Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KOSMETOLOGI II

“GEL PELEMBAB (SHOOTING GEL)”

Dosen Pengampu : 1. Dra. A pt. Dwi Indriati M.Farm


2. Mindya Fatmi, M.Farm., Apt
3. Wilda Nurhikhmah, M.Farm., Apt
4. Cyntia Wulandari, M.Farm
5. Asri Wulandari, M.Farm

Asisten Dosen : 1. Sintia Trias


2. Lia Luviana
3. Neneng Hanifah
4. Ainun Nisa R

Disusun Oleh:
Ridzal Ade Putera
066118260
G18

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengetahui formulasi Gel Pelembab (Shooting Gel) dan cara pembuatannya.
1.2 Latar Belakang

Gel merupakan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik kecil atau molekul organic besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa
gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, digolongkan sebagai sistem dua
fase ( gel alumunium hidroksida ). Dalam system 2 fase, jika ukuran partikel dari fase
terdispersi relative besar disebut Magma. Gel kadang disebut jelly merupakan sistem
semipadat (massa lembek) terdiri atas suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel
terdiri atas jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua
fase (misalnya gel alumunium hidroksida).

Gel dapat diberikan untuk penggunaan topical atau dimasukkan kedalam lubang
tubuh. Penyimpanannya didalam wadah yang tertutup dengan baik, dalam botol mulut
lebar yang terlindung dari sinar matahari dan cahaya, dan ditempat sejuk. Pada kemasan
sediaan, pada etiket harus tertera label “Kocok Dahulu”. Gel dapat mengembang karena
komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan
volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara
pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi diikatan silang
antar dipolimer

Jenis sediaan topikal, yaitu sediaan gel berbasis HPMC. Sediaan gel mempunyai
keuntungan diantaranya tidak lengket, mudah mongering dan membentuk lapisan film
sehingga mudah dicuci. HPMC dapat menghasilkan gel yang netral jernih dan tidak
nerwarna, stabil pada pH 3-11. Zat-zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat
dalam granulasi. Dalam sistem dua fase jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative
besar, massa gel kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya magma bentonit), dimana
massanya bersifat tiksotropik, artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan
mencair kembali jika dikocok. Jika massanya banyak mengandung air, gel itu disebut
jelly.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Gel merupakan salah satu bentuk sediaan yang cukup digemari sebagai hand
sanitizer. Pada penelitian ini digunakan carbomer sebagai basis gel karena carbomer
sering digunakan pada sediaan gel topikal. Carbomer memiliki sifat mengiritasi yang
sangat rendah pada penggunaan berulang. Carbomer cocok untuk formulasi sediaan gel
yang mengandung air dan alkohol. Bahan antiseptik yang digunakan dalam formula
sediaan gel biasanya dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan
konsentrasi ± 50% sampai 70% dan jenis disinfektan yang lain seperti klorheksidin,
triklosan. Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja
terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi
karena merupakan pelarut organik maka alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan
sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi
mikroorganisme.(Swetman,2002)

Golongan fenol yang digunakan dalam sediaan antiseptik tangan adalah


triklosan. Triklosan memiliki sebagian besar sifat antibakteri (membunuh atau
memperlambat) pertumbuhan bakteri. Triklosan yang paling sering digunakan untuk
membunuh bakteri pada kulit. Kadar triklosan yang dipilih pada penelitian ini adalah
0,5% dan 1% karena peneliti ingin mengetahui berapa persen daya antiseptik yang
dihasilkan dengan menggunakan formula gel dalam basis carbomer yang mengandung
triklosan pada kadar 0,5% dan 1% serta pengujian daya antiseptik dilakukan dengan
menggunakan ibu jari. Untuk menguji sediaan dilakukan tes pada pH, bobot jenis,
viskositas dan sifat alir suatu bentuk formulasi sediaan yang dapat mempermudah
masyarakat mendapatkan khasiat antijerawat dari umbi Bakung, yaitu dalam bentuk
gel.Gel dipilih karena tidak mengandung minyak sehingga tidak akan memperburuk
jerawat, bening, mudah mengering membentuk lapisan film yang mudah dicuci, juga
bentuk sediaan gel cocok untuk terapi topikal pada jerawat terutama penderita dengan
tipe kulit berminyak.( Voigt, 1994)
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih dan tembus
cahaya yang mengandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Gel dibuat dengan
peleburan atau diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan dengan sifat mengembang
dari gel. Polimer-polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel meliputi gom alam
agar, pektin, tragacanth, serta bahan-bahan sintesis dan semisintesis seperti
metilselulosa, karboksimetilselulosa dan karbopol yang merupakan polimer vinil sintetis
dengan gugus karboksil yang terionisasi. Carbomer 940 akan mengembang jika
didispersikan dalam air dengan adanya suatu zat-zat alkali seperti trietanolamin atau
diisopropanolamin untuk membentuk suatu sediaan semipadat. Gel juga dapat dibentuk
oleh selulosa seperti hidroksipropilselulosa dan hidroksipropil metilselulosa. Polimer-
polimer yang biasa digunakan untuk membuatgel-gel farmasetik meliputi gom alam
tragakan, pektin, karagen, agar, asam alginat, serta bahanbahan sintetis dan semisintetis
seperti metil selulosa, hidroksietilselulosa, karboksimetilselulosa, dan karbopol yang
merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi. Gel dibuat
dengan proses peleburan, atau diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan dengan sifat
mengembang dari gel.(Lachman,1994)

2.2 Data Preformulasi

Preformulasi :
1 Aqua Destilata (FI 1995 ED IV Hal : 112)
 Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna ; tidak berbau
 pH : 5-7
 Kegunaan : Sebagai Pelarut
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2 Gliserin (FI 1995 ED IV Hal 413)


 Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna ; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik ; netral
terhadap lakmus.
 Kelarutan : Dapat bercampur denga nair dan dengan etnaol, tidak
larut dala mkloroform , dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
 Kegunaan : Humektan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

3 Trietanolamin (TEA) (Hope 6th hal. 663)


 Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.
 Kelarutan : Bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut
dalam kloroform, bercampur dengan etanol.
 Kegunaan : Zat pengemulsi
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Carbopol 940 (Rowe, 2009 : 111)

 Pemerian : Carbopol berwarna putih, halus, bersifat asam dan


berupa serbuk yang higroskopis dengan bau yang khas.
 Kelarutan :Mengembang dalam air dan gliserin dan setelah
dinetralisasi dietanol (95%). Carbomer tidak larut tapi hanya membengkak
untuk tingkat yang luar biasa, karena mereka adalh tiga dimensi microgels
referensi silang. Tidak larut dalam air.
 pH : 2.5-3
 Kegunaan : Pengemulsi, Pensuspensi, Emulgator, basis gel.
 Penyimpanan : Dalam wadah terututup baik.
5. Oleum Rosae (Martindale edisi 28 hal 682)

 Pemerian : Larutan berwarna kuning pucat, bau menyerupai bunga


mawar, rasa khas, pada suhu 25 C kental, jika didinginkan perlahan-
lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan mudah
melebur.
 Kelarutan : Sangat tidak larut air, sedikit larut dalam alkohol, larut
dalam minyak lemak dan kloroform.
 Kegunaan : Pewangi.
 Penyimpanan : Pada tempat sejuk, dalam ruang kedap udara dan
terlindung dari cahaya.
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1) Baskom 1) Aquadest
2) Batang Pengaduk 2) Carbopol 940
3) Gayung 3) Ekstrak Aloe Vera
4) Gelas 4) Fenoksietanol
5) Saringan 5) Gliserin
6) Wadah 6) Oleum Rosae
7) Teamine

3.2 Cara Kerja

1. Dimasukkan air destilasi kedalam baskom


2. Ditambahkan carbomer dengan saringan sambil disebar, ad homogeny
3. Ditambahkan ekstrak aloe vera, diaduk sampai homogeny
4. Ditambahkan pengharum air mawar
5. Ditambahkan gliserin, diaduk
6. Ditambahkan pengawet PEHG, diaduk ad tekstur menjadi gel
7. Ditambahkan Teamine, diaduk ad gel
8. Ditambahkan minyak pengharum
9. Dimasukkan kedalam wadah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Formulasi

 FORMULA (AWAL)
Air suling 4345g
Carbopol 940 7.5g
Ekstrak Aloe Vera 250ml
Gliserin 150g
Pengharum 7.5g
Fenoksietanol 5g
Teamine 10g
 FORMULA (AKHIR)
Air suling 4345g
Carbopol 940 7.5g
Ekstrak Aloe Vera 250ml
Gliserin 150g
Pengharum 7.5g
Fenoksietanol 5g
Teamine 10g

4.2 Data Pengamatan

EVALUASI HASIL
Organoleptik Bau khas mawar, bening, kental
pH
Homogenitas
Viskositas
Daya Sebar
Uji Iritasi
Uji Stabilitas
4.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan Shooting gel dengan Ekstrak Aloe
vera sebagai bahan utama, Aloe vera merupakan gel pelembab yang dapat membuat
wajah terhindar dari dehidrasi dan iritasi akibat serangan radikal bebas dan dapat
menjadi pelindung dari sinar matahari. Cocok untuk kulit wajah yang sedang berjerawat
karena gel ini tidak menyebabkan iritasi atau penumpukan lemak di pori-pori, pada kulit
kering juga dapat digunakan sebagai pelembab agar kondisi kulit terjaga
kelembapannya. Aloe vera dapat digunakan sebagai bahan kosmetik pelembab karena
aloevera memiliki kandungan air sebesar 99% dari berat total serta mengandung
monosakarida dan disakarida sebesar 25% dari berat kering. Aloevera juga mengandung
bradikinase, lignin dan vitaminA, C, E dan B12. Kandungan lignin dari aloe vera
memiliki kemampuan penyerapan ke dalam kulit dan mampu menahan hilangnya cairan
dari permukaan kulit.

Pada pembuatan Shooting Gel digunakan bahan tambahan seperti Carbopol 940,
Carbopol 940 sebagai Gelling agent, carbopol mempunyai keuntung yaitu dapat
dicampur dengan banyak zat aktif, acceptable, serta memiliki penampilan secara
organoleptis yang menarik, viskositasnya tinggi yang tinggi pada konsentrasi yang
rendah. Carbopol sebagai gelling agent berfungsi meningkatkan viskositas dengan
memperangkap air dan membentuk jaringan structural sehingga factor ini menjadi
penting didalam system gel. Penambahan jumlah gelling agent akan memperkuat
jaringan struktur gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas gel. Adapun Gliserin
sebagai humektan, layaknya gelling agent humektan juga merupakan factor yang
berpengaruh terhadap kualitas fisik sediaan gel. Gliserin bersifat relative inert dan
kompatibel dengan beberapa eksipien. Gliserin juga memiliki fungsi untuk menarik air
dari lingkungan ke system agar kestabilan sediaan tetap terjaga dan juga untuk
mempertahankan kelembaban kulit. Gliserin membantu menjaga kelembaban kulit
dengan mekanisme yaitu menjaga kandungan air pada lapisan stratum korneum serta
mengikat air dari lingkungan ke kulit. Ditambahkan TEA (Trietanolamin) sebagai
pembasa (meningkatkan pH sediaan agar mencapai pH yang sesuai dengan karakteristik
pH kulit yaitu 5.5-6.5), selain itu juga bisa sebagai emulsifying agent (pembentuk massa
gel). Pengawet dalam shooting gel ini digunakan phenoxyethanol. Adapun sebagai
pengharum / pemberi aroma digunakan oleum rosae sehingga shooting gel memiliki
aroma bunga mawar.

Pada persyaratan Shooting gel dilakukan beberapa evaluasi diantaranya meliputi


; Organoleptik, Homogenitas, Viskositas, Daya sebar, Uji Iritasi, Uji Stabilitas dan pH.
Pengamatan organoleptis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan warna,
bau dan konsistensi yang terjadi selama penyimpanan (Lieberman, 1996). Didapatkan
hasil evaluasi oragnoleptik shooting gel aloe vera berwarna bening dan homogen tanpa
adanya partikel, kental dan berbau khas mawar.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
tersebut baik digunakan. Evaluasi lainnya seperti viskositas , homogenitas , daya sebar,
uji iritasi , uji stabilitas dan pH tidak dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Evaluasi Shooting Gel Aloe vera meliputi ; Organoleptik , pH ,


Homogenitas, Viskositas, Daya Sebar, Uji iritasi, dan Uji Stabilitas
2. Oragnoleptik didapatkan Shooting gel berwarna bening dan homogeny
tanpa adanya partikel, kental dan berbau khas mawar

DAFTAR PUSTAKA

- Lachman, L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga . Jakarta :UI
Press. Halaman 496-499.
- Sweetman, S. C. (2002). Martindale The Complete Drug Reference Thirtthird Edition.
London : Pharmaceutical Press. Page 143-153.
- Voigt, R.(1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Industri. UI Press :
Jakarta.Halaman 355-373.
Netto : 10g Netto : 10g

ALO-GEL ALO-GEL Komposisi :


Aloe-vera, Gliserin, Carbopol 940,
Gel aloe vera TEA, Oleum Rosae, Fenoksietanol
merupakan gel
pelembab yang dapat
menutrisi dan
melembablan kulit. Cara pakai : Oleskan secara
Sehingga kulit menjadi merata pada kulit yang terasa
tampak lebih sehat. kering atau membutuhkan
ALOE-VERA GEL kelembapan.
ALOE-VERA GEL
Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Perhatian : Hindari kontak dengan
PT. VALUVE NO BATCH : NA18200100001
PT. VALUVE mata
Bogor-Indonesia NO REG
EXP DATE
: 06122020
: Desember 2022
Bogor-Indonesia
HET : Rp. 50.000

RIDZAL ADE PUTERA

066118260
ALO-GEL
ALOE-VERA GEL

Diformulasikan secara khusus untuk


menutrisi dan melembabkan kulit.
Diperkaya dengan moisturizing agent
dan antioksidan, kulit menjadi lembab
secara alami

Komposisi :
Aloe-vera, Gliserin, Carbopol 940, TEA,
Oleum Rosae, Fenoksietanol

Perhatian : Hindari kontak dengan mata

Cara pakai : Oleskan secara merata pada kulit


yang terasa kering atau membutuhkan
kelembapan.
.

NO BATCH : NA18200100001
NO REG : 06122020
EXP DATE : Desember 2022
HET : Rp. 50.000

Diproduksi Oleh :
PT. VALUVE
Bogor-Indonesia

Netto : 10g
Diformulasikan secara khusus Komposisi :
Aloe-vera, Gliserin, Carbopol
untuk menutrisi dan
melembabkan kulit. Diperkaya
ALO-GEL 940, TEA, Oleum Rosae,
Fenoksietanol
dengan moisturizing agent dan ALOE-VERA GEL
antioksidan, kulit menjadi lembab
secara alami Cara pakai : Oleskan secara
NO BATCH : NA18200100001
merata pada kulit yang terasa
NO REG : 06122020 kering atau membutuhkan
EXP DATE : Desember 2022 kelembapan.
HET : Rp. 50.000
Diproduksi Oleh :
PT. VALUVE Perhatian : Hindari kontak
dengan mata
Bogor-Indonesia

Anda mungkin juga menyukai