Anda di halaman 1dari 68

GEL

GEL
Gel merupakan sistem semisolid yg dibuat dari
partikel anorganik atau organik yang
terdispersi, terpenetrasi oleh suatu cairan.
(kandungan air min 50-60%)

Interaksi antara bahan-bahan, baik anorganik


maupun organik, membentuk struktur
viskositas fase kontinyu.
Menurut FI IV (1995)
“Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari
suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel dapat digunakan
untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang
tubuh.”
KEUNTUNGAN GEL
1. mudah mengering dan membentuk lapisan film sehingga mudah
dicuci. Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan adalah turunan
selulosa seperti metil selulosa (CMC), karbomel dan hidroksi propil
metil selulosa (HPMC).
2. tidak lengket
3. mempunyai aliran pseudoplastik tiksotropik (dipengaruhi oleh jenis
dan kadar gelling agent)
4. viskositas gel tidak mengalami perubahan yang berarti pada suhu
penyimpanan yang berbeda
SEJARAH SINGKAT
 Franceso Selmi mempelajari Koloid Anorganik pada tahun 1840.
 Sciences Ilmu Koloid Modern- 1861.
 Thomas Graham memperkenalkan Koloid, Gel, Sinergi dll.
KRITERIA GEL
 Istilah Gel mewakili keadaan fisik dengan sifat-sifat menengah antara
zat padat dan cair.
 Sering salah digunakan untuk menggambarkan sistem fluida yang
menunjukkan tingkat kekakuan tertentu.

Hermans pada tahun 1949 menyarankan beberapa kriteria untuk Gel:


 adalah sistem koloid setidaknya dari dua komponen (agen Gelling dan
komponen fluida).
 menunjukkan karakteristik mekanis benda padat
TIPE GEL
1. Gel fase tunggal atau Dalam Dasar Fase
Berkelanjutan.
2. Sistem dua fase atau Dengan Dasar Sifat
Ikatan yang terlibat dalam 3 Dimensi Solid
Network.
GEL FASE TUNGGAL
Merupakan gel makro molekulnya tersebar
ke seluruh cairan sampai tidak terlihat ada
batas diantaranya.

Gel fase tunggal dapt dibuat dari


makromolekul sintetik (misalnya
Karbomer) atau dari gom alam (misalnya
Tragakan).
GEL SISTEM DUA FASE
Merupakan massa gel terdiri dar ijaringan partikel
kecil yang terpisah.Contohnya gel Aluminium
Hidroksida. Jika ukuran partikel dari fase terdispersi
relative besar disebut magma, misalnya magma
Bentonit.
JENIS GEL BERDASARKAN FASE
Gel diklasifikasikan sebagai: KONTINU
Organogels
Hidrogel
Xerogel
ORGANOGELS
Merupakan material padat tersusun atas fase organik cair yang terperangkap
dalam jaringan tiga dimensi yang saling terhubung. Dengan membentuk
gel :
Tidak kristal
Tidak berminyak
Termoplastik
Penggunaan Organogel:
Dalam industri farmasi.
Dalam industri kosmetik dan makanan.
HIDROGELS
Hidrogel adalah jaringan rantai polimer yang gel
hidrofilik atau koloid di mana air adalah media dispersi.
Sangat menyerap
Sangat fleksibel
PEMANFAAT HIDROGELS

• Sebagai perancah dalam rekayasa jaringan.


• Sebagai detektor sensitivitas lingkungan.
• DDS rilis berkelanjutan.
• Memberikan penyerapan dan debridasi.
• Kontak lensa.
• ECG elektroda medis.
XEROGELS
Merupakan Gel pembawa yang telah dipindahkan,
meninggalkan film polimer jaringan
(mis.). Gunakan:
Dalam DDS
BERDASARKAN INTERAKSI DENGAN FASE
PENDISPERS

• Gel Liofilik
• Gel Liofobik
GEL LIOFILIK
 umumnya adalah molekul-molekul organik yang
besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan
moleku ldari fase pendispersi. Penambahan molekul
akan menambah viskositasnya.
Adanya perubahan temperatur dapat menyebabkan
gel tertentu menjadi bentuk padat dan cairnya dan
adanya pengocokan dapat membuat beberapa gel
menjadi encer dan memadat kembali setelah beberapa
saat didiamkan(tiksotropi)
GEL LIOFOBIK
umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik.
Interaksi dengan fase pendipersinya sedikit sekali.
Penambahan molekul tidak mempengaruhi viskositas.
Penambahan viskositas dilakukan dengan cara
peningkatan konsentrasi dari medium
PERSYARATAN GELLING
AGENT
Gelling agent yang digunakan untuk produk farmasetik maupun untuk
kosmetik seharusnya inert, aman, dan tidak reaktif dengan
komponen-komponen lain dalam formula.
MEKANISME PEMBENTUKAN GEL

Konsistensi gel disebabkan oleh gelling agent, biasanya


polimer dengan membentuk matriks tiga dimensi.
Gaya intermolekuler akan mengikat molekul solven pada
matriks polimer sehingga mobilitas solven berkurang yang
menghasilkan sistem tertentu dengan peningkatan
viskositas
SIFAT FISIS GEL DAN STABILITAS
GEL

1. Daya Sebar
- Dipengaruhi oleh viskositas sediaan dan suhu tempat
aplikasi dan kecepatan evaporasi pelarut serta kecepatan
peningkatan viskositas karena evaporasi.
- mempengaruhi aksi obat
2. Daya lekat di kulit
3. Viskositas
Perhatikan viskositas, elastisitas dan reologi
Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada
tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar.

Ada hubungan antara kadar polimer yang digunakan dengan


viskositas gel yang dihasilkan
# Gel dapat mengalami pergeseran viskositas selama penyimpanan

# viskositas tergantung dari:


- kadar surfaktan
- proporsi fase terdisperse (kadar gelling agent,
kadar humektan)
- ukuran partikel
-suhu
LANJUTAN SIFAT FISIS GEL…..
4. Gel juga menunjukkan ketidakstabilan gel seperti fenomena
sineresis yang diindikasikan dengan tekanan keluar dari
cairan interstitial sehingga cairan tersebut terkumpul pada
permukaan gel.
TEORI PEMBENTUKAN
GEL
1. Teori Adsoorpsi pelarut
2. Teori jaringan 3 dimensi
3. Teori orientasi pelarut
AEROGEL
EROA

XEROGEL
FORMULASI UMUM GEL
Bahan aktif
Gelling agent
Chelating agent
Pengawet
Penambahan humektan
Enhancer
BAHAN DASAR GEL
Gelling Agent, merupakan Sejumlah polimer digunakan
dalam pembentukan struktur yaitu getah alam misal tragakan,
xanthan, bahan semi sintetik missal meti lselulosa,
karboksimetil selulosa atau hidroksietil selulosa ataupun
bahan sintetik misal karbomer ( Carbopol ), polimer dan
karboksivinil.
Gelling oil , Digunakan dalam gel hidrofobik, likuid
dihasilkan gel yang lembut, mudah tersebar dan membentuk
lapisan film yang tahan air pada permukaan kulit. Untuk
membentuk gel,p olimer harus didispersikan dalam minyak
pada suhu tinggi. Contoh : polietilen
• Chelating agent ,Bertujuan untuk mencegah basis dan zatsensitive /
bereaksi dengan logam berat.Contoh EDTA, TEA.
• Humektan, Penambahan bahan bertujuan untuk mencegah kehilangan
air dan untuk melembabkan. Contoh : gliserol,propilenglikol, dan
sorbitol dengan konsentrasi 10-20 %.
• Enhancer, digunakan untuk mempercepat penetrasi obat ke dalam
target organ yang dituju agar bahan aktif obat cepat memberikan efek
terapi.Contoh enhancer yaitu : fatty acid, asam oleat, propilen
glikol,alkohol, senyawa terpen.
• Pengawet, Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap
serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak
air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.
Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan
inkompatibilitasnya dengan gelling agent.
• Bahan aktif, Bahan aktif adalah obat yang ditambahkan
untuk tujuan dari tujuan sediaan dan terapi yang akankita
buat. terapeutik. Ada berbagai macam bahan aktif,
tergantung dari tujuan sediaan dan terapi yang akan dibuat.
KOMPONEN LAIN PENYUSUN GEL
1. Humectant (Pelembab)
mempunyai kemampuan menarik air dan berpenetrasi pada
kulit dan meningkatkan derajat hidrasi stratum corneum
- contoh: gliserol, propilenglikol
. Gliserol
Gliserol (British Pharmacopeia) atau Gliserin (United State
Pharmacope) memiliki rumus empirik C3H8O3 dengan bobot
molekul 92,09. Pemeriannya yaitu jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, kental, berupa cairan higroskopis
Gliserol bersifat higroskopis. Gliserol murni mengalami dekomposisi jika
dipanaskan.
Campuran antara gliserol dengan air, cetyl alkohol dan propilen glikol
stabil secara kimia
Efek samping: menimbulkan rasa berat (heavy) dan basah (tacky) yang
dapat ditutupi dengan mengkombinasikan bersama humectant lain
(misal propilenglikol)
Propilenglikol

Propilenglikol memiliki berat molekul yang lebih kecil, viskositas yang lebih
rendah dan kemampuan menguap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
gliserol.
Propilenglikol merupakan bahan yang berfungsi sebagai humectant, pelarut,
plasticizer.
Fungsi lain propilenglikol adalah sebagai pengawet pada konsentrasi 15 –
30%, hygroscopic agent, desinfectan, stabilizer vitamin dan pelarut
pengganti yang dapat campur dengan air.
Propilenglikol dapat digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1-
5%, stabil pada pH 3-6
Propilenglikol aman, tidak menyebabkan iritasi lokal
bila diaplikasikan pada membran mukosa, subkutan
dan telah dilaporkan tidak terjadi hipersensitifitas
pada 38% pemakai propilenglikol secara topical
Di dalam gel propilenglikol berfungsi sebagai
penahan lembab, yang menghasilkan kelembutan
dan daya sebar yang tinggi dari sediaan, dan
melindungi gel dari kemungkinan pengeringan
PEMBUATAN GEL:

1. Mengembangkan polimer dalam pelarut yg


sesuai (sebagai basis gel)
2. Melarutkan obat dalam pelarut yg sesuai
3. Melarutkan pengawet
4. Mencampurkan obat dan pengawet ke dalam basis gel
CONTOH FORMULASI SEDIAAN GEL

R/
Piroksikam 0,5
Aquapec 505 HV 1
Trietanolamin 3
Propilen glikol 15
Etanol 20
Metil paraben 0,1
Air suling ad
100
PENGGOLONGAN
BAHAN BASIS GEL
• Gom Alam
• Karbomer
• Alginat
• Bentonit
• PVA
• PVP
• Selulosa dan derivatnya
• Polietilen
CONTOH BENTUK GEL
IKATAN GEL DI LIHAT DI MIKROSKOP
1. GOM ALAM
A. Tragacanth
B. Gelatin
C. Carrageenan
D. Pektin
E. Gom Xanthan
F. Gom-gom lain
A. TRAGAKAN
 Serbuk putih hingga putih kekuningan
 Konsentrasi: antara 2%-5%.
 Sebagai basis gel yang stabil: pada pH 4-8.
 Pengawet yang biasa digunakan adalah :
- 0,1 % asam benzoate atau sodium benzoate
- Kombinasi dari 0.17 % metil paraben dan 0.03 % propil paraben.
B. GELATIN
 Membentuk gel pada konsentrasi 2-15% atau lebih.
 Pengelompokan ini berdasarkan jenis proses perendamannya:
- gelatin tipe A (Proses perendaman asam)
- gelatin tipe B (Proses perendaman basa)
C.CARRAGEENAN
 Carragenan adalah ekstrak hidrokoloid dari rumput laut merah .
 mengandung campuran natrium, kalium, ammonium, kalsium dan
magnesium sulfat, ester dari polimer galaktosa, serta 3,6-
anhidrogalaktosa
D.PEKTIN
 Pektin adalah ekstrak polisakarida yang diambil dari kulit bagian dalam
buah jeruk atau, dapat digunakan untuk membuat jelly dalam sediaan
farmasi maupun dalam industri makanan .
 Kekuatan gel bergantung pada faktor-faktor seperti konsentrasi zat
tambahan dan pH, serta karakteristik dari bahan baku itu sendiri.
E. GOM XANTHAN
 Gom xanthan diproduksi dari fermentasi bakteri
2. KARBOMER
 Carbomer adalah senyawa polimer sintetik yang banyak digunakan
dalam formulasi sediaan topikal.
 Carbomer digunakan sebagai bahan pembentuk gel pada konsentrasi
0.5-2%.
 Jenis Carbomer dalam USP 23/NF 18, yaitu carbomer 910, 934, 934P,
940, dan 1342.
 Neutralizer ditambahkan kedalam sistem untuk mengembangkan gel
setelah carbomer didispersikan.
CONTOH GELLING AGENT
Carbopol (Carbomer)
- Suatu golongan polimer hidrofilik
- Struktur dari asam akrilat (CH2=CHCOOH) yang hanya memiliki satu
ikatan rangkap membuat polimer ini cenderung menjadi linier.
.
Carbomer berasal dari polimer sintesis dengan berat molekul tinggi dari
ikatan silang asam akrilat dengan allyl eter dari sukrosa lain atau allyl
eter dari pentaprythriol.
KARAKTERISTIK GEL
DENGAN CARBOPHOL
1. Viskositas, 40.000 – 60.000 cP
2. Jernih
3. Bersifat asam
4. Sifat merekatnya rendah
NO DIGUNAKAN SEBAGAI KONSENTRASI
(%)
1 EMULGATOR 0,1 – 0,5%

2 GELLING AGENT 0,5 – 2,0%

3 SUSPENDING AGENT 0,5 – 1,0 %

4 BAHAN PEREKAT TABLET 5 -10%


STRUKTUR CARBOPOL
3. ALGINAT
 Pemerian dari alginat yaitu tidak berasa, tidak berbau, serbuk berserat,
berwarna putih hingga putih kekuningan.
 Sediaan alginat paling stabil pada daerah pH 6-7 .
 Untuk pengawet, disarankan penggunaan campuran metil dan
propilparaben dan senyawa air raksa organik (Thiomersal).
4. BENTONIT
 Beberapa gel bentonit (bentuk Ca) bersifat tiksotrop, artinya mereka
menunjukkan transformasi gel-sol-gel isoterm yang nyata.
 Gel bentonit stabil dalam pH 4,5-10,5 .
 Kemampuan mengembang dari bentonit berbeda-beda tergantung dari
asal dan cara pengolahan produknya.
5. PVA
 diperoleh melalui hidrolisis polivinilasetat.
 PVA digunakan untuk membuat gel yang sangat mudah kering.
 Pada konsentrasi 12-15% dapat dihasilkan gel yang dapat disebarkan dan
secara fisiologis tak tersatukan, yang digunakan khususnya sebagai
preparat kosmetik.
6. PVP
 Polivinilpirolidin (PVP) diperoleh melalui polimerisasi dari N-
ninilpirolidin .
 merupakan serbuk yang sangat higroskopis,berwarna putih, mudah larut
dalam air, alkhol,metilenkorida, dan kloroform.
 Sifat fisika-koloidnya mirip dengan polivinilalkohol
 Untuk membuat gel yang dapat disebar, serbuk harus dapat
didistribusikan dalam air sambil dilakukan pengadukan kontinyu dan
dibiarkan sebentar agar membengkak.
7. SELULOSA DAN
DERIVATNYA
A. Methylcellulose
B. Carboxymethylcellulose Sodium
C. Hydroxypropyl Methylcellulose
D. Hydroxyethylcellulose
E. Microcrystalline cellulose
METHYLCELLULOSE

 Methylcellulose yang sangat kental digunakan sebagai zat pengental


dalam sediaan topikal seperti krim dan gel.
 Stabil pada PH 3-11 dan temperatur kamar. Pada pemanasan,
viskositasnya berkurang
CARBOXYMETHYLC
ELLULOSE SODIUM
 Natriumselulosaglikolat.
 nama dagang Zelllin®, Tylose® C, dan Tylose® CB.
 Digunakan pada formulasi farmasetik oral dan topikal
terutama untuk viscosity-increasing agent.
Konsentrasi tinggi (4-6%) biasa digunakan untuk
produksi gel sebagai basis.
 Perbedaannya dengan metilselulosa adalah Na-CMC
dapat larut baik dengan air panas maupun air dingin.
Larutan dalam airnya stabil terhadap suhu berapapun
serta dapat stabil dalam waktu lama pada suhu 1000C
tanpa mengalami koagulasi.
HYDROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE
 pH : 5,5-8,0
 Digunakan sebagai suspending agent, emulsifier, dan stabilizing agent
pada gel dan salep
HYDROXYETHYLCEL
LULOSE
 PH : 5,5-8,5
 Pada pH dibawah 5 dapat terjadi hidrolisis dan pada pH yang tinggi
dapat terjadi oksidasi
 Stabil walaupun bersifat higroskopis
 Kenaikan temperatur dapat mengurangi viskositas dari larutan encer
hydroxyethylcellulose.
MICROCRYSTALLINE
CELLULOSE
 Kelarutan : larut dalam 5% w/v larutan NaOH, praktis tidak larut dalam
air, larutan asam, dan pelarut organik lainnya
8. POLIETILEN
 digunakan untuk cairan gel hidrofobik.
 Untuk membentuk gel, perlu untuk mendispersikan polimer dalam
minyak dalam temperatur yang naik (diatas 80°C) lalu didinginkan
mendadak untuk menghasilkan kristal-kristal halus yang membentuk
matriks.
PEMBENTUKAN GEL
# Serbuk carbomer didispersikan dalam air dan dibiarkan terhidrasi.
# Carbopol yang terdispersi dalam air bersifat asam. Oleh karena itu perlu
ditambahkan basa seperti NaOH, KOH, trietanolamin hingga dicapai pH
optimum 4,5-11. di mana pada pH tersebut carbopol memiliki viskositas
yang optimum.

Anda mungkin juga menyukai