Anda di halaman 1dari 8

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 10%

Date: Thursday, October 31, 2019


Statistics: 245 words Plagiarized / 2419 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional
Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu
yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka
disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis.

Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka
geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak
periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita
menyebutnya gerak harmonis sederhana. Gerak Harmonik Sederhana
mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk
menganalisis suatu gerak periodik tertentu.

Dalam fisika ada berbagai macam gerak, diantaranya adalah gerak periodik.
Gerak Periodik adalah suatu getaran atau gerakan yang dilakukan benda secara
bolak-balik melalui jalan tertentu yang kembali lagi ke tiap kedudukan dan
kecepatan setelah selang waktu tertentu. Contoh gerak bolak balik adalah
gerakan sebuah bandul. Dari sekian banyak gerak periodik, ada gerak yang
dinamakan gerak harmonik.

Gerak harmonik adalah gerak sebuah partikel sebagai fungsi waktu berupa
sinusodial (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus). (Surya, 2001: 55)
Ada beberapa macam gerak harmonik, salah satunya adalah gerak harmonik
sederhana (GHS). Gerak harmonik sederhana adalah gerak harmonik yang
dipengaruhi oleh gaya yang arahnya selalu menuju titik seimbang dan besarnya
sebanding dengan simpangannya.

Contoh gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasipendulum


(bandul). Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil
(bola pendulum) bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah. Dalam menganalisis gerakan pendulum
sederhana, gaya gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil sehingga
dapat diabaikan relatif terhadap bola.

Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali


dengan panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola
pendulum adalah gaya berat (w = mg)dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat
memiliki komponen m.g cos ? yang searah tali dan mg sin teta yang tegak lurus
tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin teta.

Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi
sepanjang busur lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama. Gaya pemulih
yang menyebabkan benda M melakukan gerak harmonic sederhana adalah
komponen w tegak lurus pada tali yaitu w sin ?. Dengan demikian gaya pemulih
yang bkerja pada benda bandul sederhana dinyatakan oleh Fp = - W sin ? = -
m.g

sin ? (1) Menurut Hukum Newton II percepatan benda pada ayunan sederhana: F
= m.a a = -g. sin ? -m.g sin ? = m.a (2) Gaya dalam arah sumbu x merupakan
gaya pemulih, yaitu gaya yang selalu menuju titik keseimbangan. Arah gaya
tersebut berlawanan arah dengan simpangan, sehingga dapat ditulis : Dalam arah
sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T sehingga gaya
dalam arah sumbu y bernilai nol. Jika sudut ? cukup kecil (? < ), maka nilai sinus
tersebut mendekati dengan nilai sudutnya, sin ? ? ?.

Sehingga hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta dinyatakan


dengan persamaan : x = L sin ? atau ? = x/L (3) (ingat bahwa sudut teta
adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari lingkaran (r) jika
dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum berupa lingkaran
maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar simpangannya.

Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L). Jika massa m
menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa tersebut akan mengalami
gaya pemulih sebesar : F = mg sin ? ? mg ? = x (4) HUKUM HOOKE
“Besarnya gaya pemulih F berbanding lurus dengan perubahan panjang pegas x,
baik pada waktu itu ditarik maupun ditekan.”

Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada gerak


harmonic sederhana. Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk
massa pada pegas dan gaya pemulih untuk system bandul sederhana. Pada
pegas berlaku : F = -kx, (5) (dalam buku Fisika 2, Bambang Ruwanto : 58).
sedangkan pada bandul berlaku F = x.

harga pada bandul adalah tetap sehingga dapat dianalogikan denga………/n


tetapan pegas (k). Periode bandul dapat pula dianalogikan dengan periode gerak
massa pada pegas, T = 2 , dengan mengganti k dengan mg/L : T = 2 = 2 Dengan
eliminasi m, kita memperoleh periode ayunan bandul sebesar : T = 2 Frekuensi
Pendulum Sederhana dapat dicari dengan rumus : Ini adalah persamaan frekuensi
pendulum sederhana, besarnya percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan
persamaan : T = 2 T2 = 4?2 g = 0 A.

Jenis Gerak Harmonik Sederhana dan Persamaannya Gerak Harmonik Sederhana


dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : a) Gerak Harmonik Sederhana (GHS)
Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa atau air
dalam pipa U, gerak horizontal atau vertikal dari pegas, dan sebagainya.
Contohnya: ü Gerak harmonik pada pegas Sistem pegas adalah sebuah pegas
dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa pada ujungnya dan diberi
simpangan sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh pada
sistem pegas adalah gaya Hooke.

Pada gambar a sebuah pegas diletakkan dilantai dasar dan dihubungkan dengan
sebuah benda, mula-mula pegas berada pada keadaan normal (setimbang), Jika
benda ditarik kekanan seperti gambar b, maka pegas akan memberi tarikan
kepada benda ke arah kiri untuk kembali ke titik keseimbangan. Jika benda ditarik
kekiri gambar c, maka pegas akan mendorong benda ke kanan untuk kembali ke
titik keseimbangan.

Gaya pegas yang bekerja untuk mengembalikan benda pada posisi


keseimbangan ini disebut gaya pemulih. Gaya pegas merupakan gaya pemulih.
Gaya pemulih adalah gaya yang bekerja pada gerak harmonik yang selalu
mengarah pada titik keseimbangan dan besarnya sebanding dengan besar
simpangannya. Sesuai dengan persamaan : F = -k x Persamaan ini dinamakan
hukum Hooke, dimana k dinamakan kostanta pegas.

Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih arahnya berlawanan dengan


simpangan x. Sebaliknya, jika simpangannya ke kiri gaya pulihnya kekanan. Bunyi
hukum Hooke: “Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja pada benda
sebanding dengan pertambahan panjang benda”. (Sunaryono, 2010: 76)
Sedangkan meurut Hukum II Newton, F = m a Dengan demikian, m a = -k x m a
+ k x = 0 (6) Dengan x sebagai posisi, telah kita ketahui bahwa percepatan adalah
turunan kedua dari x, sehingga persamaan ini dapat ditulis sebagai: m + k x = 0
(7) Bagi kedua ruas persamaan dengan m + x = 0 (8) Persamaan diatas adalah
persamaan diferensial homogen orde kedua.

Secara matematis, persamaan itu memiliki penyelesaian yang berbentuk fungsi


sinusoida, yaitu: x(t) = A sin (wt + q0) atau x(t) = A cos (wt + q0) (9) (Kanginan,
2006: 98) b) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul
atau bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Contonya: ü Gerak
harmonik bandul Pendulum sederhana terdiri atas sebuah partikel bermassa m
(yang disebut bandul pendulum), yang digantung dengan seutas tali sepanjang l
yang massanya diabaikan dan tidak dapat diregangkan, sebagaimana pada
gambar.

Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat dengan seutas tali
ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali akan
membentuk sudut sebesar ? terhadap arah vertikal. Jika sudut ? terlalu kecil,
gerak bandul tersebut akan memenuhi persamaan gerak harmonik sederhana
seperti gerak massa pada pegas.

Kita tinjau gaya-gaya pada massa m. dalam arah vertikal, massa m dipengaruhi
oleh gaya beratnya yaitu sebesar w = mg, gaya berat tersebut memiliki
komponen sumbu x sebesar mg sin ? dan komponen sumbu y sebesar mg cos ?.
Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang selalu
menuju titik keseimbangan.

Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan simpangan, sehingga dapat ditulis :
Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T
sehingga gaya dalam arah sumbu y bernilai nol. Jika sudut ? cukup kecil, maka
nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai sudutnya, sin ? ? ?. Sehingga
hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta dinyatakan dengan
persamaan : x = l sin q atau q = (10) (ingat bahwa sudut teta adalah
perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari lingkaran (r) jika dinyatakan
dalam satuan radian.

Karena lintasan pendulum berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan


ini untuk menentukan besar simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini
adalah panjang tali L). Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang,
maka massa tersebut akan mengalami gaya pemulih sebesar: F = m g sin q » mg
q = x (11) Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada
gerak harmonik sederhana.

Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk massa pada pegas dan
gaya pemulih untuk sistem bandul sederhana. Pada pegas berlaku F = kx,
sedangkan pada bandul berlaku F = x. harga pada bandul adalah tetap sehingga
dapat dianalogikan dengan tetapan pegas (k). Secara umum persamaan
simpangan dari getaran selaras dapat dirumuskan : x = A sin wt (12) Dengan ? =
kecepatan sudut dan t = waktu.

Turunan kedua terhadap waktu dari persamaan diatas menghasilkan : d2x/dt2 = -


?A2 sin ?t = -?2 x (13) karena ? = : T = (14) Dari persamaan (9) dapat ditentukan
percepatan gravitasi (g) g = (15) (Tim Dosen, 2013: 21) Gerakan massa (m)
terbatasi atau ditentukan oleh panjang pendulum (l), dan persamaan gerak yang
berlaku adalah : d?2 / dt2 = -mg sin ? (16) Dimana dalam hal ini kecepatan beban
sepanjang lintasan yang berupa busur lingkaran adalah v(t) = l ?(t).

Faktor sin ? merupakan komponen yang searah dengan gravitasi dari gaya yang
bekerja pada beban dalam arah ?. Selanjutnya dengan membuang m dari kedua
sisi persamaan sebelumnya diperoleh bentuk d2?/ dt2 + g/L sin ? = 0 yang
merupakan persamaan diferensial tak linear untuk ?.

Jika dianggap simpangan awal ayunan cukup kecil |?| ? 1 ( rad ), maka berlaku
sin ? = ? sehingga persamaan dapat diubah menjadi bentuk linear sebagai
berikut: d2?/ dt2 + g/L ?= 0 (17) Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul Matematis
Gaya yang beraksi pada gambar, adalah beratnya mg dan gaya tarik T pada
dawai. Kita uraikan mg menjadi komponen radial mg cosq dan mg sinq yang
merupakan tangen (garis singgung) terhadap lintasan yang ditempuh oleh
partikel.

Dituliskan gaya pemulih sebagai berikut: F = -mg sinq (18) Dengan tanda minus
menunjukkan bahwa F bereaksi dalam arah yang berlawaan dengan perpindahan.
Selain itu, perpindahan partikel s yang diukur sepanjang busutnya sama dengan
Lq. Maka untuk q yang kecil, persamaanya menjadi: F » -mg q = -mg = ()s (19)
Dengan mensubstitusikan kedalam persamaan, utuk periode suatu pendulum
sederhana kita dapatkan: T = 2p = 2p atau = 2p (20) (Halliday, 2008: 616-617) ·
Simpangan gerak harmonik sederhana Simpangan gerak harmonik sederhana
dapat dianggap sebagai proyeksi gerak melingkar beraturan pada diameter
lingkaran, gambar melukiskan sebuah partikelyang bergerak melingkar beraturan
dengan kecepatan sudut w dan jari-jari A.

Anggap mula-mula partikel berada di titik P. Setelah selang waktu t, partikel


berada di titik Q dan sudut yang ditempuh adalah: q = wt = (21) Proyeksi titik Q
terhadap diameter lingkaran (sumbu y) adalah titik Qy.

Jika garis OQy kita sebut y, yang merupakan simpangan gerak harmonik
sederhana, maka: y = A sinq = A sin wt = A sin ft (22) Secara umum, jika partikel
mula-mula berada pada posisi sudut qo, maka persamaan dapat ditulis menjadi:
y = A sinq = A sin (wt+qo) = A sin ( (23) Besar sudut dalam fungsi sinus, yaitu q
disebut sudut fase, jadi sudut fase bergaerak harmonik adalah: q = (wt+qo) =
( (24) Persamaan dapat juga ditulis menjadi q = 2p ( ) = 2pj, dimana j disebut
juga fase, jadi fase gerak harmonik adalah: ?j = j2-j1= = (25) Beda fase dalam
gerak harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai dengan satu.

Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda fase 2 ditulis
sebagai beda fase Dua kedudukan dikatatakan sefase apabila beda fasenya nol
dan disebut berlawanan fase apabila beda fasenya setengah. Keadaan sefase: ?j =
, 1?j = n + Dengan n adalah bilangan cacah, n = 0, 1, 2, 3,... · Kecepatan gerak
harmonik sederhana Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat
diperoleh dari turunan perama persamaan simpangan: vy = = [ A sin (wt+qo)] vy
= w Acos [(wt+qo)] (26) Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah
satu, maka kecepatan maksimum vm gerak harmonik sederhana adalah: vm = w
A (27) Berdasarkan hubungan trigonometri cos2 (wt+qo) + sin2 (wt+qo) = 1,
maka diperoleh cos (wt+qo) = ika nilai ini dimasukkan ke persamaan diperoleh:
vy = wA = w Mengingat A sin (wt+qo) = y, maka diperoleh: vy = w (28) ·
Percepatan gerak harmonik sederhana Percepatan benda yang bergerak
harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan pertama persamaan kecepatan
atau turunan kedua persamaan simpangan: Ay = = [w Acos (wt+qo)] Ay = -w2
Asin (wt+qo) = -w2 y Karena nilai maksimum dari simpangan maksimum adalah
sama dengan amplitudo, yaitu y=A, maka percepatan maksimum an gerak
harmonik sederhana adalah: Am = -w2 A (29) Tanda minus menunjukkan bahwa
arah percepatan selalu berlawanan dengan arah simpangan.

(Supriyanto, 2007: 72-74) Hubungan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) dan Gerak
Melingkar Beraturan (GMB) Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai
gabungan dua gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki
Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama namun memiliki beda fase relatif atau
kita dapat memandang Gerak Harmonik Sederhana sebagai suatu komponen
Gerak Melingkar Beraturan.

Jadi dapat diimpulkan bahwa pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah benda yang
melakukan Gerak Melingkar Beraturan merupakan Gerak Harmonik Sederhana.
Frekuensi dan periode Gerak Melingkar Beraturan sama dengan Frekuensi dan
periode Gerak Harmonik Sederhana yang diproyeksikan. Misalnya sebuah benda
bergerak dengan laju tetap <http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Laju_tetap&action=edit&redlink=1> (v) pada sebuah lingkaran
<http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkaran> yang memiliki jari-jari A sebagaimana
tampak pada gambar. Benda melakukan Gerak Melingkar Beraturan
<http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Gerak_Melingkar_Beraturan&action=edit&redlink=1>, sehingga kecepatan
sudutnya bernilai konstan.

Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak


Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan: w = (30) Karena jari-jari (r)
pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka persamaan ini diubah
menjadi : w = , v = w A (31) Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara
jarak linear x dengan jari-jari lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan : q
= (32) x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh
(x = vt adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear).

Kemudian v pada persamaan 2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-


jari r digantikan dengan A : q = q = w t Dengan demikian, simpangan sudut
benda relatif terhadap sumbu x dinyatakan dengan persamaan : q = w t + q0, (q0
adalah simpangan waktu pada t = 0}) Pada gambar di atas, posisi benda pada
sumbu x dinyatakan dengan persamaan : x = A cos x = A cos (w t + q0) (33)
Persamaan posisi benda pada sumbu y : y = A sin (w t + q0) (34) dengan: A =
amplitudo; w = kecepatan sudut; dan q0 = simpangan sudut pada saat t = 0.

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
2% - www.academia.edu/10331678/Kesimpulan_fisika
1% - www.academia.edu/7934974/Persamaan_simpangan...
1% - https://deachrestella888.blogspot.com/2015/11/makalah-fisika-bandul-
gerak-harmonik.html
8% - www.academia.edu/11892152/Makalah_Gerak_Harmonik...

Anda mungkin juga menyukai