Anda di halaman 1dari 8

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DISUSUN OLEH KELOMPOK :


SERIKAT ATHEIS
1. M. ISYRAQI AL FATHAN
2. M. HABIB MU’ARIF
3. MUAMMAR KHADAFI
4. M. FURQAN FAHLEVI
5. M. DAFFA
MAN KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji beserta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt.
Yang dengan taufik dan hidayah-NYA lah saya dapat menyelesaikan laporan saya pada
hari yang berbahagia ini. Serta dengan rahmat-NYA lah kita diberikan nikmat iman dan
nikmat islam seperti yang kita rasakan pada hari yang berbahagia ini, dan disebabkan
karena taufik-NYA lah kita masih diberikan sehat badan serta waras pikiran dan masih
banyak lagi nikmat-NYA yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu.

Shalawat bermahkotakan salam saya sanjung sajikan atas pangkuan alam Baginda
Nabi Besar Muhammad saw. Yang dengan perjuangan beliaulah yang sudah menegakkan
kalimatulhaq yaitu Ashaduallailaha illAllah Waashaduanna Muhammadar Rasulullah.
Serta dengan berkat perjuangan beliaulah yang telah membawa ajaran agama islam pada
masa kejayaan nya dan telah membawa umatnya dari jalan dengan penuh kegelapan ke
jalan yang penuh dengan cahaya yang terang-benderang, dan dari jalan yang dulunya
tidak mengenal ilmu pengetahuan dan akhlak ataupun adab ke jalan yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.

Penghormatan dan rasa terima kasih sebesar-besar nya saya ucapkan kepada guru
pembimbing saya yang mengajar di mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Ibuk
Fauziahdan guru pendampingnya adalah Buk Retno. Dan saya ucapkan terima kasih
kepada guru pembimbing dan guru pendamping yang telah memberikan saya waktu dan
tempat untuk mempresentasikan laporan hasil penelitian saya dengan judul “Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT)”.

Hormat Saya,
TEMA : Kehancuran ataupun perpecahan dalam rumah tangga yang
diakibatkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh sang suami terhadap
sang istri.
JUDUL : Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
TOKOH :
1. M. ISYRAQI AL FATHAN ( Ayah dan Narator )
2. MUAMMAR KHADAFI ( Ibu dan Penasihat )
3. M. HABIB MU’ARIF ( Habib )
4. M. FURQAN FAHLEVI ( Oqan )
5. M. DAFFA ( Daffa )
ALUR : Maju
LATAR : Lingkungan Rumah
SUDUT PANDANG : Kami sebagai pengarang mengambil judul
tersebut dikarenakan sudah banyak nya kasus-kasus pelanggaran HAM,
contonya seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan lain
sebagainya, hal inilah yang memotivasi kami untuk mengambil judul
tersebut.
AMANAT : Semoga di kedepannya terutama di wilayah Indonesia
mulai menghilang kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga
dikarenakan kasus ini dapat mengharcurkan harkat dan martabatnya
seseorang.
Pada sebuah desa hiduplah keluarga kecil yang harmonis mereka memiliki 3 orang
anak yaitu Habib, Oqan, dan Daffa . Namun keharmonisan itu terganggu setelah
kedua orang tua mereka bertengkar.

Habib dan Oqan : Assalamu’alaykum bunda kami pulang….

Bunda yang sedang duduk diruang tamu tidak memperdulikan kepulangan Oqan
dan Habib, Oqan dan Habib pun bingung dengan sikap ibunya yang beberapa hari
ini begitu acuh.

Habib : kenapa bunda gk jawab salam kita yah?

Oqan : tidak tahu kak, mungkin bunda sedang sibuk.

Habib : kakak kok belum pulang yah?

Daffa sampai dirumah, dan langsung masuk tanpa memberi salam. Melihat
bundanya juga tak perduli maka Daffa pun berlalu melewati bundanya yang sedang
asyik dengan Hpnya,

Bunda: Daffa, belikan bunda pulsa di nomor bunda!

Daffa : iya.. (sambil pergi keluar rumah)

Habib dan Oqan menunggu Daffa kembali karena kondisi perut mereka yang
sedang lapar.

Daffa : sudah bund (sambil berlalu pergi tanpa memberi bunda uang kembalian)

Bunda: mana kembaliannya?

Daffa : rika ambil kan biasanya bunda gk pernah tanya!

Bunda : kamu mau jadi pencuri yah, belajar ngambil uang gk ijin. Mau jadi apa
kamu? (bunda mencubit lengan rika hingga biru).

Daffa berusaha menghidar dan masuk ke tempat adik”nya berada, menghapus air
matanya agar tidak terlihat oleh adik”nya. Habib dan Oqan memeluk Daffa karena
tak tahan menahan lapar mereka, karena di meja makan tidak ada makanan.
Akhirnya mereka hanya duduk bertiga di depan rumah sambil menangis.
Ayah : assalamu’alaykum ayah pulang... (melihat anak -anaknya di depan rumah
sambil menangis) loh kalian kenapa disisni? Kenapa gak di dalam nonton TV?

Oqan : bagaimana kami mau makan sementara tidak ada makanan apapun di meja.

Ayah : bunda kalian mana?

Habib : Ayah, sudah beberapa hari setelah ayah berangkat ibu tidak pernah
menyiapkan makanan, kami hanya makan ketika ada penjual yang lewat. Bunda
tidak lagi seperti dulu ayah, bunda suka marah” bahkan kak Daffa baru” dipukul
karena mengambil uang pulsa ibu. (ayah memandang Daffa yang sedang duduk
terdiam).

Ayahanda mulai merasa penasaran apa saja yang membuat istrinya tidak lagi
memperdulikan anaknya, ayah masuk kerumah dan melihat istrinya keasyikan
main Hp.

Ayah : ehem, ternyata seperti ini perlakuanmu pada anak-anak jika aku tidak
dirumah?

Bunda: (terkejut dan menyimpan HPnya) apa yang kamu katakan? Saya sudah
mengurus mereka. Biarkan mereka belajar mandiri jangan terlalu memanjakan
mereka!

Ayah: mereka ini masih kecil, belum bisa melayani kebutuhan mereka sendri, aku
sudah mendengar semua perlakuanmu terhadap anak-anak selama aku tidak
dirumah!

Bunda: (menatap pada anak-anak) mereka masih kecil jangan didengarkan!

Ayah mengambil tangan Daffa dan memperlihatkan luka bekas pukulan yang
dibuat oleh bunda saat Daffa tidak mengembalikan uang sisa membeli pulsa.

Ayah: apa bukti ini kurang jelas?

Bunda: biarkan saja untuk pelajaran agar mereka tidak terbiasa mengambil uang
sembarangan! Kamu Daffa jangan coba-coba untuk mengambil lagi sisa uang
kembalian jika ibu nyuruhmu belanja! Jika kau ulangi bukan hanya lenganmu yang
kiri bahkan tanganmu bisa ibu patahkan!
Ayah: Cukup (menampar Bunda), kamu keterlaluan! Anak-anak ini tidak salah
merekahanya perlu diberikan arahan, kamu sebagai seorang ibu harusnya mendidik
mereka dengan baik. Bukan dengan kekerasan!

Bunda pun berniat untuk meninggalkan rumah akhirnya bunda mengemas


pakaiannya dalam sebuah koper dan ingin pergi dari rumah. Namun Oqan bergegas
lari untuk meminta tolong pada penasihat keluarga yang kebetulan sedang lewat
didepan rumah. Belum sempat bunda keluar dari rumah penasihat keluargapun
datang.

Penasihat: apa yang terjadi di rumah ini? Hingga anak kalian keluar dengan
menagis meminta pertolongan?

Ayah: tidak ada hal yang terjadi pak, hanya pertengkaran kecil yang dibear-
besarkan.

Bunda: pertengkaran kecil kau katakan? Aku lelah harus setiap hari mengurus
rumah dan mengurus anak.

Penasihat: sudah-sudah hal ini seharusnya tidak dilakukan di depan anak-anak.


Lihat anak kalian menjadi sedih dan akan menimbulkan trauma pada psikisnya.
Anak-anak kalian masih sangat kecil utuk melihat hal seperti ini, sebagai orang tua
kalian harus mampu menahan emosi dan rasa ego masing-masing. Apakah kalian
ingin melihat anak kalian menjadi seorang yang pemurung, tidak suka bergaul
karena rasa trauma yang mereka alami akibat pertengkaran yang kalian lakukan!.
Setiap masalah bisa dibicarakan secara baik-baik. Tidak perlu dengan kekerasan!
Dalam hukum Negara kita tindak KDRT telahdiatur dalam UU No.23 Tahun 2004,
pelakunya akan dipenjara selama 5 tahun dandenda sebesar Rp. 15.000.000 Pasal
44 ayat 1 untuk KDRT yang terhitung ringan ataupun tidak terlalu berbahaya atau
berat kemudian apabila hal yanini sampai ke kantor polisi bagaimana kondisi anak
anak kalian? Memiliki seorang ayah mantan Napi? Begitu?

Ayah: (menyesali perbuatannya) tidak pak, saya menyesal dengan perbuatan saya
Karena terbawa emosi melihat anak-anak diperlakukan tidak seperti biasanya.

Penasihat: lalu bagaimana dengan ibu? Apakah masih ingin pergi dari rumah ini?
Tidak semata” permasalahan ini salah dari bapak, tetapi mungkin ibu juga salah
karena sudah menjadi kewajiban ibu untuk mengurus rumah, suami dan anak-anak.
Boleh saja kita memiliki aktivitas yang padat diluar rumah tapi urusan rumah
tetaplah menjadi prioritas utama yah bu’?
Ibu: iya pak, terimakasih atas nasihatnya. Maafkan saya ya yah… (sambil meminta
maaf kepada ayah). Maafkan bunda juga yah nak karena telah memukul kalian
hanya kerena masalah kecil (sambil memeluk anak-anak).

Ayah: iya bu’ ayah juga minta maaf karena perlakuan ayah yang tidak bisa
menahan emosi ayah.

Akhirnya ayah dan ibu saling memafkan, dan anak-anak mulai tersenyum


kembali karena merasa bahagia. Rumah tangga mereka pun kembali manjadi
harmonis. Pertengkaran dalam rumah tangga merupakan bumbu terindah ketika
pertengkaran itu dapat menumbuhkan rasa cinta yang semakin kuat tanpa harus
terjadi kekerasan secara fisik maupun psikis. Cintai keluarga anda dan berikan
yang terbaik untuk keluarga.

Tamat
KESIMPULAN

Keluarga yang baik itu merupakan keluarga yang pengertian, yang dimana
sang suami mengerti persaan sang istri, dan sang istri sangat mengormati perasaan
sang suami, oleh karena itulah akan tercipta keluarga yang diimpikan oleh banyak
orang, yaitu lingkungan keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah.

Begitupun apabila kita lihat dari sudut pandang sebaliknya, jika dalam
keluarga tersebut semua anggotanya ingin menang sendiri, yang ini bilang kayak
kayak gini, abis itu yang itu bilang kayak gitu, tanpa ada yang mau menyaring
pendapat anggota keluarganya dulu, maka perpecahan lah yang akan menjadi
jurang dalam hubungan keluarga mereka.

Oleh karena itulah sangat banyak kasus pelanggaran yang terjadi terutama di
Indonesia sendiri, akibat rasa egois dari manusia itu sendiri yang membuat
manusia tersebut terjerumus kedalam lubang perpecahan samapai terjadi kasus
seperti perceraian, kekerasan, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai