Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2007, persentase gangguan jiwa mencapai 11,6
persen dari sekitar 19 juta penduduk yang berusia di atas 15 tahun. Hal ini menjadikan
masalah kesehatan jiwa sebagai prioritas bagi Kementerian Kesehatan karena merupakan
tantangan yang besar dengan kompleksitas tinggi di berbagai lapisan dan aspek kehidupan.
Gangguan perilaku : Anak-anak dengan gangguan ini cenderung untuk menentang aturan
dan sering mengganggu di lingkungan terstruktur, seperti sekolah.
Gangguan makan : Gangguan makan dapat melibatkan emosi dan sikap, serta perilaku yang
tidak biasa, terkait dengan kondisi tubuh bahkan makanan.
Gangguan Afektif : Gangguan ini melibatkan perasaan sedih terus menerus bahkan
berubahnya suasana hati dengan cepat.
Skizofrenia : Ini adalah gangguan serius yang melibatkan persepsi terdistorsi dan pikiran.
Gangguan Tic : Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan aktifitas yang sama
serta berulang, gerakan tiba-tiba dan tak terkendali serta sering.
Beberapa penyakit, seperti gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan afektif, dan
skizofrenia, dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Sedangkan gangguan
perilaku dan gangguan perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan belajar dan komunikasi
dimulai pada masa kanak-kanak saja, meskipun dapat berlanjut terus sampai dewasa. Dalam
kasus yang jarang terjadi, gangguan tic dapat terjadi pada orang dewasa. Tetapi hal yang
tidak biasa bagi seorang anak memiliki lebih dari satu gangguan.
Gejala gangguan jiwa pada anak-anak bervariasi tergantung pada jenis gangguan jiwanya,
tetapi beberapa dari gejala-gejala umum termasuk :
Perubahan kinerja sekolah, seperti nilai pelajaran yang kurang dari KKM, ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah sehari-hari dan kegiatan perubahan jam tidur atau kebiasaan makan
berlebihan, keluhan penyakit di tubuh, menentang otoritas, bolos sekolah, mencuri, atau
merusak barang pribadi atau orang lain, ketakutan akan kenaikan berat badan, suasana hati,
sering disertai dengan nafsu makan yang kurang baik dan pikiran akan kematian, emosi yang
meledak-ledak, kehilangan minat pada teman-teman dan peningkatan kegiatan yang
signifikan dalam waktu tertentu, kekhawatiran yang berlebihan atau kecemasan, Hiperaktif,
mimpi buruk, ketidaktaatan atau perilaku agresif, sering marah, tantrum atau melihat hal-hal
yang tidak ada (halusinasi).
Apa Penyebab Gangguan Jiwa?
Penyebab pasti dari gangguan jiwa belum diketahui dengan pasti, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa adanya faktor yang komples, termasuk faktor keturunan, biologi, trauma
psikologis, dan stres lingkungan mungkin juga berpengaruh.
Keturunan (genetika) : Gangguan jiwa yang ada dalam keluarga, kecenderungannya lebih
mungkin dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Biologi : Beberapa gangguan jiwa telah dikaitkan dengan bahan kimia khusus di otak yang
disebut neurotransmitter. Neurotransmitter membantu sel-sel saraf dalam otak terkoneksi satu
sama lain. Jika bahan kimia ini tidak seimbang atau tidak bekerja dengan benar, pesan tidak
sampai melalui otak dengan benar, menyebabkan gejala selain hambatan atau cedera pada
daerah-daerah tertentu dari otak juga telah dikaitkan dengan beberapa gangguan jiwa.
Trauma psikologis : Beberapa gangguan jiwa dapat dipicu oleh trauma psikologis, seperti
pelecehan fisik atau seksual serta kehilangan kasih sayang orang tua.
Stres lingkungan : stres atau trauma bisa memicu gangguan jiwa pada anak .
Seperti dengan orang dewasa, gangguan jiwa pada anak-anak yang didiagnosis berdasarkan
tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan tertentu. Banyak perilaku yang dipandang
sebagai gejala dari gangguan jiwa, seperti rasa malu, kecemasan (kegelisahan), kebiasaan
makan yang tidak biasa, dan amarah, dapat terjadi sebagai bagian normal dari perkembangan
anak. Perilaku atau gejala tersebut ketika terjadi sangat sering, bertahan lama, terjadi pada
sepanjang usia anak akan menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap anak.
Jika gejala yang hadir, dokter akan memulai evaluasi dengan melakukan riwayat medis
lengkap dan pemeriksaan fisik. Meskipun ada tes laboratorium secara khusus tetapi tidak
untuk mendiagnosa gangguan jiwa, dokter dapat menggunakan berbagai tes, seperti X-ray
dan tes darah, untuk mengobati penyakit ditubuhnya atau efek samping pengobatan sebagai
penyebab gejala.
Jika tidak ada penyakit ditubuhnya, anak dapat dirujuk ke psikiater anak dan remaja atau
psikolog, profesional kesehatan jiwa yang khusus dilatih untuk mendiagnosa dan mengobati
gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja. Psikiater dan psikolog menggunakan wawancara
yang dirancang khusus dan alat penilaian untuk mengevaluasi seorang anak untuk gangguan
jiwa. Dokter mendasarkan diagnosanya pada laporan gejala anak dan observasinya dari sikap
dan perilaku anak. Dibutuhkan kerjasama antara dokter, orang tua anak, guru, dan orang
dewasa lain karena anak-anak sering mengalami kesulitan menjelaskan masalah mereka atau
sulit memahami gejala mereka.
Obat : Banyak gangguan jiwa dapat diobati secara efektif dengan obat-obatan. Obat-obatan
yang sering digunakan untuk mengobati gangguan jiwa pada anak-anak termasuk
antipsikotik, antidepresan, obat anti-kecemasan, stimulan, dan obat-obatan menstabilkan
suasana hati.
Kreatif : terapi tertentu, seperti terapi seni atau terapi bermain, mungkin bermanfaat, terutama
dengan anak-anak yang mungkin memiliki kesulitan berkomunikasi dengan pikiran dan
perasaan mereka.
Ketika diobati dengan tepat dan sedini mungkin, banyak anak-anak dapat sepenuhnya pulih
dari gangguan jiwa mereka atau berhasil mengontrol gejala mereka. Sementara beberapa anak
sampai mereka dewasa tetap mengalami gangguan jiwa yang semakin kronis atau berat tetapi
banyak orang yang memiliki gangguan jiwa dapat hidup normal dan produktif.
Hal ini sangat penting untuk mencari pengobatan untuk anak Anda jika mereka
menampakkan gejala ganguan jiwa. Tanpa pengobatan, gangguan jiwa dapat berlanjut sampai
dewasa dan menyebabkan masalah dalam semua bidang kehidupan seseorang. Orang dengan
gangguan jiwa yang tidak diobati beresiko tinggi untuk banyak menghadapi masalah,
termasuk penyalahgunaan alkohol atau narkoba, dan perilaku kekerasan atau menyakiti diri
sendiri, bahkan bunuh diri.
Penelitian Apa yang sedang dilakukan Untuk Gangguan Jiwa pada Anak?
Sampai saat ini, sebagian besar penelitian tentang gangguan jiwa lebih fokus pada gangguan
jiwa orang dewasa. Namun kini mulai fokus pada gangguan jiwa pada anak-anak. Para
peneliti melihat perkembangan anak yang normal dan yang mengalami gangguan serta
mencoba untuk memahami bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dapat
berdampak pada kesehatan jiwa. Tujuannya adalah untuk mencoba memprediksi dan
akhirnya dapat mencegah masalah perkembangan yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
Bagian penting dari penelitian ini adalah identifikasi faktor risiko dan faktor yang
meningkatkan kemungkinan seorang anak menjadi terganggu jiwanya.
Kebanyakan gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor yang kompleks tidak dapat dicegah.
Namun, jika gejala sudah ada dan pengobatan dimulai lebih awal, banyak efek kurang baik
dari gangguan jiwa dapat dicegah atau paling tidak diminimalkan.