Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN SUSPENSI ANTASIDA

KELOMPOK C3
KELAS: C
• SITI NURHALIZA (201810410311103)
• ANNISA MAGHFIRA M. A (201810410311115)
• CINDY (201810410311110)
• FRIMELDA LUCYA K. (201810410311113)
• ROFIQOH WULANDARI (201810410311127)
• MUHAMMAD FIRDAUS (201810410311153)
• ERINDA HESTIA NINGRUM (201810410311132)
• NIDA ANISAH (201810410311144)
• IMA DWI RAHMAWATI (201810410311126)
• WANDA FIRDAUS SITA (201810410311141)
• AULA OKTADINA (201810410311133)
• KARTIKA SITA WULANDARI (201810410311138)

DOSEN PEMBIMBING:

Apt. Dian Ermawati, M. Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami membahas mengenai
pembuatan sediaan suspense antasida.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing Ibu Hj. Dian Ermawati,
S.Farm., M.Farm., Apt. dan teman-teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan motivasi membantu dalam meneyelesaikan laporan akhir ini. Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
namun kritikan dan masukan dari pembaca yang bersifat membangun dapat dijadikan
patokan agar kedepannya kami dapat lebih baik.

Malang, 26 Desember 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

Antasid lalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasid tidak mengurangi volume HCI yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH. akan menurunkan aktivitas pepsin. Beberapa antasid,
misalnya aluminium hidroksida, diduga menghambat pepsin secara langsung. Kapasitas
menetralkan asam dari berbagai antasid pada dosis terapi bervariasi, telapi umumnya pH
lambung tidak sampai di atas 4, yaitu keadaan yang jelas menurunkan aktivitas pepsin;
kecuali bila pemberiannya sening dan terus menerus. Mula kerja antasid sangat bergantung
pada kelarutan dan kecepatan netralisasi asam sedangkan kecepatan pengosongan lambung
sangat menentukan masa kerjanya.

Umumnya antasid merupakan basa lemah. Basa yang kuat seperti Magnesium
hidorksida secara teoritis dapat meninggikan pH sampai 9, tetapi kenyataannya tidak terjadi.
Semua antasid meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan pH yang meningkatkan
aktivitas gastrin. Antasid dibagi dalam dua gologan yaitu antasid sistemik dan antasid non
sistemik. Antasid sistemik diabsorpsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urine bersifat
alkalis. Antasid non sistemik hampir tidak di absorpsi dalam usus sehingga tidak
menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasid non sistemik adalah sediaan magnesium,
aluminium dan kalsium. (Farmakologi dan Terapi FK UI, edisi 5, 2012, p. 518)

1.1 Tinjauan Bahan Aktif


Senyawa Aktif Efek/Khasiat Efek Samping
Magnesium hidroksida Magnesium hidroksida Magnesium hidroksida dapat
adalah antasida yang menyebabkan diare, suatu
diberikan dalam dosis oral efek yang bergantung pada
hingga sekitar 1 g. Ini dosis. Bisa terjadi
sering diberikan dengan hipermagnesemia, biasanya
(Mg(OH)2) antasida yang mengandung pada pasien dengan
aluminium seperti gangguan ginjal.
aluminium hidroksida yang
melawan efek pencahar.
(Martindale 36th hal.
Magnesium hidroksida juga
1743)
diberikan sebagai pencahar
osmotik dalam dosis oral
sekitar 2 sampai 5 g.
Magnesium hidroksida juga
telah digunakan sebagai
tambahan makanan dan
sebagai suplemen
magnesium dalam keadaan
kekurangan. (Martindale
36th hal. 1743)
Alumunium hidroksida Aluminium hidroksida Dapat menyebabkan
(Al(OH)3) digunakan sebagai antasida. konstipasi dan dosis besar
Itu diberikan secara lisan dapat menyebabkan
dalam dosis hingga sekitar 1 gangguan intestinal.
g, antara makan dan saat (Martindale 36th hal.
tidur. Untuk mengurangi 1706)
efek sembelit, aluminium
hidroksida sering diberikan
dengan antasida yang
mengandung magnesium,
seperti magnesium oksida
atau magnesium hidroksida.
(Martindale 36th hal.
1707)

1.2 Karakteristik Fisika Kimia

Karakteristik Fisik Karakteristik Kimia Keterangan Khusus


Magnesium hidroksida  Mengandung Farmakologi : Magnesium hidroksida
(Mg(OH)2) tidak kurang dari digunakan sebagai katartik dan antasid.

95,0% dan tidak Obat ini praktis tidak larut dan tidak
Pemerian : serbuk putih,
elektif sebelum obat ini bereaksi
ringan. (FI V hal. 802) lebih dari 100,5% dengan HCI membentuk MgClz.
Mg(OH)2 yang Magnesium hidroksida yang tidak
Kelarutan : Praktis tidak
telah dikeringkan. bereaksi akan tetap berada dalam
larut dalam air dan dalam
(FI V hal. 802) lambung dan akan menetralkan HCI
etanol, larut dalam asam
yang disekresi belakangan sehingga
encer. (FI V hal. 802)
masa kerjanya lama. Antasid ini dan
 pH = 9,5 – 10,5
natrium bikarbonat sama elektif dalam
BJ = 2,36 g/ml
(pubchem.ncbi.nl hal menetralkan HCl. lon magnesium
TL = 35,0
m.nih.gov) dalam usus akan diabsorpsi dan cepat
(pubchem.ncbi.nlm.nih.g
diekskresi melalui ginjal, hal ini akan
ov)
membahayakan pasien yang fungsi
ginialnya kurang baik. lon magnesium
yang diabsorpsi akan bersifat sebagai
antasid sistemik sehingga menimbulkan
alkaliuria, tetapi jarang terjadi alkalosis.
(Farmakologi dan Terapi UI, edisi 4 hal
503)

Farmakokinetik : Magnesium
hidroksida, diberikan secara lisan,
bereaksi relative cepat dengan asam
klorida di perut untuk membentuk
magnesium klorida dan air. Sekitar
30% dari ion magnesium diserap dari
usus kecil, seperti yang dijelaskan
untuk Garam Magnesium, (Martindale
36th hal. 1743)
Alumunium hidroksida  Mengandung Farmakologi : Daya menetralkan asam
(Al(OH)3) setara tidak lambungnya lambat, tetapi masa

kurang dari 76,5% kerjanya lebih panjang. Al (OH)g


Pemerian: serbuk amorf,
aluminium bukan merupakan obat yang unggul
putih, tak berbau, tak
hidroksida(Al(OH dibandingkan dengan obat yang tidak
berasa. (FI V hal. 99)
)3. larut lainnya. Al (OH)s dan sediaan Al
(FI V hal. 99) lainnya bereaksi dengan foslat
Kelarutan: praktis tidak
membentuk aluminium fosfat yang
larut dalam air dan etanol,
sukar diabsorpsi di usus kecil' sehinggq
larut dalam asam mineral  pH tidak lebih
ekskresi fosfat melalui urin berkurang
encer dan larutan alkali dari 10,0; lakukan
sedangkan melalui tinja bertambah. lon
hidroksida.(FI V hal.99) dengan
aluminium dapat bereaksi dengan
menggunakan
protein sehingga bersifat astringen.
BJ = 2,42 g/cm3 larutan terdispersi
TL= 30,0 Antasid ini mengadsorpsi pepsin dan
(pubchem.ncbi.nlm.nih.g dalam air (1
menginaktivasinya. Absorpsi makanan
ov) dalam 25)
setelah pemberian Al tidak banyak
dipengaruhi dan komposisi tinja tidak
 pH = 5,5 - 8,5 berubah. Aluminium juga bersifat
demulsen dan adsorben. (Farmakologi
(Martindale 36th ed
dan Terapi UI, edisi 4 hal 502)
p. 1706)

Farmakokinetik : Farmakokinetik
Aluminium hidroksida, diberikan
secara oral, perlahan-lahan bereaksi
dengan asam klorida di perut untuk
membentuk aluminium klorida yang
larut, beberapa di antaranya diserap.
Adanya makanan atau faktor lain yang
menurunkan pengosongan lambung
memperpanjang ketersediaan
aluminium hidroksida untuk bereaksi
dan dapat meningkatkan jumlah
aluminium klorida yang terbentuk.
Sekitar 100 hingga 500 mikrogram
kation dilaporkan diserap dari dosis
harian standar antasida yang
mengandung aluminium, yang
menyebabkan sekitar dua kali lipat
konsentrasi aluminium biasa dalam
plasma pasien dengan fungsi ginjal
normal. Aluminium yang terserap
dieliminasi dalam urin, dan oleh karena
itu pasien dengan gagal ginjal berada
pada risiko akumulasi tertentu
(terutama di tulang dan SSP), dan
toksisitas aluminium (lihat di atas).
Senyawa aluminium yang tersisa di
saluran gastrointestinal, yang mencakup
sebagian besar dosis, bentuk Simbol †
menunjukkan sediaan yang tidak lagi
dipasarkan secara aktif (Martindale
36th page 1707)
BAB II

RANCANGAN FORMULA

2.1. Bahan Aktif Terpilih


 Magnesium Hidroksida
Alasan: Bahan aktif ini dipilih karena antasida yang mengandung magnesium relatif
tidak larut air sehingga bekerja lebih lama bila berada dalam lambung dan sebagian
besar tujuan pemberian antasida tercapai.
 Alumunium Hidroksida
Alasan: Bahan aktif ini dipilih karena memiliki daya menetralkan asam lambung
lambat, tetapi masa kerjanya lebih panjang. Alumunium ini bersifat demulsen dan
absorben. Dan juga absorbsi makanan setelah pemberian alumunium dipengaruhi dan
komposisi tinja tidak berubah. Efek samping pada antasida yang mengandung
Al(OH)3 yaitu konstipasi.
 Alasan memilih kombinasi magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida :
Garam aluminium cenderung menyebabkan sembelit dan memperlambat
pengosongan lambung, sedangkan garam magnesium memiliki kebalikannya, efek
kombinasi dari keduanya dapat mengurangi efek gastrointestinal yang merugikan.
Keunggulan lain dari gabungan formulasi antasida adalah antasida yang bekerja
lambat seperti aluminium hidroksida dapat dikombinasikan dengan obat yang bekerja
lebih cepat seperti magnesium hidroksida untuk memperbaiki awal dan durasi efek
atau kompleks mengandung aluminium dan magnesium dapat digunakan, seperti
almasilate, hydrotalcite, dan magaldrate. (Martindale hal. 1692)

2.2. Bentuk Sediaan Terpilih


Larutan oral = Suspensi
Alasan :
 Bahan aktif obat yang digunakan tidak larut air. Obat yang dibuat diinginkan
dalam saluran cerna, sehingga harus dalam bentuk partikel halus.
 Antasida lebih efektif bila diberikan dalam bentuk suspensi, karena tidak
mengalami pengeringan selama pembuatan, sehingga mengurangi Daya
netralisasinya seperti pada sediaan tablet.
2.3. Dosis dan Jumlah Perkemasan
Komposisi antasida DOEN suspensi tiap 5 ml (sendok takar) suspense mengandung :
- Dried Aluminium Hydroxide Gel 261,44 mg (setara dengan Aluminium
Hydroxide 200 mg)
- Magnesium Hydroxide 200 mg

Dosis :
- Dewasa :
1 - 2 sendok takar (5 -10 ml), 3 – 4 kali sehari
- Anak-anak 6 – 12 tahun:
½ - 1 sendok takar (2,5 – 5 ml), 3 – 4 kali sehari

Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.

Lama pengobatan : 3 hari


Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 200 mg Aluminium Hidroksida dan 200
mg Magnesium Hidroksida :
Dosis pemakaian sehari : 3 - 4 kali
Al(OH)3 = 200 x (3 – 4 kali) = 600 - 800 mg
Mg(OH)2 = 200 x (3 – 4 kali) = 600 - 800 mg

Volume yang dibutuhkan:


Pemakaian sekali = 1 sendok takar (5 ml)
Pemakaian sehari = 5 ml x (3 - 4 kali) = 15 ml – 20 ml
Lama pemakaian = 3 hari x (15 ml – 20 ml) = 45 ml – 60 ml

Jadi, kemasan terpilih yang digunakan adalah 60 ml


Alasan: Agar lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju juga karena
pertimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari) agar bahan tetap stabil pada
penyimpan.

2.4. Persyaratan Bentuk Sediaan


Menurut FI V hal 56 , Suspensi adalah sediaan cari yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi berupa campuran padat yang harus
dikonstribusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum
digunakan.
Persyaratan Bentuk Suspensi :
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
2. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
3. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi
4. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok atau sedia tuang

Persaratan Suspensi Oral Alumina dan Magnesia Menurut FI V Halaman 81


Suspensi Oral Alumina dan Magnesia mengandung aluminium hidroksida, Al(OH)3
dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Batas Mikroba: Total mikroba aerobik tidak lebih dari 100 unit koloni per ml.
Memenuhi syarat uji bebas Escherichia coli.
Kapasitas Penetralan Asam: Asam yang digunakan pada dosis tunggal minimum
tidak kurang dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang dihitung dengan
rumus:
0,55(0,385A) + 0,8(0,0343M)
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas penetralan asam teoritis Al(OH)3 dan
Mg(OH)2 dalam mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah Al(OH)3 dan Mg(OH)2
dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
pH: Antara 7,3 dan 8,5.
Klorida: Tidak lebih dari 0,14%; lakukan penetapan dengan melarutkan 5,0 g zat
dalam sedikit mungkin volume asam nitrat P yang dibutuhkan, tambahkan 1 ml asam
berlebih, kemudian tambahkan air hingga 100 ml dan saring: 10 ml filtrat menunjukkan
klorida tidak lebih dari 1,0 ml asam klorida 0,02 N.
Sulfat: Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan dengan melarutkan 5,0 g suspensi
dalam 5 ml asam klorida 3 N dengan pemanasan perlahan. Dinginkan, tambahkan air
hingga 250 ml, saring: 20 ml filtrat menunjukkan sulfat tidak lebih dari 0,4 ml asam
sulfat 0,02 N. Syarat Lain: Memenuhi syarat uji Arsen dan Logam berat seperti tertera
pada Gel Aluminium Hidroksida.

2.5. Sediaan yang Beredar di Pasaran


 Antasida Doen
Komposisi : Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg.
Dosis : Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sesendok suspensi; Anak 6-12 tahun : 3-4 kali
sehari 1/2-1 sesendok suspense
 Mylanta

Komposisi : Per 5 mL : Alumunium hidroksida 200 mg, Magnesium hidroksida


200 mg, Simetikon 20 mg
Dosis : Dewasa : 1-2 sendok takar (5-10 mL) 3-4 kali sehari. Anak-anak (6-12
tahun) :1/2-1 sendok takar (2.5-5 mL), sebanyak 3-4 kali sehari.
 Polysilane

Komposisi : Per 5 ml : Dimethylpolysiloxane 80 mg, Aluminium Hydroxide 200


mg, Magnesium Hydroxide 200 mg.
Dosis : Dewasa : 1 - 2 sendok takar 3-4 kali sehari. Anak 6-12 tahun : 1/2-1 sendok
takar 3-4 kali.

2.6. Rancangan Spesifikasi Sediaan


Bentuk sediaan Suspensi
Dosis Tiap 5 ml mengandung : 200 mg
Al(OH)3 dan 200 mg Mg(OH)2
pH 8,0
Viskositas -
Warna Putih
Bau Mint
Rasa Manis
Wadah penyimpanan Botol 60 ml
2.7. Skema Formula Sediaan

Bahan aktif Al(OH)3, Mg(OH)3

Praktis tidak Sulit Tidak berasa Air sebagai


larut air terbasahi pembawa
Ditujukan untuk dewasa

Tidak stabil jika


Dibuat sediaan terkaena cahaya Perlu perasa Air tempat
suspensi langsung pertumbuha
n mikroba

Perlu Peppermint oil Perlu


suspending Perlu wetting pengawet
agent agent

Propilenglikol Nipagin
Methylcellulose, Perlu pemanis Nipasol
Magnesium
aluminium
Na-benzoat
silikat, Purified
bentonite, Sorbitol
Polysorbate 80 Saccharin NA

Memungkinkan terkena
cahaya langsung saat
penyimpanan

Dikemas dalam botol


warna gelap
2.8. Karakteristik Bahan Tambahan
 Suspending Agent
Suspending agent diperlukan dalam sediaan suspensi agar bahan aktif yang
tidak larut dalam pembawanya dapat terdispers membentuk sediaan suspensi yang
stabil dan tidak terlalu cepat mengendap.
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Methylcellulose Serbuk berserat Dalam air - Konsentrasi elektrolit
atau granul, dingin, yang tinggi
HPE : 438 berwarna putih. methylcellulose meningkatkan viskositas
Suspensi dalam mengembang lendir metilselulosa
air bereaksi dan menyebar karena 'penggaraman'
netral terhadap perlahan untuk metilselulosa. Dengan
lakmus P; membentuk konsentrasi elektrolit
mengembang dispersi koloid yang sangat tinggi,
dalam air dan yang jernih dan metilselulosa dapat
membentuk kental sepenuhnya diendapkan
suspensi yang dalam bentuk diskrit
jernih hingga HPE : 439 atau gel terus menerus.
opalesen,kental, Metilselulosa tidak
koloidal. (FI V cocok dengan yang kuat
hal. 859) zat pengoksidasi.

HPE : 440
Magnesium Magnesium Praktis tidak - Karena sifatnya yang
aluminium aluminium larut dalam inert, magnesium
silicate (Veegum silikat berwarna alkohol, air, dan aluminium silikat
HV) putih pucat pelarut organik memiliki sedikit
hingga lembut ketidaksesuaian tetapi
HPE : 393 serpihan kecil umumnya tidak cocok
berwarna putih, untuk larutan asam
tidak berbau, dengan pH rendah 3,5.
tidak berasa, Magnesium aluminium
lembut, licin, silikat, seperti lempung
atau halus, lainnya, dapat
bubuk mengadsorpsi beberapa
mikronisasi. obat. Hal ini dapat
menyebabkan
ketersediaan hayati
yang rendah jika obat
terikat erat atau lambat
diserap, misalnya
amfetaminesulfat,
tolbutamide, natrium
warfarin, diazepam, dan
natrium diklofenak.
Purified Serbuk sangat Praktis tidak - Suspensi bentonit berair
bentonite halus bebas dari larut dalam mempertahankan
(Vegum HS) butiran kasar; etanol, viskositasnya di atas pH
campuran 6,tetapi diendapkan oleh
HPE : 53 warna miyak, gliserin, asam. Bentonit yang
kekuningan propan-2-ol, dan dicuci dengan asam
pucat sampai air. tidak memiliki
krem atau suspending properties.
keabu-abuan; Penambahan bahan
basa, seperti magnesium
tidak berbau; oksida, meningkatkan
rasa agak seperti pembentukan gel.
tanah; Penambahan alkohol
higroskopis. dalam jumlah yang
signifikan ke sediaan
FI V : 218 encer akan
mengendapkan bentonit,
terutama dengan
dehidrasi struktur kisi.
Partikel bentonit
bermuatan negatif dan
flokulasiterjadi ketika
elektrolit atau suspensi
bermuatan positif
ditambahkan. Bentonit
dengan demikian
dikatakan tidak
kompatibel dengan yang
elektrolit kuat,
meskipun efek ini
kadang-kadang
digunakan secara
menguntungkan
memperjelas cairan
keruh. Kemanjuran
antimikroba dari
pengawet kationik
mungkin dikurangi
dalam suspensi bentonit
berair, tetapi pengawet
nonionik dan anionik
tidak terpengaruh.
Polysorbate 80 Cairan seperti Larut dalam air 25 Perubahan warna dan
(FI V hal 1038) minyak atau semi dan dalam mg / pengendapan terjadi
gel; kuning etanol kg dengan berbagai zat,
HPE : 551 hinggajingga; terutama fenol, tannin, tar,
berbau khas dan bahan seperti tar.
lemah. Aktivitas antimikroba
pengawet paraben
berkurang dengan adanya
polisorbat.

 Pelarut
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Aquadest cairan, jernih, tidak - - -
berwarna tidak
FI V : 64 berbau tidak berasa

 Pemanis (Sweetening Agents)


Pemanis diperlukan untuk meningkatkan akseptabilitas sediaan

KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Sorbitol Kristal/serbuk Praktis tidak larut - Besi oksida dapat Pemaka
higroskopis, tidak dalam kloroform, menyebabkan perubahan ian
HPE : berbau, putih, tidak etanol 95% =1:25, warna, dan suasana yang untuk
679 berwarna, terlalu asam/basa suspens
kemanisan 50%- praktis tidak larut i = 6-
60% sukrose. dalam eter, agak 7%
larut dalam
metanol, dalam
air = 1 : 0,5

Dalam etanol pH :
Saccharin Serbuk kristal yang 2,5
95% = 1:50. 6,6
Na berwarna putih mg/
Dalam dalam
tidak berbau/bau kg
propilenglikol = 10%
HPE:605 lemah BB
1:33. larutan

 Pengawet ( Preservatives )
Dibutuhkan pengawet karena sediaan mengandung air dan gula, dimana
merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba.
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Nipagin Kristal putih, Dalam air 1:400, 10 Aktivitas anti mikroba PH=3-6
/ Metil tidak berbau, dalam air 500 C = mg / turun dengan adanya
Paraben berwarna, 1:50, dalam air 800C kg surfaktan
rasa = 1:30, dalam BB
HPE : membakar propilenglikol 1:5,
441 dalam gliserin 1:69,
larut bebas dalam
alkohol, eter

Dalam air 1:2500,


dalam propilenglikol
1:3,9, dalam gliserin
1:250, dalam etanol
Nipasol / Kristal putih, 1:1,1 ; sangat larut
Propil tidak berbau, dalam aseton, larut 25 Magnesium aluminium
Paraben. tidak berasa bebas dalam alkohol, mg / silikat, magnesium Konsentrasi
HPE : eter kg trisilikat besi oksida 0,01-0,02%
596 BB

FLAVORING AGENT
Selain sebagai corigen saporis, flavoring agent dapat sebagai corigen odoris
untuk menutupi rasa / bau yang tidak enak dari bahan aktif dan meningkatkan
akseptabilitas sediaan.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS KET. LAIN
Menthol Serbuk kristal Sangat larut 0,4 Butil kloralhidrat,
aglomerasi, tidak dalam etanol mg / kamfer, kloralhidrat,
HPE ; berwarna, bau dan 95%,kloroform kg kromium trioksida,
433 rasa khas. dan eter, agak fenol, oksidator.
sukar larut dalam
gliserin, praktis
tidak larut di air.

Pepper Cairan tidak Larut dalam


mint oil berwarna, kuning etanol = 1 : 4
pucat/ kekuningan
FI III kehijauan. Rasa
hal 458 pedas dan hangat,
bau khas.
 Wetting Agent
Diperlukan wetting agent untuk membantu membasahi bahan obat yang sukar larut
dalam air sehingga dapat terdispersi lebih merata dengan suspending agent.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS KET. LAIN
Propilenglikol Cairan Larut di aseton, Propylene glikol tidak Fungsi:
jernih, tidak kloroform, sesuai dengan reagen pengawet,
HPE: 592 berwarna, etanol 95 %, 25 pengoksidasi seperti disinfektan,
viskus, gliserin, air. mg / kalium permanganat. humektan,
praktis cairan Larut dalam 6 kg solven,
tidak berbau bagian eter, stabilizier
dengan rasa. tidak larut untukvitamin,
dalam minyak wetting agent
BJ suhu 20̊C mineral, lemak
=1,038g/cm3

2.9. Perhitungan Bahan

pH yang digunakan = 8,0

Menggunakan dapar fosfat. Fosfat memiliki pKa dalam suhu 25°C

pKa 1 = 2,12 (H₃PO₄)  Na₃PO₄

pKa 2 = 7,21 (H₂PO₄⁻)  Na₂HPO₄

pKa 3 = 12,67 (HPO₄2 ⁻)  NaH₂PO₄

pKa yang digunakan adalah pKa 2 karena harga pKa nya mendekati mendekati harga
pH yang digunakan.

NaH2PO4 = asam

Na₂HPO₄ = garam

Perbandingan garam dan asamnya

pH = pKa + log (garam/asam)

8,0 = 7,21 + log (Na₂HPO₄ / NaH2PO4)

0,79 = log (Na₂HPO₄ / NaH2PO4)


(Na₂HPO₄ / NaH2PO4) = 6,1660

Na₂HPO₄ = 6,1660 NaH₂PO₄ ………………………… (1)

Kapasitas dapar ß = 0,02

pKa = 7,21  Ka = 6,17 x 10-8

pH = 8,0  H3O+ = 1 x 10-8

Persamaan Van Slyke

ß = 2,3 C x Ka (H3O+) / Ka + (H3O+)2

0,02 = 2,3 C x (6,17 x 10-8 ) x (1 x 10-8) /(6,17 x 10-8) + (1 x 10-8 ) 2

0,02 = 2,3 C x 0,1200  C = 0,0725

C = garam + asam

0,0725 = 6,1660 NaH2PO4 + NaH2PO4

NaH2PO4 = 0,0101 M

C = garam + asam

0,0725 = Na₂HPO₄ + 0,0101 M  Na₂HPO₄ = 0,0624 M

Untuk NaH2PO4 . 2H2O dalam 60 ml (sirup)

NaH2PO4 = massa / Mr x 1000 / volume

0,0101 M = gram / 156,01 x 1000 / 60 ml

Gram = 0,0101 x 156,01 x 60ml / 1000 ml

= 0,0945 g -> 94, 54 mg (NaH2PO4 . 2H2O)

Untuk Na₂HPO₄.2H2O dalam 60 ml

0,0624 M = gram / 177,98 x 1000 / 60 ml

Gram = 0,0624 x 177,98 x 60ml / 1000 ml

= 0,6663 gram (Na₂HPO₄.2H2O)


2.10. Formula Baku
 Formula Baku 1
Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide Suspension (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation: Liquid Products, hal. 183)

Material Name Qty/L (g)

Aluminum hydroxide gel 214.00

Magnesium hydroxide paste 30% 54.20

Sorbitol (70% solution) 30.00

Methyl paraben 2.00

Propyl paraben 0.20

Saccharin sodium 0.40

Magnesium aluminum silicate (Veegum HV) 3.00

Ammonia solution 25% 0.04

Sodium hypochlorite 5% 0.90

Propylene glycol 20.00

Lemon-mint flavor 0.15

Water purified QS to 1 L

 Formula Baku 2
Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide Suspension (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation: Liquid Products, hal. 183)

Material Name Qty/L (g)

Purified bentonite (Veegum HS) 5.00

Xanthan gum (Rhodigel) 2.00

Water 401.00

Sorbitol 70% 200.00

Aluminum hydroxide gel 360.00

Magnesium hydroxide 320.00

Preservative, flavor QS

 Formula Baku 3
Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide Antacid Suspension (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation: Liquid Products, hal. 181)
Material Name Qty/L (g)

Magnesium aluminum silicate (Magnabrite S) (5% suspension) 200.00

Methyl paraben 2.00

Propyl paraben 1.00

Saccharin sodium 0.50

Aluminum hydroxide/Magenisum hydroxide fluid gel 500.00

Polysorbate 80 3.00

Flavor 2.00

Deionized water 291.50

2.11. Formula Sediaan


 Formula 1
% Pengambilan
Nama Bahan Fungsi % Rentang
Pemakaian untuk 60 ml (g)
Al(OH)3 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,4
Mg(OH)2 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,4
Magnesium Suspending 2 1,2
0,5 – 2,5
aluminium silicate agent
Propilenglikol Wetting agent 10 - 25 20 12,456
Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,1 0,06
Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006
NaH2PO4 Dapar - 0,1575 0,0945
Na2HPO4 Dapar - 1,1105 0,6664
Sorbitol Pemanis 70 30 26,82
Saccharin Na Pemanis 0,075 – 0,6 0,5 0,3
Lemon-mint Corrigen - qs
-
flavor
Aquadest Pelarut Ad 100 19,86 11,9158 ~ 12

Perhitungan Bahan

1. Aluminium Hidroksida / Al(OH)3


(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
2. Magnesium Hidroksida / Mg(OH)2
(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
3. Magnesium Aluminium Silicate
= x 60 ml = 1,2 g

4. Propilenglikol
= x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,456 g

5. Methyl paraben
= x 60 ml = 0,06 g

6. Prophyl paraben
= x 60 ml = 0,006 g

7. Sorbitol
= x 60 ml = 18 ml x 1,49 g/ml = 26,82 g

8. Saccharin Na
= x 60 ml = 0,3 g
9. Aquades
= x 60 ml = 11,916 ml = 11,916 g ~ 12 g

Perhitungan ADI
1. Magnesium Aluminium Silicate
Umumya dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi pada tingkat yang
digunakan sebagai bahan kimia farmasi (HPE hal. 396)
2. Propilenglikol (ADI = 25 mg/kg BB) [HPE hal. 593]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 400 – 771,25 mg

>12 tahun
> 35,52 kg > 888 mg
BJ Propilenglikol = 1,038 g/ml
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
20% x (10 ml – 20 ml) x 1,038 g/ml = 2,076 g – 4,152 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
20% x (20 ml – 40 ml) x 1,038 g/ml = 4,152 g – 8,304 g
Kesimpulan : penggunaan propilenglikol adalah melebihi batas ADI, namun hal ini
diperkenankan karena konsumsi obat hanya beberapa hari saja.
3. Methyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 444]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg

>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,1% x (10 ml – 20 ml) = 0,01 – 0,02 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,1% x (20 ml – 40 ml) = 0,02 – 0,04 g
Kesimpulan : penggunaan methyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
4. Prophyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 598]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg

>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,01% x (10 ml – 20 ml) = 0,001 – 0,002 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,01% x (20 ml – 40 ml) = 0,002 -0,004
Kesimpulan : penggunaan prophyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
5. Sorbitol (Tidak boleh melebihi 20 g / hari pada orang
dewasa) [HPE hal. 681]
BJ Sorbitol = 1,49 g/ml
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
30% x (20 ml – 40 ml) x 1,49 g/ml = 8,94 g – 17,88 g
Kesimpulan : penggunaan sorbitol aman karena tidak melebihi batas yang tidak
diperbolehkan.
6. Saccharin NA (ADI = 2,5 mg/kg BB) [HPE hal. 609]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 40 – 77,125 mg

>12 tahun
> 35,52 kg > 88,8 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,5% x (10 ml – 20 ml) = 0,05 – 0,1 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,5% x (20 ml – 40 ml) = 0,1 – 0,2 g
Kesimpulan : penggunaan saccharin Na untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12 tahun
adalah tidak melebihi batas ADI.

Cara Pembuatan (HPM hal. 185) :

1. Campurkan Magnesium aluminium silicate (Veegum HV) dalam aquadest panas


(70–80◦C) dalam wadah stainless steel, dengan menggunakan pengaduk.
2. Lanjutkan mengaduk selama 30 menit.
3. Pindahkan dispersi/campuran ke dalam wadah pengaduk (mis., Krieger) dengan
vakum dan aduk selama 30 menit pada kecepatan pengaduk 16/32.
4. Dinginkan hingga 30◦C. Tambahkan aquadest panas (70–80◦C) ke dalam mixer.
5. Campur dan homogenkan pada putaran mixer 1420 rpm 16/32, vakum 0,5 bar
selama 30 menit.
6. Dinginkan hingga 30◦C.
7. Tambahkan aquadest (70◦C) ke bejana yang sesuai dan panaskanhingga 85◦C - 90◦C
selama 1 jam.
8. Dinginkan hingga 20◦C - 25◦C.
9. Campur dapar dan segera tambahkan aquadest (20–25◦C) di wadah penyimpanan.
10. Aduk selama 2 menit. Simpan di tempat penyimpanan yang telah dibersihkan
sebelumnya.
11. Campur Magnesium hydroxide dan aquadest (25–30◦C) ke dalam stainless bejana
pencampur baja dengan tutup dan pengaduk.
12. Campur selama 5 menit dengan kecepatan sedang.
13. Pindahkan dengan vakum ke mixer. Masukkan Aluminium hydroxide dan aquadest
(25–30◦C) dari langkah di atas dalam stainless bejana pencampur baja dengan tutup
dan pengaduk.
14. Aduk selama 5 menit dengan kecepatan sedang. Pindahkan dengan vakum ke dalam
mixer.
15. Masukkan campuran Aluminium hydroxide dan aquadest (25–30◦C) dari langkah di
atas dalam wadah pencampur stainless steel dengan tutup dan pengaduk. Campur
selama 5 menit dengan kecepatan sedang. Pindahkan dari vakum ke dalam mixer.
16. Masukkan campuran Aluminium hydroxide dan aquadest (25–30◦C) dari langkah di
atas dalam wadah pencampur baja tahan karat dengan tutup dan pengaduk.
17. Campur selama 5 menit dengan kecepatan sedang. Pindahkan dengan vakum ke
dalam mixer. Masukkan Aluminium hydroxide dan aquadest (25–30◦C) dari langkah
di atas dalam bejana pencampur baja tahan karat dengan penutup dan pengaduk.
18. Campur selama 5 menit dengan kecepatan sedang. Pindahkan dengan vakum ke
dalam mixer. Tambahkan sorbitol ke dalam mixer dengan vakum.
19. Larutkan saccharin na dan sorbitol dalam aquadest (25-30◦C) dan pindahkan ke
dalam mixer. Campur dan homogenkan selama 30 menit pada 1420 rpm di bawah
vakum 0,5 bar.
20. Larutkan methyl paraben dan propyhl paraben (50–60◦C) dengan diaduk wadah
stainless steel di bak air.
21. Masukkan lemon-mint flavor dan tambahkan ke parabens – glikol larutan.
22. Aduk rata; tambahkan ke mixer. Campur dan homogenkan selama 10 menit di
bawah vakum 0,5 bar.
23. Campuran dapar dan aquadest segera tambahkan ke mixer. Campur selama 10 menit
tanpa vakum.
24. Tambahkan aquadest ad 1 L. Campur selama 15 menit.
25. Pindahkan suspensi melalui saringan 630 mikron ke tangki penyimpanan stainless
steel. PH akhir 7,5 - 8,0, kepadatan 1,04 - 1,06.

 Formula 2

Pengambilan
RENTANG Pemakaian
BAHAN FUNGSI untuk 60 ml
(%) (%)
(g)

Magnesium aluminum Suspending 0,5 – 2,5 2 1,2


silicate (Magnabrite S) agent

Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,05 0,06

Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006

Saccharin sodium Pemanis 0,02 – 0,5 0,3 0,3

Aluminum Bahan aktif 200mg/5ml 4 2,4


hydroxide/Magnesium
hydroxide

Polysorbate 80 Suspending 0,1 – 3 2 1,272


agent,
wetting
agent,

Mint flavor Perasa - QS QS

Aquadest Ad 100ml 91,44 55

Pengambilan Bahan

1. Aluminum hydroxide

x 60ml = 2400mg = 2,4g

2. Magnesium hydroxide

x 60ml = 2400mg = 2,4g

3. Magnesium Aluminium Silikat

x 60ml = 1,2 g

4. Polysorbate 80

x 60ml = 1,2ml x 1,06g/ml = 1,272g

5. Methyl paraben

x 60ml = 0,03g

6. Propyl paraben

x 60ml = 0,006g

7. Saccharin sodium

x 60ml = 0,3g

8. Aquadest

x 60ml = 54,864ml = 54,864g 55g


Perhitungan ADI

1. Polysorbate 80 (ADI = 25 mg / kgBB)


Umur BB(kg) ADI

6 – 12 tahun 16 – 30,85 400-771,25 mg

>12 tahun > 35,52 > 888mg


BJ = 1,06g/ml
 Usia 6 -12 tahun = (2,5ml - 5ml) x 4 kali = 10ml – 20ml
2% x (10ml – 20ml) x 1,06g/ml = 0,21g – 0,42g
 Usia > 12 tahun = (5ml – 10ml) x 4 kali = 20ml – 40ml
2% x (20ml – 40ml) x 1,06g/ml = 0,42g – 0,85g

Kesimpulan : penggunaan Polysorbate 80 tidak melebihi batas ADI, sehingga dapat


dikonsumsi

2. Methyl paraben (ADI = 10mg/kgBB)

Umur BB(kg) ADI

6 – 12 tahun 16 – 30,85 160 – 308,5 mg

>12 tahun > 35,52 > 355,2mg

 Usia 6 -12 tahun = (2,5ml - 5ml) x 4 kali = 10ml – 20ml


0,05% x (10ml – 20ml) = 0,005 – 0,01 g
 Usia > 12 tahun = (5ml – 10ml) x 4 kali = 20ml – 40ml
0,05% x (20ml – 40ml) = 0,01 -0,02 g

Kesimpulan : penggunaan Methyl paraben tidak melebihi batas ADI, sehingga dapat
dikonsumsi

3. Propil paraben (ADI = 25 mg / kgBB)

Umur BB(kg) ADI

6 – 12 tahun 16 – 30,85 400-771,25 mg

>12 tahun > 35,52 > 888mg

BJ = 1,288g/ml

 Usia 6 -12 tahun = (2,5ml - 5ml) x 4 kali = 10ml – 20ml


0,01% x (10ml – 20ml) = 0,001 – 0,002 g
 Usia > 12 tahun = (5ml – 10ml) x 4 kali = 20ml – 40ml
0,01% x (20ml – 40ml) 0,002 – 0,004 g

Kesimpulan : penggunaan propyl paraben tidak melebihi batas ADI, sehingga dapat
dikonsumsi

4. Sacharin sodium (ADI = 2,5 mg / kgBB)


Umur BB(kg) ADI

6 – 12 tahun 16 – 30,85 40-77,125 mg

>12 tahun > 35,52 > 88,8mg

 Usia 6 -12 tahun = (2,5ml - 5ml) x 4 kali = 10ml – 20ml


0,3% x (10ml – 20ml) = 0,03 – 0,06g
 Usia > 12 tahun = (5ml – 10ml) x 4 kali = 20ml – 40ml
0,3% x (20ml – 40ml) = 0,06 – 0,12 g

Kesimpulan : penggunaan saccharin sodium melebihi batas ADI, namun hal ini
diperkenankan karena konsumsi obat hanya beberapa hari saja

Cara Pembuatan :
1. Tambahkan metil paraben, propil paraben dan sachcarin sodium ke dalam
magnesium aluminiium silikat, sambil diaduk sampai larut (panaskan hingga
80C sampai larut)
2. Tambahkan aluminum hydroxide dan magnesium hydroxide aduk sampai
homogen
3. Terakhir, tambahkan polysorbate 80 dan mint flavor, aduk sampai homogen

 Formula 3
% Pengambilan
Nama Bahan Fungsi % Rentang
Pemakaian untuk 60 ml (g)
Al(OH)3 Dried Bahan aktif 4 3,14
200 mg/5ml
Gel
Mg(OH)2 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,40
Suspending
CMC Na 1,0 – 2,0 2 1,2
agent
Propilenglikol Wetting agent 10 - 25 20 12,46
Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,1 0,06
Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006
Sorbitol Pemanis 70 12 7,2
Oleum Corrigen - qs
-
menthaepip odoris
Aquadest Pelarut Ad 100 57,89 34,73

Perhitungan Bahan
1. Aluminium Hidroksida / Al(OH)3
(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
Yang tersedia di lab: Aluminium Hydroxide Dried Gel
Mengandung setara tidak kurang dari 76,5% Aluminium Hidroksida, AL(OH)3
(2,4 g x 100) / 76,5 = 3,14 g
2. Magnesium Hidroksida / Mg(OH)2
(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
3. CMC Na

= x 60 ml = 1,2 g

4. Propilenglikol

= x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,46 g

5. Methyl paraben

= x 60 ml = 0,06 g

6. Prophyl paraben

= x 60 ml = 0,006 g

7. Sorbitol

= x 60 ml = 7,2 g

8. Aquades

Perhitungan ADI

1. Propilenglikol (ADI = 25 mg/kg BB) [HPE hal. 593]


Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 400 – 771,25 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 888 mg
BJ Propilenglikol = 1,038 g/ml
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
20% x (10 ml – 20 ml) x 1,038 g/ml = 2,076 g – 4,152 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
20% x (20 ml – 40 ml) x 1,038 g/ml = 4,152 g – 8,304 g
Kesimpulan : penggunaan propilenglikol adalah melebihi batas ADI, namun hal ini
diperkenankan karena konsumsi obat hanya beberapa hari saja.
2. Methyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 444]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
BJ Methyl paraben = 1,352 g/ml
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,1% x (10 ml – 20 ml) x 1,352 g/ml = 0,01352 g – 0,02704 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,1% x (20 ml – 40 ml) x 1,352 g/ml = 0,02704 g – 0,05408 g
Kesimpulan : penggunaan methyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
3. Prophyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 598]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
BJ Prophyl paraben = 1,288 g/ml
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,01% x (10 ml – 20 ml) x 1,288 g/ml = 0,00129 g – 0,00258 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,01% x (20 ml – 40 ml) x 1,288 g/ml = 0,00258 g – 0,00515 g
Kesimpulan : penggunaan prophyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
4. Sorbitol (Tidak boleh melebihi 20 g / hari pada orang dewasa) [HPE hal.
681]
BJ Sorbitol = 1,49 g/ml
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
12% x (20 ml – 40 ml) = 2,4 – 4,8 g
Kesimpulan : penggunaan sorbitol aman karena tidak melebihi batas yang tidak
diperbolehkan.

Cara Pembuatan :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dikalibrasi botol ad tanda 60 ml.
3. Timbang aluminium hidroksida dried gel 3,14 g dan magnesium hidroksida 2,4
g beserta bahan tambahan lainnya.
4. Haluskan bahan-bahan padat yang akan digunakan.
5. Buat suspending agent : masukkan aquadest 20 x CMC Na kedalam mortar 1,
taburkan rata CMC Na diatas aquadest diamkan ad mengembang
6. Di dalam mortir 2, masukkan methylparaben dan propylparaben, tambahkan
propilenglikol gerus ad larut dan homogen
7. Masukkan aluminium hidroksida dried gel dan magnesium hidroksida dalam
mortar 2, gerus kuat homogen.
8. Masukkan campuran yang ada di mortar 2 kedalam mortar 1, gerus ad homogen
9. Masukkan sorbitol dalam campuran, aduk ad homoen
10. Dimasukkan campuran ke dalam botol.
11. Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi 60 ml.
12. Ditambahkan oleum menthaepip kedalam botol, kocok ad homogen.
13. Diberi kemasan primer dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.

2.12. Evaluasi
 Uji Organoleptis
o Warna :
o Rasa :
o Bau :
 Penetapan pH
o Alat : pH meter
o Persyaratan : pH = 7,3 – 8,5
o Cara:
1) Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
2) Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan tisu
3) Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar (pH 7 dan pH 9)
4) Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
5) Tuang sediaan dalam gelas beker
6) Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
7) Tekan tombol pH pada alat pH meter
8) Baca pH yang tertera pada alat (FI V hal 1563)
 Penetapan Densitas
o Alat : piknometer
o Cara :
1) Bersihkan piknometer, kemudian keringkan.
2) Dinginkan pada suhu 20 derajat,imbang piknometer kosong dengan neraca
analitik
3) Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang pada suhu 20
4) Piknometer diisi dengan larutan suspensi, dan timbang pada suhu 20 derajat
5) Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh
(FI V hal 1553)
 Uji Viskositas
o Alat :viskometer Brookfield
o Cara :
1) Dipasang spindel pada gantungan spindle
2) Diturunkan spindel sedemikian rupa hingga batas spindel tercelup kedalam
cairan yang akan diukur viskositasnya, dipasang stop kontak
3) Dinyalakan motor sambil menekan tombol
4) Dibiarkan spindel berputar dan dilihat jarum merah pada skala (hingga 3
kali putaran jarum)
5) Dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Untuk menghitung
viskositas maka angka pembacaan tersebut dikalikan dengan skala suatu
faktor yang dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada brosur alat diubah
ubah RPM, maka didapat viskositas pada beberapa RPM.
 Volume Terpindahkan
o Alat : beaker glass dan gelas ukur
o Cara:

Tuang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu
penuangan dan diamkan selama tidak Iebih dan 30 menit untuk wadah dosis
ganda dan 5 menit untuk wadah dosis tunggal kecuali dinyatakan lain dalam
monografi. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran. Untuk sediaan volume kecil yang dikemas dalam wadah dosis
tunggal, volume dapat dihitung sebagai berikut: (1) keluarkan isi dari wadah
ke dalam wadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan mengalir sampai tidak
lebih dari 5 detik); (2) tentukan bobot isi dari wadah; dan (3) hitung volume
setelah penetapan bobot jenis. (FI V halaman 1614)
 Ukuran Partikel
o Alat : Mikrometer, dan Kaca Arloji
o Cara :
1) Masukkan 1 tetes sediaan dalam kaca arloji, tambahkan 1 tetes aquadest,
aduk ad homogen
2) Kalibrasi skala okuler dengan memasang micrometer objective
3) Teteskan sediaan yang ada di kaca arloji ke atas object glass, tutup dengan
cover glass
4) Letakkan object glass di mikroskop
5) Ukur diameter partikel sebanyak 100 partikel, kemudian hitung rata-rata
ukuran partikel
 Volume Sedimentasi
o Alat : gelas ukur tertutup
o Cara :
1) Disiapkan gelas ukur tertutup ukuran 100 ml
2) Sediaan suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur tertutup ad 100 ml
3) Diamati perubahan selama 2 minggu
4) Catat volume awal endapan dan akhir endapan suspensi
5) Dihitung volume sedimentasi

2.13. Rancangan Kemasan


 Komposisi:
Tiap 1 sendok takar (5 ml) mengandung:
Aluminium Hidroksida 200 mg
Magnesium Hidroksida 200 mg

 Cara Kerja Obat :


Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida merupakan antasida
yang berkerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa
nyeri ulu hati, akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu,
efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek kontipasi dari
Aluminium.

 Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti :
mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, dan perasaan penuh pada lambung .

 Kontraindikasi :
Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat
menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).

 Dosis :
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok takar (5-10 ml)
Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1 sendok takar (2,5– 5 ml)
Diminum 1-2 jam sebelum makan

 Efek Samping :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala
tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

 Peringatan Dan Perhatian :


o Tidak dianjurkan digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu, kecuali atas
petunjuk dokter
o Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau
antibiotika tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam
o Tidak dianjurkan pemberian anak-anak dibawah 6 tahun, kecuali atas petunjuk
dokter, karena biasanya kurang jelas penyebab gangguan penyakitnya
o Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama
karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah

 Interaksi Obat :
Pemberian bersama-sama dengan simeditin atau tetrasiklin dapat menurangi absorpsi
obat tersebut.

 Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk dan kering, hindarkan dari panas dan cahaya matahari
langsung. Jangan disimpan di dalam lemari.

 Kemasan :
No Reg : DBL2012311733A1
No Batch : A013070219

Netto 60 ml
Diproduksi oleh : PT. PHARMINDO MALANG-INDONESIA
BAB III
HASIL EVALUASI
3.1 Formula Terpilih

% Pengambilan
Nama Bahan Fungsi % Rentang
Pemakaian untuk 60 ml (g)
Al(OH)3 Dried Bahan aktif 4 3,14
200 mg/5ml
Gel
Mg(OH)2 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,40
Suspending
CMC Na 1,0 – 2,0 2 1,2
agent
Propilenglikol Wetting agent 10 - 25 20 12,46
Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,1 0,06
Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006
Sorbitol Pemanis 70 12 7,2
Oleum Corrigen - qs
-
menthaepip odoris
Aquadest Pelarut Ad 100 57,89 34,73

3.2 Hasil Evaluasi Produk di Pasaran


 Organoleptis :
o Warna : Putih
o Rasa : Manis
o Bau : Mint
 pH
pH kalibrasi =7
pH kalibrasi terbaca = 7,07
Faktor koreksi = 0,07
pH larutan uji = 8,21
pH larutan uji dengan factor koreksi = 8,21 – 0,07 = 8,14
 Bobot Jenis
o Bobot piknometer kosong (W1) : 33,07 g
o Bobot piknometer + aquadest: 56,87 g
o Bobot piknometer + larutan uji (w2): 59,87 g
o Volume piknometer (V) : 24,169 ml
 Viskositas
o Speed 3 = 65 x 100 = 6500 cps
o Speed 6 = 73,5 x 40 = 2940 cps
o Speed 12 = 87,5 x 20 = 1750 cps
 Volume terpindahkan
o Volume terukur : 57 ml
o Volume etiket : 60 ml

o % terukur :

 Ukuran partikel

Rata-rata dari 100 ukuran partikel : = 17 m

= 10 = 20 = 20 = 10 = 30

= 10 = 20 = 10 = 20 = 10

= 20 = 10 = 10 = 10 = 20

= 10 = 20 = 20 = 10 = 10

= 20 = 10 = 10 = 30 = 20

= 10 = 20 = 30 = 20 = 10

= 20 = 10 = 30 = 10 = 20

= 30 = 20 = 10 = 30 = 10

= 10 = 10 = 20 = 10 = 20

= 20 = 10 = 30 = 20 = 10

= 10 = 20 = 10 = 30 = 10

= 20 = 10 = 30 = 10 = 20

= 10 = 20 = 10 = 30 = 10

= 20 = 30 = 10 = 10 = 30
= 10 = 10 = 20 = 30 = 10

= 30 = 10 = 10 = 20 = 10

= 10 = 30 = 20 = 10 = 30

= 30 = 10 = 10 = 30 = 10

= 10 = 30 = 20 = 10 = 20

= 10 = 20 = 10 = 30 = 10

 Volume sedimentasi
Tidak terbentuk sedimentasi setelah dilakukan pengamatan selama 6 hari
BAB IV
PEMBAHASAN

Antasid lalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasid tidak mengurangi volume HCI yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH. akan menurunkan aktivitas pepsin. Beberapa antasid,
misalnya aluminium hidroksida, diduga menghambat pepsin secara langsung.
Bahan obat yang dipilih yaitu kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium
hidroksida. Alasan memilih kombinasi magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida
yaitu karena garam aluminium cenderung menyebabkan sembelit dan memperlambat
pengosongan lambung, sedangkan garam magnesium memiliki kebalikannya, efek kombinasi
dari keduanya dapat mengurangi efek gastrointestinal yang merugikan. Keunggulan lain dari
gabungan formulasi antasida adalah antasida yang bekerja lambat seperti aluminium
hidroksida dapat dikombinasikan dengan obat yang bekerja lebih cepat seperti magnesium
hidroksida untuk memperbaiki awal dan durasi efek atau kompleks mengandung aluminium
dan magnesium. Bentuk sediaan yang dipilih untuk antasida ini yaitu suspense, hal ini
dikarenakan bahan aktif obat yang digunakan tidak larut air sedangkan obat yang dibuat
diinginkan dalam saluran cerna, sehingga harus dalam bentuk partikel halus, dan karena tidak
mengalami pengeringan selama pembuatan, sehingga mengurangi Daya netralisasinya seperti
pada sediaan tablet.
Dosis pakai yang terpilih yaitu dalam 5ml suspensi mengandung 200mg AlOH3 dan
200mg MgOH2 dengan aturan pemakaian 3 – 4 kali sehari yaitu sebelum makan dan sesudah
tidur. Serta kemasan yang terpilih adalah 60 ml.

Pada tahap formulasi bahan yang digunakan antara lain :

1. Bahan aktif yang terpilih adalah aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida
200 mg/5ml
2. Suspending agent yang terpilih adalah CMC Na 2%
3. Wetting agent yang terpilih adalah propilenglikol 20%
4. Pengawet yang terpilih adalah methyl paraben 0,1% dan propyl paraben 0,01%
5. Pemanis yang terpilih adalah sorbitol 12%
6. Corrigent odoris yang terpilih adalah oleum menthaepip secukupnya
7. Pelarut yang terpilih adalah aquadest ad 60ml
Setelah diakukan tahapan produksi ,kami menguji produk suspensi yang telah beredar di
pasaran untuk melihat spesifikasi yang tepat dari suatu suspensi. Dan dari hasil evaluasi
didapatkan data sebagai berikut :

1. Uji organoleptis
Produk Suspensi Antasida Doen memiliki warna putih, bau khas mentol dan rasa yang
manis.
2. Uji pH
Hasil yang didapatkan adalah 8,14 dimana pH sediaan tersebut masuk rentang
persyaratan pH Suspensi Oral Alumina Dan Magnesia pada Farmakope Indonesia V
Hal 81 yakni 7,3-8,5.
3. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan apakah sediaan
tersebut mudah dituang atau tidak nantinya dan Memeriksa kesesuaian viskositas
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Dari hasil yang kami dapatkan diperoleh
data kecepatan 3 = 6500 cps, kecepatan 6 = 2940 cps, kecepatan 12 =1750 cps
4. Uji bobot enis
Uji bobot jenis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan massa dari suatu zat
terhadap massa sejumlah volume air. Hasil evaluasi bobot jenis suspensi yaitu 1,1089
g/ml Pada sediaan suspensi, jika pembawa yang digunakan adalah air, maka massa
jenis yang dihasilkan umumnya lebih besar daripada massa jenis pembawanya dan
merupakan sifat yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa
sediaan suspensi di pasaran telah memenuhi persyarat berat jenis >1,00 g/ml
dikarenakan pembawanya adalah air.
5. Uji volume terpindahkan
Pada uji volume terpindahkan, pengukuran volume sediaan menggunakan gelas ukur
dengan persyaratan volume rata rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang
dari 100% dan tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume
yang tertera pada etiket. Pada uji volume terpindahkan ini kami hanya melakukan 1
kali dan volume yang terukur yaitu 95% hal ini dikarenakan mungkin masih ada
sediaan yang tertinggal dibotol dan atau sediaan yang kelompok kami gunakan sudah
pernah digunakan untuk evaluasi kelompok sebelumnya sehingga volume yang
terukur kurang dari volume yang tertera di etiket.
6. Penentuan Ukuran Partikel
Berdasarkan hasil pengujian larutan suspensi yang tersedia di pasaran, kami
mendapatkan bahwa rata-rata ukuran partikel suspensi dari 100 ukuran partikrl yaitu
16,49 micrometer yang mana merupakan sifat dari suspensi yang termasuk disperse
kasar, yakni memiliki ukuran partikel >1 micrometer.
7. Penentuan Volume Sedimentasi
Pada uji volume sedimentasi ini, kami menggunakan suspnesi produksi kelompok
kami. Berdasarkan hasil pengamatan selama 6 hari, sediaan suspense kami belum
terjadi sedimentasi sehingga dapat dikatakan sediaan kami adalah baik, dikarenakan
tidak adanya pengendapan selama 6 hari. Semakin cepat suatu suspensi mengendap
maka akan mempengaruhi kestabilannya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
 Praktikum farmasetika sediaan likuida ini memberikan pengalaman dan gambaran
bagi kami dalam perencanaan dan pengembangan sediaan farmasi di suatu industry
terutama dalam sediaan suspense.
 Karakteristik suspense yang baik yaitu fase internal terdispersi secara homogen
serta tidak cepat mengendap
 Suspensi yang kami buat memiliki warna putih, bau mint, dan rasa yang manis
dengan tidak terbentuknya sedimentasi selama 6 hari pengamatan maka dapat
dikatakan ukup baik
5.2. Saran
 Lebih teliti lagi dalam mengerjakan sediaan dan tidak tergesa-gesa dalam bekerja
 Kerja sama dalam kelompok yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta Direktorat


Jedral Pengawasan Obat Dan Makanan; 2014
Niazi, Sarfaraz K.2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Liquid
Products. Florida: CRC press.
Reynolds, James E.F dan Anne B. Prasad. 1982. Martindale: the Extra Pharmacopeia 28th ed.
Departemen kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta
Direktorat Jedral Pengawasan Obat Dan Makanan; 1995
Pubcem.ncbi.nlm.nih.gov
Rowe, Raymond C. Paul J Sheskey dan Marian E Quinn.2009. Handbook Of Phamaceutical
Excipients. London: pharmaceutical press.
Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Universtitas Indonesia, Jakarta
LAMPIRAN
 Kemasan Primer Suspensi

 Kemasan Sekunder Suspensi

 Brosur
 Hasil Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai