Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA SEDIAAN LIKUIDA


SUSPENSI ANTASIDA

Disusun Oleh:
Kelompok G2
Sandy Budi Pangestu 201810410311303
Indah 201810410311316
Nur Wahaidah Fitri 201810410311318
Nisaiyah Wahidatul Mamlu’ah 201810410311321
Diajeng Windihamiega Putri 201810410311320
Amara Febriyanti Putri P 201810410311323
Firzannida 201810410311325
Zetty Cahya Ningtiaz 201810410311332
Isti Kefriyanti 201810410311339
Pungky Setyo Lestari 201810410311342
Ghina Mazyyah Faizun 201810410311344
Putri Nanda Perdita 201810410311351
Della Arsita 201810410311352

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SUSPENSI
ANTASIDA” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun sesuai materi perkuliahan yang terdapat di mata kuliah
Farmasetika Sediaan Likuida yang telah dilaksanakan untuk memenuhi tugas.
Materi-materi penulis juga mengambil dari berbagai sumber pustaka dan beberapa
website dari internet. Dengan demikian, para pelajar farmasi dapat memperluas
wawasan, memahami, dan mengaplikasikan isi makalah ini dalam bidang
kefarmasian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyusunan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa farmasi
maupun pembaca lain dalam memahami mata kuliah Farmasetika Sediaan
Likuida. Kritik dan saran yang membangun selalu Penulis harapkan demi
membentuk sebuah bacaan/makalah yang lebih baik lagi.

Malang, 21 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

STUDI PRAFORMULASI ..................................................................................... 1

A. Bahan Aktif Terpilih .................................................................................... 6

B. Bentuk Sediaan Terpilih............................................................................... 6

C. Dosis dan Jumlah Kemasan ......................................................................... 6

D. Persyaratan Bentuk Sediaan ......................................................................... 7

E. Spesifikasi Sediaan....................................................................................... 8

F. Skema ........................................................................................................... 8

FORMULASI .......................................................................................................... 9

A. Formula ........................................................................................................ 9

B. Eksipien-Eksipien yang Digunakan ........................................................... 18

EVALUASI SEDIAAN ........................................................................................ 25

A. Uji Organoleptis ......................................................................................... 25

B. Uji Homogenitas (Distribusi Partikel) ....................................................... 25

C. Uji pH ......................................................................................................... 26

D. Uji Berat Jenis ............................................................................................ 27

E. Uji Viskositas ............................................................................................. 28

F. Uji Volume Sedimentasi ............................................................................ 29

G. Uji Volume Terpindahkan.......................................................................... 30

PEMBAHASAN ................................................................................................... 33

KESIMPULAN ..................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

iii
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

A. Kemasan ..................................................................................................... 38

B. Dokumentasi Pengemasan ......................................................................... 40

C. Worksheet .................................................................................................. 41

iv
STUDI PRAFORMULASI

SENYAWA AKTIF EFEK/KHASIAT EFEK SAMPING

Mg(OH)2 Magnesium hidroksida dapat Magnesium hidroksida dapat


digunakan untuk antasida, menyebabkan diare, suatu
laksan, dan juga sebagai efek yang bergantung pada
Nama Kimia :
bahan untuk tambahan pada dosis. Bisa terjadi penyakit
Magnesium Hydroxide.
berbagai macam makanan hipermagnesemia, biasanya
dan suplemen magnesium pada pasien dengan
Sinonim :
bagi orang yang sedang gangguan ginjal.
Magnesii hydroxidum, Magnesio
kekurangan vitamin. (Martindale 38th:1857)
hidroxido de, Magnesium Hydrate,
(Martindale Ed. 36
Magnesium hydroxide, Magnesium
2018:1743)
hydroksidi, Magnesium hydroxid,
Magnezium-hidroxid, Magnezyum
Hidroksit, Magnio hidroksidas.
(Martindale Ed. 36 2018:1743)

Struktur Molekul :

Berat Molekul :
58,32 g/mol
(Martindale Ed. 36 2018:1743)

Kemurnian :
Magnesium Hidroksida
mengandung tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 100,5%
Mg(OH)2 yang telah dikeringkan
pada suhu 105ᵒ selama 2 jam.

1
(FI V:802).

Organoleptis :
• Warna : Putih
• Bentuk : Serbuk
(FI IV:513)

TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN AKTIF:


Magnesium hidroksida bekerja dengan menetralkan asam lambung. Obat ini tidak
akan efektif sebelum obat ini berinteraksi dengan HCl membentuk Mg(Cl)2.
Mg(OH)2 yang tidak bereaksi akan tetap berada dalam lambung dan akan
menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama.
(Farmakologi UI Edisi 4:503)
Magnesium hidroksida sering dikombinasikan dengan aluminium yang
mengandung antasid seperti aluminium hidroksida yang dapat mencegah efek
laksatif.
(Martindale 36th:1743)
TINJAUAN FARMAKOKINETIKA BAHAN AKTIF :
Magnesium hidroksida yang diberikan secara oral relative cepat bereaksi dengan
HCl dalam lambung membentuk MgCl 2 dan H2O. Ion Mg diabsorpsisekitar 30% di
usus kecil. (Martindale 36th:1743)

2
SENYAWA AKTIF EFEK/KHASIAT EFEK SAMPING

Al(OH)3 Aluminium hidroksida Efek samping yang


digunakan untuk utama adalah
mengobati tukak peptic, konstipasi
Nama Kimia : Alumunium
nefrolitiasis fosfat dan (Farmakologi dan
hidroksida.
sebagai adsorben pada Terapi UI Edisi
keracunan. 4:503)
Sinonim :
(Farmakologi dan
Aliuminio hidroksidas;
Terapi UI Edisi 4:503)
Alumiinihydroksidi; Aluminii Dapat menyebabkan
Hydroxidum; Aluminii oxidum konstipasi dan dosis besar
hydricum; Aluminium Oxidum dapat menyebabkan
Hydricum; Aluminium (oxyde d’) gangguan intestinal.
hydrate; Aluminiumhydroxid; (Martindale 36th:1707)
Aluminum Hydroxide; Alüminyum
Hidroksit; Aluminiumoxid.
(Martindale Ed. 36 2018:1706)

Struktur Molekul :

Berat Molekul :
78,004 g/mol
(Pubchem)

Kemurnian :
Mengandung tidak kurang dari
47- 60% Al2O3 (Martindale
36th:706)

3
Organoleptis :
● Warna : Putih
● Bau : Tidak berbau
● Rasa : Tidak ada rasa
● Bentuk : Serbuk
(Farmakope Indonesia Ed. V)

● TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN AKTIF


Aluminium hidroksida bekerja dengan menetralkan asam lambung. Daya
menetralkan asam lambungnya lambat, namun masa kerjanya lebih
panjang. Al(OH)3 dan sediaan aluminium lainnya dapat bereaksi dengan
fosfat membentuk aluminium fosfat yang sukar diabsorbsi di usus kecil,
sehingga ekskresinya melalui tinja bertambah. Reaksi dari Al(OH)3 dalam
menetralkan asam lambung adalah:
Al(OH)3 + 3HCl → AlCl3 + 3H2O
(Farmakologi dan Terapi Edisi 4:502)
 TINJAUAN FARMAKOKINETIKA BAHAN AKTIF
Aluminium hidroksida yang diberikan secara oral bereaksi lambat dengan
HCl dalam lambung untukm embentuk AlCl 3 yang dapat larut (beberapa
diabsorpsi). Adanya makanan atau factor lain yang mengurangi
pengosongan lambung dapat memperpanjang ketersediaan (bioavailabilitas)
Al(OH)3 untuk bereaksi sehingga meningkatkan jumlah AlCl 3 yang
terbentuk. Sedangkan pasien dengan gagal ginjal beresiko terhadap
aluminium dan toksisitas Al(OH)3. Aluminium yang tersisa dalam saluran
cerna akan membentuk garam aluminium yang tidak dapat atau sukar
diabsorpsi (hidroksida, karbonat, fosfat, turunanasam lemak) yang akan
diekskresi melalui feses.
(Martindale 36th:1707)

4
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK KIMIA KETERANGAN KHUSUS
FISIKA

Al(OH)3 Al(OH)3 Al(OH)3


Berat molekul : 78,00 pH larutan: Tidak lebih dari ● Farmakokinetika
Kelarutan : Praktis tidak larut 10,0 - Absorpsi :
dalam air. Praktis tidak larut (FI IV:83) Diabsorpsi di usus
dalam etanol. Larut dalam Polimorfisme: Amorf kurang baik
asam mineral ence, dan Suhu : Terdekomposisi pada - Eliminasi :
larutan alkali hidroksida. suhu di atas titik lebur/tidak Absorpsi
(FI IV:83) disimpan pada suhu di atas 24 aluminium
o o diekskresikan
Titik lebur: 300 C. C.
melalui urin.
(Martindale:1707)
Mg(OH)2
Mg(OH)2
Kelarutan : Praktis tidak larut
pH: 9,5-10,5
dalam air. Praktis tidak larut Mg(OH)2
● Farmakokinetika
dalam etanol, larut dalam
Bereaksi relatif cepat
asam encer.
dengan HCL di
(FI IV:513)
o lambung untuk
Titik lebur : 2800 C
membentuk
magnesium klorida
dan air. Sekitar 30%
dari ion magnesium
diserap di usus kecil.
(Martindale:1743)

5
A. Bahan Aktif Terpilih
Kombinasi Al(OH)3 dan Mg(OH)2
Alasan : Al(OH)₃ dan Mg(OH)₂ merupakan antasida non sistemik. Pemberian
antasida non sistemik relative lebih aman dibandingkan jenis antasida
sistemik (seperti Natrium Bikarbonat) karena meminimalkan resiko efek
samping seperti urin yang bersifat alkalis. Pada pasien kelainan ginjal dapat
terjadi alkalosis metabolic. Kombinasi Al(OH)₃ dan Mg(OH)₂ mempunyai
efektivitas yang lebih baik dan toksisitas lebih rendah dibanding kombinasi
Al(OH)₃ dengan Magnesium Trisilikat (Martindale 36th Edition:1707, 1743,
1744).

B. Bentuk Sediaan Terpilih


Sediaan oral suspensi
Alasan : Mudah untuk dikonsumsi, lebih mudah untuk memberikan dosis
yang relatif besar dan mudah diberikan untuk anak-anak. Sediaan suspensi
memiliki onset yang lebih cepat (bioavailabilitas lebih baik) dibandingkan
dengan sediaan tablet atau kapsul. Dalam kondisi maag akut maupun kronis,
pasien membutuhkan obat antasida yang memiliki onset cepat dan praktis
dibawa kemanapun.

C. Dosis dan Jumlah Kemasan


1. Dosis Bahan Aktif
Antasida
Dalam sediaan 5 ml mengandung 200 mg alumunium hidroksida.
Dalam sediaan 5 ml mengandung 200 mg magnesium hidroksida.
(ISO Vol 51:319)
Aturan pakai:
Dewasa = 5 - 10 ml sendok takar, diminum 3-4 kali sehari
2. Menentukan kemasan terkecil Antasida diberikan 3 kali sehari
Dewasa = 5 - 10 ml x (4) = 20 – 40 ml
Lama penggunaan: 3 hari
Dewasa= 20 - 40 ml x (3) = 60 ml - 120 ml

6
Jadi, kemasan terkecil yang dipilih adalah 60 ml dengan Aluminium
Hidroksida (Al(OH)3) 200 mg/5 ml dan Magnesium Hidroksida
(Mg(OH)2) 200 mg/5 ml.

D. Persyaratan Bentuk Sediaan


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi yang digunakan
dengan cara tertentu harus menggunakan zat antimikroba yang sesuai
untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur seperti yang
tertera pada emulsi dengan beberapa pertimbangan penggunaan
pengawet antimikroba yang juga berlaku untuk suspensi. Suspensi harus
dikocok sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat
yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dan dosis
yang tepat, dan disimpan dalam wadah tertutup rapat (FI V, 2014).
Macam- macam suspensi, yaitu :
1. Suspensi oral, yaitu sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai dan ditujukan secara oral.
2. Suspensi topikal, yaitu sediaan cair mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk
penggunaan pada topikal, atau kulit.
3. Suspensi tetes telinga, yaitu sediaan cair yang mengandung
partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada
telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik, yaitu sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan
untuk mata.
Persyaratan suspensi oral Alumina dan Magnesia menurut
Farmakope Indonesia Edisi V yaitu suspensi oral Alumina dan
Magnesia mengandung Aluminium Hidroksida (Al(O3)) dan
Magnesium Hidroksida (Mg(OH2)) masing-masing tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

7
E. Spesifikasi Sediaan

Bentuk Sediaan Suspensi


Bahan Aktif Al(OH)3 dan Mg(OH)2
Al(OH)3 200 mg/5 ml dan Mg(OH)2 200
Kadar Bahan Aktif
mg/5 ml
pH Sediaan 7,3 - 8,5
Kemasan Terkecil 60 ml
Warna Hijau, orange
Bau Mint, jeruk
Rasa Mint, jeruk
Diperuntukan untuk Anak-anak dan dewasa

F. Skema

Bahan Aktif
Al(OH)3 dan
Mg(OH)2

Praktis tidak Tidak stabil


Sulit
mudah larut jika terkena Media air Tidak berasa
dalam air cahaya

Dibuat dalam Dikemas Air tempat


dalam botol Kurang
bentuk
Agent Aceptable
Suspensi mikroba
gelap

Untuk
Suspending Perlu Perlu perasa
meningkatkan dan pewarna Perlu Pemanis
Agent pengawet
kelarutan

CMC Na, Propolen Sorbitol,


Pipperminth
Methyl Gliko; dan Fast green, Sodium
Oil, Orange,
Selulosa, Methyl dan FCF Sakarin, dan
Flavour
Gum Xantha Paraben Sukrosa

8
FORMULASI

A. Formula
Formula 1

% Rentang Jumlah
Nama Bahan Fungsi % Pemakaian
Pemakaian / 60 ml

Bahan 200 mg/5 ml


Al(OH)3 2,4 gram
Aktif (4%)

Bahan 200 mg/5 ml


Mg(OH)2 2,4 gram
Aktif (4%)

Suspending
Gum xanthan 0.3–3.0 % 2% 1,2 gram
Agent

Wetting
Gliserin ≤ 30% 15 % 11,358 gram
Agent

Metil paraben Pengawet 0,015-0,2% 0,1% 0,06 gram

Sukrosa Pemanis ≤67% 25% 15 gram

Peppermint oil Perasa q.s q.s q.s

Fast green FCF Pewarna q.s q.s q.s

Aquadest Pelarut Ad 60 ml 49,9% 29,94 ml

Perhitungan Bahan
1. Al(OH)3 = 200 mg /5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram
2. Mg(OH)2 = 200 mg /5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram
3. Gum xanthan = 2/100 x 60 ml = 1,2 gram

9
4. Gliserin
Bj = 1,262 g/ml (HPE:283)
15 /100 x 60 ml = 9 ml x 1,262 g/ml = 11,358 gram
5. Metil paraben = 0,1/100 x 60 ml = 0,06 gram
6. Sukrosa = 25/100 x 60 ml = 15 gram
7. Aquadest = 49,4/100 x 60 ml = 29,94 ml

Perhitungan ADI
1. Gum xanthan
ADI = 10 mg/BB (HPE 6th Edition:784)

UMUR BB (kg) 10 mg/kg BB


>12 tahun 35,52 kg 0,3552 gram

Perhitungan: Gum xanthan yang digunakan adalah 1,2 gram.


Gum xanthan = 2/100 x 60 ml = 1,2 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan gum xanthan = ((30 - 60 ml)) / (60 ml) x 1,2 gram
= 0,6 – 1,2 gram (melebihi ADI).
Kesimpulan: Penggunaan gum xanthan aman, karena pemakaiannya
hanya 3 hari.
2. Gliserin
ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB Bj = 1,262 g/ml
UMUR BB (kg) 1,0 – 1,5 g/kgBB
>12 tahun 35,52 kg 35,52 – 53,28 gram
Perhitungan: Gliserin yang digunakan adalah 11,358 gram.
Bj = 1,262 g/ml (HPE:283)
Gliserin = 15/100 x 60 ml = 9 ml x 1,262 g/ml = 11,358 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan gliserin = ((30 – 60 ml)) / (60 ml) x 11,358 gram
= 5,679 – 11,358 gram (di bawah rentang ADI)
Kesimpulan: Penggunaan gliserin aman.

10
3. Metil paraben
ADI = 0 – 10 mg/kg BB
UMUR BB (kg) 0-10 mg/kg BB
>12 tahun 35,52 kg 0 - 0,3552 gram
Perhitungan: Metil paraben yang digunakan adalah 0,06 gram.
Metil paraben = 0,1/100 x 60 ml = 0,06 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan metil paraben = ((30 – 60 ml)) / (60 ml) x 0,06 gram
= 0,03 – 0,06 gram (di bawah rentang
ADI).
Kesimpulan: Penggunaan metil paraben aman.

Cara Peracikan
Cara Basah
1. Siapkan alat dan bahan, kalibrasi botol ad 60 ml
2. Timbang 2,4 g Al(OH)3 dan 2,4 g Mg(OH)2 gerus ad homogen.
3. Tambahkan 11,358 gram gliserin, gerus ad terbasahi dan homogen.
4. Timbang gum xanthan 1,2 g dan taburkan diatas cawan yang berisi
aquadest diamkan ad mengembang dan gerus ad terbentuk mucilago
lalu tambahkan ke campuran diatas lalu gerus ad homogen.
5. Tambahkan metil paraben 0,06 g, campurkan kedalam campuran
bahan gerus ad homogen.
6. Timbang 27 g sukrosa dan campurkan kedalam campuran bahan lalu
gerus ad homogen.
7. Tambahkan peppermint oil flavor dan pewarna Fast green FCF , gerus
ad homogen.
8. Tambahkan aquadest ad 60 ml, aduk ad homogen.

11
Formula 2

% Rentang Jumlah
Nama Bahan Fungsi % Pemakaian
Pemakaian / 60 ml

200 mg/5 ml
Al(OH)3 Zat aktif 2,4 g
(4%)
200 mg/5 ml
Mg(OH)2 Zat aktif 2,4 g
(4%)
Suspending
Metil selulosa 1,0-2,0 % 2,0 % 1,2 g
agent

Gliserin Wetting agent < 30 % 15% 11,358 g

Propilen glikol Pengawet 10-25% 15% 9,342 g

Sorbitol Pemanis < 70% 25% 22,35 g

Aqua Pelarut 35% 21 ml

Orange flavor Perasa qs qs

Fast green FCF Pewarna qs qs

Perhitungan Bahan
1. Al(OH)3 = 200 mg/5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram
2. Mg(OH)2 = 200 mg/5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram
3. Metil selulosa = 2,0/100 x 60 ml = 1,2 gram
4. Gliserin
Bj = 1,262 g/ml (HPE:283)
15/100 x 60 ml = 9 ml x 1,262 g/ml = 11,358 gram
5. Propilen glikol
Bj = 1,038 g/ml (HPE:592)
15/100x 60 ml = 9 ml x 1,038 g/ml = 9,342 gram

12
6. Sorbitol
Bj = 1,49 g/ml (HPE:680)
25/100 x 60 ml = 15 ml x 1,49 g/ml = 22,35 gram
7. Aquadest
35/100 x 60 ml = 21 ml

Perhitungan ADI
1. Propilen glikol
ADI = 0 – 25 mg/kgBB Bj = 1,038 g/cm3
UMUR BB (kg) 25 mg/kgBB
>12 tahun 35,52 kg 888 mg
Perhitungan: Propilen Glikol yang digunakan adalah 9,342 gram.
Bj = 1,038 g/ml (HPE:592)
Propilen glikol = 15/100 x 60 ml = 9 ml x 1,038 g/ml = 9,342 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan propilen glikol = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 9,342 gram.
= 4,671 g – 9,342 gram (melebihi rentang
ADI).
Kesimpulan: Penggunaan Propilen Glikol aman karena pemakaiannya
hanya 3 hari.
2. Gliserin
ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB Bj= 1,262 g/ml
UMUR BB (kg) 1,0 – 1,5 g/kg
>12 tahun 35,52 kg 35,52 g – 53,28 g
Perhitungan: Gliserin yang digunakan adalah 11,358 gram.
Bj = 1,262 g/ml (HPE:283)
Gliserin: 15/100 x 60ml = 9 ml x 1,262 g/ml = 11,358 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan gliserin = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 11,358 g
= 5,679 g – 11,358 gram (di bawah rentang ADI).
Kesimpulan: Penggunaan gliserin aman.

13
3. Sorbitol
ADI = 20 g/kgBB Bj= 1,49 g/ml
UMUR BB (kg) 20 g/Kg
>12 tahun 35,52 kg 710,4 g
Perhitungan: Sorbitol yang digunakan adalah 22,35 gram.
Bj = 1,49 g/ml (HPE:680)
Gliserin = 25/100 x 60ml = 15 ml x 1,49 g/ml = 22,35 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan sorbitol = ((30-60 ml) / 60 ml) x 22,35 g
= 11,175 g – 22,35 gram (di bawah rentang
ADI).
Kesimpulan: Penggunaan sorbitol aman.

Cara Peracikan
Cara Basah
1. Timbang 2,4 g Al(OH)3 dan 2,4 g Mg(OH)2 gerus ad homogen.
2. Tambahkan 11,358 ml gliserin, gerus ad terbasahi dan homogen.
3. Timbang metil Selulosa 1,2 g dan taburkan diatas cawan berisi 20 mL
air panas diamkan ad mengembang dan gerus ad terbentuk mucilage
lalu tambahkan campuran (1 dan 2) lalu gerus ad homogen.
4. Tambahkan propilen glikol 9,342 mL, campurkan kedalam campuran
bahan gerus ad homogen.
5. Timbang sorbitol 22,35 ml dan campurkan kedalam campuran bahan
lalu gerus ad homogen.
6. Tambahkan aquadest ad 60 ml, aduk ad homogen.
7. Ditambahkan orange flavor dan pewarna Fast green FCF kemudian
aduk ad homogen.

14
Formula III

% Rentang Jumlah
Nama Bahan Fungsi % Pemakaian
Pemakaian / 60 ml

200 mg/5 ml
Al(OH)3 Bahan aktif 2,4 g
(4%)

200 mg/5 ml
Mg(OH)2 Bahan aktif 2,4 g
(4%)

Suspending
CMC Na 0,1 – 1,0 % 1,0% 0,6 g
agent

Propilen glikol Pengawet 10 – 25% 20% 12,456 g

Gliserin Wetting agent ≤ 30% 30% 22,716 g

Sweeting
Sodium sccharin 0,075 – 0,6% 0,6% 0,3096 g
agent

Corrigen
Peppermint oil qs qs
saporis

Aquadest Solvent ad 60 ml 44,4% 26,64 ml

Hijau FCF Cl.


Pewarna qs qs
No. 42053

Perhitungan Bahan
1. Al(OH)3 = 200 mg/5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram.
2. Mg(OH)2 = 200 mg/5 ml x 60 ml = 2400 mg = 2,4 gram.
3. CMC Na = 1,0/100 x 60 ml = 0,6 gram.
4. Propilen glikol
Bj = 1,038g/ml (HPE:592)
30 100 x 60 ml x 1,038 g/ml = 12,456 gram.
5. Gliserin

15
Bj = 1,262g/ml (HPE:283)
30/100 x 60 ml x 1,262g/ml = 22,716 gram.
6. Sodium sakarin
Bj = 0,86 g/ml (HPE:609)
0,6/100 x 60 ml x 0,86 g/ml = 0,3096 gram.
7. Aquadest = 44,4/100 x 60 ml x 1 g/ml = 26,64 ml.

Perhitungan ADI
1. Propilen glikol
ADI = 0 - 25 mg/kgBB Bj = 1,038 g/ml
Umur BB Kg 0 – 25 mg/KgBB
>12 tahun 35,52 kg 888 mg
Perhitungan: Propilen glikol yang digunakan adalah 12,456 gram.
Bj = 1,038 g/ml (HPE:592)
Propilen glikol = 20/100 x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,456 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan propilen glikol = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 12,456 gram
= 6,228 g – 12,456 gram (melebihi
rentang ADI).
Kesimpulan: Penggunaan propilen glikol aman karena pemakaiannya
hanya 3 hari.
2. Gliserin
ADI = 1,0 – 1,5 mg/kgBB Bj = 1,262 g/ml
Umur BB Kg 1,0 – 1,5 g/kgBB
>12 tahun 35,52 kg 35,52 - 53,28 g
Perhitungan: Gliserin yang digunakan adalah 22,716 gram.
Bj = 1,262 g/ml (HPE:283)
Gliserin = 30/100 x 60 ml = 18 ml x 1,262 g/ml = 22,716 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan gliserin = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 22,716 gram
= 11,358 g – 22,716 gram (kurang dari rentang
ADI).

16
Kesimpulan: Penggunaan gliserin aman karena pemakaiannya hanya 3
hari.
3. Sodium saccharin
ADI = 0 – 5 mg/kgBB Bj = 0,86 g/ml
Umur BB (kg) 0 – 5 mg/kgBB
>12 tahun 35,52 kg 177,6 mg
Perhitungan: Sodium saccharin yang digunakan adalah 0,3096 gram.
Bj = 0,86 g/ml (HPE:609)
Sodium sakarin = 0,6/100 x 60 ml 0,86 g/ml = 0,3096 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan sodium sakarin = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 0,3096 gram
= 0,1548 g – 0,3096 gram (melebihi
rentang ADI)
Kesimpulan: Penggunaan sodium saccharin aman karena
pemakaiannya hanya 3 hari.
4. CMC Na
ADI = 4 - 10 g/hari
Umur BB (kg) 4 – 10 g/hari
>12 tahun 35,52 kg 4 – 10 g
Perhitungan: CMC Na yang digunakan adalah 0,6 gram.
CMC Na = 1,0/100x 60 ml = 0,6 gram.
Sehari = 3 x (10 – 20 ml) = 30 – 60 ml.
Kandungan CMC Na = ((30 – 60 ml) / 60 ml) x 0,6 gram
= 0,3 – 0,6 (kurang dari rentang ADI).
Kesimpulan: Penggunaan CMC Na aman.

Cara Peracikan
Cara Basah
1. Ditimbang CMC Na sebanyak 0,312 g, gerus ad halus, disishkan.
2. Ditimbang 2,4 g Al(OH)3 gerus ad halus, disishkan.
3. Ditimbang 2,4 g Mg(OH)2 gerus ad halus, disisihkan.
4. Ditimbang Propilen glikol 12,456 g, disishkan.

17
5. Dicampurkan no (1),(2),(3),(4) kemudian gerus ad homogeny.
6. Ditambahkan aquadest ad 60 ml.
7. Ditimbang 0,3096 g sodium saccharin dan campurkan kedalam
campuran bahan lalu gerus ad homogen.
8. Ditambahkan peppermint oil dan pewarna Fast green FCF , gerus ad
homogen.

B. Eksipien-Eksipien yang Digunakan


Kelarutan
Bahan Pemerian dan Berat Inkompatibilitas Fungsi
Jenis
Cairan
jernih, Larut dengan
tidak semua jenis
Aquadest berwarna, larutan (FI III, Pelarut
tidak berbau 1979). Bobot
(FI jenis 1,00.
V, 2014).
Tidak
kompatibel
Serbuk
dengan
halus,
Praktis tidak surfaktan
berwarna
larut dalam kationik,
putih-
etanol dan polimer,
krim, tidak
Xanthan eter, dan pengawet
berbau, Suspending
gum larut dalam air karena akan
mudah agent
dingin dan mengendap.
mengalir
hangat (HPE Surfaktan
(HPE
Ed 6, 2009). anionik dan
6th Ed,
amfoter dengan
2009).
kadar > 15%
menyebabkan

18
pengendapan
xanthan gum
(HPE 6th Ed,
2009).
Serbuk
berserat atau
Tidak larut
granul,
dalam etanol,
berwarna Tidak
dalam eter dan
putih. kompatibel
dalam
Suspensi dengan
kloroform,
dalam air aminakrin HCl,
larut dalam
bereaksi klorokresol,
asam asetat
Metil netral dan HgCl2, fenol, Suspending
glasial dan
selulosa membentuk resorsinol, asam agent
dalam
suspensi tannat, AgNO3,
campuran
yang setilpiridinium
volume sama
jernih hingga klorida, dan
etanol dan
opalesen, paraben (HPE
dalam
kental, dan 6th Ed, 2009).
kloroform (FI
koloidal (FI
V, 2014).
V,
2014).
Serbuk Praktis tidak Tidak
granul larut dalam kompatibel
berwarna aseton, etanol dengan larutan
putih atau 95%, eter, dan asam kuat dan
hampir putih, toluena. dengan garam Suspending
CMC Na
tidak berbau, Mudah besi terlarut dan agent
dan tidak terdispersi di beberapa logam
berasa. air pada semua lain, seperti
Bersifat suhu aluminium,
higroskopis membentuk merkuri, dan

19
setelah larutan koloidal seng. Tidak
pengeringan yang jernih. kompatibel juga
(HPE 6th Ed, Kelarutan dengan xanthan
2009). dalam air gum. Presipitasi
bervariasi dapat terjadi
tergantung pada
derajat pH < 2 dan jika
substitusi (HPE dicampur
6th Ed, 2009). dengan
etanol 95%.
CMC Na
membentuk
kompleks
koaservat
dengan
gelatin dan
pektin
serta kompleks
dengan kolagen
yang dapat
mempresipitasi
protein
bermuatan
positif tertentu
(HPE 6th Ed,
2009).
Cairan, jernih Dapat meledak dengan
seperti sirup, bercampur kehadiran zat Wetting
tidak dengan air, dan oksidator kuat agent /
Gliserin
berwarna; dengan etanol seperti humectant /
tidak berbau; (95%) ; praktis kromium zat pembasah
rasa manis, tidak larut trioksida,

20
hanya boleh dalam kalium klorat,
berbau khas kloroform P, dan kalium
lemah. eter P dan dalam
Higroskopik, minyak lemak
netral terhadap dan dalam
lakmus (FI V, Minyak
2014). Menguap.
Berat jenis
tidak kurang
dari 1,249 (FI
V, 2014).
Aktivitas
antimikroba
berkurang dengan
Hablur kecil,
adanya surfaktan
tidak Sukar larut
non-ionik
berwarna. dalam air,
karena adanya
atau serbuk dalam benzen
miselisasi. Tidak
hablur, putih, dan dalam
Metil kompatibel
tidak berbau karbontetraklori Pengawet
paraben dengan bentonit,
atau berbau da, mudah larut
Mg-trisilikat,
khas lemah, dalam etanol
talk, tragakan,
sedikti rasa dan dalam eter
natrium alginat,
terbakar (FI V, (FI V, 2014).
minyak esensial,
2014).
sorbitol, dan
atropin (HPE
6th Ed, 2009).
Cairan kental, Dapat Tidak kompatibel
jernih, rasa bercampur dengan reagen
Propilen
khas, praktis dengan air, pengoksidasi, Pengawet
Glikol
menyerap air dengan aseton, seperti potassium
pada udara dan dengan permanganat

21
lembab (FI V, kloroform P; (HPE 6th Ed,
2014). larut dalam eter 2009).
dan beberapa
minyak
esensial, dapat
bercampur
dengan minyak
lemak (FI V,
2004). Bobot
jenis 1,035 -
1,037
(FI V, 2014).
Sorbitol
membentuk kelat
larut air dengan
banyak logam
divalen dan
trivalen dalam
Serbuk, granul Sangat mudah
larutan asam dan
atau larut dalam air,
basa kuat,
lempengan, sukar larut
bereaksi
Sorbitol higroskopis, dalam etanol, Pemanis
dengan besi
warna putih, metanol dan
oksida menjadi
rasa manis (FI asam asetat (FI
tidak berwarna
V, 2014). V, 2014).
dan
meningkatkan
laju degradasi
penisilin dalam
larutan air dan
netral.

22
Praktis tidak
larut dalam
kloroform, Dapat
Serbuk putih larut dalam 400 terkontaminasi
kristalin atau bagian etanol, oleh logam berat,
kristal tidak 170 bagian yang dapat
berwarna, etanol 95%, memicu
Sukrosa tidak 400 bagian inkompatibilitas Pemanis
berbau, rasa propan-2-ol, dengan bahan
manis (HPE 0,5 bagian air, aktif, seperti
6th dan 0,2 bagian asam askorbat
Ed, 2009) air pada suhu (HPE ^th Ed,
100 derajat 2009).
celsius (HPE
6th Ed, 2014).
Hablur,
Tidak
putih, tidak
Larut dalam 1,5 mengalami
berbau atau
bagian air dan proses
Natrium agak
50 bagian Maillard Pemanis
Sakarin aromatic,
etanol (95%) P browning
sangat manis
(FI III, 1979). (HPE 6th Ed,
(FI III,
2009).
1979).
Cairan tidak
Larut dalam 3
berwarna atau
bagian volume
kuning pucat,
etanol 70%
bau khas kuat
Peppermint tidak terjadi
menusuk, rasa Perasa
Oil opalesensi (FI
pedas diikuti
V, 2014).
rasa dingin
Bobot jenis
jika
0,896 -0,908.
udara dihirup

23
melalui mulut
(FI V, 2014).

Orange Cairan, rasa


Perasa
flavour jeruk
Hijau FCF
CI. No.
Serbuk
42053
berwarna Pewarna
(Fast
hijau tua
green
FCF)

24
EVALUASI SEDIAAN

A. Uji Organoleptis
Definisi: Uji organoleptis adalah pengujian terhadap kualitas dari suatu
produk berdasarkan penilaian terhadap atribut - atribut produk dengan
menggunakan organ tubuh atau panca indra. Atribut - atribut yang biasanya
dinilai adalah rasa, warna, aroma dan tekstur (Titis, Adelya dkk. 2017).
Fungsi: Mengetahui sifat mutu produk meliputi warna, aroma, rasa, dan
tekstur.
Alat: Organ tubuh atau panca indra.
Prosedur:
a. Rasa dinilai menggunakan indra perasa lidah.
b. Warna dinilai menggunakan indra penglihatan mata.
c. Aroma dinilai menggunakan indra penciuman hidung.
d. Tekstur dinilai menggunakan indra peraba kulit dan indra pendengaran
telinga.
B. Uji Homogenitas (Distribusi Partikel)
Definisi: Uji homogenitas adalah uji yang dilakukan mengenai sama
tidaknya variansi- variansi dua buah distribusi atau lebih. Homogenitas
dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran
partikelnya dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat (ditentukan
menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat). Jika sulit dilakukan
atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara
visual (Farmakope Indonesia IV, 1995).
Fungsi: Mengetahui homogenitas dan distribusi partikel sediaan suspensi
aluminium dan magnesium hidroksida.
Alat: Mikroskop.

25
Prosedur:
a. Ambil sediaan dengan cara sampling yaitu bagian atas, tengah, dan
bawah
b. Teteskan sediaan yang telah diambil pada object glass
c. Ratakan hingga mambentuk lapisan tipis
d. Amati partikel pada tiap sampel menggunakan mikroskop. Suspensi
yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran
partikel yang relative hampir sama pada berbagai tempat pengambilan
sampel (suspense dikocok terlebih dahulu) (Farmakope Indonesia IV,
1995).
C. Uji pH
Definisi : Uji pH adalah uji yang dilakukan untuk mengukur pH. Harga pH
sendiri adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometnik (pH meter)
yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu
mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator
yang peka, elektroda kaca, dan elektrode pembanding yang sesuai.
Pengukuran dilakukan pada suhu 25°±2°, kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi. Harga pH yang diukur disini tidak persis sama
dengan yang diperoleh dengan definisi kiasik, bahwa pH = - [log H+]. Jika
pH larutan yang diukur mempunyai komposisi yang cukup mirip dengan
larutan dapar yang digunakan untuk pembakuan, pH yang diukur mendekati
pH teoritis (FI V, 2014).
Fungsi: Mengetahui kadar pH suspensi aluminium dan magnesium
hidroksida dan membandingkan pH tersebut secara teoritis.
Alat: pH meter

Sumber : www.fishersci.ca

26
Prosedur:
1. Dibersihkan electrode yang digunakan dengan aquadest.
2. Disiapkan larutan buffer standar dengan pH yang sesuai atau mendekati
pH sediaan yang akan digunakan untuk kalibrasi dan sampel suspensi.
3. Dimasukkan electrode ke dalam larutan standar buffer.
4. Diatur posisi pH meter dalam keadaan on.
5. Dicatat pH yang terbaca pada alat dan dihitung selisih pH standar
teoritis dan pH yang terbaca pada alat (selisih digunakan sebagai
faktor koreksi untuk pembacaan pH selanjutnya).
6. Dibersihkan elektroda yang digunakan dengan aquadest.
7. Diukur pH sampel suspensi.
8. Dicatat pH yang terbaca dan direplikasi sebanyak tiga kali.
Syarat: Sediaan suspensi oral aluminium dan magnesium hidroksida
memiliki pH antara 7,3 - 8,5 (FI V, 2014).
D. Uji Berat Jenis
Definisi: Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan
lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25°
zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada
masing-masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 25° (FI IV,
1995).
Fungsi: Mengetahui berat jenis suspensi aluminium dan magnesium
hidroksida.
Alat: Piknometer

Sumber : www.fishersci.ca

27
Prosedur:
1. Disiapkan sampel suspensi.
2. Dibersihkan piknometer dan dikeringkan.
3. Ditimbang piknometer kosong dengan neraca analitik dan dicatat
beserta volume yang tertera pada piknometer.
4. Diisi piknometer dengan sampel suspensi sampai garis tanda.
5. Diesuaikan suhu yang tertera pada piknometer dengan suhu sediaan.
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel suspensi.
7. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
8. Dihitung berat jenis masing-masing replikasi dengan rumus:

di mana, m2 = berat piknometer berisi sampel suspensi; m1 = berat


piknometer kosong; dan V = volume yang tertera pada piknometer.
9. Dihitung rata-rata berat jenisnya.
E. Uji Viskositas
Definisi: Uji viskositas adalah uji yang digunakan untuk mengukur dan
menganalisa tingkat kekentalan (viskositas) pada suatu zat cair. Viskositas
adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. dimana makin tinggi tingkat kekentalan maka semakin besar
tingkat hambatannya. Viskositas didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar
melewati permukaan datar lain dalam kondisi tertentu bila ruang di antara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju tegangan geser. Satuan
dasarnya yaitu poise; namun oleh karena kekentalan yang diukur umunya
merupakan harga pecahan poise, maka lebih mudah digunakan satuan dasar
sentipoise (1 poise = 100 sentipoise) (Farmakope Indonesia IV, 1995).
Fungsi: Mengetahui kekentalan (viskositas) suspensi aluminium dan
magnesium hidroksida.
Alat: Viskometer Brookfield

28
Prosedur:
1. Disiapkan suspensi dalam beaker glass.
2. Dipasang spindle pada gantungan spindle Viskometer Brookfield.
3. Diturunkan spindle ad batas spindle tercelup ke dalam suspensi.
4. Dinyalakan Viskometer Brookfield.
5. Dinyalakan motor dengan menekan tombol on.
6. Diatur kecepatan motor di kecepatan terendah.
7. Dibiarkan spindle berputar ad konstan kemudian dihentikan sejenak
untuk melihat skala yang ditunjuk oleh jarum merah dan dicatat.
8. Dilanjutkan pengukuran dengan kecepatan yang lebih tinggi.
9. Dibiarkan spindle berputar ad konstan kemudian dihentikan sejenak
untuk melihat skala yang ditunjuk oleh jarum merah dan dicatat.
10. Dilanjutkan pengukuran sampai kecepatan yang paling tinggi.
11. Dihitung viskositas suspensi dengan mengalikan skala pembacaan.
F. Uji Volume Sedimentasi
Definisi: Uji volume sedimentasi merupakan laju sedimentasi secara praktis
dapat diturunkan dengan mengurangi diameter partikel rata-rata dan
meningkatkan viskositas (David S. Jones. 2008).
Fungsi: Mengetahui stabilitas suatu sediaan.
Alat: -
Prosedur:
1. Hitung volume sedimentasi dapat menggunakan rumus:
F = Vs / Vi
di mana F = volume sedimentasi, Vs = volume akhir endapan, dan Vi

29
= volume awal suspensi
G. Uji Volume Terpindahkan
Definisi: Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa cairan oral yang
dikemas dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 ml, yang
tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cain yang dikonstitusi dan
bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan volume
yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume
terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket. Uji ini tidak ditujukan untuk
sediaan wadah dosis tunggal, jika dalam monografi tertera Keseragaman
sediaan.
Fungsi: Memastikan cairan oral yang dikemas jika dipindahkan dari wadah
asli, akan memberikan volume terpindahkan sediaan seperti tertera pada
etiket.
Alat: Gelas ukur

Prosedur:
1. Dituang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi,
secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara
pada waktu penuangan.
2. Didiamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
3. Jika telah bebas dari gelembung udara, diukur volume dari tiap
campuran.
Syarat: Memenuhi syarat seperti tertera pada skema di bawah. Volume rata-
rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan tidak
ada satu wadahpun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera
pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100% dari volume
yang tertera pada etiket, tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya kurang

30
dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B adalah volume rata-
rata tidak kurang dari 100% dan tidak lebih dari satu wadah yang volumenya
kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dan 90% dari volume yang tertera pada
etiket, lakukan uji terhadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan
yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang
tertera pada etiket, dan volume cairan yang diperoleh tidak lebih dari satu
dari 30 wadah yang volumenya kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari
90% dari volume yang tertera pada etiket (Farmakope Indonesia V, 2014).

31
32
PEMBAHASAN

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak
larut, kemudian terdispersi dalam fase cair. Suspensi yang digunakan dengan cara
tertentu harus menggunakan zat antimikroba yang sesuai untuk melindungi
kontaminasi bakteri, ragi dan jamur seperti yang tertera pada emulsi dengan
beberapa pertimbangan penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk
suspensi. Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin
distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin
keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat (FI V, 2014).
Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan antasida dalam bentuk suspensi
yang mengandung 200 mg Al(OH)3 dan 100 mg Mg(OH)2 (ISO Vol 51:319).
Volume sediaan adalah 60 ml dengan estimasi penggunaan obat selama 3 hari
dengan sendok takar 5 ml. Bentuk sediaan suspensi dipilih dengant tujuan agar
mudah untuk dikonsumsi, lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif
besar, dan mudah diberikan, serta memiliki onset yang lebih cepat
(bioavailabilitas lebih baik) dibandingkan dengan sediaan padat. Adapun
persyaratan suspensi oral Alumina dan Magnesia menurut Farmakope Indonesia
Edisi V yaitu suspensi oral Alumina dan Magnesia mengandung Aluminium
Hidroksida (Al(OH)3) dan Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) masing-masing
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket (FI V, 2014).
Formula suspensi oral antasida yang terpilih adalah formula III yang terdiri
dari 2,4 gram Al(OH)3, 2,4 gram Mg(OH)2, 0,6 gram CMC Na, 12,456 gram
propilen glikol, 22,716 gram gliserin, 0,3096 gram sakarin Na, 26,64 ml aquadest,
serta minyak permen dan pewarna hijau secukupnya. Cara pembuatan yang
digunakan adalah cara basah agar suspending agent dapat mengembang sempurna
dan campuran lebih homogen. Secara umum, pembuatan suspensi oral antasida
dengan cara basah dimulai dengan mengembangkan suspending agent dengan
aquadest terlebih dahulu. Setelah itu, bahan aktif yang telah halus dan homogen
dan telah dicampur dengan bahan pembasah dicampur dengan suspending agent

33
hingga terbentuk korpus suspensi. Pemanis dan pengawet sebaiknya ditambahkan
dalam bentuk terlarut sebelum penambahan perasa dan pewarna agar tidak
mengganggu volume sediaan.
Pada proses evaluasi suspensi antasida DOEN, sifat organoleptis yang
teramati adalah yang didapat uji organoleptis dengan warna putih, bau mint, rasa
mint manis. pH suspensi yang terukur dengan pH meter adalah 8,32, di mana pH
tersebut sesuai dengan syarat di FI V (rentang pH 7,3 – 8,5). Kemudian pada
pengukuran volume terpindahkan diperoleh volume 58,3 ml setelah tiga kali
replikasi. Viskositas suspensi diukur dengan viscometer Brookfield dengan
kecepatan 0,3; 0,6; 1,5; 3; dan 6 rpm dan diperoleh viskositas sebesar 5400, 3400,
1640, 960, dan 560 poise. Berat jenis suspensi dihitung dengan membandingkan
antara berat jenis sampel dan berat jenis aquadest pada suhu yang sama dengan
piknometer dan diperoleh berat jenis 1,10 g/ml. Homogenitas partikel suspensi
dilihat melalui mikroskop dan rata-rata ukuran partikel yang diperoleh adalah
9,215 µm. Pengukuran volume sedimentasi dilakukan setelah suspensi didiamkan
selama 7 hari dan diperoleh volume sedimen 54 ml (F = 0,9).

34
KESIMPULAN

Sediaan suspensi memiliki banyak keuntungan terutama terkait dengan


efektivitas dan akseptabilitas obat. Dalam formulasi, penentuan eksipien-eksipien
yang digunakan akan menentukan karakteristik suspensi yang terbentuk.
Pembuatan suspensi dengan cara basah umumnya lebih disukai karena suspensi
menjadi lebih stabil dengan suspending agent yang mengembang sempurna.
Evaluasi berbagai parameter sediaan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
sediaan suspensi memenuhi persyaratan-persyaratan yang dapat ditentukan dalam
literature dan dari hasil evaluasi suspensi antasida DOEN dapat disimpulkan
bahwa sediaan suspensi tersebut lolos pengujian dan layak edar.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anwar , Effionora. 2012.Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan


Aplikasi. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
BNF, 2018, British National Formulary 76th Edition, BMJ Publishing Group,
London. David S. Jones. 2008, Pharmaceutics - Dosage Form and Design, :
Pharmaceutical Press
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1995, Farmakope
Indonesia Edisi IV, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2014, Farmakope
Indonesia Edisi V, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Fatmawati, Umi., 2018, Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen
dengan Suspending Agent Gom Arab dan CMC-Na, Jurnal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, 1(1).
Ganiswara, S.G., 2000, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 800, Bagian
Farmakologi FKUI, Jakarta.
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Volume 51, 2014, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta.
Niazi, S. K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Liquid Products, Second Edition, Volume Three, Informa Healthcare, USA.
Peraturan BPOM RI Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pembawa.
Rowe, C., Raymond, J. Paul, and Marian, E. Quinn, 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation, London.
Sweetman, S. C. 2009. The 36th edition of Martindale: The Complete Drug
Reference. London, England, UK: Pharmaceutical Press.

36
Titis, Adelya dkk., 2017, Pengawasan Mutu Makanan , Malang : Universitas
Brawijaya Press.

37
LAMPIRAN

A. Kemasan

38
39
B. Dokumentasi Pengemasan

40
NAMA PERUSAHAAN :
PT PHARMACON LABS.
Malang – Indonesia
DOKUMEN SPESIFIKASI NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN
PRODUK 02/QC/01/XII/2020 DOKUMEN:
12 DESEMBER 2020

NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)


BENTUK SEDIAAN Suspensi
KADAR BAHAN AKTIF 1. Al(OH)3 : 200 mg/5 ml
2. Mg(OH)2 : 200 mg/5 ml
pH 7,3 - 8,5
WARNA Green
BAU Mint
RASA Mint
KEMASAN Botol 60 ml
EXPIRED DATE 12 Februari 2023

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Research and Development Supervisor

Firzannida Amara Febriyanti Putri P.

41
b

NAMA PERUSAHAAN :
PT PHARMACON LABS.
Malang – Indonesia
DOKUMEN NO. TANGGAL PENYUSUNAN
KEBUTUHAN DOKUMEN: DOKUMEN: 12 DESEMBER 2020
BAHAN 02/QC/01/XII/20
20
NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

NAMA BAHAN FUNGSI KEBUTUHAN (GRAM)


Al(OH)3 Bahan aktif 2,4 g
Mg(OH)2 Bahan aktif 2,4 g
CMC Na Suspending agent 0,6 g
Propilen glikol Pengawet 12,456 g
Gliserin Wetting agent 22,716 g
Sodium saccharin Sweeting agent 0,3096 g
Peppermint oil Corrigen saporis qs
Hijau FCF Cl. No. 42053 Pewarna qs
(Fast green FCF)
Aquadest Pelarut Ad 60 ml

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Research and Development Supervisor

Della Arsita Pungky Setyo L.

42
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida h

NAMA PERUSAHAAN :
PT PHARMACON LABS.
Malang – Indonesia
DOKUMEN RANCANGAN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN
PROSEDUR PRODUKSI 02/QC/01/XII/2020 DOKUMEN: 12 DESEMBER 2020

NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

Flow-chart prosedur produksi

Disiapkan alat dan bahan yang akan

Dikalibrasi botol 60 ml

Ditimbang bahan- bahan yang akan digunakan

Dimasukkan bahan aktif kedalam mortir gerus ad halus,


pindahkan ke kertas perkamen sisihkan

Dibuat suspending agent: masukkan aquadest CMC Na kedalam mortir


kemudian taburkan CMC Na tunggu ad mengembang (campuran 1)

Dimasukkan propilen glikol dan gliserin ke mortir gerus


ad larut (campuran 2)

Dimasukkan Al(OH)3 dan Mg(OH)2 ke dalam campuran 2gerus ad homogen

Dimasukkan campuran 2 kedalam campuran 1 gerus ad terbentuk


corpus suspensi

Dilarutkan Sodium saccharin + aquadest qs ad larut (campuran 3)

Dimasukkan campuran 3 ke campuran 1 gerus ad homogen

43
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida h

Ditambahkan oleum menthaepip dan hijau FCF CI No. 42053 gerus ad semua bahan tercampur

Dimasukkan sediaan kedalam gelas ukur tertutup ad 60 ml kemudian tutup dengan alumunium foil
tunggu ad ± 4 minggu

Dimasukkan sediaan kedalam gelas ukur tertutup ad 60 ml kemudian tutup dengan alumunium
foil tunggu ad ± 4 minggu

Dipindahkan sediaan ke botol 60 ml ± setelah 4 minggu

Dimasukkan kedalam kemasan yang sudah disiapkan

Antalam siap digunakan

Uraian prosedur produksi

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dikalibarrasi botol 60 ml 3.
3. Ditimbang bahan – bahan yang akan digunakan 4.
4. Dimasukkan Al(OH)3 dan Mg(OH)2 ke dalam mortir gerus ad halus, pindahkan ke kertas
perkamen sisihkan.
5. Dibuat suspending agent: masukkan aquadest CMC Na ke dalam mortir kemudian taburkan
CMC Na tunggu ad mengembang (mortir 1).
6. Dimasukkan propilen glikol dan gliserin kedalam mortir gerus ad larut (mortir 2).
7. Dimasukan (4) ke dalam (6) gerus ad homogen
8. Dimasukkan (7) ke dalam (1) gerus ad terbentuk corpus suspensi.
9. Dilarutkan sodium saccharin + aquadest qs ad larut (mortir 3).
10. Dimasukkan (9) ke dalam (8) gerus ad semua bahan tercampur.

44
11. Ditambahkan oleum menthaepip dan hijau FCF CI No. 42053 ke dalam (10) gerus ad homogen.
12. Dimasukkan (11) ke dalam gelas ukur tertutup tambahkan aquadest ad 60 ml kemudian
tutup dengan alumunium foil tunggu ± 4 minggu.
13. Dipindahkan (12) ke dalam botol 60 ml setelah ± 4 minggu.
14. Dimasukkan (13) ke dalam kemasan yang sudah disiapkan.
15. (14) siap digunakan

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Research and Development Supervisor

Firzannida Amara Febriyanti Putri P

45
d

NAMA PERUSAHAAN :
PT . PHARMACON LABS
Malang – Indonesia
DOKUMEN KONTROL NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN DOKUMEN:
BAHAN MENTAH 02/QC/01/12/2020 12 DESEMBER 2020

NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

NAMA BAHAN SERTIFIKAT ANALISIS ORGANOLEPTIS


Serbuk amorf, putih, tidak berbau,
Al(OH)3 Ada
tidak berasa
Mg(OH)2 Ada Serbuk putih, ringan
Serbuk granul bewarna putih atau
CMC Na Ada hampir putih,tidak berbau, dan tidak
berasa
Cairan kental jernih, tidak bewarna,
Propilen glikol Ada rasa khas, praktis menyerap air pada
udara lembab
Cairan jernih seperti sirup, tidak
bewarna, tidak berbau, rasa manis,
Gliserin Ada
hanya boleh berbau khas lemah(tajam
atau tidak enak)
Hablur, putih, tidak berbau,atau agak
Sodium saccharin Ada
aromatic, sangat manis
Tak bewarna atau kuning muda
Oleum menthaepip Ada rasanya mudah dikenal, pedas , tidak
pahit apabila diisap

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Quality Control Supervisor

Firzannida Pungky Setyo L.

46
d

NAMA PERUSAHAAN :
PT. PHARMACON LABS
Malang- Indonesia
DOKUMEN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN
PENIMBANGAN BAHAN 02/P/01/XII/2020 DOKUMEN:
12 DESEMBER 2020

NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

BOBOT PENIMBANGAN
NAMA BAHAN FUNGSI
(GRAM)
Al(OH)3 Bahan aktif 2,4 g
Mg(OH)2 Bahan aktif 2,4 g
CMC Na Suspending agent 0,6 g
Propilen glikol Pengawet 12,456 g
Gliserin Wetting agent 22,71 g
Sodium saccharin Sweeting agent 0,3096 g
Oleum menthaepip Corrigen saporis qs
Aquadest Solvent 26,64 ml
Oleum mentae pip Corrigen saporis qs
Hijau FCF CI. No. 42053 Pewarna qs

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Produksi Bagian Quality Control Supervisor

Della Arsita Firzannida Amara Febriyanti Putri P

47
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida
f

NAMA PERUSAHAAN :
PT. PHARMACON LABS
Malang - Indonesia
DOKUMEN PELAKSANAAN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN
PRODUKSI 02/P/01/12/2020 DOKUMEN:
12 DESEMBER 2020
NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

Flow-chart prosedur produksi IN PROCESS


CONTROL
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Dikalibrasi botol 60 ml

Ditimbang bahan- bahan yang akan digunakan

Dimasukkan bahan aktif ke dalam mortir gerus ad halus, pindahkan


ke kertas perkamen sisihkan

Dibuat suspending agent: masukkan aquadest CMC Na kedalam mortir


kemudian taburkan CMC Na tunggu ad mengembang (campuran 1)

Dimasukkan propilen glikol dan gliserin ke mortir gerus ad larut


(campuran 2)

Dimasukkan Al(OH)3 dan Mg(OH)2 kedalam campuran 2 gerus ad


homogen

Dimasukkan campuran 2 kedalam campuran 1 gerus ad terbentuk corpus


suspensi

48
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida
f

Dilarutkan Sodium saccharin + aquadest qs ad larut (campuran 3)

Dimasukkan campuran 3 kedalam campuran 1 gerus ad homogen

Ditambahkan oleum menthaepip dan hijau FCF CI. No. 42053 gerus
ad semua bahan tercampur

Dimasukkan sediaan kedalam gelas ukur tertutup ad 60 ml kemudian


tutup dengan alumunium foil tunggu ad ± 4 minggu

Dipindahkan sediaan kedalam botol 60 ml ± setelah 4 minggu

Dimasukkan kedalam kemasan yang sudah disiapkan

Antalam siap digunakan

Uraian prosedur produksi

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dikalibarrasi botol 60 ml
3. Ditimbang bahan – bahan yang akan digunakan
4. Dimasukkan Al(OH)3 dan Mg(OH)2 kedalam mortir gerus ad halus,
pindahkan ke kertas perkamen sisihkan
5. Dibuat suspending agent: masukkan aquadest CMC Na kedalam mortir
kemudian taburkan CMC Na tunggu ad mengembang (mortir 1)
6. Dimasukkan propilen glikol dan gliserin kedalam mortir gerus ad larut
(mortir 2)
7. Dimasukan (4) kedalam (6) gerus ad homogen
8. Dimasukkan (7) kedalam (1) gerus ad terbentuk corpus suspense
9. Dilarutkan sodium saccharin + aquadest qs ad larut (mortir3 )
10. Dimasukkan (9) kedalam (8) gerus ad semua bahan tercampur
11. Ditambahkan oleum menthaepip dan hijau FCF CI. No. 42053 kedalam
(10) gerus ad homogen
12. Dimasukkan (11) kedalam gelas ukur tertutup tambahkan aquadest ad 60
ml kemudian tutup dengan alumunium foil tunggu ± 4 minggu
13. Dipindahkan (12) kedalam botol 60 ml setelah ± 4 minggu
14. Dimasukkan (13) kedalam kemasan yang sudah disiapkan
15. (14) siap digunakan
49
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida
f

Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020


Bagian Produksi Bagian Quality Control Supervisor

Amara Febriyanti Putri P. Della Arsita Pungky Setyo L.

50
NAMA PERUSAHAAN :
PT. PHARMACON LABS.
Malang – Indonesia
DOKUMEN PELAKSANAAN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN DOKUMEN:
EVALUASI 02/QC/01/XII/2020 12 DESEMBER 2020

NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

EVALUASI Uji Organoleptis, Uji pH, Uji Volume Terpindahkan, Uji Berat
Jenis, Uji Viskositas, Uji Distribusi Partikel, dan Uji Volume
Sedimentasi

URAIAN PROSEDUR EVALUASI HASIL EVALUASI

1. Uji Organoleptis 1. Uji Organoleptis


Alat: Organ tubuh atau pancaindera a. Warna : Hijau muda
a. Diamati warna sediaan dengan mata b. Bau : Mint lemah
b. Dicium bau sediaan dengan hidung c. Rasa : Mint, manis
c. Diteteskan sediaan kemudian dirasakan dengan lidah

2. Uji pH 2. Uji pH
Uji pH adalah uji yang dilakukan untuk mengukur pH, di mana a. pH larutan buffer
pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH standar
meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, - pH teoritis
yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH = 7,00
menggunakan electrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan - pH terbaca
electrode pembanding yang sesuai (FI V, 2014). = 6,91
Alat: Potensiometer / pH meter - Faktor koreksi
a. Dibersihkan electrode yang digunakan dengan aquadest. = 0,09
b. Dimasukkan electrode ke larutan buffer standar dengan pH b. pH sampel
yang mendekati pH sediaan. - pH terbaca
c. Dinyalakan pH meter dengan menekan tombol on. = 8,23
d. Dicatat pH yang terbaca dan faktor koreksinya. - pH sebenarnya
e. Dibersihkan elektroda yang digunakan dengan aquadest. = 8,32
f. Dimasukkan electrode ke sampel suspensi di beaker glass.
g. Dicatat pH yang terbaca dan disesuaikan dengan faktor
koreksinya.
h. Dibersihkan elektroda dengan aquadest dan ditutup kembali.
Syarat: Sediaan suspensi oral aluminium dan magnesium
hidroksida memiliki pH antara 7,3 – 8,5 (FI V, 2014).
3. Uji Volume
3. Uji Volume Terpindahkan Terpindahkan
Alat: Gelas ukur a. Replikasi I = 59 ml
a. Dituang perlahan-lahan suspensi dari botol ke gelas ukur. b. Replikasi II = 58 ml
b. Didiamkan sebentar ad bebas dari gelembung udara. c. Replikasi III = 58
c. Diukur volume suspensi di gelas ukur. ml
d. Dilakukan replikasi sebanyak 3x ̅
e. Dihitung rata-rata hasil pengukuran volume terpindahkan.
Syarat: Memenuhi syarat seperti tertera pada skema di bawah.
Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak ̅

51
kurang dari 100%, dan tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket. Jika A
adalah volume rata-rata kurang dari 100% dari volume yang
tertera pada etiket, tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B
adalah volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak lebih
dari satu wadah yang volumenya kurang dari 95%, tetapi tidak
kurang dan 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan uji
terhadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan yang
diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari volume
yang tertera pada etiket, dan volume cairan yang diperoleh tidak
lebih dari satu dari 30 wadah yang volumenya kurang dari 95%,
tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket
(FI V, 2014).

4. Uji Berat Jenis 4. Uji Berat Jenis


Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, a. Piknometer kosong
penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali - Suhu = 20ºC
dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara - Vol. = 24,619 ml
pada suhu 25ºC terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang - Berat = 33,14 g
sama (FI IV, 1995). b. Piknometer +
Alat: Piknometer aquadest
a. Disesuaikan suhu piknometer kosong dengan merendamnya - Berat = 57,40 g
dalam air es. c. Piknometer +
b. Dibersihkan piknometer kosong dan ditimbang dengan suspensi
neraca. - Berat = 59,93 g
c. Dicatat hasil penimbangan beserta volume yang tertera pada d. Berat jenis aquadest
piknometer.
d. Diisi piknometer dengan aquadest sampai garis tanda.
e. Disesuaikan suhu piknometer berisi aquadest dengan
merendamnya dalam air es.
f. Dibersihkan piknometer berisi aquadest dan ditimbang
dengan neraca.
g. Dicatat hasil penimbangan. e. Berat jenis sampel
h. Diisi piknometer dengan suspensi sampai garis tanda.
i. Disesuaikan suhu piknometer berisi ssuspensi dengan
merendamnya dalam air es.
j. Dibersihkan piknometer berisi suspensi dan ditimbang
dengan neraca.
k. Dicatat hasil penimbangan.
l. Dihitung berat jenis aquadest dan suspensi dengan rumus: f. Berat jenis suspensi

dimana, W2 = berat piknometer berisi aquadest/suspensi; W1


= berat piknometer kosong; dan V = volume yang tertera
pada piknometer.

5. Uji Viskositas
5. Uji Viskositas
Uji viskositas adalah uji yang digunakan untuk mengukur dan
a. v = 0,3 rpm; hasil =
menganalisa tingkat kekentalan (viskositas) pada suatu zat cair.
27; faktor = 200
Satuan dasarnya yaitu poise, namun oleh karena kekentalan yang
Viskositas = 5400
diukur umumnya merupakan harga pecahan poise, maka lebih
poise

52
mudah digunakan satuan dasar sentipoise (1 poise = 100
sentipoise) (FI IV, 1995). b. v = 0,6 rpm; hasil =
Alat: Viskometer Brookfield 34; faktor = 100
a. Disiapkan suspensi dalam beaker glass. Viskositas = 3400
b. Dipasang spindle pada gantungan spindle Viskometer poise
Brookfield.
c. Diturunkan spindle ad batas spindle tercelup ke dalam c. v = 1,5 rpm; hasil =
suspensi. 41; faktor = 40
d. Dinyalakan Viskometer Brookfield. Viskositas =1640
e. Dinyalakan motor dengan menekan tombol on. poise
f. Diatur kecepatan motor di kecepatan terendah.
g. Dibiarkan spindle berputar ad konstan kemudian dihentikan d. v = 3 rpm; hasil =
sejenak untuk melihat skala yang ditunjuk oleh jarum merah 48; faktor = 20
dan dicatat. Viskositas = 960
h. Dilanjutkan pengukuran dengan kecepatan yang lebih tinggi. poise
i. Dibiarkan spindle berputar ad konstan kemudian dihentikan
sejenak untuk melihat skala yang ditunjuk oleh jarum merah e. v = 6 rpm; hasil =
dan dicatat. 56; faktor = 10
j. Dilanjutkan pengukuran sampai kecepatan yang paling Viskositas = 560
tinggi. poise
k. Dihitung viskositas suspensi dengan mengalikan skala
pembacaan.

6. Uji Homogenitas / Uji Distribusi Partikel 6. Uji Homogenitas / Uji


Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel Distribusi Partikel
maupun distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan
sampel pada berbagai tempat. Jika sulit dilakukan atau
membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan
secara visual (FI IV, 1995).
Alat: Mikroskop
a. Dibuat sampel dengan mengencerkan 1 tetes suspensi dengan
3 tetes aquadest.
b. Diteteskan sampel pada object glass, diratakan.
c. Diamati ukuran partikel pada mikroskop.
Rata-rata ukuran
partikel suspensi
=
( ) ( ) ( )

=
= = 9,215 µm

7. Uji Volume
7. Uji Volume Sedimentasi
Sedimentasi
Alat: Gelas ukur
Volume sedimen
a. Dituang perlahan-lahan suspensi ke dalam gelas ukur
= 54 ml
bertutup.
Volume sedimentasi
b. Didiamkan selama 7 hari di suhu ruang.
c. Diukur volume sedimen/endapan/flok di gelas ukur
d. Dihitung volume sedimentasi dengan rumus:

53
Tanggal Dokumen Disetujui 12 Desember 2020
Bagian Quality Control Supervisor

Firzannida Pungky Setyo L.

54
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida
h

NAMA PERUSAHAAN :
PT. PHARMACON LABS.
Malang – Indonesia
DOKUMEN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN DOKUMEN:
RANCANGAN 02/RnD/01/XII/2020 11 DESEMBER 2020
KEMASAN
NAMA PRODUK ANTALAM (Suspensi Antasida)

BAHAN PENGEMAS Botol kaca coklat


PRIMER
BAHAN PENGEMAS Kertas karton
SEKUNDER
KELENGKAPAN Etiket sediaan
KEMASAN Brosur sediaan
Stiker botol
ALAT PENAKAR Sendok takar 5 mL

Gambar desain kemasan

1. Kemasan sekunder
Petunjuk Praktikum
Farmasetika Sediaan Likuida
h

2. Stiker botol

3. Brosur sediaan

Tanggal Dokumen Disetujui 11 Desember 2020


Bagian Research and Development Supervisor

Amara Febriyanti Putri P. Della Arsita

Anda mungkin juga menyukai