Daerah Irigasi Omba merupakan salah satu daerah irigasi yang masuk dalam program
pengembangan yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Papua Barat. Dengan potensi
persawahan yang luas (+ 3.307 Ha), diharapkan daerah irigasi ini nantinya menjadi
lumbung padi di Propinsi Papua Barat, khususnya Kabupaten Kaimana. Saat ini
Daerah Irigasi Omba masih merupakan hamparan lahan yang memiliki berbagai
tanaman, sebagian masih berupa perkebunan karet, kelapa sawit, semak-semak dan
sebagian lagi berupa sawah tadah hujan. Sumber air yang akan dimanfaatkan berasal
dari sungai Omba mempunyai luas DAS keseluruhan +258 km2 dengan panjang sungai
utamanya + 39 km. Bangunan utama direncanakan sebuah bendung tetap, lokasinya
berada di Desa Tewang Menyangen, Kecamatan Tewang Sangalang Garing.
Sedangkan areal potensialnya + 8.000 ha yang tersebar pada beberapa desa di dua
kecamatan yaitu Kecamatan Tewang Sangalang Garing dan Kecamatan Pulau Manan.
Dari data yang ada, sebagian besar penduduk yang tinggal di desa ini merupakan
petani dan peternak yang mengandalkan tanaman pangan seperti padi tadah hujan.
Masa tanam hanya dilakukan pada musim penghujan, sedang musim kemarau
dibiarkan bero. Sebagai daerah yang memiliki potensi untuk berkembang, dengan
ditunjang hamparan lahan yang luas dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi,
direncanakan darerah ini akan dikembangkan menjadi daerah irigasi dengan
membangun bangunan utama dan jaringan irigasinya.
Sumber air utama yang dimanfaatkan untuk mengairi Daerah Irigasi sekitar sungai
Omba. Sungai ini memiliki luas DPS + 258 km2 dengan vegetasi penutup berupa hutan
ringan dan perkebunan. Lebar sungai di sekitar bendung berkisar 10 - 20 m. Morfologi
sungai mempunyai pola dendritik, bermeander, mempunyai kemiringan dasar sungai
rata-rata 0.000137.
Daerah Irigasi Omba lokasi areal irigasinya tersebar di beberapa desa masuk dalam
wilayah kecamatan Tewang Sangalang Garing dan kecamatan Pulau Malan. Lokasi
rencana bendungnya berada di sungai Omba masuk dalam wilayah desa Tewang
Menyangen Kecamatan Tewang Sangalang Garing. Secara Operasional Daerah lrigasi
Omba berada dibawah pengelolaan Dinas PU Kabupaten Kaimana.
Untuk mencapai lokasi jaringan irigasi DI. Omba dari ibukota Kabupaten (Kaimana)
dapat ditempuh dengan jalan darat dilanjutkan dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5
jam, selanjutnya dilanjutkan ke ibu kota kecamatan. Dari ibu kota Kecamatan menunju
ke unit survey dilanjutkan melalui transportasi air menggunakan speed boat, dengan
waktu tempuh + 4 jam.
2.4.1. Morfologi
Morfologi wilayah studi terdiri dari tiga satuan yaitu Morfologi Datar, Perbukitan dan
Dataran rendah. Morfologi datar umumnya berada di sepanjang sungai, dataran
bergambut. Morfologi Perbukitan umumnya ditempati oleh satuan batuan granit dan
batuan gunung api. Morfologi Dataran rendah umumnya ditempati oleh batuan
sediment dan endapan alluvial, berupa dataran rendah bergelombang landai dan rawa-
rawa.
2.4.2. Stratigrafi
Menurut Peta Geologi Lembar Ran-siki, Tobing, dkk. (1990) Batuan tertua daerah ini
adalah Formasi Mangguar (Pzmg) berupa batugamping dan satuan batuan endapan
klastik malihan (Pzu) yang berumur Paleozoikum. Kedua satuan ini diterobos oleh
intrusi Granit Kwatisore (PTRk).
Urut-urutan formasi batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan
sebagai berikut:
Batuan Paleozoikum
adalah Formasi Aiduna (Pa) berupa batulempung dan batupasir yang
mengandung tumbuhan. Formasi ini diperkirakan tersebar luas dibawah
permukaan.
Tipuma (TrJt)
terdiri dari batupasir, batulumpur, dan batulempung merah dan hijau berumur
Trias sampai Jura Bawah.
Steenkool (TQs)
terdiri dari batulumpur bermika atau serpih, lempung, batupasir, sedikit
konglomerat dan lapisan batubara muda berumur Plistosen sampai Miosen Atas
menindih secara selaras Formasi Klasafet (Tmk).
Secara umum jenis tanah di wilayah studi adalah endapan sediment dan endapan
alluvial, berupa dataran rendah bergelombang dan perbukitan, yang tersebar merata di
seluruh wilayah areal potensial yang terdapat pada beberapa daerah daratan dan
tanah kering. Kecamatan Tewang Sangalang Garing memang dilalui sungai Omba
yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dalam bidang irigasi, maupun lalu lintas
sungai.
Di daerah aliran sungai bagian muara terdapat beberapa saluran yang keadaannya
sangat dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan, banyak daerah yang
digenangi air dan terendam cukup lama. Sebaliknya pada musim kemarau, air menjadi
sangat jauh berkurang dan daerah tersebut dijadikan daerah pertanian yang cukup
potensial. Lahan sawah sebagian besar merupakan lahan sawah tadah hujan dari
seluruh luas lahan pertanian tanaman pangan yang ada.
Kondisi wilayah Kabupaten Kaimana disekitar sungai Omba yang merupakan dataran
rendah dengan variasi kemiringan yang sangat landai, menyebabkan di wilayah study
dibuat beberapa banjir yang membentuk sistem drainase yang berhubungan dengan
beberapa daerah rendah yang berfungsi sebagai pembuangan air. Kondisi dataran
rendah tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sebagai daerah pertanian dengan sistem
tadah hujan dan pertanian sistem pasang surut.
2.7. KLIMATOLOGI
Menurut data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi Pelabuhan
Udara Utarum Kaimana tahun 2013. Iklim Kaimana umumnya hampir sama dengan
sebagian besar wilayah lain di Tanah Papua, yaitu tropis. Suhu udara berkisar antara
150C–340C, tekanan udara 1006,2mbs hingga 1009,3mbs, dengan kelembaban rata-
rata 83,92%. Kecepatan dan arah angin berkisar antara 03 knot dan 1800 hingga 05
knot dan 3400. Curah hujan pertahun tidak menentu dan bervariasi antara 1500mm–
4000mm. Kondisi alam Kaimana dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan, Pada Bulan Mei sampai dengan September arus angin berasal dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Sebaliknya pada Bulan Oktober sampai dengan April arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi
musim penghujan.
Kabupaten Kaimana yang memilki motto Menjadi yang Terbaik di Papua Barat,
memiliki luas wilayah 16.241,84 km² dan berpenduduk sebanyak 53.336 jiwa (hasil
Sensus Penduduk Indonesia 2014). Secara geografis berada di daerah Khatulistiwa,
yaitu tertetak diantara 02o90’ - 04o20’ LS dan antara 132o75’ - 135o15’ BT, secara
administratif terbagi menjadi tujuh kecamatan dan dialiri oleh sungai besar, yaitu
Sungai Omba dengan panjang + 650 km.
Luas wilayah Kabupaten Kaimana mencapai 36.000 km2, yang terdiri atas luas daratan
mencapai 18.500 km2 habis dibagi menjadi 7 distrik, 2 kelurahan, dan 84 keleruhan/
desa. Luas lautan/perairan kurang lebih 17.500 km2. Lokasi Pekerjaan SID
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Omba di Kabupaten Kaimana, yaitu di Kecamatan
Katingan Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove).
Secara keseluruhan tata guna lahan di wilayah ini adalah sebagai berikut:
Kampung/permukiman : 1.754,73 ha
Tegalan : 424,27 ha
Sawah : - ha
Kebun campuran : 5.395,91 ha
Perkebunan : 4.426,73 ha
Hutan : 173.280,12 ha
Semak : 37.489,11 ha
Tanah rusak : - ha
Lain - lainnya : 84.731,3 ha
Secara geografis Kabupaten Kaimana berada di Provinsi Papua Barat yang terletak
pada posisi 132o75’ - 135o15’ Bujur Timur dan 02o90’ - 04o20’ Lintang Selatan.
Wilayah Administrasi di Kabupaten Kaimana berbatasan dengan beberapa wilayah
lain, yaitu:
Secara administratif, luas Kabupaten Kaimana adalah 16.241,84 Km2 yang terdiri dari
7 (tujuh) Distrik/Kecamatan, 88 (delapan puluh delapan) desa/kelurahan.
Distrik/Kecamatan tersebut adalah:
Dilihat dari sisi topografi, Kabupaten Kaimana dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Membentang mulai dari dataran rendah, rawa sampai dataran tinggi, dengan tipe
tutupan lahan berupa hutan hujan tropis, padang rumput dan padang alang-
alang. Ketinggian wilayah Kabupaten Kaimana bervariasi dari 0 s.d > 1000 m.
2. Sebagian besar memiliki kelas lereng > 40% dengan bentuk wilayah berupa
perbukitan. Kondisi tersebut menjadi kendala utama bagi pemanfaatan lahan
baik untuk pengembangan sarana dan prasarana fisik, sistem transportasi darat
maupun bagi pengembangan budidaya pertanian terutama untuk tanaman
pangan. Sehingga, dominasi pemanfaatan lahan diarahkan pada hutan
konservasi disamping untuk mencegah terjadinya bahaya erosi dan longsor
Keadaan iklim ditentukan dari data curah hujan yang ada di Kabupaten Kaimana dan
sekitarnya pada saat ini. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh, Kabupaten
Kaimana mempunyai iklim dengan klasifikasi Berdasarkan jumlah curah hujannya
wilayah Kabupaten Kaimana memiliki tiga kelas curah hujan, yaitu kelas I dengan
curah hujan antara 0 s.d. 1000 mm/tahun; kelas II dengancurah hujan antara 1000 s.d.
2000 mm/tahun; kelas III dengan curah hujan antara 2000 s.d. 3000 mm/tahun; kelas
IV dengan curah hujan antara 3000 s.d. 4000 mm/tahun; dan kelas V dengan curah
hujan antara 4000 s.d. 5000 mm/tahun. Hampir seluruh wilayah Papua Barat memiliki
kelas curah hujan tipe III pola C, dengan curah hujan sekitar 2000 s.d. 3000 mm/tahun.
Secara hidrologi, Kabupaten Kaimana dialiri oleh sungai besar, yaitu Sungai Omba
yang membentang dan mengalir dari utara ke selatan yang berakhir di Laut Arafuru
dengan panjang yang dapat dilayari ± 650 km.
Adapun wilayah sungai Omba di kabupaten Kaimana dari berbagai DAS, adalah
sebagai berikut:
1. Omba, dengan luas 8.610,200 km2 dan debit aliran 316.919 m3/dt
2. Laenatum, dengan luas 379,500 km2 dan debit aliran 29.086 m3/dt
3. Lengguru, dengan luas 1.870,000 km2 dan debit aliran 141.454 m3/dt
4. Berari, dengan luas 1.029,900 km2 dan debit aliran 96.869 m3/dt
5. Madefa, dengan luas 4.605,570 km2 dan debit aliran 374.730 m3/dt
6. Karufa, dengan luas 477,400 km2 dan debit aliran 38.903 m3/dt
Luas wilayah Kabupaten Kaimana mencapai 36.000 km2, yang terdiri atas luas daratan
mencapai 18.500 km2 habis dibagi menjadi 7 distrik, 2 kelurahan, dan 84 kampung/
desa. Luas lautan/ perairan kurang lebih 17.500 km 2. Akhir tahun 2015, wilayah
administrasi Kabupaten Kaimana terdiri dari 7 wilayah distrik/kecamatan dengan luas
daratan masing-masing distrik/kecamatan disajikan pada tabel 2.1.
Kambrau 5 - 2 - - 7
Telik Etna 5 - - - - 5
Yamor - - - 1 5 6
Jumlah/Total 55 5 12 4 10 86
2.10. DEMOGRAFI
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di Kabupaten Kaimana sebanyak 54.165 jiwa,
bertambah sebanyak 1.692 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
tahun sebelumnya. Dari 54.165 penduduk tersebut, terdapat sebanyak 12.238 rumah
tangga, bertambah 396 rumah tangga jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah penduduk muda lebih banyak dari jumlah penduduk tua.
Pertambahan penduduk ini merupakan akibat dari adanya kelahiran, kematian, dan
migrasi (perpindahan penduduk). Laju pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di
Distrik Kaimana, melebihi rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kaimana
secara keseluruhan, yaitu sebesar 4,33 %. Laju pertumbuhan penduduk terendah
terjadi di Distrik Kambrau, dengan laju pertumbuhan penduduk hanya sebesar 1,20 %.
Selain itu, laju pertumbuhan penduduk di Distrik Buruway, Teluk Arguni, dan Teluk
Arguni bawah menunjukkan jumlah yang sama, yaitu 2,92 %. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelahiran, kematian, dan migrasi sebagai penyumbang perubahan
jumlah penduduk terjadi dengan sangat dinamis di Ibu Kota Kabupaten, sedangkan
faktor-faktor penyumbang perubahan jumlah penduduk tersebut berjalan lamban di
Distrik Kambrau.
Dengan luas daerah sebesar 18.500 Km2, jumlah penduduk Kabupaten Kaimana
sebesar 54.165 jiwa, hal ini berarti kepadatan penduduk per Km2 di Kabupaten
Kaimana sebesar 2,93; atau dengan kata lain dapat dirata-ratakan terdapat sebanyak
2,93 orang di tiap Km2 area Kabupaten Kaimana. Kepadatan tertinggi terdapat di Ibu
Kota Kabupaten yaitu Distrik Kaimana dengan angka jauh di atas rata-rata Kabupaten
yaitu 16,93. Sedangkan kepadatan terendah terdapat di Distrik Yamor, yang hanya
sebesar 0,56. Hal ini mengandung pengertian bahwa distribusi penduduk di Kabupaten
Kaimana masih sangat terpusat pada Ibu Kota Kabupaten, sedang distribusi penduduk
di Distrik Yamor sangat kurang yang menunjukkan dua kilometer persegi area Distrik
Yamor hanya dihuni oleh seorang penduduk.
Pt = Po (1 + r )t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2015).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2014)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5)
Tabel 2.5. Laju pertumbuhan penduduk Kab. Kaimana tahun 2012 – 2015
Laju Pertumbuhan per Tahun (%)
Distrik/Kecamatan
2012-2013 2013-2014 2014-2015
Buruway 3.50 2.43 2.92
Teluk Arguni 3.50 2.43 2.92
Arguni Bawah 3.50 2.43 2.92
Kaimana 5.19 3.60 4.33
Kambrau 1.44 1.00 1.20
Telik Etna 2.46 1.71 2.05
Yamor 2.46 1.71 2.05
KABUPATEN KAIMANA 3.87 2.69 3.22