Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 PENDAHLUAN
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan suatu ilmu pengetahuan alam khusus yang sifatnya beragam,
yang berasal dari berbagai bidang yang sangat berbeda, seperti misalnya antara
fisika atmosfer dan tingkah laku hewan yang digunakan untuk memahami
bagaimana alam itu terorganisasikan. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang hubungan interaksi dengan lingkungannya (Monaughton, 1992).
Lingkungan berarti semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan
fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan pertumbumhan, perkembagan
reproduksi organisme habitat dalam artian yang luas, berarti tempat dimana
organisme berada, serta faktor-faktor lingkunganny. Para ahli ekologi mempelajari
habitat dengan pengamatan yang amat berbeda, misalnya lingkungan perkotaan,
batukarang, tabung-tabung kultur jaringan didalam sebuah laboratorium yang
berisi macam-macam media pertumbuhan(Monaghtaon, 1992).
Sebagai ilmu yang bersifat kuantitatif, ekologi merupakan pengetahuan
abad 20 yang memperoleh bentuk formal selama 3 dekade pertama abad ini. Akan
tetapi aslnya bertumpu pada berbagai pengetahuan yang nampaknya tidak
berkaitan pada waktu itu, yang berkembang selama abad 18 dan 19 (Monaghtaon,
1992).

Jadi yang melatar belakangi percobaan ini, Bumi memiliki banyak


sekali jenis jenis makhluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang
sangat kompleks hingga organnisme yang sangat sederhana. Oleh karena itu,
untuk membuktikan bagaimana suatu populasi dapat tumbuh maka dilakukan
penelitian populasi, komunitas, dan ekosistem

I.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengunaan model untuk meneliti bagaimana suatu populasi dapat
tumbuh.
2. Mempelajari suatu komunitas Dan data sebanyak mungkin selama waktu dan
kesempatan memungkinkan. Mengetahui hubungan antara masing-masing
spesies, agar dapat mengira-ngirakan urutan mana yang paling penting dan
untuk mengetahui struktur komunitas itu.
I.3 Waktu dan Tempat
Penelitian Populasi, Komunitas dan Ekosistem ini dilakukan pada hari
Selasa, 03 November 2015, pada pukul 11:00 sampai 13:30 WITA. Pengamatan
dilaksanakan di Gedung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sosial Universitas
Hasanuddin Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme


dan lingkungan. Reiter megemukakan istilah tersebut pada tahun 1865
(Koromondy, 1965) dengan mengabungkan dua kata dari bahasa yunani, logos
yang berarti pengetahuan tentang, oikos yang berarti rumsh. Dua kata ini
merupakan fokus yang fundamental dari ekologi yang membedakannya dari ilmuilmu biologi lainnya. Suatu penekanan tentang pengertian hubungan antara
organsme dengan lingkungannya(Mcnaughton, 1992).
Reoter memperkenalkan istilah tersebut, Heackle mendefinisikan
ekologi sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan
total antara organisme dengan lingkugannya, definisi ini masih merupakan
definisi formal yang paling umum digunakan. Berbagai macam pengetahuan
lapangan tentang penyebaran dan kelimpahan organisme yang menjadi pemikiran
Reiter, masih merupakan objek bagian penting dari ilmu ini. Meskipun dengan
perkembangan ekologi penyelidikan-penyelidikan laboratorium menjadi semakin
penting, guna memahami organisme dialam (Mcnaughton, 1992).
Faktor-faktor abiotik utama terdiri atas suhu, suhu lingkungan
merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada
proses biologis dan ketidakmampuan sebagian besar organisme untuk mengatur
suhu tubuhnya secara tepat. Air , sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada

organisme dan lingkungannya. Air hangat penting bagi kehidupantapi


ketersediannya bervariasi secara dramatis diberbagai habitat(Mcnaughton, 1992).
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam didalam suatu
lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan
organisme keseimbagan air jika tekanan osmosis air disekitarnya. Cahaya
matahari, memberikan energi yang mengerakkan hampr seluruh ekosistem,
meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan
sumber energi ini secara langsung(Mcnaughton, 1992).
Angin, memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organis penguapan
dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan
konveksi. Angin juga menyebabkan hulnagnya air diorganisme dengan cara
meninkatkan laju penguaan pada hewan dan laju transfirasi pada tumbuhan. Batu
dan Tanah, struktur fisik, Ph, dan konsentrasi mineral batuan serta tanah akan
membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi
salah satu penyebab timbulnya pola pengelompok pada area tertentu yang acak
(patchiness) pada ekosistem terstrial yang sering kita lihat (Mcnaughton, 1992).
Pemecahan masalah ekologis merupakan proses siklik yang menyakut
pengamatan, penyusunan hipotesis berdasarkan hasil-hasil pengamatan tersebut,
serta pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Proses tersebut dalam keadaan
idealnya (Mcnaughton, 1992), yaitu:
1. Observasi dilakukan terhadap beberapa fenomena atau pola yang ada terjadi
di alam.
2. Dengan menggunakan penalaran yang bersifat induktif disusunlah suatu
hipotesis berdasarkan observasi yang dilakukan.

3. Melalui penlaran deduktif, dari hipotesis itu dapat dibuat pandagan-pandagan.


4. Pandagan kemuian diuji, umumnya dengan cara yang dapat melhirkan suatu
dekripsi kuantitatif atas suatu observasi lainnya atau observasi yang baru.
Hiptesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan
atau hubungan, para ahli selalu melakukanpengujian hipotesis dengan cara
memformulasikan hipotesis nol. Hipotesis

nol dapat untuk sebuah

permasalahan Dethiar adalah larav kupu-kupu tidak dapat mengenali bau


(Mcnaughton, 1992).
Ekologi dan enviromentalisme adalah 2 hal yang berbeda. Ekologi
adalah bidang ilmu yang mempelajari kehidupan pada lingkungan alaminya,
environmentalisme

adalah

keyakinan

bahwa

lingkungan

haruslah

dipertahankan dan dilindungi dari kerusakan akibat ulah manusia. Pada


prakteknya, keduanya berkaitan erat, sebab ekologi menyediakan informasi
tentang bagaiamana kerusakan pada lingkungan memperngaruhi makhluk
hidup, dan bagaimana cara memperbaikinya (Burnie, 2005).
Bagian atau komponen biologi dari suatu sistem yang bersifat antara
organisme

dan

lingkungannya,

pada

umunya

digunakan

untuk

memperlihatkan tingkat organisasinya (Mcnaughton, 1992), yaitu:


1. Organisme individual adalah suatu unit fungsional yang fundamental dalam
ekologi karena individu-individu mengadakan interakasi secara langsung
dengan lingkungan maupun antara individu itu sendiri.
2. Populasi adalah kelompok individu-individu mengadakan yang memiliki
kesamaan genetika, dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang
sama.

3. Guild adalah kelompok populasi yang memanfaatkan sumber daya dari


golongan yang sama dengan cara yang sama pula. Pengelompokkan ini
merupakan pengelompokan yang bersifat fungsional dari populasi sesuai
dengan kebutuhan.
4. Komunitas adalah kelompok populasi yang berada pada tempat dan waktu
tertentu secara bersma-sama.
5. Bioma erupakan ekositem regional dengan komunitas yang serupa.
Ekosistem yang kita pelajari akan didefinisikan menurut organisme
yang mejadi perhatian kita. Apabila kita tertarik pada biom hutan desiduous, kita
akan mempelajari berbagai ekosistem hutan desiduous, tetapi bila kita tertarik
pada dinamika populasi dari tanaman violet, perhatian kita akan terarah pada
ruang lingkup yang lebih terbatas (Michael. 1971).
Faktor-faktor yang akan dipertimbangakn disini adalah faktor-faktor
udara, tanah, organisme lain dan bebrapa faktor stabil yang mempengaruhi
ekositem. Faktor-faktor stabil adalah kemiringan tanah, arah-hadapan,ketinggian,
lintang, letak dan pH. Ini mempengaruhi tanaman terhadap faktor tanah dan udara.
Tanah dan udara sebagai kesatuan diketahui sebagai abiotik. Komponen hidup
suatu daerah biasanya diketahui sebagai suatu faktor lingkungan tersebut
(Michael. 1971).
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama,
yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga
dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah

dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan
kondisi-kondisi lingkungan (Cambell, 2004).
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman
yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berangberang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang
membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan
masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga
mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa
komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi
secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan (Cambell,
2004).
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi
alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya. Ahli
ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa
perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian
mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material
yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer
yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari
penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi
(Cambell, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Burnei, David, 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Erlangga. Jakarta

Cambell, Neil A, Reece, Jane, 2004.Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta


Mcnaughton, Samuel J, Wolf, Larry L, 1992. Ekologi Umum Edisi Kedua. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
Michael, 1971. Dasar Biologi Ekologi. Erlangga. Jakarta

BAB III
METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan populasi, komunitas, dan ekosistem
adalah kalkulator, alat tulis menulis dan kamera.

III. 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas grafik biasa
berukuran A3 sebanyak dua lembar dan kertas hvs 4 lembar.

III.3 Prosedur kerja


Prosedur percobaan ini yaitu :
1.

Memilih daerah penelitian


Dalam hal ini, pilihlah daerah penelitian dimana memungkinkan semua

makhluk hidup tumbuh dan berkembang sehingga memudahkan kita untuk


mendapatkan data yang diinginkan.
2.

Mengumpulkan data sebanyak mungkin baik data berupa lingkungan biotik

maupun lingkungan abiotik


3.

Memilah-milah sesuai dengan trofiknya

Dalam hal ini, kita mengelompokkan data berdasarkan trofiknya dalam


ekosistem. Misalnya, kita mengelompokkan semua data berupa tumbuhan ke
dalam produsen dan hewan- hewan ke dalam konsumen I, konsumen II ataupun
konsumen III sesuai dengan kedudukannya dalam ekosistem, serta koponen yang
tergolong dekomposer.
4.

Membuat rantai makanan beradasarkan data yang diperoleh.

5.

Membuat jaring-jaring makanan berdasarkan data yang diperoleh.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
A. Komponen Abiotik dan Biotik
a. Abiotik
1.

Batu

2. Tanah
3. Air
b.

Biotik

1.

Rumput betung (Equisetum debile)

2.

cacing

3.

Laba-laba (Arachnida)

4.

Semut merah (Formica ruva)

5.

Belalang (Valanga sp)

6.

Kupu-Kupu (Appiaslibgtea)

8.

Ikan (Fish)

9.

Burung (Aves)

10. Eceng gondok


11. Pohon

IV.1.1 Pengamatan Populasi


A. Model 1
1. Tahun 2015
a. Asumsi I : Tetua = 10 ekor (5 pasang),

Anakan = 5 x 10 = 50 ekor (25 pasang).


Total = 50 + 10 = 60 ekor (30 pasang)
b. Asumsi II : Tetua mati = 60 - 10 = 50 ekor (25 pasang)
c. Asumsi III : 50 ekor (25 pasang)
d. Asumsi IV : 50 ekor (25 jantan dan 25 betina)
2. Tahun 2016
a. Asumsi I : Tetua = 50 ekor (25 pasang)
Anakan = 25 x 10 = 250 ekor (125 pasang)
Total = 250 + 50 = 300 ekor (150 pasang)
b. Asumsi II : Tetua mati = 300 50 = 250 ekor (125 pasang)
c. Asumsi III : 250 ekor (125 psang)
d. Asumsi IV : 250 ekor (125 pasang)
3. Tahun 2017
a. Asumsi I : Tetua = 250 ekor (125 pasang),
Anakan = 125 x 10 = 1250 ekor (625 pasang).
Total = 1250 + 250 = 1500 ekor (750 pasang).
b. Asumsi II : Tetua mati = 1500 250 = 1250 ekor (625 pasang).
c. Asumsi III : 1250 ekor (625 psang).
d. Asumsi IV : 1250 ekor (625 pasang).

4. Tahun 2018
a. Asumsi I : Tetua = 1250 ekor (625 pasang),
Anakan = 625 x 10 = 6250 ekor (3125 pasang).
Total = 6250 + 1250 = 7500 ekor (3750 pasang).
b. Asumsi II : Tetua mati = 7500 1250 = 6250 ekor (3125 pasang).
c. Asumsi III : 6250 ekor (3125 psang).
d. Asumsi IV : 6250 ekor (3125 pasang).
5. Tahun 2019
a. Asumsi I : Tetua = 6250 ekor (3125 pasang),
Anakan = 3125 x 10 = 31250 ekor (15625 pasang).
Total = 31250 + 6250 = 37500 ekor (18750 pasang).
b. Asumsi II : Tetua mati = 37500 6250 = 31250 ekor (15625 pasang).
c. Asumsi III : 31250 ekor (15625 psang).
d. Asumsi IV : 31250 ekor (15625 pasang)
B. Model 2
1. Tahun 2015
a. Asumsi I : Tetua = tetap 10 ekor induk burung gereja
b. Asumsi II :5 x 10 =50 ekor
2
5

x 10 = 4

50 + 4 = 54

c. Asumsi III :54 ekor


d. Asumsi IV : 54 ekor
2. Tahun 2016
a. Asumsi I : Tetua = tetap 10 ekor induk burung gereja
b. Asumsi II :27 x 10 = 270 ekor
2
5

x 50 = 20

270 + 20 = 290
c. Asumsi III : 290 ekor
d. Asumsi IV : 290
3. Tahun 2017
a. Asumsi I : 10 ekor burung gereja
b. Asumsi II : 145 x 10 = 1450
2
5

x 270 = 108

1450 = 108 = 1558 ekor


c. asumsi III = 1558 keturunan
d. asumsi IV = 1558 ekor (779 pasang)
4. Tahun 2018
a. Asumsi I : Tetua = 10 ekor (5 pasang),
b. Asumsi II : 779 x 10 = 7790

2
5

x 1450 = 580

7790 + 580 = 8370


c. asumsi III = 8370 keturunan
d. asumsi IV = 8370 ekor (4185 pasang)
5. Tahun 2019
a. Asumsi : 10 ekor burung gereja
b. Asumsi : 4185x 10 = 41850
2
5

x 7790 = 3116

41850 + 316 = 44966 ekor


c. asumsi III = 44966 keturunan
d. asumsi IV = 44966 ekor ( pasang)
C. Model 3
1. Tahun 2015
Misalkan 10 induk burung gereja ( 5 pasang)
a.

Asumsi I
5 x 10 = 50
Di tambah induk 10. Jadi 50 + 10 = 60

b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 60 10 = 50

c. Asumsi III
2
5

x 50 = 20

Di kurang dengan tertua 50 20 = 30 ekor


d. Asumsi IV
30 ekor ( 15 jantan, 15 betina)
2. Tahun 2016
a. Asumsi I
15 x 10 = 150
Di tambah induk 30. Jadi 150 + 30 = 180
b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 180 30 = 150
c. Asumsi III
2
5

x 150 = 60

Di kurang dengan tertua 150 600 = 90 ekor


d. Asumsi IV
90 ekor ( 30 jantan, 30 betina)
3. Tahun 2017
a. Asumsi I
45 x 10 = 450
Di tambah induk 90. Jadi 450 + 90 = 540

b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 540 90 = 450
c. Asumsi III
2
5

x 450 = 180

Di kurang dengan tertua 450 180 = 270 ekor


d. Asumsi IV
270 ekor ( 135 jantan, 135 betina)
4. Tahun 2018
a. Asumsi I
135 x 10 = 1350
Di tambah induk 270. Jadi 1350 + 270 = 1620
b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 1620 270 = 1350
c. Asumsi III
2
5

x 1350 = 540

Di kurang dengan tertua 1350 540 = 810 ekor


d. Asumsi IV
810 ekor ( 405 jantan, 405 betina)
5. Tahun 2019
a. Asumsi I
405 x 10 = 4050

Di tambah induk 810. Jadi 4050 + 810 = 4860


b. Asumsi II
Tertua burung gereja mati 4860 810 = 4050
c. Asumsi III
2
5

x 4050 = 1620

Di kurang dengan tertua 4050 16 20 =24 30 ekor


d. Asumsi IV
2430 ekor ( 1215 jantan, 1215 betina)
D. Model 4
1. Tahun 2015
10 burung gerja (5 pasang)
a. Asumsi I
5 x 10 = 50
50 + 10 = 60
b. Asumsi II
Semua indukan mati 60 10 = 50
c. Asumsi III
50 keturunan tetap
d. Asumsi IV
50 + 50 = 100 ekor
2. Tahun 2016
a. Asumsi I
50 x 10 = 500
500 + 50 = 550
b. Asumsi II
Semua indukan mati 550 50 = 500
c. Asumsi III
500 keturunan tetap
d. Asumsi IV
500 + 50 = 550 ekor

3. Tahun 2017
a. Asumsi I
225 x 10 = 2250
2250
00 = 2750
b. Asumsi II
Semua indukan mati 2750 500 = 2250
c. Asumsi III
2250 keturunan tetap
d. Asumsi IV
2250 + 50 = 2750 ekor
4. Tahun 2018
a. Asumsi I
1150 x 10 = 11500
11500 + 2250 = 13750
b. Asumsi II
Semua indukan mati 13750 2250 = 11500
c. Asumsi III
11500 keturunan tetap
d. Asumsi IV
11500 + 50 = 11550 ekor
5. Tahun 2019
a. Asumsi I
5775 x 10 = 57750
57750 + 11500 = 69250
b. Asumsi II
Semua indukan mati 62950 11500 = 57750
c. Asumsi III
57750 keturunan tetap
d. Asumsi IV
57750 + 50 = 57800 ekor

Grafik

MODEL 1
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2015

MODEL 1

2016

2017

2018

2019

Model 1

Model 2

MODEL 2
50000
40000
MODEL 2

30000
20000
10000
0
2015

2016

2017

2018

2019

3000
2500
2000
1500

Column2

1000
500
0
2015

2016

2017

2018

2019

Model 3

70000
60000
50000
40000
Series 3

30000
20000
10000
0
2015

2016

2017

2018

2019

Model 4

IV.1.2 Pengertian Ekosistem


Ekosistem adalah suatu komunitas tumbuhan, hewan dan mikroorganisme
beserta lingkungan non-hayati yang dinamis dan kompleks, serta saling
berinteraksi sebagai suatu unit yang fungsional.Manusia merupakan bagian yang
terintegrasi dalam ekosistem. Ekosistem sangat bervariasi dalam hal ukuran, dapat
berupa genangan air pada suatu lubang pohon hingga ke samudera luas.
Adapun komponen biotik yang di dapat pada saat pengamatan yaitu air,
tanah, batu dan cahaya matahari. Kemudian komponen abiotik yang di dapat yaitu
untuk golongan produsen yaitu rumput, pohon dan eceng gondok. Untuk golongan
konsum yaitu kupu-kupu dan belalang ( konsumen I). Ikan dan laba (konsumen II)
dan burung (komponen III). Sedangkan pada golongan dekomposer (pengurai)
yaitu semut, lalat dan cacing.
IV.2 Pembahasan
Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
lingkungan beserta komponen biotiknya termasuk di dalamnya populasi,
komunitas, dan ekosistem.Berbicara tentang ekologi tidak pernah lepas dari

komponen biotik dan abiotik yang menjadi objek kajiannya.Antara komponen


biotik dan abiotik ini terjadi hubungan timbal balik yang disebut ekosistem.
Pada rantai makanan, proses makan dimakan hanya berlangsung dalam satu
arah, sehingga tidak ada komponen di dalamnya yang memiliki dua fungsi
sekaligus, karena mereka telah menempati peran masing-masing tanpa ada saling
siggung.Sewaktu tumbuhan hijau dimakan herbivora, energi kimia yang tersimpan
dalam tumbuhan berpindah ke dalam tubuh herbivora dan sebagian energi hilang
berupa panas.Demikian juga ketika herbivore dimakan karnivora.Oleh karena itu,
aliran energi pada rantai makanan jumlahnya semakin berkurang.Pergerakan
energi dalam ekosistem hanya satu jalur, berupa aliran energi.
IV.2.1 Menghitung Populasi Burung Gereja
A. Model I
Kita amati dari tahun ke tahun pada model I, pada asumsi I mengalami
peningkatan, sedangkan asumsi II mengalami penurunan jumlah di akibatkan
karena pada asumsi II tetua (jantan dan betina) mati sebelum musim berteluar
berikutnya. Dan pada asumsi III dan IV nilainya sama.
B.

Model II
Kita amati model II pada asumsi I tetap nilainya dari asumsi I, yang

membedakan yaitu pada asumsi II karena disini asumsi II dua perlima yang masih
dapat mempunyai keturunan lagi untuk kedua kalinya, baru kemudian mati.
Asumsi III dan IV tidak mengalami perubahan dan selalu nilainya sama dengan
asumsi.

C. Model II
Kita amati pada model III asumsi III dan IV sudah berbeda nilainya dengan
asumsi II karena dua perlima dari keturunannya mati sebelum musim bertelur,
sendangkan asumsi yang lain tidak mengalami perubahan.
D. Model IV
Kita amati asumsi IV yang sebelumnya selalu sama nilainya dengan asumsi
III

sekarang tidak, karena disini asumsi IV diubah, yaitu setiap tahun 50

burung gereja baru (jantan dan betina sama jumlahnya) datang ke pulau tersebut
dari tempat lainnya
IV.2.2 Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup
dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan
sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut
terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat tropik. Pada tingkat tropik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu
tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme
yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Gambar IV.1 Rantai makanan


Sumber: www.artikelsiana.com

IV.2.3 Jaring-Jaring Makanan


Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
saling berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam
ekosistem

Gambar IV.2 jaringjaring makanan


Sumber: Pustekkom Depdiknas 2008

IV.2.4 Piramida
Pengertian Piramida adalah susunan tingkat tropik (tingkat nutrisi atau
tingkat energi) secara berurutan menurut pada rantai makanan atau jaring-jaring
makanan dalam ekosistem. Struktur tropik pada ekosistem dapat disajikan dalam
bentuk piramida ekologi.

Gambar
IV.3
Piramida
Sumber: www.artikelsiana.com
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.

Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain natalitas

(kelahiran), mortalitas (kematian), dan imigrasi.


2.

Di dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik (mahkluk hidup) dan

komponen abiotik (lingkungan) yang saling berhubungan untuk menjaga


kesimbangan ekosistem.
V.2 SARAN
IV.2.1 Saran untuk laboratorium

Saran untuk laboratorium semoga pembangunan laboratorium biologi dasar


dikerjakan dengan cepat agar kami praktikan bisa melakukan percobaan di
laboratorium dengan baik dan nyaman
IV.2.1 Saran untuk asisten
Kakak itu orangnya ramah , baik , dan murah senyum cara menjalaskannya juga
jelas. semoga kakak tetap mempertahankan sikap keramahannya. Dan terimakasih
atas bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai