Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti
kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan
tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak
negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis
yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian
khusus. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang
bertujuan untuk melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya
pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah
sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena
dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif.
Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah
sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan
dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni,
dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah
terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung
(cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga
(vector borne infection) sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat
umum.
Dalam upaya menigkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia,
khususnya di kota-kota besar, semakin meningkat pendirian rumah sakit (RS).
Sebagai akibat kualitas efluen sampah rumah sakit tidak memenuhi syarat.
Sampah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah
sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan di
dalam sampah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus,
racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di
sekitar lingkungannya dan dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab
penyaki pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis.
Jadi limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk
pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah
terjadinya dampak negatif sampah medis tersebut terhadap masyarakat atau
lingkungan, maka perlu dilakukan pengelolaan secara khusus.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), dari sumber spesifik disebutkan bahwa limbah
dari kegiatan rumah sakit termasuk kategori limbah B3 dengan kode limbah
227.
Sementara itu Departemen Kesehatan sebagai induk organisasi
pelayanan kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204
Tahun 2004 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
mengatur penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan kesehatan termasuk pengelolaan limbah medis padat.
Dalam Keputusan menteri Kesehatan tersebut dijelaskan bahwa
limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan
logam berat.
Sampai saat ini alternatif terbaik teknologi pengolahan limbah medis
padat (infeksius) adalah insinerator, namun demikian hingga saat ini hanya
sekitar 49 % rumah sakit yang memiliki insenerator dengan sebagian besar
temperatur pembakaran masih kurang dari 800⁰C. Menurut WHO (tahun
2000) insinerator dengan temperatur pembakaran kurang dari 800⁰C dapat
menimbulkan produksi dioksin, furan dan polutan toksik lainnya. Oleh karena
itu diperlukan penyusunan pedoman kriteria teknologi pengelolaan limbah
medis ramah lingkungan yang dapat mencakup prinsip teknologi ramah
lingkungan yang diantaranya taat terhadap peraturan, efisien (energi, air dan
bahan), aman untuk kesehatan. Ruang lingkup pedoman harus dapat memuat
subtansi kriteria insenerator yang ramah lingkungan, kriteria pemilihan
insenerator sesuai dengan limbah yang akan dibakar, pengoperasian
insenerator yang mencakup tahap pra pembakaran, pembakaran dan pasca
pembakaran serta contoh aplikasi teknologi insenerator yang tersedia di
lapangan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatannya
berupa pelayanan medis. Pelayanan rumah sakit pada hakekatnya merupakan
sistem proses yang aktivitasnya saling tergantung satu dengan lainnya. Unsur-
unsur yang saling berinteraksi dalam mendukung terciptanya pelayanan prima adalah
sumber daya manusia (medis, paramedis dan non medis), sarana dan prasarana,
peralatan, obat-obatan, bahan pendukung dan lingkungan.
Lingkungan rumah sakit meliputi lingkungan dalam gedung (indoor) dan
luar gedung (outdoor) yang dibatasi oleh pagar lingkungan. Lingkungan indoor
yang harus diperhatikan adalah udara, lantai, dinding, langit-langit, peralatan
termasuk mebel air, serta obyek lain yang mempengaruhi kualitas lingkungan
seperti air, makanan, air limbah, serangga dan binatang pengganggu, sampah dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan outdoor meliputi selasar, taman, halaman, parkir
terutama terhadap kebersihan dan keserasiannya.
B. Limbah Rumah Sakit
Limbah (waste) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak digunakan, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Sedangkan FKM-UI mendefinisikan limbah/sampah ialah
benda bahan padat yang terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang
tidak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan cara saniter kecuali buangan dari
tubuh manusia (Kusnoputranto, 1986).
Menurut Arifin (2008), limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Menurut
Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004, limbah rumah sakit yaitu semua limbah
yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun dan
radoiaktivitas. Menurut Depkes RI (1997) keterpaparan air limbah dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Keterpaparan kimiawi: hasil pembuangan limbah kimiawi dimanfaatkan oleh
mikroba yang terdapat di lingkungan air sebagai makanannya, selain itu limbah
kimiawi di dalam air membentuk suspensi sebagai koloid atau partikel. Bahan
organik dan garam anorganik masuk kedalam air secara domestik atau
industrial umumnya memberikan kontribusi terhadap pencemaran air.
Pemeriksaan air secara kimiawi digunakan test BOD, COD, TSS dan pH. Jika
sekitar 5 (lima) hari limbah kimiawi menjadi karbon dioksida, secara
konvensional bahan organik mengalami dekomposisi yang menstabilisasi
polutan organik dalam lingkungan alamiahnya. Biological Oxygen Demmand
adalah ukuran penggunaan oksigen oleh mikroorganisme.
2. Keterpaparan Fisik: keterpaparan fisik air dapat dilihat dari bau, warna dari air
limbah keabu-abuan dan mengandung kerosin.
3. Keterpaparan Biologi: limbah berbahaya secara biologis jika terdapatnya
mikroorganisme patogen yang endemik yang memberi dampak pada kesehatan
masyarakat.
C. Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya.Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat
dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan
kompleks. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat
maupun cair.
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan,
gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau
pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya
atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Bentuk
limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di
dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan
cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radio aktif. Limbah benda tajam mempunyai potensi bahaya tambahan yang dapat
menyebabkan infeksi atau cidera karena mengandung bahan kimia beracun atau
radio aktif. Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar bila benda tajam
tadi digunakan untuk pengobatan pasien infeksi atau penyakit infeksi.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif)
b. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
3. Limbah jaringan tubuh
a. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
a. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan
atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat
yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan
dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis.
Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;
sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-
lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu
baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-
macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik
dll).
Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat
patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-
bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan
dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik,
dan lainlain.
Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan/limbah rumah sakit
seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah
sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai
Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Managemen System) dan
diadopsi Internasional Organization for Standar (ISO) sebagai salah satu
sertifikasi internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan nomor seri ISO
14001 perlu diterapkan di dalam Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.
http://awah-arsipku.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-limbah-rumah-
sakit.html
http://segores-info.blogspot.com/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-
sakit.html