I. PENDAHULUAN
Provinsi Sumatera Utara yang Ibukota nya terletak di Pandan. Letak Kabupaten
Tapanuli berada di pesisir Pantai Barat Sumatera dengan Panjang garis pantai 200
Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 2.188
m diatas permukaan laut dan terletak pada posisi koordinat 1º.11’.00” - 2º.22’.0”
Hindia sehingga Tapanuli Tengah memiliki potensi kelautan dan perikanan yang
Februari 2019).
kegiatan perikanan yang ada di Tapanuli Tengah. Pondok Batu berada di daerah
pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia atau Laut Barat
daerah penangkapan dipengaruhi oleh jenis alat tangkap dan kapal yang
perairan Teluk Tapian Nauli, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Aceh
Selatan, bahkan sampai Perairan Sumatera barat dan Bengkulu. Melihat lokasi
Tapanuli Tengah merupakan nelayan kapal besar yang rata-rata berat kapasitasnya
komoditas utama adalah ikan pelagis diantaranya ikan Tongkol, ikan Kembung,
Tengah adalah alat tangkap Trawl. Alat tangkap ikan Pukat Hela (Trawls)
merupakan alat penangkapan ikan yang tidak selektif dilihat dari kerusakan yang
ditimbulkan. Pukat Hela adalah kelompok alat penangkapan ikan yang terbuat dari
jaring berkantong yang dilengkapi atau tanpa alat pembuka mulut jaring dan cara
pengoperasianya dengan dihela di sisi atau di belakang kapal yang sedang melaju.
digunakan untuk menangkap Ikan pelagis maupun Ikan demersal termasuk Udang
dan Crustacea lainnya tergantung jenis dari Pukat Hela yang digunakan.
memiliki beberapa anak buah kapal (ABK). Jumlah anak buah kapal (ABK) di
biasanya berkisar antara 13-25 orang. Kapal besar dapat melaut dalam kurun
Sehingga pada tahun 2015 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
penangkapan ikan Pukat Hela (Trawls) demi keberlanjutan sumber daya ikan.
tangkap Trawls tidak dapat lagi beroperasi menangkap ikan di perairan Tapanuli
sangat besar terhadap anak buah kapal yang hanya menggantungkan hidupnya
pada pekerjaan tersebut baik dari segi ekonomi maupun segi sosial.
4
perubahan dalam budaya non materi/ sistem dan struktur sosial. Dengan kata lain,
kita berusaha mengejar teknologi yang terus berubah, dengan mengadaptasi adat
dan cara hidup kita untuk memenuhi kebutuhan teknologi (Henslin, 2007).
kapal besar terpaksa berhenti melaut dengan alasan tidak dapat lagi menggunakan
alat tangkap yang biasa digunakan untuk melaut. Dengan keadaan tersebut maka
anak buah kapal akan kehilangan pekerjaan mereka sehingga harus mencari
pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian hal ini
juga berdampak terhadap pendapatan Anak Buah Kapal (ABK), dimana sistem
gaji mereka merupakan sistem bagi hasil yang berpatokan terhadap jumlah
Dari penjelasan yang ada diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Anak Buah
Kapal Pukat Hela (Trawls) Sejak Berlakunya Peraturan Menteri Kelautan dan
5
Sumatera Utara”.
pada orang lain seperti anak buah kapal. Sehingga dengan berlakunya Peraturan
tersendiri terhadap nelayan kota Sibolga terutama anak buah kapal nelayan besar
Tapanuli Tengah?
Tengah?
I.3. Tujuan
Tapanuli Tengah?
Tapanuli Tengah.
I.4. Manfaat
nelayan yang dilihat dari perubahan mata pencaharian dan pendapatan anak
buah kapal nelayan besar sejak berlakunya Peraturan Menteri Kelautan dan
Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Anak Buah Kapal Pukat Hela
No.2/PERMEN-KP/2015.
7
untuk hidup dari sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang
tanam di ladang, d) menangkap ikan dan bercocok tanam dengan irigasi [ CITATION
Koe02 \l 1033 ].
produktifitas.
II.2. Pendapatan
atau rumah tangga selama periode tertentu[ CITATION Rah04 \l 1033 ]. Sedangkan
oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
dihasilkan melalui suatu usaha. Jumlah uang yang diterima tergantung pada:
Pendapatan nelayan berasal dari dua sumber, yaitu pendapatan dari usaha
kelompok:
1. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya
4. Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim musim tertententu saja
sebelumnya.
Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh
pemilik, atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan
jabatannya yang tercantum dalam buku sijil (UU No. 17/ 2008). Anak Buah Kapal
kecelakaan
semua jenis alat penangkapan ikan berbentuk jaring berkantong, berbadan dan
bersayap yang dilengkapi dengan pembuka jaring yang dioperasikan dengan cara
ditarik /dihela menggunakan satu kapal yang bergerak. Pukat hela merupakan
kelompok alat penangkapan ikan terbuat dari jaring berkantong yang dilengkapi
dengan atau tanpa alat pembuka mulut jaring dan pengoperasiannya dengan cara
dilakukan pada kolom maupun dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan
pelagis maupun ikan demersal termasuk udang dan krustasea lainnya tergantung
jenis Pukat Hela yang digunakan. Sebelum PERMEN Nomor 2 Tahun 2015
dikeluarkan, telah muncul aturan-aturan yang senada dalam hal pelarangan Pukat
hela. Beberapa aturan yang sudah ada antara lain: Keputusan Menteri Pertanian
larangan penggunaan cantrang. Aturan pelarangan yang telah diterbitkan jauh hari
11
sebelum PERMEN Nomor 2 tahun 2015 keluar. Aturan PERMEN Nomor 2 tahun
2015 muncul sebagai aturan yang menagih janji masyarakat karena pada kurun
berbunyi:
Pasal 2
Setiap orang dilarang menggunakan alat penangkapan ikan pukat hela (Trawls)
dan alat penangkapan ikan pukat Tarik (Seine Nets) di seluruh wilayah
kelurahan Tanjung Penyembal yang telah berubah mata pencaharian dari nelayan
masyarakat petani kopi menjadi petani sayuran di Desa Tiga Jaya Kecamatan
bahwa luas lahan kepala keluarga petani sayuran sempit, rendahnya hasil produksi
kopi, harga jual kopi yang rendah, jangka waktu panen kopi lebih lama,
pendapatan petani sayuran lebih besar, dan besarnya jumlah tanggungan kepala
keluarga.
Mata Pencaharian Petani Karet menjadi Petani Singkong di Desa Sriwijaya yang
Kabupaten Way Kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan luas lahan
yang sama petani singkong memiliki jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding
petani karet, produksi yang diperoleh petani singkong lebih tinggi dibandingkan
13
dengan produksi petani karet, harga jual singkong juga lebih tinggi dibandingkan
dengan harga jual karet, dan besarnya rata-rata pendapatan petani singkong lebih
ketahanan sosial dan ekonomi dari adanya peralihan mata pencaharian. Kendala
yang masih terjadi hingga saat ini terletak pada proses transfer pengetahuan yang
dimiliki masyarakat.
faktor penyebab dan dampak oleh adanya perubahan mata pencaharian pada
daerah yang berbeda dengan daerah yang ada dahulu (keadaan tanah) dan adanya
perubahan pendapatan nelayan yaitu jarak menangkap, jumlah jam kerja di laut,
pencaharian dengan nilai sosial budaya. Selain memberikan dampak buruk pada
perubahan pemaknaan pada nilai agama karena menimbulkan gaya hidup yang
konsumtif yaitu berada dekat dengan gaya hidup malam yang dapat merusak
moral masyarakat.
Kecamatan Kuranji Kota Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
masyarakat seperti: Petani menjadi pedagang dan karyawan, Jasa angkutan umum
menjadi usaha bengkel dan laundry, Jasa tenaga kerja atau buruh menjadi
pekerjaan).
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 02/ PERMEN-KP/ 2015 Tentang Larangan
Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine
Nets) Terhadap Usaha Perikanan Tangkap Oleh Nelayan di Sibolga dengan tujuan
ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (seine nets). Adapun hasil dari penelitian
Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) memberikan dampak terhadap
nelayan besar maupun nelayan kecil dari segi yuridis, ekonomi ataupun lokal.
perubahan mata pencaharian dari petani menjadi nelayan perikanan tangkap laut.
memanfaatkan waktu luang setelah bekerja sebagai nelayan pada saat cuaca
buruk.
17
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2019 yang bertempat di
Provinsi Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
III.2.1.Metode Penelitian
yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh melalui responden sebagai
memberikan gambaran secara detail dan jelas tentang latar belakang, sifat-sifat,
serta karakter-karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat
umum.
menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
III.2.2.Penentuan Populasi
Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
yang dimaksud bukan hanya orang tapi juga objek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan hanya jumlah pada objek/ subjek yang dipelajari tetapi
alat penangkapan ikan Pukat harimau (Trawls) yang telah berubah menjadi
kapal.
sebanyak 10 kapal.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek/ subjek
dalam melakukan penelitian dan pengujian data. Adapun metode yang digunakan
dalam penarikan atau penentuan sampel ini merupakan sampling jenuh atau
sensus. Menurut Sugiyono (2011) sampling jenuh atau sensus adalah teknik
19
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam
III.2.3.Pengumpulan Data
Data merupakan fakta atau gambaran yang akan dikumpulkan oleh peneliti
untuk diolah. Setelah diolah sedemikian rupa dengan berbagai fakta-fakta lalu
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan data
sekunder.
Data primer yaitu data yang akan dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan (Siregar,
2013). Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari hasil
yang berasal dari Anak Buah Kapal dari 50 kapal. adapun data yang di kumpulkan
ialah:
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari instansi
terkait untuk mendukung data yang telah ada, meliputi data keadaan alam,
penduduk dan hal-hal yang berkaitan dengan judul penelitian . Data juga diambil
dari buku-buku, literatur, jurnal, serta situs di internet yang berkaitan dengan judul
1. Biografi pelabuhan.
(ABK).
3. Anak Buah Kapal (ABK) merupakan orang yang dipekerjakan oleh pemilik
4. Pukat Hela (Trawls) adalah sejenis alat yang digunakkan untuk menangkap
ikan berupa jaring yang memiliki mata jaring kecil sehingga dapat merusak
kelestarian laut.
pencaharian dan pendapatan Anak Buah Kapal (ABK) pukat hela yang ada di
21
Adapun analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
III.5.1.Analisis Deskriptif
baru yang dijalankan Anak Buah Kapal (ABK) sejak berlakunya Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang larangan alat tangkap ikan pukat hela
tentang pekerjaan baru yang ditekuni mantan Anak Buah Kapal Trawls.
Tengah maka digunakan analisis uji statistik. Analisis ini hanya digunakan untuk
melihat perbedaan pendapatan Anak Buah Kapal Trawls sebelum dan sesudah
22
berubah pekerjaan namun masih dibidang perikanan/ yang masih sebagai anak
buah kapal. Analisis yang digunakan yaitu analisis dependent sample t-test atau
yang sering diistilahkan dengan paired sample t-test. Model uji beda ini
pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda
(Pramana, 2012).
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Hᴏ pada uji ini
No.02/PERMEN-KP/2015
No.02/PERMEN-KP/2015
Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05, berarti terdapat perbedaan antara
Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan
pendapatan bersih dari setiap kegiatan nelayan menangkap ikan di laut (Yuliriane,
Π = TR - TC
Keterangan:
Π : Pendapatan bersih
Kriteria:
dengan harga jual. Dalam bentuk persamaan total penerimaan pada tingkat harga
TR = P × Q
24
Keterangan:
P = Price/ Harga
Q = Quantity/ Jumlah
Menurut Yunawati (2008) bentuk persamaan total biaya pada tingkat harga
tertentu ialah:
TC = VC + FC
Dimana:
Secara geografis Kecamatan Sarudik terletak pada 01° - 43° 08,5” LU – 98° 49’
56,4” BT, berada pada ketinggian 1-30 meter diatas permukaan laut yang
berbatasan dengan:
Kelurahan Pondok Batu, kelurahan ini merupakan kelurahan yang menjadi pusat
dengan Luas 9,97 Km2yang merupakan 38,46% dari total luas Kecamatan
Sarudik.
Malau yang di bantu oleh seorang Sekretaris lurah, 4 orang Kasi dan 4 orang
Staff. Kelurahan Pondok Batu terbagi atas 5 lingkungan yang tiap lingkungan
terletak di jalan Pondok batu yang berada di belakang kantor Kecamatan Sarudik.
Pemerintahan Kelurahan Pondok batu dapat dilihat pada bagan struktur organisasi
di bawah ini:
LURAH LPM
KOSASIH MALAU KEL. PONDOK BATU
NIP: 19620914 198303 1009
SEKRETARIS LURAH
ALEX RIVAI SILALAHI, SH.
NIP: 19870524 201505 1 001
jika dilihat dari lokasi Pondok Batu yang digunakan sebagai tempat
berlubang menjadi hambatan pada mobil dan truk pengangkutan ikan dari
yang ada juga belum memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar
Dari tabel diatas dapat dilihat fasilitas atau sarana yang ada belum
mencukupi, dimana jumlah tempat ibadah yang sedikit serta belum adanya
bangunan sekolah dasar.Selain itu, kondisi sarana yang ada masih sangat
sederhana.
perusahaan dan prasarana dalam bidang perikanan yang juga memiliki manfaat
tersebut yaitu:
28
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kelurahan Pondok Batu merupakan
menetap di suatu wilayah meliputi jumlah dan struktur yang didasarkan kriteria
4.1.3.1. Penduduk
waktu lama dan tidak di tentukan dan saling berinteraksi di dalam suatu wilayah.
Berdasarkan data yang di dapat dari kantor kelurahan Pondok Batu pada tahun
2018 jumlah penduduk yang terdapat di Kelurahan Pondok Batu berjumlah 4.468
jiwa yang terdiri dari 947 kepala keluarga. Adapun jumah jumlah penduduk
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin
pendudukyang berjenis kelamin laki-laki yaitu 39,42% dan yang berjenis kelamin
Berdasarkan dari table 4.5. dapat dilihat jumlah penduduk yang terdapat di
Kelurahan Pandan yang di lihat dari tingkat umur pada tahun 2018 jumlah
penduduk terbesar terdapat pada usia 15-39 tahun dengan jumlah 1997 jiwa
tingkatan kedua adalah pada usia 40-64 tahun dengan jumlah 1986 jiwa
rendah terdapat pada usia <1 tahun dengan jumlah 71 jiwa ( 1,59%) dari jumlah
suku batak mandailing dan batak toba, selain itu terdapat masyarakat suku minang
menggunakan bahasa Pesisir atau yang sering disebut bahasa Beko oleh
batu adalah budaya pesisir.Budaya ini sudah ada dan digunakan selama berates-
31
ratus tahun di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah.Budaya pesisir berawal dari
percampuran antara Suku Batak Toba, Batak Mandailing dan Batak Angkola yang
pembauran lagi dengan para imigran suku Minangkabau dan suku Melayu yang
beragama yang tinggi sehingga tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama.
Hal ini dapat dilihat dengan tempat ibadah yang saling berdampingan.Adapun
jumlah tempat ibadah yang ada di kelurahan Pondok Batu yaitu 1 gereja dan 2
masjid.
4.1.3.3. Pendidikan
(Jiwa) (%)
Tidak tamat sekolah 693 16,78
SD 1.413 34,21
SMP 948 22,95
SMA 789 19,10
Diploma III 196 4,74
Diploma IV/ Strata I 89 2,15
Strata II 2 0,04
Total 4.130 100
Sumber: Monografi Kelurahan Pondok Batu 2018
Tengah dapat dikatakan masih rendah.Hal ini dibuktikan dari jumlah penduduk
yang tidak tamat sekolah berjumlah693 jiwa (16,78%) dan masyarakat yang hanya
tamat Sekolah Dasar (SD) berjumlah sangat tinggi yaitu 1.413 jiwa (34,21%).
Kondisi ini disebabkan akibat kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan
tradisional dan nelayan kapal besar namun ada juga masyarakat yang bermata
Pondok Batu dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah jenis pekerjaan yang paling tinggi
di Kelurahan Pondok Batu yaitu nelayan buruh sebanyak 971 orang (28,37%)
sedangkan jumlah jenis pekerjaan yang paling rendah yaitu petani sebanyak 87
besar memiliki mata pencaharian di bidang perikanan yang didukung oleh potensi
sumber daya laut yang tinggi. Adapun jenis-jenis alat tangkap yang digunakan di
dibangun oleh pemerintah pusat pada tahun 1991 dan siap operasional pada tahun
tepatnya pada tanggal 21 Juli 1993 dan pengukuhannya ditetapkan dengan surat
Oktober 1993. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga ini berada di Teluk
Tapian Nauli/ Aek Habil dan tepatnya berada di Kelurahan Pondok Batu,
Kecamatan Sarudik.
manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC) yang mengacu pada IKU
6. Pelaksanaan kesyahbandaran
7. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawas perikanan
8. Wisata bahari
perundang-undangan.
Tengah. Pelabuhan ini berada di sekitar pinggiran patai barat yang menghadap ke
Samudera Hindia dengan luas 13,9 Ha. Secara geografis Pelabuhan Perikanan
iklim yang relatif datar di bagian Selatan dan berbukit di bagian Utara. Kawasan
kawasan pantainya berhawa tropis. Keadaan cuaca secara umum sama dengan
37
cuaca di sekeliling ekuator, angina berarturan, panas dan curah hujan tinggi.
4.3.1. Umur
lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).Umur dapat
Tabel 4.9. Tingkat Umur Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Hela
(Trawls)
kapal (ABK) Pukal Hela (Trawls) yang paling banyak yaitu pada kelompok umur
26-30 tahun sebanyak 7 orang (41,18%). Sedangkan kelompok umur yang paling
sedikit yaitu pada kelompok umur 36-40 dan 41-45 tahun sebanyak 1 orang
(5,88%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia produktif anak buah kapal
terdapat pada rentang usia 26-30 tahun karena pada rentang umur tersebut anak
38
buah kapal masih memiliki kondisi fisik yang baik dan sudah mempunyai
Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 di
bawah ini:
Tabel 4.10. Tingkat Pendidikan Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat
Hela (Trawls)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa jumlah Anak Buah Kapal (ABK) paling
tinggi yaitu pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 8 orang (47,06%) sedangkan
jumlah terendah yaitu pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 2 orang
(11,76%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan nelayan atau anak buah
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota yang terdiri dari istri
dan anak, serta orang lain dalam keluarga yang menjadi tanggungan kepala
jumlah tanggungan keluarga. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah anggota
keluarga maka semakin tinggi kebutuhan dan semakin besar beban kepala
keluarga sehingga nelayan/ anak buah kapal akan semakin giat melaut. Jumlah
tanggungan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah
ini:
Tabel 4.11. Jumlah Tanggungan Keluarga Mantan Anak Buah Kapal (ABK)
Pukat Hela (Trawls)
mantan anak buah kapal Pukat Hela (Trawls) yang paling banyak yaitu berjumlah
3-4 orang sebanyak 9 orang (52,94%) sedangkan frekuensi paling sedikit yaitu 1-2
anak buah kapal seringkali memiliki jumlah tanggungan keluarga yang banyak
4.4. Perubahan Mata Pencaharian Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Hela
(Trawls)
40
Anak buah kapal atau awak kapal adalah semua orang yang bekerja di
kapal, yang bertugas mengoperasikan dan memelihara serta menjaga kapal dan
muatannya terkecuali Nakhoda. Anak buah kapal memiliki tugas dan tanggung
yaitu:
1. Tekong
2. Tukang buang
3. Tukang batu
4. Tukang lampung
5. Tukang masak
6. Apit
7. Kuanca
8. Kenek kuanca
9. Tukang Palung
2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela (Trawls) di
buah kapal Pukat Hela. Perubahan mata pencaharian anak buah kapal Pukat Hela
Tabel 4.12. Perubahan Mata Pencaharian pada Anak Buah Kapal (ABK)
Pukat Hela (Trawls)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat
Hela (Trawls) yang berpindah pekerjaan menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Pukat
Tongkol Sebanyak 7 orang dan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Rapat 10
4.5. Pendapatan Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Hela (Trawls)
buah kapal didasarkan oleh perubahan jenis alat tangkap yang memengaruhi
42
jumlah hasil tangkapan. Perubahan pendapatan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat
Tabel 4.13. Pendapatan Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Hela
(Trawls)
pendapatan. Pendapatan anak buah kapal menurun rata-rata sebanyak 39% dari
bersih, biaya keperluan kapal dan makanan sudah dikurangkan oleh pemilik kapal
tetapi berdistribusi tidak normal. Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji
alternatif dari uji pairing t test atau t paired apabila tidak memenuhi asumsi
normalitas. Uji ini dikenal juga dengan istilah Wilcoxon Match Pair Test.
Wilcoxon signed rank test merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk
(Pramana, 2012).
sebagai variabel pertama (X1) dan pendapatan sesudah peraturan sebagai variabel
kedua (X2). Hasil uji Wilcoxon pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14
Tabel 4.14. Hasil Uji Wilcoxon terhadap Pendapatan Anak Buah Kapal
Ties 0c
Total 17
Pada Tabel diatas dapat dilihat negative ranks atau selisih (negatif) antara
pendapatan anak buah kapal untuk sebelum dan sesudah terdapat 16 data negatif
(N) yang artinya 16 anak buah kapal mengalami penurunan jumlah pendapatan
Kelautan dan Perikanan Nomor 02 tahun 2015. Selanjutnya positive ranks atau
44
selisih (positif) antara pendapatan anak buah kapal untuk sebelum dan sesudah
terdapat 1 data positif (N) yang artinya 1 anak buah kapal mengalami peningkatan
sesudah, disini nilai ties adalah 0 yang artinya tidak ada anak buah kapal yang
tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara yang dibuat untuk diuji kebenaran
Ho : tidak terdapat perbedaan antara pendapatan Anak Buah Kapal sebelum dan
No.02/PERMEN-KP/2015
No.02/PERMEN-KP/2015
Test Statisticsb
Sesudah -
Sebelum
Z -3.608a
sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari <0,05 yang artinya Ha diterima.
pendapatan Anak Buah Kapal sebelum dan sesudah berlakunya Peraturan Menteri
4.8. Tanggapan Mantan Anak Buah Kapal (ABK) Pukat Hela (Trawls)
Pelarangan alat tangkap Pukat Hela (Trawls) ini bagi anak buah kapal
bukanlah hal yang baru mereka dengar, sudah banyak berita di media massa yang
mengenai peraturan pelarangan alat tangkap Pukat hela menuai banyak kritikan.
Kebanyakan anak buah kapal menanggapi peraturan tersebut secara negatif karena
menginginkan agar peraturan tersebut diubah kembali seperti sebelumnya dan izin
Kritikan negatif dari anak buah kapal tidak lepas dari kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi ketika berpindah pekerjaan. Salah satu yang menjadi
kesulitan anak buah kapal yaitu lokasi penangkapan yang jauh. Pada pekerjaan
mereka saat ini seringkali harus melakukan penangkapan yang cukup jauh,
perbatasan dengan negara lain sehingga juga memiliki resiko yang tinggi. Selain
itu meskipun ada anak buah yang mengalami peningkatan pendapatan tetapi
perbandingan waktu kerja dan penghasilan dianggap tidak sesuai, hal ini juga
menjadi keluhan anak buah kapal dimana anak buah kapal memiliki waktu bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, M., (2003). Metode Penelitian. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 63 hal.
Tarigan, M. (2000). Pesisir dan Pantai Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LIPI, 67 hal.
Pukat Hela (Trawsl) dengan Variabel Terikat Pendapatan Anak Buah Kapal
Ranks
Ties 0c
Total 17
c. Sesudah = Sebelum
Test Statisticsb
Sesudah -
Sebelum
Z -3.608a