Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan ke 3

Analisis Menggunakan dengan Point Quarter Sampling Method

A. Tujuan kegiatan
Mahasiswa dapat menetapkan metode analisa vegetasi yang lain untuk
mempelajari karakter sebuah komunitas meliputi kerapatan, kekerapan,
dominansi dan kelimpahan.

B. Kajian Pustaka
Metode Teknik Analisis Vegetasi merupakan cara mempelajari dan
mengukur vegetasi secara kuantitatif. Banyak metode yang dapat dipakai
untuk Analisis Vegetasi agar dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang
mendominasi suatu areal. Dalam analisis vegetasi akan diketahui Indeks Nilai
Penting (INP) yang merupakan penggabungan dari Kerapatan Relatif,
Frekwensi Relatif dan Dominasi Relatif. Tumbuh-tumbuhan yang dianalisis
terdiri dalam berbagai tingkatan, baik itu berupa pohon maupun tumbuhan
herba atau penutup tanah. Kategori pohon di dalam hutan dapat dibagi menjadi
beberapa tingkatan misalnya: tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat sapihan dan
tingkat semai. Pengetahuan tentang status suatu jenis tumbuhan (terkait dengan
kelangkaannya), dan komposisi jenis vegetasi pada suatu wilayah adalah hal
yang sangat penting untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan suatu kebijakan. Artinya, dari data tersebut akan diketahui perlu
tidaknya suatu jenis mendapatkan perlindungan dan perlakuan khusus,
sekaligus sebagai indikator kesesuain lahan. Cakupan materi tersebut akan
dilengkapi dengan contoh kasus tumbuhan yang kosmopolit dan endemik.
Penggunaaan multi media dalam perkuliahan juga digunakan untuk
mengoptimalisasi pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditargetkan (Jayadi, 2015: 87).
Analisis vegetasi merupakan studi untuk mengetahui struktur dan
komposisi vegetasi suatu komunitas. Analisis vegetasi pada kawasan hutan
2

ditujukan untuk mengetahui struktur vegetasi suatu kawasan, komposisi jenis,


dan pola distribusi. Salah satu hal yang krusial dalam analisis vegetasi adalah
penarikan unit contoh atau sampel. Dalam penarikan sampel dikenal dua jenis
pengukuran, yaitu pengukuran yang bersifat merusak (destructive measures),
dan pengukuran yang bersifat tidak merusak (non-destructive measures).
Dalam ilmu ekologi hutan, suatu altematif untuk menentukan jumlah unit
sampling berukuran tetap tertentu bisa diperoleh dengan memplotkan running
mean atau varian (keragaman antar kuadrat) sebagai ordinat dan jumlah
kuadrat sebagai absis. Kemudian jumlah kuadrat minimal diperkirakan pada
suatu titik yang menunjukkan luktuasi varian atau running mean relatif stabil.
Alternatif lain jumlah kuadrat dapat ditentukan berdasarkan dasar perhitungan
persentase, dengan asumsi bahwa ukuran optimal kuadrat sudah ditentukan,
maka jumlah kuadrat optimal dapat diperoleh berdasarkan intensitas sampling
yang diinginkan (Jayadi, 2015: 88-89).
Menurut Jayadi (2015, 89-90), Untuk kepentingan deskripsi vegetasi ada
tiga macam parameter kuantitatif vegetasi yang sangat penting yang umumnya
diukur dari suatu tipe komunitas tumbuhan yaitu :
1. Kerapatan (Density)
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu
luasan tertentu, misalnya 100 individu/ha. Dalam mengukur kerapatan
biasanya muncul suatu masalah sehubungan dengan efek tepi (side effect)
dan life form (bentuk tumbuhan). Untuk mengukur kerapatan pohon atau
bentuk vegetasi lainnya yang mempunyai batang yang mudah dibedakan
antara satu dengan lainnya umumnya tidak menimbulkan kesukaran yang
berarti. Namun, bagi tumbuhan yang menjalar dengan tunas pada
buku-bukunya dan berrhizoma (berakar rimpang) akan timbul suatu
kesukaran dalam penghitungan individunya. Cara mengatasinya adalah
dibuat suatu kriteria tersendiri tentang pengertian individu dari tipe
tumbuhan tersebut. Masalah lain yang harus diatasi adalah efek tepi dari
kuadrat sehubungan dengan keberadaan sebagian suatu jenis tumbuhan
yang berada di tepi kuadrat (dianggap berada dalam kuadrat atau di luar
3

kuadrat). Untuk mengatasinya, dibuat aturan bahwa bila > 50% dari bagian
tumbuhan tersebut berada dalam kuadrat, maka dianggap tumbuhan
tersebut berada dalam kuadrat dan tentunya harus dihitung pengukuran
kerapatannya.
2. Frekuensi
Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh, tempat
ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
Biasanya frekwensi dinyatakan dalam besaran persentase
3. Cover (Kelindungan)
Kelindungan adalah proporsi permukaan tanah yang ditutupi oleh
proyeksi tajuk tumbuhan. Oleh karena itu, kelindungan selalu dinyatakan
dalam satuan persen.
Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh
bersama-sama pada satu tempat dimana antara individuindividu penyusunnya
terdapat interaksi yang erat, baik diantara tumbuh-tumbuhan maupun dengan
hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan
kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan
melainkan membentuk suatu kesatuan di mana individu-individunya saling
tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas
tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi hutan merupakan studi yang bertujuan
untuk mengetahui struktur dan komposisi hutan. Kehadiran vegetasi akan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang
lebih luas. Sebagai contoh secara umum vegetasi akan mengurangi suatu laju
erosi tanah, mengatur keseimbangan karbondioksida dan oksigen di udara,
pengaturan tata air tanah, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah.
Pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi tumbuhan
yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut (Cahyanto, 2014: 146).
Terdapat banyak definisi tentang ekosistem. Salah satu definisi, ekosistem
adalah sistem alami yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
(faktor biotik) pada suatu area yang bersama-sama dengan faktor kimia-fisik.
Istilah ekosistem pertama dikenalkan pada tahun 1930 oleh Roy Clapham,
4

untuk menjelaskan komponen fisik dan biologis suatu lingkungan yang saling
berhubungan satu sama lain. Ahli ekologi Inggris Arthur Tansley berikutnya
memperbaiki definisi ekosistem sebagai sistem interaktif di antara
“biocoenosis” (kumpulan makhluk hidup) dan biotipe (lingkungan dimana
mereka hidup). Konsep sentral ekosistem ialah ide bahwa organisme hidup
menggunakan secara terus menerus segala elemen lain di dalam lingkungannya
tempat mereka hidup. Ekosistem dapat dikaji melalui berbagai sudut, dan
mendeskripsikan setiap situasi yang meliputi hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Istilah ekosistem (singkatan dari sistem ekologis) pada
umumnya difahami sebagai kumpulan keseluruhan organisme (tumbuhan,
hewan, makhluk hidup lainnya) yang hidup bersama-sama dalam satu lokasi
tertentu dengan lingkungannya (atau biotipe), berfungsi sebagai suatu unit
yang longgar. Secara bersama-sama, komponen-komponen ini dan
interaksinya satu sama lain membentuk satu kesatuan baru yang dinamis dan
kompleks, berfungsi sebagai suatu unit ekologis. Tidak ada batasan konseptual
seberapa besar atau kecil area dalam definisi ekosistem, serta seberapa jumlah
individu organisme yang harus ada dalam ekosistem (Sumarto, 2016: 31).
Dapat diketahui bahwa semakin rapat dan semakin padatnya tutupan
vegetasi suatu lahan akan memberikan distribusi bahan organik yang
melimpah, serta banyaknya vegetasi akan memberikan pengaruh positif
terhadap banyaknya ruang pori dalam tanah sehingga laju infiltrasi tanah
semakin besar. Sedangkan, keberadaan tumbuhan bawah dapat berperan
mengurangi limpasan permukaan. Tumbuhan bawah memiliki perakaran yang
dangkal sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mempertahankan air
serta untuk membentuk saluran-saluran masuknya air ke dalam tanah sangat
rendah dibandingkan dengan tanaman jenis pohon yang memiliki perakaran
yang dalam sehingga laju infiltrasi tanah akan rendah pula. Kondisi tajuk yang
rapat pada lahan hutan dapat melindungi iklim mikro lantai hutan (Endarwati,
dkk., 2017: 587).
Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi oleh semak dalam persekutuan
5

lingkungan dimana komponen yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Ekosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi
disuatu tempat yang mengadakan interaksi, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik.
Ekosistem hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik itu
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam lapisan dan dipermukaan
tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya
dan antara satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Suatu ekosistem dapat
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti letusan gu-
nung merapi, tanah longsor, penambangan batu bara maupun disebabkan oleh
ulah manusia seperti pembakaran hutan dan penggundulan hutan yang
menyebabkan perubahan pada ekosistem baik sebagian maupun keseluruhan
yang diikuti perubahan jenis dan jumlah vegetasi pada daerah tersebut (Natalia,
2013: 64).
Metode Poin Centered Quarter adalah metode pengukuran jarak yang
dilakukan dari titik sampling ketanaman (semak) terdekat dalam tiap quarter
atau kuadran, setiap titik sampling dihasilkan empat pengukuran. Untuk
mengetahui peranan jenis semak pada suatu area tertentu, diperoleh dari
densitas, densitas relatif, dominansi, dominansi relatif, frekuensi, frekuensi
relatif (Natalia, 2013: 65).
Ekosistem adalah suatu lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik
(makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik (kimia, air, tanah) serta kimia
(keasamaan, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Jenis yang
dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain
yang ada dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan pula
oleh lingkungan fisik dan kimia disekitarnya karena ekosistem terdiri dari
perpaduan berbagai jenis biotik dengan berbagai kombinasi lingkungan abiotik
yang beraneka ragam, maka ekosistem yang terjadipun beraneka ragam pula
(Irwan, 2014: 186).
6

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tanda plot 4 buah
b. Meteran 1 buah
c. Kamera 1 unit
d. Alat tulis 1 set
e. Tali rafia secukupnya
f. Papan scanner 1 buah
g. Plastik 1 buah
h. Penggaris 1 buah
2. Bahan
a. Bidang lahan pohon
b. Pohon-pohon di Kebun Raya Universitas Mulawarman Samarinda

D. Cara Kerja
1. Pada area kajian yang telah ditentukan luasnya dibuat garis utama dengan
arah kompas yang telah ditentukan.
2. Pada garis utama tersebut dibuat garis-garis transek yang tegak lurus
dengan garis utama berselang-seling dengan jarak tertentu antara transek
yang satu dengan jarak yang lain.
3. Kemudian ditentukan titik-titik garis transek tersebut dengan jarak
tertentu.
4. Setiap titik merupakan titik pusat dari 4 plot yang dibuat, kemudian pada
masing-masing quadrant yang dibuat, dan diameter pohon dan anak
pohon. Tumbuhan dianggap pohon jika diukurnya lebih besar daripada 10
cm dan dianggap anak pohon jika diameternya antara 2,5 cm-10 cm.
5. Apabila jarak terdekat serta diameter pohon dan anak pohon beserta
jenisnya telah dicatat, karakter komunitas ditabulasikan dan dihitung yang
meliputi :
a. Jumlah pohon dan anak pohon
b. Rata-rata area perpohon dan anak pohon

Anda mungkin juga menyukai