Anda di halaman 1dari 4

GEL

Definisi
Gel merupakan sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung
zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh
jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi. Dalam industri farmasi,
sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan.
Polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom
alam tragakan, pektin, karagen, agar, asam alginat, serta bahan-bahan sintetis dan
semisintetis seperti metil selulosa, hidroksietilselulosa, karboksimetilselulosa, dan
karbopol yang merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang
terionisasi.

Macam macam gel


Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif
besar , massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma
bentonit.
2. Gel sistem fase tunggal
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara
molekul makro yang terdispersi dan cairan.

Berdasarkan Fasa Koloid, gel dibedakan menjadi:


1. Gel Organik
Merupakan gel sistem dua fase. Gel sistem dua fase terbentuk jika massa
gel terdiri dari jaringan partikel kecil yg terpisah dalam sistem. Contoh: gel
aluminium hidroksida dan magma bentonit.
2. Gel Anorganik
Merupakan gel sistem satu fase. terdiri dari makromolekul organik yang
tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian sehingga tidak terlihat
adanya ikatan molekul makro yang terdispersi dalam cairan. Contoh: tragakan
dan karbopol.

Berdasarkan Sifat Pelarut, gel dibedakan menjadi:


1. Hidrogel (pelarut air)
Gel golongan ini menggunakan pelarut air. Pada umumnya terbentuk
oleh molekul polimer hidrofilik yang saling sambung melalui ikatan kimia
atau kohesi seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen atau interaksi hidrofobik.
2. Organogel
Pelarutnya bukan lah air/pelarut organik. Contoh gel golongan ini adalah:
plastibase(suatu polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak
mineral), dispersi logam stearat dalam minyak dan cocoa butter.
3. Xerogel
Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah. Xerogel
sering dihasilkan dari evaporasi pelarut,sehingga sisa-sisa kerangka gel yang
tertinggal.

Sifat dan karakteristik


Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut (Disperse system):
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat
mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan
gel.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada
waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk
massa gel yang tegar.
3. Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah
pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer separti MC, HPMC, terlarut hanya
pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu
larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan
fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.
4. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel
hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap
pelarut yang ada dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu
hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel
dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan
geser.
5. Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,
selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas
dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten
terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik.
6. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang
terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan
menunjukkan jalan aliran non – Newton yang dikarakterisasi oleh penurunan
viskositas dan peningkatan laju aliran.

Komponen sediaan gel


1. Gelling Agent.
2. Bahan tambahan
a. Pengawet
b. Penambahan bahan higroskopis
c. Chelating agent

Evaluasi sediaan gel


Evaluasi sediaan gel diantaranya:
1. Organoleptis
2. Evaluasi pH
3. Viskositas/rheologi
4. Evaluasi daya sebar
5. Evaluasi penentuan ukuran droplet
6. Uji aseptabilitas sediaan

Hal yang diperhatikan pada sediaan gel


1. Penampilan gel
Transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi, dimana
dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang
mempunyai struktur tiga dimensi.
2. Inkompatibilitas
Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik
pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel
yang bersifat anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik
tersebut).
3. Gelling agents
4. Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam formulasi.
5. Viskositas
Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi
sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah
dioleskan saat penggunaan topikal.
6. Pemilihan komponen
Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan
perubahan viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak
terkontrol.
7. Pelarut
Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila daya adhesi
antar pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel
akan rusak.

Anda mungkin juga menyukai