KELOMPOK C3
KELAS: C
• SITI NURHALIZA (201810410311103)
• ANNISA MAGHFIRA M. A (201810410311115)
• CINDY (201810410311110)
• FRIMELDA LUCYA K. (201810410311113)
• ROFIQOH WULANDARI (201810410311127)
• MUHAMMAD FIRDAUS (201810410311153)
• ERINDA HESTIA NINGRUM (201810410311132)
• NIDA ANISAH (201810410311144)
• IMA DWI RAHMAWATI (201810410311126)
• WANDA FIRDAUS SITA (201810410311141)
• AULA OKTADINA (201810410311133)
• KARTIKA SITA WULANDARI (201810410311138)
DOSEN PEMBIMBING:
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami membahas mengenai
pembuatan sediaan suspense antasida.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing Ibu Hj. Dian Ermawati,
S.Farm., M.Farm., Apt. dan teman-teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan motivasi membantu dalam meneyelesaikan laporan akhir ini. Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
namun kritikan dan masukan dari pembaca yang bersifat membangun dapat dijadikan
patokan agar kedepannya kami dapat lebih baik.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Antasid lalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasid tidak mengurangi volume HCI yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH. akan menurunkan aktivitas pepsin. Beberapa antasid,
misalnya aluminium hidroksida, diduga menghambat pepsin secara langsung. Kapasitas
menetralkan asam dari berbagai antasid pada dosis terapi bervariasi, telapi umumnya pH
lambung tidak sampai di atas 4, yaitu keadaan yang jelas menurunkan aktivitas pepsin;
kecuali bila pemberiannya sening dan terus menerus. Mula kerja antasid sangat bergantung
pada kelarutan dan kecepatan netralisasi asam sedangkan kecepatan pengosongan lambung
sangat menentukan masa kerjanya.
Umumnya antasid merupakan basa lemah. Basa yang kuat seperti Magnesium
hidorksida secara teoritis dapat meninggikan pH sampai 9, tetapi kenyataannya tidak terjadi.
Semua antasid meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan pH yang meningkatkan
aktivitas gastrin. Antasid dibagi dalam dua gologan yaitu antasid sistemik dan antasid non
sistemik. Antasid sistemik diabsorpsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urine bersifat
alkalis. Antasid non sistemik hampir tidak di absorpsi dalam usus sehingga tidak
menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasid non sistemik adalah sediaan magnesium,
aluminium dan kalsium. (Farmakologi dan Terapi FK UI, edisi 5, 2012, p. 518)
95,0% dan tidak Obat ini praktis tidak larut dan tidak
Pemerian : serbuk putih,
elektif sebelum obat ini bereaksi
ringan. (FI V hal. 802) lebih dari 100,5% dengan HCI membentuk MgClz.
Mg(OH)2 yang Magnesium hidroksida yang tidak
Kelarutan : Praktis tidak
telah dikeringkan. bereaksi akan tetap berada dalam
larut dalam air dan dalam
(FI V hal. 802) lambung dan akan menetralkan HCI
etanol, larut dalam asam
yang disekresi belakangan sehingga
encer. (FI V hal. 802)
masa kerjanya lama. Antasid ini dan
pH = 9,5 – 10,5
natrium bikarbonat sama elektif dalam
BJ = 2,36 g/ml
(pubchem.ncbi.nl hal menetralkan HCl. lon magnesium
TL = 35,0
m.nih.gov) dalam usus akan diabsorpsi dan cepat
(pubchem.ncbi.nlm.nih.g
diekskresi melalui ginjal, hal ini akan
ov)
membahayakan pasien yang fungsi
ginialnya kurang baik. lon magnesium
yang diabsorpsi akan bersifat sebagai
antasid sistemik sehingga menimbulkan
alkaliuria, tetapi jarang terjadi alkalosis.
(Farmakologi dan Terapi UI, edisi 4 hal
503)
Farmakokinetik : Magnesium
hidroksida, diberikan secara lisan,
bereaksi relative cepat dengan asam
klorida di perut untuk membentuk
magnesium klorida dan air. Sekitar
30% dari ion magnesium diserap dari
usus kecil, seperti yang dijelaskan
untuk Garam Magnesium, (Martindale
36th hal. 1743)
Alumunium hidroksida Mengandung Farmakologi : Daya menetralkan asam
(Al(OH)3) setara tidak lambungnya lambat, tetapi masa
Farmakokinetik : Farmakokinetik
Aluminium hidroksida, diberikan
secara oral, perlahan-lahan bereaksi
dengan asam klorida di perut untuk
membentuk aluminium klorida yang
larut, beberapa di antaranya diserap.
Adanya makanan atau faktor lain yang
menurunkan pengosongan lambung
memperpanjang ketersediaan
aluminium hidroksida untuk bereaksi
dan dapat meningkatkan jumlah
aluminium klorida yang terbentuk.
Sekitar 100 hingga 500 mikrogram
kation dilaporkan diserap dari dosis
harian standar antasida yang
mengandung aluminium, yang
menyebabkan sekitar dua kali lipat
konsentrasi aluminium biasa dalam
plasma pasien dengan fungsi ginjal
normal. Aluminium yang terserap
dieliminasi dalam urin, dan oleh karena
itu pasien dengan gagal ginjal berada
pada risiko akumulasi tertentu
(terutama di tulang dan SSP), dan
toksisitas aluminium (lihat di atas).
Senyawa aluminium yang tersisa di
saluran gastrointestinal, yang mencakup
sebagian besar dosis, bentuk Simbol †
menunjukkan sediaan yang tidak lagi
dipasarkan secara aktif (Martindale
36th page 1707)
BAB II
RANCANGAN FORMULA
Dosis :
- Dewasa :
1 - 2 sendok takar (5 -10 ml), 3 – 4 kali sehari
- Anak-anak 6 – 12 tahun:
½ - 1 sendok takar (2,5 – 5 ml), 3 – 4 kali sehari
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.
Propilenglikol Nipagin
Methylcellulose, Perlu pemanis Nipasol
Magnesium
aluminium
Na-benzoat
silikat, Purified
bentonite, Sorbitol
Polysorbate 80 Saccharin NA
Memungkinkan terkena
cahaya langsung saat
penyimpanan
HPE : 440
Magnesium Magnesium Praktis tidak - Karena sifatnya yang
aluminium aluminium larut dalam inert, magnesium
silicate (Veegum silikat berwarna alkohol, air, dan aluminium silikat
HV) putih pucat pelarut organik memiliki sedikit
hingga lembut ketidaksesuaian tetapi
HPE : 393 serpihan kecil umumnya tidak cocok
berwarna putih, untuk larutan asam
tidak berbau, dengan pH rendah 3,5.
tidak berasa, Magnesium aluminium
lembut, licin, silikat, seperti lempung
atau halus, lainnya, dapat
bubuk mengadsorpsi beberapa
mikronisasi. obat. Hal ini dapat
menyebabkan
ketersediaan hayati
yang rendah jika obat
terikat erat atau lambat
diserap, misalnya
amfetaminesulfat,
tolbutamide, natrium
warfarin, diazepam, dan
natrium diklofenak.
Purified Serbuk sangat Praktis tidak - Suspensi bentonit berair
bentonite halus bebas dari larut dalam mempertahankan
(Vegum HS) butiran kasar; etanol, viskositasnya di atas pH
campuran 6,tetapi diendapkan oleh
HPE : 53 warna miyak, gliserin, asam. Bentonit yang
kekuningan propan-2-ol, dan dicuci dengan asam
pucat sampai air. tidak memiliki
krem atau suspending properties.
keabu-abuan; Penambahan bahan
basa, seperti magnesium
tidak berbau; oksida, meningkatkan
rasa agak seperti pembentukan gel.
tanah; Penambahan alkohol
higroskopis. dalam jumlah yang
signifikan ke sediaan
FI V : 218 encer akan
mengendapkan bentonit,
terutama dengan
dehidrasi struktur kisi.
Partikel bentonit
bermuatan negatif dan
flokulasiterjadi ketika
elektrolit atau suspensi
bermuatan positif
ditambahkan. Bentonit
dengan demikian
dikatakan tidak
kompatibel dengan yang
elektrolit kuat,
meskipun efek ini
kadang-kadang
digunakan secara
menguntungkan
memperjelas cairan
keruh. Kemanjuran
antimikroba dari
pengawet kationik
mungkin dikurangi
dalam suspensi bentonit
berair, tetapi pengawet
nonionik dan anionik
tidak terpengaruh.
Polysorbate 80 Cairan seperti Larut dalam air 25 Perubahan warna dan
(FI V hal 1038) minyak atau semi dan dalam mg / pengendapan terjadi
gel; kuning etanol kg dengan berbagai zat,
HPE : 551 hinggajingga; terutama fenol, tannin, tar,
berbau khas dan bahan seperti tar.
lemah. Aktivitas antimikroba
pengawet paraben
berkurang dengan adanya
polisorbat.
Pelarut
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Aquadest cairan, jernih, tidak - - -
berwarna tidak
FI V : 64 berbau tidak berasa
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Sorbitol Kristal/serbuk Praktis tidak larut - Besi oksida dapat Pemaka
higroskopis, tidak dalam kloroform, menyebabkan perubahan ian
HPE : berbau, putih, tidak etanol 95% =1:25, warna, dan suasana yang untuk
679 berwarna, terlalu asam/basa suspens
kemanisan 50%- praktis tidak larut i = 6-
60% sukrose. dalam eter, agak 7%
larut dalam
metanol, dalam
air = 1 : 0,5
Dalam etanol pH :
Saccharin Serbuk kristal yang 2,5
95% = 1:50. 6,6
Na berwarna putih mg/
Dalam dalam
tidak berbau/bau kg
propilenglikol = 10%
HPE:605 lemah BB
1:33. larutan
Pengawet ( Preservatives )
Dibutuhkan pengawet karena sediaan mengandung air dan gula, dimana
merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba.
KET.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS
LAIN
Nipagin Kristal putih, Dalam air 1:400, 10 Aktivitas anti mikroba PH=3-6
/ Metil tidak berbau, dalam air 500 C = mg / turun dengan adanya
Paraben berwarna, 1:50, dalam air 800C kg surfaktan
rasa = 1:30, dalam BB
HPE : membakar propilenglikol 1:5,
441 dalam gliserin 1:69,
larut bebas dalam
alkohol, eter
FLAVORING AGENT
Selain sebagai corigen saporis, flavoring agent dapat sebagai corigen odoris
untuk menutupi rasa / bau yang tidak enak dari bahan aktif dan meningkatkan
akseptabilitas sediaan.
BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS KET. LAIN
Menthol Serbuk kristal Sangat larut 0,4 Butil kloralhidrat,
aglomerasi, tidak dalam etanol mg / kamfer, kloralhidrat,
HPE ; berwarna, bau dan 95%,kloroform kg kromium trioksida,
433 rasa khas. dan eter, agak fenol, oksidator.
sukar larut dalam
gliserin, praktis
tidak larut di air.
pKa yang digunakan adalah pKa 2 karena harga pKa nya mendekati mendekati harga
pH yang digunakan.
NaH2PO4 = asam
Na₂HPO₄ = garam
C = garam + asam
NaH2PO4 = 0,0101 M
C = garam + asam
Water purified QS to 1 L
Formula Baku 2
Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide Suspension (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation: Liquid Products, hal. 183)
Water 401.00
Preservative, flavor QS
Formula Baku 3
Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide Antacid Suspension (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation: Liquid Products, hal. 181)
Material Name Qty/L (g)
Polysorbate 80 3.00
Flavor 2.00
Perhitungan Bahan
4. Propilenglikol
= x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,456 g
5. Methyl paraben
= x 60 ml = 0,06 g
6. Prophyl paraben
= x 60 ml = 0,006 g
7. Sorbitol
= x 60 ml = 18 ml x 1,49 g/ml = 26,82 g
8. Saccharin Na
= x 60 ml = 0,3 g
9. Aquades
= x 60 ml = 11,916 ml = 11,916 g ~ 12 g
Perhitungan ADI
1. Magnesium Aluminium Silicate
Umumya dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi pada tingkat yang
digunakan sebagai bahan kimia farmasi (HPE hal. 396)
2. Propilenglikol (ADI = 25 mg/kg BB) [HPE hal. 593]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 400 – 771,25 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 888 mg
BJ Propilenglikol = 1,038 g/ml
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
20% x (10 ml – 20 ml) x 1,038 g/ml = 2,076 g – 4,152 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
20% x (20 ml – 40 ml) x 1,038 g/ml = 4,152 g – 8,304 g
Kesimpulan : penggunaan propilenglikol adalah melebihi batas ADI, namun hal ini
diperkenankan karena konsumsi obat hanya beberapa hari saja.
3. Methyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 444]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,1% x (10 ml – 20 ml) = 0,01 – 0,02 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,1% x (20 ml – 40 ml) = 0,02 – 0,04 g
Kesimpulan : penggunaan methyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
4. Prophyl paraben (ADI = 10 mg/kg BB) [HPE hal. 598]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 160 – 308,5 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 355,2 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,01% x (10 ml – 20 ml) = 0,001 – 0,002 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,01% x (20 ml – 40 ml) = 0,002 -0,004
Kesimpulan : penggunaan prophyl paraben untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12
tahun adalah tidak melebihi batas ADI.
5. Sorbitol (Tidak boleh melebihi 20 g / hari pada orang
dewasa) [HPE hal. 681]
BJ Sorbitol = 1,49 g/ml
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
30% x (20 ml – 40 ml) x 1,49 g/ml = 8,94 g – 17,88 g
Kesimpulan : penggunaan sorbitol aman karena tidak melebihi batas yang tidak
diperbolehkan.
6. Saccharin NA (ADI = 2,5 mg/kg BB) [HPE hal. 609]
Umur BB (kg) ADI
6 – 12 tahun 16 – 30,85 kg 40 – 77,125 mg
>12 tahun
> 35,52 kg > 88,8 mg
Pada kelompok usia 6 – 12 tahun = (2,5 ml – 5 ml) x 4 kali = 10 – 20 ml
0,5% x (10 ml – 20 ml) = 0,05 – 0,1 g
Pada kelompok dewasa = (5 ml – 10 ml) x 4 kali = 20 ml – 40 ml
0,5% x (20 ml – 40 ml) = 0,1 – 0,2 g
Kesimpulan : penggunaan saccharin Na untuk usia 6 – 12 tahun dan usia >12 tahun
adalah tidak melebihi batas ADI.
Formula 2
Pengambilan
RENTANG Pemakaian
BAHAN FUNGSI untuk 60 ml
(%) (%)
(g)
Pengambilan Bahan
1. Aluminum hydroxide
2. Magnesium hydroxide
x 60ml = 1,2 g
4. Polysorbate 80
5. Methyl paraben
x 60ml = 0,03g
6. Propyl paraben
x 60ml = 0,006g
7. Saccharin sodium
x 60ml = 0,3g
8. Aquadest
Kesimpulan : penggunaan Methyl paraben tidak melebihi batas ADI, sehingga dapat
dikonsumsi
BJ = 1,288g/ml
Kesimpulan : penggunaan propyl paraben tidak melebihi batas ADI, sehingga dapat
dikonsumsi
Kesimpulan : penggunaan saccharin sodium melebihi batas ADI, namun hal ini
diperkenankan karena konsumsi obat hanya beberapa hari saja
Cara Pembuatan :
1. Tambahkan metil paraben, propil paraben dan sachcarin sodium ke dalam
magnesium aluminiium silikat, sambil diaduk sampai larut (panaskan hingga
80C sampai larut)
2. Tambahkan aluminum hydroxide dan magnesium hydroxide aduk sampai
homogen
3. Terakhir, tambahkan polysorbate 80 dan mint flavor, aduk sampai homogen
Formula 3
% Pengambilan
Nama Bahan Fungsi % Rentang
Pemakaian untuk 60 ml (g)
Al(OH)3 Dried Bahan aktif 4 3,14
200 mg/5ml
Gel
Mg(OH)2 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,40
Suspending
CMC Na 1,0 – 2,0 2 1,2
agent
Propilenglikol Wetting agent 10 - 25 20 12,46
Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,1 0,06
Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006
Sorbitol Pemanis 70 12 7,2
Oleum Corrigen - qs
-
menthaepip odoris
Aquadest Pelarut Ad 100 57,89 34,73
Perhitungan Bahan
1. Aluminium Hidroksida / Al(OH)3
(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
Yang tersedia di lab: Aluminium Hydroxide Dried Gel
Mengandung setara tidak kurang dari 76,5% Aluminium Hidroksida, AL(OH)3
(2,4 g x 100) / 76,5 = 3,14 g
2. Magnesium Hidroksida / Mg(OH)2
(200 mg / 5ml) x 60 ml = 2400 mg = 2,4 g
3. CMC Na
= x 60 ml = 1,2 g
4. Propilenglikol
5. Methyl paraben
= x 60 ml = 0,06 g
6. Prophyl paraben
= x 60 ml = 0,006 g
7. Sorbitol
= x 60 ml = 7,2 g
8. Aquades
Perhitungan ADI
Cara Pembuatan :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dikalibrasi botol ad tanda 60 ml.
3. Timbang aluminium hidroksida dried gel 3,14 g dan magnesium hidroksida 2,4
g beserta bahan tambahan lainnya.
4. Haluskan bahan-bahan padat yang akan digunakan.
5. Buat suspending agent : masukkan aquadest 20 x CMC Na kedalam mortar 1,
taburkan rata CMC Na diatas aquadest diamkan ad mengembang
6. Di dalam mortir 2, masukkan methylparaben dan propylparaben, tambahkan
propilenglikol gerus ad larut dan homogen
7. Masukkan aluminium hidroksida dried gel dan magnesium hidroksida dalam
mortar 2, gerus kuat homogen.
8. Masukkan campuran yang ada di mortar 2 kedalam mortar 1, gerus ad homogen
9. Masukkan sorbitol dalam campuran, aduk ad homoen
10. Dimasukkan campuran ke dalam botol.
11. Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi 60 ml.
12. Ditambahkan oleum menthaepip kedalam botol, kocok ad homogen.
13. Diberi kemasan primer dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
2.12. Evaluasi
Uji Organoleptis
o Warna :
o Rasa :
o Bau :
Penetapan pH
o Alat : pH meter
o Persyaratan : pH = 7,3 – 8,5
o Cara:
1) Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
2) Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan tisu
3) Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar (pH 7 dan pH 9)
4) Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
5) Tuang sediaan dalam gelas beker
6) Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
7) Tekan tombol pH pada alat pH meter
8) Baca pH yang tertera pada alat (FI V hal 1563)
Penetapan Densitas
o Alat : piknometer
o Cara :
1) Bersihkan piknometer, kemudian keringkan.
2) Dinginkan pada suhu 20 derajat,imbang piknometer kosong dengan neraca
analitik
3) Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang pada suhu 20
4) Piknometer diisi dengan larutan suspensi, dan timbang pada suhu 20 derajat
5) Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh
(FI V hal 1553)
Uji Viskositas
o Alat :viskometer Brookfield
o Cara :
1) Dipasang spindel pada gantungan spindle
2) Diturunkan spindel sedemikian rupa hingga batas spindel tercelup kedalam
cairan yang akan diukur viskositasnya, dipasang stop kontak
3) Dinyalakan motor sambil menekan tombol
4) Dibiarkan spindel berputar dan dilihat jarum merah pada skala (hingga 3
kali putaran jarum)
5) Dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Untuk menghitung
viskositas maka angka pembacaan tersebut dikalikan dengan skala suatu
faktor yang dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada brosur alat diubah
ubah RPM, maka didapat viskositas pada beberapa RPM.
Volume Terpindahkan
o Alat : beaker glass dan gelas ukur
o Cara:
Tuang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu
penuangan dan diamkan selama tidak Iebih dan 30 menit untuk wadah dosis
ganda dan 5 menit untuk wadah dosis tunggal kecuali dinyatakan lain dalam
monografi. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran. Untuk sediaan volume kecil yang dikemas dalam wadah dosis
tunggal, volume dapat dihitung sebagai berikut: (1) keluarkan isi dari wadah
ke dalam wadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan mengalir sampai tidak
lebih dari 5 detik); (2) tentukan bobot isi dari wadah; dan (3) hitung volume
setelah penetapan bobot jenis. (FI V halaman 1614)
Ukuran Partikel
o Alat : Mikrometer, dan Kaca Arloji
o Cara :
1) Masukkan 1 tetes sediaan dalam kaca arloji, tambahkan 1 tetes aquadest,
aduk ad homogen
2) Kalibrasi skala okuler dengan memasang micrometer objective
3) Teteskan sediaan yang ada di kaca arloji ke atas object glass, tutup dengan
cover glass
4) Letakkan object glass di mikroskop
5) Ukur diameter partikel sebanyak 100 partikel, kemudian hitung rata-rata
ukuran partikel
Volume Sedimentasi
o Alat : gelas ukur tertutup
o Cara :
1) Disiapkan gelas ukur tertutup ukuran 100 ml
2) Sediaan suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur tertutup ad 100 ml
3) Diamati perubahan selama 2 minggu
4) Catat volume awal endapan dan akhir endapan suspensi
5) Dihitung volume sedimentasi
Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti :
mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, dan perasaan penuh pada lambung .
Kontraindikasi :
Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat
menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).
Dosis :
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok takar (5-10 ml)
Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1 sendok takar (2,5– 5 ml)
Diminum 1-2 jam sebelum makan
Efek Samping :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala
tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.
Interaksi Obat :
Pemberian bersama-sama dengan simeditin atau tetrasiklin dapat menurangi absorpsi
obat tersebut.
Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk dan kering, hindarkan dari panas dan cahaya matahari
langsung. Jangan disimpan di dalam lemari.
Kemasan :
No Reg : DBL2012311733A1
No Batch : A013070219
Netto 60 ml
Diproduksi oleh : PT. PHARMINDO MALANG-INDONESIA
BAB III
HASIL EVALUASI
3.1 Formula Terpilih
% Pengambilan
Nama Bahan Fungsi % Rentang
Pemakaian untuk 60 ml (g)
Al(OH)3 Dried Bahan aktif 4 3,14
200 mg/5ml
Gel
Mg(OH)2 Bahan aktif 200 mg/5ml 4 2,40
Suspending
CMC Na 1,0 – 2,0 2 1,2
agent
Propilenglikol Wetting agent 10 - 25 20 12,46
Methyl paraben Pengawet 0,015 – 0,2 0,1 0,06
Propyl paraben Pengawet 0,01 – 0,02 0,01 0,006
Sorbitol Pemanis 70 12 7,2
Oleum Corrigen - qs
-
menthaepip odoris
Aquadest Pelarut Ad 100 57,89 34,73
o % terukur :
Ukuran partikel
= 10 = 20 = 20 = 10 = 30
= 10 = 20 = 10 = 20 = 10
= 20 = 10 = 10 = 10 = 20
= 10 = 20 = 20 = 10 = 10
= 20 = 10 = 10 = 30 = 20
= 10 = 20 = 30 = 20 = 10
= 20 = 10 = 30 = 10 = 20
= 30 = 20 = 10 = 30 = 10
= 10 = 10 = 20 = 10 = 20
= 20 = 10 = 30 = 20 = 10
= 10 = 20 = 10 = 30 = 10
= 20 = 10 = 30 = 10 = 20
= 10 = 20 = 10 = 30 = 10
= 20 = 30 = 10 = 10 = 30
= 10 = 10 = 20 = 30 = 10
= 30 = 10 = 10 = 20 = 10
= 10 = 30 = 20 = 10 = 30
= 30 = 10 = 10 = 30 = 10
= 10 = 30 = 20 = 10 = 20
= 10 = 20 = 10 = 30 = 10
Volume sedimentasi
Tidak terbentuk sedimentasi setelah dilakukan pengamatan selama 6 hari
BAB IV
PEMBAHASAN
Antasid lalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasid tidak mengurangi volume HCI yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH. akan menurunkan aktivitas pepsin. Beberapa antasid,
misalnya aluminium hidroksida, diduga menghambat pepsin secara langsung.
Bahan obat yang dipilih yaitu kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium
hidroksida. Alasan memilih kombinasi magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida
yaitu karena garam aluminium cenderung menyebabkan sembelit dan memperlambat
pengosongan lambung, sedangkan garam magnesium memiliki kebalikannya, efek kombinasi
dari keduanya dapat mengurangi efek gastrointestinal yang merugikan. Keunggulan lain dari
gabungan formulasi antasida adalah antasida yang bekerja lambat seperti aluminium
hidroksida dapat dikombinasikan dengan obat yang bekerja lebih cepat seperti magnesium
hidroksida untuk memperbaiki awal dan durasi efek atau kompleks mengandung aluminium
dan magnesium. Bentuk sediaan yang dipilih untuk antasida ini yaitu suspense, hal ini
dikarenakan bahan aktif obat yang digunakan tidak larut air sedangkan obat yang dibuat
diinginkan dalam saluran cerna, sehingga harus dalam bentuk partikel halus, dan karena tidak
mengalami pengeringan selama pembuatan, sehingga mengurangi Daya netralisasinya seperti
pada sediaan tablet.
Dosis pakai yang terpilih yaitu dalam 5ml suspensi mengandung 200mg AlOH3 dan
200mg MgOH2 dengan aturan pemakaian 3 – 4 kali sehari yaitu sebelum makan dan sesudah
tidur. Serta kemasan yang terpilih adalah 60 ml.
1. Bahan aktif yang terpilih adalah aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida
200 mg/5ml
2. Suspending agent yang terpilih adalah CMC Na 2%
3. Wetting agent yang terpilih adalah propilenglikol 20%
4. Pengawet yang terpilih adalah methyl paraben 0,1% dan propyl paraben 0,01%
5. Pemanis yang terpilih adalah sorbitol 12%
6. Corrigent odoris yang terpilih adalah oleum menthaepip secukupnya
7. Pelarut yang terpilih adalah aquadest ad 60ml
Setelah diakukan tahapan produksi ,kami menguji produk suspensi yang telah beredar di
pasaran untuk melihat spesifikasi yang tepat dari suatu suspensi. Dan dari hasil evaluasi
didapatkan data sebagai berikut :
1. Uji organoleptis
Produk Suspensi Antasida Doen memiliki warna putih, bau khas mentol dan rasa yang
manis.
2. Uji pH
Hasil yang didapatkan adalah 8,14 dimana pH sediaan tersebut masuk rentang
persyaratan pH Suspensi Oral Alumina Dan Magnesia pada Farmakope Indonesia V
Hal 81 yakni 7,3-8,5.
3. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan apakah sediaan
tersebut mudah dituang atau tidak nantinya dan Memeriksa kesesuaian viskositas
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Dari hasil yang kami dapatkan diperoleh
data kecepatan 3 = 6500 cps, kecepatan 6 = 2940 cps, kecepatan 12 =1750 cps
4. Uji bobot enis
Uji bobot jenis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan massa dari suatu zat
terhadap massa sejumlah volume air. Hasil evaluasi bobot jenis suspensi yaitu 1,1089
g/ml Pada sediaan suspensi, jika pembawa yang digunakan adalah air, maka massa
jenis yang dihasilkan umumnya lebih besar daripada massa jenis pembawanya dan
merupakan sifat yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa
sediaan suspensi di pasaran telah memenuhi persyarat berat jenis >1,00 g/ml
dikarenakan pembawanya adalah air.
5. Uji volume terpindahkan
Pada uji volume terpindahkan, pengukuran volume sediaan menggunakan gelas ukur
dengan persyaratan volume rata rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang
dari 100% dan tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume
yang tertera pada etiket. Pada uji volume terpindahkan ini kami hanya melakukan 1
kali dan volume yang terukur yaitu 95% hal ini dikarenakan mungkin masih ada
sediaan yang tertinggal dibotol dan atau sediaan yang kelompok kami gunakan sudah
pernah digunakan untuk evaluasi kelompok sebelumnya sehingga volume yang
terukur kurang dari volume yang tertera di etiket.
6. Penentuan Ukuran Partikel
Berdasarkan hasil pengujian larutan suspensi yang tersedia di pasaran, kami
mendapatkan bahwa rata-rata ukuran partikel suspensi dari 100 ukuran partikrl yaitu
16,49 micrometer yang mana merupakan sifat dari suspensi yang termasuk disperse
kasar, yakni memiliki ukuran partikel >1 micrometer.
7. Penentuan Volume Sedimentasi
Pada uji volume sedimentasi ini, kami menggunakan suspnesi produksi kelompok
kami. Berdasarkan hasil pengamatan selama 6 hari, sediaan suspense kami belum
terjadi sedimentasi sehingga dapat dikatakan sediaan kami adalah baik, dikarenakan
tidak adanya pengendapan selama 6 hari. Semakin cepat suatu suspensi mengendap
maka akan mempengaruhi kestabilannya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktikum farmasetika sediaan likuida ini memberikan pengalaman dan gambaran
bagi kami dalam perencanaan dan pengembangan sediaan farmasi di suatu industry
terutama dalam sediaan suspense.
Karakteristik suspense yang baik yaitu fase internal terdispersi secara homogen
serta tidak cepat mengendap
Suspensi yang kami buat memiliki warna putih, bau mint, dan rasa yang manis
dengan tidak terbentuknya sedimentasi selama 6 hari pengamatan maka dapat
dikatakan ukup baik
5.2. Saran
Lebih teliti lagi dalam mengerjakan sediaan dan tidak tergesa-gesa dalam bekerja
Kerja sama dalam kelompok yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Brosur
Hasil Evaluasi