SEMESTER IV-2019
I. PREFORMULASI
1.1 Zat Aktif
Nama Zat Aktif : Cetirizine Hydrochloride
Struktur :
III. PERHITUNGAN
A. Setiap Tablet Mengandung : Cetirizine Hydrochloride 10 mg
B. Bobot Tablet : 80 mg
C. Jumlah Tablet : 40.000 tablet
3.1 Untuk Tiap Tablet
3.1.1 Fase Dalam
Fase dalam = 100 % - 2,5% = 97,5%
= 0,975x 80 mg = 78 mg
Bahan fasa dalam tanpa zat aktif /Cetirizine Hcl
78-10mg = 68 mg
Avicel 102 = 60 %
= 0,60x68 = 40,8 mg
Starch 1500 = 40 %
= 0,40 x 68 = 27,2 mg
3.3 Penimbangan
Cetirizine Hcl 400 mg
Avicel 102 1,632 mg
Starch 1500 1,088 mg
Gliceryl behenate 32,000 mg
Cellulose powder 48,000 mg
IV. ALUR PROSEDUR PEMBUATAN
Semua bahan ditimbang sesuai bobot yang diperlukan. Fase dalam
Cetirizine HCl dicampur dengan Avicel102 dan Starch 1500 lalu
dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dihomogenkan. Lalu dilakukan
evaluasi (homogenitas, kompresibilitas, sudut istirahat, dan laju alir).
Setelah evaluasi pertama, fase dalam ini ditambahkan dengan fase luar
Glyceryl Behenate dan Cellulose Powder, dicampurkan sampai homogen.
Kemudian dilakukan kembali evaluasi masa siap cetak (uji
kompresibilitas, laju alir, dan sudut istirahat). Lalu campuran ini dikempa.
Segera setelah pengempaan dilakukan evaluasi tablet (uji kekerasan,
waktu hancur, friabilitas, friksibilitas, uji keseragaman bobot dan ukuran),
dan dikemas.
Laju alir :
5.2 TABLET
5.2.1 Kekerasan ( Kemenkes RI, 2014 : 324)
A. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui ketahanan tablet dari goncangan
mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan
transportasi.
B. Alat yang digunakan
Hardness tester
C. Prosedur pengujian
Diambil 10 tablet dari tiap batch, diukur satu per satu
kekerasannya dengan hardness tester.
D. Parameter / syarat pengujian
Persyaratan kekerasan tablet>300 mg tidak bersalut adalah
4 – 7 kg/cm2.
5.2.2 Keseragaman Ukuran (Kemenkes RI, 2014 : 322)
A. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui keseragaman ukuran diameter dan
ketebalan tablet.
B. Alat yang digunakan
Jangka sorong
C. Prosedur pengujian
Diambil 20 tablet, diukur diameter dan ketebalan tablet satu
per satu menggunakan jangka sorong.
D. Parameter / syarat pengujian
Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
5.2.3 Keseragaman Bobot (Kemenkes RI, 2014 : 322)
A. Tujuan Pengujian
Untuk menjamin keseragaman bobot dari tablet yang
dibuat.
B. Alat yang digunakan
Timbang analitik
C. Prosedur pengujian
Ditimbang 20 tablet, lalu dari 20 tablet tersebut ditimbang
satu persatu. Selanjutnya dicocokan dengan kolom A dan B.
D. Parameter / syarat pengujian
Keseragaman bobot tidak tercapai jika >2 tablet
mempunyai penyimpangan bobot dari bobot rata-rata pada
kolom A dan >1 tablet mempunyai penyimpangan bobot
dari bobot rata-rata pada kolom B.
5.2.4 Waktu Hancur (Kemenkes RI, 2014 : 324)
A. Tujuan Pengujian
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing- masing monografi .
B. Alat yang digunakan
Disintegration tester
C. Prosedur pengujian
Disiapkan 6 tablet, dimasukkan dalam keranjang
desintergration tester.Dinyalakan alat dan ditunggu sampai
tablet hancur pertama kali. Dicatat waktu yang dibutuhkan
tablet untuk pertama kali hancur dan waktu tablet yang
terakhir hancur.
014 : Nomor urut obat jadi yang disetujui untuk pabrik yang ke 014