Anda di halaman 1dari 30

Penularan HIV dari Ibu ke Bayinya

Kelompok 3
 Tasya Shafa Rahman
 Doni Suryadinata
 Haidar Hayyun Tafrihan
 Natasya Nadia Nandari
 Diah Ayu Safitri
 Dias Martiyana
 Rendhika Fauzi F.F
 Kethit Fitriana
 Anissa Fatima Wati
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu
ke Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI

Sumber Infeksi Rute Infeksi


• Darah Ibu • Sirkulasi Umbilical
• Placenta • Kulit
• Cairan Amnion • Mukosa membran
• Sekresi Cervicovaginal – Sal. Pencernaan
• ASI – Sal. Pernapasan

Simonds RJ, 2000


WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK

Masa kehamilan Persalinan Post partum melalui ASI


36 mg- Selama
0-14 mg 14-36 mg kelahiran persalinan 0-6 bln 6-24 bln

1% 4% 12% 8% 7% 3%

Semua tanpa ASI 15-25 %


Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82


Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000
Dampak HIV pada ibu dan anak
ANAK
 Gangguan tumbuh kembang

 Kematian meningkat

 Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat

 Stigma sosial

 Yatim piatu

IBU
 Stigma sosial
 Kematian meningkat
Faktor Risiko Penularan HIV
dari Ibu ke Anak
 Obstetrik
 Maternal  Kelahiran per vaginam vs
 Viral load yang tinggi Sectio Caesarea
(>5.000copies/ml misal saat  Ketuban pecah dini yg
terjadi serokonversi) terbengkalai
 Karakteristik Virus  Perdarahan Intrapartum (Kala
 CD4<200/ T limfosit count) II)
 Defisiensi imun  Chorio amnionitis
 Infeksi virus, bakteri, parasit  Prosedur invasif (misal
spt malaria saat kehamilan episiotomi, forceps, vakum)
 Defisiensi vitamin A
 IDUs  Bayi
 Banyak pasangan seksual  Prematuritas (BBLR rendah) <
34 mg
 ASI/Mastitis
 Luka dimulut bayi
Bayi yang terinfeksi HIV

Perjalanan penyakit lebih progresif dibanding orang dewasa


Dulu : angka harapan hidup 9,4 bulan setelah diagnosis
Saat ini ada 2 macam perjalanan penyakit
saat dan cara transmisi p24 antigenemia

2/3 perlahan 1/3 progresif


Asimtomatik sampai Sudah bermanifestasi 1
usia sekolah tahun pertama

Tumbuh kembang terganggu, lebih mudah terinfeksi


Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan - Konseling;


- Sarana Kontrasepsi

Hamil Tidak Hamil


- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan

Perempuan Hamil HIV (+) Cegah Penularan ke Bayi Ibu Hamil


- Konseling Pemberian
Makanan Bayi ;
- Pe rsalinan yang Aman

Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif

- Pengobatan ARV;
Perempuan Post Partum
- - Pengobatan Infeksi
Dukungan Psikologis, Oportunistik;
HIV Positif Sosial & Perawatan - Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
(3.1) Layanan kesehatan ibu & anak yg
komprehensif

 Sejalan dg kebijakan umum KIA melipui ANC,


pasca persalinan, kesehatan anak
 Pintu masuk upaya PMTCT
 Pemberian informasi pada ibu & pasangan 
sadar utk konseling & tes sukarela
 Diintegrasikan dg paket layanan antenatal di
puskesmas pada daerah dg tingkat prevalensi
HIV yang tinggi
(3.2) Layanan konseling & tes HIV
sukarela untuk ibu hamil

 Mengikuti Pedoman Nasional VCT


(voluntary conseling ang testing) di
Indonesia
 Dapat dilakukan di KIA,di RS, atau
Puskesmas
 Pemeriksaan darah di RS/Puskesmas/BLK
(3.3) Pemberian ARV selama kehamilan, persalinan
& setelah melahirkan
 Protokol pemberian ARV (anti retroviral)
mengikuti Pedoman Nasional Pengobatan
ARV di Indonesia( pem CD4/Limfosit)
 Utk PMTCT (prevention of mother to child
HIV transmission) semua ibu hamil diberi
ARV pencegahan tanpa melihat CD4/
Limfosit
 Pemberian ARV melalui jalur RS Rujukan
ODHA yang telah ditentukan Pemerintah
(3.4) Konseling & pemberian
makanan bayi
 Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui ASI, ibu
HIV (+) dapat memberikan susu formula kepada
bayinya
 Pada daerah dimana pemberian susu formula tidak
memenuhi persyaratan AFASS (Affordable, Feasible,
Acceptable, Sustainable & Safe), bayi dapat diberikan
ASI eksklusif selama 4-6 bulan,
 Pilihan lain ASI melalui manual. Breast pump dan
pasteurisasi 65 der Cel selama 35 menit
 Ibu hamil HIV (+) perlu mendapat konseling
sehubungan dg keputusannya untuk menggunakan ASI
/ susu formula
(3.5) Layanan persalinan yg optimal

 Tindakan persalinan pada ibu hamil HIV


(+) operasi caesar terencana pd 38 mg
mengurangi transmisi 50-80%. Keputusan
SC terencana tergantung individual
 Hindari ketuban pecah > 4 jam
 Hindari episiotomi, forceps
 Pembersihan vagina sebelum dan selama
persalinan
Penularan HIV melalui ASI
SERING TERJADI :
 Viral Load ibu yang tinggi

 Penyakit tingkat lanjut

 Defisiensi imun

 Lama pemberian ASI

 Adanya infeksi payudara

 Adanya fissura pada puting susu

Jarang terjadi
 Ibu yang malnutrisi

 ASI dicampur dg susu formula

 Luka pada mulut bayi


ASI vs Susu Formula

Miotti, dkk: ASI meningkatkan risiko transmisi HIV


Usia 0-5 bulan 0,7%/bulan
usia 6-11 bulan 0,6%/bulan
Usia 12-17 bulan 0,3%/bulan
Leroy, dkk: risiko melalui ASI 3,2 per 100 anak-tahun
Negara maju direkomendasikan menghindari ASI ibu HIV
Negara berkembang ? Sulit dilakukan
kesulitan dana, air dan botol bersih, norma, pengetahuan
ibu <
Keadaan ibu  Odha yang menyusui risiko kematian tinggi
Pilihan Pemberian Makanan yang lebih
aman untuk bayi dari Ibu HIV +
 Pengganti ASI
 Susu formula komersial
 Formula rumah tangga (seperti susu sapi yang
diencerkan)
 ASI
 ASI Eksklusif
 Penyapihan lebih dini
 ASI dipanasi
 ASI dari wanita lain yang tidak terinfeksi HIV (masih
memerlukan data pendukung)
Source: UNICEF, UNAIDS, WHO. “HIV and Infant Feeding: A guide for health
care managers and supervisors”
IMPLEMENTASI PROGRAM
Ibu Hamil Mobilisasi Masyarakat - Pemerintah
- Tenaga Kader
- Tenaga LSM
Partisipasi
Pria
Layanan ANC untuk Ibu Hamil Penyuluhan Kesehatan - Petugas Kesh.
di Klinik ANC, Puskesmas & PMTCT di Masyarakat - Tenaga LSM
- Tenaga Kader

- Petugas Kesh.
Informasi Konseling & Tes HIV Sukarela (VCT) - Tenaga LSM
- Tenaga Kader

Tak Bersedia Dikonseling Bersedia di Konseling Konselor VCT


Pre-Test Pre-Test

Tak Bersedia Bersedia Bidan


di Test HIV di Test HIV

Pemeriksaan Laboratorium Petugas Lab.

Konseling Post -Test Konselor VCT

- Konselor VCT
Hasil Test Hasil Test - Relawan
HIV Negatif HIV Positif - Odha

Pemberian ARV - Dokter


- Relawan

Konseling Pemberian - Konselor


Makanan Bayi - Relawan

Layanan Persalinan yg Aman - Dokter


- Bidan

Dukungan Psikososial & Perawatan - Konselor


bagi Ibu HIV Positif dan Bayinya - Relawan
- Dokter
- Bidan
MOBILISASI MASYARAKAT
KEGIATAN :
 Penyuluhan pada ibu hamil & pasangannya
agar mau memeriksakan kehamilannya ke
layanan ANC
 Menyebarluaskan pesan tentang HIV/AIDS
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat &
mengurangi stigma & diskriminasi thd ODHA
 Memanfaatkan kader (Ibu PKK, tokoh
masyarakat) utk memotivasi ibu hamil
menghadiri penyuluhan kesehatan
PARTISIPASI PRIA

 Mendukung ibu hamil datang ke layanan


ANC
 Membantu ibu hamil pd saat2 penting :
ikut tes HIV, mengambil hasil tes,
menggunakan obat ARV, memilih
makanan bayi
LAYANAN ANC UNTUK IBU HAMIL

 Diintegrasikan dg paket pelayanan ANC


di seluruh jenjang sarana layanan
kesehatan
 Petugas kesehatan juga memberi
informasi tentang arti penting konseling &
tes HIV sukarela
KONSELING & TES HIV SUKARELA

 Ibu hamil dg kesadaran sendiri


menentukan sikap untuk menjalani /
tidak menjalani konseling & tes HIV
 Tidak boleh ada paksaan
 Perlu ruang khusus utk menjamin
kerahasiaan klien
 Pre tes konseling & post tes konseling
PEMBERIAN ARV
 Di bawah pengawasan dokter
 Jelaskan efek samping yg dapat terjadi
 Post partum, ARV dilanjutkan utk
meningkatkan kualitas hidup ibu
 Sebaiknya ada pendamping minum ARV,
krn tingkat kepatuhan sangat menentukan
efektivitas hasil penggunaan ARV
KONSELING PEMBERIAN
MAKANAN BAYI
 Ibu hamil dg HIV(+) perlu dikonseling agar
mampu memberi keputusan tentang makanan
yang akan diberikan pd bayinya.
 Pilihan I : susu formula selama 1 th
 Pilihan II : ASI eksklusif selama 4-6 bln bila
susu formula tidak memungkinkan & tidak
memenuhi AFASS (Acceptable, Feasible,
Affoedable, Sustainable, Safe)
 Tidak boleh memberikan ASI dicampur susu
formula
LAYANAN PERSALINAN YANG
AMAN
 Ibu hamil perlu dikonseling agar memiliki
informasi yg cukup utk memberi keputusan
sendiri tentang cara persalinan yg akan
dijalaninya
 Utk mengurangi risiko penularan HIV, ibu
dapat menjalani CS, walaupun tindakan
persalinan per vaginam dapat juga dijalani.
 Tenaga kesehatan perlu menerapkan KU
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL &
PERAWATAN

 Ibu hamil perlu terus mendapat dukungan


psikologis & sosial stl melahirkan, apalagi
ia membutuhkan ARV jangka panjang
 Perlu ada hubungan kerja yg baik antara
RS dg LSM dalam memberikan layanan
rujukan medis & psikososial

Anda mungkin juga menyukai