Anda di halaman 1dari 47

Tata Laksana

HIV pada Anak


Endah Citraresmi
Satgas HIV IDAI
RSAB Harapan Kita
Epidemiologi Infeksi HIV pada Anak dan Remaja
Jumlah Kasus HIV Anak & Remaja 0-19 tahun
Tahun 2010-2019

3500

3055
3000 2881
2819 2801

2489
2500
2252
2133

2000

1622
1472 1446
1500

1000

500

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kemenkes RI, 2019
THAILAND
Gejala Klinis HIV/AIDS pada Anak
• Perkembangan sistem imun yang belum sempurna à infeksi lebih menyebar ke berbagai organ
• Manifestasi klinis infeksi HIV pada bayi dan anak: bervariasi, sering tidak spesifik

Limfadenopati +/- hepatosplenomegaly – tanda awal infeksi

<1 tahun: kandidiasis oral, gagal tumbuh, gangguan perkembangan

Gejala AIDS pada anak yang terinfeksi secara vertical (US):

• Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP)


• Infeksi bakteri berulang
• Wasting syndrome
• Candidiasis esofagus
• Ensefalopati HIV
• CMV: Pneumonia, colitis, ensefalitis atau retinitis
Perjalanan infeksi HIV pada dewasa
1000

900
Asymptomatic
Relative level of Plasma HIV-RNA
800 Plasma HIV-RNA
700 CD4+ T cells TB
CD4+ cell Count

600

500 Acute HIV


syndrome
400 HZV

300 OHL
200
PPE OC
PCP
100 TB CM
CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Months Years after infection


Hypothetical model of vertical transmission in
children

Rapid 20%
manifestasi klinis sejak usia beberapa
bulan, memburuk dengan cepat

Intermediate 70%
manifestasi di usia 2-5 tahun,
limfadenopati generalisata,
hepatosplenomegali, infeksi bakteri

Slow 10%
manifestasi ringan pada masa
kanak-kanak, asimtomatik dan
terdeteksi secara tidak sengaja

Shearer and Hanson: Medical Management of AIDS in Children, 2003


Rapid Progressors Slow Progressors

• Pneumocystic Pneumonia (PCP) • Umumnya kondisinya baik


• Failure To Thrive (FTT)/Gagal sampai lebih besar (late
tumbuh childhood)
• Keterlibatan SSP/neurologi
v • Beberapa asimtomatik
• Gastroenteritis kronik (diarea) • Sebagian à progress menjadi
AIDS
• Infeksi berulang
• Masalah utama: pneumonia /
• Infeksi CMV Lymphocytic interstitial
• Candidiasis persisten pneumonitis (LIP), stunting
Diagnosis HIV pada Anak
Pemeriksaan Laboratorium
• Antibodi HIV ibu dapat ditransfer ke janin
melalui plasenta. Baru hilang pada usia sekitar
12-18 bulan
• Antibodi HIV (rapid test, ELISA) tidak bisa
dijadikan alat diagnostik pada anak <18
bulan
• PCR HIV:
• PCR DNA HIV à hanya untuk diagnosis,
tidak untuk follow up
• PCR RNA HIV à viral load, bisa untuk
diagnosis & follow up
• Bayi yang mendapat ASI masih memiliki risiko
terinfeksi à infeksi HIV dapat dieksklusi
setelah ASI dihentikan >6 minggu
Diagnosis HIV presumtif pada bayi dan anak <18 bulan
bila uji virologi tidak tersedia

Diagnosis presumtif infeksi HIV ditegakkan apabila:


Pemeriksaan serologi HIV reaktif (seropositif) DAN
Terdapat dua gejala dari:
• Oral thrush
• Pneumonia berat
• Sepsis berat
ATAU
Penyakit yang merupakan indikator AIDS:
Pneumonia pneumosistis, meningitis kriptokokus, gizi buruk, kandidosis esofageal,
sarkoma kaposi dan tuberkulosis ekstraparu
Petunjuk lain yang mendukung infeksi HIV pada anak HIV seropositif, termasuk:
• Kematian ibu terkait infeksi HIV
• Penyakit pada ibu terkait HIV
• CD4 <20%
Kapan Memulai
Terapi Antiretroviral pada Anak
Probability of Death or a First Event,
According to Treatment Group
CHER (Children with HIV Early Antiretroviral
Therapy) Trial
377 HIV-infected infants 6 to 12 weeks of age with a
CD4 of 25% or more
Randomly assigned to:
• receive ART when the CD4 decreased to <20%
(or 25% if the child <1 year) or clinical criteria
were met (the deferred antiretroviral-therapy
group)
Diagnosis dini HIV dan terapi antiretroviral
• immediate initiation of limited antiretroviral dini menurunkan kematian bayi dini
therapy (the early antiretroviral-therapy groups) sebesar 76% dan progresivitas HIV
Death: 16% (deferred-therapy group) versus 4% sebesar 75%.
(early-therapy groups) (hazard ratio for death, 0.24;
95% CI,0.11 to 0.51; P<0.001.
Disease progressed: 26% (deferred-therapy
group) versus 6% (early-therapy groups) (hazard
ratio for disease progression, 0.25; 95% CI, 0.15 to
0.41; P<0.001).

Violari, N Engl J Med 2008;359:2233-44.


Pediatric Randomized Early versus
Deferred Initiation in Cambodia and
Thailand (PREDICT) trial

300 Thai and Cambodian children infected with HIV,


with a median age of 6.4 years, CD4 percentages of
15–24%, randomly allocated to early treatment (CD4 % Infeksi oportunistik: gangguan tumbuh
15–24%) or deferred treatment (started after a declinekembang
in pada bayi à bayi yang mendapat
CD4 percentage to <15% or development of CDC
category C events) terapi antiretroviral dini memiliki tinggi
badan yang lebih tinggi
AIDS-free survival at week 144 in the deferred treatment
group was 98.7% (95% CI 94.7–99.7; 148 of 150 patients) Differences in mean height-for-age Z score
compared with 97.9% (93.7–99.3; 146 of 149 patients) in between treatment groups at each study visit
the early treatment group (p=0.6).

Puthanakit et al, Lancet Infect Dis.2012;12:933–41


Perkembangan Terapi ARV pada Panduan WHO

WHO guideline WHO guideline WHO guideline


2010 2013 2016
WHO clinical stage 3 or 4 ALL ALL ALL
0 – 12 mo ALL ALL ALL
12 – 24 mo ALL ALL ALL
24 – 59 mo CD4 ≤750 cells/mm3 or ALL ALL
≤25% Priority: CD4 ≤750 Priority: : CD4 ≤750
cells/mm3 or <25% cells/mm3 or <25%
5 – 10 yo CD4 ≤350 cells/mm3 CD4 ≤500 cells/mm3 ALL
Priority: CD4 ≤350 Priority: CD4 ≤350
cells/mm3 cells/mm3
10 – 19 yo (adolescents) CD4 ≤350 cells/mm3 CD4 ≤500 cells/mm3 ALL
Priority:CD4 ≤350 Priority: CD4 ≤350
sel/mm3 cells/mm3
Manfaat vs Risiko Pemberian ART Dini
pada Anak
Potensi manfaat pemberian ART dini Potensi risiko pemberian ART dini
Gabungan bukti efek pada AIDS-free survival dan
Mencegah efek negatif HIV pada pertumbuhan
mortalitas, serta luaran perkembangan neurologi
Efek samping jangka pendek dapat mempengaruhi
Mempercepat pulihnya imun (normal CD4%)
adherence
Munculnya resistensi obat dan perlunya paduan lini
Menurunkan aktivasi imun kronik akibat HIV kedua dan ketiga, sedangkan pilihannya pada anak
terbatas

Meningkatkan cakupan ART pada anak Efek samping jangka panjang dan penyakit kronis

Memperbaiki keberlangsungan terapi Meningkatnya kebutuhan sistem kesehatan

• Hasil akhir: potensi manfaat pada klinis dan program dari dimulainya ART lebih dini tampaknya
melebihi potensi kerugiannya
WHO. Consolidated Guidelines on the Use of Antiretroviral Drugs for Treating and Preventing HIV Infection: Recommendations for a Public Health Approach.
Second Edition, June 2016. Available at: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/208825/1/9789241549684_eng.pdf. Accessed December 2016.
Apa yang perlu disiapkan?

Nilai dan atasi


masalah adherence

Skrining dan obati IO


Untuk menurunkan risiko immune
reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
Rekomendasi
Pemberian Antiretroviral pada Anak
N Engl J Med. 2014;371:248-59.
Pemilihan Antiretroviral
Backbone: Salah satu dari:
2 nucleoside reverse • integrase strand transfer inhibitor (INSTI)
transcriptase + • non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
inhibitors (NRTIs) • boosted protease inhibitor (PI)

Penting diperhatikan: potensi hambatan pada adherence

Berbagai formulasi
Jadwal minum Syarat bersama
untuk mencapai Masalah rasa
obat yang rumit makanan
dosis memadai

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Integrase Strand Transfer Inhibitor (INSTI)
• Rejimen berbasis INSTI secara cepat menjadi rejimen yang
direkomendasikan pada dewasa karena efikasi virologi, tidak ada interaksi
obat, dan profil toksisitas yang rendah
• Empat INSTIs—BIC, DTG, EVG, and RAL—disetujui FDA pada dewasa dan
anak
• Raltegravir (RAL): untuk bayi dan anak sejak lahir dengan BB ≥2 kg
• Dolutegravir (DTG): bayi dan anak ≥4 minggu dan BB ≥3 kg
• Tablet FDC BIC/FTC/TAF (Biktarvy): untuk anak BB ≥25 kg
• Elvitegravir (EVG) telah diteliti pada remaja pada dua rejimen FDC dan dengan
kombinasi bersama 2 NRTI dan RTV boosting
• Bictegravir (BIC) dan DTG, generasi kedua dari INSTIs, memiliki barrier
resistensi yang lebih tinggi dibanding generasi pertama (RAL dan EVG)

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

• Efavirenz (EFV; untuk anak ≥3 tahun), etravirine (ETR; untuk anak ≥6


tahun), nevirapine (NVP; untuk anak usia ≥15 hari), dan rilpivirine (RPV;
untuk anak ≥12 tahun)
• NNRTIs: waktu paruh lama à pemberian obat lebih panjang, risiko
dislipidemia dan maldistribusi lemak lebih rendah dibanding PI, jumlah pil
lebih sedikit dibanding PI.
• Mutasi virus tunggal dapat menyebabkan resistensi obat tingkat tinggi
pada semua NNRTIs kecuali ETR, dan sering resistensi silang pada NNRTIs
lainnya.
• Toksisitas pada kulit dan hati yang dapat mengancam jiwa dapat terjadi
(meski jarang) pada penggunaan semua NNRTI, paling sering pada NVP

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Protease Inhibitor (PI)
• Atazanavir (ATV), Darunavir (DRV), Lopinavir (LPV)
• Memiliki potensi virologi yang sangat baik dan lebih sulit terjadi resistensi
obat (high barrier) karena diperlukan beberapa mutasi untuk menyebabkan
resistensi)
• PI dimetabolisme melalui enzim hati à memiliki potensi interaksi obat.
• Dihubungkan dengan komplikasi metabolik: dislipidemia, maldistribusi
lemak, resistensi insulin
• Ritonavir, RTV: inhibitor poten isoenzim CYP3A4 à booster PK beberapa
PI, meningkatkan paparan obat dengan memperpanjang waktu paruh PI
yang dibooster (boosted PI). Tersedia dalam satu tablet bersama LPV.
• Cobistat, COBI: alternatif inhibitor CYP3A4 à juga dapat digunakan
sebagai booster. Tersedia dalam tablet tunggal dan tablet kombinasi
dengan ATV dan DRV

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Pemilihan Dual NRTI sebagai Backbone
• Saat ini terdapat 8 NRTIs (zidovudine [ZDV], didanosine [ddI], lamivudine
[3TC], stavudine [d4T], abacavir [ABC], emtricitabine [FTC], tenofovir
disoproxil fumarate [TDF], dan tenofovir alafenamide [TAF]) disetujui oleh
FDA untuk digunakan pada anak <13 tahun
• Kombinasi dual-NRTI yang telah diteliti pada anak:
• ZDV dikombinasikan dengan ABC, ddI, atau 3TC
• ABC dikombinasikan dengan 3TC, d4T, atau ddI
• FTC dikombinasikan dengan d4T atau ddI
• TDF dikombinasikan dengan 3TC atau FTC
• TAF dikombinasikan dengan FTC
• ddI atau d4T tidak lagi direkomendasikan karena adanya toksisitas dan
tersedianya obat lain yang lebih aman

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Abacavir + Lamivudine atau Emtricitabine
• ABC disetujui digunakan pada anak ≥3 bulan. Data terkini: aman
untuk bayi dan anak ≥1 bulan
• ABC + 3TC atau FTC: efikasi virologi dan profil toksik yang baik
• Dosis 1x/hari direkomendasikan jika menggunakan formula tablet
ABC. Dosis dua kali sehari dari ABC sirup direkomendasikan sebagai
terapi awal; perubahan kepada dosis satu kali sehari dapat
dipertimbangkan untuk pasien dengan klinis stabil, VL tidak terdeteksi
dan CD4 stabil

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Tenofovir Disoproxil Fumarate (TDF) +
Lamivudine atau Emtricitabine
• TDF disetujui pada anak dan remaja ≥2 tahun
• Diamati terdapat penurunan densitas mineral tulang pada anak dan
dewasa yang mendapat TDF à kepentingan klinis belum diketahui

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Zidovudine + Lamivudine atau Emtricitabine
• ZDV tersedia dalam bentuk sirup, kapsul dan tablet, juga dalam
bentuk obat suntik/IV. Disetujui pada bayi ≥4 minggu dan untuk
profilaksis pada bayi baru lahir
• ZDV + 3TC atau FTC: kombinasi terpilih untuk usia <1 bulan, kombinasi
alternatif untuk usia >1 bulan.
• Diperlukan dosis dua kali sehari
• Zidovudine: sitopenia (anemia makrositik, neutropenia), asidosis
laktat, lipodistrofi

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Summary ARV pada Anak
Kelas ARV Nama Obat Keuntungan Kerugian
INSTI DTG 1x/hari Interaksi dengan rifampin à dosis DTG
Dapat diberikan bersama makanan 2x/hari
Tablet tunggal: ukuran cukup kecil ES pada SSP: gangguan tidur

NNRTI EFV 1x/hari, tersedia dalam FDC ES neuropsikiatri (dianjurkan diberikan


Dapat diberikan bersama makanan sebelum tidur)
Rash (ringan), dosis >3 tahun
NVP Dosis untuk bayi kecil Efikasi virologi kurang
Dapat diberikan bersama makanan Insidens rash/HSR, toksisitas hati
Dosis 2x/hari
Barrier resistensi rendah
PI LPV/r Tablet, sirup Rasa tidak enak
Dapat diberikan dengan/tanpa Bentuk sirup harus bersama makanan
makanan, lebih ditoleranasi jika Bayi >42 minggu
bersama makanan Interaksi obat

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Summary ARV pada Anak
Kelas ARV Nama Obat Keuntungan Kerugian
Dual NRTI ABC+3TC Dapat diberikan bersama makanan Risiko HSR à skrining HLA-B*5701
Backbone Tersedia dalam tablet FDC
TDF+3TC 1x/hari, lambat terjadi resistensi. Risiko Potensi toksisitas tulang dan ginjal
toksisitas mitokondria lebih rendah
Dapat diberikan bersama makanan
Tersedia dalam bentuk FDC
ZDV+3TC Sudah lama dipakai Supresi sumsum tulang dan lipoatrofi
Koformulasi tersedia untuk anak BB pada ZDV
≥30kg
Rasa cukup enak, dapat diberikan
bersama makanan

US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Panduan WHO :
Evolusi Terapi Antiretroviral Pada Anak
WHO-recommended preferred first-line ART regimens for children
2002 2003 2006 2010 2013 2016 2018

<3 years or <10 kg: <3 years or <10 kg: Infants and children: <24 months: <3 years: <3 years: Neonates:
• AZT/3TC • d4T or AZT • AZT or d4T or ABC • AZT • ABC or AZT • ABC or AZT AZT
+ NVP + 3TC + 3TC + 3TC + 3TC + 3TC +3TC
+ NVP + NVP or EFV + NVP or LPV/r* + LPV/r + LPV/r +RAL

≥3 years or ≥10 kg: ≥3 years or ≥10 kg: 24 months–3 years: 3 to <10 years: 3 to <10 years: Children:
• AZT/3TC • d4T or AZT • AZT/3TC • ABC • ABC ABC
+ NVP or EFV + 3TC + NVP + 3TC + 3TC +3TC
+ NVP or EFV + EFV + EFV +DTG**
With TB therapy: >3 years:
• AZT/3TC • AZT/3TC
+ ABC + NVP or EFV
*NVP in the case of NVP-naïve infants or infants with unknown ARV exposure; LPV/r for NNRTI-exposed infants
**For age & weight groups with approved DTG dosing
IMPAACT (P1060): ART pada anak - NVP vs LPV/r-based
LPV/r + AZT +3TC
Cohort 1
N=82
Terdapat paparan sd-NVP
N=440/576 N=164/288 NVP + AZT +3TC
• Bayi 6–36 bulan* N=82
• Memenuhi kriteria WHO
untuk memulai ART
• Dikelompokkan mrnt usia: LPV/r + AZT + 3TC
N=140
<12 bln & ≥12 bln Cohort 2
tanpa paparan sd-NVP
N=287/288 NVP + AZT +3TC
* Cohort 2 meliputi bayi 2–36 bulan
N=147

Primary outcomes:
• Virologic failure [VF, penurunan <1 log10 HIV-RNA viral copies/mL antara minggu
12–24 atau >400 c/mL pada minggu 24]
• Penghentian terapi atau kematian pada minggu 24
• Kurva Kaplan-Meier digunakan untuk memperkirakan failure rates minggu 24

Mo, months; sd-NVP, single-dose nevirapine


Palumbo P, et al. N Engl J Med 2010;363:1510–1520.
Violari A, et al. N Engl J Med 2012;366:2380–2389.
IMPAACT (P1060): Cohort 1
Cohort 1:164/288 bayi (median: usia awal=0.7 tahun, CD4+ cell count=19%,
median HIV-RNA log10 5.9 copies/mL). Outcome Cohort 1 :

NVP LPV/r Difference


Endpoint [N=82] [N=82] (95%CI) P value
Primary (VF or
discontinuation of
39.6% 21.7% 18.6% (3.7, 33.6%) 0.02
treatment by Week
24)

VF alone 27.4% 10.4% 17.1% (3.9, 30.3%) 0.01

Hasil
• Failure rates lebih tinggi pada anak kelompok usia muda dibanding anak dari kelompok usia lebih
besar
• Tidak ditemukan ada perbedaan antar kelompok yang bermakna pada kejadian efek simpang
• Baseline resistensi NVP ditemukan pada 18 dari 148 anak yang dites (12%)
• Mutasi Y181C ditemukan pada 15 anak, mutasi K103N pada 3 anak
• Pada 18 anak dengan resistensi, estimasi proporsi anak yang mencapai primary endpoint adalah
83.3% pada kelompok NVP vs 18.2% pada kelompok LPV/r
• Data and safety monitoring board memutuskan menutup perekrutan baru anak pada Cohort 1

Palumbo P, et al. N Engl J Med 2010;363:1510–1520.


P1060 Cohort 1: Times to Primary Endpoint and to Virologic
Failure, According to Treatment and Age Stratum
Time to virologic failure or Time to virologic failure or
discontinuation, age <12 months discontinuation, age ≥12 months
100 100
Children receiving treatment with no

Children receiving treatment with no


virologic failure (%) 80 80 Ritonavir-boosted lopinavir

virologic failure (%)


Ritonavir-boosted lopinavir

60 60 Nevirapine

Nevirapine
40 40
Failure rate: Failure rate:
20 Nevirapine, 45.3% 20 Nevirapine, 28.9%
Ritonavir-boosted P=0.02 Ritonavir-boosted P=0.40
lopinavir, 23.3% lopinavir, 17.5%
0 0
0 24 48 72 96 120 0 24 48 72 96 120
Week Week
No. at risk No. at risk
NVP 60 32 18 9 2 NVP 22 15 7 5 2
LPV/r 63 38 26 10 3 LPV/r 19 14 10 6 5

Palumbo P, et al. N Engl J Med 2010;363:1510–1520.


IMPAACT (P1060): Cohort 2 Efficacy Results
Data primary endpoint di minggu 24
NVP LPV/r NVP - LPV/r
Stratum N Rate of N Rate of % between group P value
endpoint % endpoint % difference
<12 months 41 41.5 36 19.4 22.0 0.03
≥12 months 106 40.6 104 19.2 21.3 0.001
All (unweighted) 147 40.8 140 19.3 21.5 <0.001

• Angka VF atau kematian pada minggu 24 pada anak <12 bulan: 28.8% pada NVP
arm vs 11.1% pada LVP/r arm
• Angka VF atau kematian pada minggu 24 pada anak ≥12 bulan: 28.5% pada NVP
arm vs 13.7% pada LVP/r arm
• Terdapat 13 kematian: 10 pada NVP arm vs 3 pada LPV/r arm

In October 2010, the Data Safety Monitoring Board


recommended unblinding the study results

Violari A, et al. N Engl J Med 2012;366:2380–2389.


Panduan WHO 2016: Paduan ART
Lini Pertama untuk Anak <3 Tahun
• Paduan berbasis LPV/r digunakan sebagai ART lini pertama pada semua anak terinfeksi HIV usia <3
tahun, ada/tidak ada paparan thd NNRTI sebelumnya
• Jika LPV/r tidak tersedia, diberikan paduan berbasis NVP
• Jika pemantauan VL tersedia, dapat dipertimbangkan mengganti LPV/r dengan EFV pada usia 3 tahun
setelah diperoleh supresi virologi
• ABC + 3TC + AZT direkomendasikan sebagai pilihan untuk anak yang menderita TB saat mendapat
paduan ART yang mengandung NVP atau LPV/r (jika terapi TB telah selesai, paduan ini harus
dihentikan dan paduan awal diberikan kembali)
• Tulang punggung NRTI untuk paduan ART harus berupa ABC atau AZT + 3TC
Paduan ART lini pertema yang direkomendasikan WHO untuk anak <3 tahun

Paduan pilihan ABCa atau AZT + 3TC + LPV/rb


Paduan alternatifc ABCa atau AZT + 3TC + NVP

Kondisi khususd ABCa atau AZT + 3TC + RALe


a–e
See slide notes.
Panduan WHO 2018
Populasi Rejimen Lini Pertama Rejimen Lini Pertama Situasi Khusus
Pilihan Alternatif
Anak ABC + 3TC + DTG* ABC + 3TC + LPV ABC + 3TC + EFV (atau NVP)
ABC + 3TC + RAL AZT + 3TC + EFV** (atau NVP)
AZT + 3TC + LPV/r (atau RAL)
Neonatus AZT + 3TC + RAL AZR + 3TC + NVP AZT + 3TC + LPV/r***

*Untuk usia dan BB yang direkomendasikan ** >3 tahun *** >2 minggu
Rekomendasi Pemberian
Antiretroviral
pada Anak di Indonesia
Rekomendasi Terapi ARV Lini Pertama PNPK HIV 2019
Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja
Paduan pilihan TDF+3TC (atau FTC)+EFV
Paduan alternatif TDF +3TC (atau FTC)+EFV400
AZT+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
AZT+3TC+EFV400
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3-10 tahun
Paduan pilihan AZT+3TC+EFV
Paduan alternatif ABC+3TC+NVP
ABC+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
TDF+3TC (atau FTC)+EFV
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia <3 tahun
Paduan pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV/r
Paduan alternatif (ABC atau AZT)+3TC+NVP
Rekomendasi Terapi ARV Lini Kedua
Lini 1 Pilihan lini 2
Di bawah 3 tahun 2 NRTI + LPV/r Tetap teruskan regimen
berbasis LPV/r dan diganti
dengan 2 NRTI* + EFV
pada usia 3 tahun
2 NRTI + NVP 2 NRTI* + LPV/r
Di atas 3 tahun 2 NRTI + LPV/r 2 NRTI* + EFV
2 NRTI* + DTG**
2 NRTI + EFV (atau NVP) 2 NRTI* + LPV/r
2 NRTI* + DTG**
*Bila lini 1 menggunakan ABC + 3TC atau TDF + 3TC (atau FTC), maka lini dua diganti
menjadi AZT + 3TC dan sebaliknya
**DTG hanya dapat diberikan pada anak berusia di atas 6 tahun dan berat 20 kg atau
lebih
TDF hanya dapat digunakan pada anak usia 3 tahun ke atas
Lopinavir/ritonavir
Formulasi dewasa:
Tablet 200 mg lopinavir/50 mg ritonavir

Formulasi anak:
Tablet anak: 100 mg lopinavir/25 mg ritonavir à
sudah tidak tersedia, tablet tetap besar
Formula sirup: 80 mg/mL lopinavir + 20
mg/mL ritonavir (belum tersedia)
• Masalah dalam logistik: perlu disimpan di lemari
es (2°C - 8°C) – expired sesuai tanggal di kemasan.
Jika disimpan di suhu kamar (20°C - 25°C) – harus
digunakan dalam waktu dua bulan
• Kandungan alkohol >>
https://aidsinfo.nih.gov/drugs/316/kaletra/31/professional#nlm34068-7
Dosis Lopinavir/ritonavir
PNPK HIV:
• BB <15 kg: 12 mg/3 mg LPV/r/kg/dosis • Tablet dewasa: 200 mg lopinavir/50 mg
2x sehari ritonavir
• BB >15-40 kg: 10 mg/2,5 mg • BB ≥15 – 25 kg: 1 tablet tiap 12 jam
LPV/r/kg/dosis 2x sehari • BB ≥ 35 kg: 2 tablet tiap 12 jam
• BB >40 kg: seperti dewasa • Tablet anak: 100 mg lopinavir/25 mg
ritonavir
Anjuran: tidak mengunyah, menggerus • BB >8 - 15 kg: 1 tablet tiap 12 jam
obat • BB ≥ 15 - 25 kg: 2 tablet tiap 12 jam
Best dkk (2011): pemberian tablet • BB ≥ 25 – 35 kg: 3 tablet tiap 12 jam
lopinavir/ritonavir 200/50mg yang
• BB ≥ 35 : 4 tablet tiap 12 jam
digerus menurunkan AUC lopinavir dan
ritonavir sekitar 40%
Journal of acquired immune deficiency syndromes. 2011;58(4):385-91
https://aidsinfo.nih.gov/drugs/316/kaletra/31/professional#nlm34068-7
Lopinavir/ritonavir 40mg/10 mg – oral pellets
Bayi 14 hari – 6 bulan 16/4 mg/LPV/r/kg 2x/hari
BB 7-<15 kg 12/3 mg/kg 2x/hari
BB 15-35 kg 10/2.5 mg/kg 2x/hari
• Indikasi: Bayi dan
Anak ≥35 kg dan dewasa 400/100 mg 2x/hari
anak >14 hari BB>5
kg Rentang BB (kg) Pagi (Sachets) Malam (Sachets)
• Bayi prematur 3-4.9* 2 2
(≤36 mgu): >14 5-5.9 2 2
hari usia koreksi
6-9.9 3 3
(gestasi 42
10-13.9 4 4
minggu)
14-19.9 5 5
• Diberikan setiap 12
20-24.9 6 6
jam (2x/hari)
25-29.9 7 7
30-34.9 8 8
>35 kg 10 10
Cara Pemberian
• Bayi dan anak >6 bulan (sudah
MPASI):
• Campurkan dalam sejumlah kecil bubur
di suhu ruangan (1 sendok)
• Pellets jangan diaduk, gerus, dilarutkan
atau dikunyah
• Bayi dan anak <6 bulan (belum
MPASI):
• Dicampur ke sejumlah kecil susu
formula/ASIP di sendok dan diletakkan di
lidah bayi sebelum menyusu
Abacavir
• Kontraindikasi: positif HLA-B*5701, riwayat hipersensitivitas terhadap abacavir, gangguan
hari sedang-berat
• Usia ≥3 bulan: 8mg/kg 2x/hari atau 16mg/kg 1x/hari (maksimal 600 mg per hari)
• Tablet 300 mg

Rentang BB (kg) Dosis 2x/hari Dosis 1x/hari


Pagi Malam
14-<20 ½ tablet ½ tablet 1 tablet
≥20-<25 ½ tablet 1 tablet 1 ½ tablet
≥25 1 tablet 1 tablet 2 tablet
Abacavir/Lamivudine 120mg/60mg
dispersible tablet
Diberikan 2x/hari (setiap 12 jam) Diberikan 1x/hari

Rentang BB (kg) Dosis (tablet)


Rentang BB (kg) Dosis (tablet)
Pagi Malam
3-5.9 1
3-5.9 0.5 0.5
6-9.9 1.5
6-9.9 0.5 1
10-13.9 2
10-13.9 1 1
14-19.9 2.5
14-19.9 1 1.5
20-24.9 3
20-24.9 1.5 1.5

Diberikan dengan/tanpa makanan. Bisa dilarutkan dalam air (dispersible)


Paduan Berbasis Dolutegravir
• Rekomendasi Panli HIV/AIDS 2 Juli 2020
Pasien remaja dan dewasa yang belum pernah menggunakan ARV sebelumnya yang baru akan memulai
terapi ARV
Kondisi Regimen Pilihan Regimen Alternatif
A. Koinfeksi TB TDF + 3TC + EFV TDF + 3TC + DTG dengan penambahan 1 tablet
DTG 50 mg dengan jarak 12 jam

B. Perempuan yang merencanakan TDF + 3TC + EFV TDF + 3TC + DTG dengan memahami
kehamilan & ibu hamil trimester 1 kewaspadaan pemakaian DTG pada trimester 1

C. Ibu hamil trimester ke-2 dan 3 TDF + 3TC + DTG TDF + 3TC + EFV

D. Selain tiga kondisi di atas TDF + 3TC + DTG TDF + 3TC + EFV
Dolutegravir (DTG)
• Integrase inhibitor (INSTI); disetujui USFDA 2013
• Karakteristik:
• Efektif (supresi viral load secara cepat)
• Ditoleransi dengan baik
• Barier genetik terhadap resistensi tinggi
• Interaksi obat sedikit
• Berupa tablet tunggal (Dispersible Tablet, Film Coated Tablet) atau dalam kemasan
dosis tetap (ABC+3TC+DTG; TDF+3TC+DTG)
• Lebih murah
• Penggunaan pada anak: studi IMPAACT P1903 dan ODYSSEY à disetujui
FDA untuk digunakan pada bayi dan anak ≥4 minggu dan BB ≥3 kg
• Tablet 50 mg – untuk anak dengan BB≥20 kg
• FDC – TDF/3TC/DTG 300/300/50 (TLD) – untuk remaja ≥10 tahun BB ≥30kg
• Indonesia: lini kedua/ketiga pada anak

Anda mungkin juga menyukai