PENDAHULUAN
I.1 PENDAHLUAN
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan suatu ilmu pengetahuan alam khusus yang sifatnya beragam,
yang berasal dari berbagai bidang yang sangat berbeda, seperti misalnya antara
fisika atmosfer dan tingkah laku hewan yang digunakan untuk memahami
bagaimana alam itu terorganisasikan. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang hubungan interaksi dengan lingkungannya (Monaughton, 1992).
Lingkungan berarti semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan
fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan pertumbumhan, perkembagan
reproduksi organisme habitat dalam artian yang luas, berarti tempat dimana
organisme berada, serta faktor-faktor lingkunganny. Para ahli ekologi mempelajari
habitat dengan pengamatan yang amat berbeda, misalnya lingkungan perkotaan,
batukarang, tabung-tabung kultur jaringan didalam sebuah laboratorium yang
berisi macam-macam media pertumbuhan(Monaghtaon, 1992).
Sebagai ilmu yang bersifat kuantitatif, ekologi merupakan pengetahuan
abad 20 yang memperoleh bentuk formal selama 3 dekade pertama abad ini. Akan
tetapi aslnya bertumpu pada berbagai pengetahuan yang nampaknya tidak
berkaitan pada waktu itu, yang berkembang selama abad 18 dan 19 (Monaghtaon,
1992).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah
keyakinan
bahwa
lingkungan
haruslah
dan
lingkungannya,
pada
umunya
digunakan
untuk
dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan
kondisi-kondisi lingkungan (Cambell, 2004).
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman
yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berangberang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang
membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan
masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga
mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa
komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi
secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan (Cambell,
2004).
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi
alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya. Ahli
ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa
perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian
mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material
yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer
yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari
penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi
(Cambell, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
METODE PERCOBAAN
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan populasi, komunitas, dan ekosistem
adalah kalkulator, alat tulis menulis dan kamera.
III. 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas grafik biasa
berukuran A3 sebanyak dua lembar dan kertas hvs 4 lembar.
5.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
A. Komponen Abiotik dan Biotik
a. Abiotik
1.
Batu
2. Tanah
3. Air
b.
Biotik
1.
2.
cacing
3.
Laba-laba (Arachnida)
4.
5.
6.
Kupu-Kupu (Appiaslibgtea)
8.
Ikan (Fish)
9.
Burung (Aves)
4. Tahun 2018
a. Asumsi I : Tetua = 1250 ekor (625 pasang),
Anakan = 625 x 10 = 6250 ekor (3125 pasang).
Total = 6250 + 1250 = 7500 ekor (3750 pasang).
b. Asumsi II : Tetua mati = 7500 1250 = 6250 ekor (3125 pasang).
c. Asumsi III : 6250 ekor (3125 psang).
d. Asumsi IV : 6250 ekor (3125 pasang).
5. Tahun 2019
a. Asumsi I : Tetua = 6250 ekor (3125 pasang),
Anakan = 3125 x 10 = 31250 ekor (15625 pasang).
Total = 31250 + 6250 = 37500 ekor (18750 pasang).
b. Asumsi II : Tetua mati = 37500 6250 = 31250 ekor (15625 pasang).
c. Asumsi III : 31250 ekor (15625 psang).
d. Asumsi IV : 31250 ekor (15625 pasang)
B. Model 2
1. Tahun 2015
a. Asumsi I : Tetua = tetap 10 ekor induk burung gereja
b. Asumsi II :5 x 10 =50 ekor
2
5
x 10 = 4
50 + 4 = 54
x 50 = 20
270 + 20 = 290
c. Asumsi III : 290 ekor
d. Asumsi IV : 290
3. Tahun 2017
a. Asumsi I : 10 ekor burung gereja
b. Asumsi II : 145 x 10 = 1450
2
5
x 270 = 108
2
5
x 1450 = 580
x 7790 = 3116
Asumsi I
5 x 10 = 50
Di tambah induk 10. Jadi 50 + 10 = 60
b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 60 10 = 50
c. Asumsi III
2
5
x 50 = 20
x 150 = 60
b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 540 90 = 450
c. Asumsi III
2
5
x 450 = 180
x 1350 = 540
x 4050 = 1620
3. Tahun 2017
a. Asumsi I
225 x 10 = 2250
2250
00 = 2750
b. Asumsi II
Semua indukan mati 2750 500 = 2250
c. Asumsi III
2250 keturunan tetap
d. Asumsi IV
2250 + 50 = 2750 ekor
4. Tahun 2018
a. Asumsi I
1150 x 10 = 11500
11500 + 2250 = 13750
b. Asumsi II
Semua indukan mati 13750 2250 = 11500
c. Asumsi III
11500 keturunan tetap
d. Asumsi IV
11500 + 50 = 11550 ekor
5. Tahun 2019
a. Asumsi I
5775 x 10 = 57750
57750 + 11500 = 69250
b. Asumsi II
Semua indukan mati 62950 11500 = 57750
c. Asumsi III
57750 keturunan tetap
d. Asumsi IV
57750 + 50 = 57800 ekor
Grafik
MODEL 1
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2015
MODEL 1
2016
2017
2018
2019
Model 1
Model 2
MODEL 2
50000
40000
MODEL 2
30000
20000
10000
0
2015
2016
2017
2018
2019
3000
2500
2000
1500
Column2
1000
500
0
2015
2016
2017
2018
2019
Model 3
70000
60000
50000
40000
Series 3
30000
20000
10000
0
2015
2016
2017
2018
2019
Model 4
Model II
Kita amati model II pada asumsi I tetap nilainya dari asumsi I, yang
membedakan yaitu pada asumsi II karena disini asumsi II dua perlima yang masih
dapat mempunyai keturunan lagi untuk kedua kalinya, baru kemudian mati.
Asumsi III dan IV tidak mengalami perubahan dan selalu nilainya sama dengan
asumsi.
C. Model II
Kita amati pada model III asumsi III dan IV sudah berbeda nilainya dengan
asumsi II karena dua perlima dari keturunannya mati sebelum musim bertelur,
sendangkan asumsi yang lain tidak mengalami perubahan.
D. Model IV
Kita amati asumsi IV yang sebelumnya selalu sama nilainya dengan asumsi
III
burung gereja baru (jantan dan betina sama jumlahnya) datang ke pulau tersebut
dari tempat lainnya
IV.2.2 Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup
dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan
sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut
terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat tropik. Pada tingkat tropik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu
tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme
yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
IV.2.4 Piramida
Pengertian Piramida adalah susunan tingkat tropik (tingkat nutrisi atau
tingkat energi) secara berurutan menurut pada rantai makanan atau jaring-jaring
makanan dalam ekosistem. Struktur tropik pada ekosistem dapat disajikan dalam
bentuk piramida ekologi.
Gambar
IV.3
Piramida
Sumber: www.artikelsiana.com
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.