Anda di halaman 1dari 15

Penatalaksanaan

Keracunan obat Sedativ-


hipnotik

MARIA STEFANI SOLI REBA WATU 164111016

MARIA YOLANITA PAJANG 164111017

FARMASI A/ SEMESTER IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2017/ 2018
OBAT HIPNOTIK-SEDATIF

 Kelompok obat ini bekerja mendepresi SSP,


shg menimbulkan rasa ngantuk & tertidur
(bergantung dosis).
 Kerjanya relatif tidak selektif & kekuatan
efeknya bergantung pd dosis.
 Obat hipnotik-sedatif :
- Gol. Benzodiazepin (paling banyak digunakan)
- Gol. Barbiturat
- Obat lain : Buspiron, kloral hidrat, etklorvinol,
glutetimid, metiprilon, meprobamat, paraldehid,
dsb.
Obat Hipnotik-Sedatif

Benzodiazepin Barbiturat Obat lain

Buspiron, kloral hidrat,


Short Ultra short etklorvinol, glutetimid,
action action metiprilon, meprobamat,
paraldehid, dsb.
Intermediate Short
action action
Long Long
action action
 Gol benzodiazepin : alprazolam, diazepam,
demoksepam, flumazenil, flurazepam,
klordiazepoksid, klonazepam, klorazepat,
lorazepm, midazolam, oksazepam, dsb.
 Gol barbiturat : amobarbital, aprobarbital,
butabarbital, mefobarbital, metoheksital,
pentobarbital, fenobarbital, sekobarbital,
talbutal, tiamilal, tiopental, dsb.
FARMAKOKINETIK

A. Absorpsi dan Distribusi

- Kebanyakan obat hipnotik-sedatif larut dalm


lemak & mudah diabsorpsi di saluran pencernaan,
terdistribusi dg baik ke otak.

- Obat yg memiliki kelarutan dlm lemak paling


tinggi (spt. tiopental) masuk ke SSP dg cepat,
& dpt digunakan sbg anestetik.
B. Metabolisme dan Ekskresi

- Obat hipnotik-sedatif dimetabolisme sblm eliminasi dr tubuh, terutama oleh enzim


hati. Jalur & kecepatan metabolisme berbeda untuk setiap obat.

- Banyak obat gol benzodiazepin diubah menjadi metabolit aktif dg wkt paruh yg
panjang, & setelah bbrp hari terapi menyebabkan sedasi yg berlebihan.

- Gol barbiturat semuanya dimetabolisme, kecuali fenobarbital yg diekskresikan


sebagian dalam bentuk asli.

- Kloral hidrat dimetabolisme (oksidasi) menjadi trikloroetanol yg aktif.


Mekanisme Kerja
 Benzodiazepin

Benz bekerja memperkuat inhibisi neuron yg diperantarai oleh


as gama aminobutirat (GABA) pd sistem saraf GABA-ergik.
Benz berikatan dg reseptor benz yg ada dlm kompleks
reseptor GABAA–sal ion Cl, dan mempengaruhi pembukaan sal
ion Cl (frekuensi pembukaan meningkat) yg dikontrol oleh
GABA, shg ion Cl yg masuk ke dalam neuron meningkat
hiperpolarisasi memperkuat kerja inhibisi GABA.
 Barbiturat

Barbiturat mekanisme kerjanya sama spt benz, melalui


interaksi dg reseptor barbiturat yg ada dlm kompleks
reseptor GABAA–sal ion Cl, yg menyebabkan peningkatan
durasi pembukaan sal ion Cl, shg ion Cl yg masuk ke dalam
neuron meningkat hiperpolarisasi memperkuat
kerja inhibisi GABA.
Efek Farmakodinamik
 Sedasi: Efek ini terjadi oleh semua obat hipnotik-sedatif, biasanya diikuti dg
penurunan fungsi psikomotorik

 Hipnosis: Mempercepat onset of sleep dan memperlama durtion of sleep.

 Anestesia: Pd dosis tinggi terjadi kehilangan kesadaran, dg amnesia dan


supresi refleks, misalnya oleh barbiturat (tiopental) dan benzodiazepin
(midazolam).

 Antikonvulsi: Antikonvulsi/antikejang terjadi oleh dosis tinggi kebanyakan


barbiturat atau bbrp benzodiazepin.
 Relaksan otot: Relaksasi otot terjadi pd dosis tinggi dr kebanyakan
obat hipnotik-sedatif. Diazepam efektif pd dosis sedatif utk keadaan
ttt., & meprobamat juga mempunyai bbrp selektivitas sbg relaksan
otot.
 Depresi medula: Dosis tinggi dpt mendepresi medula pd otak shg
menyebabkan penghentian respirasi, hipotensi,& koleps
kardiovaskular. Efek ini sbg penyebab terjadinya kematian karena
overdosis.
 Toleransi & kebergantungan: Kebanyakan obat ini dpt menyebabkan
toleransi & kebergantungan bila digunakan dlm jangka waktu lama.
Penatalaksanaan Benzodiazepin
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keracunan Barbiturat

 Bilasan lambung dilakukan bila keracunan terjadi ˂4 jam.

 Jalan napas harus bebas, lendir dari trakea dan laring dihisap secara periodic.
Pernapasan diawasi, dan kalau perlu diberikan pernapasan buatan.

 Tekanan darah diperbaiki.

 Dalam keadaan koma dapat diberikan analeptika, tetapi dijaga jangan sampai
terjadi konvulsi akibat dosis analeptika berlebih.

 Pneumonia hipostatik harus dicegah dengan jalan membolak balik badan


penderita dalam waktu-waktu tertentu. Sebagai pencegahan infeksi dapat
diberikan antibiotic.

 Hemodialisis dilakukan bila terjadi kegagalan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai