Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


DI TEMPAT – TEMPAT UMUM
Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu:
Dr. Marsum., BE., S.Pd., MHP

Oleh:
Nadya Arinda Seviana
P1337433118077

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004)


adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dann didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Sedangkan menurut WHO promosi kesehatan adalah suatu proses yang
bertujuan untuk memungkinkan individu untuk meningkatkan kontrol terhadap
kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri (self empowerment).

Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena


kurangtersedianya air bersih dan jamban, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air
limbah, kepadatan vektor berupa lalAt dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan
pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak sehat dapat
menimbulkan berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas sumber
daya manusia.

Penyakit yang banyak terjadi di tempat-tempat umum antara lain: diare,


demam berdarah, keputihan, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-penyakit
lain akibat terpapar asap rokok, seperti: penyakit paru-paru, jantung dan kanker.

Terjadinya penyakit-penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk dan


perilaku hidup yang tidak sehat seperti tidak menggunakan air bersih, membuang
sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok di tempat
umum. Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit setiap individu, kelompok, dan masyarakat tempat-tempat umum
diharapkan dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, strategi promosi kesehatan apa yang tepat atau
sesuai untuk melakukan promosi kesehatan di tempat – tempat umum.
C. TUJUAN

Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi keehatan di tempat – tempat umum


yang sesuai untuk masyarakat.

D. SASARAN
- Masyarakat pengunjung/pembeli
- Pedagang
- Petugas kebersihan, keamanan pasar
- Konsumen
- Pengelola (pramusaji)
- Jamaah
- Pemelihara/pengelola tempat ibadah
- Remaja tempat ibadah
- Penumpang
- Awak angkutan umum
- Pengelola angkutan umum

E. MANFAAT

Bagi masyarakat:
- Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit
- Masyarkat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.

Bagi tempat umum:


- Lingkungan disekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah dan sehat,
sehingga meningkatkan citra tempat umum.
- Meningkatkan pendapatan di tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya
kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

Bagi pemerintah kabupaten/kota:


- Peningkatan persentase tempat umum menunjukkan kinerja dan citra pemerintah/kota
yang baik.
- Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Strategi Promosi Kesehatan di Tempat – tempat umum

Strategi promosi kesehatan di tempat tempat umum adalah untuk mewujudkan


atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan di tempat – tempat umum secara efektif
dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut
strategi, yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatantersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan keputusan WHO pada tahun 1994, strategi promosi kesehatan dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

A) Advokasi

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi
kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut
mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam
bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi dan
sebagainya.
Kegiatan advokasi ini bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun
informal. Secara formal misalnya, penyajian ataupresentasi dan seminar tentang issu atau
usulan program yangingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan
advokasi secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan
program yang diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam bentuk
kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian dapat di
advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan
sektor yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).

B) Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan
antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat
(penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma
pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat
mau menerima dan mau berpartisipasi dalam program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu,
strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang
kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan
pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma dan sebagainya.
Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para
tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).

C) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat


langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi
kesehatan).Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan
peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
pemeliharaan kesehatan mereka, misaln ya terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos
obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan semacam ini di
masyrakat sering disebut “gerakan masyarakat” untuk kesehatan. Dari uraian tersebut
sasaran pemberdayaan masyarakatadalah masyarakat.

2. Langkah-langkah pembinaan PHBS di tempat-tempat umum

A) Analisis sistem
Penentu kebijakan/pimpinan di tempat-tempat umum melakukan pengkajian ulang
tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di tempat-tempat umum serta bagaimana
sikap dan perilaku khalayak sasaran (pengelola, karyawan, dan pengunjung) terhadap
kebijakan PHBS di tempat-tempat umum. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai
dasar membuat kebijakan.

B) Pembentukan kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di tempat-tempat


umum.
- Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di tempat-tempat umum.
- Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di tempat-tempat umum
- Meminta masukan tentang penerapan PHBS di tempat-tempat umum, antisipasi
kendala dan sekaligus alternative solusi.
- Menetapkan penanggung jawab PHBS di tempat-tempat umum dan mekanisme
pengawasannya.
- Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi pengelola, karyawan dan pengunjung.
- Pimpinan atau penanggung jawab di tempat-tempat umum membentuk kelompok
kerja penyusunan kebijakan PHBS di tempat-tempat umum.
C) Pembuatan kebijakan PHBS di tempat-tempat umum
Kelompok kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara
melaksanakannya.

D) Penyiapan infrastruktur
- Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di tempat-
tempat umum.
- Instrumen pengawasan.
- Materi sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum.
- Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat umum yang
strategis.
- Mekanisme dan saluran pesan PHBS di tempat-tempat umum.
- Pelatihan bagi pengelola PHBS di tempat-tempat umum.

E) Sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum.


- Sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum di lingkungan internal.
- Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di tempat-tempat umum.

F) Penerapan PHBS di tempat-tempat umum


- Penyampaian pesan PHBS di tempat-tempat umum kepada pengunjung seperti
melalui penyuluhan, menyebarluaskan informasi melalui media poster, stiker, papan
pengumuman, billboard, spanduk, dsb.
- Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di tempat-tempat umum seperti air bersih,
jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, dsb.
- Pelaksanaan pengawasan PHBS di tempat-tempat umum.

G) Pengawasan dan penerapan sanksi


Pengawasan penerapan PHBS di tempat-tempat umum mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan daerah setempat seperti merokok di tempat-
tempat umum, membuang sampah sembarangan.

H) Pemantauan dan evaluasi


- Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang telah
dilaksanakan.
- Minta pendapat pokja PHBS di tempat-tempat umum dan lakukan kajian terhadap
masalah yang ditemukan.
- Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Strategi promosi kesehatan tempat – tempat umum adalah untuk mewujudkan


atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan pada tempat – tempat umum secara
efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut
strategi, yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatantersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan dalam
peningkatan kesmas, sbb:

1. Masalah kesehatan sangat komplek sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif


tidak hanya sektor kesehatan saja. Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor
biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai faktor sosial, ekonomi,
politik ditingkat makro secara menyeluruh.
2. Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah
kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial
determinan tersebut.
3. Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu
mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis yg lebih besar di
masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yg menguntungkan
bagi tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.

2. Saran

Dalam pembuatannya, makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekeliruan
namun diharapkan Bapak/Ibu yang membaca dapat memahami isi dari makalah ini
khususnya untuk para tenaga kesehatan lingkungan. Juga diharapkan pemerintah mampu
mengupayakan strategi promosi kesehatan tempat – tempat umum yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai