Anda di halaman 1dari 42

PENDAHULUAN

Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain streptomyces erythteus.

Zat ini berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin
larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organic. Antibiotic ini tidak stabil dalam
suasana asam, kurang stabil pada suhu kamartetapi cukup stabil pada suhu
rendah.aktivitas in vitro paling besardalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin
yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi
bila disimpan pada suhu 5C biasanya tahan sampai beberapa minggu.
TINJAUAN FARMAKOLOGI
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan
berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat
bakteriostatik, walaupun terkadang dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang
sangat peka. Dari segi farmakokinetik. Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil
bagian atas; aktivitasnya menurun karena obat dirusak oleh asam lambung. Untuk
mencegah pengerusakan oleh asam lambung basa eritromisin diberi selaput yang
tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etil suksinat. Hanya 2-5%
eritrimisin yang dieksresidalam bentuk aktif melalui urine. Eritromisin mengalami
pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi
100x kadar yang tercapai dalam darah. Maka paruh eliminasi eritromisin adalah
sekitar 1,5 jam dalam keadaan insufsiensi ginjal tidak diperlukan modifikasi dosis.

Eritromisin berdifusi dengan baik keberbagai jaringan tubuh kecuali keotak dan cairan
serebro spinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus adalah5-20%
dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu. Obat ini dieksresi terutama melalui hati.
Dialysis peritoneal dan hemodialisis tidak dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh,
pada wanita hamil pemberian eritromisin stearat dapat meningkatkan sementara kadar
SGOT/SGPT (farmakologi dan terapi 723-724)
a) Efek samping
Mual, muntah, nyeri perut, diare urtikaria, ruam dan reaksi lainnya: gangguan
pendengaran yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar
dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada) (IONI, 223)
b) Khasiat
Sebagai alternative untuk pasien yang alergi penicillin untuk pengobatan
enteris kompilobacter pneumonia, penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non
gonokokus, akne vulgaris dan profilaksis difteri dan pertusis (IONI, 222)
c) Karakteristik Fisika
Kelarutan
1 : 100 bagian air
1 : 5 larut dalam etanol 95%
1 : 6 dalam kloroform
1 : 5 dalam eter
d) Pemerian
Serbul / hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa pahit, agak
higroskopik

TINJAUAN BAHAN AKTIF


SENYAWA AKTIF

KARAKTERISTIK FISIKA

1. Eritromisin Base

KARAKTERISTIK KIMIA

BM = 733,9.

Larutan dalam air, pH=8-10,5.

C37H67NO13

Pemerian = putih/agak kuning, tidak

Mengalami

Martindale 28th ed hal

berabu,

berbau,

dicampur dengan tetrasiklin HCl,

kristal/serbuk agak higroskopis,rasa pahit.

oksitetrasiklin HCl, kloramfenikol

Kelarutan = 1:1000 bag air, 1:5 bag

dalam 1 L dekstrose.

alkohol, 1:6 bag kloroform, 1:5 bagian

Kemampuannya

eter. Stabil dalam keadaan kering, larutan

Staphyloccocus

deterionate perlahan dalam suhu ruang

menurun bila dikombinasi dengan

dan lebih meningkat pada suhu 60C /

Mg trisilikat, Na alginat, pektin

lebih.

dan bentonit.

Kristal anhidrat dari eritromisin memiliki

Sedikit aktif dengan calamin, silika,

kecepatan disolusi terendah dibanding

metil

monohidrat dihidratnya, bentuk yang

polisorbat 80.

1158

hampir

tidak

pengendapan

selulose,

bila

melawan
aureus

sangat

carmelossa

dan

paling stabil dengan titik leleh 190-193C.

2.Eritromisin

Estolate

BM = 1056,4.

Larutan dalam air ( jenuh )

C40H71N014. C12H26O4S

Pemerian = serbuk kristal putih, tidak

mempunyai pH = 4,5 7.

Martindale 28th ed hal

berabu / hampir tidak berbau, hampir

1161

tidak berasa.
Mengandung tidak kurang dari 610 mg /
unit.
1,44 g eritromisin estolat ~ 1g eritromisin.
Kelarutan = praktis tidak larut dalam air,
1:2 dalam alkohol, 1:10 dalam kloroform,
1:15 dalam aseton, praktis tidak larut
dalam dilute HCl.

3.Eritromisin

Etyl

Karbonat.
C40H71NO15

BM = 806.

20

suspensi

dalam

Pemerian = serbuk kristal putih, tidak

mempunyai pH = 6,3 8.

berbau, sedikit lebih pahit dibanding


th

Martindale 28 ed hal

eritro misin.

1162.

Mengandung tidak kurang dari 77,5 unit /


mg.
1,1 g eritromisin etil karbonat ~ 1g

air

eritromisin.
Kelarutan = agak sukar larut dalam air
dan sikloheksan, 1:10 dalam alkohol, 1:8
dalam kloroform, 1:35 dalam eter.

4.

Eritromisin

Etyl

Suksinat. C43H75NO16
th

BM = 862,1.

1 % suspensi dalam air mempunyai

Pemerian = serbuk kristal, putih / agak

pH 6 8,5

Martindale 28 ed hal

kuning,

hampir

tidak

berasa,

1162.

berbau/ hampir tidak berbau.

tidak

1,17 g eritromisin etil suksinat ~ 1g


eritromisin.
Sangat sukar larut dalam air, larut dalam
alkohol, kloroform dan cairan makrogol.

5.Eritromisin gluceptate.

BM = 960,1.

5 % larutan dalam air : netral atau

Pemerian = serbuk agak higroskopis,

asam.

Martindale 28th ed hal

putih, tidak berbau, hampir tidak berbau.

2,5 % larutan dalam air stabil pada

1162.

1,3 g eritromisin

suhu 2 4 C sekitar 7 hari.

C37H67NO13. C7H14O8

gluceptate

~ 1 g

eritromisin.

Inkompatibel

dengan

amikacin

Kelarutan = larut dalam air, alkohol, dan

sulfat, sephaloridine, sephalotin Na

metil alkohol. Agak larut dalam aseton

dan sephazolin Na.

dan kloroform.

6.Eritromisin

BM = 1092,2.

5 % larutan dalam air, pH = 6,5

Lactobionat

Pemerian = kritstal atau serbuk putih /

7,5.

C37H67NO13.

agak kuning, bau faint.

5 % larutan dalam air stabil pada

C12H22O12

1,5 g eritromisin lactobionat ~ 1 g

suhu 2 4 C sekitar 14 hari.

Martindale 28th ed hal

eritromisin.

Dalam larutan asam, eritromisin

1163.

Larut dalam air, alkohol dan metil

lactobionat

alkohol. Agak larut dalam aseton dan

kehilangan potensinya pada pH <

kloroform, agak sukar larut dalam eter.

5,5.

tidak

stabil

dan

Inkompatibel dengan Na aspirin,


Na

sephalotin,

sulfometat,

Na

Na

kalistin

heparin

substansi asam.

dan

7.Eritromisin

BM = 790.

Propionate.

Pemerian = serbuk putih tidak berbau

C40H71NO14

dengan rasa agak pahit.

Martindale 28th ed hal

1,08

1163.

eritromisin.

eritromisin

propionat

1g

Kelarutan = agak larut dalam air, larut


dalam alkohol, aseton dan kloroform.

8. Eritromisin Stearate.
C37H67NO13.

BM = 1018,4.

Larutan jenuh dalam air bersifat

Pemerian = kristal tidak berwarna / agak

basa litmus.

C18H36O2

kuning / serbuk putih / agak kuning, rasa

Martindale 28th ed hal

agak pahit dan sedikit berbau seperti bau

1163.

tanah.
Mengandung tidak kurang dari 550 unit /
mg. USP = potensi ekivalen tidak kurang
dari 550 g eritromisin per mg.
Kelarutan = agak sukar larut dalam air
dan aseton, sebagian larut dalam alkohol,
kloroform, eter, isopropil alkohol dan metil
alkohol.

Bahan aktif terpilih : Erythromycin Stearat.


Alasan :
1. Erythromycin stearat yang tidak terikat dengan protein plasma sebanyak 10 %,
sedangkan pada erythromycin estolat hanya 1,5 % ( diabsorbsi dalam bentuk
bebasnya ) sehingga erythromycin stearat lebih efektif.
2. Bioavailabilitas tidak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung,
sedangkan erythromycin base dipengaruhi oleh makanan.
3. Erythromycin stearat relatif stabil dalam asam lambung.
4. Erythromycin etil suksinat dalam penggunaannya dapat menimbulkan efek
samping yang berbahaya sehingga untuk menghindari efek samping tersebut
digunakan erythromycin stearate. Efek samping erythromycin etil suksinat
adalah alergi, reaksi pada kulit dan gastrointestinal.
5. Erythromycin stearat tidak stabil dalam air, tetapi akan stabil dalam jangka
waktu minimal 14 hari pada suhu 2-8oC

6. Erythromycin gluceptate tidak stabil dalam suspense dry syrup dan lebih
banyak digunakan dalam bentuk injeksi
7. Erythromycin lactobionate hanya stabil pada suhu 2-4oC dan seringkali
digunakan dalam bentuk injeksi i.v
8. Erythromycin propionate tidak digunakan untuk suspensi
Bentuk sediaan terpilih : Dry Syrup Suspensi.
Alasan :
1. Erythromycin stearat praktis tidak larut dalam air ( diinginkan sediaan cair
yang umumnya mudah diterima / disukai oleh konsumen yang dituju yaitu
anak-anak ).
2. Erythromycin stearat tidak sabil di dalam air. Jika dibuat suspensi, sediaan ini
mempunyai expired date selama 18 bulan dari waktu pengemasan dan harus
disimpan pada suhu 2 8 C sampai akan dipakai dan setelah kemasan dibuka,
suspensi ini hanya stabil selama 14 hari pada suhu kamar. Untuk itu dipilih
bentuk sediaan dry syru daripada suspensi langsung sebab kestabilannya lebih
lama.
( AHSF Drug Information 2002 Book I, American Society of Health System
Pharmacist, page 290 ).
EFEK FARMAKOLOGI DARI BAHAN AKTIF TERPILIH
SENYAWA AKTIF

EFEK KHASIAT

ERITROMISIN

Aktivitas

STEARAT

golongan

mikroba

Demam,

makrolid

Eritromisin oral dapat menimbulkan

menghambat sintesis protein

iritasi saluran cerna seperti mual,

kuman dengan jalan berikatan

muntah.

secara

dengan

memberikan sakit yang sangat hebat.

ribosom sub unit 50S dan

Pemberian infus intravena sering

bersifat
baktersid

anti

EFEK SAMPING

reversibel

eosinofilia,

Suntikan

eksantem.

intramuskular

bakteriostatik

atau

disusul oleh timbulnya tromboflebitis

tergantung

jenis

dan

kuman dan kadarnya.

juga

menyebabkan

ketulian

sementara bila diberikan dalam dosis


tinggi secara intravena.

PERHITUNGAN DOSIS
Dosis anak

: 30 50 mg / kg berat badan sehari.

Lama pengobatan

: Sinusitis = 5-7 hari


Respiratory = 3-5 hari
Enteritis = 5 hari
Batuk = 14 hari
Faringitis = 10 hari
Sipilis = 10 hari

Konsumen yang dituju


USIA
(tahun)

: anak-anak usia 1-12 tahun

BOBOT ( Kg )
Pria
Wanita

DOSIS

RATA-

DOSIS

Rata-rata

SEHARI

RATA

SEKALI

dosis sekali

314

( mg )
58,9-98,1

( mg )
78,5

8,1

7,6

( mg )
235,5-392,5

9,6

9,3

283,5-472,5

378

70,9-118,1

94,5

11,4

11

336,0-560,0

448

84,0-140,0

112,0

13

12,6

384,0-640,0

512

96,0-160,0

128,0

14,4

14,2

429,0-715,0

572

107,3-178,8

143,0

15,8

16,2

480,0-800,0

640

120,0-200,0

160,0

18,9

17,5

546,0-910,0

728

136,5-227,5

182,0

20,9

20

613,5-1022,5

818

153,4-255,6

204,5

22

21,9

658,5-1097,5

878

164,6-274,4

219,5

10

23,9

24,7

729,0-1215,0

972

182,3-303,8

243,0

11

26,9

28,4

829,5-1382,5

1106

207,4-345,6

276,5

12

29,1

32,6

925,5-1542,5

1234

231,4-385,6

308,5

Menentukan takaran terkecil :


Usia 1 6 tahun

: 78,5 mg 160,0 mg

Usia 6 12 tahun

: 160,0 mg 308,5 mg

Bila dalam 1 sendok takar ( 5 ml ) dibuat mengandung erythromycin base 160 mg.

Maka dosis pemakaian menjadi


8

Usia 1 6 tahun

: 78,5 mg 160,0 mg ( - 1 sendok takar )

Sehari : ( - 1 sendok takar ) X 4 = 2 4 sendok takar


: 10 20 ml
3 hari : ( 10 20 ml ) X 3 = 30 ml 60 ml

Usia 6 12 tahun

: 160,0 mg 308,5 mg ( 1 - 2 sendok takar )

Sehari : ( 1 - 2 sendok takar ) X 4 = 4 8 sendok takar


: 20 40 ml
3 hari : ( 20 40 ml ) X 3 = 60 ml 120 ml
Sehingga untuk kemasan terkecil yang akan diproduksi
Kadar per 5 ml

= Erythromycin base 160 mg

Bahan aktif

= Erythromycin stearat.

= 60 ml.

PERSYARATAN BENTUK SEDIAAN


1. Menurut Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4 hal 354 :
Dry syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan untuk disuspensikan dala
cairan, yang dengan pengocokan dengan tertera cairan pembawa ( biasanya air
murni ) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
2. Menurut Farmakope Indonesia III tahun 1979 hal 32 :
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut
yang terdispersi pada fase cair. Kriteria suspensi :
-

Zat yang terdispersi halus dan tidak boleh terlalu cepat mengendap.

Jika dikocok perlahan, endapan harus dapat terdispersi kembali.

Dapat mengandung bahan tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.

Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan
dituang.

3. Menurut Farmakope Indonesia IV tahun 1995 hal 18 :


-

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung
digunakan, namun ada yang perlu direkonstitusikan terlebih dahulu dengan
pembawa yang sesuai.

Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin


distribusi bahan padat merata dalam pembawa, hingga menjamin
keseragaman dosis yang tepat.

10

SPESIFIKASI SEDIAAN
NO
1.

JENIS
BENTUK SEDIAAN

SPESIFIKASI YANG DIINGINKAN


SUSPENSI DRY SYRUP ORAL

2.

KADAR BAHAN AKTIF

Erythromycin stearat 208,5 mg / 5 ml

3.

PH SEDIAAN

78

4.

WARNA

Merah

5.

BAU

Strawberry

6.

RASA

Manis

7.

WAKTU REKONSTITUSI

1 menit

8.

VOLUME SEDIMENTASI

F mendekati 1 (FF 2, 1132)

9.

REDISPERSIBILITAS

Mudah diredispersi (< 8 kali kocokan)

10.

UKURAN PARTIKEL

1,0 3,0 m

( setelah direkonstitusi )

BAGAN ALIR PENYUSUNAN FORMULA SEDIAAN


Bahan Aktif : Erythromycin Stearate

Praktis
tidak larut
dalam air

Serbuk
sukar
terbasahi

Diinginkan dalam bentuk


sediaan dry syrup
(Didispersikan dalam air)

Dibuat bentuk
suspensi
setelah
direkonstitusi
Diberi
suspending
agent
-

Adanya
media air
setelah
rekonstitusi
Air merupakan
media
pertumbuhan
mikroba

Diberi
wetting
agent

- Tween
(Polysorbat
80)
Sodium
Lauryl Sulfat
- Propilenglikol

mengalami
penyimpanan
setelah
rekonstitusi
Ditambah
pengawet

Lebih stabil
pada pH
basa (6-9)

Bahan obat
rasanya
pahit

Terjadi
perubahan pH
setelah
penambahan
bahan lain dan
disimpan
Diberi dapar

- Dapar
fosfat
- Dapar
borat
- Dapar
sitrat

- Na Benzoat
- Nipagin
CMC Na
v
- Nipasol
MC
- Na
PENYUSUNAN BAHAN TAMBAHAN
DRY SYRUP
Acacia
propionate
Na-alginat
- Nipagin Na
Xanthan
Gum

Warna dan
rasa bahan
obat tidak
acceptable

Ditujukan untuk anakanak

Diberi
pemanis
-

Sukrosa
Sakarin Na
Dekstrosa
Sorbitol

Diberi
perasa

- Cerry
- Jeruk
- Strawberry

Diberi
pewarna
11 -

FD & C red
Amaranth
Tatrazine
Allura red

1. SUSPENDING AGENT
Dipakai suspending agent karena sesungguhnya bahan obat sangat larut dalam
air tetapi pelarut yang tersedia tidak cukup untuk melarutkan keseluruhan bahan aktif
sehingga dibuat sediaan suspensi, dan agar seluruh bahan aktif dapat terdispersi dalam
pembawa.
BAHAN

PEMERIAN

KELARUTAN

INKOMPATIBILITAS

KET. LAIN

1.CMC- Na

Serbuk granul

Prakris tidak larut

Asam kaut & dengan larutan

Dapat

(Carboxy Metin

putih/hampir putih,

dalam aseton etanol

garam dari besi dan

meningkatkan

Cellulose) Na

tidak berbau, tidak

dan eluen, mudah

beberapa logam. Misalnya :

viskositas

pustaka:

berasa

terdispersi dlm air pada

aluminium, seng, merkuri

sedeiaan,

Handbook of

semua suhu

larutan dalam

Pharma

air stabil

Exipient
6 th, hal 118
2.Acacia
pustaka

HPE

6th, hal 1

Putih/putih

Larut dalam 20 bagian

amidopyrin,

Suspending

kekuningan, baik

gliserin, dalam 20

kresur,

agent 5-10%

bulat granul/serbuk

bagian propilenglikol,

etanol (95%),

PH 5-9

dlm 2,7 bagian air dan

garam besi,

praktis tidak larut

fenol,

dalam etanol 95%

timol,
vanilin

3.MC (Methyl

Serbuk

Praktis tidak larutdlm

Metil paragen,

Konsentrasi

Celulose)

granul/berwarna

aseton, metanol,

metil paraben,

yang

pustaka: HPE

putih/putih

CHCL3, etanol & air

butil paraben

digunakan

6th hal, 438

kekuningan, tidak

panas, larut dalam

asam tanat

adalah 1-2%

berbau, tidak berasa

as.asetat glasial,

PH= 3-11

mengembang
terdispersi rata dalam
air dingin
4.Na Alginat

Serbuk putih coklat

Praktis tidak larut dlm

Garam kalsium, etanol

ADI :

kekuningan, tidak

ester dan etanol,

dengan konsentrasi dari 5%.

25mg/kg BB

berbau, tidak

campuran etanol &

PH= 4-11,

berasa.

juga dlm pelarut lain.

suspending
agent 1-5%.

12

5.Hidrosil

Putih agak

Larut dlm banyak polar

Dalam larutan: inkompatible

Propilacellulosa

kekuningan tdk

protically in solueble in

dengan larutan fenol.

berbau, dan serbuk

organic solovent, water

Misalnya: nipagin & nipasol,

tdk berasa.

and acids, except

diethylk stilbebstrol.

C: 2-10%

hydroflourre acids,
except hydroflourre
acid larut dlm air
panas.

6. collaidal

Submicroscopic

sillicon

fumed sillica with

Droxide

apartide size of

(Aerosil)

about is nm its

2-10%

alight looise bluish,


white coloured,
adarless, fostless
nongrtyly
amorphous powder.

Jadi suspending agent yang terpilih adalah : CMC Na.


Alasan :
1. Mudah didispersikan dalam air pada semua suhu.
2. Tidak inkompatibel dengan bahan aktif dan bahan lain.
3. Rentang PH yang luas memenuhi syarat sediaan ( basa ).
Suspending agent yang kedua dipakai yaitu acacia , suspending agent dar bahan alam

13

2. PEMANIS ( SWEETENING AGENTS )


Pemanis diperlukan untuk meningkatkan akseptabilitas sediaan.
BAHAN

PEMERIAN

KELARUTAN

INKOMPATIBILITAS

KET. LAIN

1.Sorbitol

Serbuk/kristal,

Praktis tidak

Besi oksida

BM : 182,17

HPE

higroskopis, tidak

Larut dalam CHcl3,

Warna berubah, suasana

Excipient hal

berbau, putih/tidak

etanol 95% 1:25 ,

terlalu asam/basa.

596

brwarna, kemanisan

etanol 82% 1:8,2,

50%, 6% sukrosa.

etanol 60% 1:2,1,


etanol 1% 1:1,14,
praktis tidak larut dalam
eter,
agak larut dlm enenthol,
air 1:0,5.

2.Sukrosa

Serbuk kristal/krital,

Praktis tidak larut dlm

HPE, hal 703

tidak berwarna/putih,

CHCL3, etanol 1:400,

tidak berbau, rasa

etanol 95% 1:170, propoa-

manis.

2-01 1:400, air 1:0,5.

3. Sakarin Na

Serbuk

kristal

putih,

H.P Excipient

tidak

berbau,

300x

hal 457

manis

sukrose,

tidak

Lebih mudah larut dalam air

C:

daripada sukrose

0,5% b/b
ADI:

higroskopis.

4. Manitol

Serbuk

H.P excipient

putih,

hal 362

5.Dextrose
hal 222

0,08%-

2,5mg/kgBB

kristal/granul,

Larut dalam air suhu 20C=

Bila

berbau.

1:0,67; dalam suhu 40C=

jumlah besar akan timbul

10% larutan

Semanis glukosa dan

1:0,48, praktis tidak larut

efek laksan.

w/w = 8.

manis dari sukrosa.

dalam eter.

Serbuk,granul,

Dalam etanol 95% 1:60.

Cyanocobalamin,

tidak berwarna, kristal

Sabil dalam penyimpanan

kanamisin sulfat,

putih, tidak berbau, rasa

di tempat yang kering

novobiosin, sodium

tidak

kristal

manis

dikonsumsi

dalam

warfarin. Bila konsentrasi


> 5% b/v menyebabkan
hiperosmatik.

Bahan pemanis yang terpilih : sakarin Na dan sukrose

14

Viskositas

Alasan :
1. Dapat berfungsi sebagai pembawa minyak menguap ( untuk flavor ) sehingga
granul tetap kering.
2. Sakarin Na dapat mengurangi jumlah sukrosa yang digunakan.
3. Dapat berfungsi sebagai bahan pengisi sediaan.
3. PENGAWET ( PRESERVATIVES )
Dibutuhkan pengawet karena sediaan mengandung air dan gula, dimana
merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba.
BAHAN
1.Na

PEMERIAN
Kristal/granul,

KELARUTAN
Air 1:1,8, etanol 95%

INKOMPATIBILITAS
Gelatin,

KET. LAIN
Adi 5mg/kg

Benzoat

putih,

1:75, etanol 90% 1:50,

Garam foil,

BB,

air 100C 1:1,4

Garam Ca.

0,5%, PH 2-5

Air 1:2500,

Magnesium, Alumunium

ADI 10mg/kg

Propilenglikol 1:39,

silikat, Magnesium

BB, PH: 4-2,

Gliserin 1:250, Etanol

trisiklat, Besi oksida.

rentang

HPE.

Hal

sangat

hidroskopis,

627

amorf

2.Propil

Kristal

paraben

tidak

(Nipasol)

tidak berasa

putih,
berbau,

C:0.02-

HPE, hal

1:1,1, Sangat larut dlm

pemakain

596

aseton, Larut bebas dlm

0,01-0,02%

alkohol eter.

3.Natrium

tidak berwarna,

Etanol 95% 1:24, air 1:1,

propionat

kristal

air panas 1:0,65, praktis

HPE,hal 661

traspran/granul,

tdk larut dlm kloroform

mudah mengalir,

dan eter.

Asam organik

PH 7,8-9,2

tidak
berbau/lemah

4.Metil

kristal putih, tdk

Air 1:400, air 50C 1:50,

Aktivitas antimikroba

PH 3-6

paraben

berwarna, tdk

air 80C 1:30,

turun dengan adanya

Larutan dlm

(Nipagin)

berbau, rasa

propilenglikol 1:5,

surfaktan

aqua, Rentang

HPE hal 441

membakar

glicerin 1:69, larul bebas

pemakaian

dalam etanol & eter

0,01-0,02%,
ADI 10mg/kg
BB

15

5.Nipagin

Air 1:2, praktis tidak

Aktifitas antimikroba

ADI 10mg/kg

Na

larut dalam minyak

turun dengan adanya

BB

lemak, etanol 1:10

surfaktan

Jadi pengawet yang terpilih adalah : Na benzoat.


Alasan : mudah larut dalam pembawa air
4. COLORING AGENT.
Bahan obat berwarna putih agak kekuningan, diperlukan pewarna untuk
meningkatkan akseptabilitas dan nantinya disesuaikan dengan aroma yang diinginkan.
BAHAN

PEME-

KELARU-

RIAN

TAN

ADI

INKOMPATIBILITAS

KET. LAIN

1. FD&C Red

Serbuk halus

Tidak

dipakai

(Erythrosin)

warna merah

karna

bersifat

karsinogenik

2. Amaranth.

Gelap bubuk

Larut dalam air,

730m

Dengan cettimide

(2-5mg/

(Martindale

merah

sangat mudah

g/kg

100ml)obat mi

28th P.24)

kecoklatan.

larut dalam

BB

num.

alkohol

3. Sunset
Yellow (HPE,
hal 198

Serbuk

Larut dalam air

2,5

Tidak campur dengan

Dilapor kan

kuning ke

mg /

asam askorbat, gelatin

adanya reaksi

merahan,

kg

dan glukosa. Sedikit

sensitif alergi.

dalam

BB

bercampur dengan asam

larutan ber

sitrat, larutan sakarosa

warna

dan sodium bikarbonat.

orange
tlerano

4. Tartrazine

Serbuk

Larut dalam air,

Dengan larutan asam

16

(HPE,hal 198)

kuning/

praktis tidak

sitrat, asam askorbat,

orange ke

larut dalam

laktose 10%, glukosa,

kuningan.

aseton, etanol

saturated aqueous,

75% (1:91),

sodium bicarbonat.

gliserin (1:5,6)
propilenglikol
5% (1:5), air 25
(1:26), air 25C
(!:5), air 80C
(1:5).

5.Allura

Red

Serbuk

(Martindale

28th

merah tua

Larut dalam air

p.424)

7mg/

Berdasarkan

kg

penelitian FAD,

BB

tidak bersifat
karsinogenik.

Bahan pewarna terpilih adalah : melon


Alasan : ~ Warna melon yang identik dengan warna hijau
~ tidak bersifat karsinogenik sehingga aman digunakan karena termasuk
untuk pewarna makanan
5. WETTING AGENT.
Digunakan wetting agent karena wetting agent dapat membantu membasahi
bahan obat yang sukar larut dalam air, sehingga bahan obat dapat terdispersi merata
dengan suspending agent.
BAHAN

PEMERIAN

KELARUTAN

ADI

INKOMPATI-

KET. LAIN

Kristal berwarna

Mudah larut dalam

BILITAS
Surfaktan kationik,

Kadar:

putih/krem

air, tidak larut

garam alkaloid.

1-2%

H.P.Exci-

sampai ku- ning

dalam eter dan

Pient p487

pucat, rasa pahit,

kloroform.

Dapat kehila-ngan

Kadar:

1.Sodium
Lauryl Sulfat.

bau menyengat
jika dalam
jumlah besar.

2.Tween 80

Bau khas, rasa

Larut dalam air dan

17

H.P.Excipi
ent p416

pahit, bentuk dan

etanol, tidak larut

warna/ mengendap

warna pada suhu

dalam mineral oil

de- ngan bermacam

25C yaitu cairan

dan vegetable oil.

bahan terutama

minyak warna

fenol,tanin,tars.

kuning.

Aktivitas para ben

0,1-3%

sebagai pe ngawet
akan menurun.

3.Propilen

Jernih,tidak

Larut sebagian

25

berwarna, ken

dalam aseton,

mg/

sebagai

H.P.Excipi

tal,praktis ti dak

CHCL3 etanol,

kg

humek tan

Ent p 624

berbau, agak

gliserin,air larut

BB

15%,

manis.

dalam 1:6 eter

pengawet 15-

tidak larut dalam

30%, pelarut

minyak lemak tapi

10-25%

glikol

KMnO4

Kadar:

larut dalam
assential oil.

Jadi wetting agent yang terpilih adalah : Tween 80


Alasan : karena mudah larut dalam air.
6.

DAPAR / BUFFER
Dapar berfungsi untuk mempertahankan stabilitas bahan aktif tetap terjaga

pada Ph spesifikasi yang diinginkan.


BAHAN

PEMERIAN

KELARUTAN

ADI

INKOMPATIBILITAS

KET.

1.Sodium

Kristal putih &

Sangat larut

Dengan alkhol, air

LAIN
Kadar 0,3-

phospate

berbau

dlm air, praktis

typyiin, klorat hidrat,

2%

Dibasic Na2

tidak larut

pyrogollol, lead asetat,

PH=9,1

HPO4. 12

dalam etanol

kalsium glukosa,

H2O (HPE:

95%

berintraksi diantara

693)

kalsium 1 phosphare.
.

2.Asam

Kristal tidak

Larut (1:1,5)

Denagn potossium

Kadar 0,1-

sitrat (HPE:

berwarna,

etanol 95% (:4)

tautrat, dikali asetat dan

2% PH:

185)

kristal putih,

air, larut dalam

sulfida juga dengan

2,2

18

serbuk

eter.

bahan pereduksi jika di

effervescent,

kombinasi dengan logam

memiliki rasa

berat akan menimbulkan

asam yang

ledakan.

BJ= 1,542

kuat.

3.sodium

Tidak berbau,

1:1 bagian air,

Garam asam, bahan

PH : 4,1-

phospate

tidak

praktis tidak

alkalin serta karbonat

4,8

monobosil

berwarna/putih,

larut dalam

aluminium, calcium

Na2PO4

agak

etanol (95%)

magnesium

2H2O (HPE

deliquescent,

hal, 696)

kristal

Jadi dapar yang terpilih adalah : sodium phospat dibasic ( Na2HPO4.2H2O ) dan
sodium phosfat monobasic ( NaH2PO4.2H2O).
Alasan : pKa fosfat ( 7,20 ) mendekati pH Stabilitas sediaan ( pH 7 8 )
7. FLAVORING AGENT
Karena bahan obat sedikit berbau, maka dibutuhkan flavor untuk menutupi
bau yang tidak enak dan meningkatkan akseptabilitas.
Flavor terpilih

: Essence melon

Alasan

: karena rasa ini menyesuaikan dengan bau dan warna dan


disukai anak-anak.

8. FLOKULATING AGENT
Flokulating agent digunakan untuk mencegah terjadi deflokulasi pada sediaan
setelah direkonstitusi dan menjaga agar endapan dapat terdispersi secara homogen
pada saat diredispersi.
BAHAN

PEMERIAN

KELARUTAN

ADI

INKOMPATIBILITAS

KET.

19

NaCl

Serbuk kristal putih atau tak

Pada suhu 250C

Larutan NaCl korosif

LAIN
Sebagai

berwarna, rasa asin, kristal

sedikit larut

terhadap besi, bereaksi

flokulating

kubus, tak mengandung air.

dalam etanol,

menjadi presipitasi

agent mulai

garam

1:2,8 pada air,

dengan garam peroksida

1% ke atas.

kristal

1:10 pada

dan merkuri; bahan

gliserin, 1:250

pengoksidasi kuat

pada etanol

mengubah klorin dari

95%.

bentuk asam menjadi

Bawah

suhu

menjadi

0 C,

bentuk

dihidrat.

NaCl

KCl

Tidak berbau, tidak berwarna

Pada suhu 20C

Bereaksi dengan

atau serbuk kristal putih, rasa

praktis tidak

brominthree floride dan

asin, kristal kubus.

larut dalam

dengan campuran asam

aseton; pada

sulfat dan kalium

etanol 95%

permanganat. Reaksi

1:250, praktis

dengan HCl, NaCl,

tidak larut

MgCl2 dapat

dalam eter. 1:28

menurunkan kelarutan.

pada air, 1:14


pada gliserin

PERHITUNGAN DAPAR
Sediaan yang dibuat digunakan pH: 8
H3PO4 NaH2PO4 pKa = 2,1
NaH2PO4 NaH2PO4

pKa = 7,21

NaH2PO4 Na3PO4 pKa = 12,3


pKa yang digunakan yaitu pKa2 karena paling dekat dengan pH sediaan yang akan
dibuat
pH = pKa2 + log [garam]/[asam]
8,0 = 7,21 + log [Na2HPO4]/[Na2HPO4]
0,79 = log [NaHPO4]/[NaH2PO4]
[NaHPO4] = 6,1660 [NaH2PO4]
Kapasitas dapar

20

pKa =7,21

Ka = 6,1660 x 10-8

pKa =8,0

[H3O] =10-8

Persamaan Van Slyke

0,02 = 2,3 c

0,02 = 2,3 c
C =0,0724 M
C = [garam]+[asam]
0,0724 = 6,1660 [asam +[asam]
[asam] = 0,0101 M
[garam] = 0,0724 -0,0101
= 0,0623 M
Perhitungan Massa (gram) Dapar
Asam (NaH2PO4) MR=156 dalam 60 ml
M=
0,0101 =
Gram = 0,0945 g
Garam (Na2HPO4) MR= 178 dalam 60 ml
M=
0,0623 =
Gram =0,06653 g

PERHITUNGAN PENGAWET
Na-benzoat yang digunakan = 0,5%
Efektif pada pH = 2-5
pH sediaan = 8
pH = pKa + log I / UI
5 = 4,19 + log I / UI
21

0,81 = log I / UI
6,4565 = I/UI
I = 6,4565 UI
Na-benzoat yang dipakai = 0,5 %
I + U I = 0,5
6,4565 UI + U I = 0,5
7,4565 U I = 0,5
U I = 0,0671 M
I = 6,4565 U I
I = 6,4565 ( 0,0671 )M = 0,4332 M

FORMULA TERPILIH
Formula 1

Nama Bahan

Fungsi

Erythromycin

Bahan Aktif

stearat
CMC Na

Suspending

Rentang %

% pemakaian

Jumlah
ditimbang (g)
2,66

0,1-1

0,6

Agent

22

PVP
NaH2PO4.2H2O
Na2HPO4.2H2O
Na-Benzoat
Sukrosa
Na-Sakarin
Essense Melon
Aquadest
Perhitungan ADI

Pengikat
Dapar
Dapar
Pengawet
Pemanis
Pemanis
Perasa , warna
pelarut

Na-Benzoat
1-6 tahun
6-12 tahun
1. Na-Benzoat
Kandungan Na-Benzoat

0,5-5

0,02-0,5
<67
0,04-0,25
q.s

0,5
60
0,05

(BB)mg/kgBB
7,85-16 kg
16-32,6 kg

1,8
0,0945
0,6653
0,3
30
0,03
q.s
Ad 60ml

5mg/kgBB
39,25-80 mg
80-163 mg

0,5% = 0,5/100 x 60ml = 0,3 g = 300mg


1-6 tahun 1xp = ( 2,5-5 ) ml / 60 ml x 300mg = 12,5-25 mg
Sehari 4 x = 4 x (12,5-25 ) mg / 60 ml x 300mg = 50-100mg ( Masuk rentang ADI )
6-12 tahun 1xp = ( 5-10 ) ml / 60 ml x 300 mg = 25-50 mg
Sehar i 4 x = 4 x ( 25-50 ) mg = 100-200 mg ( masuk rentang AD I )
2. CMC Na
Penggunaannya > 4-10 g/hari memberikan efek laksatif
CMC-Na yang dipakai = 1% = 1/100 x 60ml = 0,6 g = 600 mg
Umur 1-6 tahun 1xp = ( 2,5-5 ) ml / 60 ml x 600mg = 25-50 mg
Sehari 4 x = 4 x ( 25-50 ) mg = 100-200 mg
Umur 6-12 tahun 1xp = ( 2,5-5 ) ml /60ml x 600 mg = 50-100 mg
Sehari 4 x = 4 x (50-100) mg = 200-400 mg
Kesimpulan : dosis yang diberikan tidak memberikan efek laksatif
3. Na-Sakarin
Na-Sakarin
1-6 tahun
6-12 tahun

BBmg/KgBB
7,85-16 kg
16-32,6 kg

5 mg/kgBB
19,63-40 mg
40 81,50 mg

Kandungan Na-Sakarin
0,05 % = 5/100 x 60 ml = 0,03 g = 30 mg
23

Umur 1-6 tahun 1xp = ( 2,5-5 ) ml / 60 ml x 30mg = 1,25-2,5 mg


Sehari 4 x = 4 x (1,25-2,5 ) mg / 60 ml x 30mg = 5-10mg ( Masuk rentang ADI )
6-12 tahun 1xp = ( 5-10 ) ml / 60 ml x 30 mg = 2,5-5 mg
Sehar i 4 x = 4 x ( 2,5-5 ) mg = 10-20 mg ( masuk rentang ADI )
CARA PEMBUATAN
Formula 1
Timbang semua bahan
Na.Sakarin + sukrosa

gerus ad hom + Na.Benzoat ( camp.1 )

CMC Na + air panas q.s ditaburkan diatasnya ad gelling

PVP + gelling CMC Na + camp.1 gerus ad hom ( camp.2 )


Na2HPO4.2H2O + NaH2PO4.2H2O dilarutkan dengan sedikit air + camp.2 + b.aktif
tambahkan bahan pewarna secukupnya
Diayak ad terbentuk masa granul

Dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 300C

Diayak dengan ayakan no.12

Formula 2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Bahan
Erythromycin stearat
PVP
PGA
Tween 80
NaH2PO4
Na2HPO4
Na-Benzoat

Fungsi
Bahan aktif
Pengikat
Suspending agent
Wetting agent
Buffer
Buffer
Pengawet

% Rentang

% yang
dipakai

0,5 5 %
5 10 %
0,1 3 %

3%
7%
1,5 %

0,02 0,5 %

0,5 %

Jumlah
(60 ml)
2,27 g
1,8 g
4,2 g
0,9 g
0,0945 g
0,6653 g
0,3 g

24

8.
9.
10.
11.

Na sakarin
Pemanis
Sukrosa
Pemanis
Essense melon
Pewarna
Aquadest
Pembawa
Perhitungan ADI
1. Tween 80
ADI = 25 mg/KgBB

0,04 0,25%
67 %
q.s.

0,04 %
60 %
q.s.

0,024 g
36 g
q.s.
ad 60 ml

Umur

BB (Kg)

25 mg/KgBB

1 6 tahun
6 12 tahun

7,85 Kg 16 Kg
16 Kg 32,6 Kg

196, 25 mg 400 mg
400 mg 815 mg

Kandungan Tween 80 =
Untuk umur 1 6 tahun :
1xP

4x1

: 150 mg 300 mg

Untuk umur 6 12 tahun :


1xP

4x1

: 300 mg 600 mg

Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI


2. Natrium Benzoat
ADI = 5 mg/KgBB
Umur

BB (Kg)

5 mg/KgBB

1 6 tahun
6 12 tahun

7,85 Kg 16 Kg
16 Kg 32,6 Kg

39,25 mg 80 mg
80 mg 163 mg

Kandungan Natrium Benzoat :


Untuk umur 1- 6 tahun :
1xP

4x1

: 50 mg 100 mg

Untuk umur 6 12 tahun :

25

1xP

4x1

: 100 mg 200 mg

Kesimpulan : Keluar dari rentang ADI, tetapi masih bisa ditoleransi karena tidak
dipakai setiap hari
3. Na-Sakarin
ADI = 2,5 mg/KgBB
Umur

BB (Kg)

2,5 mg/KgBB

1 6 tahun
6 12 tahun

7,85 Kg 16 Kg
16 Kg 32,6 Kg

19,625 mg 40 mg
40 mg 81,5 mg

Kandungan Na - sakarin =
Untuk umur 1 6 tahun :
1xP

4x1

: 4 mg 8 mg

Untuk umur 6 12 tahun :


1xP

4x1

: 8 mg 16 mg

Kesimpulan : Tidak masuk dalam rentang ADI, hanya digunakan sedikit dalam
sediaan.
Cara Peracikan formula 2
Timbang semua bahan
Na.Sakarin + sukrosa

gerus ad hom + Na.Benzoat ( camp.1 )

PGA + air q.s + tween 80 + PVP ( camp.2 )


dapar lar.dalam air q.s

26

Camp.1 + camp.2 + dapar gerus ad homogen


tambahkan b.aktif + pewarna dan essense
Diayak ad terbentuk masa granul

Dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 300C

Diayak dengan ayakan no.12

Formula 3
NO

Bahan

Fungsi

Rentang

%Pakai

Jumlah yang
ditimbang
2,66 gram

1.

Erythromycin

Bahan aktif

2.

PVP

Pengikat

0,5%-5%

3%

1,8 gram

3.

CMC Na

Suspending

0,1%-1%

1%

0,6 gram

4.

NaH2PO4

Dapar

0,0945 gram

5.

Na2HPO4

Dapar

0,0653 gram

6.

Na Benzoat

Pengawet

0,02%-0,5%

0,5%

0,3 gram

7.

Na Sakarin

Pemanis

0,04%-025%

0,04%

0,024 gram

8.

Sukrosa

Pemanis

67%

60%

36 gram

9.

Essense Melon Pewarna

qs

qs

qs

10.

Aquadest

Pembawa

11.

Cab-osil

Glidan

ad 60ml
0,1%-1%

1%

0,6 gram

Perhitungan ADI

27

CMC Na (HPE halaman 20)


Penggunaan CMC Na > 4-10 g/hari memberikan efek laksatif
Kandungan CMC Na =

x 60 ml = 0,6 gram

Umur 1-6 tahun


1xp=

x 0,6 gram

= 0,025 gram 0,05 gram


4 x 1 = 0,1 gram 0,2 gram
Umur 6-12 tahun
1xp=

x 0,6 gram

= 0,05 gram 0,1 gram


4 x 1 = 0,1 gram 0,4 gram
Na Benzoat : 2,5 mg/kgBB
Umur
1 6 tahun
6 12 tahun
Kandungan Na Benzoat :

BB
7,85 16 kg
16 32,6 kg

ADI (mg)
39,25-80 mg
80-163 mg

x 60 ml = 0,15 gram = 150 mg

Umur 1-6 tahun


1xp=

x 150 mg

= 6,25 mg 12,5 mg
4 x 1 = 25mg 50mg
(masuk rentang ADI)
Umur 6-12 tahun
1xp=

x 150 mg

= 12,5mg 25mg
4 x 1 = 50mg 100mg
(masuk rentang ADI)

28

Na Sakarin
Umur
1 6 tahun
6 12 tahun
Kandungan Na Sakarin :

BB
7,85 16 kg
16 32,6 kg

ADI (mg)
19,63-40 mg
40-81,5 mg

x 60 ml = 0,024 gram = 24 mg

Umur 1-6 tahun


1xp=

x 24 mg

= 1 mg 2 mg
4 x 1 = 4 mg 8 mg
Umur 6-12 tahun
1xp=

x 24 mg

= 2 mg 4 mg
4 x 1 = 8 mg 16 mg

Cara Peracikan formula 3


Timbang semua bahan
Na.Sakarin + sukrosa

gerus ad hom + Na.Benzoat ( camp.1 )

CMC Na + air panas q.s ditaburkan diatasnya ad gelling

PVP + gelling CMC Na + camp.1 gerus ad hom ( camp.2 )

29

Na2HPO4.2H2O + NaH2PO4.2H2O dilarutkan dengan sedikit air + camp.2 + b.aktif


+ glidan dan tambahkan bahan pewarna secukupnya
Diayak ad terbentuk masa granul

Dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 300C

Diayak dengan ayakan no.12


Dari ketiga formulasi di atas, kami menggunakan formula 2 untuk pembuatan
Scale UP. Sediaan untuk Scale UP akan dibuat dalam 360 ml.
Formulasi Scale UP
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Bahan
Erythromycin stearat
PVP
PGA
Tween 80
NaH2PO4
Na2HPO4
Na-Benzoat
Na sakarin
Sukrosa
Essense melon
Aquadest

Fungsi
Bahan aktif
Pengikat
Suspending agent
Wetting agent
Buffer
Buffer
Pengawet
Pemanis
Pemanis
Pewarna
Pembawa

% Rentang

% yang
dipakai

0,5 5 %
5 10 %
0,1 3 %

3%
7%
1,5 %

0,02 0,5 %
0,04 0,25%
67 %
q.s.

0,5 %
0,04 %
60 %
q.s.

Jumlah
(360 ml)
11,52 g
10,8 g
25,2 g
5,4 g
5,67g
35,24 g
1,8 g
0,144 g
216 g
q.s.
ad 360 ml

RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN


1. Uji Organoleptis
ALAT

: alat indra

Bau

Rasa

Warna

Kesimpulan

2. Penetapan pH
Ambil pH meter

30

Bilas elektroda dengan aquadest


Keringkan elektroda dengan kain kasa atau tissue
Kalibrasi elektroda dengan larutan pH standart
Bilas elektroda kembali dengan aquadest lalu keringkan
Ukur larutan drop dalam beaker glass kecil
Celupkan elektroda sampai terbenam dalam larutan
Baca pH yang tertera pada alat
Hasil pengamatan pH
Formula 1 (60 ml) : 7,48
Formula 2 (60 ml) : 5,03
Formula 3 (60 ml) : terlalu viskos

C. Penetapan Bobot Jenis


Bersihkan piknometer hingga meninggalkan bekas cair
Atur suhu piknometer mencapai 20oC kemudian timbang piknometer kosong

catat hasilnya
Isi piknometer dengan aquadest, atur suhu 20oC kemudian timbang bobotnya
Isikan larutan yang akan diukur (dry syrup) dalam piknometer pada suhu 20oC
Tutup dan lap piknometer dengan lap bersih
Timbang piknometer dengan neraca analitik
Hitung bobot jenis larutan dengan rumus

Hasil pengukuran dengan piknometer

Bobot piknometer kosong


: ..(a)
Bobot piknometer + air
: ..(b)
Bobot piknometer + DS
: ..(c)
Volume piknometer
: ..(d)
BJ air
: (b) (a)
(d)
BJ DS
: (c) (a)
(d)

D. Penetapan Viskositas
Alat : Rion viskotester RT 04 F

Cuci alat viskotester dengan aquadest dan keringkan


Masukkan zat usi kedalam viskovester sebanyak 100ml
Pasangkan pengaduk paddle 3 pada rotor viskovester
Pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol
Terdapat tiga macam skala dengan pembacaan terkecil
Tekan tombol untuk memutar rotor
Lihat skala yang terbaca pada saat pengaduk mulai berputar

31

E. Kandungan Lengas (MC)


ALAT

1.

OHAUS MB 45 Moisture Analyzer

PROSEDUR

1.

Tekan tombol ON.

2.
3.
4.
5.

Buka cover (tutup) Moisture Analyzer.


Bersihkan pan (tempat sampel).
Tempatkan pan pada tempatnya.
Tekan tombol TARE, alat akan menunjukkan

6.

angka nol.
Taburkan dengan rata sampel ke dalam pan (3

7.
8.
9.

g).
Tutup cover, tekan tombol START.
Setelah 10 menit proses akan terhenti.
Catat % moisture

1.

Corong Standar

2.

Stopwatch

1.

Pasang corong pada statif dengan jarak ujung

F. Kecepatan Alir
ALAT

PROSEDUR

pipa bagian bawah ke bidang datar = 10,0


0,2 cm.
2.
3.

Timbang teliti W 50g bahan.


Tuang bahan tersebut ke dalam corong dengan

4.
5.

dasar lubang corong ditutup.


Buka tutup corong sambil jalankan stopwatch.
Catat waktu yang diperlukan mulai bahan
mengalir sampai bahan dalam corong habis (t

6.

detik).
Hitung kecepatan alir dengan rumus sbb :
Kecepatan alir :

g/detik

G. Penentuan ukuran partikel


ALAT

: Mikroskop

Cara Kerja : 1. Kalibrasi skala okuler dengan memasang mikrometer obyektif


dan okuler.
2. Teteskan suspensi di atas obyek glass, tutup dengan cover glass.
3. Ambil mikrometer obyektif, ganti dengan obyek glass yang berisi
sampel.
32

4. Ukur diameter partikel +/- 100 partikel.


5. Buat pengelompokan: tentukan ukuran partikel terkecil dan
terbesar dari seluruh sampel. Bagilah dalam berbagai interval
dalam kelas.
H. Waktu Rekonstitusi
ALAT

: Botol

Cara Kerja

: Timbang serbuk untuk 100ml air, masukkan dalam


botol, tambahkan air ad 100 ml. Kocok ad homogen
dan hitung waktu yang diperlukan untuk terdispersi
secara merata

I. Redispersibility.
ALAT
Cara Kerja

: Botol
: Sediaan uji diputar 3600 sebesar 20 rpm sampai
terbentuk suspensi yang homogen atau dikocok
sebesar 900 arc ( posisi bangun tidur ). Catat jumlah
yang diperlukan agar mencapai sediaan yang
homogen.

J. Pengukuran volume sedimentasi


ALAT
: Gelas ukur bertutup
Cara Kerja
: 1. Masukkan 100 ml sediaan ke dalam gelas ukur
bertutup.
2.Amati volume pengendapan selama 1 hari.
3.Lakukan pengamatan selama +/- 7 hari.
4.Ukur volume sedimen dengan rumus :
F = Vu ; dimana :
Vo
F = Volume sedimentasi
Vu = volum akhir endapan
Vo = volum awal suspensi sebelum mengendap
K. Pengukuran kadar
1.

Lakukan penetapan seperti yang tertera pada penetapan potensi antibiotik


secara mikrobiologi menggunakan sejumlah volume zat uji yang diukur
seksama yang baru dikocok dan bebas gelembung udara.

33

2.

Lumatkan selama +/- 1 menit dalam blender kaca kecepatan tinggi dengan
metanol pekat secukupnya hingga diperoleh larutan persediaan yang
mengandung setara dengan +/- 1 mg eritromisin / ml.

3.

Encerkan larutan sediaan ini secara kuantitatif dengan dapar hingga


diperoleh larutan uji yang mempunyai kadar diperkirakan setara dengan
dosis tengah larutan baku

HASIL EVALUASI
Diketahui, bobot total granul = 232,73 g
Sehingga, bobot per 60ml = 60ml/360ml x 232,73g = 38,79 g
Bobot ntuk rekonstruksi = 100ml/360ml x 232,73 g = 64,65 g (vol.air=70ml)
I.

Organoleptis granul
a. Bau : Melon
b. Warna : Hijau muda
c. Rasa : pahit, manis
Organoleptis larutan
a. Bau : Melon
b. Warna : Hijau muda
c. Rasa : pahit

II.

Bobot jenis
a. Picnometer kosong = 32,95 g
b. Picnometer+air = 56,98
c. Picnometer+dry syrup = I. 62,58 g
II.62,42 g
III.62,71 g
d. Volume picnometer = 24,512 g
BJ air = (picnometer+air)-(picnometer kosong)
(volume picnometer)
= 56,98 32,95
24,512
=0,9803 g/ml
BJ Ds I. = (picnometer+dry syrup)-(picnometer kosong)
(volume picnometer)
= 62,98 g 32,95 g
24,512ml
= 1,2251 g/ml
II. = (picnometer+dry syrup)-(picnometer kosong)
(volume picnometer)
= 62,42 g 32,95 g
24,512ml
= 1,2023 g/ml

34

III.= (picnometer+dry syrup)-(picnometer kosong)


(volume picnometer)
= 62,71 g 32,95 g
24,512 ml
= 1,2141 g/ml
BJ = BJ DS I + BJ DS II + BJ DS III
3
= 1,2251 g/ml + 1,2023 g/ml = 1,2141 g/ml
3
= 1,2138 g/ml
III.

Penetapan pH
pH = 5,7

IV.

MC
Hasil pengamatan = 2,8 % (105oC)

V.

Kecepatan alir
Parameter

II

III

Berat

50 g

50 g

50 g

Waktu

6,00 det

6,00 det

6,00 det

Tinggi

3,0 cm

2,8 cm

3,5 cm

Diameter

5,0 cm

5,0 cm

5,0 cm

Sudut istirahat

50,19

48,24

54,46

Kec. Alir

8,33 g/det

8,33 g/det

8,33 g/det

a. Rata-rata sudut istirahat = 50,96


b. Rata-rata kecepatan alir = 8,33 g/det
VI.

Penentuan ukuran partikel


Diameter partikel

partikel

0,1

90

0,2

84

0,3

25

0,4

1
200

VII.

Penentuan viskositas
Hasil pengamatan = 3,5 dpas
35

VIII.
IX.
X.

Waktu rekonstitusi
Hasil pengamatan = 4 menit 32 detik
Redispersi
Volume sedimentasi
F

= Vu

Vo = 100,0 ml

Vo

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Waktu
1
2
3
4
5
10
15
20
30
60
Penyimpanan 1 hari
Penyimpanan 2 hari
Penyimpanan 3 hari
Penyimpanan 4 hari
Penyimpanan 5 hari
Penyimpanan 7 hari

Vo
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml
100ml

Vf
100ml
100ml
98ml
98ml
97ml
97ml
97ml
96ml
96ml
95ml
94ml
94ml
94ml
94ml
94ml
60ml

F
1
1
0,98
0,98
0,97
0,97
0,97
0,96
0,96
0,95
0,94
0,94
0,94
0,94
0,94
0,60

36

PEMBAHASAN
Erytromisin oral suspensi adalah obat antimikroba yang dihasilkan suatu strain
Streptomyces erytreus. Aktivitas anti mikroba golongan makrolid ini adalah dengan
menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibeldengan
ribosom sub unit 50S dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung pada jenis
kuman dan kadarnya.
Eritromisin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu
yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis, difteri; penyakit legioner; pertusis
(batuk rejan), pneumonia, demam rematik, penyakit kelamin, telinga, usus, paru-paru,
saluran kencing, dan infeksi kulit. Hal ini juga digunakan sebagai profilaksis sebelum
beberapa pembedahan atau perawatan gigi untuk mencegah infeksi. Antibiotik tidak
akan bekerja untuk pilek, flu, atau infeksi virus lainnya.
Erythromycin merupakan antibiotika yang stabilitasnya dalam air terbatas
hanya beberapa hari, tidak lebih dari tujuh hari dan sukar larut dalam air, dalam
bentuk granul kering Erythromycin lebih stabil dalam kurun waktu yang lebih lama.
Erythromycin Stearat merupakan bentuk ester dari Erythomycin.
Bahan aktif terpilih adalah Erythromycin Stearat alas an nya adalah :
1.
2.

Erythromycin stearat relative stabil dalam lambung.


Bioavabilitas erythromycin stearat tidak dipengaruhi oleh adanya makanan
dalam lambung, sedangkan erythromycin base dipengaruhi oleh adanya
makanan.

3.

Erythromycin stearat yang tidak terikat dengan protein plasma kurang lebih
sebanyak 10% sedangkan pada erythromycin stearat hnaya kurang lebih
1,5%, Jadi erythromycin stearat lebih efektif

4.

Bila digunakan erythromycin etil suksinat maka akan dapat menimbulkan efek
sampingnya yang berbahaya, misalnya alergi, reaksi pada kulit dan
gastroinstestinal.

5.

Stabil untuk empat belas hari ( Drug information Handbook ;45)

37

Perhitungan jumlah Erythromycin Stearat yang digunakan dalam sediaan ini


dikonversikan atau disesuaikan dengan berat molekul , perbandingan berat molekul
antara BM erythromycin sterat dan base. Dilakukan perbandingan BM antara
erythormicin stearat dan base , karena erythromicin yang dipakai untuk formula
adalah dari Erythromycin stearat .
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan ini adalah
masalah pembasahan bahan obat (Erythromycin Stearat). Erythromycin Stearat
bersifat hidrofob sehingga sulit terbasahi oleh air. Dalam kondisi in vivo, bila suatu
bahan obat (yang bersifat hidrofob) tidak terbasahi dengan baik tentunya bahan obat
tersebut juga akan sulit untuk kontak dengan cairan tubuh . Akibat yang
berkelanjutan, kelarutan bahan obat rendah, berdampak pada absorptivitas yang
rendah pula. Bila bahan obat tidak terabsorpsi dengan baik tentunya efek terapi yang
dihasilkanpun tidak akan optimal. Sedangkan pada kondisi fisik sediaan, pembasahan
yang kurang sempurna akan menyebabkan bahan obat mengambang di permukaan,
tidak mengendap sebagai layaknya suspensi yang ideal. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan homogenitas dosis dalam sediaan sangat buruk. Bila pasien
menggunaan sediaan tersebut, kemungkinan yang dapat terjadi adalah over dosis pada
pemakaian pertama, dan sediaan tidak akan menimbulkan efek terapetik pada
pemakaian kesekiankalinya. Hal tersebut disebabkan karena bahan obat (yang
hidrofob) mengambang dipermukaan sehingga saat dituang, maka yang akan terambil
adalah bahan obat dalam jumlah yang berlebihan ( Martindale 36 hal.160 ) .
Pada praktikum kali ini cara pembuatan sediaan dilakukan dengan cara
granulasi yaitu semuua bahan dicampur kemudian digranul, hal ini dikarenakan untuk
menghemat waktu produksi dan mempercepat proses produksi (Membuat granul lebih
sulit dibanding campur kering! Tetapi mengapa dibuat granul?) .(sebutkan keuntungan
bentuk granul!) jangan lupa sebutkan sumber
Proses pembuatan ketiga formula uji pada tahap scale lab dilakukan dengan
cara powder blend. Dari tahapan lab scale dipilih satu formula terbaik yang
selanjutkan dilakukan up scale pada formula tersebut. Up scale formula dilakukan
dengan cara granulasi karena merupakan teknik yang sesuai dan cepat untuk
pembuatan dry syrup.
Selama proses produksi dilakukan IPC , ipc (in process control) adalah proses
control dalam pembuatan obat dengan baik yang diperuntukan menjaga Mutu Obat

38

Yang dihasilkan, pada tahapan-tahapan kritis untuk menjamin mutu produk akhir
misalnya uji granul. Dilakukan uji granul antara lain:
1.

Uji kandungan lengas (MC)


Kandungan lengas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan

menentukan cocok tidaknya granul tersebut untuk proses proses selanjutnya,


stabilitas kimia bahan serta kemungkinan kontaminasi mikroba. Reaksi antara bahan
obat dengan flavor sebagai bahan tambahan dapat terjadi jika kelembapan yang terlalu
tinggi pada granul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaiknya kandungan lengas berada
dalam keseimbangan dengan kelembaban relatif udara di ruang produksi. Kandungan
lengas yang terlalu rendah menyebabkan partikel kehilangan kemampuan merekat
sehingga kemungkinan dapat terjadi capping, sedangkan kandungan lengas yang
terlalu tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya picking (granul menjadi
lengket). Kandungan lengas granul yang baik antara 0,75-2,00%. (sumber!)
Hasil pengamatan = 2,8 % (105oC). Hal ini disebabkan karena pemanasan
granul terlalu lama sehingga menyebabkan granul sangat kering. (MC tinggi makin
lembab atau makin kering?)
2.

Uji sifat alir


Cara tidak langsung, yaitu dengan mengukur parameter sudut diam. Caranya

yaitu dengan meletakkan massa cetak dalam corong alat uji kecepatan alir yang
bagian bawahnya ditutup. Massa cetak yang keluar dari alat tersebut dihitung
kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk
untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch dari mulai
dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar dari alat
uji. Timbunan granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat. Diameter
rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak timbunan granul diukur. Untuk 50 g
granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap
keseragaman bobot tablet.
Hasil yang diperoleh dari uji sifat alir :
Rata-rata sudut istirahat = 50,96
Rata-rata kecepatan alir = 8,33 g/det
Hasil uji sifat alir yang diperoleh memenuhi persyaratan.
Pada pengukuran ukuran partikel menggunakan mikroskop didapatkan ukuran
partikel dengan diameter 0,01 m 0,04 m. Ukuran partikel tersebut memenuhi
39

syarat sebagai sediaan suspensi yaitu > 0,01 m. Rentang ukuran partikel tidak boleh
terlalu besar karena hal tersebut akan berpengaruh pada kecepatan pengendapan.
Semakin besar ukuran rentang partikel maka kecepatan pengandapanya semakin cepat
sesuai dengan hukum stokes.
Pada uji ph didaptkan pH 5,7 yang memenuhi kriteria. Dan viskositas sediaan
adalah 3,5 dpas.
Waktu rekonstitusi yang dibutuhkan untuk merekonstitusi 50 g untuk sediaan
100 ml adalah 4 menit 32 detik. Waktu rekonstitusi tersebut cukup lama untuk sebuah
sediaan suspense yang akan segera digunakan. Tetapi hasilnya homogen dan bagus.
Dari hasil pengamatan didapatkan sediaan kelompok kami mengendap ke atas.
Hal tersebut dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Perbedaan ukuran partikel, ukuran partikel tidak seragam sehingga yang
berukuran kecil mengambang ke atas.
2. Viskositas terlalu tinggi.
3. BJ sediaan lebih kecil daripada BJ air atau pelarut
4. Perbedaan antara fase padat dan fase cair pada uji sedimentasi yaitu, 10060 = 40 (fase cair).
5. Kurangnya wetting agent pada formula sehingga partikel bahan aktif
kurang terbasahi.

40

KESIMPULAN
1.

Sifat organoleptis sediaan yang dihasilkan memiliki aroma melon , rasa manis
melon, dan warna hijau .

2.

pH sediaan rata rata (formula scale up) dari hasil evaluasi adalah 5,7

3.

Berat jenis sediaan rata rata diperoleh dari hasil evaluasi adalah 1,2138 g/ml

4.

Viskositas sediaan rata rata dari hasil evaluasi adalah 3,5 dPaS

5.

Ukuran partikel dari hasil evaluasi memiliki jarak ukuran antara 0,01
0,02m

6.

Hasil evaluasi volume sedimentasi menunjukkan sediaan tidak mudah


mengendap pada 10 menit dan 60 menit awal. Dan mulai mengalami
pengendapan pada hari ke 2 tanpa pengocokan.

7.

Uji penentuan sifat alir sediaan dari hasil evaluasi diapatkan data bahwa
sediaan dapat mengalir.

8.

9.

a. Rata-rata sudut istirahat = 50,96


b. Rata-rata kecepatan alir = 8,33 g/det
Uji penetapan MC dari hasil evaluasi didapatkan data MC dari sediaan adalah
2,8 % (105C).
Waktu rekonstitusi hasil pengamatan = 4 menit 32 detik

41

DAFTAR PUSTAKA
1) Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia ed III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
2) Departemen Kesehatan RI 1995, Farmakope Indonesia ed IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
3) Gani swara, S.G, 1995, Farmakologi dan terapi, ed IV, bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
4) Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2008, ISO Indonesia volume 43 : Jakarta
5) Raymond C. Rowe, Paul J shesky, Sian C owen, 2006, Handbook of
Phamaceutical Excipients, 5th ed, the Pharmaceutical Press : London
6) Raymond C. Rowe, Paul J Shesky, Sian C owen, 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed, The Pharmaceutical Press : London
7) Sean C sweetman, 2009, Martindale Thirty-six edition the complete Drug
Reference, The Pharmaceutical Press : London
8) Reynolds, J.E.F, 1982, Martindale The Extra Pharmacopoeia, 28th ed, the
Pharmaceutical Press, London, hal 268

42

43

Anda mungkin juga menyukai