DISUSUN OLEH :
ANNIDA RAHMAN 21482011050
DIAN LESTARI 21482011051
HAIFA SAUSAN 21482011052
KURNIAWAN 21482011019
I. TUJUAN
Menurut ansel gel didefinisikan sebagai suatu system setengah padat yang
terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan. (Ansel halaman 390).
Penggolongan Gel
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan molekul makro
yang terdispersi dan cairan Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul
sintetik misalnya karbomer atau gom alam.
• Swelling
• Sinerisis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan yang
terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel
• Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel Gel dapat terbentuk melalui penurunan
temperatur, tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu
tertentu
• Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik,
dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terdapat pelarut yang ada
dan koloid digaramkan (melarut)
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama
transformasi dari bentuk sol menjadi gel triadi peningkatan elastisitas dengan
peningkatan konsentrasi pembentuk gel
• Rheologi
Larutan pembentuk gel dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat
aliran pseudopplastis yang khas dan menunjukan jalan aliran non-newton yang
dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.
1. Gel hidrogel ; harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peninggkat kelarutan seperti surfaktan agar penggunaan
emolient golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai
kejernihan yang tinggi
2. Untuk hidroalkoholik ; gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat
menyebabkan pedih di wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit bila
terkena pemaparan cayaha matahari, alkohol akan menguap dengan cepat dan
meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua area
tertutupi atau kontak dengan zat aktif.
1. Piroxicam (Farmakope Indonesia Edisi IV hal 683, Martindle Edisi 35 hal 102)
BM : 331.35
Pemerian : Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang
tidak Berbau, bentuk monohidrat berwarna kuning.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan
sebagian besar pelarut organik sukar larut dalam etanol dan
dalam dalam Larutan alkali mengandung air.
PH : pКа = 6.8
BM : 76.09
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
Berbau, menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan
kloroform Larut dalam eter dan beberapa minyak essensial tetapi
tidak dapat Bercampur dengan minyak lemak.
Stabilitas : Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
lindungi dari cahaya, ditempat dingin dan kering.
III. FORMULASI
R/ Piroxicam 0,5 %
CMC Na 2,5 %
Propilenglikol 15 %
Gliserol 10 %
Aquadest ad 30
m.f. gel
Suc
Pro : Tn. Bahtiar
Umur : 47 tahun
IV. PERHITUNGAN BAHAN
0,5
- Piroxicam = x 30 = 0,15 gram
100
2,5
- CMC Na = 100 x 30 = 0,75 gram
Depkes R1, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Ansel C, Howard 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Edisi IV Jakarta.
Kumar Vivek R. dan Satish Kumar. 2011. Formulasi dan evaluasi of mimosa
gel.pharm.Scie 3(1).
XII. LAMPIRAN – LAMPIRAN