Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN MATERNITAS

PPIA
Lokakarya Akselerasi ARV Dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta Mampu Melakukan Asuhan Maternitas PPIA
Tujuan Pembelajaran Khusus
a) Menjelaskan penularan HIV AIDS dan PIMS pada perempuan & anak
b) Menjelaskan pencegahan HIV pada perempuan & anak
c) Melakukan asuhan kehamilan, persalinan & pasca persalinan pada
perempuan dengan HIV
Kegiatan yang dilakukan dalam PPIA

∙ Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan


usia produktif
∙ Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada
ibu HIV Positif
∙ Mencegah terjadinya penularan dari ibu hamil positif ke
bayi yang dikandungnya
∙ Memberikan dukungan psikologis , social dan
perawaytan kepada ibu HIV positif beserta bayi dan
keluarganya
Dampak buruk dari penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah, bila….

∙ Terdeteksi lebih dini


∙ Terkendali (Ibu melakukan perilaku hidup sehat, Ibu mendapatkan ARV
profilaksis secara teratur, Ibu melakukan ANC secara teratur, Petugas
kesehatan menerapkan pencegahan infeksi sesuai Kewaspadaan Standar),
∙ Pemilihan persalinan yang aman (seksio sesarea atau partus per vaginam)
∙ Pemberian PASI (susu formula) maupun ASI yang memenuhi persyaratan
AFASS
∙ Pemantauan ketat tumbuh- kembang bayi & balita dari ibu dengan HIV positif
∙ Adanya dukungan yang tulus, dan perhatian yang berkesinambungan kepada
ibu, bayi dan keluarganya.
Tujuan Program PPIA

1.Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi


• Sebagian besar infeksi HIV pada bayi dikarenakan tertular dari
ibunya. Infeksi yang ditularkan dari ibu ini kelak akan mengganggu
kesehatan anak. Diperlukan upaya intervensi dini yang baik,
mudah dan mampu laksana guna menekan proses penularan
tersebut.
2. Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan Bayi
• Dampak akhir dari epidemi HIV berupa berkurangnya produkstifitas
dan peningkatan beban biaya hidup yang harus ditanggung oleh
ODHA dan masyarakat Indonesia di masa mendatang karena
morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan bayi. Epidemi HIV
terutama terhadap ibu dan bayi tesebut perlu diperhatikan,
dipikirkan dan diantisipasi sejak dini untuk menghindari terjadinya
dampak akhir tersebut.
Intervensi untuk Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Bayi

1) Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif


2) Menurunkan viral load serendah-rendahnya
3) Meminimalkan paparan bayi terhadap darah
dan cairan tubuh ibu HIV positif
4) Mengoptimalkan kesehatan dari ibu dengan HIV
positif.
Kegiatan Komprehensif
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada ibu dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya
WHO
1 2 3

4
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi

A bsen seks A bstinence


B ersikap saling setia B e Faithful
C egah dengan kondom C ondom
D ilarang menggunakan napza D rug No
Kegiatan Pencegahan Primer kepada
PUS sebelum terjadinya infeksi
•Penyebar luasan Informasi
•Penyuluhan berkelompok
•Konseling
•Mobilisasi masyarakat
•Layanan bersahabat untuk pria 1

Modul 2, Halaman 8
Mazami Enterprise ©
2009
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada Ibu dengan HIV

Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan


tidak dianjurkan untuk hamil

Pilihan kontrasepsi dan alasannya


• Suntik & Implan Bukan kontraindikasi
• Vasektomi & Tubektomi Bila tidak ingin anak lagi
• Spons & Diafragma Kurang efektif
• AKDR Tidak dianjurkan, risiko perdarahan
• Kondom Pilihan utama, karena bersifat
Dual Protection

1 2
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya

Merupakan inti dari PMTCT, intervensi berupa:

• Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif


• Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT)
• Pemberian obat antiretrovirus (ARV)
• Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta
pemberian makanan bayi
• Persalinan yang aman.

1 2 3
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya

Isu yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan HIV:


• Kepatuhan minum ARV
• Biaya untuk pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan
• Biaya untuk memperoleh ARV

Isu yang mungkin dihadapi oleh anak:


• Menjadi yatim-piatu lebih dini
• Biaya pemeliharaan kesehatan lebih besar daripada bayi
normal
1 2 3

4
Manfaat antiretroviral

• Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup


• Menurunkan angka rawat inap akibat HIV
• Menurunkan angka kematian terkait AIDS
• Menurunkan terjadinya penularan dari ibu ke bayi
Penatalaksanaan Antenatal

• Asuhan Antenatal Care


• Pelihara kesehatan secara umum
• Kurangi kadar virus (Viral Load)
• Deteksi dini dan terapi faktor penyulit
• Hindari penularan ke pasangan
• Konseling persiapan persalinan
• Konseling pemberian makanan bayi
Penatalaksanaan Persalinan
• Pemilihan persalinan • Per Abdomen / Seksiosaesaria
tergantung Status obstetric, o Merupakan cara persalinan yang
Status PPIA : ARV & viral load, memiliki risiko transmisi terkecil
Kesiapan petugas Kesehatan
o Akan mengurangi risiko penularan
• Persyaratan untuk persalinan HIV dari ibu ke bayi sebesar 50-66%
pervaginam : Ibu minum ARV • Per Vaginam
teratur lebih dari 4 minggu,
Viral load tidak terdeteksi o Risiko penularan meningkat apabila
• Kewaspadaan Standart terjadi Proses Persalinan (inpartu)
dan Ketuban Pecah Dini
o Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih,
dianjurkan persalinan pervaginam
Penatalaksanaan Persalinan
Informasi saat konseling
Metode Keuntungan Kerugian
Seksio • Risiko penularan rendah • Lama perawatan ibu
sesarea • Terencana • Perlu fasilitas & sarana
elektif pendukung
• Biaya mahal
Per • Mudah dilakukan di sarana • Risiko penularan tinggi
vaginam kesehatan terbatas (kecuali bila ibu minum ARV teratur &
VL tidak terdeteksi)
• Biaya murah
Penatalaksanaan Paska Persalinan

• Perawatan Nifas Umum • Perawatan berkelanjutan pasca


⮚ Pemeriksaan tanda vital, involusi nifas
uterus ⮚ Hasil pemeriksaan/tes HIV pada bayi
⮚ Higiene genitalia dan payudara diinformasikan kepada dokter
spesialis obsgin yang merawat ibu,
⮚ Nutrisi cukup, istirahat cukup sebagai bagian penilaian
• Perawatan Nifas Khusus keberhasilan penerapan PPIA dalam
institusi kesehatan, serta
⮚ Pastikan ibu telah menentukan memperkuat kinerja Tim PPIA
pilihan pemberian makanan untuk ⮚ Perawatan, Dukungan dan
bayi Pengobatan (CST) lanjutan bagi Odha,
⮚ Supresi laktasi apabila ibu memilih termasuk penatalaksanaan infeksi
untuk tidak menyusui oportunistik
⮚ Anjuran pemeriksaan VL, untuk ⮚ Pemeriksaan ginekologi rutin
menilai kelayakan terapi ARV
berikutnya
KELUARGA BERENCANA

• Bertujuan untuk mencegah penularan HIV pada kehamilan berikutnya


• Sterilisasi bukan merupakan indikasi absolut untuk ibu dengan HIV
• Kondom merupakan kontrasepsi pilihan karena bersifat proteksi
ganda (terhadap kehamilan dan penularan IMS)

Kondom Perempuan Kondom Laki-laki


MAKANAN PADA BAYI YANG TERLAHIR DARI IBU DENGAN HIV
• Bayi : Usia 0-12 bulan
• Menyusui eksklusif : Memberikan hanya ASI (termasuk ASI perah), TIDAK
memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, di samping
menyusui kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes
• Menyusui campur : Memberikan ASI ditambah makanan buatan, dapat
berupa susu formula, bubur, atau makanan lainnya termasuk air putih
• Susu formula : Pengganti ASI yang diformulasikan secara industri
• Makanan Pendamping ASI (MP ASI) : Segala jenis makanan, yang mewakili
ASI atau menggantikan ASI sebagian/ total
• Relaktasi : Memberikan kembali ASI setelah sempat terhenti, atau
berkurang
Transmisi vertikal HIV

• Kehamilan • Persalinan • Laktasi

Risiko 5-10% 10-20% 10-15%

Intervensi PPIA
Transmisi HIV melalui ASI
• Transmisi melalui ASI 5-20%

• Tingkat penularan meningkat seiring lamanya laktasi


Umur (bulan) Kumulatif
1-6 4% 4%
7-12 5% 9%
13-24 7% 16%

• Meta analisis: Transmisi kumulatif sebesar 9.3%


pada usia 18 bulan (dengan persentase menyusu
8,9% per tahun)
Kebutuhan nutrisi
• Kebutuhan kalori bayi per hari
Umur (bulan) Kalori (kal/ KgBB)
0-3 120
4-9 110
10-12 100

• Diberikan dalam bentuk


• Hanya cairan: sampai usia 6 bulan (ASI, susu formula)
• Ditambah makanan padat: mulai usia 6 bulan
ASI
MP ASI
Susu Balita
6 bulan 2 tahun
Kuantitas pemberian susu formula
Untuk bayi cukup
bulan
Umur Frekuensi Porsi Total
(kali/ hari) (ml/ kali) (ml/ hari)
0 - <1 bln 8 60 480
1 - < 2bln 7 90 630
2 - < 3 bln 6 120 720
3 - < 4bln 6 120 720
4 - < 5 bln 6 150 900
5 - < 6 bln 6 150 900
Alternatif pemberian nutrisi bayi
Ibu dengan HIV perlu mendapatkan konseling
mengenai alternatif pemberian nutrisi untuk bayinya

Informasi yang diperlukan saat konseling

Risiko Susu Formula


penularan HIV & syarat
melalui ASI AFASS
ASI Eksklusif &
Manajemen
laktasi
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
Bayi dari ibu dengan HIV

• ASI adalah makanan terbaik • Persyaratan AFASS harus


untuk bayi dipenuhi apabila ibu ingin
memilih memberikan Susu
• Risiko penularan HIV melalui Formula Eksklusif
ASI sekitar 15-20% • Aeceptable : Dapat diterima
• Risiko penularan HIV • Feasible : Mudah dilakukan
diperbesar dengan adanya
lecet pada payudara ibu • Affordable : Harga terjangkau
dengan HIV (menjadi 63%) • Sustainable : Berkesinambungan
• Safe : Aman
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
Bayi dari ibu dengan HIV

• Apabila ibu memilih untuk • Apabila persyaratan AFASS terpenuhi


memberikan ASI, dianjurkan untuk ASI sebelum 6 bulan, bagi ibu yang
Eksklusif selama 6 bulan memberikan ASI dapat memilih
• Sangat tidak dianjurkan untuk • Meneruskan ASI Eksklusif sampai 6 bulan
menyusui campur (mix feeding) • Beralih ke Susu Formula Eksklusif
• Setelah 6 bulan, bayi diberi PASI, dan
ASI dihentikan • Tidak memberikan ASI lagi (mix feeding)
• Ibu perlu diberi informasi mengenai
manajemen laktasi (cara menyusui
yang baik dan benar) • Apapun pilihan ibu tentang pemberian
makanan bayi, perlu diberikan
dukungan
Pilihan nutrisi
Ibu bersalin

Status HIV Serologis Serologis


tidak diketahui Negatif Positif

• ASI Eksklusif 6 bulan • ASI Eksklusif 6 bulan


• Makanan padat yang aman & beralih bila syarat AFASS terpenuhi
sesuai, + ASI sampai 2 tahun
• Relaktasi, bila ibu belum • Susu Formula Eksklusif
menyusui
• Alternatif ASI lainnya • Alternatif ASI lainnya
Pertimbangan menentukan penggunaan ASI
Bagi ibu dengan
HIV

• Persyaratan AFASS tidak terpenuhi


• Keadaan yang dianggap AMAN untuk menyusui
• Kondisi sosial ekonomi tidak memungkinkan untuk mencari
Ibu susu atau memanaskan ASInya sendiri
• Memahami teknik menyusui yang benar, sehingga terhindar
dari mastitis (radang payudara) dan laserasi (lecet) puting
payudara
Keadaan yang dianggap aman untuk menyusui
Bagi ibu dengan
HIV
• Viral load tidak terdeteksi, atau kadar CD4 tinggi
• Tidak terdapat luka/lecet pada puting payudara. Bila terdapat
luka/lecet dilarang menyusui
• Tidak terjadi mastitis (radang payudara)
• Perilaku seks aman (selalu menggunakan kondom)
• Manajemen laktasi yang baik (perlekatan, posisi, frekuensi)
Teknik menyusui yang benar
Posisi badan ibu dan bayi
• Kepala dan badan bayi berada dalam
satu garis lurus
• Wajah bayi menghadap payudara,
dengan hidung bayi berhadapan
dengan puting
• Ibu memeluk bayi dekat dengan
badannya, ibu menatap ke wajah bayi
• Untuk bayi baru lahir sampai usia 3
bulan, ibu harus menyangga seluruh
badan bayi (bukan hanya kepala dan
bahu)
Teknik menyusui yang benar 2/
2
Perlekatan bayi pada payudara ibu

• Mulut bayi terbuka lebar

• Bibir bawah bayi melengkung


ke luar
• Dagu bayi menyentuh
payudara
Teknik menyusui yang salah

Posisi badan ibu dan bayi


Perlekatan bayi pada payudara ibu

• Kepala dan badan • Mulut bayi tidak


bayi tidak berada terbuka lebar,
dalam satu garis mengerucut ke
lurus depan
• Wajah bayi tidak • Bibir bawah bayi
menghadap tidak
payudara melengkung ke
• Tangan ibu hanya luar
menyangga bahu • Dagu bayi tidak
bayi (bukan menyentuh
seluruh badan payudara
bayi)
Alternatif ASI lainnya Untuk bayi dari ibu dengan HIV
• Ibu susu lain (menyusu dari ibu lain • Memanaskan (Pasteurisasi) ASI
yang serologis negatif) perah dari ibu dengan HIV
• Calon ibu susu adalah perempuan yang • Ibu & keluarga diajarkan untuk
telah terbukti serologis HIV negatif, dan merangsang refleks oksitosin agar ASI
bersedia menyusui hingga bayi berusia dapat mengalir dengan lancer
setidaknya 6 bulan • Duduk santai, minum air hangat
• Ibu kandung masih dapat terlibat dalam • Payudara dikompres hangat/ disiram air
perawatan bayi lainnya hangat
• Bicarakan aspek sosial/budaya/agama • Puting payudara dirangsang dengan
yang timbul dengan bayi disusui ibu lain tarikan dan pilinan ringan oleh jari ibu
sendiri
HIV akan mati pada suhu 56 0C • Dilakukan pemijatan sirkuler dengan ibu
jari, di sepanjang tulang belakang
Pasteurisasi ASI bekerja pada suhu 62,5 0C segmen thorakal
Dengan Pasteurisasi ASI, maka bayi tidak mendapatkan antibodi, tetapi setidaknya
masih mendapatkan protein susu yang mudah dicerna oleh usus bayi sehingga
terhindar dari diare
Alternatif Pengganti ASI yang baik
Untuk bayi dari ibu dengan
HIV

• Susu Formula bayi berbahan dasar susu sapi


• Susu Formula bayi berbahan dasar isolat protein soya
• Susu binatang yang dimodifikasi
• Susu sapi dievaporasi (tidak memakai pemanis)
Pengganti ASI yang tidak dianjurkan untuk 6 bulan pertama

• Susu skim (segar maupun bubuk)


• Susu kental manis
• Susu fermentasi (yogurt)
• Susu yang ditambah perasa
• Santan
• Jus, teh, air gula
• Serealia, bubur
Pertimbangan menentukan penggunaan susu formula
Bagi ibu dengan HIV

•Keuntungan dan kerugian pemberian


susu formula
•Kemungkinan kendala AFASS
Keuntungan & kerugian Susu Formula

• Keuntungan : Menurunkan angka transmisi HIV hingga 2% dibanding


ASI
• Kerugian :
✔Memperberat efek buruk susu formula
✔Mempengaruhi kebebasan memilih
✔Membuka status HIV
✔Tidak memperhitungkan ongkos persiapan susu formula (yang tidak terhitung)
✔Meningkatkan kemungkinan ASI campur susu formula
✔Meningkatkan efek perluasan perilaku pemberian susu formula pada ibu yang
non HIV (Spill Over)
Kemungkinan kendala AFASS
Acceptable Dapat diterima
• Stigma di masyarakat: “Mengapa tidak menyusui?”

Mengakibatkan praktik
menyusui campur

Malah meningkatkan
kemungkinan penularan
Kemungkinan kendala AFASS
Feasible Mudah dilakukan
• Ibu mempunyai waktu, ketrampilan, pengetahuan
untuk menyiapkan & memberikan susu formula

• Perlu ada orang dewasa sehat untuk


menyiapkan dan memberikan setiap
asupan

• Disisi lain, tidak ada kepastian agar ibu


bisa mendapatkan bantuan untuk
menyiapkan dan memberikan susu
formula
Kemungkinan kendala AFASS
Feasible Mudah dilakukan
• Ibu mempunyai waktu, ketrampilan, pengetahuan
untuk menyiapkan & memberikan susu formula
• Kenyataannya konsumen susu formula
TIDAK DIAJARI cara membuat &
menyiapkan formula yang tepat
• Disisi lain, tidak ada kontrol di masyarakat
bahwa ibu benar paham cara menyiapkan
formula yang benar
• Informasi sulit diterima: Sebagian besar
pendidikan ibu kurang dari sekolah
menengah.
Kemungkinan kendala AFASS
Affordable Harga terjangkau
• Perlu biaya cukup mahal untuk membeli susu
formula minimal sampai usia 6 bulan
• Kenyataannya ibu dengan HIV
memerlukan biaya untuk pemeriksaan
berkala dan mendapatkan ARV (biaya
pemeliharaan kesehatan ibu dengan HIV
cukup mahal)

• Disisi lain, belum ada asuransi (swasta)


yang bersedia membayar kasus HIV
Kemungkinan kendala AFASS
Sustainable Berkesinambungan
• Keberadaan susu formula minimal sampai usia 6
bulan
• Anggaran untuk menyediakan susu
formula harus dipastikan terpenuhi untuk 6
bulan pertama kehidupan bayi

• Bila susu formula ini disediakan oleh


pemerintah, maka perlu kajian lebih lanjut
terkait dana untuk layanan HIV lainnya
misalnya: obat antiretroviral, obat infeksi
oportunistik
Kemungkinan kendala AFASS
Safe Aman penggunaannya
• Mengandung gizi cukup & higienis
• Takaran harus sesuai, tidak terlalu
kental atau encer. Yang sering terjadi
pengenceran berlebihan (14-47%)
• Tersedia air bersih & sabun untuk
membersihkan peralatan
• Tersedia bahan bakar dan air untuk
mempersiapkan makanan tersebut.
Kenyataan hanya 72% yang
mempunyai lemari pendingin
• Kontaminasi tinggi (38-81%)
Ringkasan
• ASI adalah makanan terbaik untuk • Pemberian susu formula harus
bayi memenuhi persyaratan AFASS
• Guna mencegah penularan HIV dari • Pertimbangan untuk menentukan
ibu ke bayi melalui ASI, maka ibu pemberian ASI
dengan HIV mempunyai beberapa • Persyaratan AFASS tidak terpenuhi
ALTERNATIF pemberian makanan • Keadaan yang dianggap aman untuk
untuk bayinya menyusui
• Ibu & keluarga perlu diberikan • Kondisi sosial ekonomi yang tidak
INFORMASI/ KONSELING memungkinkan terpenuhinya
persyaratan AFASS
mengenai pilihan makanan untuk • Memahami teknik menyusui yang
bayinya benar
• Perlu diberikan DUKUNGAN • Pertimbangan untuk menentukan
terhadap apapun pilihan ibu pemakaian susu formula
mengenai makanan untuk bayinya • Keuntungan dan kerugian susu
formula
• Kemungkinan kendala AFASS
Terima
kasih
PENUGASAN ASUHAN MATERNITAS PPIA
Makanan untuk Bayi dari Ibu dengan HIV

Ibu dengan HIV baru melahirkan, ekonomi tidak mampu berasal dari pedalaman Flores, NTT.
Suami dengan HIV. Ibu tinggal di kampung bersama keluarga suami yang belum mengetahui
status serologis HIV mereka.

Ibu dengan HIV baru melahirkan, berasal dari kota Surabaya. Suami meninggal 2 bulan yang lalu
karena AIDS. Ibu tinggal bersama keluarga, keadaan ekonomi keluarga tergolong mampu,
keluarga memberi dukungan penuh bagi perawatan bayi

Ibu, 16 tahun, baru melahirkan, tidak menikah. Pasangan seorang IDU melarikan diri. Ibu tinggal
bersama keluarga, kondisi ekonomi menengah. Nenek memiliki usaha rumahan (home industry)
kue kering. Kakek telah meninggal. Di rumah tersebut tinggal pula keluarga kakak kandung Ibu,
bersama isterinya yang memiliki seorang bayi usia 2 bulan
Coba Saudara buat Langkah Pelayanan PPIA di wilayah kerja saudara

Penyuluhan

Dukungan Konseling

Penatalaksanaan kasus Pemeriksaan darah HIV

Modul 10,
KTS pada Program PPIA

❑ G1, 21 tahun, ANC pertama. Ingin mengetahui apakah sudah terinfeksi HIV, tetapi
merasa khawatir & takut apabila mertuanya berusaha untuk mengetahui status
serologisnya tersebut. Informasi apa yang perlu diberikan kepada klien tersebut?

❑ G1, 17 tahun, lajang. Seksual aktif dengan 1 orang pemuda selama 1 tahun, pada 3
bulan terakhir tidak menggunakan kondom. Ia curiga bahwa pasangan sering tidak setia,
meskipun pemuda tersebut tidak mengakuinya. Pada ANC pertama melakukan
pemeriksaan serologis HIV, dengan hasil negatif. Informasi apa yang perlu diberikan
pada konseling pasca tes?

❑ G1, 27 tahun, pekerjaan PSK, hamil 28 minggu, ANC pertama.Sudah berusaha negosiasi
penggunaan kondom dengan pelanggan, tetapi banyak yang menolak, sehingga ia hamil.
Hasil pemeriksaan serologis HIV positif. Aspek apa dari perilaku berisiko dan kesehatan
bayinya yang harus ditekankan pada sesi konseling pasca tes?
Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu dengan HIV

⮚ Ibu dengan HIV, G1, 28 tahun, hamil 28 minggu.


Penatalaksanaan obstetri apa yang direncanakan untuk
klien ini?
⮚ Ibu dengan HIV, G2P1A0, 30 tahun, hamil 40 minggu, Bekas
SC ai Letak Lintang 1 tahun yang lalu. Penatalaksanaan
obstetri apa yang direncanakan untuk klien ini?
⮚ Ibu dengan HIV, G1, 20 tahun, hamil 14 minggu.
Penatalaksanaan obstetri apa yang direncanakan untuk
klien ini?

Anda mungkin juga menyukai