BANDUL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : M. ISYRAQI AL FATHAN
KELAS : X MIA – 5
MAPEL : FISIKA
Pengertian Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut
juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak
periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada
ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Gerak
Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan
digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Dalam fisika ada
berbagai macam gerak, diantaranya adalah gerak periodik. Gerak Periodik adalah
suatu getaran atau gerakan yang dilakukan benda secara bolak-balik melalui jalan
tertentu yang kembali lagi ke tiap kedudukan dan kecepatan setelah selang waktu
tertentu. Contoh gerak bolak balik adalah gerakan sebuah bandul.
Dari sekian banyak gerak periodik, ada gerak yang dinamakan gerak
harmonik. Gerak harmonik adalah gerak sebuah partikel sebagai fungsi waktu
berupa sinusodial (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus).
HUKUM HOOKE
“Besarnya gaya pemulih F berbanding lurus dengan perubahan panjang
pegas x, baik pada waktu itu ditarik maupun ditekan.”
b. Pegas teregang
c. Pegas tertekan
Gaya pegas merupakan gaya pemulih. Gaya pemulih adalah gaya yang
bekerja pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik keseimbangan dan
besarnya sebanding dengan besar simpangannya. Sesuai dengan persamaan :
F = -k x
Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat dengan seutas
tali ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali
akan membentuk sudut sebesar α terhadap arah vertikal. Jika sudut α terlalu kecil,
gerak bandul tersebut akan memenuhi persamaan gerak harmonik sederhana
seperti gerak massa pada pegas.
Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang
selalu menuju titik keseimbangan. Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan
simpangan, sehingga dapat ditulis :
Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T
sehingga gaya dalam arah sumbu y bernilai nol.
Jika sudut α cukup kecil, maka nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai
sudutnya, sin α ≈ α. Sehingga hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta
dinyatakan dengan persamaan :
x
x = l sin atau =
L
(10)
(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum
berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar
simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L).
Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa tersebut akan
mengalami gaya pemulih sebesar:
F = m g sin mg = x (11)
Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada gerak
harmonik sederhana. Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk
massa pada pegas dan gaya pemulih untuk sistem bandul sederhana.
T=2
√ l
g
(14)
Gaya yang beraksi pada gambar, adalah beratnya mg dan gaya tarik T pada
dawai. Kita uraikan mg menjadi komponen radial mg cos dan mg sin yang
merupakan tangen (garis singgung) terhadap lintasan yang ditempuh oleh partikel.
Dituliskan gaya pemulih sebagai berikut:
Dengan tanda minus menunjukkan bahwa F bereaksi dalam arah yang berlawaan
dengan perpindahan.
Selain itu, perpindahan partikel s yang diukur sepanjang busutnya sama dengan
L. Maka untuk yang kecil, persamaanya menjadi:
s mg
F -mg = -mg =( )s (19)
L L
mg
Dengan mensubstitusikan kedalam persamaan, utuk periode suatu pendulum
L
sederhana kita dapatkan:
√ √ √
m
m L
T = 2 = 2 m g atau = 2
k g
L
(20)
2t
= t = (21)
T
Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran (sumbu y) adalah titik Qy. Jika garis
OQy kita sebut y, yang merupakan simpangan gerak harmonik sederhana, maka:
2t
y = A sin = A sin t = A sin = A sin 2ft (22)
T
Secara umum, jika partikel mula-mula berada pada posisi sudut o, maka
persamaan dapat ditulis menjadi:
2t
y = A sin = A sin (t+o) = A sin ( +o¿ (23)
T
Besar sudut dalam fungsi sinus, yaitu disebut sudut fase, jadi sudut fase
bergaerak harmonik adalah:
2t
= (t+o) = ( +o¿ (24)
T
t o
= 2 ( + ) = 2, dimana disebut juga fase, jadi fase gerak harmonik
T 2
adalah:
t 2−t 1 ∆ t
∆ = 2-1= = (25)
T T
Beda fase dalam gerak harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai
dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda
1 1
fase 2 ditulis sebagai beda fase .
4 4
Dua kedudukan dikatatakan sefase apabila beda fasenya nol dan disebut
berlawanan fase apabila beda fasenya setengah. Keadaan sefase:
1 1 1 1
∆ = , 1 , 2 , … atau ∆ = n +
2 2 2 2
Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
perama persamaan simpangan:
dy d
vy = = [ A sin (t+o)]
dt dt
Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum vm gerak harmonik sederhana adalah:
vm = A (27)
vy = A √ 1−sin 2 ( t+ o )
= √ A 2− A 2 sin 2 ( t+ o )
vy = √ A 2 − y 2 (28)
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan:
d vy d
Ay = = [ Acos (t+o)]
dt dt
Tanda minus menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan dengan arah
simpangan.
Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah
lingkaran yang memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar. Benda
melakukan Gerak Melingkar Beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai
konstan. Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak
Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan:
v
= (30)
γ
Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka
persamaan ini diubah menjadi :
v
= ,v=A (31)
γ
Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :
x vt
= = (32)
γ γ
x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh (x = vt
adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear). Kemudian v pada persamaan
2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan dengan A :
vt
=
γ
=t
Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan dengan persamaan :
x = A cos
x = A cos ( t + 0) (33)