Anda di halaman 1dari 14

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl :

(K A K)
KERANGKA ACUAN KERJA
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN KUSTA MANGKIR

Penanggung Jawab

Disiapkan Diperiksa Disyahkan

Koordinator UKM Ketua Akreditasi Kepala Puskesmas

LULUK PEBRIYANTI,Amd.Keb dr. PITRIANI dr. EDDY S. MINOTO


NIP.19800212 200312 2 005 NIP.19750513 200604 2 017 NIP. 19590112 198710 1 002

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MAOSPATI
Jl. Raya Maospati no. 148 Kecamatan Maospati Kode Pos 63392
Telp. (0351) 869033 Email : maospati.pusk@gmail.com
KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN KUSTA MANGKIR

PUSKESMAS MAOSPATI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN
TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi
juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga
masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah
tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara,
karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat
buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih
merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa daerah di
Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan sangat
komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial. Pada umumnya
penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar
penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan
kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintegrasi dengan
unit pelayanan kesehatan (puskesmas sudah dilakukan sejak pelita I). Adapun sistem
pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita III yakni tahun 1992, pengobatan
dengan kombinasi (MDT) mulai digunakan di Indonesia.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit
kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia
setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru
sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru
sebanyak 9,86% (WHO, 2013). Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan
penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di
Indonesia, yaitu Filaria, Kusta, Frambusia, Dengue, Helminthiasis, Schistosomiasis,
Rabies dan Taeniasis. Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam
pembangunan di segala bidang termasuk kesehatan, namun kusta sebagai penyakit
kuno masih ditemukan.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit Kusta di Puskesmas Maospati termasuk dalam “low Burden” prevalensi
rate-nya hanya 0,9 per 10.000 penduduk penderita baru selama 3 tahun 1-2 orang dan
rata-rata cacat I selama 8 tahun. Unit pelayanan kesehatan (UPK) yang menerima
pelayanan penyakit kusta di Puskesmas Maospati berjumlah 2 UPK (1 Puskesmas dan
1 rumah sakit), Puskesmas Maospati melayani pengobatan penderita kusta .
Permasalahan Program P2 Kusta di Puskesmas Maospati adalah rendahnya
pencapaian RFT rate. Selama 4 tahun terakhir, pencapaian RFT Rate masih jauh
dibawah target yang ditentukan oleh Kemenkes RI sebesar > 90%.
Target RFT (Release From Treament) yang tidak tercapai ini salah satunya
karena pasien merasa jenuh dengan pengobatanya yang lama sehingga
mengakibatkan pasien mangkir berobat. Mangkir berobat yang berurutan atau pun
akaumulasi ini akan mengakibatkan pasien dropout dari pengobatan sehingga RFT
(Release From Treament) rate sulit tercapai.
Untuk menurunkan angka kejadian dropout ini maka diperlukan kunjungan pasien
kusta yang mangkir ambil obat supaya diberikan konseling agar pasien rajin ambil obat
sampai dengan akhir pengobatan dan dinyatakan RFT (Release From Treament)
Penyakit.
.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah
yang ada, sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta
baru dan bisa mengobati pasien kusta secara sempurna.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Menurunkan angka kejadian dropout berobat.
b. Meningkatkan motifasi pasien untuk lebih semangat berobat .

D. TATA NILAI
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Seluruh potensi sumber daya manusia bersama-sama mewujudkan Visi dan Misi
kami.
2. MEMILIKI INTEGRITAS
Kami dapat dipercaya karena jujur dalam setiap tindakan, terbuka, dan
konsisten.
3. SALING MENGHORMATI DAN MENGHARGAI
Kami senantiasa memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai
pendapat orang lain.
4. KETULUSAN HATI DAN KETERBUKAAN
Kami senantiasa mendengar, merespon dengan cepat dan mengharapkan
keterlibatan masyarakat.
5. KERJA TIM
Kami senantiasa bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
6. INISIATIF DAN INOVASI
Kami selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dengan
meningkatkan kemampuan.

E. BUDAYA
Memberikan pelayanan dengan CAKAP ( Cepat, Akurat, Komunikatif, Aman, Prima )
1. CEPAT dalam mengambil tindakan.
2. AKURAT dalam memberikan pengobatan.
3. KOMUNIKATIF dalam memberikan informasi.
4. AMAN dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja dan menciptakan
rasa aman bagi pasien.
5. Pelayanan Kesehatan secara PRIMA dengan senyum, salam, sapa dan sentuh.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN PROGRAM


No. Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
1. Kunjungan rumah pasien 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas
kusta mangkir. Puskesmas dengan mendatangi rumah pasien
kusta yang tidak ambil obat minimal 1 bulan di
buktikan dari buku status pasien yang tidak
ambil obat.
2. Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan
konseling tentang pentingnya pengobatan
penyakit kusta yang berkesinambungan
sampai dinyatakan RFT (Release From
Treament) oleh petugas.
3. Disaat melakukan kegiatan ini petugas
diwajibkan membawa kartu pasien, from
kunjungan rumah pasien mangkir berobat,
alat-alat pemeriksaan, buku atlas, dan obat
MDT.
4. Waktu pelaksanaan tahun 2018.
5. Laporan kegiatan berisi proses pelaksanaan
dan hasil dari kunjugan rumah pasien mangkir.

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Konseling
2. Pemeriksaan fisik.

H. SASARAN
Pasien Kusta yang tidak ambil obat minimal 1 bulan

I. KETERLIBATAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Dalam pemeriksaan dibantu oleh petugas pengelola Promkes Puskesmas
Maospati. Sehingga selain pemeriksaan juga dilakukan penyuluhan mengenai
masalah kesehatan lainya yang berkaitan.
2. Bina desa ikut berperan aktif dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan yang dilakukan.
J. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Lokasi Peran
Upaya Tenaga
No. Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaa Jadwal
Kesehatan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek
n
1. Program Kunjungan Pasien Kusta 1 orang Rumah Programer Bln 1. Kooperatif 1. Membantu 1. Sebagai
kusta rumah pasien yang tidak penderita kusta dan …………..201 dalam kegiatan acuan
kusta ambil obat kusta petugas 8 pemeriksa tersebut. dalam
mangkir minimal 1 desa an. 2. Sebagai penemuan
bulan 2. Mendukung acuan penderita
secara dalam baru di
penuh penemuan masyara
kegiatan penderita
kat.
tersebut. kusta baru.
3. Sebagai
acuan
petugas
kesehatan
dalam
penemuan
penderita
kusta baru.
K. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Terlaksananya kunjungan rumah pasien mangkir tidak ambil obat kusta
2. Pasien mendapatkan konseling dan petugas mendapatkan kepastian
tetang keberlangsungan pengobatan pasien
3. Pelaporan setelah kegiatan dilakukan, di buat dalam laporan hasil kegiatan
beserta data dukung dan dokumentasinya.

L. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap semua pelaksanaan
kegiatan.
2. Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap
kegiatan paling lambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
3. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan
paling lambat 1 bulan setelah kegiatan dilakukan.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai panduan dalam


pelaksanaan kegiatan Program P2 Kusta di Puskesmas Maospati

Mengetahui
Kepala UPTD Pengelola
Puskesmas Maospati Program Kusta

dr. EDDY S. MINOTO HARTONO,Amd.kep.


NIP. 19590112 198710 1 002 NIP. 19760307 200003 1 004
CHECK LIST
PASIEN KUSTA MANGKIR

Yang melaksanakan :
Nama : ____________________________________________________________
Puskesmas : _________________________ Jabatan : _______________________

Pada tanggal _____ bulan ______________ tahun ________ melakukan kunjungan rumah untuk :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan (KIE) pada pasien dan keluarganya
2. Memastikan tempat tinggal pasien Kusta
3. Melakukan penilaian status sosial ekonomi pasien dan keluarga
4. Melakukan identifikasi kontak serumah pasien dan menentukan tindak lanjut terhadap kontak yang
memiliki gejala Penyakit Kusta.

Nama Pasien :______________________ Telp ____________


Alamat Lengkap :_______________________________________
Jenis kelamin : L P Umur : thn
Alasan Pasien Mangkir :

HAL PENTING YANG HARUS DISAMPAIKAN KEPADA PASIEN (Bahan KIE)

1. Pentingnya pasien Minum Obat Sampai Habis.


2. Efek Samping Obat.
3. Bercak Kulit akan hilang setelah 1 atau 2 tahun dan kemungkinan tidak akan hilang sempurna.
4. Perubahan Kulit akibat obat akan hilang setelah pengobatan selesai.
5. Selalu memantau tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

Pemeriksaan Kontak Serumah


Hubungan Hasil Kunjungan
Umur Tanda
No Nama Kontak dengan Suspek Positif Tindak Lanjut
(th) Tangan
Pasien Kusta Kusta
Penyuluhan Kesehatan (KIE)
YA TIDAK
Pasien memahami penyakitnya
Pasien tahu Efek Samping Obat
Pasien memahami tanda-tanda yang perlu diwaspadai akibat reaksi
kusta
Pasien bersedia datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut Kapan : Alasan :
dan pengobatan

Maospati, .........………………
Keluarga Pasien/pasien Petugas

(…………………………) (………………………..)

Mengetahui
Kepala Puskesmas

(....................................)
KERANGKA ACUAN KERJA
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN MANGKIR
KOTA SURABAYA

I. LATAR BELAKANG

Penyakit Kusta di Kota Surabaya termasuk dalam “High Burden” walaupun


prevalensi rate-nya hanya 0,54 per 10.000 penduduk akan tetapi rata-rata penderita baru
selama 3 tahun diatas 30 orang dan rata-rata cacat II selama 8 % tahun. Unit pelayanan
kesehatan (UPK) yang menerima pelayanan penyakit kusta di Kota Surabaya berjumlah
65 UPK (63 Puskesmas dan 2 rumah sakit), UPK yang mempunyai penderita ada di 47
Puskesmas dan 2 rumah sakit.
Permasalahan Program P2 Kusta penyakit yang paling utama di Kota Surabaya
adalah tingginya proporsi penderita anak dan cacat II serta rendahnya pencapaian RFT
rate. Selama 4 tahun terakhir, pencapaian RFT Rate masih jauh dibawah target yang
ditentukan oleh Kemenkes RI sebesar > 90%.
Target RFT (Release From Treament) yang tidak tercapai ini salah satunya karena
pasien merasa jenuh dengan pengobatanya yang lama sehingga mengakibatkan pasien
mangkir berobat. Mangkir berobat yang berurutan atau pun akaumulasi ini akan
mengakibatkan pasien dropout dari pengobatan sehingga RFT (Release From Treament)
rate sulit tercapai.
Untuk menurunkan angka kejadian dropout ini maka diperlukan kunjungan pasien
kusta yang mangkir ambil obat supaya diberikan konseling agar pasien rajin ambil obat
sampai dengan akhir pengobatan dan dinyatakan RFT (Release From Treament) Penyakit.

II. TUJUAN
 Menurunkan angka kejadian dropout berobat.
 Meningkatkan motifasi pasien untuk lebih semangat berobat.

III. SASARAN
Pasien Kusta yang tidak ambil obat minimal 1 bulan

IV. PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas Puskesmas dengan mendatangi rumah pasien
kusta yang tidak ambil obat minimal 1 bulan di buktikan dari buku status pasien yang
tidak ambil obat.
2. Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan konseling tentang pentingnya
pengobatan penyakit kusta yang berkesinambungan sampai dinyatakan RFT (Release
From Treament) oleh petugas.
3. Disaat melakukan kegiatan ini petugas diwajibkan membawa kartu pasien, from
kunjungan rumah pasien mangkir berobat, alat-alat pemeriksaan, buku atlas, dan obat
MDT.
4. Waktu pelaksanaan tahun 2016.
5. Laporan kegiatan berisi proses pelaksanaan dan hasil dari kunjugan rumah pasien
mangkir.

V. LOKASI
Wilayah kerja puskesmas Kota Surabaya, sesuai dengan domisili pasien Kusta yang
mangkir tidak ambil obat.

VI. SUMBER DANA


 Dana berasal dari DAK Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2016
 Transport peserta Rp. 30.000,- per orang dalam 1 (satu) kegiatan
 Masing-masing puskesmas dapat mengusulkan dan menganggarkan dana DAK
Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2016 sesuai pagu anggaran.

VII. INDIKATOR KEBERHASILAN


 Indikator Keluaran
Terlaksananya kunjungan rumah pasien mangkir tidak ambil obat kusta
 Keluaran
Pasien mendapatkan konseling dan petugas mendapatkan kepastian tetang
keberlangsungan pengobatan pasien.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan)
kegiatan Program P2 Kusta di Puskesmas.

Surabaya, Juni 2016

Mengetahui
Kepala Bidang Kepala Seksi
Pengendalian Masalah Kesehatan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

dr. Mira Novia, M. Kes. Dr. Daniek Suryaningdiah


NIP. 196211171991032005 NIP. 197804172006042021
CHECK LIST
PASIEN KUSTA MANGKIR

Yang melaksanakan :
Nama : ____________________________________________________________
Puskesmas : _________________________ Jabatan : _______________________

Pada tanggal _____ bulan ______________ tahun ________ melakukan kunjungan rumah untuk :
5. Memberikan penyuluhan kesehatan (KIE) pada pasien dan keluarganya
6. Memastikan tempat tinggal pasien Kusta
7. Melakukan penilaian status sosial ekonomi pasien dan keluarga
8. Melakukan identifikasi kontak serumah pasien dan menentukan tindak lanjut terhadap kontak yang
memiliki gejala Penyakit Kusta.

Nama Pasien :______________________ Telp ____________


Alamat Lengkap :_______________________________________
Jenis kelamin : L P Umur : thn
Alasan Pasien Mangkir :

HAL PENTING YANG HARUS DISAMPAIKAN KEPADA PASIEN (Bahan KIE)

6. Pentingnya pasien Minum Obat Sampai Habis.


7. Efek Samping Obat.
8. Bercak Kulit akan hilang setelah 1 atau 2 tahun dan kemungkinan tidak akan hilang sempurna.
9. Perubahan Kulit akibat obat akan hilang setelah pengobatan selesai.
10. Selalu memantau tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

Pemeriksaan Kontak Serumah


Hubungan Hasil Kunjungan
Umur Tanda
No Nama Kontak dengan Suspek Positif Tindak Lanjut
(th) Tangan
Pasien Kusta Kusta

Penyuluhan Kesehatan (KIE)


YA TIDAK
Pasien memahami penyakitnya
Pasien tahu Efek Samping Obat
Pasien memahami tanda-tanda yang perlu diwaspadai akibat reaksi
kusta
Pasien bersedia datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut Kapan : Alasan :
dan pengobatan

Surabaya, ………………
Keluarga Pasien/pasien Petugas

(…………………………) (………………………..)

Mengetahui
Kepala Puskesmas

(....................................)

Anda mungkin juga menyukai