Disusun oleh:
Ikhsan Irkhamudin (P1337433118073)
Kurnia Hana Tiarasari (P1337433118074)
Shafly Wafiqi (P1337433118075)
Annisa Putri Irananda (P1337433118076)
Nadya Arinda Seviana (P1337433118077)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………
A. LATAR BELAKANG……………………………………..
B. TUJUAN…………………………………………………..
C. MANFAAT………………………………………………..
D. METODE………………………………………………….
BAB III
A. PEMBAHASAN SUMBER LIMBAH CAIR RS BETHESDA
B. PEMBAHASAN CARA PENANGGULANGAN LIMBAH CAIR RS
BETHESDA
C. PEMBAHASAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………….
B. SARAN………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..
LAMPIRAN………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, sebagai penunjang kesejahteraan
masyarakat banyak, rumah sakit menjadi salah satu tempat dalam mendukung
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu upaya
peningkatan kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter
yang juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium,
farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi
masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga
memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa
pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak
dikelola dengan baik.
Dalam pengolahan limbah Rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah
organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan beracun
berbahaya (B3).Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10 sampai 15 persen di
antaranya merupakan limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain
mercuri (Hg).Sekitar 40 % lainnya adalah limbah organik yang berasal dari sisa
makan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun dapur gizi.Sisanya merupakan
limbah anorganik dalam bentuk botol bekas infus dan plastik.
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber
pencemaran air yang sangat potensial.Hal ini disebabkan karena air limbah rumah
sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-
senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang
dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003).Pengelolaan limbah RS yang tidak baik
akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke
pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada
masyarakat pengunjung RS. Tentu saja RS sebagai institusi yang sosioekonomis
karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas
dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan. Untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan awak RS maupun orang lain yang berada di lingkungan RS
dan sekitarnya, Pemerintah (Depkes) telah menyiapkan perangkat lunak berupa
peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan
kesehatan di lingkungan RS, termasuk pengelolaan limbah RS.
Pada tahun 1999, WHO melaporkan di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja
kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah
medis1.Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak
hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan.
Namun, berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen
P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah
sakit yang ada, yang memiliki insinerator baru 49% dan yang memiliki Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah
cair yang telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52% .
Hasil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan
pengelolaan limbah cairnya. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat
dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat
baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada
lingkungan sekitar. Oleh karena pentingnya pengelolaan limbah cair rumah sakit maka
disusun makalah ini yang akan membahas mengenai pengolahan limbah Rumah Sakit,
meliputi antara lain klasifikasi limbah rumah sakit, sumber-sumbernya, serta metode-
metode pengolahan limbah tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kunjungan lapangan ini adalah, antara lain:
1. Mengetahui pengertian limbah cair rumah sakit.
2. Mengetahui sumber sumber limbah cair rumah sakit.
3. Mengetahui cara penanganan limbah cair rumah sakit.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari limbah cair rumah sakit.
C. Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas, manfaat dari pembuatan makalah
laporan kunjungan lapangan ini yaitu menambah pengetahuan tentang instalasi
pengolahan air limbah, dapat mengetahui tentang bagaimana penanganan limbah di
rumah sakit, mengetahui sumber sumber limbah rumah sakit, serta mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah sakit.
D. Metode
Data yang diperoleh dikumpulkan dengan metode :
1. Metode interview/ wawancara
2. Metode observasi
3. Metode dokumentasi/documenter
BAB II
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
Limbah dari RS
Penyaringan bak penampung 1 bak penampung 2 bak ekualisasi
Lumpur dikembalikan
untuk kerja lagi
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan kunjungan makalah ini adalah :
1. Sumber limbah cair di RS Bethesda bersumber dari limbah dapur, limbah,
laundry dan limbah umum.
2. Proses pengolahan limbah cair di RS Bethesda menggunakan metode lumpur
aktif atau exctended aeration.
3. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif merupakan salah satu
metode yang bagus untuk pengolahan air limbah di rumah sakit.
4. Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan air limbah yaitu
menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan dengan dosis yang tepat,
yaitu super flokulan, digliser greastrap dan kaporit.
5. Air limbah yang telah diproses tidak hanya dengan cuma-Cuma dibuang ke
parit atau sungai, namun bisa juga digunakan untuk hal yang bermanfaat
lainnya seperti untuk proses flashing atau pengglontor closet.
B. Saran
1. Sebaiknya instalasi pengolahan air limbahnya dibuat tertutup supaya baunya
tidak menyebar kemana mana.
2. Setiap rumah sakit seharusnya memiliki IPAL yang memadai mengelola air
limbah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34594015/Makalah_IPAL_Instalasi_Pengolahan_Air_Limba
h_
http://mfebrianadhip.blogspot.com/2015/11/pengolahan-limbah-cair-rumah-sakit.html
LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN LAPANGAN