. 6 No. 1
has, baik flora, fauna, maupun biota air
lainnya, (3) Untuk daerah hutan yang Faturrohman, dan Fathul Himam, 1995.
masih relative alami, dapat dilakukan Wawasan Lingkungan Masyarakat
konservasi dengan konsep lokal, salah di daerah Industri. Universitas
satunya kearifan local yang dimiliki Gajah Mada. Jurnal Psikologi no.
oleh adat suku Dayak Kaharingan dan 1. 31-40
(5) Untuk kawasan hutan dan system
perairan yang sudah rusak dapat Mapstone, G.M 1990. Reef Corals and
dilakukan konservasi dengan cara Sponges of Indonesia: a Video
bioremiadiasi dan konsep keilmuan Based Learning Module. Division
yang modern lainnya. of Marine Science. United nation
Educational Scientific and Cultural
Saran Organization. Nedherlands
Sehubungan dengan tulisan ini
saran yang dikemukakan adalah: Pattinama, W. & Pattipeilohy, M.
(1) Pemerintah daerah seyogyanya 2003. Upacara Sasi Ikan Lompa di
lebih memperhatikan perizinan dalam Negeri Haruku. Kementerian
pembukaan lahan untuk keperluan Kebudayaan dan Pariwisata Balai
industri dan dampaknya terhadap Kajian Sejarah dan Nilai
kemungkinan merusak lingkungan, (2) Tradisional Ambon.
Masyarakat lokal sebaiknya lebih erat
509
ISSN :2301-4678
510