Anda di halaman 1dari 3

CERITA SEJARAH PRIBADI

Saya bernama Sahri Ramadani, biasa dipanggil Dani, anak kedua


dari empat bersaudara yaitu Indrawan, Madi dan si bungsu
Muhammad Fikri. Saya lahir di Bulu Desa Tengnga,17 Oktober 2004
dan kini tinggal di Sulawesi Selatan.
Masa kecil saya cukup menyenangkan, saya masuk ke taman
kanak-kanak pada tahun 2008, dan selalu diantar setiap pagi oleh Ibu
tetapi itu tidak bertahan lama karna saya berhenti sekolah di Taman
kanak-kanak. Ayah saya adalah seorang petani yang sehari-hari pergi
ke sawah untuk bercocok tanam, sedangkan ibu adalah seorang ibu
rumah tangga namun juga memiliki pekerjaan seperti menjaga
kandang ayam milik keluarga.

Saat libur tiba, saya biasanya akan ikut ayah ke sawah, bukan
untuk membantu namun hanya bermain-main di sekitar sawah,
setelah itu biasanya ayah juga akan mengajak saya untuk mandi dan
main air di kolam yang memiliki air yang terbilang cukup bersih.
Setelah saya menganggur karna berhenti dari sekolah TK, saya
melanjutkan pendidikan pada tahun 2010 di sebuah SD Negeri yang
letaknya cukup dekat dari rumah.

Setelah saya masuk SD, saya sudah tidak pernah lagi diantar
jemput oleh ayah dan ibu, karena saya selalu berangkat dan pulang
bersama dengan Fitri dan juga Rika ,Fitri Ramadani dan Rika Nur
Safitri adalah sahabat saya hingga saat ini. Bersama Fitri dan juga Rika,
saya juga duduk satu meja dengannya, mulai dari kelas 1 hingga kelas
6 SD. Sayangnya, setelah lulus SD, saya dan Rika harus berpisah
sekolah tetapi ,tidak dengan Fitri yang masih bersama dengan saya
sampai sekarang ini.

Saya dan Fitri melanjutkan pendidikan pada tahun 2016, di SMP


Negeri 5 MAJAULENG. Sedangkan Rika melanjutkan pendidikannya
ke SMP Negeri 2 Bola. Di SMP saya mendapatkan banyak teman baru
dan tentunya kenangan-kenangan bersama teman-teman itu tidak
mudah untuk terlupakan.

Salah satu kenangan yang sulit dilupakan itu adalah ketika masa
orientasi siswa dan saya cukup sering dikerjai oleh kakak kelas.

Setelah saya lulus SMP, Ayah memutuskan untuk menyekolahkan saya


di ATAPANGE Pada tahun 2019. Sehingga saya harus lebih mandiri
walau sebenarnya di ATAPANGE . Saya masih tinggal dengan keluarga
saya.

Satu hal yang paling menyenangkan adalah ternyata Fitri juga


akan bersekolah di ATAPANGE . Sehingga saya bisa bersama lagi
dengan Fitri selama 3 tahun ke depan.

Nah, di MA AS’ADIYAH NO.1 ATAPANGE inilah saya dan Fitri akhirnya


melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama. Masa-masa SMA juga
cukup menyenangkan dan sulit dilupakan.

Masa-masa sekolah mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA cukup
banyak kenangan yang tercipta. Suka duka bersama teman-teman
memang begitu berharga, apalagi hingga saat ini saya juga masih
sering berkomunikasi dengan teman-teman sekolah khususnya Fitri
yang masih menjadi sahabat saya sampai detik ini.

Selama saya sekolah saya tidak memiliki prestasi . Di sekolah SD


Saya memasuki organisasi Pramuka . Di SMP saya memasuki
organisasi seperti OSIS,PRAMUKA dan lain-lain . Sedangkan di MA
sekarang saya memasuki organisasi seperti OSIS,PRAMUKA,PMR.

Selama saya menjadi seseorang yang terbilang cukup dewasa,


saya harus menjalani kehidupan saya sebagai seseorang yang mandiri.
Kadang saya hanya tinggal bersama kakek saya selama sebulan lebih
karna orang tua memiliki pekerjaan yang terbilang cukup sibuk.
Kadang saya harus bangun lebih awal sebelum ke sekolah untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu, kadang saya telat
untuk ke sekolah tetapi saya selalu berpikir itu tidak sebanding
dengan apa yang orang tua saya lakukan, yang mau menyekolahkan
saya dan ke tiga saudara saya.

Awal masuk SMP saya menemukan 2 orang sahabat yang


bernama Sri Wahyuni dan Ika Ratnasari. Kami sering menghabiskan
waktu berempat bersama saya dan Fitri Ramadani. Kadang kami
berkumpul untuk sekedar bercerita, kadang untuk makan-makan,
kadang untuk bikin acara. Dulu, kami sering sekali dihina sama guru di
sana, bahkan yang tidak bisa kami sangka adalah mereka menghina
kami karena kami bodoh, kami aku i kami dulu memang lumayan
bodoh termasuk dalam pelajaran matematika dan IPA. Sebenarnya ,
apa yang di ucapkan oleh guru itu masih belum bisa kami lupakan tapi
Alhamdulillah kami sudah memaafkan.

SEKIAN CERITA DARI SAYA

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai