Anda di halaman 1dari 13

OTOBIOGRAFI

DITUNJUKAN UNTUK MEMENUHI


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

OLEH :

MUHAMMAD ARRAFI RAZZAQ

SMA NEGERI 1 RANTAU

KABUPATEN TAPIN
Nama saya Muhammad Arrafi Razzaq, namun biasa
di panggil Rafi. Saya anak Pertama dari 2
bersaudara. Adik pertama saya laki – laki. Saya lahir
di sebuah Kota yang bernama Rantau/Tapin pada 15
Juli 2006. Saya di besarkan oleh kedua orangtua
saya disana dengan penuh kasih sayang dari orang -
orang di sekitar saya.

Ayah saya bernama Medie Andriansyah, sedangkan


Ibu saya bernama Silvia Dhamayanti. Ayah saya
bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik di
kabupaten, sedangkan ibu juga seorang karyawan
seeperti ayah.
Jarak kelahiranku dan adikku terbilang jauh, adik ku
lahir pada
tahun 2015.

Adik pertama ku bernama Muhammad Arrafa


Razzaq.
Aku di besarkan oleh keluarga yang bukan berasal
dari keturunan darah biru. Ayah dan ibu ku berasal
dari keluarga sederhana  yang mana orangtua beliau
atau kakek nenek ku adalah seorang petani. Namun,
dengan kehidupan yang sederhana ini kami tidak
pernah merasa malu atau gengsi karena banyaknya
harta tidak

akan bisa membeli kebahagiaan.


Meskipun dari keluarga sederhana, ayah dan ibu
mampu membiayai sekolah anak- anaknya sampai
jenjang perguruan tinggi. Kami tidak pernah
meminta apapun yang kami rasa kurang penting.
Ayah dan ibu senantiasa mengasihi kami dan selalu
memberikan yang terbaik untuk anak- anaknya.
Kami tidak tahu harus membalas seberapa besar
untuk ketulusan mereka selama ini. Kami sangat
menyayangi mereka, lebih.

Mereka lah yang mengenal kan pada kami betapa


indah hidup dan banyak hal yang mesti kami
syukuri. Saya  tidak pernah menyesal hidup
sederhana karena selalu ada mereka yang tidak
pernah berhenti men- support kami.
Saya mempunyai hobi bermain game. Meskipun
banyak yang bilang bermain game tidak bermanfaat,
namun saya dapat menghasilkan uang dan bisa
membiayai diri sendiri dari bermain game. Saya
percaya bahwa sesuatu yang di lakukan dengan
bersungguh -sungguh maka tidak akan memberikan
hasil yang sia – sia.

Ayah dan ibu merupakan orang yang taat agama.


Mereka selalu mengingat kan kami untuk sholat,
puasa, untuk menyisihkan uang saku kami untuk
infak, atau melakukan ibadah – ibadah yang lain.
Pernah suatu hari, ketika saya sedang asyik bermain,
saat itu saya masih duduk di kelas dua SMP.

Saya tidak sholat Dhuhur karena saya berfikir untuk


melakukannya nanti saja saat saya fikir waktunya
masih lama. Namun ternyata saya terlena karena
keasyikan bermain. Hingga tiba waktu ashar saya
belum juga menunaikan sholat Dhuhur. Ketika ayah
bertanya pada saya apakah sudah sholat dhuhur, saya
hanya diam. Tentu ayah tahu bahwa saya belum
sholat, lantas ayah langsung menasehati saya dengan
panjang lebar.

Ketika itu saya sangat merasa bersalah, karena


memang ayah sudah mengingatkan saya untuk sholat
ketika bermain. Sejak kecil, ayah dan ibu memang
selalu  mengajari kami untuk melaksanakan sholat
dimanapun kami berada. Ayah dan ibu menancapkan
betul – betul nasehat itu.

Setiap magrib, ayah selau menyempatkan waktu


untuk mengajari mengaji anak- anaknya, selain itu
atau juga mengajarkan ilmu ilmu agama yang lain.
Kalau saja ayah tak memaksa kami belajar agama,
mungkin sekarang saya sudah mengikuti pergaulan
dan gaya hidup remaja umumnya. Saya selalu
bersyukur, karena di lahirkan dalam keluarga sangat
hebat.
Saya mulai masuk sekolah dasar (SD) pada tahun
2012 yang mana ketika itu saya berusia 6
tahun. Yang mengantarkan saya ke sekolah dasar
untuk pertama kalinya adalah ayah saya. Dan ibu
selalu menyempatkan untuk mengajari saya
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang saya bawa
dari sekolah. Lebih seringnya Ibu selalu bercerita
tentang  dongeng – dongeng yang selalu membuat
saya senang mendengar ceritanya. Saya tidak pernah
bosan mendengarkannya.

Dia adalah pendongeng yang sangat menarik.


Hingga saya sering ketiduran pada saat
mendengarkan ibu saya bercerita.
Pada tahun 2018 saya lulus dari bangku Sekolah
Dasar (SD).
Ayah mengajak ku untuk mendaftar di MTsN 2
Tapin.  Dan memang untuk urusan memilih sekolah
saya selalu menurut ayah, karena ayah pasti lebih
tahu mana sekolah yang cocok dan baik untuk saya.

Pada tahun 2021, saya lulus dari SMP.


Alhamdulillah, karena doa ayah ibu, dan saudara
saya dapat lulus dengan nilai terbaik di sekolah.
Tanpa sepengetahuan ku, ternyata ayah
mendaftarkan saya ke SMA Negeri 1 Rantau yang
ternyata masih membuka gelombang terakhir.

Satu hari sebelum tes di laksanakan, ayah


memberitahu ku untuk belajar karena esok akan
melaksanakan tes di salah satu sekolah namun ayah
tidak memberitahu saya dimana saya didaftarkannya.

Saya belajar sungguh- sungguh karena tidak mau


mengecewakan ayah dan ibu yang selalu berjuang
demi kami anak- anaknya. Dua minggu setelah tes,
ayah mengambilkan hasil dari tes tersebut. Ketika
ayah pulang, ayah langsung memberikan selamat
karena ternyata saya di terima di sekolah tersebut.
Ayah dan ibu sangat senang, karena saya di terima di
sekolah negeri.
Hari pertama masuk sekolah, saya sangat
bersemangat. Meskipun dengan teman baru, saya
berusaha untuk akrab dengan mereka. Hingga satu
tahun berlalu. Setelah ini, adalah kenaikan kelas.
Saya sangat senang. Namun  hingga suatu hari saya
terbangun dan mendengar percakapan ayah ibu,
yang ternyata sedang membicarakan masalah
ekonomi keluarga yang sedang kering, karena uang
yang ayah dapat digunakan untuk berobat kakek dan
orderan jahitan ibu sedang sepi- sepinya.

Sempat saat itu saya berfikir untuk tidak


melanjutkan sekolah, karena saat itu saya juga
diharuskan membayar daftar ulang sekolah. Sempat
saya berbicara kepada ibu untuk saya tidak
melanjutkan sekolah. Ibu malah memarahi saya
bahwa saya harus tetap sekolah.  Tentu saya sangat
sedih, dan sekalipun ibu tidak pernah menampakkan
kesedihannya di depan saya.

Hingga suatu hari, ayah pulang dari bekerja dengan


wajah sumringah. Ternyata ayah telah dinaikkan
pangkat oleh pemilik pabrik karena kerja ayah tidak
pernah buruk. Saya sangat bersyukur mendengar hal
tersebut. Hingga saat ini saya masih bisa
melanjutkan sekolah, saya sangat bersyukur. Ayah
memang
sosok yang hebat.

Dan saya bercita cita untuk melampaui ayah saya,


dan ingin membahgiakan kedua orang tua saya. Saya
lulus SMA pada tahun 2024 dengan nilai yang
bagus.
Saya melanjutkan pekerjaan saya sebagai
professional gamer, professional gamer atau bisa
disebut juga pro player adalah seseorang yang
dibayar untuk main game, dan bayaran nya pun tidak
sedikit.

Alhamdullilah saya bisa membahagiakan kedua


orang tua saya dengan pekerjaan saya yang
sekarang, sejak dahulu saya tidak suka bekerja
dikantor atau menjadi bawahan seseorang, tapi saya
bekerja untuk kesenangan saya sendiri dan ingin
membahgiakan kedua orang tua saya.

Alhamdullilah pada tahun 2027 setelah saya


menyisihkan gajih dari pekerjaan saya dan di tabung,
saya bisa memberangkatkan kedua orang tua saya
naik haji, mereka sangat senang sekali, kedua orang
tua saya sangat berterima kasih kepada saya sambil
menangis, Dan pada tahun berikut nya saya yang
berangkat untuk naik haji.

Pada tahun 2029 saya dapat bergabung untuk


menjadi pro player di team impian saya yaitu tim
Bigetron E-sports, dan bermain di PMPL atau bisa
disebut Pubg Mobile Pro League. Alhmadulillah
Pada Musim pertama saya bermain di PMPL dan
Juga Bigetron E-sports, Saya dapat mendapatkan
juara pertama dimusim ini dengan team Bigetron E-
sports dan Lolos untuk melaju ke SEA Finals,
bertanding melawan team - team ASIA Tenggara
yang kuat, saya sangat bersyukur pada SEA Finals
saya dapat meraih posisi kedua pada pertandingan
perdana saya di SEA Finals.

Dan Bigetron E-sports berhasil melaju ke kejuuaraan


dunia pada saat itu melawan team - team besar dari
seluruh dunia untuk mewakili Indonesia, pada saat
itu perwakilan Indonesia ada 2 team yatiu Bigetron
E-sports Dan EVOS E-sports.
Satu hari sebelum pertandingan dimulai ,pada waktu
itu saya sempatkan untuk menelpon kedua orang tua
dan adik saya untuk meminta doa mereka, untuk
mendoakan saya agar juara dan dapat membawa
nama harum Indonesia.

Pada waktu itu pertandingan di adakan di Dubai.


Dan saya banyak berbincang dengan pemain –
pemain luar pada saat itu dan saya mempunyai
banyak teman dari luar Indonesia. Pada Saat Itu
Team saya menginap di Hotel Armani Dubai, Hotel
yang sangat mewah.
Pada saat pertandingan hari itu saya sangat senang
karna poin team kami ada di puncak dan tidak
tergeser, Sebelum dimulai nya pertandingan terakhir
kami sangat semanhgat karna sudah optimis pasti
juara. Dan ya kami berhasil mengangkat piala juara
dunia pada saat itu untuk Indonesia, saya menangis
pada saat itu karna tidak menyangka kami akan juara
untuk mengharumkan nama Indonesia saat itu.

Setelah selesai pertandingannya 2 hari setelah itu


kami langsung pulang ke Indonesia dengan hati yang
gembira. Pada saat sampai rumah saya langsung
memeluk kedua orang tua saya dan berkata “Bu,
Pak, Anak Kalian juara, terima kasih sudah
mendoakan Rafi.”

Setelah 3 Tahun Menjadi Pro Player tepat pada


tahun 2032 saya berhenti menjadi Pro Player dan
pensiun, Pada tahun itu alhamdullilah saya dapat
membeli mobil impian saya yaitu BMW i8 seharga
3.5 Milliar, dan saya juga dapat membeli rumah
besar
dari hasil kerja keras saya sendiri.
Pada Tahun 2035, Saya menikah dengan gadis yang
sangat saya cintai yaitu Gabrielle Ann, kami
menikah pada umur 29 tahun, Pada Tahun 2040 saya
dikaruniai anak pertama laki – laki nama nya adalah
Muhammad Albi.

Dan pada tahun berikutnya saya dikaruniai anak


kedua perempuan yang bernama Maurenn Gabriella,
Saya berharap dapat membahagiakan mereka sampai
mereka tua. Layak nya kedua orang tua saya
membesarkan saya saat kecil.

Keluarga saya sekarang bisa dibilang keluarga


berkecukupan, punya rumah sendiri, bisa makan
sehari hari, kalo ada barang yang dibutuhkan bisa
beli, Dan tidak membeli hal yang tidak diperlukan
atau tidak bermanfaat.

Saya sangat bahagia dengan keluarga kecil yang


saya miliki sekarang, saya berterima kasih kepada
Allah yang sudah memberikan saya rezeki yang
berlimpah.
Dan tidak lupa juga saya berterima kasih kepada
kedua orang tua saya yang telah mendidik dan
membesarkan saya dengan kasih sayang.

Anda mungkin juga menyukai