Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN LIQUIDA

Formulasi Dry Syrup Eritromisin

Di Susun oleh : Kelompok E1


Kelas : Farmasi E

Fitria Khairunnisa 201810410311207


Chindya Mustika Perdana 201810410311208
Viona Eprillia Putri 201810410311212
Viery Dwi Candra Bekti 201810410311214
Tri Andini Fajriyanti 201810410311218
Fajar Adi Nugroho 201810410311219
Agatha Salsabilla M 201810410311222
Zumratun Najihah 201810410311227
Attala Faras Alifta 201810410311230
Istining Eka Rahayu 201810410311233
Rizky Akbar Hidayat 201810410311243
Dito Bagus Maulana 201810410311253

Dosen Pembimbing : apt. Dra. Uswatun Chasanah, M. Kes

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
TINJAUAN BAHAN AKTIF

SENYAWA AKTIF KARAKTERISTIK FISIKA KARAKTERISTIK KIMIA

1. Eritromisin Base BM = 733,9. Larutan dalam air, pH=8-10,5.


Mengalami pengendapan bila
C37H67NO13 Pemerian = putih/agak kuning, tidak
dicampur dengan tetrasiklin HCl,
th berabu, hampir tidak berbau,
Martindale 28 ed oksitetrasiklin HCl, kloramfenikol
kristal/serbuk agak higroskopis,rasa
hal 1158 dalam 1 L dekstrose.
pahit.
Kemampuannya melawan
Kelarutan = 1:1000 bag air, 1:5 bag
Staphyloccocus aureus sangat
alkohol, 1:6 bag kloroform, 1:5
menurun bila dikombinasi dengan
bagian eter. Stabil dalam keadaan
Mg trisilikat, Na alginat, pektin dan
kering, larutan deterionate perlahan
bentonit.
dalam suhu ruang dan lebih
meningkat pada suhu 60C / lebih. Sedikit aktif dengan calamin, silika,
metil selulose, carmelossa dan
Kristal anhidrat dari eritromisin
polisorbat 80.
memiliki kecepatan disolusi terendah
dibanding monohidrat dihidratnya,
bentuk yang paling stabil dengan titik
leleh 190-193C.

Larutan dalam air ( jenuh )


mempunyai pH = 4,5 – 7.

2.Eritromisin Estolate BM = 1056,4.


C40H71N014.
Pemerian = serbuk kristal putih, tidak
C12H26O4S berabu / hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa.

Mengandung tidak kurang dari 610


mg / unit.

1,44 g eritromisin estolat ~ 1g


eritromisin.

Kelarutan = praktis tidak larut dalam


air, 1:2 dalam alkohol, 1:10 dalam
kloroform, 1:15 dalam aseton, praktis
tidak larut dalam dilute HCl.

20 % suspensi dalam air mempunyai


pH = 6,3 – 8.

BM = 806.
3.Eritromisin Etyl
Pemerian = serbuk kristal putih, tidak
Karbonat.
berbau, sedikit lebih pahit dibanding
C40H71NO15 eritro misin.

Mengandung tidak kurang dari 77,5


unit / mg.

1,1 g eritromisin etil karbonat ~ 1g


eritromisin.

Kelarutan = agak sukar larut dalam


air dan sikloheksan, 1:10 dalam
alkohol, 1:8 dalam kloroform, 1:35
dalam eter.

1 % suspensi dalam air mempunyai


pH 6 – 8,5
BM = 862,1.

4. Eritromisin Etyl Pemerian = serbuk kristal, putih /


Suksinat. agak kuning, hampir tidak berasa,
C43H75NO16 tidak berbau/ hampir tidak berbau.

1,17 g eritromisin etil suksinat ~ 1g


eritromisin.

Sangat sukar larut dalam air, larut


dalam alkohol, kloroform dan cairan
makrogol.
5 % larutan dalam air : netral atau
asam.

2,5 % larutan dalam air stabil pada

BM = 960,1. suhu 2 – 4 C sekitar 7 hari.

5.Eritromisin Pemerian = serbuk agak higroskopis, Inkompatibel dengan amikacin sulfat,


gluceptate. putih, tidak berbau, hampir tidak sephaloridine, sephalotin Na dan
berbau. sephazolin Na.
C37H67NO13.
C7H14O8 1,3 g eritromisin gluceptate ~ 1 g
eritromisin.

Kelarutan = larut dalam air, alkohol,


dan metil alkohol. Agak larut dalam
5 % larutan dalam air, pH = 6,5 – 7,5.
aseton dan kloroform.
5 % larutan dalam air stabil pada
suhu 2 – 4 C sekitar 14 hari.

Dalam larutan asam, eritromisin


BM = 1092,2. lactobionat tidak stabil dan
6.Eritromisin
Pemerian = kritstal atau serbuk putih / kehilangan potensinya pada pH < 5,5.
Lactobionat
agak kuning, bau ”faint”. Inkompatibel dengan Na aspirin, Na
C37H67NO13.
1,5 g eritromisin lactobionat ~ 1 g sephalotin, Na kalistin sulfometat, Na
C12H22O12 eritromisin. heparin dan substansi asam.

Larut dalam air, alkohol dan metil


alkohol. Agak larut dalam aseton dan
kloroform, agak sukar larut dalam
eter.

BM = 790.

Pemerian = serbuk putih tidak berbau


7.Eritromisin dengan rasa agak pahit.
Propionate.
1,08 g eritromisin propionat ~ 1g Larutan jenuh dalam air bersifat basa
C40H71NO14 eritromisin. – ”litmus”.

Kelarutan = agak larut dalam air, larut


dalam alkohol, aseton dan kloroform.

BM = 1018,4.

8. Eritromisin Pemerian = kristal tidak berwarna /


Stearate. agak kuning / serbuk putih / agak
kuning, rasa agak pahit dan sedikit
C37H67NO13.
berbau seperti bau tanah.
C18H36O2
Mengandung tidak kurang dari 550
unit / mg. USP = potensi ekivalen
(Martindale, 270)
tidak kurang dari 550 μg eritromisin
per mg.

Kelarutan = agak sukar larut dalam


air dan aseton, sebagian larut dalam
alkohol, kloroform, eter, isopropil
alkohol dan metil alkohol.

TINJAUAN FARMAKOLOGI

1. Farmakodinamika

Eritromisin memiliki efek yang beragam pada mobilitas gastrointestinal bagian atas,
termasuk meningkatkan tekanan esophagus bagian bawah dan stimulasi kontraktiitas gastric
dan usus halus. Sebaliknya, efek eritromisin terhadap mobilitas kolon hanya sedikit atau tidak
ada sama sekali. (Dasar Farmakologi Terapi : 999)

2. Farmakokinetik

Basa Eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun
karena obat dirusak oleh asam lambung. Untuk mencegahpengrusakan oleh asam lambung,
basa eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat
atau etil suksinat. Adanya makanan menghambat penyerapan eritromisin.

Hanya 25% dari Eritromisin yang diekskresi dalam bentuk aktif melalui urin.
Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu
dapat melebihi 100x kadar yang tercapai dalam darah. Masa paruh eliminasi eritromisin
adalah sekitar 1,5jam. Eritromisisn berdifusi dengan baik ke berbagai jaringan tubuh, melalui
otak dan cerebrospinal, pada ibu hamil kadar eritromisindalam sirkulasi fetus adalah 5-20%
dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.
Obat ini diekskresi terutama melalui hati, dianalisis peritoneal dan hemodialisis tidak
dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Pada wanita hamil pemberian eritromisin stearat
dapat meningkatkan sementara kadar SGOT/SGPT (Farmakologi dan Terapi : 724)

3. Aktivitas Antimikroba

Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik, walaupun
terkadang dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka.

4. Spektrum Antimikroba

Invitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif seperti S. pogenes, S.
viridian mempunyai kepekaan yang bervariasi terhada eritromisin S aureus hanya sebagian
yang peka terhadap obat ini. Strain S. aureus yang sangat resisten terhadap eritromisin sering
dijumpai di rumah sakt (nosokomial)

Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin adalah C. perfingens, C.


dipnoeriae dan L. monocytogenes.

Eritromisin tidak aktif terhadapa kebanyakan kuman gram negative, namun beberapa
spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrheae, Camplyobacter jejuni, M.
pneumonia, Legronella pneumophia dan C trachomcitis, H. influenza mempunyai kepekaan
yang bervariasi terhadap obat ini. (Farmakologi dan Terapi : 724)

5. Efek Samping

Mual, muntah, nyeri perut, diare urtikaria, ruam dan reaksi lainnya: gangguan
pendengaran yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar dan gangguan
jantung (aritmia dan nyeri dada) (IONI, 223)

Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannya jarang terjadi

Pada GIT : Kram Perut, Mual, muntah dan diare. Efek samping pada anak kecil
lebih rentan terjadi dari pada orang dewasa.
Hipersensitivitas: Reaksi Hipersensitivitas jarang terjadi, namun tercatat pada 0,5%
pasien mengalami hipersensitivitas seperti urtikaria, ruam pada kulit dan anaphylaxis
(Martindle, 36: 270)

6. Toksisitas

Eritromisin dapat meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin,


digoksin, warfarin, terfenadin,astemizol,dan teofilin karena dapat menghambat sitokrom
P450. Kombinasi dengan telfenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia jantung yang
berbahaya (tosordes depointes). (Farmakologi dan Terapi : 724)

7. Dosis
Dewasa dan Anak-anak (>8th) : 0,5 g- 1 g setiap 12 jam (Maksimal 4g dalam sehari)
Neonate : 12,5 mg/kgBB tiap 6 jam
Anak-anak (1 bln - 2 thn) : 125 mg tiap 6 jam
Anak-anak : 250 mg tiap 6 jam
PERSYARATAN BENTUK SEDIAAN

1. . Menurut Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4 hal 354 :


Dry syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan untuk disuspensikan dalam cairan,
yang dengan pengocokan dengan tertera cairan pembawa ( biasanya air murni ) menghasilkan
bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.

2. Menurut Farmakope Indonesia IV tahun 1995 hal 18 :


- Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, namun
ada yang perlu direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai.
- Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan
padat merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dosis yang tepat

3. Menurut Farmakope Indonesia V tahun 2014 hal 51 :


- Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, namun
ada yang perlu direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai.
- Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan
padat merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dosis yang tepat
4. Syarat untuk sediaan Suspensi Menurut Farmakope Indonesia V tahun 2014
- Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi
bahan padat yang merata dalam pembawa untuk menjamin keseragaman
dosis yang tepat.

- Suspensi memiliki kekentalan tertentu (cukup), agar dapat mengendap pada


dasar wadah bila didiamkan.

- Suspensi mengandung zat anti mikroba yang sesuai untuk melindungi


kontaminasi bakteri, ragi, dan jamur

- Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.


BAGAN ALIR PENYUSUNAN FORMULA SEDIAAN

Bahan Aktif : Erythromycin Stearate

Praktis tidak Serbuk sukar Adanya media Lebih stabil Bahan obat Warna dan
larut dalam terbasahi air setelah pada pH basa rasanya rasa bahan
air rekonstitusi (6-9) pahit obat tidak
acceptable

Diinginkan dalam bentuk Air merupakan Terjadi perubahan Ditujukan untuk anak-anak
sediaan dry syrup media pH setelah
(Didispersikan dalam air) pertumbuhan penambahan
mikroba bahan lain dan
disimpan Diberi Diberi
Dibuat bentuk Diberi mengalami pemanis perasa
suspensi setelah wetting penyimpanan
direkonstitusi agent setelah Diberi dapar
rekonstitusi Sukrosa Cerry
Sakarin Na Jeruk
Ditambah Dapar fosfat Dekstrosa Strawberry
Diberi Tween pengawet Dapar borat Sorbitol
suspending (Polysorbat 80) Dapar sitrat
agent Sodium Lauryl
Sulfat Diberi
Na Benzoat pewarna
- Propilenglikol Nipagin
CMC Na
MC Nipasol
Acacia Na propionate FD & C red
Na-alginat Nipagin Na Amaranth
Xanthan Gum Tatrazine
Allura red
BAHAN TAMBAHAN YANG DIGUNAKAN

Fungsi Macam – Macam Bahan dan


Bahan Terpilih
Bahan Karakteristiknya
Pelarut Alkohol 70%
(FI V, 399)
 Bentuk
Cairan mudah menuap,jernih, tidak berwarna,
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah, mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 780 C, mudah
terbakar.
 Kelarutan
Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.

Dispersing PVP
agent
(HPE, edisi VI, Hal : 582)

 Bentuk
Serbuk halus berwarna putih sampai putih
kekuningan, tidak berbau atau hampir tidak
berbau, higroskopis

 Kelarutan
Larut dalam asam, kloroform, etanol (95%),
keton, methanol, dan air. Praktis tidak larut
dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.

Pemanis Saccharin Na ( FI IV hal. 750 )


 Bentuk
Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau,
agak aromatik, rasa sangat manis, walaupun
dalam larutan encer. Larutan encernya lebih
kurang 300 kali manisnya sukrosa
 Kelarutan
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol

Sukrosa
( FI IV hal. 762 )
 Bentuk
Hablur putih/tidak berwarna, massa hablur atau
berbentuk halus atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya
netral terhadap lakmus
 Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Pengawet Natrium Benzoat ( HPE hal. 662 )


 Bentuk
Granul putih/kristalin, sedikit higroskopik, tidak
berbau, tidak berwana, tidak manis dan asin
 Kelarutan
Pada suhu 20 0C kelarutan dalam:
 Etanol 95% 1:75
 Etanol 90% 1:50
 Air 1:1.8
Air 100% 1:1

Nipagin na / Metil Paraben (FI V hal : 856)


 Bentuk
Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah,
sedikit rasa terbakar
 Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam
karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter.

Suspendin CMC Na (FI V hal : 620)


g agent
 Bentuk
Serbuk atau granul; putih sampai krem;
higroskopik

 Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloidal; tidak larut dalam etanol, eter, dan
pelarut organic lain
Dapar Sodium phospate dibasic Na2HPO4
(HPE : 685)
 Bentuk

Kristal putih dan berbau

 Kelarutan

Sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam


etanol 95%

Sodium phospate monobasic NaH2PO4


(HPE : 688)
 Bentuk
Tidak berbau, tidak bewarna atau putih agak
deliquescent,
 Kelarutan
1 : 1 bagian air praktis, tidak larut dalam etanol
96%.

Wetting Sodium Lauryl Sulfat


agent
(FI V Hal : 920)
 Bentuk
Hablur, kecil, berwarn aputih atau kuning muda;
agak berbau khas.
 Kelarutan
Mudah larut dalam air; membentuk larutan
opalesen.

Sukrosa
( FI IV hal. 762 )
 Bentuk
Hablur putih/tidak berwarna, massa hablur atau
berbentuk halus atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya
netral terhadap lakmus
 Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
SPESIFIKASI SEDIAAN

Bentuk Sediaan Dry syrup oral

Kadar Bahan aktif 200 mg / 5 ml

pH 8

Ukuran partikel (setelah direkonstitusi) 1,0 – 3,0 μm

Warna Ungu

Rasa Manis

Bau Anggur

Waktu rekonstitusi ≤ 1 menit

Volume sedimentasi F mendekati 1 (FF 2, 1132)

Redispersibilitas Mudah diredispersi ( <8 kali kocokan)


PEMILIHAN BAHAN AKTIF DAN SEDIAAN

1. Bahan Aktif Terpilih : Erythromycin Etilsuksinat


Alasan :
Erythromycin etilsuksinat memiliki pemerian dengan rasa bahan aktif tidak
berasa. jika dibandingan dengan erythromycin jenis lainnya yang memiliki rasa pahit.
Syarat bahan aktif yang bisa dibuat dry sirup, antara lain:

 Bahan aktif yang tidak stabil dalam air dan jangka waktu yang lama tetapi
stabil dalam waktu 14 hari
 Air pada suhu 2°C - 4°C

2. Bentuk Sediaan Terpilih : Dry Syrup Suspensi


Alasan :
 Erythromycin mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air, padahal
digunakan oleh suatu bentuk sediaan cair yang lebih acceptable bila digunakan
oleh anak-anak dan dewasa.
 Erythromycin tidak stabil di dalam air, sehingga dibuat dalam sediaan bentuk
sirup.
PENENTUAN DOSIS DAN KEMASAN TERKECIL

1. Dosis eritromisin
 Dewasa 1g – 2g per hari dalam 2 sampai 4 dosis terbagi; untuk infeksi berat dapat
ditingkatkan hingga 4 g setiap hari dalam dosis terbagi. Dosis harian yang lebih
tinggi dari 1 g harus diberikan dalam lebih dari 2 dosis terbagi.
 Dosis umum untuk bayi dan anak-anak adalah setara dengan sekitar 30 sampai 50
mg / kg eritromisin setiap hari dalam 2 sampai 4 dosis terbagi meskipun dapat
menjadi dua kali lipat pada infeksi berat.
 2-8 tahun 1 gram perhari
 Bayi dan anak sampai 2 tahun 500 mg perhari.
 Diatas 8 tahun dapat diberikan dosis dewasa biasa.
(Martindale Edisi 36, 273)

2. Dosis Pemakaian
 Dosis oral (Berdasarkan BNF 2017-2018 page 341)
 Bayi : 12,5mg/kg setiap 6 jam
 Anak-anak usia 1-12 bulan :
125 mg setiap 6 jam (pemakaian sehari 4x),dosis total harian dapat diberikan alternatif
dalam dua dosis terbagi;peningkatan dosis menjadi 250mg pemakaian sehari 4 kali,
peningkatan dosis dapat digunakan pada infeksi berat

 Anak-anak usia 2-7 tahun :


250 mg setiap 6 jam (pemakaian sehari 4x),dosis total harian dapat diberikan alternatif
dalam dua dosis terbagi;peningkatan dosis menjadi 500 mg pemakaian sehari 4 kali,
peningkatan dosis dapat digunakan pada infeksi berat

 Anak usia 8-17 tahun :


250-500mg setiap 6 jam (pemakaian sehari 4x),dosis total harian dapat diberikan
alternatif dalam dua dosis terbagi;peningkatan dosis menjadi 500-1000 mg
pemakaian sehari 4 kali, peningkatan dosis dapat digunakan pada infeksi berat

 Konsumen yang dituju:


anak-anak usia 1-12 bulan: karena bentuk sediaan berupa dry syrup

 Dosis pemakaian: jika dalam 1 sendok takar (5ml) mengandung 250 mg eritromisin
base, maka:
Untuk anak-anak usia 1-12 bulan = ½ sendok takar untuk 1 kali minum obat
1 kali pemakaian = ½ - 1 sendok takar = 125-250 mg
1 hari = 4 kali pemakaian = (½ - 1 sendok takar) x 4 = 2-4 sendok takar = 500 mg –
1000 mg perhari
3. Penentuan Kemasan Terkecil

Dosis yang digunakan untuk 4 hari pemakaian


2-4 sendok takar (10 ml-20 ml) x 3 hari = 30-60 ml
Jadi kemasan terkecil yang dipilih yaitu 30ml (250mg/5ml), sehingga untuk dewasa
membutuhkan ½-1 botol dalam 3 hari.
Konversi BM Eritromisin :
 BM eritromisin base : 733,94 (FI V hal 382)
 BM eritromisin etilsuksinat : 862,1. (Martindale, 269)
250mg/5ml x 30 ml = 1500 mg
Eritromisin etilsuksinat dalam 30 ml atau 30 g:
= BM eritromisin etilsuksinat/BM eritromisin base x jumlah bahan
= 862,1/733,94 x 1500 mg = 1761,93 mg = 1,76 gram
FORMULA YANG DIGUNAKAN
1. Formula 1
Jumlah gram
%
No. Nama Bahan Fungsi Rentang % perkemasan Skala lab
digunakan
60 ml
Eritromisin Bahan 235mg/5m 2,82 gram/60
1. 16,92 gram
etilsuksinat Aktif l ml
Suspending 0,1% –
2. CMC NA 0,5% 0,3 gram 1,8 gram
Agent 1,0%
Wetting
3. Sukrosa 67% 40% 24 gram 144 gram
Agent
0,075%-
4. Sakarin Na Pemanis 0,1% 0,06 gram 0,36 gram
0,6%
0,5616
5. NaH2PO4 Dapar 0,15% 0,0936 gram
gram
3,9984
6. Na2HPO4 Dapar 1,11% 0,6664 gram
gram
Na benzoat Pengawet 0,02% - 0,2% 0,12 gram 0,72 gram
7.
0,5%
8. Orange essence Perasa q.s q.s

9. Orange pasta Pewarna q.s q.s

Penimbangan Bahan:
1. Eritromisin: 200mg/5ml x 60 ml = 2400 mg
Eritromisin etilsuksinat dalam 60 mg:
= (BM etil suksinat)/(BM eritromisin base) x jumlah bahan
= 862,1/733,94 x 2400 mg = 2819,09 mg = 2,82 gram
per sendok takar 5 ml:
= 2,82 gram / 60 ml x 5 ml (1 sendok takar) = 0,235 gram = 235 mg
2. CMC NA : 0,5/100 X 60 ml = 0,3 gram
3. Sukrosa : 40/100 x 60 ml = 24 gram
4. Sakarin Na : 0,1/100 x 60 ml = 0,06 gram
5. NaH2PO4 : 93,6 mg = 0,0936 gram
6. Na2HPO4 : 666,4 mg = 0,6664 gram
7. Na Benzoat = 0,3/100 x 60 ml = 0,18 g
8. Nipagin Na : 0,05/100 x 60 ml = 0,03 gram
9. Orange essence : secukupnya
10. Orange pasta : secukupnya

 Data ADI
1. ADI SAKARIN NA : 2,5 mg/kg BB BJ: 0,86 g/cm3
ADI untuk usia >12 tahun : 30,85 kg x 2,5 mg/kg = 77,13 mg
jumlah yang digunakan : (0,1/100 x 60 ml) x 0,86 g/cm3 = 0,0516 g =
51,6 mg
untuk usia >12 tahun : ¿) x 51,6 mg = 17,2 mg – 34,4 mg
Jumlah yang digunakan tidak melebihi nilai ADI

2. ADI Na. Benzoat : 5 mg/Kg BB Berat jenis : 1,512 g/cm3


ADI untuk usia > 12 tahun : 30,85 kg × 5 mg/Kg BB = 154,25 mg
Jumlah yang digunakan : (0,2/100 × 60ml) × 1,512 g/cm3 = 0,1814 g =
181,4 mg
Untuk usia > 12 tahun : ((20ml- 40ml)/60ml) × 181,44 mg = 60,48mg –
40,32 mg
Jumlah yang digunakan tidak melebihi nilai ADI

 Perhitungan pH
pH yang digunakan = 8,0
Menggunakan dapar fosfat. Fosfat memiliki pKa dalam suhu 25°C
pKa 1 = 2,12 (H₃PO₄)  Na₃PO₄
pKa 2 = 7,21 (H₂PO₄⁻)  Na₂HPO₄
pKa 3 = 12,67 (HPO₄2⁻)  NaH₂PO₄
pKa yang digunakan adalah pKa 2 karena harga pKa nya mendekati mendekati harga pH
yang digunakan.
NaH2PO4 = asam
Na2HPO4 = garam
Perbandingan garam dan asamnya
pH = pKa + log (garam/asam)
8,0 = 7,21 + log (Na2HPO4/NaH2PO4)
0,79 = log (Na2HPO4/NaH2PO4)
(Na2HPO4/NaH2PO4) = 6,166
Na2HPO4 = 6,166 NaH2PO4 ………………………… (1)
Kapasitas dapar ß = 0,02
pKa = 7,21  Ka = 6,17 x 10-8
pH = 8,0  H3O+ = 1 x 10 -8
Persamaan Van Slyke
ß = 2,3 C x Ka (H3O+ ) / Ka + (H3O+ )2
0,02 = 2,3 C x (6,17 x 10-8) x (1 x 10-8) / ((6,17 x 10-8) + (1 x 10-8))2
0,02 = 2,3 C x 0,1200
C = 0,0724 M
C = garam + asam
0,0724 = 6,166 Na2HPO4 + Na2HPO4
NaH2PO4 = 0,010 M (asam)
C = garam + asam
0,0724 = Na2HPO4 + 0,010
Na2HPO4 = 0,0624 M (garam)

Untuk NaH2PO4 . 2H2O dalam 60 ml (sirup)


NaH2PO4 = massa / Mr x 1000 / volume
0,010 M = gram / 156,01 x 1000 / 60 ml
Gram = 0,010 x 156,01 x 60ml / 1000 ml
= 0,0936 gram  93,6 mg (NaH2PO4 . 2H2O)
Untuk Na2HPO4 .2H2O dalam 60 ml
0,0624 M = gram / 177,98 x 1000 / 60 ml
Gram = 0,0624x 177,98 x 60ml / 1000 ml
= 0,6664 gram  666,4 mg (Na2HPO4 .2H2O)

Cara Peracikan:
1. DItimbang NaH2PO4 . H2O
2. Diimbang Na2HPO4 . H2O
3. Ditimbang Na benzoat
4. Ditimbang Sukrosa
5. Ditimbang CMC Na
6. Ditimbang Saccarin Na
7. dicampur NaH2PO4.H2O, Na2HPO4.H2O, Na benzoat, Sukrosa, CMC Na dan sakarin Na
di mortir lalu digerus ad homogen.
8. Ditambahkan essense jeruk dan orange pasta ke (7), digerus ad homogen
9. Ditambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul
10. Ayak dengan ayakan No.12
11. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30o
12. Ditimbang Erythromycin etilsuksinat, gerus ad halus lalu campurkan
kecampuran yang terbentuk (10)
2. Formula 2

Rentang Kadar
Kebutuhan
Bahan Fungsi Pemakai Pemakai
60 ml
an an
Eritromis
in Bahan 235mg/5 2,82
etilsuksi aktif ml gram/60 ml
nat
CMC – Suspendin 0,2 – 1
1% 0,6 g
Na g agent %
Sodium Pembasah,
Lauryl Surfaktan, 1–2% 1,5% 0,9 g
Sulfat Lubrikan
Sukrosa Pemanis ≤ 67 % 35% 21 g
Essence
strawberr Perasa q.s q.s
y
warna
Pewarna q.s q.s
red
Na 0,02 % -
Pengawet 0,3% 0,18 g
benzoat 0,5 %

Perhitungan Bahan
1. Eritromisin: 200mg/5ml x 60 ml = 2400 mg
Eritromisin etilsuksinat dalam 60 mg:
= (BM etil suksinat)/(BM eritromisin base) x jumlah bahan
= 862,1/733,94 x 2400 mg = 2819,09 mg = 2,82 gram
per sendok takar 5 ml:
= 2,82 gram / 60 ml x 5 ml (1 sendok takar) = 0,235 gram = 235 mg
2. CMC Na = 1/100 x 60 ml = 0,6 g
3. Sodium Lauryl Sulfat = 1,5/100 x 60 ml = 0,9 g
4. Sukrosa = 35/100 x 60 ml = 21 g
5. Na Benzoat = 0,3/100 x 60 ml = 0,18 g

Perhitungan ADI
1. CMC - Na
ADI : 4 - 10 g/kg BB
Berat Jenis : 0,52 g/ml
ADI untuk usia >12 tahun : 30,85 kg x (4g/kg - 10 g/kg BB )= ( 123, 4 g - 308,5 g )
jumlah yang digunakan : (1/100 x 60 ml) x 0,52g/cm3 = 0,312 g = 3120 mg
untuk usia >12 tahun : (20ml-40ml/60 ml) x 3120 mg =1040 mg – 2080 mg
2. Natrium Benzoat
ADI : 5 g/kg BB
Berat Jenis : 1,512 g/ml
ADI untuk usia >12 tahun : 30,85 kg x 5 g/kg = 154,25 g
Jumlah yang digunakan : (0,3/100 x 60ml) x 1,512 g = 0,272 g = 2720 mg
untuk usia >12 tahun : (20ml-40ml/60ml) x 2720 mg = 906,7 mg - 1813, 3 mg
3. Sodium Lauryl Sulfat
ADI : 0,5 – 5,5 g/kg BB
Berat Jenis : 1,07 g/ml
ADI untuk usia >12 tahun : 30,85 kg x (0,5 g/kg - 5,5 g/kg BB ) = ( 15, 425 g - 169,7 g )
Jumlah yang digunakan : (1,5/100 x 60 ml) x 1,07 g/ml = 0,963 g = 9630 mg
untuk usia >12 tahun : (20 ml-40 ml/60 ml) x 9630 mg = 3210 mg - 6420 mg

Cara Pembuatan
1. Timbang sukrosa.
2. Timbang eritromisin etilsuksinat
3. Timbang Sodium Lauryl Sulfat
4. Timbang CMC – Na sebanyak
5. Timbang Na – Benzoat sebanyak
6. Kembangkan CMC – Na dengan air panas sebanyak 20 kali dari jumlah CMC – Na
yang digunakan
7. Lapisi mortir dengan sukrosa secukupnya
8. Masukkan campuran CMC – Na dengan air dalam mortir dan gerus hingga membentul
muchilago
9. Masukkan Na – Benzoat ke dalam mortir dan aduk sampai homogen
10. Masukkan Sodium Lauryl Sulfat ke dalam mortir dan aduk sampai homogen
11. Masukkan eritromisin ke dalam mortir dan aduk sampai homogen
12. Masukkan sisa sukrosa ke dalam mortir dan aduk sampai homogen
13. Tambahkan dengan pewarna dan perasa secukupnya dan aduk sampai homogen
14. Larutkan campuran dengan air ad 60 ml dan masukkan dalam botol
3. Formula 3

Nama Bahan Fungsi Rentang % % Gram Skala


digunakan perkemasan Lab
60 ml
Eritromisin Bahan aktif 2,82 gram/60 16,92
235mg/5ml
etilsuksinat ml gram
PVP Pelarut 5% 2% 1,2 gram 7, 2 gram
CMC Na Suspending 0,1% - 1,0% 0,75% 0,45 gram 2,7 gram
agent
Sukrosa Pemanis 67% 40% 24 gram 144 gram
Na benzoat Pengawet 0,02% - 0,5% 0,2% 0,12 gram 0,72
gram
Perasa dan Perasa dan q.s. q.s.
pewarna leci Pewarna

Penimbangan Bahan :
1. Eritromisin: 200mg/5ml x 60 ml = 2400 mg
Eritromisin etilsuksinat dalam 60 mg:
= (BM etil suksinat)/(BM eritromisin base) x jumlah bahan
= 862,1/733,94 x 2400 mg = 2819,09 mg = 2,82 gram
per sendok takar 5 ml:
= 2,82 gram / 60 ml x 5 ml (1 sendok takar) = 0,235 gram = 235 mg
2. PVP : 2 /100 × 60ml = 1,2 gram
3. CMC-Na : 0,75/100 × 60ml = 0,45 gram
4. Sukrosa : 40/100 × 60ml = 24 gram
5. Na benzoat : 0,2/100 × 60ml = 0,12 gram
a) Perhitungan ADI
1. PVP
ADI : 2,5 mg/Kg BB
Berat Jenis : 1,180 g/cm3
ADI untuk usia >12 tahun : 30,85 kg × 2,5 mg/Kg BB = 77,125 mg
Jumlah yang digunakan : (2/100 × 60ml) × 1,180 g/cm3 = 1,416 g = 1416
mg
20 ml−40 ml
Untuk usia > 12 tahun :( ¿ × 1416mg = 472mg – 944mg
60 ml
ADI PVP melebihi rentang tetapi masih dapat digunakan karena tidak dikonsumsi
setiap hari.

2. CMC-Na
ADI : 4 – 10 mg/Kg BB
Berat jenis : 0,52 g/cm3
ADI untuk usia > 12 tahun : 30,85 kg × (4 – 10 mg/Kg BB) = (123,4 mg – 308,8
mg)
Jumlah yang digunakan : (0,75/100 × 60ml) × 0,52 g/cm3 = 0,234 g =
234 mg
20 ml−40 ml
Untuk usia . 12 tahun :( ¿ × 234 mg = 78mg – 156 mg
60 ml
Jumlah yang digunakan tidak melebihi nilai ADI

3. Natrium Benzoat
ADI : 5 mg/Kg BB
Berat jenis : 1,512 g/cm3
ADI untuk usia > 12 tahun : 30,85 kg × 5 mg/Kg BB = 154,25 mg
Jumlah yang digunakan : (0,2/100 × 60ml) × 1,512 g/cm3 = 0,1814 g =
181,4 mg
20 ml−40 ml
Untuk usia > 12 tahun :( ¿ × 181,44 mg = 60,48mg – 40,32 mg
60 ml
Jumlah yang digunakan tidak melebihi nilai ADI
b) Cara Pembuatan
1. Timbang Sukrosa
2. Timbang Eritromisin etilsuksinat
3. Timbang PVP
4. Timbang CMC-Na
5. Timbang Na-Benzoat
6. Lapisi mortir dengan sukrosa secukupnya.
7. Masukkan CMC-Na dalam mortir dan gerus ad homogen.
8. Masukkan Na-Benzoat ke dalam mortir dan gerus ad homogen.
9. Masukkan PVP ke dalam mortir dan gerus ad homogen.
10. Masukkan sisa sukrosa ke dalam mortir dan gerus ad homogen.
11. Tambahkan dengan pewarna dan perasa leci sebanyak 4 tetes dan gerus ad
homogen.
12. Tambahkan etanol 70% secukupnya
13. Diayak ad terbentuk granul
14. Dikeringkan dalam oven selama +/- 30 menit pada suhu < 30 derajat celcius
15. Granul kering diayak dengan ayakan no. 44
16. Ditambahkan bahan aktif eritromisin etilsuksinat dan dicampur ad homogen
17. Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.
RANCANGAN EVALUASI
1. Sebelum Rekonstruksi
a. Distribusi Ukuran Partikel
Alat : Shieve Shaker
Prosedur :
 Ditimbang Sejumlah Serbuk Sediaan
 Ditimbang Ayakan, lalu susun dari yang terbesar hingga terkecil
 Dimasukkan serbuk kedalam ayakan yang paling atas lalu kunci dengan
rapat
 Dinyalakan shaker
 Ditimbang bobot ayakan + serbuk
 Dihitung persen kumulatif dan buat grafik

b. Sifat alir larutan


Alat : Corong
Prosedur :
 Ditimbang sejumlah serbuk sediaan
 Dimasukkan dalam corong, yang ditutup bagian bawahnya
 Tutup dibuka sembari menyalakan stopwatch
 Setelah serbuk habis mengalir, hitung diameter, tinggi dan sudut istirahat
 Dihitung kecepatan aliran serbuk

2. Setelah Rekonstruksi
a. Organoleptis :
 Warna :
 Rasa :
 Bau :

b. Penentuan pH larutan
Alat : pH meter
Target pH : 8
Prosedur :
 Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
 Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
 Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
 Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
 Tuang sediaan dalam gelas beker ± 50 ml
 Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam untuk
mengetahui pH sediaan yang diukur
 Catat pH yang muncul pada monitor pH meter
c. Berat Jenis Larutan
Alat : Piknometer
Prosedur :
 Bersihkan piknometer
 Dinginkan piknometer ad suhu 20°C
 Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai W1
 Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang
pada suhu 20°C dan catat hasil penimbangan sebagai W2
aquadest.
 Buang air pada piknometer, isilah piknometer dengan
sediaan ad penuh lalu timbang pada suhu 20°C dan catat
hasil penimbangan sebagai W2 larutan.
 Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh dalam rumus.

d. Viskositas
Alat : Viskosimeter Ostwald (Spindel 61)
Prosedur :
 Cuci pengaduk pada alat viskometer Brookfield dengan
aquadest dan keringkan menggunakan tisu.
 Masukkan zat uji sebanyak 80 ml ke dalam beker glass
 Pasang pengaduk (paddle 3) pada rotor viskometer,
masukkan ke dalam beker glass (jangan sampai menyentuh
dasar beker glass)
 Pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
 Atur kecepatan putaran dengan speed 60
 Tekan tombol on untuk memutar rotor
 Hentikan pemutar skala untuk mengetahui skala yang terbaca
 Catat skala dan baca skala pada panduan untuk mengetahui viskositas
sediaan.

e. Penetapan Kadar Zat aktif pada sediaan


Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi V hal 384
Metode : High performance liquid chromathography (HPLC)
Larutan A Larutkan 1,75 g kalium fosfat dibasa P dalam 50 ml air, atur pH hingga 9,0 dengan
penambahan asam fosfat P (1 dalam 10) atau natrium hidroksida 0,2 N, tambahkan 400 ml
air, 165 ml butyl alkohol tersier P dan 30 ml asetonitril P. Encerkan dengan air hingga 1000
ml.
Fase gerak Buat campuran Larutan A-asetonitril P-air (5:2:1), jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi.
Pengencer Buat campuran Dapar pH 7,0 [lihat pereaksi dan larutan pereaksi]-metanol P
(15:1). Dapar pH 3,5 Pada 20 ml Dapar pH 7,0 tambahkan asam fosfat P hingga pH 3,5.
[Catatan Gunakan larutan
berikut segera setelah dibuat atau dalam I hari jika disimpan dalam lemani pendingin.]
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg Eritromisin BPFI, masukkan ke
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 5 ml metanol P. kocok hingga larut, encerkan dengan
Pengencer sampai tanda.
Enceran larutan baku Masukkan 3,0 ml Larutan baku ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan ini mengandung Eritromisin BPFI lebih
kurang 0,12 mg per ml.
Larutan baku eritromisin B dan C Timbang saksama masing-masing lebih kurang 5
mg Erifromisin B BPFI dan Eritromisin C BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan 5 ml metanol F, kocok hingga larut, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan resolusi Masukkan lebih kurang 2 mg Senyawa Sejenis N Eritroinisin BPFI
ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 0,4 ml Larutan baku, encerkan dengan Larutan
baku eritromisin B dan
eritromisin C sampai tanda.
Larutan waktu retensi eritromisin A enol eter Larutkan lebih kurang 10 mg
Eritromisin BPFI dalam
2 ml metanol P. Tambahkan 10 ml Dapar pH 3,5 biarkan selama lebih kurang 30 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu
tentukur 25-ml, tambahkan 5 ml metanol P, kocok hingga larut. Encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.

f. Uji Efektivitas Pengawet


Tujuan :Untuk mengetahui efektivitas dari pengawet yang digunakan. Jadi uji ini
hanya dilakukan untuk sediaan yang mengandung pengawet.

g. Volume Sedimentasi
Volume sedimentasi dapat diuji dengan melarutkan sediaan sirup kering eritromisin
dengan air. Setelah itu, dikocok hingga homogen, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas ukur 10 mL dan disimpan pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara
langsung. Volume sirup kering eritromisin yang diisikan merupakan volume awal (Vo).
Perubahan volume diukur dan dicatat setiap selama 30 hari tanpa pengadukan hingga
tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume akhir (Vu). Untuk
sediaan suspensi kering yang baik diharapkan terdapat sedimentasi yang besar atau
tidak terjadi sama sekali (melarut homogen). Hal ini penting karena dengan volume
sedimentasi yang besar maka kemungkinan untuk melarut secara homogen
kembaliakan lebih besar bila dibandingkan dengan volume sedimentasi yang sedikit
(dapat membentuk caking ). Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan

Vu
F= Vo

Anda mungkin juga menyukai