Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATAKULIAH AKHLAK SOSIAL

INSTRUKSI:
1. WAWANCARAILAH kedua orang tua Anda (Bapak dan/atau Ibu). Gunakan catatan atau
rekaman selama melakukan wawancara;
2. Topik wawancara adalah:
a. Nama lengkap dan nama sapaan
b. Tempat tanggal lahir
c. Alamat asal dan sekarang
d. Pengalaman paling berkesan dalam hidup
e. Cita-cita dalam hidup
f. Harapan untuk keluarga dan anak-cucu
g. Prinsip dalam menjalani hidup
h. Resep cara menyikapi ujian dan kenikmatan hidup
i. Pesan paling utama pada keluarga dan anak-cucu
3. DESKRIPSIKAN hasil wawancara tersebut pada KERTAS KERJA sebagaimana terlampir.
Dituliskan pada kertas A4 dengan font Arial ukuran 10, spasi 1, minimal 5 halaman. Deskripsi
dituliskan dengan jelas, detail, komprehensif, obyektif, mengalir seperti orang bercerita, jujur,
dan bukan plagiasi;
4. Lengkapi deskripsi tersebut dengan memberikan CATATAN REFLEKTIF MINIMAL 1000
KATA. Catatan reflektif adalah catatan pribadimu secara sadar tentang perencanaan
kehidupanmu di masa depan setelah mencermati, memahami, dan memaknai pesan
dari kedua orang tuamu;
5. Lengkapi KERTAS KERJA dengan membubuhkan tandatanganmu, kedua orang tuamu
(Bapak dan/atau Ibu), dan dosen wali. Juga mencantumkan kontak person orang tuamu.
6. PENGUMPULAN UAS. Kertas Kerja dikumpulkan dua kali, yaitu:
a. Setelah diprint dan ditandatangani oleh mahasiswa, dosen wali, dan orang tua,
Kosma mengumpulkan naskah kertas kerja tersebut, diurutkan sesuai absensi, dan
disetorkan pada dosen pengampu MAKSIMAL pada saat pelaksanaan UAS;
b. Kosma membuat Google Drive (GD), lalu tiap mahasiswa mengumpulkan di GD
tersebut. Lalu Kosma menyetorkan pada dosen pengampu MAKSIMAL pada
pelaksanaan UAS matakuliah. File kertas kerja dalam bentuk MS Word diberi judul
(Nomor absensi-nama-kelas). Contoh: 01-Ahmad-3C;
7. Semoga Allah menganugerahkan ilmu yang bermanfaat dan berkah untuk kita semua.
Aamiin.
LAMPIRAN

KERTAS KERJA

PERNYATAAN NO. ABSEN : 23

Dengan ini saya (Dinda Kurotul Ain, 04020222023) menyatakan bahwa deskripsi dalam kertas
kerja ini adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan plagiasi, dan saya perbolehkan digunakan
untuk penilaian perkuliahan, publikasi, dan kepentingan pembelajaran lain.
MAHASISWA ORANG TUA DOSEN WALI

Didik Fathkul Ulum/Indah


Dinda Kurotul Ain Prof. Dr. H.Abd. Halim, M.Ag
Surya
NIM : 04020222023 CP: 081211319347 NIP:1963072519991031003

TOPIK DESKRIPSI
NAMA ORANG TUA Bapak : Didik Fatkhul Ulum

Ibu : Indah Surya Dewi

TEMPAT TANGGAL LAHIR Bapak : 15 agustus 1979

Ibu : 10 juli 1985

ALAMAT Rt.03 Rw,06 Jl Raya Gedangan Kec. Sidayu, Kab, Gresik

PENGALAMAN PALING Bapak : Pengalaman berkesan ayah saya adalah pada waktu ayah
BERKESAN saya pertama kali kerja sebagai buruh petik mangga

Ibu : pengalaman berkesan ibu saya adalah pada waktu ibu saya
sedang membuka usaha dan usahanya lagi susah

CITA-CITA HIDUP Bapak : ayah saya bercita-cita agar keturunan nya sukes di dunia
maupun di akhirat

Ibu : ibu saya bercita-cita ingin menjadikan anak yang mempunyai


masa depan yang cerah sehingga bisa membanggakan keluarga

HARAPAN PADA Bapak : ayah saya berharap semoga anak dan cucunya
KELUARGA DAN ANAK- bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama, selain itu juga bisa
CUCU bermanfaat bagi banyak orang

Ibu : ibu saya berharap semoga anak dan cucu mempunyai masa
depan yang cerah

PRINSIP DALAM HIDUP Bapak : prinsip dari pada ayah saya adalah Nikmati, Jalani, Syukuri

Ibu : Prinsip dari pada ibu saya adalah sabar, tabah dan bersyukur

RESEP CARA MENYIKAPI Bapak : Nikmati, Jalani, Syukuri


KENIKMATAN DAN
KESUSAHAN Ibu : dijalani saja dengan rasa syukur
PESAN PALING UTAMA Bapak : Jadilah anak yang bisa bermanfaat bagi orang terdekat
PADA KELUARGA DAN
ANAK-CUCU

Ibu : jadilah anak yang berbakti kepada orang tua dan bisa
membahagiakan keluarga

CATATAN REFLEKTIF Ada seoarang anak kecil perempuan yang berumur 1 tahun
6 bulan yang diajak pergi ke sebuah pernikahan keluarga, anak
kecil itu tidak bersama orang tuanya, dia pergi bersama nenek
serta sanak saudaranya,”pergilah dulu nanti aku menyusul sama
ibunya” ucap sang ayah, lalu di sebuah rumah ayah dan ibu anak
kecil itu bertengkar hebat hingga ibu anak kecil itu pergi dan
meninggalkan sang anak selama 1 minggu bersama neneknya,
anak kecil itu adalah saya
Ayah dan ibu saya menikah atas perjodohan dari dua
keluarga, mereka berdua dari keluarga yang berada, ayah saya
dulu bercita-cita ingin menjadi TNI beliau tidak mendapatkan
persetujuan dari sang ibu yang Bernama Tiari sehingga ayah saya
ingin bekerja dan berwirausaha saja karena beliau tidak
menginginkan untuk kuliah, setelah ayah saya menikah dengan ibu
saya Indah Surya Dewi beliau dibawah ke keluarga pihak
perempuan, waktu itu ayah saya masih bekerja sebagai buruh petik
mangga sambil merintis sebuah usaha yakni mangga yang usaha
ini dilakukan Ketika panen mangga saja, kemudian selang
beberapa tahun ibu saya hamil dan ayah saya sedang sepi
pekerjaan mereka diusir dari rumah oleh nenek Warsia karena dulu
ayah saya tidak bekerja,dan usaha mangga yang dijalankan ayah
saya rugi
Lalu ayah dan ibu saya pergi ke rumah nenek Tiari dan
Kakek Mohammad Na’im, mereka disambut baik oleh nenek dan
kakek saya, sampai saya lahir ayah dan ibu saya tetap di rumah
nenek dan kakek saya, tetapi pada saat saya umur 18 bulan ada
sebuah pertengkaran hebat dari orang tua saya yang membuat
ketakutan itu tidak bisa hilang sampai saat ini, sebelum saya
menulis ini saya sudah beberapa kali bertanya dan diceritakan oleh
ayah dan nenek saya, karena mungkin sudah saat nya saya tahu
dan dirasa saya sudah cukup umur untuk mengetahui semua ini
Akan tetapi, pada saat saya umur 7 tahun an ibu saya
sering menyuruh keponakanya untuk menjemput dan membawa
saya ke rumahnya untuk melepas rindu kepada saya, waktu itu ibu
sedang bekerja di pabrik karung desa sambi pondok, hampir setiap
minggu saya selalu ke rumah ibu karena ibu sedang libur kerja dan
saya sedang libur sekolah, nenek saya Asia juga sering menjenguk
saya dan memberikan makanan serta uang kepada saya, walaupun
hanya sedikit waktu untuk bertemu ibu, tetapi cukup untuk melepas
rindu kepada ibu, sampai akhirnya ibu dan ayah saya rujuk Kembali
disaat saya umur 11 tahun atas kemuan saya, alasan saya
melakukan ini murni karena saya rindu sosok ibu dan saya ingin
memiliki keluarga yang hangat seperti teman-teman saya, akan
tetapi kemauan saya sampai saat ini belum terwujud, pernikahan
ibu dan ayah saya tidak berjalan mulus seperti yang saya
ekspektasikan, ayah dan ibu saya sering bertengkar saya hanya
bisa menangis dengan tidur dan membungkam telinga saya Ketika
ayah dan ibu saya bertengkar, sehingga dengan berjalanya waktu
hal itu menjadi terbiasa bagi saya, selang beberapa tahun ibu saya
hamil dan melahirkan seorang anak lali-laki yakni adik saya yang
bernama Mohammad Syabilul Rosyad, saya sempat tidak suka
dengan kehamilan ibu saya karena saya takut jika kasih sayang
nya terbagi karena saya dulu masih ingin disayangi, terlepas dari
itu Ketika adik saya lahir saya melihat wajahnya saya langsung
jatuh cinta bahkan Ketika ada yang menggoda saya bilang mau
ambil adik saya, saya langsung marah dan menangis karena tidak
mau kehilangan adik saya
Di usia saya yang ke 18 tahun ini rumah tangga orang tua
saya sudah semakin baik, walaupun saya tidak bisa berkumpul
dengan mereka berdua, tetapi semoga mereka berdua selamanya
sampai Jannah, aamiin…
Dari kecil saya di asuh oleh nenek Tiari, ibu dari ayah saya,
beliau saya panggil ibu, beliau menyayangi saya lebih dari apa pun,
beliau selalu menuruti permintaan saya, es cream magnum adalah
es cream terfavorit semasa saya kecil, beliau selalu hampir setiap
hari membelikan es cream saya masih ingat betul,beliau tidak
pernah meninggalkan saya, sama seperti kakek saya Na,im, beliau
sangat baik saya ingat waktu dulu saya digendong kemana saja,
dibonceng naik sepeda pancal tetapi pada tahun 2022 tepatnya
pada bulan agustus beliau meninggalkan kami semua karena sakit,
kini tinggal nenek saya, nenek saya adalah orang pertama yang
selalu melindungi saya bahkan Ketika ada orang yang ingin
menyakiti saya beliau akan maju paling utama untuk membela saya
beliau tidak akan diam Ketika saya disakiti, beliau juga selalu
mendo’akan saya supaya menjadi anak yang sholihah, pintar dan
sukses setiap selesai sholat
Saya juga belum percaya pada diri saya sendiri jika saya
bisa masuk ke perguruan tinggi negeri karena saya ini bukan anak
yang pintar dibanding dengan teman-teman yang lain, saya hanya
murid biasa yang berjuang untuk menjadi orang yang sukses untuk
suatu saat nanti bisa membanggakan keluarga, dulu waktu kecil
saya tidak bisa apa-apa dibanding dengan saudari sepupu saya
yang selalu mendapat juara di kelas hingga saya malu dan putus
asa, Ketika saya duduk di bangku smp saya sempat mengalami
broken home karena keadaan orang tua saya yang seperti itu,
tetapi Ketika saya duduk di bangku Sma saya mulai mengerti dan
menjadi lebih dewasa, saya berjuang untuk menggapai cita-cita
saya dengan dukungan dari sahabat terdekat saya yakni lusi, kita
berdua punya misi yang sama untuk berkuliah di kamous yang
sama tetapi semua itu tidak terwujud kita berpisah kampus dan
menjalani kehidupan masing-masing, mungkin jika tidak ada
dukungan dari sahabat saya tidak akan bisa sampai di titik ini, saya
hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada sahabatku lusi
walaupun kita nggak satu kampus, semoga suatu saat kita bisa
berkumpul Kembali dalam pekerjaan ataupun yang lainya
Tetapi ketika saya berkumpul dengan orang pun masih
ada orang yang bilang bahwa saya hanya beruntung masuk ke
perguruan tinggi negeri dan masih banyak lagi yang membuat hati
saya sakit, saya berfikir kenapa orang-orang tidak pernah
menghargai saya sedikit saja apa saya tidak berhak Bahagia,
sampai-sampai merantau adalah pilihan yang terbaik menurut saya
karena selain saya ingin meraih cita-cita saya juga ingin mencari
ketanangan dan kedamaian hidup, sehingga sendiri adalah pilihan
yang paling baik menurut saya, tetapi saya lebih memilih untuk
diam biar waktu saja yang menjawab
Sekarang yang hanya saya perdulikan adalah keluarga,
saya harus berjuang untuk bisa membahagiakan ayah, ibu, nenek
dan adik saya, belajar dari pengalaman dan masalalu yang pernah
keluarga dan saya alami, ayah dan ibu beliau juga bercerita atas
pengalaman yang berkesan pada saat ayah pertama kali bekerja
menjadi buruh petik mangga, sama hal nya dengan ibu yang
memiliki usaha dagang Ketika dagangannya sedang sepi, saya
juga mengalami hal serupa pada waktu saya duduk di bangku sma,
saya jualan online shop untuk beberapa kebutuhan dan persiapan
kuliah agar tidak membebankan ayah, karena saya tahu pasti ayah
sedang sepi pekerjaan karena ada corona dan saya tidak mau
membebankan beliau, ayah saya mempunyai harapan pada anak
dan cucunya agar anak dan cucunya bisa bermanfaat bagi
nusa,bangsa dan agama sama dengan ibu saya yang memiliki
harapan agar masa depan anak dan cucunya cerah, ayah saya
juga mempunyai prinsip yang teguh yakni nikmati, jalani, syukuri,
memang benar dan saya melihatnya sendiri bahwa ayah saya
selalu menikmati apapun yang beliau kerjakan dan menjalaninya
dengan penuh rasa syukur, setiap ayah mempunyai rizeki yang
lebih pasti beliau menyenangkan anak-anaknya, prinsip itu juga
diterapkan pada cara beliau menyikapi kenikmatan dan kesusahan
semasa hidupnya , sama dengan ibu yang memiliki prinsip sabar,
tabah dan syukuri, bersyukur adalah resep cara ibu menyikapi
kenikmatan dan kesusahan
Ayah saya juga berpesan pada anak dan cucunya semoga
bisa membanggakan keluarga, ibu saya juga berpesan agar anak
dan cucunya berbakti dan selalu membahagiakan keluarga, banyak
sekali harapan dari keluarga saya untuk anak cucunya agar
menjadi orang sukses bukan Cuma di dunia saja tetapi di akhirat
juga, saya masih ingat ayah saya pernah berdawuh “saya ingin
mempunyai anak yang tau agama” seketika hati saya langsung
terenyuh dan ingin sekali cepat-cepat lebih mendalami ilmu agama
islam dan alhamdulillah kebetulan saya masuk di perguruan tinggi
keislaman, jujur sebenarnya pertama kali saya tidak berminat disitu,
saya juga tidak tau itu kampus bagaimana, saya kira kampusnya
seperti kampus yang lain ternyata disana banyak sekali pelajaran
tentang keagamaan islam, saya yang orang awam tentang agama
jadi sedikit culture shock karena saya dari sekolah negeri mulai dari
SD, tetapi dengan berjalanya waktu saya jadi terbiasa dan mulai
menyukai semua pelajaran tentang islam walaupun sedikit merasa
sedih kenapa dari dulu saya tidak belajar agama, kebetulan ayah
saya juga lulusan pondok pesantren tabiyatut tholabah kranji jadi
ayah saya faham tentang agama jadi apapun yang saya kurang
faham saya akan menanyakan kepada ayah saya
Semua orang tua pasti mempunyai harapan agar anak-
anaknya mempunyai masa depan yang cerah dan sukes di dunia
maupun di akhirat, tidak ada orang tua yang menginginkan masa
depan anaknya susah, semua ini juga tidak lepas dari para guru
mulai dari saya SD hingga saat ini, mereka adalah orang tua kedua
setelah orang tuaku, saya harus bisa mewujudkan harapan dari
orang tua sebagai bentuk kewajiban seorang anak, saya harus
menjadi orang yang mempunyai banyak rasa syukur seperti orang
tua saya, saya ingin melihat Ketika saya sukses oranmg tua saya
masih ada, jadi untuk saat ini saya harus berusaha dan berusaha
selebihnya saya serahkan kepada Allah SWT, saya tau allah tidak
tidur, saya tau bahwa takdir sudah ditentukan tapi apa salahnya jika
saya berjuang dulu, setiap saya melangkah untuk kuliah saya
selalu menyabut allah SWT agar dipermudah urusanku, saya akan
selalu mengingat nasihat dari ayah saya agar menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang terdekat
Hal yang saya takutkan adalah ketika orang tua saya pergi
sebelum saya bisa membahagiakan mereka berdua, saya sudah
kehilangan kakek saya yang baik sebelum saya bisa memberikan
apa-apa, dan saya ingin suatu saat nanti saya bisa memberikan
apa pun kepada orang tua, nenek dan adik saya, saya anak
perempuan pertama harus kuat dan teguh demi keluarga saya,
apapun akan saya lakukan untuk keluarga saya, saya akan
berusaha mewujudkan semua harapan dari orang tua saya, dan
saya ingin menjadi contoh yang baik kepada adik-adik saya agar
adik saya juga memiliki keinginan seperti saya yang bisa
membanggakan orang tua, Saya adalah orang yang dipercaya
keluarga saya, maka dari itu saya tiak ingin mengecewakan
mereka, untuk keluargaku terima kasih atas kepercayaan nya
semoga saya bisa mewujudkan keinginan-keinginan dari pada
beliau, bismillah semoga Allah SWT melancarkan segala hal yang
saya lakukan

Anda mungkin juga menyukai