Anda di halaman 1dari 19

FARMASETIKA SEDIAAN SEMISOLID

STUDI PRAFORMULASI
SEDIAAN EMULGEL NATRIUM
DICLOFENAC

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 – FARMASI E

Amalia Indah Rizky 201910410311042


Sandra Replika Gita K 201910410311087
Alfina Lailaturriza 202010410311034
Alpi Mardyah Agustin 202010410311040
Fatmala 202010410311054
Ana Sintiya Kristi 202010410311079
Nabil Sufyan Atsauri 202010410311122
Anugrah putra Gilang 202010411031124
Rifqi Rahmatullah 202010410311125
Milanda Oktaviana H 202010410311135

DOSEN PEMBIMBING
apt. Novan Visia Farmasari, S. Farm., M. Farm
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023/2024

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu yang selalu
melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua. Sebab hanya dengan pertolongan-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan berjudul “PEMBUATAN SEDIAAN ELMUGEL”
dengan hasil sebaik mungkin.

Kami menyadari kurangnya pengetahuan kami dalam pembuatan makalah.


Alhamdulillah keterbatasan tersebut dikurangi dengan adanya bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu itu kami kami merasa merasa berhutang berhutang budi budi pada
pada mereka mereka semua dan pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tim Dosen Mata kuliah Farmasetika sediaan Semi Solida, yang telah
membimbing kami dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
2. Teman- teman, yang telah memberi masukan.

kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Dan dapat
bermanfaat dalam kehidupan kita sebagai umat beragama. “Tiada gading yang tak
retak”, maka dari hal tersebut kami siap dan bersedia menerima segala bentuk kritikan
dan saran untuk penyempurnaan yang lebih baik.

Malang, 16 Maret 2023

3
A. KARAKTERISIK BAHAN AKTIF

1. Tinjauan Bahan Aktif

Senyawa Aktif Efek/Khasiat Efek Samping

Natrium Diklofenak Diklofenac adalah derivate Sediaan topikal diklofenak,


fenilasetat yang termasuk seperti sebagai plester dan
NSAID, yang digunakan gel, dapat menyebabkan
Nama Kimia : Natrium[o-
terutama sebagai garam reaksi saat diaplikasikan.
(2,6-dikloroanilino)fenil] natrium untuk bantuan
asetat(FI VI 417) nyeri dan peradangan dalam
berbagai kondisi: gangguan
Sinonim : Diclofenac muskuloskeletal dan sendi
Sodium (FI VI hal. seperti rheumatoid arthritis,
417) osteoartritis, dan ankylosing
spondylitis; peri-artikular
Struktur Molekul : gangguan seperti bursitis
dan tendinitis; gangguan
jaringan lunak atau keseleo.

(Martindale ed 38th p.48) (Martindale ed 38th p.49)

Berat Molekul : 152,15

Organoleptis :
- Warna : Serbuk hablur
putih hingga hampir putih
- Bau : -
- Rasa : -

(FI VI hal. 417)


Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia Keterangan Khusus
Diklofenak Natrium
Kelarutan: BM : 318,13 g/mol mengandung tidak kurang
Mudah larut dalam metanol; (FI VI hal. 417) dari 99,0% dan tidak lebih
larut dalam etanol; agak dari 101,0%
sukar larut dalam air; Bersifat higroskopis C14H10Cl2NnaO2,
praktis tidak larut dalam (Martindale ed 38th p.48) dihitung terhadap zat
kloroform dan dalam eter.
pH : 7,00 – 8,5 kering. (FI VI hal. 417)
(FI VI hal. 417)
Penyimpanan : dalam
wadah kedap udara,
terlindung dari cahaya.

(Martindale ed 38th p.48)

4
2. Bahan Aktif Terpilih
Natrium diklofenak termasuk NSAID yang terkuat daya antiradangnya
tetapi dengan efek samping yang lebih lemah dibandingkan dengan obat
lainnya. Sering kali digunakan untuk berbagai jenis nyeri, juga pada migrain
dan encok. Penggunaan diklofenak sebagai obat luar misalnya dalam bentuk
gel pada osteoartritis lutut dan tangan, ternyata sama efektifnya dengan
penggunaan per oral. Terutama bagi lansia dengan risiko efek buruk bagi
lambung (perdarahan lambung), penggunaan topikal lebih aman dibanding
penggunaan secara sistemik. (Obat-Obat Penting edisi 7 halaman 340)

3. Pesyaratan Umum Sediaan


 Definisi Emulgel
Emulgel merupakan gel dengan cairan berbentuk emulsi, biasanya
untuk menghantarkan minyak yang merupakan zat aktif dalam sediaan
tersebut, dengan mengurangi kesan berminyak dalam aplikasinya. (Ansel,
C.1989)
Emulgel adalah emulsi tipe miyak dalam air (o/w) atau air dalam
minyak (w/o), yan dicampur dengan basisi gel. Emulsi dapat digunakan
sebagai pembawa obat hidrofobik (Anwar, dkk, 2014)

 Keuntungan Sediaan Emulgel


1. Dari segi emulsi dapat meningkatkan penetrasi obat, dan gel dapat
meningkatkan masa tinggal sediaan di permukaan kulit. (Ansel,
C.1989)
2. Gel punya kelebihan berupa kandungan air yang cukup tinggi sehingga
memberikan kelembapan yang bersifat mendinginkan dan memberikan
rasa nyaman pada kulit (Misui, 1997). Sedangkan emulsi mempunyai
keuntungan dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur
menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil
(Magdy, 2004)
3. Pada sistem emulsi terdpata fase minyak yang berfungsi sebagai
emolien atau occlusive yang akan mencegah penguapan sehingga
kandungan air di dalam kulit dapat dipertahankan. peningkatan
oklusivitas dari fase minyak pada sistem emulsi akan meningkatkan
hidrasi pada stratum corneum dan hal ini berhubungan dengan
berkurangnya hambatan difusi bagi zat terlarut (Blok, 1996)

 Kekurangan Sediaan Emulgel


Emulgel mikroemulsi lebih sulit pembuatannya karena konsentrasi surfaktan
dan co-surfatan yang tinggi menyebabkan air sulit berpenetrasi.

5
B. Spesifikasi Sediaan

Bentuk Sediaan Emulgel

Kadar bahan aktif Natrrium Dikofenak 1%

Bau Menthol

Kemasan Pot Saleo 50 g

Ph 6,5

Tekstur Lembut dan halus

Kemudahan pengolesan Mudah dioleskan

Daya Sebar Penyebaran Mudah

Sensasi Lembut dengan bau khas aromatic

6
C. Alur Pemilihan Bahan Emulgel

Bahan Aktif
Natrium Diklofenak

Menghindari Pembuatan Sediaan Sediaan harus


Sediaan penguapan,
Terdapat Emulgel mudah
dibuat menjaga air
akseptabel di kulit
fase minyak terdapat dua
emulgel yang mudah dalam sediaan ditumbuhi
fase berbeda,
teroksidasi yaitu fase air mikroba
Dibutuhkan dan fase Dibutuhkan
basis gel minyak Dibutuhkan emolien
pengawet
Dibutuhkan
humektan
Dibutuhkan Nipagin, Parafin cair
Nipasol,
HPMC,Karb Dibutuhkan emulgator Metilparaben
opol, CMC antioksidan Propilenglikol
Na dan Chelating
agent Span dan Tween

BHT,
EDTA

D. Karakteristik Bahan Tambahan

Fungsi Nama Bahan Sifat Fisika Kimia Rentang


Pemakaian

Carbomer Pemerian : serbuk berwarna Gelling agent: 0.5-


putih, 'halus', asam, higroskopis 2.0%
(HPE ed. 6 ͭ ͪ dengan sedikit bau khas.
hal. 110) Karbomer granular juga tersedia.

7
Kelarutan : Dapat mengembang
dalam air dan gliserin dan, setelah
netralisasi, dalam etanol (95%).

Stabilitas : bahan higroskopis


Gelling Agent yang stabil yang dapat dipanaskan
pada suhu di bawah 104°C hingga
2 jam tanpa mempengaruhi
efisiensi pengentalannya.

BJ = 0,2 g/cmᶟ (serbuk); 0,4 g/cmᶟ


(granul)

HPMC (Rowe Pemerian : Tidak berbau dan


et al., 2009). berasa, berserat atau butiran bubuk
putih atau krem-putih.

Kelarutan : Larut dalam air


dingin, membentuk koloid kental
larutan; praktis tidak larut dalam
air panas, kloroform, etanol (95%),
dan eter, tapi larut dalam
campuran etanol dan
diklorometana, campuran metanol
dan diklorometana, dan campuran
air dan alkohol. nilai tertentu
hypromellose yang larut dalam
larutan aseton berair, campuran
diklorometana dan propan-2-ol,
dan pelarut organik lainnya.
Beberapa nilai yang swellable
dalam etanol.

Stabilitas : Larutan HPMC stabil


pada pH 3-11 dan dapat disimpan
dalam wadah tertutup baik, di
tempat sejuk dan kering

Inkompatibilitas : Hypromellose
tidak kompatibel dengan beberapa
agen pengoksidasi. Karena
nonionik, hypromellose tidak akan
kompleks dengan garam logam

8
atau ion organik untuk membentuk
endapan tidak larut
CMC Na Pemerian : Serbuk atau granul Gelling agent: 3.0-
putih sampai krem; higroskopik. 6.0%
(HPE ed. 6 ͭ ͪ
hal. 118) Kelarutan : Mudah terdispersi
FI VI hal. 832) dalam air membentuk larutan
koloidal; tidak larut dalam etanol,
eter dan pelarut organik lain.

Inkompaktibilitas : CMC Na
tidak stabil pada larutan asam dan
garam besi, tidak kompatibel
dengan xanthan gum.
Pengendapan terjadi pada pH <2
dan ketika dicampur etanol.

BJ = 0.52 g/cmᶟ

Carbopol Pemerian : Serbuk berwarna Gelling agent: 0,5-


940/Carbomer 1%
putih, 'halus', asam, higroskopis
(HPE ed. 6 ͭ ͪ dengan sedikit bau khas.
hal. 110)
Kelarutan : Dapat mengembang
dalam air dan gliserin dan, setelah
netralisasi, dalam etanol (95%).
Karbomer tidak larut tetapi hanya
membengkak sampai tingkat yang
luar biasa, karena mereka adalah
mikrogel yang memiliki ikatan
silang tiga dimensi.

Tween 80 Pemerian : Cairan seperti minyak, - pengunaan


/Polysorbate jernih, berwarna kuning muda sendiri pada emulsi
80 hingga cokelat muda; bau khas m/a: 1-15%
lemah; rasa pahit dan hangat.
(HPE ed. 6 ͭ -penggunaan
ͪ hal. 549) Kelarutan : Sangat mudah larut kombinasi dengan
(FI VI hal. dalam air, larutan tidak berbau dan emulgator
1412) praktis tidak berwarna; larut dalam hidrofilik pada
etanol, dalam etil asetat; tidak larut emulsi m/a: 1-10%
dalam minyak mineral.

9
Stabilitas : Polisorbat stabil
terhadap elektrolit dan asam dan
basa lemah

Span 80/ Pemerian : cairan atau padatan - penggunaan


Emulgator Sorbiton Ester berwarna krem hingga kuning sendiri pada emulsi
dengan bau dan rasa yang khas. a/m: 1-15%
(HPE ed. 6 ͭ ͪ
hal. 675) Kelarutan : umumnya larut atau - penggunaan
terdispersi dalam minyak; dapat kombinasi dengan
juga larut dalam sebagian besar emulgator
pelarut organik. Dalam air, hidrofilik pada
meskipun tidak larut, umumnya emulsi m/a: 1-10%
dapat terdispersi.

Stabilitas : Pembentukan sabun


bertahap terjadi dengan asam atau
basa kuat; ester sorbitan stabil
dalam asam atau basa lemah.

Propilenglikol Pemerian : cairan bening, tidak Humektan:


berwarna, kental, praktis tidak
(HPE ed. 6 ͭ ͪ berbau, dengan rasa manis, sedikit
Humektan
hal. 592) tajam yang menyerupai gliserin.

Kelarutan : Dapat larut dengan


aseton, kloroform, etanol (95%),
gliserin, dan air; larut pada 1
dalam 6 bagian eter; tidak larut
dengan minyak mineral ringan
atau minyak tetap, tetapi akan
melarutkan beberapa minyak
esensial.

Inkompatibilitas : Propilen glikol


tidak kompatibel dengan reagen
pengoksidasi seperti kalium
permanganat.

BJ = 1,038 g/cmᶟ
Gliserin Humektan : ≤ 30%
Pemerian : Cairan jernih seperti
sirup, tidak berwarna; rasa manis;

10
(HPE ed. 6 ͭ hanya boleh berbau khas lemah
ͪ hal. 283) (tajam atau tidak enak).
(FI VI hal. Higroskopik; larutan netral
680) terhadap lakmus.

Kelarutan : Dapat bercampur


dengan air dan dengan etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.

Stabilitas : Gliserin bersifat


higroskopis. Gliserin murni tidak
rentan terhadap oksidasi oleh
atmosfer dalam kondisi
penyimpanan biasa, tetapi terurai
saat pemanasan dengan evolusi
akrolein beracun. Campuran
gliserin dengan air, etanol (95%),
dan propilen glikol stabil secara
kimiawi. Gliserin dapat
mengkristal jika disimpan pada
suhu rendah; kristal tidak meleleh
sampai menghangat hingga suhu
208C.

BHT Pemerian : sebagai padatan atau Topical: 0,0075-


serbuk kristal putih atau kuning 0,1%
(HPE ed. 6 ͭ ͪ pucat dengan bau fenolik khas
hal. 75) samar.
(FI VI hal.
340) Kelarutan : Praktis tidak larut
dalam air, gliserin, propilen glikol,
larutan alkali hidroksida, dan asam
mineral encer. Larut bebas dalam
Antioksidan aseton, benzena, etanol (95%),
eter, metanol, toluena, minyak
tetap, dan minyak mineral. Lebih
mudah larut dari butylated
hydroxyanisole dalam minyak dan
lemak makanan.

11
Inkompatibilitas : tidak stabil
dengan oksidator kuat yaitu
peroksida dan permanganate yang
dapat menyebabkan kebakaran
spontan

EDTA BJ = 0,48-0,60 g/cmᶟ


(HPE ed. 6 ͭ ͪ
hal. 242) Pemerian : kristal putih, bubuk
tidak berbau dengan rasa sedikit
asam.

Kelarutan : Praktis tidak larut


dalam kloroform dan eter; sedikit
larut dalam etanol (95%); larut 1
bagian dalam 11 bagian air.

Stabilitas : Garam edetat lebih


stabil daripada asam edetik (lihat
juga Asam edetik). Namun,
disodium edetate dihydrate
kehilangan air kristalisasi saat
dipanaskan hingga 120°C. Larutan
disodium edetat dalam air dapat
disterilkan dengan autoklaf, dan
harus disimpan dalam wadah
bebas alkali. Disodium edetate
bersifat higroskopis dan tidak
stabil saat terkena kelembaban.

Pelarut Aquadest Pemerian : Cairan jernih,


(FI VI hal. 69) tidak berwarna, tidak berbau.

Pengawet Propil Paraben Pemerian : Serbuk putih atau hablur


(FI VI Hal kecil; tidak berwarna.
1448)
Kelarutan : Sangat sukar larut
dalam air; sukar larut dalam air
mendidih; mudah larut dalam
etanol dan dalam eter.

Inkompatibilitas : Aktivitas
antimikroba dari propylparaben
berkurangsecara signifikan dengan

12
adanya surfaktan nonionik sebagai
hasil dari miselisasi (HPE 6th Ed
Hal 596)

Metil Paraben Pemerian : Methylparaben terjadi


sebagai kristal tak berwarna atau
(HPE ed. 6 ͭ ͪ kristal putih
hal. 442) bubuk. Ini tidak berbau atau
hampir tidak berbau dan memiliki
sedikit rasa terbakar
rasa.

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian


etanol, 3 bagian etanol (95%), 10
bagian eter, 60 bagian gliserin, ,
tidak larut dalam minyak mineral,
20 bagian minyak kacang, 5
bagian propylenglikol, 400 bagian
air dalam suhu 59 ºC.

Stabilitas : Larutan metilparaben


dalam air pada pH 3-6 dapat
disterilkan dengan
autoclaving pada 120oC selama 20
menit, tanpa dekomposisi.

Inkompatibilitas : Aktivitas
antimikroba dari methylparaben
dan paraben lainnya adalah sangat
berkurang dengan adanya
surfaktan nonionik.
Emollient Paraffin Cair Pemerian : Hablur tembus cahaya
(HPE ed. 6 ͭ ͪ atau agak buram; tidak berwarna
hal. 474) atau putih; tidak berbau; tidak
(FI VI hal. berasa; agak berminyak.
1358)
Kelarutan : Tidak larut dalam air
dan dalam etanol; mudah larut
dalam klorofrom, dalam eter,
dalam minyak menguap, dalam
hampir semua jenis minyak lemak
hangat; sukar larut dalam etanol
mutlak.

13
Stabilitas : Parafin stabil,
meskipun pelelehan dan
penggumpalan berulang dapat
mengubah sifat fisiknya.

Chelating EDTA Pemerian : kristal putih, bubuk


agent (HPE ed. 6 ͭ ͪ tidak berbau dengan rasa sedikit
hal. 242) asam.

Kelarutan : Praktis tidak larut


dalam kloroform dan eter; sedikit
larut dalam etanol (95%); larut 1
bagian dalam 11 bagian air.

Stabilitas : Garam edetat lebih


stabil daripada asam edetik (lihat
juga Asam edetik). Namun,
disodium edetate dihydrate
kehilangan air kristalisasi saat
dipanaskan hingga 120°C. Larutan
disodium edetat dalam air dapat
disterilkan dengan autoklaf, dan
harus disimpan dalam wadah
bebas alkali. Disodium edetate
bersifat higroskopis dan tidak
stabil saat terkena kelembaban.

Alkalizing TEA Pemerian : Trietanolamina adalah


agent (HPE ed. 6 ͭ ͪ cairan kental berwarna bening,
hal. 754) tidak berwarna sampai kuning
pucat dengan sedikit bau amoniak.
Ini adalah campuran basa,
terutama 2,20, 200-
nitrilotriethanol, meskipun juga
mengandung 2,20-iminobisethanol
(diethanolamine) dan sejumlah
kecil 2-aminoethanol
(monoethanolamine)

Kelarutan : Larut dalam benzena,


eter, sedikit larut dalam karbon
tetraklorida, n-heptana

14
Stabilitas : Trietanolamina bisa
berubah menjadi coklat jika
terpapar udara dan cahaya. Kadar
trietanolamina 85% cenderung
bertingkat di bawah 158C;
homegeneitas dapat dipulihkan
dengan pemanasan dan
pencampuran sebelum digunakan.

Catatan : tinggal di lanjutin yang formula, cara peracikan, dst.

15
FORMULA 1

Bahan Fungsi % yang dipakai Untuk 200g

Natrium Diklofenak Bahan aktif 1 1,5

Tween 80 Surfaktan 7,5 11,25

Span 80 Surfaktan 1,5 2,25

Propilen glikol Kosolvent 22,5 33,75

Hpmc 400 Gelling agent 10 15

Gliserin Humektan 5 7,5

Nipagin Pengawet 0,1 0,15

Nipasol Pengawet 0,1 0,15

Parafin Cair Emollient 1 1,5

BHT Antioksidan 0,1 0,15

Aquadest Pelarut ad 150 Ad 150g

EDTA Chelating agent 0,1 0,15

Penimbangan Bahan
1. Na. Diklofenak : 1/100x150 = 1,5g
2. Tween 80 : 7,5/100x150 = 11,25g
3. Span : 1,5/100x150 = 2,25g
4. Propilenglikol : 22,5/100x150 = 33,75g
5. HPMC 400 : 10/100x150 = 15g
6. Gliserin : 5/100x150 = 7,5g
7. Nipagin : 0,1/100x150 = 0,15g
8. Nipasol : 0,1/100x150 = 0,15g
9. Parafin Cair : 1/100x150 = 1,5g
10. BHT : 0,1/100x150 = 0,15g
11. EDTA : 0,1/100x150 = 0,15g
12. Aquadest ad 150g
Cara Pembuatan
1. Timbang semua bahan,
2. Fase minyak emulsi dibuat dengan cara melarutkan span 80, BHT, EDTA, natrium
diklofenak, ke dalam paraffin cair
3. Fase air emulsi dibuat dengan cara tween 80 dilarutkan ke dalam air suling
4. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan ke dalam propilenglikol
5. Masukkan campuran no.4 ke dalam fase air
6. Fase minyak dan campuran no.5 dipanaskan secara terpisah
7. Kemudian fase minyak dimasukkan ke dalam campuran no.5 dan diaduk hingga
mencapai suhu ruang

16
8. Dikembangkan HPMC dengan mendispersikannya di dalam aquadest sebanyak 20
kali beratnya kemudian digerus ad terbentuk massa gel
9. Emulsi dan gel yang telah jadi dicampurkan dengan perbandingan 1:1 hingga
terbentuk sediaan emulgel.

17
FORMULA 2

Bahan Fungsi % yang dipakai Untuk 200g

Natrium Diklofenak Bahan aktif 1 1,5

Tween 80 Surfaktan 7,5 11,25

Span 80 Surfaktan 1,5 2,25

Propilen glikol Kosolvent, Humektan 25 37,35

Parafin Cair Emollient 5 7,5

Metil paraben Pengawet 0,1 0,15

Propil paraben Pengawet 0,1 0,15

CMC Na Gelling agent 1,5 2,25

EDTA Antioksidan 0,1 0,15

BHT Antioksidan 0,1 0,15

Aquadest Pelarut ad 150

Pengambilan Bahan
1. Na. Diklofenak : 1/100x200 = 1,5g
2. Tween 80 : 7,5/100x200 = 11,25g
3. Span 80 : 1,5/100x200 = 2,25g
4. Propilenglikol : 25/100x200 = 37,35g
5. Parafin Cair : 5/100x200 = 7,5g
6. Metilparaben : 0,1/100x200 = 0,15g
7. Propil Paraben : 0,1/100x200 = 0,15g
8. CMC Na : 1,5/100x200 = 2,25g
9. EDTA : 0,1/100x200 = 0,15g
10. BHT : 0,1/100x200 = 0,15g
11. Pelarut ad/100x200 = 87,15 ml
Cara Pembuatan
1. Timbang semua bahan,
2. Fase minyak emulsi dibuat dengan cara melarutkan span 80, BHT, EDTA, natrium
diklofenak, ke dalam paraffin cair
3. Fase air emulsi dibuat dengan cara tween 80 dilarutkan ke dalam air suling
4. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan ke dalam propilenglikol
5. Masukkan campuran no.4 ke dalam fase air
6. Fase minyak dan campuran no.5 dipanaskan secara terpisah
7. Kemudian fase minyak dimasukkan ke dalam campuran no.5 dan diaduk hingga
mencapai suhu ruang
8. CMC Na dikembangkan di dalam air hangat sebanyak 3x berat CMC Na
9. Emulsi dan gel yang telah jadi dicampurkan dengan perbandingan 1:1 hingga
terbentuk sediaan emulgel.

18
FORMULA 3
Rentang
% Jumlah
Bahan Fungsi pemakaian
Kadar (150 g)
(%)
(b/b)
Dikolfena
Bahan aktif 1 1,5
k dietil
amin
Surfaktan,
Tween 80 1-10 8 9,71
emulgator
Surfaktan,
Span 80 1-10 8 2,29
emulgator
Emollient,
Paraffin cair 1-32 15 22,5
mineral oil
Na Benzoat Pengawet 0.02–0.3 0.1 0,15
Nipasol Pengawet 0.01-0.6 0.1 0,15
Kosolvent,
Propilen < 15 15 22,5
humektan
glikol
BHT Antioksidan 0.0075–0.1 0.1 0,15
Gellingin
CMC Na 0,25- 1% 0,25 0,375
g
agent
Chelating
EDTA 0.005-0.1 0.1 0,15
agent
Aquadest Pelarut Ad 150

Pengambilan Bahan
1. Natrium Dikolfenak = 1/100 x 150 = 1,5 g
Aligasi
2. Tween 80 = 15 8,5 = 8,5/10,5x 8% x 150g = 9,71g

13
3. Span 80 = 4,5 2 = 2/10,5x8% x 150g = 2.29g

4. Parafin Cair = 15/100x150 = 22,5g


5. Na Benzoat = 0,1/100x150 = 0,15g
6. Nipasol = 0,1/100x150 = 0,15g
7. Propilenglikol = 15/100x150 = 22,5g
8. BHT = 0,1/100x150 = 0,15g
9. CMC Na = 0,25/100x150 = 0,375g
10. EDTA = 0,1/100x150 = 0,15g
11. Aquadest ad 150g

19
Cara Pembuatan

1. Timbang semua bahan


2. Di campurkan basis (CMC Na dilarutkan ke dalam air suling
dengan pengadukkan konstan)
3. Fase minyak emulsi dibuat dengan cara melarutkan span 80,
BHT, dikolfenak dietil amin ke dalam paraffin cair.
4. Fase air emulsi dibuat dengan cara tween 80 dilarutkan ke dalam air suling
5. Na benzoat dan propil paraben dilarutkan ke dalam
propilenglikol, dicampurkan EDTA ad homogen
6. Dimasukkan campuran no.5 ke dalam fase air
7. Kemudian fase minyak dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam fase air diaduk ad terbentuk corpus emulsi
8. Dimasukkan emulsi ke dalam basis yang sudah jadi, aduk
hingga terbentuk sediaan emulgel.
9. Campuran yang sudah jadi, dimasukkan ke dalam wadah

20

Anda mungkin juga menyukai