Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI


SEMI PADAT DAN CAIR
GEL NIACINAMID

Kelas/Kelompok : J/3
1. Jeane Koagow (2023212209)
2. Maria Yobe (2023212210)
3. Masditya Kresna Andinata (2023212211)
4. Matilde Tiwery Dalo (2023212212)
5. Melly (2023212213)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2024
I. JUDUL PRAKTIKUM
GEL

II. TUJUAN
• Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan gel
• Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik sediaan gel

III. TEORI DASAR


Gel adalah sediaan semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh
suatu cairan. Sediaan gel dipilih karena mudah mengering, membentuk lapisan
film yang mudah dicuci dan memberikan rasa dingin di kulit
Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel
digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida).
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar,
massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma
Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk
semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus
dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini
tertera pada etiket (lihat Suspensi) (Farmakope Indonesia Edisi VI, halaman
48).
Gel biasanya bersifat transparan atau tembus cahaya, terdiri dari larutan atau
dispersi dari satu atau lebih zat aktif dalam basis hidrofilik

IV. DATA PREFORMULASI ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN


A. ZAT AKTIF
1. NIACINAMID (Farmakope Indonesia, Ed VI Hal. 1267; Martindel 36th
hal.126)
Rumus molekul : C6H6N2O
Bobot Molekul : 122,12
Bentuk molekul :

Dosis : 4% sebagai topical gel 2 x sehari ,


(Martindale h.126)
Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau atau
praktis tidak berbau; rasa pahit. Larutan
bersifat netral terhadap kertas lakmus.
(FI Edisi VI hal. 1267).
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam
etanol; larut dalam gliserin. (FI Edisi
VI hal. 1267).
Titik lebur : 128o dan 131o
Kegunaan : Pengobatan jerawat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

B. EKSIPIEN
1. Na CMC ( Farmakope Indonesia, Ed VI hal. 832-833; HOPE ED.6
hal.119)
Rumus molekul : [C6H7O22COONa (OH)]n
Bentuk molekul :

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air


membentuk larutan koloidal; tidak larut
dalam etanol, eter dan pelarut organik
lain
Pemerian : Serbuk atau granul putih sampai
krem; higroskopik.
Stabilitas : Na-CMC adalah bahan yang stabil,
meskipun higroskopis. Dalam kondisi
kelembaban tinggi, dapat menyerap air
dalam jumlah besar (>50%).
Konsentrasi : 3-6%
Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan
dengan larutan garam besi dan beberapa logam
seperti aluminium; pengendapan terjadi pada pH
dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan
etanol 95 %

Kegunaan : Gelling Agent

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Propilen glikol (HOPE ED 6 Hal. 592; Farmakope Indonesia Ed VI


hal. 1446)
Rumus molekul : C3H8O2
Bentuk molekul :

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan


aseton, dan dengan kloroform. Larut
dalam eter dan dalam beberapa
minyak esensial. Tidak dapat
bercampur pada minyak lemak.
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna;
rasa khas; praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara lembab.
Stabilitas : stabil pada suhu rendah dan wadah
tertutup karena terhindar dari agen
pengoksidasi
Konsentrasi : 1-15%
pH : 3-6
Kegunaan : Pelarut, Kosolven, humektan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
3. NA BENZOAT (Farmakope Indonesia, Ed VI Hal. 1215, HOPE Ed 6 Hal.
627)

Rumus molekul : C7H5NaO2


Bentuk molekul :

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agar sukar


larut dalam etanol dan lebih mudah
larut dalam etanol 90%
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih;
tidak berbau atau praktis tidak berbau;
stabil di udara
Stabilitas : Relatif stabil dalam udara, terjadi
perubahan warna dengan adanya sinar
matahari langsung
Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan gelatin, garam
besi, garam kalsium
Konsentrasi : 0,1-0,5%
pH : 2-6
Kegunaan : Pengawet
Penyimpanan : wadah tertutup rapat, sejuk dan
kering
4. AQUADEST (Farmakope Indonesia, Ed VI Hal. 69-70)

Rumus molekul : H2O

Bentuk molekul :

Kelarutan : Dapat bercampur dengan sebagian


Pelarut polar
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau
Stabilitas : Stabil dalam semua keadaan fisik (es,
cair dan uap)
pH : 5-7
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan
wadah non reaktif yang dirancang
untuk mencegah masuknya mikroba.

V. FORMULA

Niacinamid 4%
Na CMC 4%
Propilen Glikol 5%
Natrium Benzoat 0,2 %
Aquadest Ad 100%
VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

• Perhitungan
Dibuat sediaan gel sebanyak 200 g

ZAT AKTIF
Niacinamid 4% = 4/100 × 200 g = 8 g

BASIS GEL
Na CMC 4% = 4/100 x 200 g = 8 g
Air u/ Na CMC = 20 x 8 g = 160 g = 160 ml
PPG 5% = 5/100 x 200 g = 10 g
EKSIPIEN
Natrium Benzoat 0.2% = 0.2/100 x 200 g = 0.4 g

Aquadest = 200 - (8+8+160+10+0.4)


= 200 - (186,4)
= 13,6 ml

• Penimbangan
BAHAN BOBOT TEORITIS BOBOT PRAKTEK
Niacinamid 8g
Na CMC 8g
Air untuk Na CMC 160 ml
PPG 10 g
Na Benzoat 0,4 g
Aquadest 29,7 ml
VII. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang masing -masing bahan
3. Dikembangkan Na.CMC (sehari sebelum praktikum), Gunakan beaker
glass,
4. Dituang air untuk Na.CMC 20Xnya lalu taburkan serbuk Na.CMC diatas
permukaan air dengan merata dan diamkan hingga seluruh serbuk
terdispersi dan mengembang.
5. Digerus Na.CMC yang sudah dikembangkan dengan stirrer hingga
terbentuk basis gel, kemudian ditambahkan propilen glikol ad homogen
6. Digerus Niacinamid dalam mortir ad halus dan larutkan dengan aquadest ad
homogen (M1)
7. Dicampur basis gel dan M1 menjadi satu
8. Dimasukkan Na.Benzoat ke dalam basis gel dan M1
9. Ditambahkan Sisa aquadest, lalu diaduk ad homogen.
10. Ditimbang Gel 10g, lalu dimasukkan ke dalam tube.
11. Dikemas Gel, diberi etiket dan brosur.
12. Digunakan Sisa gel untuk uji evaluasi (organoleptik, homogenitas,
viskositas, daya sebar, penetapan pH, uji pelepasan)

VIII. UJI EVALUASI DAN TABULASI


1. UJI ORGANOLEPTIK (Ansel hal 1089)
Cara : diamati sediaan gel meliputi warna, bau dan bau dengan Pancaindra
Syarat : Gel tidak pecah, bau tidak tengik, tidak ada perubahan warna
UJI HASIL
WARNA
BAU
BENTUK
2. Uji Homogenitas ( Martindale hal 647)
Alat : Object glass Cara :

Cara : 1. Dioleskan sediaan gel diatas object glass kemudian diratakan

2. Diamati partikel-partikel besar dan homogenitas zat aktif didalam gel

Syarat : tidak ada partikel-partikel besar


Formula Homogenitas
Niacinamid

3. Uji viskositas (Martin h.706; Lachmann h. 292-3)


Alat : Viskometer Brookfield
Cara : 1. Sediaan gel dimasukkan kedalam gelas viskometer
2. Pasang spindel yang sesuai
3. Gelas yang berisi sediaan diletakkan di bawah spindel
4. Turunkan spindel sampaitanda batas
5. RPMtertentu diatur sampai jarum menunjukkan pada skala dan
konstan
6. Penentuan sifar alir dilakukan dengan cara sama namun RPM berbeda
7. Hal yang sama dilakukan pada setiap formula
Syarat : Viskositas gel yang baik sebesar 2000 -4000cps

No RPM Skala η= skala x F = skala x Faktor


spindle factor(cps) KV
4. Uji Daya Sebar (R. Voight hal 381-387)
Cara : 1. Ditimbang 1 gram sediaan, diletakan di atas kaca, kemudian ditutup
dengan kaca lain diatasnya dan ditambahkan pemberat diatasnya
2. Didiamkan dan diukur dengan janga sorong
Syarat : Daya sebar sediaan topikal sekitar 5 - 7 cm
Rumus : F=3,14/4 x d x d

Formula Diameter Waktu


Verikal Horizontal
Niacinamid

5. Uji penetapan pH (FI Ed IV hal 1039)


Alat : pH meter
Cara : 1. Sisa gel ditimbang sebanyak 3,14 g, lalu dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dilarutkan dengan aquadest 30mL
2. Kertas indikator pH universal dicelupkan ke dalam larutan beaker
glass kemudian diamati perubahan warnanya
Syarat : Memenuhi kriteria pH kulit dan tidak mengiritasi yaitu dalam interval
4,5 -6,5

Formula pH
Niacinamid
6. Uji pelepasan (R. Voigt hal 382)
Cara :1. Ditimbang 10 g gel kedalam cawan petri, lalu cawan petri
dimasukkan kedalam beakerglass

2. Dipanaskan diwaterbath suhu 37 °C , Setiap 15 menit aquadest


dalam beakerglass diaduk kemudian diambil sampel sebanyak 10
ml untuk ditentukan kadarnya dengan spektrofotometri
3. Ditentukan kadar bahan aktif yang terlepas
4. Dilakukan perhitungan faktor koreksi agar hasil lebih akurat

Larutan baku : 1. Ditimbang 10 mg zat aktif kemudian dilarutkan dengan 10 ml


aquadest
2. Dibuat pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan
25 ppm, kemudian tentukan serapannya

Konsentrasi (x) Serapan (y)


IX. KEMASAN, BROSUR, ETIKET

Niacid® gel
niacinamid 4%

Netto 10 gram

INDIKASI, INDIKASI, ATURAN PEMAKAIAN DAN INFORMASI LAINNYA.


lihat pada brosur

Niacid® gel
niacinamid 4%

Netto 10 gram
No. Reg : DKL 2430020028A!
No. Batch : 4080321
Mfg. Date : Maret 2024
Exp. Date : Maret 2026 Diproduksi oleh
PT. GEMMA FARMA
Jakarta - Indonesia
INDIKASI, INDIKASI, ATURAN PEMAKAIAN DAN INFORMASI LAINNYA.
lihat pada brosur

Niacid® gel
niacinamid 4%

Netto 10 gram

No. Reg : DKL 2430020028A!


No. Batch : 4080321
Mfg. Date : Maret 2024
Exp. Date : Maret 2026 Diproduksi oleh
PT. GEMMA FARMA
Jakarta - Indonesia

Netto 10 gram
Komposisi :
Tiap gram mengandung niacinamid 4%
No. Reg : DKL 2430020028A!
INDIKASI :
No. Batch : 4080321
Untuk Pengobatan Jerawat
Mfg. Date : Maret 2024
ATURAN PEMAKAIAN :
Exp. Date : Maret 2026
Dioleskan pada pada permukaan
kulit berjerawat 2 kali sehari

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe
R. C., Sheskey, P. J.,Queen, M. E., (Editor), Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation, London, 697-699

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700,
Jakarta, UI Press.

Departemen kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.


Jakarta

Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI.


Jakarta

Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K. Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2008.

Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai