1
OUTLINE
• EPIDEMIOLOGI HIV, HEPATITIS B DAN SIFILIS DI INDONESIA
• STRATEGI PENANGGULANGAN
• TATALAKSANA BAYI YANG LAHIR DARI IBU HIV, HEPATITIS B DAN SIFILIS
KONGENITAL
2
SITUASI HIV DI INDONESIA
3
Penemuan Kasus AIDS s.d Maret 2021
4
5
6
JUMLAH KASUS DI RSUD DR
SOETOMO SAMPAI 2004 - 2019
• BIHA :523 BAYI
• HIV/AIDS : 215 ANAK
• PINDAH LINI KE 2 : 16 ANAK
• KASUS BARU PER BULAN : 2-3 KASUS
• Pasien rutin s/d sekarang on ARV : 160 anak
• Kasus LFU : 30 anak
7
Congenital Sifilis di RSUD Dr Soetomo
• Sejak program PPIA/triple eliminasi
8
EPIDEMIOLOGI HEPATITIS B DI
INDONESIA
• Prevalensi hepatitis B > 8 % termasuk dalam tingkat endemisitas
tinggi
• Sampai saat ini diperkirakan 30 juta penderita hepatitis B dan C
• Riskesdas 2013, prevalensi meningkat 1,2 % yaitu 2x lebih tinggi
dibandingkan tahun 2007
9
DATA IBU
HAMIL HBsAG
REAKTIF 2017
• Jawa Timur 2, 77 %
persentase ibu hamil
yang terdiagnosa Hep
B pada tahun 2017
• Persentase ibu hamil
HBsAg reaktif tertinggi
yaitu Nusa Tenggara
Barat (6,15%), Nusa
Tenggara Timur
(5,26%) dan Papua
(3,92%)
10
STRATEGI PENANGGULANGAN ???
11
12
BAGAIMANA KEBERHASILAN
PROGRAM TRIPLE ELIMINASI
13
TC T
Thailand menjadi negara
N M
Asia pertama yang
TI O
mengumumkan tidak
IN A
mempunyai kasus baru HIV
LI M
pada anak, dan mencapaiE
target WHO mengurangi
penularan dari 40% mjd
1,9%
14
THAILAND
15
KEMUDIAN
MALAYSIA
16
17
18
TATALAKSANA BAYI DARI
IBU HIV
19
PATOFISIOLOGI
INFEKSI DARI
IBU KE BAYI
20
Hypothetical model of vertical transmission in
children
22
Transmisi HIV dari Ibu ke Anak
Setelah
Intrauterin Saat Persalinan
melahirkan (ASI)
5-10% 10-20%
5-20%
< 2%
ARV ibu ARV ibu ARV bayi
Pilihan persalinan aman Susu formula
Keseluruhan risiko tanpa pemberian ASI : 15-30%
Risiko dengan pemberian ASI 6 bulan : 25-35 %
Risiko dengan pemberian ASI 18-24 bulan : 30-45% JAMA 2000;283:1175–82
WHO, 2006
23
FAKTOR RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK
Maternal Obstetrik
- Viral load yang tinggi - Kelahiran per vaginam vs SC
(>5.000 copies/mL misal - KPD yang terbengkalai
saat terjadi serokonversi) - Pendarahan intrapartum (Kala
- Karateristik Virus II)
- CD4<200/ T limfosit - Chorioamnionitis
- Prosedur invasif (misal epis,
count)
EF/EV
- Defisiensi imun
- Infeksi virus, bakteri, Bayi
parasit - Preterm (BBLR) < 34 mg
- Defisiensi vitamin A - ASI/Mastitis
- IDUs - Luka di mulut bayi
- Banyak pasangan seksual 24
Kunci Intervensi PMTCT/PPIA
• Mengurangi jumlah virus ibu dengan ARV ibu
• Persalinan aman
25
Waktu pemberian ARV pada ibu hamil dan
hubungannya dengan risiko infeksi
26
Pilihan Persalinan dan Risiko Penularan
HIV
Persalinan Per vaginam Persalinan Perabdominam
Syarat: Syarat:
Penanganan
bayi saat Pilihan nutrisi ARV profilaksis
persalinan
Diagnosis dini
Profilaksis
bayi (Early infant Imunisasi
kotrimoksazol
diagnosis/EID)
28
Penanganan bayi saat persalinan
• Universal precaution
• Gunakan sarung tangan saat terpapar dengan darah atau cairan
tubuh
• Jepit dan potong tali pusat dengan hati-hati untuk mengurangi
kontaminasi percikan darah
• Keringkan dan bersihkan kulit bayi dengan kain hangat untuk
mengurangi kontaminasi darah atau cairan tubuh ibu sebelum
pindah ke ruang perawatan
• Hindari penggunaan gastric tube yang tidak perlu untuk
mencegah trauma mukosa
• Berikan vitamin K dan vaksinasi rutin
29
PROFILAKSIS ARV UNTUK BAYI
Profilaksis profilaksis ARV untuk bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV:
• Bayi dengan susu formula: zidovudin selama 6 minggu
• Bayi dengan ASI: zidovudin DAN nevirapin selama 6 minggu (dan
ibu harus mendapatkan terapi ARV)
Level of evidence 1a, recommendation A
30
Dosis Profilaksis ARV
Dosis Lama
pemberian
Usia gestasi ≥35 minggu: 4 mg/kg/kali, 2 kali sehari, dapat dimulai pada
usia 6-12 jam.
Zidovudin Usia gestasi ≥30 sampai <35 minggu: 2 mg/kg/kali, setiap 12 jam, lalu 3 Lahir sampai
mg/kg/dosis setiap 12 jam pada usia 15 hari usia 6 minggu
Usia gestasi <30 minggu: 2 mg/kg/kali, setiap 12 jam, lalu 3 mg/kg/kali
setiap 12 jam setelah usia 4 minggu
Nevirapin Berat lahir 1500–2000 gram: 8 mg/dosis
(untuk bayi Berat lahir 2000-2499 gram: 10 mg/dosis Lahir sampai
dengan ASI) Berat lahir > 2500 gram: 15 mg/dosis usia 6 minggu
• Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV)
dari usia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT)
• Diberikan sampai infeksi HIV sudah disingkirkan DAN ibu sudah
tidak memberikan lagi ASI
• Mencegah pneumonia Pneumocystis Jirovecii dan juga efektif
mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti
Salmonella, Haemophilus, Staphylococcus
32
Profilaksis Kotrimoksasol
33
KOTRIMOKSASOL SAMPAI KAPAN ??
34
Pilihan Nutrisi
ASI
Susu formula
Keuntungan vs Kerugian
35
36
Faktor Risiko Penularan HIV melalui ASI
• Integritas usus
Bayi • Pilihan nutrisi
37
Konsekuensi Pemberian ASI dari Ibu Terinfeksi
HIV
A. Overall pooled transmission rates at 6 months for breastfed infants with mothers on antiretroviral treatment
(ART) was 3.54% and at 12 months 4.23%
B. Postnatal transmission rates were 1.08 at six and 2.93 at 12 months. ART was mostly provided for PMTCT only
and did not continue beyond six months postpartum 39
Prinsip AFASS dalam Pemberian Susu
Formula
Pentingnya konseling!! 40
41
Infant feeding practice counselling
A cceptable Acceptable (Dapat diterima)
Feasible (Layak penyajiannya),
WHO criterias’ for F easible Affordable (Terjangkau)
infant formula A ffordable Sustainable (Berkelanjutan)
S ustainable Safe (Aman)
S afe
20
15
10
5
0
r
ah
i g u a n a n a n hs h s
L in
g
b ul b ul b ul o n t
o nt
m 3 6 9 m m
6 1 15 AIDS. 2001;15:379-87 43
Early Infant Diagnosis (EID)
• Diagnosis dini penting untuk memberikan inisiasi terapi ARV dini
• Inisiasi terapi ARV dini memberi prognosis klinis lebih baik
• Kendala:
–Teknik pemeriksaan
–Biaya
–Pemberian ASI diperiksa setelah 6 minggu penghentian ASI
Jika bayi terpapar dalam 12 minggu pertama usia nya 75% lbh
rendah untuk meningga karena AIDS
44
Waktu Pemeriksaan
46
Ringkasan • Jika PCR tidak bisa dilakukan,
profilaksis kotrimoksasol
• Jika antibodi 9 bulan negatif: bayi
tidak terinfeksi (kecuali masih ASI):
diteruskan, lakukan pemeriksaan stop kotrimoksasol
antibodi pada usia 9 bulan
Bayi sehat dari Ibu HIV+ • Jika antibodi 9 bulan positif: ulangi
antibodi di 12-18 bulan
48
49
50
Jadwal PPIA
Lahir 10 hari 4 6 2 3 4 6 9 18
minggu minggu bulan bulan bulan bulan bulan bulan
Berat badan/panjang
badan
Nutrisi* SF SF SF SF SF SF SF SF-MP SF-MP SF-MP
Profilaksis ARV
Zidovudin 4 mg/kg/kali,
Tiap 12 jam**
Kotrimoksazol
4-6 mg TMP/kg/kali
PCR RNA/DNA
1 2 AB
SF: susu formula; MP: makanan padat; Hb: Hemoglobin; Ht: Hematokrit; PCR RNA/DNA : Polymerase chain reaction RNA/DNA ; AB: HIV
antibody; ARV: antiretroviral.
* : bila AFASS tidak terpenuhi, maka bayi dapat diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, tidak boleh mixed feeding.
** : dosis khusus untuk prematur 51
TATA LAKSANA BAYI
LAHIR DARI IBU
TERINFEKSI SIFILIS
52
GEJALA KLINIS IMS PADA IBU HAMIL
1. Asimptomatis atau subklinis
2. Rekuren infeksi
3. Kronik infeksi
4. Penularan setelah kehamilan
• Definisi WHO:
• Lahir mati, lahir hidup atau janin mati pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih dari 500 g,
dari seorang ibu seropositif sifilis tanpa pengobatan yang
adekuat.
• Lahir mati, lahir hidup, atau anak usia kurang dari 2
tahun dengan bukti terinfeksi sifilis secara klinis atau
laboraturis
WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis).
54
2016
Sifilis Kongenital
56
Pajana
Perjalanan n Inkubasi primer
(10-90 hari setelah
Sifilis
tanpa
pajanan)
Sifilis Primer Neurosifilis
Pembentukan Invasi CNS
dini
Terapi Chancre
Inkubasi Sekunder
(25% -
60% )
4-10 minggu
setelah Adanya
Menular melalui chancre
hubungan seksual Sifilis
atau
transmisi ibu ke Sekunder Simptomati
anak s (5%)
M eningiti
Asimptomatis
25% Sifilis laten dini s
Penyakit
Sifilis ≤ 1 (Asimptomatis
tahun Meningo
pascainfeksi
) Vaskular
Kongenit
al
Menular melalui
transmisi ibu ke Sifilis laten
anak lanjut
(Asimptomatis)
> 1 tahun
pascainfeksi
Sifilis Sifilis
Tidak Tersier Tersier
Neurosifilis
Sifilis Gum
menular lanjut
kardiovaskular a Paresis Tabes Dorsalis
(10%) (15% ) (2% - (2-9%)
5% ) Awitan 3-50
. Awitan 20-30 Awitan 1-46 Awitan 2-30 tahun
tahun Pascainfeksi tahun 57
J of Clin Invest. 2011;121(12):4584- tahun pasceinfeksi
Pascainfeksi pascainfeksi
MANIFESTASI SIFILIS
KONGENITAL
• Manifestasi dari asimtomatik sampai fatal
• Manifestasi dini: abortus spontan, lahir mati, ensefalitis, lesi kulit
generalisata, rhinitis (snuffles nose), disfungsi hepar, kegagalan
multi organ, paralisis ekstremitas, gagal tumbuh/gangguan
tumbuh kembang
• Manifestasi lanjut: umumnya tidak tampak saat lahir pada
anak yang lebih besar termasuk frontal bossing, osteitis
tulang panjang, malformasi gigi dan maksilofasial, keratitis, tuli
neurosensorik, gangguan neuropsikologis, bengkak sendi
58
SIFILIS KONGENITAL
DINI
Rhinitis Fisura
Sifilis pemfigus
62
SIFILIS KONGENITAL
LANJUT
Trias Hutchinson
Sensoryneural deaffnes
63
PENTING MEWASPADAI
GEJALA STADIUM LANJUT !!!
• Gangguan bicara pada anak karena gangguan pendengaran
• Gangguan penglihatan atau adanya keputihan di kornea mata
• Gigi anak yang runcing tajam
• Sikatriks pada kulit sekitar mulut, genital dan anus
• Malformasi tibia (Sabre shins)
64
DIAGNOS
IS
65
Pemeriksaan Fisik
66
Riwayat Penyakit
• Bayi lahir dari ibu sifilis, titer serologi min 4x lebih tinggi dari titer
ibu atau tetap positif 4 bulan
• Dalam 2 tahun pertama timbul gejala klinis dan serologis
positif (pembengkakan sendi, pilek, bula pada kulit,
hepatosplenomegali, ikterik, anemia, perubahan radiologis
tulang panjang)
• Bayi lahir mati dari ibu sifilis tidak diobati adekuat
67
Pemeriksaan Laboratorium
• Tes serologi untuk diagnosis presumptive
• Nontreponemal tests (VDRL, RPR)
• Skrining sensitive tapi tidak spesifik
• Evaluasi terapi
• Treponemal tests
• Sebagai tes konfirmasi ( TPHA, TP Rapid)
59 68
Pemeriksaan Laboratorium
72
TATA LAKSANA BAYI LAHIR
DARI IBU TERINFEKSI
HEPATITIS B
73
JENIS PENYAKIT HEPATITIS VIRUS
DAN PENULARAN HEPATITIS VIRUS
74
DATA IMUNISASI HEPATITIS B TAHUN
2007-2017
75
Dampak Infeksi VHB pada neonatus dan
orang dewasa
Infeksi HBV
65 76
Penularan Virus Hepatitis B dari Ibu ke Bayi
• Risiko penularan dari Ibu ke bayi : 90%
• Penularan: intrauterin, persalinan, dan setelah lahir
• Pencegahan penularan :
1. skrining ibu hamil secara universal,
2. pemberian vaksin Hepatitis B pada semua bayi baru lahir,
3. penggunaan profilaksis imunoglobulin Hepatitis B pada bayi
dari ibu HBsAg (+) menurunkan risiko penularan ~ 95 %
77
• Studi kohort 9252 bayi di US: 1.1%
• Penularan terjadi pada :
• ibu dengan HBeAg (+),
• HBV viral load >2000 IU/mL,
• usia <25 tahun
Pediatrics. 2015;135:1141-
• bayi mendapat vaksin HB <3 dosis 7
78
PENCEGAHAN PENULARAN
VERTIKAL
Ibu hamil HBsAg negatif atau tidak diketahui
• Vaksin HB-0: < 24 jam lahir
• Vaksin ulang sesuai program
• perlindungan s/d 20 thn, berhasil: Anti HBs +
81
ASI DAN HEPATITIS B
• Bayi yang mendapat Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) +
dosis pertama vaksin Hepatitis B saat lahir dapat menyusui
• Bayi harus melengkapi vaksin Hep B selanjutnya
• Ibu harus mendapatkan manajemen laktasi yang baik
sehingga mencegah lecet pada putting
• Ibu HBsAg (+) tidak mendonasikan ASInya
82
83
KESIMPULAN
• Triple eliminasi merupakan KUNCI PENTING menghilangkan kasus HIV,
Sifilis kongenital, dan hepatitis B pada anak
• Bulan ke 2 usia anak Pentabio, saatnya EID dan kotrimoksasol
profilaksis
• Bulan ke 9 usia anak Campak, PCR II, tes Hbs Ag pada bayi
• Waspadai penemuan kasus sifilis kongenital dengan tampilan stadium
lanjut pada anak ( setelah usia 2 tahun )
84
85
PPIA HIV – VHB –
SIFILIS
86
87
WHO
GUIDELINE
88
89
Th
ank
Yo
90
SOAL 1
• Seorang ibu G1P0, hamil 12 minggu baru saja
diketahui terinfeksi HIV. Ibu tersebut datang ke
layanan kesehatan untuk berkonsultasi bagaimana
cara mencegah penularan HIV dari dirinya ke bayinya.
•
Edukasi apa yang akan Anda berikan?
91
Soal 2
• Seorang Ibu terinfeksi HIV, hamil 38 minggu. Taksiran
berat janin adalah sekitar 3000 gram. Ibu ingin
memberikan susu formula pada bayi ini.
• Bagaimana pemberian ARV profilaksis pada bayi ini?
92
Soal 3
• Bayi di kasus 2, datang kembali bersama Ibunya
pada usia 4 minggu. Saat ini, bayi tersebut masih
mengonsumsi ARV profilaksis sebelumnya. Saat ini
berat badan 3,5 kg.
• Tata laksana apa yang selanjutnya akan Anda
lakukan?
• • Sesuaikan dosis ARV profilaksis
• • Rencanakan pemeriksaan PCR DNA HIV usia 4-6 bulan
• • Berikan kotrimoksazol mulai usia 6 minggu
93
Soal 4
• Kasus bayi 2, usia 2,5 bulan, datang kembali
dengan pemeriksaan PCR DNA HIV negatif.
• • Apa yang akan Anda lakukan?
94
Soal 5
• Seorang Ibu diketahui terinfeksi HIV saat akan
melahirkan. Bayi diberikan zidovudin dan
mendapatkan susu formula. Saat ini bayi berusia
2,5 bulan, dan didapatkan hasil PCR DNA positif.
Klinis bayi baik.
• • Tata laksana apakah yang akan Anda berikan?
95