Anda di halaman 1dari 51

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI DETEKSI DINI


KANKER LEHER RAHIM
DI UPTD PUSKESMAS MAOSPATI

Disusun Oleh:

dr. Triasworo Nawangwulan


Ahli Pertama - Dokter
NIP. 198903292022032002
NDH: 11

PELATIHAN DASAR CPNS


GOLONGAN III ANGKATAN XL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Coach, Mentor, dan penguji pada
Evaluasi Rancangan Aktualisasi. Hari , Tanggal Juni 2022.

Mengesahkan,
Coach, Mentor,

Dr. H. Jarianto dr. PITRIANI


Widyaiswara Ahli Utama Dokter Ahli Madya
NIP. NIP. 197505132006042017

ii
BERITA ACARA

Pada hari tanggal bulan Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua, telah dilaksanakan
Evaluasi Presentasi Rancangan Aktualisasi bagi peserta Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan XL Tahun 2022 Pemerintah Provinsi Jawa Timur:
Nama : dr. Triasworo Nawangwulan
NDH : 11
Judul : Optimalisasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Di UPTD
Puskesmas Maospati

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan ditandatangani


oleh:

Penguji, Peserta,

dr.TRIASWORONAWANGWULAN
Widyaiswara NDH : 11
NIP. 198903292022032002

Coach, Mentor,

Dr. H. JARIANTO dr. PITRIANI


Widyaiswara Ahli Utama Dokter Ahli Madya
NIP. NIP. 197505132006042017

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat terselesaikannya laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan aktualisasi ini memiliki esensi penerapan nilai-nilai dasar
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif). Oleh karena itu, melalui laporan ini penulis berupaya
untuk menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) yang profesional dengan melakukan
inovasi, sebagai upaya untuk mengurangi permasalahan yang ada. Adapun sumber
laporan aktualisasi ini adalah sasaran kinerja pegawai, tugas pokok dan fungsi,
atau penugasan langsung dari atasan.
Dalam penyusunan laporan ini banyak mendapat bimbingan, arahan, dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Suprawoto, S.H., M. Si. selaku Bupati Magetan yang
mendukung penuh terselenggaranya Latsar CPNS Kab. Magetan.
2. Bapak Aries Agung Paewai, S.STP, M.M. selaku kepala BPSDM Jawa
Timur beserta jajarannya yang telah menyelenggarakan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III
3. Bapak Drs. Masruri selaku Kepala BKD Kabupaten Magetan beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Latsar CPNS golongan
III Kabupaten Magetan.
4. Bapak dr. Rohmat Hidayat selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan yang telah mendukung terlaksananya Latsar CPNS untuk tenaga
kesehatan di Kabupaten Magetan.
4. Dr.H, Jarianto sebagai pembimbing (coach) yang telah membimbing
penyusunan rancangan aktualisasi ini.
5. dr . Pitriani selaku mentor yang memberikan pengarahan dan motivasi
dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.
6. sebagai penguji dalam seminar rancangan aktualisasi.
7. Seluruh karyawan dan staf UPTD Puskesmas Maospati Kabupaten Magetan
yang telah memberikan ide, kritik, saran, dan dukungan dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini.
8. Rekan-rekan Seperjuangan peserta Latsar CPNS Kelompok III Golongan III
Angkatan XL yang selalu memberi motivasi dan semangat kebersamaan.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa
dalam setiap langkah mengikuti kegiatan Latsar ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran, masukkan dan kritik dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan
untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Magetan, 2022
Penulis

dr. Triasworo Nawangwulan

iv
NIP. 198903292022032002

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................
BERITA ACARA...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................viiDAFTAR GAMBAR
........................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi......................................................................................................
C. Ruang Lingkup Aktualisasi..............................................................................................................
BAB II GAMBARAN UNIT KERJA.............................................................................................
A. Deskripsi Lembaga/Unit Kerja........................................................................................................
B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Unit Kerja......................................................................................
C. Struktur Organisasi..........................................................................................................................
D. Uraian Tugas Jabatan Peserta..........................................................................................................
BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................
A. Internalisasi Pembelajaran.............................................................................................................
B. Identifikasi, Penetapan Isu dan Dampak, dan Gagasan Pemecahan Isu.........................................
C. Diagram Alur Pemecahan Isu........................................................................................................
D. Matrik Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................................................................
E. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi............................................................................................
DAFTAR ISI

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel wilayah kerja UPTD Puskesmas Maospati……………7


Tabel 3.1 Identifikasi Isu……………………………………………….26
Tabel 3.2 Seleksi KUALITAS Masalah dg Metode AKPL…………….29
Tabel 3.3 Seleksi PRIOTITAS Masalah dg Metode USG……………...31

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Foto UPTD Puskesmas Maospati………………………………7


Gambar 3.1 Alur Kegiatan Pemecahan isu………………………………….

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembukaan UUD 1945 tercantum tujuan pembangunan nasional
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan
tujuan nasional tersebut, dibutuhkan Pegawai ASN.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah (Tenaga Kontrak). Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam melakukan pembangunan nasional, menurut UU No.5 Tahun
2014 tentang ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu fungsi
Aparatur Negara tersebut yaitu pelayan publik. Sebagai Aparatur Negara,
ASN juga sebagai abdi Negara serta abdi masyarakat yang harus
melaksanakan tugasnya, dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat.
Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 disebutkan pengangkatan CPNS menjadi PNS dapat dilakukan setelah
CPNS mengikuti dan lulus pelatihan prajabatan.
Dalam rangka membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) berkualitas dan
profesional maka pemerintah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar bagi para

1
CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Masa pendidikan dan pelatihan ini
disebut dengan masa prajabatan/masa percobaan selama kurang lebih 1 tahun.
Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa
prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme serta kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) nomor 12 Tahun 2018.
Penanaman nilai-nilai dasar profesi CPNS dalam kegiatan Pelatihan
dasar Golongan III menjadi tahap yang sangat penting. Ada pun nilai-nilai
dasar tersebut adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif atau disebut dengan BerAKHLAK
yang sesuai dengan SE Menteri PAN&RB No. 20 Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employeer Branding ASN. Peserta pelatihan
dasar diwajibkan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK
dalam tugas pokok sesuai dengan jenis dan tugas pekerjaannya melalui
rancangan aktualisasi yang telah disusun. Dalam melaksanakan tugasnya
mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan lain nya
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat salah satunya dalam bidang
pendidikan.
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat
adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan
masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan
kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan
preventif.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung tercapainya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya,

2
Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya. Penyuluh kesehatan masyarakat adalah
aktor utama yang berperan dalam upaya promosi kesehatan dan merupakan
salah satu upaya kesehatan masyarakat yang penting dalam upaya
mewujudkan masyarakat yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sebagai upaya kesehatan masyarakat guna untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sebagai tenaga medis dan seorang ASN perlu mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar BerAKHLAK terutama di instansi tempat bekerja. Salah
satu permasalahan yang ada di wilayah kerja penulis adalah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran ibu/wanita usia subur akan pentingnya
melakukan screening deteksi dini Kanker Servix di Puskesmas Maospati.
Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada perempuan.
Setiap perempuan tanpa memandang usia dan latar belakang berisiko terkena
kanker serviks. Kanker serviks ialah kanker pada area bawah rahim yang
terinfeksi oleh human papilloma virus (HPV). Sekitar 90% kematian akibat
kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses screening dan pengobatan,
sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis
dan penyakitnya sudah dalam stadium lanjut. Tingkat kematian yang tinggi
dari kanker serviks secara global dapat dikurangi melalui pendekatan
komprehensif yang mencakup pencegahan, diagnosis dini, skrining yang
efektif dan program pengobatan (WHO, 2018).
Skrining yang efektif untuk mecegah terjadinya kanker leher rahim
adalah dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi visual dengan asam asetat) yang
mana sudah dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan sebagai program
Nasional dan tertuang dalam PERMENKES No. 34 Tahun 2015 tentang
penanggulangan kanker payudara dan kanker leher rahim. Setiap puskesmas
wajib melaksanakan program ini dan mempunyai capaian target. Selama
tahun 2019, pencapaian program ini di Puskesmas Tongo tidak optimal.
Sebagian besar masyarakat tidak datang untuk melakukan skrining kanker
serviks. Berdasarkan hasil observasi penulis, hal ini disebabkan karena

3
kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat skrining ini, sehingga
masyarakat merasa takut dan tabu untuk melakukannya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sebagai tenaga medis dan sesuai
dengan tugas pokok serta fungsi Ahli Pertama maka disusunlah rancangan
aktualisasi untu Meningkatkan Pengetahuan dan Kesadaran WUS (wanita
usia subur) Terhadap Pentingnya Screening Kanker Leher Rahim di
Puskesmas Maospati.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


C. Tujuan Aktualisasi
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya rancangan aktualisasi dan
habituasi di UPTD Puskesmas Maospati yaitu :
1. Untuk mengetahui gambaran peserta metode skrining IVA tes dalam upaya
meningkatkan cakupan skrining kanker leher rahim di Puskesmas
Maospati.
2. Membantu meningkatkan program Puskesmas Maospati yaitu Cegah
Kanker Serviks dengan penyuluhan akan bahaya penyakit kanker serviks
dan deteksi dini dengan metode tes IVA di Puskesmas Maospati.
D. Manfaat Aktualisasi

a. Manfaat Internal

a. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk


mengimplementasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorintasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboraitf) sebagai landasan dalam menjalan tugas sebagai ASN.
b. Terciptanya ASN yang berkompeten serta memiliki etika
pelayanan yang baik khususnya di bidang Kesehatan.
c. Meningkatkan kreatifitas, efektifitas, efisiensi, inovasi, serta mutu
pelayanan kesehatan di instansi masing-masing.
d. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan penyuluh
Kesehatan masyarakat dalam memberikan pelayanan

4
B. Manfaat Eksternal

a) Bagi Puskesmas

Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil penelitian dan beberapa


saran, maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi
Puskesmas Maospati dalam upaya meningkatkan kesadaran warga akan
pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode tes
IVA.

b) Bagi Masyarakat

Agar masyarakat dapat mengetahui dengan benar serta menyadari


manfaat skrining kanker serviks dengan metode IVA tes.

c) Bagi Penulis
Dapat menjadi sarana belajar dalam rangka menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman dalam melakukan intervensi di Puskesmas
Maospati serta dapat mengetahui lebih lanjut mengenai skrining kanker
serviks dengan metode tes IVA.

E. Ruang Lingkup Aktualisasi


Penyelenggaraan kegiatan aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2022
sampai dengan 16 Juli 2022 di UPTD Puskesmas Maospati, Kabupaten Magetan.
Ruang lingkup atau rancangan kegiatan aktualisasi dibatasi pada penyebaran
informasi tentang kesadaran skrining IVA test, tata cara berupa promosi
Kesehatan disertai dengan penyebaran media promosi seperti leaflet, video
promosi, dll yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
BerAKHLAK serta kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil menuju Smart
Governance. Tahapan dari kegiatan aktualisasi, meliputi:

1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas


2. Melakukan konsultasi dengan mentor
3. Melakukan konsultasi dengan coach

5
4. Melakukan koordinasi dengan petugas pandu PTM
5. Membuat media promosi berupa: Leaflet, Video promosi, Buku pintar, Konten
media sosial (Instagram maupun status Whatsapp)
6. Mempersiapkan materi sosialisasi
7. Melakukan sosialisasi dan pemahaman tentang IVA test guna deteksi dini kanker
leher Rahim kepada pasien di UPTD Puskesmas Maospati
8. Melakukan gerakan masyarakat di desa- desa untuk sosialisai tentang pemahaman
pentingnya IVA tes di usia subur guna deteksi dini kanker leher Rahim
9. Melakukan evaluasi setelah kegiatan sosialisasi
10. Membuat laporan hasil sosialisasi tentang pentingnya melakukan IVA test utk
deteksi dini kanker leher rahim

6
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

A. Deskripsi Lembaga/Unit Kerja


1. Profil Unit Kerja

Gambar 2.1 Foto UPTD Puskesmas Maospati


Puskesmas Maospati merupakan salah satu dari 22 puskesmas yang ada di
Kabupaten Magetan, beralamat di Jl.Raya Maospati No.148 Kelurahan
Maospati, Kecamatan Maospati.
Gambaran wilayah kerja Puskesmas Maospati, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tabel wilayah kerja UPTD Puskesmas Maospati

7
B. Visi dan Misi
a. Visi
"Masyarakat Magetan yang Smart Semakin Mantab dan Lebih Sejahtera"
b. Misi
1) Meningkatkan percepatan dan perluasan pembentukan Sumber Daya
manusia yang Smart (Sehat, Maju, Agamis, Ramah dan Terampil)
2) Meningkatkan perekonomian daerah melalui keberpihakan dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro sebagai pilar ekonomi
kerakyatan serta pemberdayaan masyarakat desa sebagai basis
sekaligus ujung tombak pembangunan daerah
3) Mengoptimalkan pengelolaandan pendayagunaan sumber daya alam
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
4) Memantapkan ketercukupan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana dan fasilitas bagi kegiatan pelayanan masyarakat
5) Mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
C. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Unit Kerja
1. Kedudukan Puskesmas Maospati
1) Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Maospati.
2) Sebagai Unit  Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten Magetan bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
2. Tugas Puskesmas Maospati
Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Maospati mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Fungsi Puskesmas Maospati
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas Puskesmas Maospati
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

8
a) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerja Puskesmas Maospati
b) penyelenggaraan UKP tingkat pertama

9
D. Struktur Organisasi

E. Uraian Tugas Jabatan Peserta


1. Melakukan pengolahan data informasi Kesehatan
2. Menyusun rencana kerja kegiatan bulanan
3. Menyusun rencana kerja kegiatan triwulanan
4. Menyusun rencana kerja kegiatan tahunan
5. Melaksanakan analisis data advokasi Kesehatan
6. Melakukan analisis data potensi dan masalah kesehatan masyarakat
7. Menyusun rencana intervensi pemberdayaan masyarakat dengan
menggunakan pendekatan ilmu perilaku
8. Melakukan pendampingan teknis forum/kelompok kerja operasional/
pengorganisasian masyarakat bidang Kesehatan
9. Melakukan pemantauan forum/kelompok kerja
operasional/pengorganisasian masyarakat bidang Kesehatan
10. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan dan potensi wilayah

10
11. Melakukan pendampingan dalam proses musyawarah masyarakat dalam
bidang Kesehatan
12. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat hasil musyawarah masyarakat bidang Kesehatan
13. Menyusun rencana kerja pembinaan kelompok masyarakat dan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
14. Melakukan pemantauan kegiatan pembinaan kelompok potensial
masyarakat dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
15. Mengidentifikasi calon mitra potensial
16. Menyusun dokumentasi laporan kegiatan kerjasama bidang Kesehatan
17. Mengembangkan pesan dan materi promosi kesehatan untuk media visual
18. Mengembangkan pesan dan materi promosi kesehatan untuk media audio
19. Mengembangkan pesan dan materi promosi kesehatan untuk media sosial
20. Mendesain media promosi kesehatan melalui saluran media visual
21. Mendesain media promosi kesatan melalui saluran media audio
22. Mendesain media promosi kesehatan melalui saluran media sosial
23. Melakukan uji coba media promosi Kesehatan
24. Melakukan komunikasi kesehatan melalui saluran media visual
25. Melakukan komunikasi kesehatan melalui saluran media audio
26. Melakukan komunikasi kesehatan melalui saluran media audio visual
27. Melakukan komunikasi kesehatan melalui media pameran
28. Melakukan komunikasi kesehatan melalui media komputer/interaktif
29. Menyusun instrumen pemantauan kegiatan promosi Kesehatan
30. Menyusun instrumen evaluasi kegiatan promosi Kesehatan
31. Mengkompilasi data kegiatan promosi Kesehatan
32. Mengkompilasi data dalam rangka pengembangan model promosi kesehatan
dengan pendekatan ilmu perilaku.

11
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

A. Internalisasi Pembelajaran
1. Sikap dan Perilaku Bela Negara
1.1 Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara
pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu
negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan
Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam
usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
1.2 Analisis Isu Kontemporer

Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang


mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan analisis isu-isu
kontemporer pada agenda pembelajaran Bela Negara perlu didasari

12
oleh materi wawasan kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela
negara yang dikontektualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-
hari.
Peserta diharapkan mampu memahami konsepsi perubahan
dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis
kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari
pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir
kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam
menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan
masyarakat.
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan
terhadap beberapa persyaratan berikut :
1. Mengambil Tanggung Jawab
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif
3. Mengutamakan Keprimaan
4. Menunjukkan Kompetensi
5. Memegang Teguh Kode Etik
PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang
dating dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis
kontemporer diantaranya :
1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalisme
4. Money Laundring
5. Proxy War
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan
Hoax)

13
1.3 Kesiapsiagaan Bela Negara

Bela Negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan


perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD


NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

Dari uraian diatas dapat ditarik keseimpulan bahwa


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang
dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila
dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:


1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

14
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan
makmur.
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan
baik, maka dapat diambil manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan
kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai
dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun
kelompok dalam materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh
individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam
melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois,
tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.

2. Nilai-Nilai Dasar PNS (Ber-AKHLAK)

2.1 Berorientasi Pelayanan

Menurut (Lembaga Administrasi Negara: 1998) Pelayanan publik


adalah “sebagai salah satu bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang da/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Prinsip Pelayanan Publik:

15
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
Nilai dasar ASN (salah satunya berorientasi pelayanan)ertjuan
agar menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan
budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik.
Keberhasilan implementasi nilai dasar ASN apabila telah
terinternalisasi dan teraktualisasi dalam perilaku pegawai ASN,
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kode Etik

Berikut ini panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi


Pelayanan bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
AKUNTABEL

2.2 AKUNTABEL

Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk


mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Aspek-aspek
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua

16
pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan
masyarakat.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
4. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Transparansi dan Akses Informasi


Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik, tercantum beberapa tujuan, sebagai berikut:
1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan
kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses
pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik;
2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
kebijakan publik;
3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan
kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

17
4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan;
5) Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat
hidup orang banyak;
6) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa; dan/atau
7) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan
Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi.

2.1 KOMPETEN
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting
berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi;
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal
dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan

18
sosial kultural.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak
pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam
Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN
ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana
kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebebut.

2.2 HARMONIS
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Di lain
pihak dalam KBBI juga menyebutkan lawan kata harmoni yaitu
disharmoni/ dis·har·mo·ni/n yang mengandung arti kejanggalan;
ketidakselarasan. Pentingnya Suasana Harmonis Salah satu
kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya
memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal,
dan kinerja secara keseluruhan Ada tiga hal yang dapat menjadi
acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan
berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
kontribusi
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

2.3 LOYAL

19
“Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan
baik oleh setiap ASN. Dapat dilihat dari faktor internal dan faktor
eksternal yang jadi penyebabnya.
Faktor Internal
Tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Cita-cita mulia tersebut tentunya
akan dapat dengan mudah terwujud jikaninstansi-instansi
pemerintah diisi oleh ASN-ASN yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
yang mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat,
melaksanakan kebijakan publik serta mampu menjadi perekat dan
persatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Faktor Eksternal
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
masif saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN
untuk memenangi persaingan global. ASN harus mampu
menggunakan cara-cara cerdas atau smart power dengan berpikir
logis, kritis, inovatif, dan terus mengembangkan diri berdasarkan
semangat nasionalisme dalam menghadapi tantangan global
tersebut sehingga dapat memanfaatkan teknologi informasi yang
ada untuk membuka cakrawala berpikir dan memandang teknologi
sebagai peluang untuk meningkatkan kompetensi, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/perilaku.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang
akan memengaruhinya.
Karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:

20
a) Taat pada Peraturan Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat
pada peraturan.
b) Bekerja dengan Integritas
c) Tanggung Jawab pada Organisasi
d) Kemauan untuk Bekerja Sama .
e) Rasa Memiliki yang Tinggi
f) Hubungan Antar Pribadi
g) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain.
Untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)
pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut
dilakukan:
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
3) Memenuhi Kebutuhan Rohani
4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5) Melakukan Evaluasi secara Berkala
6) Memantapkan Wawasan Kebangsaan
7) Meningkatkan Nasionalisme
Panduan Perilaku Loyal
a) Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI
serta Pemerintahan yang Sah.
b) Menjaga Nama Baik Sesama ASN.
c) Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara seluruh ruang wilayah
Indonesia baik ruang darat, laut maupun udara dari berbagai
ancaman.

2.4 ADAPTIF
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan

21
lingkungan atau ancaman yang timbul.Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada
level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan
lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai
individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar


yaitu lanskap (landscape), pembelajaran (learning), dan
kepemimpinan (leadership).

2.5 KOLABORATIF

Kolaborasi adalah “value generated from an alliance


between two or more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines”.
Mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik.Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan
sumber daya.
Enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1. forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
2. peserta dalam forum termasuk actor Nonstate

22
3. peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan
bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
4. forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5. forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus
(bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan fokus
kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi
antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas
publik.

3. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart Governance


3.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai polotik. Untuk menjalankan
kedudukan tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai: a.)
Pelaksana kebijakan public; b.) Pelayan public; c.) Perekat dan
pemersatu bangsa.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk
pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.

23
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan
wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan.
Pasal 55 menyebutkan bahwa “Manajemen ASN meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan
jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;
pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
perlindungan”.

3.2 SMART ASN

Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan


menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali
ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital
juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan
secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti,
2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital
yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan
juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika,


budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital

24
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital
meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:


 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP,
PC)
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam
mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan
memilah berita benar
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media
sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan
mengganti Settings
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan
e-commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara
digital.
Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

 Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata


krama, dan etika berinternet (netiquette)
 Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,
perundungan, dll.
 Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di
ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan
peraturan yang berlaku

25
 Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang
di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan
berbahasa Indonesia.
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak
sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti
perpecahan, radikalisme, dll.
 Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan
benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila,
Bhineka Tunggal Ika.
 Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan
produktif lainnya.
Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital
(kata sandi)
 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid
dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam,
phishing.
 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform
digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat
konten sosmed
 Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam)
dalam transaksi digital serta protokol keamanan.
A. Identifikasi, Penetapan Isu dan Analisis Dampak Isu
1. Identifikasi Isu

Identifikasi isu ini diperoleh dari penemuan masalah atau


problematika yang terjadi pada unit kerja penulis yakni UPTD Puskesmas
Maospati.

26
Adapun Identifikasi isu dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang
Diharapkan
1. Rendahnya angka kunjungan pasien Sedikitnya kasus Meningkatnya peserta
hipertensi hipertensi baru yang posbindu agar bisa
ditemukan karena ditemukan ada tidaknya
peserta yang hadir kasus baru pasien
dalam posbindu hipertensi
masih sedikit.

2. Nilai angka kontak masih di bawah target Nilai angka kontak Meningkatnya nilai angka
masih dibawah 50% kontak menuju target
yaitu 100%
3. Deteksi dini kanker payudara dan kanker Kurangnya Meningkatnya mutu
serviks pada perempuan usia 30-50 tahun kunjungan pasien pelayanan, pengetahuan
atau perempuan yang memiliki riwayat untuk melakukan pasien pentingnya untuk
seksual aktif pemeriksaan deteksi dini kanker leher
rahim
4. Rendahnya angka kunjungan pertama ibu Kurangnya Meningkatnya kesadaran
hamil di puskesmas Maospati kesadaran ibu hamil ibu hamil untuk
untuk memeriksakan kandungan
memeriksakan dimulai dari trimester
kandungan dimulai awal
dari trimester awal
5. Media promosi masih belum lengkap Media promosi Media promosi tersedia,
masih terbatas mulai dari leaflet, video
promosi, buku pintar
maupun bahan untuk
diupload di media sosial

27
Dari beberapa masalah yang ada, langkah selanjutnya adalah
menyeleksi masalah tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) dengan skala
penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert. Adapun penjelasan dari masing-
masing kriteria adalah sebagai berikut.
1. Aktual
Aktual artinya benar – benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
2. Kekhalayakan
Kekhalayakan artinya masalah yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.
3. Problematik
Problematik artinya masalah yang memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya./apakah ada norma atau aturan yg dilanggar
4. Kelayakan
Kelayakan artinya masalah yang masuk akal dan realistis
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa masalah tersebut
benar terjadi dan telah menimbulkan kegelisahan sehingga perlu
segera dicari penyebab dan pemecahannya. Jika diperbaiki, dapat
memberikan nilai kekhalayakan yang baik untuk semua orang serta
masalah tersebut logis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang dan tanggung jawab. Nilai AKPL ini didapat dari hasil
pengamatan dan pengalaman selama menjadi penyuluh Kesehatan
masyarakat.

28
Tabel 3.2 Seleksi KUALITAS Masalah dg Metode AKPL
No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat
1. Rendahnya angka kunjungan pasien 3 2 2 2 9 IV
hipertensi

2. Nilai angka kontak masih di bawah target 4 3 3 3 13 III

3. Deteksi dini kanker payudara dan kanker 5 5 5 5 20 I


serviks pada perempuan usia 30-50
tahun atau perempuan yang memiliki
riwayat seksual aktif
4. Rendahnya angka kunjungan ibu hamil di 2 2 2 2 8 V
puskesmas Maospati
5. Media promosi masih belum lengkap 3 3 4 4 14 II

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual:
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak

29
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan
solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera
solusinya

Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Setelah penetapan masalah dengan menggunakan teknik


AKPL, kemudian menarik 3 masalah yang dipertimbangkan kembali
untuk dijadikan masalah prioritas atau masalah utama. Ketiga
masalah tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik
U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
Adapun penjelasan dari masing-masing kriteria adalah sebagai
berikut:
1. Urgency
Urgency artinya seberapa mendesak suatu masalah harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

30
2. Seriousness
Seriousness artinya seberapa serius suatu masalah harus
dibahas, dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
3. Growth
Growth artinya seberapa besar kemungkinan
memburuknya masalah tersebut jika tidak segera ditangani.

Tabel 3.3 Seleksi PRIOTITAS Masalah dg Metode USG

No. Isu U S G Jumlah Peringkat


1. Nilai angka kontak masih di bawah target 5 4 4 13 III
2. Deteksi dini kanker payudara dan kanker 5 5 5 15 I
serviks pada perempuan usia 30-50
tahun atau perempuan yang memiliki
riwayat seksual aktif
3. Media promosi masih belum lengkap 5 5 4 14 II

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting
6.
Seriousness:
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

31
Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
Berdasarkan pendekatan analisis teknik AKPL dan USG, maka kesimpulan yang
diperoleh mengarah pada Masalah: Kesadaran Untuk Melakukan Skrining
IVA Test Guna Deteksi Dini Kanker Leher Rahim.

2. Penetapan Masalah utama


Berdasarkan list masalah yang diuji dengan menggunakan pendekatan
teknik AKPL dan USG, maka dapat diperoleh masalah prioritas atau masalah
utama yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu “Kesadaran Untuk
Melakukan Skrining IVA Test Guna Deteksi Dini Kanker Leher Rahim yang
belum optimal di Puskesmas Maospati.”. Pemilihan Masalah tersebut
dilakukan dengan analisis dampak jika hal tersebut tidak ditangani maka akan
berdampak pada hal-hal berikut ini.
1) Resiko terjadi peningkatan penyakit kanker leher rahim
2) Rendahnya jumlah pasien yang diobati
3) Kunjungan pasien penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis
dan sudah dalam stadium lanjut
4) Meningkatnya seks bebas atau seksual yang beresiko

32
3. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu
Gambar 3.1 Alur Kegiatan Pemecahan isu

Melakukan konsultasi dengan Melakukan konsultasi dengan


Kepala Puskesmas mentor

Membuat media promosi Melakukan konsultasi dengan


berupa: Leaflet, Banner, coach
Konten media sosial (IG,
Youtube, maupun status WA) Melakukan konsultasi dengan
dengan tim PTM

Melakukan sosialisasi Bekerjasama dengan tim


tentang pentingnya skrining PTM melakukan germas
IVA test ke pasien UPTD sosialisasi tentang pentingnya
Puskesmas Maospati skrining IVA test ke desa

Membuat laporan hasil


aktualisasi

Evaluasi Kembali

33
34
B. Matrik Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Subst
Kontribusi Terhadap Vis Penguatan Nila
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil ansi Mata Pelatih Bukti Pendukung
i Misi Organisasi i Organisasi
an

35
1 Melakukan 1. Menemui Kepala 1. Masukan Profesional Dengan visi Puskesmas Integritas Dokumentasi
konsultasi dengan Puskesmas dari Kepala (musyawarah, Maospati “Masyarakat (bertanggung kegiatan
Kepala Puskesmas 2. Memaparkan masalah dan Puskesmas menghargai Magetan yang Smart jawab, kinerja
gagasan pemecahan isu. 2. Dokumen pendapat) Semakin Mantab dan tinggi)
3. Meminta saran dan foto Lebih Sejahtera”
masukan serta persetujuan Etika Profesi Maka diharapkan akan Profesional
dari Kepala Puskesmas (sopan, hormat, tercapainya misi (kompeten,
mengenai rancangan komunikatif) Puskesmas Maospati. integritas)
aktualisasi ini Menciptakan iklim dan
Akuntabel budaya kerja yang
(transparan, disiplin, harmonis dan
bertanggung jwab kekeluargaan
atas tugas yang
diberikan)

2 Melakukan 1. Menemui mentor Surat Profesional Dengan visi Puskesmas Integritas Lembar
konsultasi dengan 2.Memaparkan masalah dan penunjukan (musyawarah, Maospati “Masyarakat (bertanggung konsultasi
mentor gagasan pemecahan isu. mentor menghargai Magetan yang Smart jawab, kinerja

36
4. Meminta saran dan Lembar pendapat) Semakin Mantab dan tinggi) Dokumen
masukan serta persetujuan konsultasi Lebih Sejahtera” kegiatan
dari mentor mengenai dengan mentor Etika Profesi Maka diharapkan akan Profesional
rancangan aktualisasi ini Masukan dari (sopan, hormat, tercapainya misi (kompeten,
Mentor komunikatif) Puskesmas Maospati. integritas)
Dokumen foto Menciptakan iklim dan
Akuntabel budaya kerja yang
(transparan, disiplin, harmonis dan
bertanggung kekeluargaan
jwab atas tugas
yang diberikan)

Digital ethic
(melakukan
konsultasi
melalui WA
dengan Bahasa
yang sopan)
3 Melakukan 1Menghubungi coach Dokumen foto Profesional Dengan visi Puskesmas Integritas Dokumen

37
konsultasi dengan 2.Memaparkan masalah dan (musyawarah, Maospati “Masyarakat (bertanggung kegiatan
coach gagasan pemecahan isu. menghargai Magetan yang Smart jawab, kinerja
5. Meminta saran dan pendapat) Semakin Mantab dan tinggi)
masukan serta persetujuan Lebih Sejahtera”
dari coach mengenai Etika Profesi Maka diharapkan akan Profesional
rancangan aktualisasi ini (sopan, hormat, tercapainya misi (kompeten,
komunikatif) Puskesmas Maospati. integritas)
Akuntabel Menciptakan iklim dan
(transparan, budaya kerja yang
bertanggung disiplin, harmonis dan
jwab atas tugas kekeluargaan
yang diberikan)
Digital ethic
(melakukan
konsultasi melalui
WA dengan
Bahasa yang
sopan)
4 Melakukan 1. Menemui petugas PTM Lembar 1. Adaptif : Dengan visi Puskesmas Integritas Data jumlah

38
koordinasi dengan 2. Melakukan koordinasi konsultasi Terus berinovasi Maospati “Masyarakat (bertanggung pasien wanita
tim PTM maupun persetujuan terkait dan Magetan yang Smart jawab, kinerja usia subur di
(Penyakit Tidak optimalisasi skrining IVA mengembangkan Semakin Mantab dan tinggi) Puskesmas
Menular) test untuk deteksi dini kreatifitas Lebih Sejahtera” Maospati
kanker leher rahim 2. Akuntabel : Maka diharapkan akan Profesional
Menggunakan tercapainya misi (kompeten,
barang yang Puskesmas Maospati. integritas)
dikeluarkan Menciptakan iklim dan
dengan dana budaya kerja yang
puskesmas secara disiplin, harmonis dan
bertanggung kekeluargaan
jawab, efektif dan
efisien
5 Membuat media 1. Menyiapkan materi Leaflet, Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Data pasien dari
promosi berupa: 2. Mencetak dalam bentuk Banner Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung tim PTM
Leaflet, Banner, Leaflet Konten media tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja
Konten 3. Membuat Banner sosial kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi)
media sosial 4. Membuat konten media Lebih Sejahtera”
(Instagram social Maka diharapkan akan Profesional

39
maupun status tercapainya misi (kompeten,
Whatsapp) Puskesmas Maospati. integritas)
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan
6 Mempersiapkan 1. Mengumpulkan data-data Materi Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Dokumen foto
materi sosialisasi 2. Membuat materi dan presentasi Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung Absensi
3. memasukkan ke power tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja kehadiran
point kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi) sosialisasi
Lebih Sejahtera”
Maka diharapkan akan Profesional
tercapainya misi (kompeten,
Puskesmas Maospati. integritas)
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan
7 Melakukan 1. Menentukan tempat dan Dokumen Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Materi sosialisasi

40
sosialisasi tanggal sosialisasi foto kegiatan Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung
kesadaran 2. Melakukan sosialisasi Daftar hadir tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja
pentingnya IVA test 3. Membagikan leaflet kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi)
untuk deteksi dini Lebih Sejahtera”
kanker leher rahim Maka diharapkan akan
tercapainya misi
Puskesmas Maospati.
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan
8 Melakukan 1. 1. Menentukan tempat dan Dokumen Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Leaflet
sosialisasi tata tanggal sosialisasi foto kegiatan Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung Video promosi
cara 2. Melakukan sosialisasi Daftar hadir tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja
tindakan IVA test 3. engan menayangkan video kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi)
promosi Lebih Sejahtera”
3. Memberikan leaflet kepada Maka diharapkan akan Profesional
pasien peserta sosialisasi tercapainya misi (kompeten,
Puskesmas Maospati. integritas)

41
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan
9 Melakukan 1. Melakukan pengecekan Lembar Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Data Pasien
evaluasi setelah secara berkala data pasien evaluasi Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung
kegiatan untuk tes di bagian PTM, tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja
sosialisasi untuk melihat apakah ada kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi)
kenaikan jumlah pasien Lebih Sejahtera”
yang Maka diharapkan akan Profesional
mendaftar/memeriksakan tercapainya misi (kompeten,
diri Puskesmas Maospati. integritas)
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan
10 Membuat laporan 1. Mengumpulkan data dan Laporan hasil Kompeten: Dengan visi Puskesmas Integritas Daftar hadir
hasil sosialisasi bukti pendukung laporan kegiatan Melaksanakan Maospati “Masyarakat (bertanggung Dokumen
tentang kesadarn 2. Melakukan konsultasi sosialisasi tugas dengan Magetan yang Smart jawab, kinerja kegiatan

42
untuk skrining IVA dengan mentor kualitas terbaik. Semakin Mantab dan tinggi)
tes untuk deteksi 3. Melakukan konsultasi Lebih Sejahtera”
dini kanker leher dengan coach Maka diharapkan akan
rahim 4. Mencetak laporan tercapainya misi
kegiatan Puskesmas Maospati.
Menciptakan iklim dan
budaya kerja yang
disiplin, harmonis dan
kekeluargaan

C. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

43
DAFTAR PUSTAKA

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga
Administrasi Negara, 2022

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat

Profil Puskesmas Maospati Tahun 2021

44

Anda mungkin juga menyukai