Anda di halaman 1dari 6

Gel Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV dibagi menjadi dua golongan yaitu :

A. Gel sistem fase tunggal Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yangtersebar sama dalam
suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatanantara molekul makro yang terdispersi dan
cairan. Gel fase tunggal dapat dibuatdari makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari gom alam
misanyatragakan .

B. Gel sistem dua fase Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari faseterdispersi relatif besar,
massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magmamisalnya magma bentonit. Baik gel maupun
magma dapat berupa tiksotropik,membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
pengocokan. Sediaanharus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.

Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut (disperse system) :

1. Swelling Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi
larutansehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel danterjadi
interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bilaterjadi ikatan silang antar
polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkankelarutan komponen gel berkurang.

2. Sineresis.Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan yangterjerat
akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu pembentukan gelterjadi tekanan yang
elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Mekanismeterjadinya kontraksi berhubungan dengan
fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada
ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan
bergerak menuju permukaan. Sineresis dapat terjadi padahidrogel maupun organogel.

3. Efek suhuEfek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui penurunan
temperaturtapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu.
Polimerseparti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental.Pada
peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase
yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

4. Efek elektrolit.Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik dimana
ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap pelarut yang ada dan koloiddigaramkan
(melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecilakan meningkatkan rigiditas
gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat akan
segera mengeras dengan adanya sejumlahkonsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya
pengendapan parsial darialginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.

5. Elastisitas dan rigiditasSifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,
selamatransformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan
konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahanatau deformasi dan
mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel dapat bermacam-macamtergantung dari komponen
pembentuk gel.

6. RheologiLarutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasimemberikan
sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non – Newton yang dikarakterisasi
oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.

Komponen gel :

1. Gelling Agents (Pustaka : Dysperse System, vol. II, page 499-504)

Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan yang merupakan bagian
penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini adalah gum alam, turunanselulosa, dan karbomer.
Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain ituada yang membentuk gel dalam
cairan nonpolar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena
terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggidari beberapa surfaktan nonionik dapat digunakan
untuk menghasilkan gel yang jernih di dalamsistem yang mengandung sampai 15% minyak
mineral.Berikut ini adalah beberapa contoh gelling agent :

A. Polimer (gel organik)

Umumnya bersifat anionik (bermuatan negatif dalam larutan atau dispersi dalam air),meskipun dalam
jumlah kecil ada yang bermuatan netral, seperti guar gum. Karenakomponen yang membangun struktur
kimianya, maka natural gum mudah teruraisecara mikrobiologi dan menunjang pertumbuhan mikroba.
Oleh karena itu, sistemcair yang mengandung gum harus mengandung pengawet dengan konsentrasi
yangcukup. Pengawet yang bersifat kationik inkompatibel dengan gum yang bersifatanionik sehingga
penggunaannya harus dihindari.

Beberapa contoh gum alam :

1. Natrium alginateMerupakan polisakarida, terdiri dari berbagai proporsi asam D-mannuronik dan
asam L-guluronik yang didapatkan dari rumput laut coklat dalam bentuk garam monovalen dan divalen.
Natrium alginat 1,5-2% digunakan sebagailubrikan, dan 5-10% digunakan sebagai pembawa.Garam
kalsium dapat ditambahkan untuk meningkatkan viskositas dankebanyakan formulasi mengandung
gliserol sebagai pendispersi.Tersedia dalam bebrapa grade sesuai dengan viskositas yangterstandardisasi
yang merupakan kelebihan natrium alginat dibandingkan dengantragakan.

2. KaragenanHidrokoloid yang diekstrak dari beberapa alga merah yang merupakansuatu campuran
tidak tetap dari natrium, kalium, amonium, kalsium, dan ester-ester magnesium sulfat dari polimer
galaktosa, dan 3,6-anhidrogalaktosa.Jenis kopolimer utama ialah kappa, iota, dan lambda karagenan.
Fraksikappa dan iota membentuk gel yang reversibel terhadap pengaruh panas.Semua karagenan adalah
anionik. Gel kappa yang cenderung getas,merupakan gel yang terkuat dengan keberadaan ion K. Gel iota
bersifat elastis dantetap jernih dengan keberadaan ion K.

3. Tragakan Menurut NF, didefinisikan sebagai ekstrak gum kering dari

Astragalus gummifer Labillardie, atau spesies Asia dari Astragalus.Material kompleks yang sebagian
besar tersusun atas asam polisakaridayang terdiri dari kalsium, magnesium, dan kalium. Sisanya adalah
polisakaridanetral, tragakantin. Gum ini mengembang di dalam air.Digunakan sebanyak 2-3% sebagai
lubrikan, dan 5% sebagai pembawa.Tragakan kurang begitu populer karena mempunyai viskositas yang
bervariasi. Viskositas akan menurun dengan cepat di luar range pH 4,5-7, rentanterhadap degradasi oleh
mikroba.Formula mengandung alkohol dan/atau gliserol dan/atau volatile oil untukmendispersikan gum
dan mencegah pengentalan ketika penambahan air.

4. PektinPolisakarida yang diekstrak dari kulit sebelah dalam buah citrus yang banyak digunakan dalam
makanan. Merupakan gelling agent untuk produk yang bersifat asam dan digunakan bersama gliserol
sebagai pendispersi dan humektan.Gel yang dihasilkan harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapatkarena air dapat menguap secara cepat sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya proses
sineresis. Gel terbentuk pada pH asam dalam larutan air yang mengandung kalsiumdan kemungkinan zat
lain yang befungsi menghidrasi gum.

b. Derivat selulosaSelulosa murni tidak larut dalam air karena sifat kristalinitas yang inggi.Substitusi
dengan gugus hidroksi menurunkan kristalinitas dengan menurunkan pengaturan rantai polimer dan
ikatan hidrogen antar rantai.Derivat selulosa yang sering digunakan adalah MC, HEMC, HPMC,EHEC,
HEC, dan HPC.

Sifat fisik dari selulosa ditentukan oleh jenis dan gugus substitusi. HPMCmerupakan derivat selulosa
yang sering digunakan.Derivat selulosa rentan terhadap degradasi enzimatik sehingga harus
icegahadanya kontak dengan sumber selulosa. Sterilisasi sediaan atau penambahan pengawet dapat
mencegah penurunan viskositas yang diakibatkan olehdepolimerisasi oleh enzim yang dihasilkan dari
mikroorganisme. Misalnya : MC, Na CMC, HEC, HPCSering digunakan karena menghasilkan gel yang
bersifat netral, viskositasstabil, resisten terhadap pertumbuhan mikroba, gel yang jernih, dan
menghasilkanfilm yang kuat pada kulit ketika kering. Misalnya MC, Na CMC, HPMCc. Polimer sintetis
(Karbomer = karbopol)Sebagai pengental sediaan dan produk kosmetik.Karbomer merupakan gelling
agent yang kuat, membentuk gel padakonsentrasi sekitar 0,5%. Dalam media air, yang diperdagangkan
dalam bentukasam bebasnya, pertama-tama dibersihkan dulu, setelah udara yang terperangkapkeluar
semua, gel akan terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai.Dalam sistem cair, basa
anorganik seperti NaOH, KOH, dan NH4OHsebaiknya ditambahkan. pH harus dinetralkan karena karakter
gel yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses netralisasi atau pH yang tinggi.Viskositas dispersi karbomer
dapat menurun dengan adanya ion-ion.Merupakan gelling agent yang kuat, maka hanya diperlukan
dalamkonsentrasi kecil.

B. Polietilen (gelling oil)


Digunakan dalam gel hidrofobik likuid, akan dihasilkan gel yang lembut, mudah tersebar,dan
membentuk lapisan/film yang tahan air pada permukaan kulit. Untuk membentuk gel, polimer harus
didispersikan dalam minyak pada suhu tinggi (di atas 800C) kemudianlangsung didinginkan dengan cepat
untuk mengendapkan kristal yang merupakan pembentukan matriks.

C. Koloid padat terdispersi

Mikrokristalin selulola dapat berfungsi sebagai gellant dengan cara pembentukan jaringan karena gaya
tarik-menarik antar partikel seperti ikatan hidrogen.Konsentrasi rendah dibutuhkan untuk cairan
nonpolar. Untuk cairan polardiperlukan konsentrasi yang lebih besar untuk membentuk gel, karena
adanya kompetisidengan medium yang melemahkan interaksi antar partikel tersebut.

D. Surfaktan

Gel yang jernih dapat dihasilkan oleh kombinasi antara minyak mineral, air, dankonsentrasi yang tinggi
(20-40%) dari surfaktan anionik. Kombinasi tersebut membentukmikroemulsi. Karakteristik gel yang
terbentuk dapat bervariasi dengan cara meng-adjust proporsi dan konsentrasi dari komposisinya.
Bentuk komersial yang paling banyak untuk jenis gel ini adalah produk pembersih rambut.

E. Gellants lain

Banyak wax yang digunakan sebagai gellants untuk media nonpolar seperti beeswax,carnauba wax, setil
ester wax.

F. Polivinil alkohol

Untuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Film yang terbentuk sangat kuatdan plastis
sehingga memberikan kontak yang baik antara obat dan kulit. Tersedia dalam beberapa grade yang
berbeda dalam viskositas dan angka penyabunan.

G. Clays (gel anorganik)

Digunakan sebanyak 7-20% sebagai basis. Mempunyai pH 9 sehingga tidak cocokdigunakan pada kulit.
Viskositas dapat menurun dengan adanya basa. Magnesium oksidasering ditambahkan untuk
meningkatkan viskositas. Bentonit harus disterilkan terlebihdahulu untuk penggunaan pada luka
terbuka. Bentonit dapat digunakan pada konsentrasi 5-20%. Contohnya : Bentonit, veegum, laponite

2. Bahan tambahan

a. Pengawet

Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung
banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Dalam pemilihan pengawet harus
memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.
B. Penambahan Bahan higroskopis

Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan sorbitoldengan
konsentrasi 10-20 %

c.Chelating agent

Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat. Contohnya EDTA

2.1.4 Kegunaan

Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam bentuksediaan yang
tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan untuk bentuksediaan obat long- acting yang
diinjeksikan secara intramuscular .

Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung koloid
pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basissuppositoria .

Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada shampo,
parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan perawatan rambut.

- gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non steril) atau dimasukkan ke dalam
lubang tubuh atau mata (gel steril).

2.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel

Keuntungan sediaan gel :

Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan; penampilan sediaan yang jernih dan
elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat
tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan poritidak terganggu; mudah dicuci dengan air;
pelepasan obatnya baik; kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

Kekurangan sediaan gel

1. Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehinggadiperlukan penggunaan
peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi
gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga lebihmahal.

2. Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untukmencapai kejernihan
yang tinggi.

3. Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pedih pada
wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit bila
4. terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat danmeninggalkan film
yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua area tertutupiatau kontak dengan zat aktif.

Anda mungkin juga menyukai